Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkat dan
Karunianya sehingga pedoman akses ke rumah sakit dan kontinuitas pelayanan
(ARK) dapat diselesaikan, kami mengharapkan usul saran demi perbaikan Pedoman
ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga Pedoman akses ke rumah sakit dan kontinuitas pelayanan (ARK)dapat
diselesaikan. Akhir semoga Pedoman ini dapat membantu meningkatkan mutu
layanan Rumah Sakit Sumber Hidup sehingga lebih bermutu.
Tim Akreditasi
DAFTAR ISI
Halama Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Surat Keputusan iv
A. Kebijakan Umum 1
B. Kebijkan Khusus 2
1. Skrining Kontak Pertama 2
2. Skrining Di Unit Layanan
3. Skrining Di Luar Rumah Sakit
4. Triase
5. Pelayanan Menahan untuk Observasi
6. Penundaan Pelayanan/
7. Identifikn hambatan dalam pelayanan
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Kriterian Pasien Rawat Inap
10. Kriteria Pasien Pulang
11. Kriteria Pasien Stabil
12. Kriteria Pasien Masuk Ruang Pengawasan (HCU)
13. Kriteria Pasien Keluar Ruang Pengawasan (HCU)
14. Pasien Cuti Rawat Inap
15. Kriteria Pasien di Rujuk Ke Rumah Sakit Lain
16. Kriteria Pendampingan Pasien Saat Tranfer
17. Transfer di dalam Rumah Sakit
18. Tranfer Keluar Rumah Sakit/Rujukan
19. Rujukan Tidak Mungkin Dilaksanakan
20. Resume Medis
21. DPJP
22. Tranportasi
YAYASAN KESEHATAN GPM
RUMAH SAKIT SUMBER HIDUP
Jl. Anthoni Rheebok, No.11 Telp. (0911) 352373-351654
SURAT KEPUTUSAN
Nomor :032/SKEP/RS.SH/E.2/02/2019
TENTANG
PEDOMAN AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS
PELAYANAN (ARK)
RUMAH SAKIT SUMBER HIDUP
DIREKTUR RUMAH SAKIT SUMBER HIDUP
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : Keputusan Direktur Rumah Sakit Sumber Hidup tentang
Pedoman Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan
(ARK) Rumah Sakit Sumber Hidup
PERTAMA : Menetapkan dan mengesahkan Pedoman Akses Ke Rumah
Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK) Rumah Sakit Sumber
Hidup sebagaimana terlampir;
KEDUA : Setiap unit layanan Rumah Sakit Sumber Hidup wajib menaati
dan melaksanakan Pedoman Akses Ke Rumah Sakit dan
Kontinuitas Pelayanan (ARK) Rumah Sakit Sumber Hidup
dengan penuh rasa tanggung jawab;
KETIGA : Pedoman Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan
(ARK) Rumah Sakit Sumber Hidup akann dari tinjua kembali
setelah 3 (tiga) tahun pelaksanaannya dan atau jika ada hal-hal
yang bersifat mendadak berdasarkan usul saran dari Komite
Medis dan atau Komite Keperawatan;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliriun dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Ambon
Pada tanggal : 11 Juni 2019
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Pelayanan Rumah Sakit Sumber Hidup GPM harus mematuhi undang-undang dan
peraturan yang berlaku dan memberikan respon terhadap setiap laporan dari lembaga
pengawasan dan regulator.
2. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu dilandasi dengan cinta
kasih,pelayanan yang seragam, tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, dan
memperhatikan mereka yang lemah dan kurang mendapat perhatian (option for the
poor).
3. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu
layanan, keselamatan pasien, dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi pasien,
keluarga dan masyarakat serta karyawan sesuai dengan Visi, Misi, Falsafah dan
Tujuan Rumah Sakit Sumber Hidup GPM
4. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berfokus pada pasien
(patient centeredness) dengan melaksanakan akses ke pelayanan dan kontinuitas
pelayanan, memenuhi hak pasien dan keluarga, asesmen pasien, pemberian
pelayanan pasien, serta memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan masyarakat
5. Pelayanan rumah sakit dilaksanakan selama 24 jam setiap hari, kecuali radiologi jam
12.00 – 17.00 selanjutnya on call, kecuali cito. unit laboratorium jam 08.00 – 20.00
selanjutnya on call. Kecuali cito. Dan pelayanan rawat jalan (poliklinik umum jam
08.00-12.00 WIT)
6. Setiap unit pelayanan harus menjalankan upaya peningkatan mutu.
7. Setiap unit pelayanan harus menjalankan kewaspadaan universal melalui kegiatan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang menjangkau setiap pelayanan di rumah
sakit dan melibatkan berbagai individu
8. Setiap pimpinan unit pelayanan harus mampu memberikan arahan, mengendalikan,
mengelola, dan memimpin unit pelayanan masing-masing untuk mencapai visi-misi
unit pelayanan maupun visi-misi rumah sakit.
9. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas rumah sakit wajib mematuhi ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan melakukan upaya untuk mengurangi
dan mengendalikan bahaya, resiko, mencegah kecelakaan dan cedera, dan
memelihara kondisi lingkungan dan keamanan, termasuk dalam penggunaan alat
pelindung diri (APD).
10. Semua individu yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit wajib melakukan 6
(enam) sasaran Keselamatan Pasien.
11. Peralatan di unit pelayanan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi secara
teratur sesuai ketentuan yang berlaku dan selalu dalam kondisi siap pakai.
12. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan rumah sakit.
13. Semua petugas rumah sakit wajib memiliki ijin/ lisensi/ sertifikasi sesuai dengan
profesi dan ketentuan yang berlaku
14. Setiap petugas rumah sakit harus bekerja sesuai standar profesi, standar kompetensi,
standar prosedur operasional, etika profesi, kode etik rumah sakit dan semua
peraturan rumah sakit yang berlaku.
15. Disemua fase pelayanan Rumah Sakit menempatkan staf yang berkompoten sebagai
orang yang bertanggung jawab terhadap koordinasi dan kesinambungan pelayanan
pasien. (case manejer/ menejer pelayan pasien).
16. Setiap unit pelayanan harus mampu mengelola data yang dapat dijadikan sebagai
sumber informasi dan pengambilan keputusan bagi kepentingan manajemen dan
pelayanan kepada masyarakat.
17. Setiap unit pelayanan harus berupaya memperoleh, mengolah dan menggunakan
informasi secara terintegrasi yang dikomunikasikan secara benar untuk meningkatkan
kesehatan pasien serta kinerja rumah sakit baik secara keseluruhan maupun individu.
18. Koordinasi dan evaluasi pelayanan disetiap unit pelayanan wajib dilaksanakan
melalui rapat.
19. Semua unit pelayanan wajib membuat laporan harian, bulanan, semester dan tahunan
kepadamanajemen rumah sakit
20. Rumah sakit menjalankan program keselamatan pasien melalui (enam) standar
keselamatan pasien, dan 6 (enam) langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit
21. Rumah Sakit melaksanakan penanggulangan Tuberkulosa (TB) dan pelayanan HIV/
AIDS
22. RS melakukan proses pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat
darurat. Proses penerimaan pasien gawat darurat ke unit ranap dalam 24 jam sesuai
dengan prosedur yang berlaku
23. Jika pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di rumah sakit, maka pasien
harus dirujuk ke rumah sakit lain yang bisa melayani setelah mendapat persetujuan
pasien/ keluarga (pasien dalam keadaan stabil).
24. Rumah sakit menghargai dan memenuhi hak pasien yang dilayani.
25. Seluruh karyawan rumah sakit berkewajiban menjaga dan melindungi rahasia medis
pasien yang dilayani.
26. Rumah sakit melakukan pengumpulan, validasi dan analisis data baik internal
ataupun eksternal untuk pengembangan pelayanan rumah sakit.
27. Proses pelayanan pasien yang mendesak saat pasien pulang harus dijelaskan dengan
sederhana, dapat dimengerti oleh pasien dan keluarga sehingga pasien dapat control
ke RS/fasilitas kesehatan terdekat saat keadaan mendesak yang berkaitan dengan
kondisi pasien
28. Staf RS yang berkompoten dapat memberikan penjelasan tentang resiko jika pasien
rawat jalan/rawat inap menolak nasihat medis dan memilih pulang dan apabila ada
dokter keluarga kepadanya diberitahu
29. Rumah sakit mempertimbangkan rencana pemulangan pasien, pelayanan penunjang
dan kelanjutan pelayanan medis.
30. Rumah sakit mengidentifikasi organisasi dan penyedia pelayanan kesehatan di
lingkungan di mana pasien tersebut berasal yang berhubungan dengan pelayanan
yang ada di Rumah sakit serta populasi pasien.
B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. SKRINING KONTAK PERTAMA.
1) Setiap petugas Rumah Sakit dapat melakukan skrining awal secara visual
dan verbal untuk membantu mengarahkan pasien sesuai dengan
kebutuhannya.
