hal
1. Sampul.........................................................................................................1
2. Daftar isi.....................................................................................................2
3. SK Direktur................................................................................................3
4. Kebijakan umum.......................................................................................5
5. Kebijakan Khusus......................................................................................8
a. Skrining kontak pertama.......8
b. Skrining di unit layanan.....8
c. Pelayanan menahan untuk Observasi.....11
d. Penundaan pelayanan... 11
e. Identifikasi Hambatan dalam pelayanan ....11
f. Kriteria Standing Order....12
g. Kriteria Pasien Rawat Inap ..15
h. Kriteria pasien pulang...16
i. Kriteria Pasien Stabil1...17
j. Kriteria pasien masuk Instalasi Perawatan Intensif ( IPI) ...19
k. Kriteria Keluar Instalasi Perawatan Intensive (IPI).23
l. Tidak Perlu Rawat IPI..23
m. Kriteria Masuk Ruang Pengawasan (HCU)....24
n. Kriteria Keluar Ruang Pengawasan (HCU).25
o. Kriteria pasien cuti rawat inap....26
p. Kriteria pasien di rujuk ke rumah sakit lain...................................27
q. Criteria pendampingan pasien saat transfer 28
r. Transfer pasien didalam dan keluar Rumah Sakit .. 28
s. Tranfer keluar Rumah Sakit / Rujukan .....29
t. Rujukan tidak mungkin dilaksanakan .. 29
1
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang
aman, berfokus kepada keselamatan pasien serta kepuasan
pelanggan (patient centeredness) di Rumah Sakit Panti
Rahayu, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
Bagian Akses Pelayanan dan Kontinuitas (APK) yang
bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Bagian Akses Pelayanan dan
Kontinuitas (APK) dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya kebijakan Direktur sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan Bagian Akses Pelayanan dan
Kontinuitas (APK) di Rumah Sakit Panti Rahayu;
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu
ditetapkan Kebijakan Pelayanan Bagian Akses Pelayanan
dan Kontinuitas (APK) dengan Keputusan Direktur
Rumah Sakit Panti Rahayu
MEMUTUSKAN
2
AKSES PELAYANAN DAN KONTINUITAS RUMAH
SAKIT PANTI RAHAYU.
Ditetapkan di Purwodadi,
Pada tanggal 10 Februari 2014
Direktur Utama,
Lampiran
Keputusan Direktur RS Panti
Rahayu
Nomor : 4825/PR-Kep.Dir/II/2014
Tanggal : 10 Februari 2014
3
A. KEBIJAKAN UMUM
4
pelayanan maupun visi-misi rumah sakit.
10. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas rumah sakit wajib
mematuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dengan melakukan upaya untuk mengurangi dan mengendalikan
bahaya, resiko, mencegah kecelakaan dan cedera, dan
memelihara kondisi lingkungan dan keamanan, termasuk dalam
penggunaan alat pelindung diri (APD).
11. Semua individu yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit wajib
melakukan 6 (enam) sasaran Keselamatan Pasien.
12. Peralatan di unit pelayanan harus selalu dilakukan pemeliharaan
dan kalibrasi secara teratur sesuai ketentuan yang berlaku dan
selalu dalam kondisi siap pakai.
13. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan rumah
sakit.
14. Semua petugas rumah sakit wajib memiliki ijin/ lisensi/
sertifikasi sesuai dengan profesi dan ketentuan yang berlaku.
15. Setiap petugas rumah sakit harus bekerja sesuai standar profesi,
standar kompetensi, standar prosedur operasional, etika profesi,
kode etik rumah sakit dan semua peraturan rumah sakit yang
berlaku.
16. Setiap unit pelayanan harus mampu mengelola data yang dapat
dijadikan sebagai sumber informasi dan pengambilan keputusan
bagi kepentingan manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
17. Setiap unit pelayanan harus berupaya memperoleh, mengolah
dan menggunakan informasi secara terintegrasi yang
dikomunikasikan secara benar untuk meningkatkan kesehatan
pasien serta kinerja rumah sakit baik secara keseluruhan maupun
individu.
