Anda di halaman 1dari 15

BAB I

DEFINISI

A. PENGERTIAN
Pelayanan transportasi rumah sakit adalah suatu prosedur pemindahan pasien dengan
menggunakan kendaraan pelayanan medis yang memiliki fasilitas yang lengkap dan didampingi
oleh perawat atau dokter yang mampu menangani keadaan gawat darurat untuk tujuan
pemeriksaan penunjang, tindakan medis dan alih rawat ke rumah sakit lain.
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Kutowinangun sebagai salah satu pemberi jasa
pelayanan kesehatan pada masyarakat di wilayah kebumen dan sekitarnya juga memiliki
Ambulance yang digunakan sebagai sarana transportasi pasien dari dan ke luar rumah sakit
Umum PKU Muhammadiyah Kutowinangun.
Fungsi Ambulance sebagai sarana transportasi pasien di rumah sakit harus dapat menjamin
keselamatan dan kenyamanan pasien sampai ke tempat yang dituju. Untuk mencapai tujuan
tersebut di atas Ambulance harus dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
B. JENIS ALAT TRANSPORTASI
1. Ambulance Transportasi
a. Tujuan penggunaan : Pengangkutan pasien yang tidak memerlukan tindakan darurat
untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama
dalam perjalanan.
b. Persyaratan kendaraan :
1) Teknis
a) Kendaraan roda empat dengan suspensi lunak.
b) Tempat duduk bagi petugas di ruang pasien.
c) Dilengkapi sabuk pengaman.
d) Ruangan pasien cukup luas untuk 1 stretcher.
e) Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat pasien.
f) Stop kontak khusus untuk 12 volt DC di ruang pasien.
g) Lampu ruangan secukupnya.
h) Lemari obat dan peralatan.
i) Air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah.
j) Sirine satu nada.
k) Lampu rotator warna.
l) Radio komunikasi.
m)Persyaratan lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
n) Tanda pengenal Ambulance transportasi dari bahan yang memantulkan sinar.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 1


o) Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia.
2) Medis
a) Tabung oksigen dengan peralatannya.
b) Peralatan medis P3K.
c) Obat-obatan sederhana, cairan infus secukupnya.

3) Petugas
a) Satu supir dengan kualifikasi SIM A.
b) Satu perawat dengan kemampuan PPGD.

4) Tata tertib
a) Sewaktu menuju tempat pasien boleh menggunakan sirine dan lampu rotator.
b) Selama mengangkut pasien hanya boleh menggunakan lampu rotator. Semua
peraturan lalu lintas harus ditaati.
c) Kecepatan kendaraan 40 km di jalan biasa dan 80 km di jalan bebas hambatan.

2. Ambulance Gawat Darurat


a. Tujuan penggunaan : Pengangkutan pasien gawat darurat yang sudah di stabilkan ke
tempat tindakan definitif/distabilkan rumah sakit.
b. Persyaratan kendaraan :
1) Teknis
a) Kendaraan roda empat dengan suspensi lunak.
b) Tempat duduk bagi petugas di ruang pasien.
c) Dilengkapi sabuk pengaman.
d) Ruangan pasien cukup luas untuk 1 stretcher.
e) Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat pasien.
f) Stop kontak khusus untuk 12 volt DC di ruang pasien.
g) Lampu ruangan secukupnya.
h) Lemari obat dan peralatan.
i) Air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah.
j) Sirine dua nada.
k) Lampu rotator warna merah.
l) Radio komunikasi.
m)Persyaratan lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
n) Tanda pengenal Ambulance transportasi dari bahan yang memantulkan sinar.
o) Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia.
p) Peralatan resque.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 2


2) Medis
a) Tabung oksigen dengan peralatannya untuk 1 orang.
b) Peralatan medis P3K.
c) Peralatan resusitasi lengkap bagi orang dewasa dan anak/bayi.
d) Suction pump manual dan listrik 12 volt DC.
e) Peralatan EKG dan monitoring lainnya.
f) Minor sugery set.
g) Obat-obatan gawat darurat/ obat resusitasi dasar (Epinephrine, anti aritmia,
analgetik, relaksan otot, obat inotropik, dll) dan cairan infus secukupnya.

3) Petugas
a) Satu supir dengan kemampuan mengemudi.
b) Satu perawat gawat darurat.

