Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum wr.wb.

Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas perkenan-Nya maka
Pedoman Bidang Keperawatan dan Kebidanan dapat diselesaikan. Pedoman ini disusun sebagai acuan
pelaksanaan program-program bidang keperawatan.
Tujuan utama pedoman ini agar dapat menjadi acuan bagi petugas rumah sakit dalam
pelayanan keperawatan yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan serta harapan masyarakat
penggunajasa RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penyusun dan
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan pedoman ini, kami menyadari bahwa
pedoman tidak luput dari kekurangan, namun upaya penyempurnaan akan terus dilaksanakan dan
saran dari pembaca dan pengguna pedoman ini akan sangat kami perhatikan guna penyempurnaan
pedoman ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Penyusun
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN
Nomor: 203/Perdir/IV.6.AU/2018

TENTANG

PEDOMAN BIDANG KEPERAWATAN


RSU PKU MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan dan memepertahankan
kesehatan masyarakat, pelayanan keperawatan merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
langsung pada masyarakat secara berkesinambungan.
b. Bahwa Bidang Keperawatan di RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun sebagai pengelola profesi keperawatan perlu
pedoman pelayanan dan pengorganisasian yang jelas dan
terarah;
c. Bahwa perlu ditetapkan Pedoman Bidang Keperawatan melalui
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Kutowinangun.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK
02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat;
5. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
6. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah;
7. Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor:
01/PED/I.0/B/2011 tentang Amal Usaha Kesehatan
Muhammadiyah;
8. Surat Keputusan Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Kutowinangun Nomor 054/KEP/IV.0/D/2015 tanggal 02
November 2015 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Kutowinangun.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN TENTANG
PEDOMAN BIDANG KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
Pertama :
UMUM PKU MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN.
Kedua :
Pedoman bidang keperawatan di maksud pertama sebagaimana
Ketiga : terlampir dalam lampiran keputusan ini;

Pedoman bidang keperawatan digunakan sebagai acuan dalam


pelaksanaan pelayanan keperawatan di RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun;
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Kutowinangun
Pada tanggal : 01 Januari 2018 M
13 Rabiul Akhir 1439 H

Direktur

dr. Rheni Haryanti


NBM : 1.206.498
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan
kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri maupun kolaborasi,
untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan kecacatan, perawatan
pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang optimal bagi
individu, kelompok dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
rumah sakit, yang memberikan pelayanan langsung pada masyarakat pelanggan rumah
sakit / customer secara terus menerus dan berkesinambungan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta  tuntunan dan
harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka pelayanan
keperawatan harus senantiasa dinamis dan  selalu memperbaiki diri dari waktu ke
waktu, untuk memberikan  kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa.
Bidang keperawatan sebagai organisasi struktural profesi keperawatan di RSU
PKU Muhammadiyah Kutowinangun, berusaha menyediakan dan meningkatkan  sistem
yang kondusif bagi terlaksananya pelayanan keperawatan yang berkualitas. Hal tersebut
membutuhkan pengelolaan  yang profesional, dengan dukungan data dan pengetahuan
keperawatan yang up to date.
Oleh karena itu, Bidang keperawatan RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun
sebagai pengelola profesi keperawatan, bertanggungjawab terhadap terciptanya
pelayanan yang berkualitas dengan terus menerus meningkatkan SDM Keperawatan
yang profesional.
Untuk mendukung operasional kerja, bidang keperawatan menyusun Pedoman
Pelayanan Keperawatan sebagai acuan yang jelas baik secara konsep maupun teknis
pelaksanaan program-program bidang keperawatan, sehingga diharapkan dapat
mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan mampu memenuhi
kebutuhan serta harapan masyarakat pengguna jasa RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan dan kebidanan komprehensif dan
profesional berdasarkan standart dan etik profesi dengan mengutamakan
keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Tujuan khusus bidang keperawatan
 Terselenggaranya pelayanan keperawatan dan kebidanan yang berkualitas
dan berkesinambungan sesuai SAK dan SPO yang berlaku dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
 Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian infeksi
b. Tujuan Khusus unit keperawatan
1) Tujuan IGD
Terlaksananya pelayanan keperawatan  dengan memperhatikan respon time
untuk menurunkan angka kematian, angka kesakitan serta angka kecatatan
pada kondisi gawat darurat
2) Tujuan Ruang Operasi
Terlaksananya pelayanan  keperawatan aman dan nyaman serta menghindari
komplikasi baik pre operasi, intra operasi dan pasca operasi.
3) Tujuan Ruang Intensif
Terlaksananya pelayanan keperawatan  pada pasien kritis sesuai SAK dan
SPO dengan ketrampilan penguasaan  alat khusus untuk menurunkan angka
kematian dan kecacatan.
4) Tujuan Ruang Perawatan Umum
Terlaksananya pelayanan keperawatan komprehensif kepada pasien penyakit
dalam, bedah, saraf, ortopedi, mata dan lain-lain pada pasien dewasa sesuai
SAK dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien.
5) Tujuan Ruang Bersalin
Terlaksananya pelayanan keperawatan dan kebidanan dengan
kegawatdaruratan maternal neonatal secara cepat, tepat dan aman untuk
menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan kecacatan pada ibu dan
bayi.
6) Tujuan Ruang Kebidanan
Terlaksananya pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan
SAK dan SPO dengan mengutamakan keselamatan  pasien pre, intra dan
post partum dan pasien obstretri ginekologi