18. Koordinasi dan evaluasi pelayanan disetiap unit pelayanan wajib
dilaksanakan melalui rapat rutin minimal 1 kali dalam satu bulan.
19. Semua unit pelayanan wajib membuat laporan harian, bulanan,
semester dan tahunan kepada manajemen rumah sakit.
20. Rumah sakit menjalankan program keselamatan pasien melalui 7
(tujuh) standar keselamatan pasien, dan 7 (tujuh) langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit.
5
21.
RS Panti Rahayu bukan rumah sakit yang ditunjuk untuk
melaksanakan PONEK. RS Panti Rahayu saat ini sedang
mempersiapkan untuk melengkapi SDM dan fasilitas ponek.
Terkait PONEK RS Panti Rahayu mengupayakan pelayanan
meliputi: penanganan awal kasus kegawatan/ emergency ibu dan
bayi dan pelayanan rujukan ke rumah sakit lain yang mampu
memberikan pelayanan lebih lanjut.
22.
RS Panti Rahayu bukan rumah sakit yang ditunjuk untuk
melakukan pelayanan pasien dengan HIV-AIDS, sehingga
pelayanan yang diselenggarakan RS Panti Rahayu meliputi:
pelayanan Voluntary Conseling and Testing (VCT), pelayanan
rujukan HIV ke rumah sakit lain yang ditunjuk melayani HIV-
AIDS, dan penerapan universal precaution.
23. Rumah Sakit melaksanakan penanggulangan Tuberkulosa (TB)
sesuai dengan pedoman strategi DOTS.
24. Jika pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di rumah
sakit, maka pasien harus dirujuk ke rumah sakit lain yang bisa
melayani setelah mendapat persetujuan pasien/ keluarga.
25. Rumah sakit menghargai dan memenuhi hak pasien yang
dilayani.
26. Seluruh karyawan rumah sakit berkewajiban menjaga dan
melindungi rahasia medis pasien yang dilayani.
27. Rumah sakit melakukan pengumpulan, validasi dan analisis data
baik internal ataupun eksternal untuk pengembangan pelayanan
rumah sakit.
B. KEBIJAKAN KHUSUS
6
2. Skrining di unit layanan
2.1 Setiap pasien yang masuk ke RS harus menjalani skrining .
2.2 Metode Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual
atau pengamatan, pemeriksaan fisik seperti raba nadi, tekanan
darah,suhu atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologi, laboratorium
klinik, diagnostik imaging sebelumnya.
2.3 Skrining dilaksanakan secara Triase, berdasarkan tingkat kegawatan
dengan memberi kode warna.
2.3.1 Gawat Darurat -MERAH. Pasien mengalami cedera
mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila
ditolong segera.Pelayanan segera kurang dari 5 menit.
2.3.1.1 Bunyi nafas ngorok atau gargling
2.3.1.2 Trauma atau luka bakar multiple daerah wajah sampai
leher
2.3.1.3 Gcs < 8
2.3.1.4 Perdarahan lebih dari 2 liter
2.3.1.5 Rr lebih dari 40 x/mnt
2.3.1.6 Spo2 < 90%
2.3.1.7 Cianosis
2.3.1.8 Capillary reffil > 3 detik
2.3.1.9 Acral dingin
2.3.1.10 Nadi teraba halus
2.3.1.11 Td sistolik < 90 mmHg atau > 160 mmHg
2.3.1.12 Suhu 390c disertai penurunan kesadaran
2.3.1.13 Cedera kepala berat ( korban tidak sadar )
Luka dada terbuka dan luka hancur pada
abdominopelvic
2.3.1.14 Serangan jantung ,stroke,heat stroke,hipotermi berat
2.3.1.15 Kemungkinan fraktur vertebrae cervical
Luka bakar pada mata dan mengenai saluran
pernafasan
2.3.1.16 Fraktur femur dan fraktur tanpa pulsus distal
7
2.3.2.1 bunyi nafas vesicular
2.3.2.2 perdarahan kurang dari 2 liter
2.3.2.3 GCS > 8
2.3.2.4 Capillary refil timel < 2 detik
2.3.2.5 RR lebih dari 24 x/mnt
2.3.2.6 Acral hangat
2.3.2.7 Nadi teraba
2.3.2.8 TD sistolik > 80 mmHg
2.3.2.9 Luka bakar hebat
2.3.2.10 Cedera spina cervical
2.3.2.11 Korban sadar dengan cedera kepala serius
2.3.2.12 Cedera bagian belakang
2.3.2.13 Intoksikasi chamical
2.3.3 Tidak gawat tidak Darurat -HIJAU. Pasien mendapat cedera
minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari
pertolongan.Pelayanan 15-30 menit
2.3.3.1 Suhu 38-38.5
2.3.3.2 Td 120/80 mmHg
2.3.3.3 Nadi 80-100x/mnt
2.3.3.4 Capillary reffil time < 2 detik
2.3.3.5 Minor bleeding
2.3.3.6 Fraktur dan cedera jaringan lunak minor
2.3.3.7 Luka bakar moderat dan minor
8
3.1 Bila kamar penuh ruangan observasi IGD dapat digunakan untuk
pasien yang menunggu kamar.