4) Tata tertib
a) Sewaktu menuju tempat pasien boleh menggunakan sirine dan lampu rotator.
b) Selama mengangkut pasien hanya boleh menggunakan lampu rotator. Semua
peraturan lalu lintas harus ditaati.
c) Kecepatan kendaraan 40 km di jalan biasa dan 80 km di jalan bebas hambatan

3. Ambulance Jenazah
a. Tujuan penggunaan
Membawa pasien yang sudah meninggal ke rumah duka.
b. Persyaratan kendaraan:
1) Kendaraan roda empat dengan suspensi lunak.
2) Tempat duduk bagi keluarga.
3) Dilengkapi sabuk pengaman.
4) Ruangan pasien cukup luas untuk 1 stretcher.
5) Sirine dua nada.
6) Lampu rotator warna merah.
7) Radio komunikasi.
8) Persyaratan lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
9) Tanda pengenal Ambulance jenazah dari bahan yang memantulkan sinar.
10) Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 3


BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup pelayanan transportasi adalah :


1. Pasien rawat inap yang memerlukan transportasi keluar RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun dengan tujuan untuk pemeriksaan penunjang, tindakan medis atau rujukan
untuk alih rawat.
2. Masyarakat umum yang anggota keluarganya memerlukan pelayanan Ambulance untuk
tindakan medis di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun.
3. Masyarakat yang memerlukan pelayanan Ambulance untuk kegiatan sosial, antar jemput
pasien dan sebagainya.
4. Pelayanan Ambulance untuk penghantaran jenazah.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 4


BAB III
TATA LAKSANA

A. Pedoman Operasional Ambulance Gawat Darurat:


1. Secara operasional Ambulance gawat darurat di bawah tanggung jawab Unit Gawat
Darurat dan secara tehnis diatur dalam prosedur dan atau kebijakan Rumah Sakit.
Ambulance ini digunakan untuk pelayanan gawat darurat pra-hospital.
a. Syarat Pengemudi Ambulance
1) Sehat secara fisik.
2) Sehat secara mental.
3) Mempunyai kualifikasi SIM A
4) Bisa mengemudi di bawah tekanan.
5) Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang pengemudi.
6) Bersikap toleran terhadap pengemudi lain.
7) Tidak dalam pengaruh obat-obatan yang berbahaya.
8) Mempunyai surat ijin mengemudi.
9) Jika dibutuhkan kacamata dan lensa kontak harus selalu dipakai.
10) Evaluasi keadaan diri sendiri, berdasarkan respon terhadap tekanan, kelelahan,
dan rasa kantuk.

b. Aturan Ambulance Gawat Darurat.


1) Pengemudi Ambulance harus memiliki SIM A
2) Dalam keadaan emergency, pengemudi dapat digantikan oleh petugas selain dari
petugas kendaraan yang diatur dalam kebijakan rumah sakit.
3) Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi Ambulance untuk tidak mematuhi
peraturan ketika Ambulance digunakan untuk respon emergency atau untuk
transportasi pasien darurat.
4) Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut tidak
menjadikan pengemudi Ambulance kebal terhadap peraturan terutama jika
mengemudikan Ambulance dengan ceroboh atau tidak memperdulikan keselamatan
orang lain.
5) Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi menggunakan
alat-alat peringatan dengan tata cara yang diatur oleh peraturan.
6) Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi kendaraan emergency
untuk :
a) Memarkir kendaraan dimanapun.
b) Melewati lampu merah tanda berhenti

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 5


c) Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan selama tidak
membahayakan nyawa sendiri dan orang lain.
d) Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului.
e) Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur.
7) Sewaktu menuju tempat penderita boleh menggunakan sirine dan lampu rotator.
8) Pada saat mengangkut penderita hanya boleh menggunakan lampu rotator.
9) Semua peraturan lalu lintas harus di taati.
10) Kecepatan kendaraan maksimum 40 km/jam di jalan biasa dan 80 km/jam di jalan
bebas hambatan.
11) Petugas membuat/ mengisi laporan keadaan penderita selama transportasi, yang
disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas,waktu,dan keadaan
penderita. (form laporan)
12) Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas.
13) Penempatan Ambulance Emergency di dekat ruang Unit Gawat Darurat.