C. STRATEGI
1. Mengatur, memantau dan mengawasi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan
dan kebidanan di seluruh ruang perawatan.
2. Berkoordinasi dengan bagian  SDM untuk pemenuhan kebutuhan tenaga perawat
dan bidan di seluruh ruang perawatan.
3. Memperkirakan tuntutan kebutuhan pelayanan keperawatan dan mengusulkan
kebijakan dan prosedur untuk menjaga stabilitas kemampuan staf.
4. Menerapkan falsafah, tujuan, standar asuhan keperawatan dan kebidanan dan
standar operasional prosedur dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan yang
mengacu pada Visi RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun.
5. Menetapkan dan mengoptimalkan fasilitas dan perlengkapan alat-alat yang
mendukung  pelayanan keperawatan di seluruh ruang perawatan.
6. Mengembangkan sistem dan prosedur pencatatan dan pelaporan dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.
7. Mengembangkan metode kerja bagi tenaga keperawatan sehingga dapat bekerja
sama dengan staf lain.
8. Menyusun perencanaan pelayanan keperawatan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab bidang keperawatan.
9. Membimbing, membina, mengawasi dan mengevaluasi sikap, pengetahuan dan
keterampilan  seluruh perawat di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun.
10. Melaksanakan program orientasi, mobilisasi dan  rotasi/ mutasi seluruh perawat di
RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun.
11. Melaksanakan program pengembangan dan pendidikan yang berkesinambungan
bagi tenaga keperawatan baik secara formal maupun non formal

D. RUANG LINGKUP
Pelayanan Keperawatan di seluruh Rumah Sakit yang terdiri dari :
1. Pelayanan Instalasi Rawat jalan
2. Pelayanan Instalasi Rawat Inap
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
4. Pelayanan Instalasi Kamar Operasi
5. Pelayanan Instalasi HCU
6. Pelayanan Kebidanan

E. BATASAN OPERASIONAL
1. Informasi bidang keperawatan adalah pelayanan keperawatan yang tersedia di
Rumah Sakit.
2. Mutu dan etika merupakan bagian dari bidang keperawatan yang
mengembangkan mutu serta etika perawat
3. Sarana dan prasarana keperawatan merupakan bagian dari keperawatan yang
menyediakan peralatan untuk menunjang mutu pelayanan keperawatan
4. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
5. Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman.

F. LANDASAN HUKUM
Bidang Keperawatan disuatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang harus
terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009
Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
9. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
11. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001
12. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001
13. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
16. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
17. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
18. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.
19. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
20. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan 1991
21. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D
Departemen Kesehatan 1991.
22. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan Dan Perawat
Di RS, Departemen Kesehatan – IDAI 2004.
23. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B (non
pendidikan), C dan D, Departemen Kesehatan 2006.
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM KEPERAWATAN