3.2 Untuk pasien yang menunggu kamar di ruang observasi dibatasi
sesuai dengan jumlah tempat tidur observasi yang ada di IGD
3.3 Menahan pasien observasi maximal hanya 6 jam selanjutnya bila
kamar masih penuh pasien dirujuk
3.4 Untuk pasien yang bisa mobilisasi dan mandiri atau dapat berjalan
dipersilahkan untuk pulang dahulu bila ada kamar petugas admisi
akan menghubungi pasien.
4. Penundaan pelayanan
4.1 Memperhatikan kebutuhan klinis pasien pada waktu menunggu atau
penundaan untuk pelayanan diagnostik dan pengobatan
4.2 Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan
atau pengobatan
4.3 Memberi informasi alasan penundaan atau menunggu dan
memberikan informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai dengan
keperluan klinik mereka ( SPO Pemberian Informasi Penundaan
Pelayanan )
5. Identifikasi Hambatan dalam pelayanan
5.1 Hambatan bahasa
Bekerja sama dengan keluarga atau pendamping pasien untuk
penggalian informasi dalam kepentingan pelayanan.
5.2 Hambatan cacat fisik seperti buta,tuli,bisu,,
Bekerjasama dengan keluarga atau pendamping pasien, kalau tidak
memungkinkan
dengan bahasa isyarat, bahasa tubuh atau alat peraga
6. Kriteria Standing Order
Standing Order adalah pemeriksaan penunjang yang harus sudah dilakukan
di UGD sebelum pasien dipindahkan ke bangsal,unit khusus atau dirujuk
6.1 Pasien dewasa (25 40 tahun)
6.1.1 Darah lengkap
(HB,Leko,Diff,LED,Ht,Tr,Eritrosit,MCV,MCH,MCHC)
6.1.2 Urine lengkap
( Protein,Glukose,Keton,Bilirubin,BJ,Reaksi/PH,Sediment)
6.1.3 Gula darah sewaktu
9
6.2 Pasien dengan usia > 40 tahun
6.2.1 Darah lengkap
6.2.2 Urine lengkap
6.2.3 Gula darah sewaktu
6.2.4 Thorax foto
6.2.5 ECG
6.4 Pasien GE
6.4.1 Darah rutin.
6.4.2 Elektrolit.
6.4.3 Faeces rutin.
6.4.4 Fungsi ginjal, apabila ada indikasi.
10
6.5.4 Elektrolit .
6.5.5 Konsul dokter anak.
6.5.6 Konsul anestesi.
Laboratorium :
