Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PELAYANAN

TRANSPORTASI PASIEN

RSUD HASANUDDIN DAMRAH


Jl. Raya Padang Panjang Telp (0739) 22870, Fax0739- 21012 Kodepos 38511
Manna, Bengkulu Selatan - Bengkulu
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Transportasi merupakan kegiatan pemindahan penumpang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain,
dimana di dalamnya terdapat unsur pergerakan (movement). Transportasi sangat memegang peranan penting
dalam pengembangan suatu Rumah Sakit. Proses transfer pasien dari atau ke rumah sakit membutuhkan
pelayanan transportasi khusus. Kendaraan yang dirancang khusus untuk pengangkutan orang sakit dikenal
dengan ambulans. Ambulans dapat berupa kendaraan apa saja yang di dalamnya dirancang untuk pelayanan
pasien selama dalam perjalanan.
Di RSUD Hasanuddin Damrah Manna pelayanan transportasi, baik penggunaan transportasi pasien,
jenasah, dan operasional rumah sakit diseluruh unit terkait, dalam melakukan tugas pengantaran maupun
penjemputan masih terdapat kendala dan belum sempurna. Namun usaha-usaha tetap dilakukan untuk
menciptakan transportasi rumah sakit yang baik, transportasi yang komprehensif, efisien dan efektif sehingga
diharapkan mampu mengoptimalkan kegiatan pelayanan yang berada di RSUD Hasanuddin Damrah Manna

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Pedoman pelayanan unit kendaraan ini bertujuan untuk menjadikan pelayanan di bidang transportasi
rumah sakit dapat berjalan optimal, efektif dan efisien baik bagi pengemudi maupun semua pihak yang
dilayani
2. Tujuan Khusus
- Supaya rumah sakit memiliki sistem pelayanan transportasi yang efektif dan efesien.
- Terciptanya budaya disiplin.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Mengantar pasien yang dirujuk dari Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain yang dituju
2. Menjemput pasien yang membutuhkan transportasi ke Rumah Sakit untuk memperoleh pelayanan
kesehatan
3. Mengantar pasien dari Rumah sakit ke rumah pasien
4. Menjemput pasien dari rumah pasien ke rumah sakit untuk rawat inap / rawat jalan
5. Pelayanan Ambulance Kesehatan Masyarakat untuk kegiatan sosial
6. Pelayanan mobil jenasah meliputi daerah luar kota dan dalam kota
7. Melayani permintaan transportasi untuk seluruh kebutuhan rumah sakit

D. BATASAN OPERASIONAL
Bagian kendaraan adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan transportasi pasien
dari rumah sakit ke rumah sakit lain yang di tuju, dari rumah pasien ke rumah sakit,dari Rumah Sakit ke rumah
pasien dan pelayanan kegiatan sosial kesehatan masyarakat dengan cara aman selain itu memberikan
pelayanan bagi transportasi jenasah maupun kebutuhan transportasi rumah sakit
E. LANDASAN HUKUM
a. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas
c. PP no 44 tahun 1993 tentang kendaraan dan pengemudi
d. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
e. Undang undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit
f. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE / VII / 1991 Tentang
Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
g. Keputusan Menkes RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tantang Standar Pelayanan Minimal RS (SPMRS
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pengemudi yang baik adalah pengemudi yang memiliki tidak hanya kemampuan teknis mengendarai dan
pengetahuan berlalu-lintas tetapi juga kepribadian dan attitude yang baik, apalagi pengemudi yang
mengemudikan kendaraan khusus seperti ambulance. Pengemudi yang ideal adalah yang sehat jasmani dan
rohaninya, memiliki kecakapan dalam mengemudikan kendaraannya, mengemudikan kendaraannya dengan
tenang, memahami rambu-rambu lalu lintas, dan tentu saja berkepribadian baik sehingga bisa melayani dan
menghargai penumpangnya
Pengemudi ambulance juga harus mempunyai SIM B1 yang masih berlaku, bisa mengemudi di bawah
tekanan, memiliki keyakinan dalam mengemudi, dapat melakukan evaluasi keadaan diri sendiri terhadap
respons tekanan, kelelahan dan terasa kantuk, memiliki keyakinan positive atas kemampuan diri seorang
pengemudi, tidak dalam pengaruh obat-obatan yang berbahaya.