Kualifikasi SDM Keperawatan adalah sebagai berikut :
Kualifikasi
Jml
No Nama Jabatan Pendidikan Masa Pendidikan non formal Persyaratan tambahan Tersedia Ket
Kebutuhan
Formal kerja /sertifikasi
1 Manager D3 / S1 3-5 th 1. Managemen bidang 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Keperawatan Keperawatan keperawatan 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
2. Managemen mutu Kep standar
3. Managemen SDM Kep
4. Assesor Keperawatan
5. TOT
6. Problem solving decision
making
2. Kepala D3 / S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat IGD Keperawatan 2. PPGD/BTCLS 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
dan Poliklinik 3. BHD standar
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana
dan evakuasi
7. Costumer service
3. Kepala D3 / S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Perawatan 3. PPI standar
Umum 4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana
dan evakuasi
6. Costumer service
4. Kepala Bidan D3/D4 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Ruang Bersalin Kebidanan 2. Resusitasi neonates 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
dan Perawatan 3. PONEK standar
Kebidanan 4. BHD
5. PPI
6. Pasien Safety
7. Penanganan Bencana
dan evakuasi
8. Costumer service
5. Kepala D3 / S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat HCU Keperawatan 2. Dasar Intensif 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
3. BHD standar
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana
dan evakuasi
7. Costumer service
6. Kepala D3 / S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 0 Belum
Perawat Ruang Keperawatan 2. Dasar Bedah 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Operasi 3. BHD standar
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana
dan evakuasi
7. Costumer service
7. Perawat IGD S1/D3 - 1. PPGD/BTCLS 1. Mampu bekerja dalam 13 9 Belum
dan Poliklinik Keperawatan 2. BHD Tim sesuai
3. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana
dan evakuasi
6. Costumer service
8. Perawat S1/D3 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 13 11 Belum
Perawatan Keperawatan 2. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Umum 3. Pasien Safety standar
4. Penanganan Bencana
dan evakuasi
5. Costumer service
9. Perawat/Bidan D3/D4 - 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam 9 8 Belum
Ruang Bersalin Keperawatan/ 2. PONEK/APN Tim sesuai
dan Perawatan Kebidanan 3. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani standar
Kebidanan 4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana
dan evakuasi
7. Costumer service
10. Perawat HCU D3/S1 - 1. Dasar Intensif 1. Mampu bekerja dalam Tim 9 6 Belum
Keperawatan 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana
dan evakuasi
6. Costumer service
11. Perawat Ruang D3/S1 - 1. Dasar Bedah 1. Mampu bekerja dalam 13 3 Belum
Operasi Keperawatan 2. BHD Tim sesuai
3. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana
dan evakuasi
6. Costumer service
B. KEBIJAKAN KEWENANGAN STAF DAN PIMPINAN
Apabila pejabat struktural berhalangan hadir maka secara hirarki kewenangannya
dapat didelegasikan kepada pejabat struktural lainnya yang ada di lingkungan Bidang
Keperawatan dengan uraian sebagai berikut :
1.    Apabila Manager Keperawatan berhalangan melaksanakan tugas, maka tugas dan
pekerjaannya didelegasikan kepada salah satu Kepala Unit dibawahnya.
2. Apabila Kepala Unit berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaanya diserahkan
kepada Ketua Tim sedangkan untuk pengambilan keputusan kebijakan diserahkan
kepada pejabat struktural diatasnya sesuai dengan kewenangannya.
3. Apabila pelaksana berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaanya diserahkan
kepada pelaksana lainya dengan tingkat kemampuan atau kompetensi yang sama.

C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
No Unit D3 Kep/ S 1 Ns Jml
D3 Keb
1 Keperawatan 1 0 1
2 IGD 9 2 11
3 IRNA 8 1 9
4 HCU 6 0 6
5 Kebidanan 8 0 8
Jml 32 3 35

D. PENGATURAN JAGA
1. Pengelola Keperawatan
Pengelola keperawatan yang non shift bekerja dari 07.30 s/d 14.30 WIB
2. Pelaksana Fungsional
Pelaksana fungsional dibagi menjadi 3 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari ukul 07.30 s/d 14.30 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 14.30 s/d 20.30 WIB
 Shift malam bekerja dari pukul 20.30 s/d 07.30 WIB
Di Poliklinik pengaturan jaga dibagi menjadi 3 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari pukul 07.30 s/d 14.30 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 14.30 s/d 20.30 WIB
 Shift tengah bekerja dari pukul 10.00 s/d 17.00 WIB
BAB III
STANDART FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