2) Skrining secara visual, dilakukan dengan cara mengamati keadaan secara
umum,ekspresi rasa kesakitan, pucat, ikterus, sianosis,sesak nafas. Dan
Kesadaran
3) Pasien yang telah dilakukan skrining bila sesuai dengan fasilitas rumah
sakit pasien tersebut akan diterima, jika tidak sesuai fasilitas atau pasien
kritis pasien akan dirujuk
Tes diagnosa sebelum ditentukan pasien masuk rawat inap, rawat jalan atau
dirujuk, antara lain:
1) Pasien dewasa
a) Darah lengkap (sesuai indikasi)
b) Gula darah sewaktu. (sesuai indikasi)
2) Pasien dengan usia lebih dari 40 tahun
a) Darah lengkap (sesuai indikasi)
b) Gula darah sewaktu (sesuai indikasi)
c) ECG
3) Pasien Febris
Febris 2 hari. :
• Darah rutin / DDR
Febris lebih dari 5 hari
✓ Darah rutin.
✓ Widal
4) Pasien GE
✓ Darah rutin (sesuai indikasi).
5) Pasien operasi.
Paket operasi anak.
a) Darah rutin,CT/BT.
b) Gol. Darah,Hbsag (sesuai indikasi),
c) Konsul dokter anak.
d) Konsul anestesi.
Paket operasi dewasa.
a) Darah Rutin, CT/BT, GDS.
b) Ureum,Creatinine ,Hbsag (sesuai indikasi)
c) SGOT/SGPT,
d) urine lengkap (sesuai indikasi).
e) ECG dan thorax foto di atas 45 tahun.
f) Konsul dokter anasthesi
g) Konsul dokter Penyaki Dalam
6) Pasien nyeri dada.
❖ ECG.
❖ Thorak foto AP (sesuai indikasi).
c) Pelayanan Kuratif
Kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota
keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan.
Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :
a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis
penderita TB
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin
dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d) Pelayanan Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita
yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama. Usaha yang dilakukan, yaitu:
a. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC
(latihan nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).
Dalam pelaksanaannya skrining didalam rumah sakit dilaksanakan
melalui tahapan berikut :
1. Pemeriksaan saat pasien datang
Semua pasien yang datang ke IGD harus diprioritaskan pada saat
kedatangan, oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman. Penilaian
awal umumnya harus tidak mengambil lebih dari 2 - 5 menit. Penilaian
awal tersebut dilaksanakan melalui kriteria triase yang menggunakan
skala triase Australia, selanjutnya petugas melaksankan penilaian
lanjutan.
2. Skrining dilakukan melalui :
a. Kriteria triase (SPO Triase pasien),………….
b. Evaluasi visual atau pengamatan, (keadaan umum pasien)
c. Pertanyaan ( anamnesa pasien )
d. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik,
e. Psikologik,
f. Hasil laboratorium klinik atau diagnostik imajing pasien.
g. Ketersediaan kamar rawatan
h. Identifikasi kebutuhan pasien berkenaan dengan pelayanan preventif,
paliatif, kuratif, dan rehabilitatif
3. Dokumentasi dilakukan melalui status Rekam Medis IGD yang
mencakup :
a. Identitas pasien
b. Anamnesis pasien
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan penunjang
e. Diagnosis pasien
4. Dokumentasi dilakukan melalui status Rekam Medis elektronik di
admisi yang mencakup:
a. Identitas pasien
b. Anamnesis pasien
c. Pemeriksaan penunjang
5. TRIASE
Pasien Datang ke RS Sumber Hidup GPM di seleksi/TRIASE
berdasarkan kegawatannya menurut START (Simple Tryase and Rapid
Treadmant).
Anak:
a. Tidak ada ancaman sumbatan jalan nafas.
b. SPO 2 > 90 %
2. Prioritas Kedua
Pasien golongan ini pada saat masuk tidak dalam keadaan kritis terapi
kondisi klinisnya membutuhkan pemantauan intensive baik secara invansive
maupun non invansive atau keadaan – keadaan yang dapat menimbulkan
ancaman gangguan pada sistem organ vital. Pada pasien seperti ini terapi
juga tidak dibatasi, misalnya:
a. Pasca Bedah Intensive
b. Pasca Henti Jantung Pada Keadaan Stabil.
3. Prioritas Ketiga
Pasien dalam keadaan kritis dengan harapan kecil untuk penyembuhannya.
Pasien kelompok ini memerlukan terapi intensive terbatas untuk mengatasi
krisis penyakit, tetapi tidak dilakukan terapi invansive seperti, Intubasi dan
Resusitasi, misalnya pasien dengan Metastase keganasan penyakit jantung
dan paru terminal dengan komplikai akut.