B. Tata laksana Penggunaan Ambulance Pasien Rawat Inap


1. Perawat rawat inap menginformasikan kebutuhan pemakaian Ambulance sesuai dengan
waktu, tujuan dan kondisi pasien yang akan di bawa ke Instalasi Gawat Darurat.
2. Perawat Instalasi Gawat Darurat menuliskan informasi tersebut pada formulir permintaan
Ambulance Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Kutowinangun.
3. Perawat Instalasi Gawat Darurat menghubungi bagian driver untuk menginformasikan
waktu dan tujuan transportasi pasien.
4. Perawat Unit Gawat Darurat menyiapkan fasilitas Ambulance sesuai dengan kondisi pasien
yang akan di bawa.

C. Tata laksana Penggunaan Ambulance Bagi Pasien di Luar Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Kutowinangun
1. Petugas Unit Gawat Darurat menerima permintaan Ambulance dari keluarga pasien.
2. Perawat menanyakan kondisi dan kebutuhan pasien pada keluarga.
3. Perawat menginformasikan kepada dokter jaga tentang kondisi pasien.
4. Perawat menginformasikan rencana penggunaan Ambulance pada bagian driver dan bagian
satpam saat Ambulance keluar dari rumah sakit.
5. Perawat menyiapkan fasilitas Ambulance sesuai dengan konsidi pasien yang akan
dijemput.
D. Persyaratan Transportasi Pasien Dengan Ambulance
1. Pasien sudah dalam kondisi hemodinamik yang stabil (sesuai dengan hasil pemeriksaan
DPJP/dr. Jaga UGD/ Bangsal).

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 6


2. Bila kondisi pasien sangat lemah dan terpasang alat bantu (ETT, Trakeostomi) dan lain-
lain, harus tersedia monitor, suction, obat-obatan emergency dan harus didampingi oleh
dokter jaga.
3. Petugas medis/paramedik yang menyertai pasien harus mendampingi pasien.
4. Bila ada keluarga yang ikut dalam Ambulance diminta untuk duduk di bagian
depan/samping pengemudi.
5. Perawat/dokter harus memonitor keadaan pasien selama dalam perjalanan sampai ke
tempat tujuan dengan mengisi formulir yang sudah tersedia.
E. Pemeliharaan Fasilitas Ambulance
1. Pemeliharaan dan pengadaan fasilitas medis/non medis di Ambulance menjadi tanggung
jawab asisten Manager IGD.
2. Pembersihan mobil Ambulance (bagian luar dan dalam) menjadi tanggung jawab bagian
driver yang sedang bertugas pada shiftnya.
3. Untuk kelengkapan alat tenun (laken, boven laken, selimut, bantal, dll) bagi pasien yang
akan menggunakan Ambulance harus disiapkan oleh perawat ruangan.
4. Perawat ruangan yang akan membawa pasien dengan Ambulance harus bertanggung
jawab atas penggunaan semua fasilitas medis/non medis yang ada di Ambulance.
5. Bila ada kerusakan alat medis/non medis yang ada di Ambulance setelah penggunaan
mobil Ambulance harus segera dilaporkan pada Asisten Manager IGD/ Kordinator shift
IGD yang bertugas

F. PENGGUNAAN WARNING DEVICE


1. SIRINE
a. Gunakan sirine dengan bijak dan hanya ketika perlu. Sirine hanya digunakan saat respon
gawat darurat. Suara sirine dapat menambah rasa takut dan cemas pasien jika terlalu
sering digunakan, pengemudi lain cenderung tidak memberikan jalan karena dianggap
sebagai penyalahgunaan.
b. Waspadalah meski sudah membunyikan sirine. Adanya bangunan, pepohonan, semak
belukar, dan radio tape dapat menghalangi bunyi sirine.
c. Waspadalah terhadap manuver aneh pengemudi lain yang menjadi panik karena suara
sirine.
d. Jangan menyalakan sirine secara tiba-tiba di dekat kendaraan lain. Gunakan klakson
saja.
e. Jangan gunakan sirine untuk menakut-nakuti orang.

2. LAMPU DAN ROTATOR


a. Berdasarkan UU no 22 tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 59
Ayat 5, lampu isyarat yang digunakan oleh Ambulance adalah berwarna merah.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 7


b. Lampu depan harus selalu dinyalakan dimanapun dan kapan pun berada.
c. Rotator, lampu peringatan dan semua lampu lain harus dinyalakan pada respon gawat
darurat.