6.8.2 Ureum, creatinin, asam urat.
6.8.3 GDS.
6.8.4 SGOT, SGPT.
6.8.5 CPK, CKMB (CYTO).
6.8.6 Cholestrerol, HDL, LDL, Trigliserida.
6.8.7 Elektrolit : natrium, kalium.
6.8.8 Thorak foto AP.
11
6.9.1 Ureum Cretinine,asam urat.
6.9.2 Urine lengkap.
6.9.3 GDS.
Pasien anak:
Laboratorium:
6.10.7 Darah rutin (hb, leukosit, Ht. , trombosit,
MCV/MCH/MCHC)
6.10.8 GDS, elektrolit ( bila kejang)
6.10.9 Elektrolit ,feaces rutin (bila GE)
6.10.10Urine rutin, ureum, creatinin (bila ada gejala ISK)
Hasil standing order minimal separuh dari pemeriksaan sudah dapat
diakses di BGD sebelum pasien pindah ke bangsal,unit khusus atau
dirujuk.
12
7.18 Fraktur femur dan fraktur tanpa pulsus distal
13
Masalah metabolik sudah teratasi
9.3.10 Natrium serum > 110 mEq/L dan < 170 mEq/L
9.3.11 Kalium serum >2 mEq/L dan < 7 mEq/L
9.3.12 PaO2 >50 mmHg
9.3.13 PH > 7,1 mmHg dan < 7,7 mmH
9.3.14 Kadar gula darah sewaktu > 80 mmHg dan < 300 mmHg
9.3.15 Calcium serum < 15 mg/dl
9.3.16 Bila telah memenuhi 4 kriteria dari 6 kriteria tersebut sudah
dinyatakan stabil
9.3.17 Setelah dinyatakan stabil observasi 1 jam baru pasien boleh
dipindahkan ke CCU atau dirujuk.
9.3.18 Gambaran EKG : Sinus rythm
9.3.19 Masalah spesifik pasien sudah dilakukan manajemen medis
9.3.20 Resusitasi cairan
9.3.21 Imobilisasi : cervical, fraktur, lumbal
9.3.22 Menghentikan perdarahan luka
Anak
9.3.23 Tidak ada ancaman sumbatan jalan nafas, bila ada sudah di
atasi ( intubasi)SPO 2 > 90 %
TTV
9.3.24 Capillary Reffil time <3 detik
Frekwensi jantung
9.3.25 New born 90-180x/mnt
9.3.26 1 thn 80-160 x/mnt
9.3.27 1-4 thn 80-120x/mnt
9.3.28 5- 12 thn 70-110x/mnt
9.3.29 Tekanan Darah :
Umur sistolik diastolik
Neonatal 75-105 45-75
2-6 80-110 50-80
7 85-120 50-80
14
8 90-120 55-85
9 90-120 55-85
10 95-130 60-85
11 95-135 60-85
12 95-135 60-85
13 100-140 60-90
14 105-140 65-90
Respirasi :
9.3.30 New born = 30 - 60x/mnt
9.3.31 1 thn = 25 - 40x/mnt
9.3.32 1-4 thn = 20 - 30x/mnt
9.3.33 5-12 thn = 16 - 20 x/mnt
15
10.1.2 Pasien yang memerlukan bantuan pemantauan intensif atau
non invasive sehingga komplikasi berat dapat dihindari atau
dikurangi (contoh: pasca bedah besar dan luas; pasien dengan
STEMI,Ventrikel Fibrilasi,Ventrikel Tacicardi,Supra Ventrikel
Tacicardi,Oedema Paru Acut, PPOK,gagal ginjal ,GBS,
Fraktur servical,, miastenia gravis, dll)
10.1.3 Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi
komplikasi-komplikasi akut, sekalipun manfaat CCU ini
sedikit (contoh: pasien dengan tumor ganas metastasis dengan
komplikasi infeksi, tamponade jantung, sumbatan jalan napas)
16
Karena di rumah sakit Panti Rahayu belum ada NICU, maka bayi
yang termasuk level III akan dirujuk ke rumah sakit yang lain
(sesuai SPO rujukan pasien).
Yang termasuk bayi level III adalah :
10.1.4.9 Bayi dengan sindroma gawat nafas derajat 3 dan 4
yang memerlukan support alat bantu nafas
mekanik, Aspirasi air ketuban (Meconeum
Aspiration Syndrome) atau janin menghirup
mekonium yang tercampur dengan cairan ketuban.