Meja Meja Lemari

Meja Meja

Lemari

B. STANDART FASILITAS
1. Sarana Fisik
Ruang bidang keperawatan terletak di area lantai 2.
Ruang bidang keperawatan jadi satu dengan ruang manajer, mempunyai sirkulasi
udara yang baik. Luas ruangan cukup untuk melakukan aktifitas dan menyimpan
perlengkapan.
Ruangan dibidang keperawatan dapat dibagi menjadi :
a. Area Kerja
Area ini dilengkapi dengan meja dan kursi serta computer sesuai jumlah
tenaga di ruang Manajer
b. Area penyimpanan File
Area ini terletak bagian sudut ruangan. Tempat penyimpanan file ini berupa
almari yang berisi file dokumen keperawatan.
2. Peralatan dan Perlengkapan Ruang Bidang Keperawatan
No Nama Peralatan Jumlah Kondisi Keterangan
Area Kerja
1 Meja kerja 4 Baik
2 Kursi 8 Baik
3 Komputer 2 unit Baik
4 Printer 1 Baik
5 Dispenser 1 Baik
Area Penyimpanan File
1 Rak Peyimpanan File 2 Baik

Sedangkan untuk mendukung pelayanan keperawatan di seluruh ruang perawatan


RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun penyediaan fasilitas dan sarana
disesuaikan dengan kapasitas operasional tempat tidur, beban tugas dan fungsi 
serta kemampuan RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun sebagai bahan
acuan di ruang perawatan, bidang perawatan menyusun pedoman logistik
keperawatan yang disusun berdasarkan jenis peralatan,  jumlah operasional TT,
BOR, ratio kebutuhan, spek dan jumlah yang dibutuhkan.

Fasilitas yang ada di ruangan diupayakan sesuai dengan standar kebutuhan yang
dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pelayanan, antara lain :
 Ruang kepala ruangan
 Ruang Nurse Station
 Ruang Tindakan
 Ruang Spoelhock
 Ruang alat tenun

Sedangkan untuk peralatan yang mendukung operasional pelayanan keperawatan


di ruangan harus tersedia beberapa peralatan yang sesuai dengan standar
kebutuhan, diantaranya :
 Alat tenun
 Alat rumah tangga
 Alat Medis
 Alat perawatan
 Alat tulis kantor (ATK)

Untuk memenuhi  kebutuhan fasilitas dan peralatan di atas harus dilakukan


perencanaan secara periodik tiap semester atau tahunan yang menyangkut
penambahan, pergantian dan pemeliharan.

Pengelolaan peralatan di ruangan diserahkan kepada ruangan masing-masing,


dimana kepala ruangan menunjuk salah satu perawat sebagai penanggung jawab
alat yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk membantu kepala ruangan
dalam hal :
 Pengecekan alat
 Merekap frekuensi pemakaian alat
 Membuat laporan inventarisasi alat
 Membuat program pemeliharaan

Seluruh perawat mempunyai tanggung jawab terhadap keberadaan fasilitas dan


peralatan di ruangan sehingga salah satu mekanisme yang dilaksanakan adalah
serah terima alat setiap pergantian shift.

C. Kebijakan Pengoperasian Fasilitas & Peralatan


Penggunaan fasilitas dan peralatan yang ada di lingkungan Bidang Keperawatan
disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja masing-masing dan sifat dari fasilitas dan
perlatan tersebut. Untuk fasilitas dan peralatan yang sifatnya umum dapat
dipergunakan secara bersama-sama oleh seluruh staf dan pimpinan di lingkungan
Bidang Keperawatan.

Untuk fasilitas dan peralatan yang mendukung operasional pelayanan  keperawatan


berada di ruangan masing-masing dibawah tanggung jawab kepala perawat dan
penanggung jawab unit, sehingga untuk pengadaan dan pemeliharaannya dibebankan
kepada unit masing-masing.
Untuk penggunaan fasilitas dan peralatan khusus dan canggih dilakukan oleh perawat
dengan kualifikasi mempunyai sertifikat pelatihan operasional alat tersebut.