B. STANDAR FASILITAS
a. STANDAR FASILITAS
 GAMBARAN MOBIL
SPESIFIKASI MOBIL AMBULANCE :
Nama Polisi : BD 1383 BA
Merk/Type : DAIHATSU/LUXIO 1,5 D MT
Jenis Model : MINI BUS
Tahun Pembuatan : 2015
Tahun Perakitan : 2015
Isi Silinder : 1495 CC
Warna : Putih
Nomer rangka : MHKW3CA13FK009011
Nomer mesin : DFE4481
Warna TNKB : Hitam
Bahan bakar : Bensin
ED No Pol : 25 Maret 2020

b. FASILITAS FISIK DAN PERALATAN

No Fasilitas Jumlah
A. Fisik / bangunan / sarana
1. Ruang/ pos kendaraan 1 ruang
2. Garasi 2 ruang
3. Tempat pencucian mobil 1 ruang
4. Ambulance Transport 7 unit
B. Peralatan
Ambulance pengantar pasien
1. Ac 1
2. Ventilasi dan Peralatan saluran nafas 1
3. Alat pemacu jantung (Defibrilator) 1
4. Peralatan dasar (P3K) 1
 Stateskop, Tensi water, Termometer,
Termos berisi es, selimut, kasa steril,
peniti, sarung tangan , plaster, pinset,
gunting, larutan desinfektan untuk luka,
tissue pembersih bebas alcohol, krim
atau salep antiseptic, salep luka bakar,
obat pereda gatal, obat antinyeri, obat
flu dan batuk, obat tetes mata, obat
darurat jika pasien memiliki penyakit
tertentu misalnya inhaler.
5. Radio/ tape 1
6. Brangkar
7. Tabung oksigen besar
8. Lampu rotary
9. Tempat sampah
10. Alat tulis
11. Senter
BAB III
ISI
A. Transportasi Pasien
Transportasi pasien dilakukan antar RS baik diluar maupun didalam kota
 Transprtasi untuk mengantarkan jenazah
Contoh : Korban dari lokasi bencana ke RS atau dari RS yang lain.
 Transportasi penjemputan pasien dari rumah pasien ke RS
 Transportasi mengantar pasien dari RS ke rumah pasien untuk kondisi tertentu
 Pasien post.op mata yang tidak boleh terkena debu
 Pasien post.op debridement
 Pasien post.op fraktur
B. Petugas dan Penanggung Jawab Pelaksana
1. Dokter Pendamping atau Perawat Pendamping
2. Supir Ambulance
Dokter pendamping, Perawat pendamping dan supir ambulance yang melakukan harus
mempunyai adanya TOR, modul pelatihan, adanya struktur pelatih, pretes, postes, absensi, serta
sertifikat.
C. Tata Cara atau Prosedur
 Prosedur untuk transport pasien secara umum antara lain yaitu:
1. Melakukan pemeriksaan menyeluruh.

Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernapas tanpa kesulitan setelah diletakan

di atas usungan. Jika pasien tidak sadar dan menggunakan alat bantu jalan nafas

(airway).
2. Amankan posisi tandu di dalam ambulans.
Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisi aman selama perjalanan ke
rumahsakit.
3. Posisikan dan amankan pasien.
Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus diamankan dengan kuat
keusungan.
4. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan digunakan
ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan kekencangan
tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman.
5. Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung.
Jika kondisi pasien cenderung berkembang ke arah henti jantung, letakkan
spinal board pendek atau papan RJP di bawah matras sebelum ambulans
dijalankan.
6. Melonggarkan pakaian yang ketat.
7. Periksa perbannya.
8. Periksa bidainya.
9. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien
10. Naikkan barang-barang pribadi.
11. Tenangkan pasien

 Tata Laksana Transportasi Mengantar Pasien


- Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulans RSUD Hasanuddin Damrah Manna sebagai
transportasi, maka perawat unit terkait menghubungi dokter yang merawat pasien dan dokter jaga
bangsal untuk menentukan criteria pasien boleh di pulang
- Perawat dan dokter yang akan mendampingi pasien sesuai dengan criteria yang telah di tetapkan
- Perawat melakukan proses identifikasi dan menuliskan data-data / penggunaan ambulance (nama
pasien, ruang rawat inap, waktu penggunaan & tujuan penggunaan di buku yang telah di
sediakan)
- Perawat menghubungi bagian / supir ambulan untuk menyiapkan kendaraan
- Perawat dan dokter mempersiapkan pasien dan peralatan medis sesuai dengan kondisi pasien.
- Petugas melakukan tindakan sesuai prosedur.