2) Fasilitas Penunjang
• Laboratorium Patologi Klinik & Patologi Anatomi
• X-Ray
• Whole Body CT-Scan
• Ms CT- 3 Dimensi
• USG
• Endoskopi
• Konsultasi Gizi
• ECG
• EEG
• Treadmill
• Laparoskopi
• Instalasi Gizi
• Farmasi
• Instalasi Rehabilitasi Medik
• Hemodialisa
b) Rumah sakit Tingkat II Dr.J.ALatumeten type B
FASILITAS LAYANAN
1. Pelayanan Medis
2. Medical Check Up
3. Dokter Umum
4. Dokter Gigi
5. Dokter spesialis / Sub-spesialis
a. Anak
b. Bedah
c. Kebidanan & Kandungan
d. Penyakit Dalam
e. Syaraf
f. THT
g. Mata
h. Kulit & Kelamin
i. Jiwa
j. Anestesi
6. Laboratorium Patologi Klinik
7. X-Ray
8. USG
9. ECG
10. CSSD
11. Konsultasi Gizi
12. Farmasi
13. Hemodialisa
14. Rehabilitasi Medik
15. Ambulance
16. UGD 24 Jam
17. Rawat Inap & Rawat Jalan
18. ICU
19. Instalasi Bedah Sentral
20. Kamar Jenazah
25. DPJP
Kebijakan pelayanan pasien.
Setiap pasien yang dirawat harus memiliki DPJP yaitu Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan yang merawat pasien tersebut dan memberikan
asuhan medis sesuai prosedur tetap pelayanan DPJP.
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan tersebut adalah dokter spesialis
sesuai dengan penyakit pasien. Bila pasien dirawat bersama oleh beberapa
dokter dari berbagai disiplin ilmu harus segera ditunjuk satu orang sebagai
DPJP utama dan Dokter lainya sebagai DPJP tambahan sesuai dengan bidang
penyakit Tertentu.
Dokter Penanggung jawab ruangan adalah dokter umum yang membantu
dokter DPJP dalam hal visite pasien. Keberadaan dokter penanggung jawab
ruangan (DPJR) bertujuan untuk menampung keluhan pasien dan memeriksa
kondisi pasien agar pasien tidak terlalu lama dalam bertemu dengan DPJP.
1. Penentuan DPJP.
Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah sakit
baik dari IGD maupun Poliklinik.
2. konsulen jaga.
• Surat Rujukan langsung kepada salah satu dokter spesialis terkait.
Dokter spesialis yang dituju otomatis menjadi DPJP pasien yang
dimaksud.
• Atas permintaan pasien/keluarga. Khusus pasien Umum Pasien dan
keluarga berhak meminta salah seorang dokter sebagai DPJP yang
memiliki SIP di RS Sumber Hidup GPM
3. Pola Operasional DPJP Rawat Bersama.
• Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan dibidang kompetensi dan
keahliannya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan
penanganan disiplin profesi lain harus dikonsulkan dan ditunjuk DPJP
tambahan sesuai kebutuhan, dan ditentukan siapa yang menjadi DPJP
utama sebagai koordinator dan DPJP tambahannya.
4. Pengalihan DPJP di IGD.
• Dalam pelayanan di IGD, demi keselamatan pasien,dokter jaga menjadi
dokter DPJP pada asuhan medis awal/ penanganan kegawatdaruratan.
Kemudian saat dikonsul/ rujuk di tempat (on side) atau lisan ke dokter
spesialis, dan dokter spesialis tsb memberikan asuhan medis ( termasuk
instruksi secara lisan) maka dokter tersebut telah menjadi dokter DPJP p
asien yang bersangkutan.
26. TRANSPORTASI
a. Pasien dirujuk kepusat layanan lain/siap dipulangkan dari rawat inap/rawat
jalan dapat menggunakan ambulance dan asesmen sesuai kebutuhan dan
kondisi pasien.
b. Pelayanan permintaan ambulans di RS SH GPM terdiri dari jalur langung
(untuk pasien RJ/RI di RSSH GPM), jalur tidak langsung/perimntaan dari
luar RS.
c. RS Sumber Hidup GPM dimonitor dari segi kualitas Ambulance, keamanan
dan pemeliharaan termasuk penanggapan keluhan.
d. Semua kendaraan transportasi dilengkapi dengan peralatan yang memadai
perbekalan dan medika mentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang
dibawah
e. RS melakukan upaya monev untuk memonitor kualitasn dan keaman
transpotrasi di RS termasuk proses menanggapi keluhan
f. Asesmen kebutuhan transportasi dan peralatan kesehatan disesuaikan dengan
kondisi pasien termasuk pasien rawat jalan
g. Kebutuhan obat, bahan habis pakai, alkes dan peralatan medis disesuaikan
dengan kondisi pasien
h. RS Sumber Hidup mengupayakan transportasi yang memenuhi persyaratan
PPI
i. RS mengupayakan proses penanganan pengaduaan/keluhan dalam proses
rujukan.
Ditetapkam di : Ambon
Pada Tanggal : 11 Ferbuari 2019
Direktur RS Sumber Hidup