10.1.4.10 Bayi berat badan lahir amat / sangat rendah
(kurang dari 1200 gram), atau bayi dengan umur
kehamilan kurang dari 34 minggu yang belum
mendapatkan obat kematangan paru
10.1.4.11 Bayi dengan kelainan kongenital yang
membutuhkan tindakan operatif, yaitu :
- bayi dengan obstruksi saluran pencernaan
- hernia diafragmatika
- Omfalokel
- penyakit jantung bawaan
- perforasi usus
- atresia anii.
17
10.2.7 TD sistolik < 90 mmHg
10.2.8 Respirasi > 35 x/menit atau < 12 x/menit
10.2.9 Suhu > 39 derajat Celsius disertai penurunan kesadaran
10.2.10 Criteria triage merah
EKG
10.3.10 Miocard infark akut dengan aritmia, hemodinamik tidak
stabil dan gagal jantung kongestif
10.3.11 Ventrikel tachicardi dan ventrikel fibrilasi
10.3.12 Blok jantung dengan gangguan hemodinamik
18
11.4.1 Pasien usia lanjut dengan gagal 3 organ atau lebih yang
tidak memberikan respon terhadap terapi intensif selama
72 jam
11.4.2 Pasien mati otak atau koma (bukan karena trauma) yang
menimbulkan keadaan vegetatif dan sangat kecil
kemungkinan untuk pulih
11.4.3 Pasien dengan bermacam-macam diagnosis seperti
PPOM, jantung terminal, karsinoma yang menyebar
11.4.4 DNR (Do Not Resusitasi)
19
13.1.5 Penawasan tidak memberi manfaat dan tidak perlu
diteruskan lagi pada: Pasien mati otak atau koma
(bukan karena trauma) yang menimbulkan keadaan
vegetatif dan sangat kecil kemungkinan untuk pulih
13.1.6 Pasien dengan bermacam-macam diagnosis seperti
PPOM, jantung terminal, karsinoma yang menyebar.
13.1.7 DNR (Do Not Resusitasi)
20
14. Kriteria pasien cuti rawat inap
Kriteria pasien yang boleh mendapatkan izin cuti :
21
Rujukan Sementara:
15.1 Tujuan diagnostik (MRI, USG second opinion)
15.2 dimana RS. Panti Rahayu tidak mempunyai fasilitas.
Pindah Rawat :
15.6 Pasien pindah rawat ke RS lain karena alasan permintaan
pasien atau Keluarga dan tempat penuh.
15.7 Pasien yang tidak ada indikasi rawat dan minta dirawat di RS
lain, RS Panti Rahayu tidak perlu memberikan pendampingan
petugas.
22
16.3.1 Pasien dalam kondisi stabil yang tidak menderita
penyakit yang beresiko dapat mengancam jiwa
mis: febris, gastritis, DM tanpa asidosis, Hipertensi
ringan sedang dll)
16.3.2 Pasien yang dirujuk untuk menjalani prosedur
diagnosis atau tindakan medis ke RS lain dengan
kondisi stabil.
16.3.3 Pasien tidak dikategorikan sebagaimana kriteria 1.1
dan 1.2 (indikasi sosial )
23
risiko yang mungkin terjadi, kecuali apabila pasien dijemput
oleh ambulance dan tenaga medis dari RS yang dituju.
18.4 Pasien hanya boleh dirujuk / dipindahkan ke RS lain apabila
hasil pemeriksaan penunjang diagnostik sudah tersedia.
18.5 Observasi selama proses transfer di dokumentasikan pada
form observasi saat rujukan.
18.6 Transfer pasien kerumah sakit ditujukan kepada dokter yang
berkompeten di bidangnya atau bidang spesialisasi terkait.
18.7 RS Panti Rahayu menjalin kerjasama dengan RS lain demi
kelancaran proses rujukan pasien.
18.8 Untuk ambulance call penjemputan harus didampingi oleh
dokter atau perawat yang berkompeten.
Direktur Utama,
dr.Sunarim
a, M.Kes.
24