 Tata Laksana Sistem Rujukan IGD


a. Alih Rawat
- Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk
- Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit rujukan mengenai
keadaan umum pasein ( SPO - IGD – 020 )
- Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat IGD menghubungi RSUD
Hasanuddin Damrah Manna / ambulance 118 sesuai kondisi pasien
b. Pemeriksaan Diagnostik
- Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan
diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent
- Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan
- Perawat IGD menghubungi petugas ambulance RSUD Hasanuddin Damrah Manna

 Tata Laksana penjemputan pasien


1. Pemesan menghubungi bagian gawat darurat
2. Petugas Unit Gawat Darurat harus menanyakan secara jelas informasi mengenai
a.Nama pasien
b.Nama pemesan
c.Keadaan/ keluhan pasien
d.No yang bisa dihubungi
e.Alamat pasien
f. Apakah rumah pasien bisa dilalui ambulance
3. Bagian Unit Gawat Darurat menginformasikan kepada petugas kendaraan untuk
mengadakan penjemputan ke rumah pasien
4. Petugas Ambulance akan menulis di buku pesanan perjalana
5. Petugas kendaraan mempersiapkan peralatan pasien bersama perawat yang akan
menjemput dan mempersiapkan keperluan ambulance
6. Setelah siap untuk mengadakan penjemputan maka petugas ambulance akan mencatat di
buku perjalanan
7. Petugas akan melaksanakan tugas sesuai prosedur

 Tata Laksana Transportasi Jenazah


1. Pemesan memberi informasi kepada petugas bangsal yang bersangkutan dan petugas bangsal
akan menginformasikan kepada bagian kendaraan dengan menggunakan telpon atau datang ke
pos kendaraan
2. Petugas administrasi bangsal mengisi formulir permintaan mobil jenazah yang berisi Nama,
pavilion yang dipakai, Alamat lengkap, No telpon pengguna, dan buaya pemakaian mobil
jenazah
3. Pemesan membawa formulir dan menyelesaikan administrasi ke Bagian administrasi atau
bagian perawatan (bila malam hari)sebelum pemesanan dilayani)
4. Setelah menyelesaikan pemesanan pemesan memberikan formulir warna kuning kepada
petugas ambulance
5. Petugas kendaraan mencatat permintaan pengantaran dibuku perjalanan kendaraan
6. Petugas kendaraan segera mempersiapkan peralatan kendaraan
7. Setelah jenasah dibawa menuju kendaraan petugas kendaraan segera mengantarkan jenazah
ke rumah duka rumah
8. Setelah mengantarkan jenazah maka petugas kendaraan membersihkan kembali mobil jenazah.

 Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan unit terkait Rumah Sakit


1. Setiap pemesanan baik melalui telpon maupun datang ke pos kendaraan maka akan di tuliskan
oleh petugas kendaraa/ pengemudi kedalam buku pesanan kendaraan
2. Setelah kendaraan disiapkan oleh pengemudi maka pengantaran dapat dilaksanakan sesuai
dengan pengantaran/penjemputan dari unit terkait
BAB IV
LOGISTIK

A. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN


Dalam menunjang transportasi pasien dari rumah sakit ke rumah sakit lain, atau dari rumah pasien ke
rumah sakit atau sebaliknya dengan pelayanan yang baik maka diperlukan pengelolaan administrasi
pelayanan ambulance yang baik.

B. PENYEDIAAN PERALATAN
Dalam penyediaan peralatan ambulance di rumah sakit menggunakan prosedur yang diterapkan di rumah
sakit, yaitu melalui persetujuan Direktur dan Bagian pembelian melalui bagian Pembelian non medis rumah
sakit.

C. PEMELIHARAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN BAKAR


1. Pemeliharaan kendaraan
Pemeliharaan kendaraan dimaksudkan untuk menjaga kondisi kendaraan baik ambulance maupun
ambulance jenasah / mobil jenasah rumah sakit dalam keadaan laik jalan dan siap setiap saat dibutuhkan,
maka dari itu diperlukan perawatan mobil rutin yang meliputi
- Pemeriksaan kondisi fisik ambulance melalui pengecekan kesiapan kendaraan dan kebersihan setiap
kendaraan ambulance
- Ganti oli sesuai dengan pemakaian kendaraaan
- Servis peralatan kendaraan baik servis rutin maupun servis yang dikarenakan kerusakan kendaraan
2. Penyediaan bahan bakar
Pemeliharaan kendaraan meliputi juga pengisian bahan bakar kendaraan yang dilakukan pengisian di
tempat SPBU yang ditunjuk oleh rumah sakit maupun SPBU lainnya.
3. Tata cara mengisian bahan bakar
- Petugas kendaraan selalu mengecek pemakaian kendaraan termasuk bahan bakar kendaraan, jika
indikator BBM kendaraan sudah mencapai setengah indikator, maka pengemudi ambulance wajib
mengisikan bahan bakar kendaraan ke SPBU yang telah ditunjuk / kerjasama dengan RSUD
Hasanuddin Damrah Manna.
- Petugas pengemudi ambulance minta Blangko pengisian BBM untuk pengisian bahan bakar kendaraan
ke petugas Bagian Umum dengan membawa Blangko pengisian bahan bakar kendaraan yang telah
terpakai untuk diganti yang baru.
- Jika dalam keadaan darurat atau ke luar kota yang melampaui perkiraan pengisian bahan bakar, maka
pengemudi ambulance mengajukan bon sementara yang telah diketahui oleh Bagian Umum ke bagian
kasir / petugas administrasi, dan petugas kasir / administrasi memberikan uang untuk pembelian bahan
bakar kendaraan sesuai dengan bon sementara untuk kebutuhan pengisian bahan bakar dan
menandatangani penyerahan uang.
- Pengemudi ambulance melakukan pengisian di SPBU selama indikator mencapai minimum (tidak
mengganggu transportasi selama penggunaan ambulance) untuk mendapatkan bahan bakar yang
dibutuhkan dengan meminta struk asli pembelian bahan bakar.
- Pengemudi ambulance menyerahkan struk pembelian bahan bakar ke bagian administrasi setelah
mendapatkan persetujuan Bagian Umum.
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Sistem keselamatan pasien memiliki 6 sasaran, yaitu ketepatan identifikasi pasien (nama, tanggal
lahir), peningkatan komunikasi efektif (S-BAR), peningkatan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi
prosedur dan tepat pasien operasi, pengurangan resiko infeksi, pengurangan resiko pasien jatuh (lihat gelang
warna kuning pada pasien), adapun yang terdapat di bagian kendaraan meliputi :
1. Ketepatan identifikasi pasien (nama, tanggal lahir, alamat)
2. Peningkatan Komunikasi efektif (SBAR)
3. Pengendalian infeksi
4. Mengurangi resiko pasien jatuh

B. TUJUAN
Keselamatan pasien ini bertujuan antara lain :
1. Sebagai unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa
materil maupun non material
2. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
3. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
4. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit

C. STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan
keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

D. PELAKSANAAN
I. Sistem keselamatan pasien
a. Ketepatan identifikasi pasien
Pasien yang akan menggunakan ambulance ataupun ambulance jenasah diidentifikasi terlebih dahulu
menggunakan identitas pasien yang meliputi :
 Nama
 Tanggal lahir
b. Peningkatan Komunikasi efektif (SBAR)
1. Petugas dari ruang perawatan / unit gawat darurat menginformasikan permintaan penggunaan
ambulance kepada petugas ambulance melalui telepon secara jelas
2. Petugas ambulance mencatat permintaan ambulance pada buku pesanan dan mengklarifikasi
kembali kepada bagian yang akan menggunakan ambulance pada saat siap pengantaran atau
penjemputan
3. Petugas kasir bangsal/ruang perawatan memberikan formulir permintaan ambulance kepada
keluarga pasien yang digunakan untuk pembayaran administrasi ambulance dan diberikan kepada
petugas ambulance untuk pelayanan penggunaan ambulance sesuai tempat yang akan dituju
4. Petugas ambulance bersama perawat menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk
pengantaran atau penjemputan pasien
c. Pengendalian infeksi
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja untuk mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah kontak dengan darah dan cairan infeksi yang lain
seperti masker, sarung tangan, googles dan apron jika dibutuhkan
3. Pengelolaan jarum dan alat tajam lain untuk mencegah perlukaan
4. Pembersihan ambulance setiap penggunaan pengantaran ataupun penjemputan pasien
5. Pengelolaan limbah rumah sakit dan sanitasi ruangan
d. Mengurangi resiko pasien/jenasah jatuh
1. Rumah sakit menyediakan peralatan kesehatan yang dapat mengurangi resiko pasien/jenasah
jatuh pada saat pemindahan pasien/ jenasah ke dalam ambulance atau mobil jenasah, pada
proses transfer maupun pemindahan pasien/jenasah dari ambulance atau mobil jenasah
1.1. Fasilitas Ambulance dan mobil jenasah yang sudah dilengkapi dengan tempat untuk
meletakan Brankar yang disebut dengan Landasan. Landasan Brankar berfungsi untuk
mempermudah Brankar masuk dan keluar
1.2. Brankar dilengkapi dengan sabuk pengaman
2. Cara pemindahan pasien/ jenasah ke dalam maupun keluar ambulance/mobil jenasahyang tepat
dan menghindari resiko pasien/ jenasah jatuh

II. Langkah-langkah Pelaksanaan Standard Keselamatan Pasien


1. Hak pasien
1.1. Dalam penjemputan pasien atau pengantaran pasien terdapat dokter dan atau pun perawat sesuai
dengan keadaan pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
2.1. Memberikan informasi yang benar,jelas,lengkap mengenai ambulance yang digunakan dan biaya
penggunaan ambulance
2.2. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
2.3. Memperlihatkan sikap mengormati dan tenggang rasa
2.4. memenuhi kewajiban financial yangdisepakati
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
3.1. koordinasi pelayanan secara menyeluruh mencakup komunikasi antar profesi kesehatan
4. Membangun budaya keselamatan pasien
5. Rumah sakit memimpin dan mendukung staf
6. Mengintegrasikan aktivitas pengolahan resiko dalam identifikasi pasien
7. Mengembangkan system pelaporan
8. Merbagi pengalaman dalam keselamatan pasien
9. Menerapkan solusi solusi untuk mencegah cidera
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

A. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan.
Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak
ada seorang pun didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung
.pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah upaya
perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja.
Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh:
a) Mesin
b) Alat angkutan
c) Peralatan kerja yang lain
d) Bahan kimia
e) Lingkungan kerja
f) Penyebab yang lain

B. Tujuan Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja


Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin kesempurnaan atau kesehatan
jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan,
keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagaai berikut :
a) Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
b) Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.
c) Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
d) Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.
e) Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
f) Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.
Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap terhadap tenaga
kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau tidak
sehat. Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap perencanaan,
pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan,
dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
C. Undang-undang Keselamatan Kerja
UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menjamin suatu
proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan
sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak
mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia
sekarang adalah UU Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-
undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja
di segala macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2)
menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan
tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan
modal utama serta pelaksana dari pembangunan.
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi secara kumulatif
terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:
a) Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
b) Adanya tenaga kerja, dan
c) Ada bahaya di tempat kerja.
UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan kecelakaan kerja dapat
dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya.
UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk
mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aefisien, dan proses
produksi berjalan lancar.

D. Memahami Prosedur yang Berkaitan dengan Keamanan


Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation Procedure) wajib dilakukan.
Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan kesalamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan
keselamatan kerja adalah melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari
kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization) menerangkan bahawa kesehatan
kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:
a) Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja.
b) Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya
c) Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para pekerja.
d) Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah helm, masker, kacamata, atau alat
perlindungan telinga tergantung pada profesinya.