Peminjaman peralatan dan perlengkapan antar unit kerja yang ada dalam lingkup
Bidang Keperawatan harus diketahui oleh Penanggung jawab Unit Kerja yang
bersangkutan secara tertulis sedangkan untuk peminjaman yang lintas bidang dan unit
harus diketahui oleh Penanggung Jawab Unit atau orang yang diberi wewenang oleh
Penanggung Jawab Unit.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


1. Kebijakan Bidang Keperawatan
Kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau ruang lingkup yang
berhubungan dengan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat oleh
bidang keperawatan, yang meliputi :
a. Ketenagaan
1) Rekruitmen
Yang menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan rekruitmen SDM
Keperawatan adalah :
 Jumlah operasional Tempat Tidur atau jumlah kunjungan
 BOR atau beban kerja ruangan
 Tingkat ketergantungan pasien
 Spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan
ruang lingkup pelayanan di ruangan, diantaranya ruangan yang
memerlukan kualifikasi tertentu.
 Pengganti yang cuti melahirkan
 Estimasi Turn Over
 Perhitungan berdasarkan standar kebutuhan tenaga yang mengacu pada
standar perhitungan dari Depkes untuk tenaga fungsional.

Kegiatan rekruitmen dilaksanakan untuk mencukupi kebutuhan dan


pelaksanaannya berkoordinasi dengan Bagian SDI.
Kegiatan seleksi pada kegiatan rekruitmen SDM Keperawatan dilakukan
berdasarkan:
 Pendidikan
 Masa kerja
 Kompetensi
 Diklat yang pernah diikuti
Kebutuhan ruangan terhadap SDM Keperawatan dapat dipenuhi
berdasarkan kualifikasi tersebut sehingga tuntutan pekerjaan dengan
kualifikasi yang dimiliki perawat dan bidan akan sesuai.

2) Orientasi
Kegiatan orientasi dilakukan sebagai upaya untuk membantu perawat dalam
pengenalan terhadap lingkungan dan pekerjaan, melalui tahapan orientasi
umum yang dilakukan secara klasikal dan orientasi khusus dengan target
pencapaian kompetensi tertentu. Pelaksanaan kegiatan orientasi ini
dikoordinir oleh bagian SDI bekerjasama dengan SDM Keperawatan .

Rotasi / Mutasi
Pelaksanaan rotasi / mutasi berlaku bagi seluruh perawat yang ada di RSU
PKU Muhammadiyah Kutowinangun baik perawat fungsional maupun
struktural, yang bersifat sementara maupun menetap dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Mutasi sementara
Dilakukan dalam rangka kebutuhan sementara tenaga keperawatan di
unit tertentu misalnya untuk mengatasi jumlah tenaga karena ada
perawat yang cuti melahirkan atau sakit dalam waktu yang belum bisa
dipastikan.
b) Mutasi tetap
Dilakukan bagi perawat ruangan dengan masa kerja lebih dari 1 tahun,
kecuali untuk ruangan khusus seperti HCU, IGD, dan OK dilakukan
paling cepat setelah 2 tahun di ruangan tersebut.
c) Perbantuan
Pelaksanaan perbantuan dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga
di satu ruangan pada saat-saat tertentu apabila terjadi pelonjakan pasien
atau ada perawat yang tidak bisa berdinas karena sesuatu hal.

4) Promosi
Salah satu upaya untuk pengembangan perawat di RSU PKU
Muhammadiyah Kutowinangun adalah melalui pengkaderan, seleksi dan
pendampingan untuk promosi baik melaui jenjang fungsional maupun
structural.

5) Ketentuan Cuti Tahunan


Ketentuan cuti bagi perawat mengacu pada pedoman karyawan secara
keseluruhan. Adapun untuk pengaturannya dilakukan oleh atasan langsung
berdasarkan kondisi ketenagaan.

6) Pendidikan dan Pelatihan


Pendidikan dan pelatihan bagi perawat dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan kualitas SDM keperawatan. Pendidikan formal keperawatan
dilaksanakan secara bertahap dan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan, serta mengacu pada rencana program jangka panjang dan
program tahunan. Sedangkan pelaksanaan pendidikan non formal
dilaksanakan secara in house trainning dan out trainning.