3. KECEPATAN DAN KESELAMATAN


a. Kecepatan yang berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya tabrakan.
b. Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang lebih panjang untuk berhenti.
c. Pastikan pengemudi dan semua penumpang menggunakan sabuk pengaman saat
Ambulance berjalan.

4. POSISI PARKIR DI LOKASI KEJADIAN


a. Posisi parkir Ambulance di rumah sakit harus berada di dekat IGD dan posisi
menghadap ke jalan keluar.
b. Untuk posisi parkir Ambulance di lokasi kejadian, sebelumnya lakukan penilaian lokasi
kejadian dengan cepat, termasuk menentukan area bahaya dan jalur evakuasi.
c. Ambulance di parkir sekurangnya 30m dari lokasi kejadian jika ada tanda bahaya
seperti nyala api atau kebocoran cairan dan asap. Jika tidak ada tanda bahaya,
Ambulance diparkir sekurangnya 15 m.
d. Rem tangan harus ditarik dan sebaiknya ditambah pengganjal roda.
e. Kendaraan penolong yang pertama datang, parkir di belakang lokasi kejadian (dari arah
datang), sehingga lampu peringatan dapat memperingatkan kendaraan lain yang
mendekat sebelum tanda lain diletakkan.
f. Jika lokasi kejadian telah diamankan, parkirlah di depan lokasi kejadian untuk
mencegah Ambulance anda tertabrak arus lalu lintas dari belakang.
g. Ambulance sebaiknya tidak berjalan mundur, tetapi jika terpaksa, harus ada orang lain
yang memandu, karena pengemudi Ambulance memiliki keterbatasan pandangan ke
arah belakang.

G. PEMERIKSAAN KENDARAAN
1. Bukalah kap mesin kemudian periksa isi dan kualitas minyak pelumas dengan
mempergunakan batang pengukur yang tersedia pada mesin.
2. Cek jumlah dan keadaan air pendingin dalam radiator. Bila kondisi kurang tambahkan air
pendingin.
3. Pasang tutup radiator dengan baik.
4. Periksa tegangan dan keadaan tali kipas udara.
5. Periksa jumlah minyak rem dan minyak kopling dalam reservoir.
6. Periksa permukaan air accu, terminal-terminal accu harus bersih dan tersambung dengan
baik.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 8


7. Tetapkan kabel-kabel busi pada tempatnya yang baik.
8. Isi air pembersih kaca depan bila kurang.
9. Periksa ban cadangan meliputi kondisi ban dan tekanannya.
10. Periksa kondisi dongkrak, kunci ban, serta alat-alat perkakas yang diperlukan untuk
mengatasi keadaan darurat.
11. Periksalah keadaan ban dan usahakan agar tekanannya 15-30 % lebih tinggi daripada
tekanan normal apabila anda mengadakan perjalanan cepat kondisi sekitar 100 Km/jam.
12. Cek kondisi bahan bakar agar jangan sampai terjadi kehabisan sebelum sampai tujuan.
13. Nyalakan mesin.
14. Tes fungsi lampu indikator yang ada pada dashboard.
15. Periksa meteran di dashboard untuk pengoperasian kendaraan yang optimal.
16. Injak rem kaki untuk mengetes fungsi rem.
17. Periksa rem tangan untuk mengetes fungsi rem.
18. Tes fungsi setir kekiri dan kekanan.
19. Tes fungsi lampu kendaraan meliputi lampu utama, lampu rotator, lampu sein dan lampu dalam
kabin.
20. Tes fungsi sirine untuk Ambulance.
21. Periksa fungsi AC pendingin pada kabin depan dan kabin penumpang.
22. Cuci kendaraan.

H. PEMAKAIAN AMBULANCE GAWAT DARURAT


1. Terima panggilan darurat dari perawat IGD atau unit Informasi ke bagian driver untuk
mengambil pasien.
2. Catat identitas pelapor meliputi nama, alamat dan nomer telepon dalam pengambilan
pasien.
3. Pastikan laporan tersebut dengan menghubungi kembali nomer telepon pelapor.
4. Segera berangkat menuju tempat kejadian bersama perawat IGD.
5. Pacu laju kendaraan maksimum 60 km/jam di jalan biasa dan 100 km/jam di jalan bebas
hambatan/tol.
6. Gunakan sirine dan lampu rotator sewaktu menuju ke TKP/tempat kejadian.
7. Parkir Ambulance di tempat yang aman setelah sampai di tempat kejadian.
8. Gunakan brankar untuk membantu membawa pasien.
9. Gunakan lampu rotator tanpa sirine saat sudah mengangkut pasien.

I. PENGANTARAN JENAZAH
1. Siapkan Ambulance jenazah dengan segala perlengkapan untuk pengantaran jenazah.
2. Terima dan catat identitas jenazah dari petugas ruangan.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 9


3. Angkat jenazah dari ruang jenazah dengan menggunakan brankar bersama petugas ruangan
untuk dibawa ke Ambulance yang telah disiapkan.
4. Bagian sopir mengantar jenazah sampai kerumah duka yang diminta oleh keluarga pasien
dengan aman dan hati-hati.
5. Kembali ke Rumah Sakit dan isilah buku laporan harian driver.

J. PEMERIKSAAN PERSEDIAAN DAN PERLENGKAPAN KOMPARTEMEN PASIEN


DI AMBULANCE
1. Periksa tekanan tabung oksigen.
2. Pompa bidai udara dan periksa tanda-tanda kebocoran.
3. Periksa semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi dengan baik.
4. Bersihkan debu dan cari tanda-tanda karat pada alat rescue.
5. Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk memastikan kinerjanya.
6. Lakukan pemeriksaan tambahan pada alat khusus seperti automatted external defibrilation.
7. Lengkapi laporan pemeriksaan, perbaiki kerusakan, ganti barang-barang yang hilang.
8. Bersihkan kompartemen untuk menghindari resiko infeksi.

K. MEMINDAHKAN PASIEN KE AMBULANCE


1. Periksa kondisi pasien.
2. Lakukan prosedur penanganan gawat darurat jika dibutuhkan.
3. Stabilkan kondisi pasien yang meliputi :
- Perawatan luka dan cidera
- Fiksasi benda menusuk
- Pemasangan balut dan bidai
- Pemakaian selimut untuk menjaga suhu tubuh
- Alat pengangkut harus terfiksasi ke pasien dengan baik.Tali pengikat diletakkan
minimal ditiga tempat: setinggi dada, setinggi pinggang atau panggul, setinggi tungkai,
jika ada tali tambahan diikatkan secara menyilang di dada.
4. Pindahkan pasien secepat mungkin mengingat kondisi pasien.

L. MEMINDAHKAN PASIEN KE RUMAH SAKIT


1. Pastikan kondisi vital pasien meliputi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi, jika pasien
tidak sadar pastikan pasien mendapatkan pertukaran udara yang cukup, pastikan keamanan
alat pengangkut di dalam Ambulance.
2. Persiapkan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan sirkulasi dengan meletakkan
spinal board pendek atau papan RJP dibawah matras.
3. Longgarkan pakaian yang ketat.
4. Periksa perban,balut dan bidai.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 10


5. Naikkan keluarga atau orang terdekat yang harus menemani pasien. Mereka harus
ditempatkan di kabin pengemudi dan memakai sabuk pengaman dengan baik agar tidak
mempengaruhi proses perawatan pasien.
6. Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper dan tas serta pastikan barang tersebut aman
di Ambulances. Jika memungkinkan beritahu petugas keamanan tentang hal ini.
7. Tenangkan pasien, ucapkan kata-kata yang menenangkan, berikan senyuman.
8. Lanjutkan perawatan kegawat daruratan yang dibutuhkan.
9. Gabungkan informasi tambahan pasien meliputi :
- Identitas pasien
- Hasil pemeriksaan
- Tindakan yang telah dilakukan
- Perkiraan waktu kedatangan
10. Monitoring terus vital sign dan catat.
11. Beritahu fasilitas medis yang menjadi tujuan anda.
Kriteria kasus di bawah ini memerlukan pemberitahuan :
- Henti jantung
- Henti nafas
- Trauma mayor
- Suspect CVA atau stroke
- Amputasi
- Suspect myocard infark pada pasien lebih dari 40th
- Kejang yang sedang berlangsung atau berulang
- Persalinan imminen
- Luka bakar berat
- Kriteria lain sebagaimana diputuskan oleh kru Ambulance.
12. Persiapkan peralatan tambahan meliputi :
- Baskom atau kantung muntah jika pasien muntah
- Suction jika terjadi aspirasi
- Papan RJP jika terjadi gagal nafas atau gagal jantung
13. Tenangkan emosi anda dan emosi pasien.
14. Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien dan cara mengemudikannya.
Pengemudi perlu menyesuaikan kecepatan dan cara mengemudinya sesuai kebutuhan
pasien.
15. Lakukan RJP dalam kondisi Ambulance berhenti jika terjadi henti jantung. Pastikan
fasilitas rujukan mengetahui kejadian ini.
16. Pastikan kondisi tempat rujukan, jika ramai jangan terburu-buru menurunkan pasien.
17. Lanjutkan penanganan pasien di atas Ambulance sampai ada petugas yang siap mengambil
alih.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 11


18. Dampingi petugas yang akan mengambil alih.
19. Berikan laporan anda secara lisan.
20. Serahkan barang pribadi pasien.
21. Minta diri untuk meninggalkan tempat rujukan.
22. Kembalikan peralatan Ambulance ke tempat semula.
23. Buat laporan tertulis.

M. MEMBERSIHKAN AMBULANCE SETELAH MENGANTAR PASIEN


1. Bersihkan dengan cepat kompartemen pasien menggunakan sarung tangan.
2. Bersihkan darah, muntahan dan cairan tubuh lain yang mengering dilantai.
3. Masukkan kain yang digunakan untuk membersihkan tadi ke kantong sampah.
4. Buang sampah medis, termasuk perban dan pembalut yang sudah terbuka tapi belum
digunakan.
5. Bersihkan kotoran non medis lain seperti remah-remah roti, air, lumpur atau debu.
6. Gunakan pengharum ruangan untuk menetralkan bau yang ada.
7. Bersihkan dan lakukan prosedur desinfeksi pada barang non disposible.
8. Ganti barang-barang sekali pakai dengan cadangan.
9. Tutup aliran oksigen.
10. Tuker barang-barang yang melekat pada pasien dengan milik Rumah Sakit jika
memungkinkan seperti balut steril, perban, handuk, masker oksigen, sarung tangan, air
steril dan alat bantu nafas oral.
11. Segera periksa kelengkapan dan fungsi barang yang dituker, dan laporkan jika ada
kerusakan.

N. CARA MEMBERSIHKAN AMBULANCE SETELAH MENGANTAR PASIEN


INFEKSIUS
1. Bersihkan permukaan dalam Ambulance dan permukaan lain dengan cairan desinfektan
(klorin 0,5 %) dengan menyemprotkan cairan ke kain lap yang bersih kemudian
digosokan ke permukaan Ambulance bagian dalam.
2. Buang kain lap ke kresek kuning jika telah digunakan.
3. Lepas sarung tangan ke tempat sampah infeksius.

O. PENANGANAN PENGADUAN/KOMPLAIN
1. Rumah Sakit melakukan proses rujukan ke Rumah Sakit yang dituju.
2. Setelah sampai di Rumah Sakit rujukan, salah satu keluarga pasien mengisi quisoner dan
lembar komplain (apabila ada komplain).
3. Setiap bulan akan diadakan rapat evaluasi terkait pelayanan transportasi berdasarkan hasil
dari quisoner.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 12


4. Apabila ada komplain, maka akan di diserahkan ke tim kompalin untuk ditindaklanjuti.

P. PENGORGANISASIAN
1. Pelayanan Ambulance Rumah Sakit Umm PKU Muhammadiyah Kutowinangun secara
operasional menjadi tanggung jawab Instalasi Gawat Darurat.
2. Pelayanan Ambulance Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Kutowinangun secara
teknis menjadi tanggung jawab bagian driver.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 13


BAB IV
DOKUMENTASI

1. Buku pencatatan keluar masuk Ambulance.


2. Buku pencatatan rever pasien.
3. Buku pencatatan perawatan mobil.
4. Buku pencatatan perjalanan dinas.
5. Buku pemakaian/ operan alat medis.
6. Formulir permintaan Ambulance.
7. Formulir monitoring pasien dalam Ambulance.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 14


BAB VI
PENUTUP

Demikian Buku Pedoman Pelayanan pelayanan transportasi pasien ini disusun untuk dapat
digunakan sebagai pedoman dan pegangan seluruh karyawan RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun pada umumnya dan petugas driver pada khususnya.

Penyusunan Rancangan Pedoman Pelayanan transportasi pasien ini adalah langkah awal
suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak
dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.

PANDUAN PELAYANAN TRANSPORTASI 15

Anda mungkin juga menyukai