1. Alat-alat pelindung diri


Pada waktu melaksanakan pekerjaan, badan kita harus benar-benar terlindung dari kemungkinan
terjadinya kecelakaan. Untuk melindungi diri dari resiko yang ditimbulkan akibat kecelakaan, maka badan
kita perlu menggunakan ala-alat pelindung ketika melaksanakan suatu pekerjaan.
Berikut ini akan diuraikan beberapa alat pelindung yang biasa dipakai dalam melakukan dibagian
kendaraan
a. Pakaian kerja digunakan setiap saat petugas bekerja
b. Masker digunakan digunakan pada saat petugas membantu perawan atau dokter atau petugas lain
memasukkan pasie/ jenasah kedalam maupun keluar kendaraan dan atau saat petugas kendaraan
membantu transportasi yang berhubungan dengan penyakit
c. Sepatu boat digunakan saat petugas membersihkan kendaraan
d. Sarung tangan (hand schoon) digunakan petugas ketika membantu memindahkan pasien/jenasah
kedalam maupun keluar kendaraan dan selain itu juga digunakan petugas membersihkan kendaraan

2. Program kebersihan tangan


Kebersihan tangan sangat penting bagi petugas yang berada dibagian kendaraan apalagi petugas
berhubungan dengan pasien, jenasah maupun segala sesuatu yang berada di lingkungan rumah sakit
maka sangat penting bagi petugas kendaraan untuk memperhatikan kebersihan tangan yang benar setiap
kali membantu pelayanan dibidang transportasi maupun setiap membersihkan lingkungan kendaraan di
rumah sakit maupun saat sebelum dan sesudah membersihkan kendaraan.
BAB VII
PENUTUP

Demikian pedoman pelayanan di bidang kendaraan dibuat dengan harapan meningkatkan pelayanan
dibidang transportasi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna sehingga sasaran mutu yang terdapat dibagian
kendaraan dapat terealisasi dengan baik.
RSUD
TRANSPORTASI PASIEN
HASANUDDINDAMRAH
MANNA No.Dokumen : RevisiKe : Halaman :
/ / RSUD-HD/ /20 1/1
TanggalTerbit : Ditetapkanoleh
Direktur
RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA
Jl. Raya Padang Panjang

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Emrusmadi, Sp.B
NIP. 1976 01292006041012

PENGERTIAN Proses rujukan, transfer dan pemulangan pasien rawat inap atau rawat jalan,
termasuk rencana memenuhi kebutuhan transportasi pasien.
TUJUAN 1. Menjaminkontinuitasperawatan.
2. Pelayanan yang diberikansesuaidengankebutuhan.
3. Meningkatkankeamananuntukmenjagakeselamatanpasien.
4. Mempertahankanmutupelayanan
KEBIJAKAN SK Direktur RSUD HasanuddinDamrah Manna No. / / RSUD-HD/ /20
tentang Prosedur Rujukan
PROSEDUR 1. Menghubungi rumah sakit rujukan
2. Menanyakan tempat perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien
3. Mempersiapkan pasien yang akan ditransfer
4. Lakukan pendekatan yang sistematis dalam proses transfer pasien.
5. Awali dengan pengambilan keputusan untuk melakukan transfer, kemudian
lakukan stabilisasi pre-transfer dan manajemen transfer.
6. Pengambilan keputusan untuk melakukan transfer harus dipertimbangkan
dengan matang
7. Pertimbangkan risiko dan keuntungan dilakukannya transfer
8. Jika risikonya lebih besar, sebaiknya jangan melakukan transfer.
9. Dalam transfer pasien, diperlukan personel yang terlatih dan kompeten,
peralatan dan kendaraan khusus
10. Pengambilan keputusan harus melibatkan DPJP/ dokter senior (biasanya
seorang konsultan) dan dokter ruangan.
11. Menyiapkan ambulan dan petugas yang akan mendampingi pasien
12. Melengkapi dokumen pasien yang akan di transfer /dirujuk dan
mendokumentasikannya selama transfer pasien diperjalanan
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
DOKUMEN TERKAIT Pedoman Transfortasi Pasien Dan Pedoman Rujukan Pasien
RSUD
PETUGAS PENGEMUDI AMBULANS
HASANUDDINDAMRAH
MANNA No.Dokumen : RevisiKe : Halaman :
445 / / RSUD-HD/ /2019 1/2
TanggalTerbit : Direktur
RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA

Jl. Raya Padang Panjang

STANDAR
PROSEDUR dr. Emrusmadi, Sp.B
OPERASIONAL NIP. 1976 01292006041012

PENGERTIAN Petugas pengemudi ambulance adalah supir khusus yang bertanggungjawab atas
kelancaran operasional mobil ambulance RSUD Hassanudin Damrah Manna
TUJUAN Agar menjadiacuanpetugasterkait
KEBIJAKAN SK Direktur RSUD HasanuddinDamrah Manna No. / / RSUD-HD/ /20
Tentang transportasi rujukan
PROSEDUR 1. Jaga dan pelihara agar ambulance siap setiap saat untuk digunakan
2. Kontrol oli mesin, oli rem,air radiator dan air accu mobil
3. Bersihkan/cuci ambulance agar tetap bersih
4. Layani permintaan ambulance untuk permintaan pasien maupun kantor
5. Gunakan ambulance dalam jam kerja dengan seizin atasan dan disertai surat
jalan dari kantor
6. Gunakan ambulance diluar jam kerja dengan seijin dokter jaga IGD dan
piket RSUD Hasanuddin Damrah Manna
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
DOKUMEN TERKAIT -
RSUD
PEMELIHARAAN MOBIL AMBULANS
HASANUDDINDAMRAH
MANNA No.Dokumen : RevisiKe : Halaman :
445 / / RSUD-HD/ /20 1/3
TanggalTerbit : Ditetapkanoleh
Direktur
RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA
Jl. Raya Padang Panjang

STANDAR
PROSEDUR dr. Emrusmadi, Sp.B
OPERASIONAL NIP. 1976 01292006041012

PENGERTIAN Kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan kondisi mesin ambulans sehingga
dapat digunakan secara optimal
TUJUAN Ambulans siap dioperasionalkan
KEBIJAKAN SK Direktur RSUD Hasanuddin Damrah Manna No. / / RSUD-HD/ /20
Tentang transportasi rujukan
PROSEDUR 1. MESIN
- Periksa urutan tutup motor.
- Periksa motor blok
- Periksa mur / neppal
- Periksa pakking motor
- Periksa busi / alat pengabut ( injector )
- Periksa pakking karter
- Periksa landasan motor
- Periksa saluran – saluran buang
- Periksa knalpot ( muffler )
2. PELUMASAN
- Periksa Karter
- Saringan minyak
- Pendingin minyak ( oil coaler )
- Saluran pengukur tekanan minyak
- Saluran pengukur tekanan minyak
- Saringan hawa
3. PENDINGINAN MOTOR
- Pembersihan radiator berikut lubang-lubangnya
- Rusuk-rusuk pendingin
- Landasan radiator
- Saluran pompa air
- Kipas
- Tali kipas
4. SALURAN BAHAN BAKAR
- Tangki
- Saluran
- Kabel ke alat pengukur bahan bakar
- Saringan
- Pompa saringan kedua ( pada motor diesel )
5. KARBURATOR dan POMPA-PENGABUT
- Karburator
- Pompa pengabut
- Stang-stang penggerak
- Kabel penarik (kabel bowden)
- Landasan-landasan
- Koppeling pompa pengabut
RSUD
PEMELIHARAAN MOBIL AMBULANS
HASANUDDINDAMRAH
MANNA No.Dokumen : RevisiKe : Halaman :
445 / / RSUD-HD/ /2019 2/3
TanggalTerbit : Direktur
RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA

Jl. Raya Padang Panjang

STANDAR dr. Emrusmadi, Sp.B


PROSEDUR NIP. 1976 01292006041012
OPERASIONAL
PROSEDUR 6. KABEL-KABEL PENGAPIAN TEKANAN TINGGI
- Kabel-kabel busi
- Koil
- Kabel koil
- Distributor
- Kondensator
7. Trigger wheelBUSI DAN ALAT PENGABUT (Injector)
- Periksa keretakan
- Aus luar biasa
- Warna kotoran pembakaran yang mencurigakan
- Ring-ring tembaga yang aus
- Lobang-lobang injector tersumbat
8. ALAT SETIR
- Roda atau stang setir
- Kolom setir
- Rumah roda gigi
- Stang-stang berikut pen-pen serta bos
- Bantalan roda (didongkrak)
9. DINAMO / ALTERNATOR DAN AKKI
- Periksa dinamo/alternator dan landasannya
- Regulator
- Akki kabel-kabel teristimewa kabel massa
10. STARTER DAN PENERANGAN
- Periksa motor-motor dan landasannya
- Kabel-kabel
- Lampu-lampu teristimewa lampu rem
- Kaca klakson
11. KOPPELING DAN PERSENELLING
- Periksa koppeling
- Periksa persenelling
- Transfercase dan test pemindahan percepatan
- Pedal gas dan pen
12. JOINT, POROS PENGGERAK DAN DIFFERENSIAL
- Periksa joint-joint
- Periksa poros-poros
- Rantai penggerak berikut roda gigi
- Differensial
- Bak reduksi roda
13. CHASSIS DAN RODA
- Velg
- Ring velg
- Mur roda
- Pegas berikut anting-anting dan pen
- Shockbreker
- Baut-baut pengikat
RSUD
PEMELIHARAAN MOBIL AMBULANS
HASANUDDINDAMRAH
MANNA No.Dokumen : RevisiKe : Halaman :
445 / / RSUD-HD/ /2019 3/3
TanggalTerbit : Ditetapkanoleh
Direktur
RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA
Jl. Raya Padang Panjang

STANDAR
PROSEDUR dr. Emrusmadi, Sp.B
OPERASIONAL NIP. 1976 01292006041012

PROSEDUR 14. BODI DAN BAK MUATAN


- Bodi
- Bermuatan
- Engsel-engsel
- Landasan-landasan pada frame
15. REM
- Pedal
- Mastergylinder
- Tangki minyak
- Saluran/kabel-kabel kompresor angin
- Tangki angin
16. PERKAKAS KENDARAAN
- Dongkrak
- Kunci roda
- Tang kombinasi
- Obeng dan sebagainya yang diperlukan
UNIT TERKAIT SaranadanPrasarana
DOKUMEN TERKAIT -
RSUD
PENGGUNAAN AMBULANCE UNTUK PASIEN PULANG PERAWATAN
HASANUDDINDAMRAH
MANNA No.Dokumen : RevisiKe : Halaman :
445 / / RSUD-HD/ /2019 1/1
TanggalTerbit : Direktur
RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA

Jl. Raya Padang Panjang

STANDAR dr. Emrusmadi, Sp.B


PROSEDUR NIP. 1976 01292006041012
OPERASIONAL
PENGERTIAN Sarana transportasi pasien yang dilengkapi oleh fasilitas kesehatan untuk pasien
pulang perawatan.
TUJUAN Untuk membantu pasien berkebutuhan khusus dalam pulang perawatan.
KEBIJAKAN SK Direktur RSUD HasanuddinDamrah Manna No. / / RSUD-HD/ /20
Tentangtransportasirujukan
PROSEDUR 1. Ambulan yang digunakan untuk pasien pulang perawatan adalah ambulans
transportasi pasien.
2. Alur permintaan ambulans seseuai dengan SPO permintaan ambulans
3. Digunakan pada pasien yang :
a. Masih membutuhkan alat bantu seperti : kursi roda, tongkat dll
b. Masih memerlukan perawatan yang intensif dalam penggunaannya seperti
: kateter, NGT
c. Pasien yang tidak mempunyai sarana transportasi yang memadai
4. Pencatatan dan pelaporan penggunaan ambulans kepada penanggung jawab
ambulans di IGD
UNIT TERKAIT Semua unit pelayanan di RSUD Hasanuddin Damrah Manna
DOKUMEN TERKAIT -

Anda mungkin juga menyukai