B.    STANDART PROSEDUR OPERASIONAL


Untuk menunjang pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di ruangan, Bidang
Keperawatan menetapkan beberapa standar, yaitu :
1. Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan
Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat sebagai pedoman untuk
pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan, yang mengacu kepada
pedoman penyusunan Standart Asuhan Keperawatan berdasarkan NANDA
(American Nursing Diagnosis Asociation), NOC (Nursing Outcome Clasification)
dan NIC (Nursing Intervention Clasification).

2. Standar Prosedur Operasional Keperawatan


Standar Prosedur Operasional Keperawatan terdiri dari :

a. SPO Manajerial, yang berkaitan dengan sistem dan lingkup kerja di bidang
keperawatan, diantaranya SPO rekruitmen, SPO orientasi, SPO rotasi mutasi,
SPO seleksi pendidikan, dll.
b. SPO Pelayanan Keperawatan dibuat sebagai pedoman bagi perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan (SPO terlampir)
c. SPO umum yang berkaitan dengan lintas unit, untuk menunjang pelaksanaan
pelayanan keperawatan

3. Standar Etika Profesi Keperawatan


Standar etika profesi keperawatan dibuat sebagai pedoman untuk mengatur perilaku
perawat dari sudut nilai moral dalam memberikan asuhan keperawatan dan
kebidanan di Rumah Sakit.

4. Standar Logistik Keperawatan


Untuk menunjang pelakasanaan asuhan keperawatan dan kebidanan di RSU PKU
Muhammadiyah Kutowinangun bidang keperawatan membuat standar logistik yang
meliputi standar alat tenun, standar alat rumah tangga dan standar alat habis pakai.
a. Perencanaan
Perencanaan pemenuhan logistik keperawatan di ruangan dibuat berdasarkan
ketentuan sebagai berikut :
1) Spesifikasi ruangan
2) Perkembangan dan pertumbuhan pelayanan rumah sakit dan penambahan
jumlah tempat tidur.
3) Pergantian alat atau barang yang rusak, hilang dan penghapusan karena
perkembangan teknologi.
b. Klasifikasi logistik keperawatan di ruangan terdiri dari :
1) Golongan barang habis pakai
2) Alat tenun, hal ini berkaitan dengan pengelolaan alat tenun yang dilakuakn
oleh tenaga keperawatan.
3) Alat kesehatan
Alat kesehatan yang habis pakai disediakan di instalasi farmasi atas
permintaan ruangan dan pemenuhannya disesuaikan dengan kebutuhan
pasien di ruangan. Untuk pengelolaan alat kesehatan dilakukan oleh tenaga
keperawatan.
4) Pengadaan
Pengadaan alat / barang logistik yang menunjang terhadap pelayanan
keperawatan, pemenuhan kebutuhannya dikoordinir oleh Bagian Logistik
Rumah Sakit berdasarkan pengajuan dari ruangan dengan alur dan prosedur
yang telah ditetapkan.
5) Pemeliharaan
Pemeliharaan alat / barang logistik yang menunjang pelayanan keperawatan
dilakukan oleh ruangan yang meliputi : cara penyimpanan, perawatan /
kebersihan dan perbaikan , sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
6) Penyaluran
Penyaluran / pendistribusian barang logistik yang menunjang pelayanan
keperawatan yang harus dilakukan secara teratur dan sesuai dengan
kebutuhan serta terdokumentasikan baik di ruangan maupun di bidang
logistik.
7) Pencatatan dan Pelaporan
Dalam pengelolaan logistik di ruangan perlu adanya pencatatan dan
pelaporan inventaris secara rutin agar dapat diketahui kondisi barang / alat
tersebut serta selalu siap pakai.

Untuk mempermudah pencatatan  dan pelaporan di ruangan telah disediakan buku


catatan yang terdiri dari :
a. Buku penerimaan barang / alat
b. Buku pemeliharaan
c. Buku pemakaian / frekuensi pemakaian alat
d. Buku peminjaman
e. Buku pengeluaran ( mutasi atau penghapusan )
f. Buku operan harian

Jika diketahui terdapat kerusakan, kehilangan dan penambahan barang / alat


diruangan harus tercatat dan terlaporkan secara teratur dan dapat
dipertanggungjawabkan.

C. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN


1. Rencana Pengembangan Staf
Untuk menunjang pencapaian visi RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun 
kualitas Sumber Daya Manusia harus selalu ditingkatkan secara terus menerus dan
berkesinambungan melalui pengembangan staf dan program pendidikan formal
maupun non formal.
Program pengembangan staf keperawatan yang berhubungan dengan jenjang karir, 
di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun dilakukan berdasarkan dua jalur yaitu
jalur fungsional dan struktural. Sedangkan  Program  Pendidikan staf keperawatan
diarahkan pada peningkatan profesional berdasarkan kompetensi yang meliputi
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan.
2. Program Pendidikan dan Pelatihan
Dengan semakin berkembangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan
kesehatan terutama pelayanan keperawatan serta persaingan usaha sejenis maka
perlu adanya peningkatan kualitas SDM khususnya di lingkungan keperawatan.
Program pendidikan formal keperawatan dilaksanakan secara bertahap melalui
seleksi intern maupun ekstern, diantaranya :
a. Pendidikan S1 Keperawatan
Staff struktural Bidang Keperawatan yang belum berpendidikan S1
Keperawatan diberikan kesempatan untuk melanjutkan S1 Keperawatan hingga
kepala perawat di unit layanan keperawatan.
b. Pendidikan Pelatihan
Pendidikan non formal di lingkungan keperawatan dilaksanakan  berdasarkan
kebutuhan untuk peningkatan kompetensi melalui pelatihan  in house trainning
dan pelatihan eksternal.
3. Kebijakan Pengelolaan Pendidikan & Pelatihan Intern/Ekstern
Dalam pelaksanaan program pendidikan di lingkungan  keperawatan, Bidang
Keperawatan mengusulkan program dan mengadakan koordinasi dengan Bidang
Diklat agar dalam pelaksanaannya dapat direalisasikan sesuai dengan rencana
anggaran dan program Bidang Keperawatan.
Jenis program pendidikan dan pelatihan didasarkan atas kualifikasi kompetensi
yang harus dimiliki oleh masing-masing perawat dan bidan disesuaikan dengan
kebutuhan, dan pelaksanaannya dilakukan secara berkala berdasarkan kebutuhan di
lingkungan Keperawatan.
4. Kebijakan Orientasi  Perawat dan Bidan
Pelaksanaan orientasi secara umum diberikan kepada perawat dan bidan baru
masuk, memasuki kontrak dan menjadi karyawan tetap. Orientasi terdiri dari
orientasi kelas dan orientasi lapangan, adapun untuk perawat baru dilakukan
pembimbingan selama 3  bulan dengan target pencapaian kompetensi yang telah
ditetapkan
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan bagian Keperawatan untuk


sarana keperawatan diadakan melalui proses permintaan barang sesuai SPO bagian
logistic rumah sakit. Logistik yang diperlukan keperawatan untuk melaksanakan
kegiatan operasional adalah sebagai berikut :

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Kertas A4 dan F4 70 gr
2 Tinta Canon Original Hitam
3 Tinta Canon Original Merah
4 Tinta Canon Original Biru
5 Tinta Canon Original Kuning
6 Pulpen
7 Spidol boardmaker
8 Isi staples besar
9 Isi staples kecil
10 Lakban Hitam
11 Isolasi
12 Buku folio besar/100
13 Map
14 Laptop
15 Printer
16 Isolasi double tip
17 Couter
18 Box File
19 Penggaris
20 Tipe X
21 Gunting
22 Kertas Concort

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau idak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka upaya
pelaksanaan keselamatan pasien di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun perlu
dilakukan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun terutama di dalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan
suatu pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan keperawatan.
2. Terdapat perawat yang memahami mengenai keselamatan pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).
4. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang identitas.
5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat,
tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
6. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
 Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
 Insidens pasien jatuh.
 Insidens kejadian infus blong.
 Insidens kesalahan pemberian obat.
 Insidens kesalahan cara pemberian obat.
 Insidens kesalahan persiapan operasi.
 Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang
8. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Tenaga kesehatan yang perlu kita
perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan yang merupakan suatu institusi dengan
jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan tenaga atau
petugas kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan
psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan sarana dan prasarana menentukan
kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya
kemajuan teknologi sarana dan prasarana, maka risiko yang dihadapi petugas tenaga
kesehatan semakin meningkat.
Setiap unit harus mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan keselamatan
kerja, termasuk unit dipelayanan. Karena sebagian besar unit pelayanan ada
hubunngan keterkaitan dengan tenaga keperawatan, maka perawat di RSU PKU
Muhammadiyah Kutowinangun harus mampu mengidentifikasi kesehatan dan
keselamatan kerja.

B. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN DI UNIT PELAYANAN


1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu :
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas
kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan
spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.
c. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur
yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang
infus, dll.
d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani
pasien
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
3. Mengelola alat di ruang perawatan (dekontaminasi):
4. Menggunakan baju kerja yang bersih.
5. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
b. Flu burung. Kewaspadaan standar karyawan / petugas IGD dalam
menghadapi penderita dengan dugaan flu burung adalah :
 Cuci tangan
 Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.
 Memakai masker N95 atau minimal masker badan
 Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila
diperlukan)
 Menggunakan apron / gaun pelindung
 Menggunakan sarung tangan
 Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
6. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Upaya Peningkatan Mutu Keperawatan


Upaya untuk menjamin mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di RSU
PKU Muhammadiyah Kutowinangun  bidang keperawatan membuat Program
Pengendalian dan Peningkatan Mutu  sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan
pengendalian dan peningkatan mutu tersebut.
Perumusan dan penyusunan kebijakan pengendalian dan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi melalui masukan dari
seluruh jajaran dan staf keperawatan yang terlibat dan berdasarkan hasil  evaluasi kinerja
bidang keperawatan secara periodik yang kemudian ditindaklanjuti untuk dilaporkan
kepada Direksi.
Kegiatan dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan,
dapat dilakukan melaui :
1. Audit Keperawatan
Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena
kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan kehilangan
nyawa klien.
Langkah-langkah dalam melaksanakan audit keperawatan
a. Menentukan masalah tertentu untuk dipelajari dan diulas.
b. Menentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci
c. Mempelajari catatan keperawatan dan catatan medic
d. Para perawat mempelajari kasus yang tidak memenuhi kriteria, dianalisis,
didiskusikan kemungkinan penyebabnya.
e. Membuat rekomendasi penanganan kasus yang tidak memenuhi kriteria.
f. Membuka lagi topik yang sama di lain waktu, misalnya setelah 6 bulan
kemudian, untuk menilai dan meyakinkan bahwa kelemahan/ kekurangan yang
diidentifikasi telah diperbaiki dan tidak diulang kembali.
g. Perlu dipastikan bahwa audit keperawatan ini bukan acara pengadilan dari
kekurangan pelayanan yang ada tetapi bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Audit keperawatan paling tidak dilakukan sebulan sekali membahas tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan di RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun.

2. Ronde Keperawatan
Merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakkan oleh perawat dengan melibatkan pasien, perawat,
kepala perawat dan seluruh anggota tim.
Ronde Keperawatan minimal dilakukan 2x setahun di ruang perawatan rawat
inap/rawat jalan.

3. Survey Kepuasan Pasien.


Suatu kegiatan untuk mendapatkan masukan dari pasien atau keluarga mengenai
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan 
melalui pengisian angket oleh pasien atau keluarga pasien.

B. Monitoring dan Evaluasi Mutu Keperawatan


Monitoring terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan oleh seluruh pengelola
keperawatan termasuk kepala perawat di unit pelayanan masing-masing. Upaya
perbaikan yang berkaitan dengan mutu keperawatan akan dilakukan secara terus
menerus di unit pelayanan. Sedangkan evaluasi akan dilakukan setahun sekali oleh
Manager Keperawatan.
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan


kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri maupun
kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan kecacatan,
perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang
optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta  tuntunan
dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka
pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan  selalu memperbaiki diri dari
waktu ke waktu, untuk memberikan  kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna
jasa.
Untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan
perbaikan secara terus menerus di area pelayanan keperawatan. Dengan adanya
pedoman pelayanan akan membantu perawat/bidan di RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun dalam melakukan asuhan keperawatan menjadi lebih baik.
Masukan dan saran dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk peningkatan
kualitas yang lebih baik. Karena dengan masukan maka tim keperawatan akan
melakukan perbaikan dalam membaerikan pelayanan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai