Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

ALUR PELAYANAN PASIEN


DI RUANG TRANSIT

i
PANDUAN ALUR PELAYANAN PASIEN DI RUANG TRANSIT

PELAYANAN MEDIS

Penulis Dokumen : Pelayanan Medis

Tanggal : 10 Agustus 2022

Jumlah Halaman : 11 Halaman

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahkmat-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Panduan Alur Pelayanan Pasien Di Ruang
Transit pada Rumah Sakit Umum Ganesha.
Panduan Alur Pasien Pelayanan Di Ruang Transit ini disusun agar dapat menjadi
ketentuan dasar yang memberikan arahan suatu kegiatan dalam pengelolan alur pasien di IGD
sehingga tidak terjadi penumpukan.
Dengan selesainya Panduan Alur Pelayanan Pasien Di Ruang Transit ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih .
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari panduan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Gianyar, 10 Agustus 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii
PERATURAN DIREKTUR..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................8
A. Latar Blakang.......................................................................................................................................8
B. Batasan Oprasional...............................................................................................................................8
C. Landasan Hukum................................................................................................................................11
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................12
A. Pengertian Ruang Transit...................................................................................................................12
B. Tujuan Ruang Transit.........................................................................................................................12
C. Peralatan Dan Fasilitas Ruang Transit................................................................................................12
D. Denah Ruang Transit..........................................................................................................................13
E. Sistem Pelayanan Diruang Transit......................................................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................................................16
B. Monitoring Dan Evaluasi....................................................................................................................16
C. Dokumentasi.......................................................................................................................................16

iv
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM GANESHA
NOMOR: 310/PER.DIR/RSUG/VIII/2022
TENTANG
PANDUAN ALUR PELAYANAN PASIEN DI RUANG TRANSIT
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM GANESHA

Menimbang a. bahwa alur pelayanan mengatasi penumpukan pasien di IGD


dipandang penting untuk meningkatkan kepuasan pasien;
b. bahwa pengelolaan alur harus dilakukan secara efektif mulai
dari pengkajian, tindakan, transfer pasien sampai
pemulangannya untuk mengurangi penundaan asuhan kepada
pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, perlu ditetapkan Peraturan Direktur
Rumah Sakit Umum Ganesha tentang Panduan Alur Pelayanan
Pasien di Ruang Transit.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Hak Pasien
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Rumah Sakit;
4. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Organisasi
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

v
2015 Nomor 159);
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 69 Tahun 2014 Tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
01.07/MENKES/1128/2022 STANDAR AKREDITASI RS.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
GANESHA TENTANG PANDUAN ALUR PELAYANAN
PASIEN DI RUANG TRANSIT

Pasal 1
Alur pelayanan untuk mengatasi penumpukan pasien di IGD
dipandang penting untuk meningkatkan kepuasan pasien.

Pasal 2
Pengelolaan alur harus dilakukan secara efektif mulai dari
pengkajian, tindakan, transfer pasien sampai pemulangan untuk
mengurangi penundaan asuhan kepada pasien

Pasal 3
1) Dokumen panduan yang tercantum pada dalam Lampiran
Peraturan Direktur ini, dijadikan acuan dalam melakukan tugas
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur ini;
2) Peraturan Direktur Rumah Sakit ini mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Gianyar
Pada tanggal: 10 Agustus 2022

(drg. Chandra Purnama H., M.Kes)


Direktur RSU Ganesha

vi
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM GANESHA
NOMOR: 310/PER.DIR/RSUG/VIII/2022
TENTANG PANDUAN ALUR PELAYANAN
PASIEN DI RUANG TRANSIT

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATARBLAKANG
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan yang
cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian
dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan
untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik
dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama
perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan
yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien IGD RSU Ganesha khususnya.
Penumpukan pasien (overcrowded) di IGD salah satunya disebabkan oleh belum siapnya
ruang rawat inap yang dibutuhkan oleh pasien karena semua tempat tidur terisi penuh dan belum
ada tempat tidur yang kosong, hal ini dapat menyebabkan penundaan pemberian asuhan atau
pelayanan kepada pasien. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, ruang transit sangat perlu
berada di unit IGD.
Berkaitan dengan hal tersebut dalam mengoptimalkan pemberian pelayanan di ruang
transit di IGD RSU Ganesha harus berdasarkan standar pelayanan perawatan pasien di RSU
Ganesha

B. Batasan Operasional
1. Instalasi Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada pasien
dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai

8
multidisiplin.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma / penyakit
serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan
yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan anatomi yang
akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang ada
berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat pertolongan
secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya
kanker stadium lanjut
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
10. Kecelakaan ( Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak
dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
a. Tempat kejadian :
- Kecelakaan lalu lintas
- Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
- Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
- Kecelakaan di sekolah
9
- Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi,
perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.
b. Mekanisme kejadian
- Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik
karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
c. Waktu kejadian
- Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
- Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap
tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan
bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari
salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
a. Susunan saraf pusat
b. Pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
f. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
a. Trauma / cedera
b. Infeksi
c. Keracunan ( poisoning )
d. Degerenerasi ( failure)
e. Asfiksi
f. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and
electrolit )
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia

10
dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4 – 6 ), sedangkan kegagalan
sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama. Dengan
demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam
mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
a. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
b. Kecepatan meminta pertolongan
c. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
- Ditempat kejadian
- Dalam perjalanan ke rumah sakit
- Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit

C. Landasan Hukum
1. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993 tentang berlakunya
Standar Pelayanan di Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE / VII / 1991
Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
4. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
5. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

11
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RUANG TRANSIT


Ruang transit adalah keseluruhan asuhan rawat inap yang diberikan kepada pasien yang
belum bisa masuk ruangan rawat inap oleh karena ruangan masih penuh. Pelayanan yang
dimaksudkan di ruang transit UGD ini meliputi : pemeriksaan/follow up oleh DPJP, obat-obat,
makanan sesuai diet, personal hygene, dan pelayanan lainnya sesuai dengan plan of care dari
DPJP, dimana Pengelolaan pelayanan ruang transit ini dilakukan oleh unit IGD yang meliputi
dokter DPJP, dokter umum, dan perawat.

B. TUJUAN RUANG TRANSIT


Sebagai acuan dalam penerapan penerimaan pasien rawat inap dari UGD tetapi kondisi
ruang rawat inap rumah sakit sedang penuh.

C. PERALAT DAN FASILITAS DIRUANG TRANSIT


1. Fasilitas ruang transit
a. 1 (satu) tempat tidur
b. 1 (satu) kamar mandi
c. 1 (satu) Wasstafel
d. 1 (satu) meja
e. 1 (satu) telfon
f. 2 (dua) kursi
2. Peralatan
a. Troly (1 buah)
b. Tensi meter ( 1 buah )
c. Gunting (1 buah)
d. Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah )
e. Termometer ( 1 buah )
f. Stetoskop ( 1 buah )
g. Standar infus ( 1 buah )
h. 1 set kit emergensi yang berisi :
- Obat – obat untuk life saving
12
- Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10 kolf )
- Oropharingeal air way
- Infus set macro, infus set micro, infus set blod set (masing-masing 1 buah)
- IV chateter ( Nomer 20 , 18, 22, 2: 2 : 2 )
- Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )

D. DENAH RUANG TRANSIT

2 1

5
6

Keterangan :
1. Tempat tidur pasein
2. Meja pasien
3. Troly tindakan
4. Kamar mandi / Toilet pasien

E. SISTEM PELAYANAN RUANGAN TRANSIT


1. ALUR PASIEN SAAT MASIH DI RUANG IGD
a. Dokter jaga IGD menentukan pasien untuk rawat inap.
b. Dokter jaga IGD mengonsulkan pasien kepada DPJP
c. Dokter jaga memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang instruksi yang
diberikan oleh DPJP tentang tindakan, terapi medis, dan rencana perawatan selama di
rawap inap dan ditulis pada rekam medik.

13
d. Dokter jaga memberikan fom rawat inap kepada Pasien/keluarga untuk mengurus rawat
inap ke bagian admission.
e. Petugas admission mengucapkan salam kepada pasien/ keluarga yang datang ke bagian
admission.
f. Petugas admission memberikan penjelasan bahwa kondisi ruang rawat inap sedang penuh
sehingga sementara akan dirawat di ruang transit IGD.
g. Pasien/keluarga diberikan penjelasan tentang tata tertib berkunjung dan jadwal visite
dokter, dan hal-hal lain terkait dengan kondisi ruang transit.
h. Bila pasien/ keluarga telah menyetujui, maka pasien/keluarga menandatangani general
consent.
i. Petugas admission melakukan pendaftaran rawat inap sesuai dengan SPO yang berlaku.
j. Setelah pasien dan keluarga menyetujui, maka petugas admisi berkoordinasi dengan
petugas di IGD terkait trasnfer pasien ke ruangan transit.
k. Pasien dipindahkan atau ditransfer ke ruang transit untuk memperoleh pelayanan
berkesinambungan sampai ruangan di rawat inap tersedia dan siap digunakan..
l. Pasien yang masuk ke dalam ruang transit apabila masuk ke dalam kriteria pasien
kelolaan MPP, maka petugas IGD melakukan koordinasi dengan MPP terkait manajemen
pelayanan pasien.
m. Kepala ruangan IGD melakukan koordinasi agar visite DPJP, obat-obat, nutrisi, dan
personal hygene pasien dilaksanakan.

2. ALUR PELAYANAN PASIEN SAAT BERADA DIRUANG TRANSIT

a. Pasien di ruang transit dikelola dan dipantau observasinya oleh dokter jaga IGD
beserta perawat IGD sampai pasien memperoleh tempat tidur dirawat inap.
b. Semua tindakan diagnostik (pemeriksaan laboratorium, radiologi dan lain
sebagainya) dan persiapan rencana pembedahan yang dibutuhkan pasien selama
dirawat di ruang transit tetap dikerjakan oleh petugas IGD untuk menjaga
kesinambungan pelayanan pasien dan mencegah terjadinya penundaan pelayanan.
c. Petugas IGD melakukan konfirmasi ke bagian gizi terkait keberadaan pasien rawat
inap di ruang transit, agar pasien memperoleh pelayanan gizi.
d. Petugas IGD melakukan konfirmasi ke bagian farmasi dan apoteker terkait
keberadaan pasien rawat inap di ruang transit untuk memperoleh pelayanan
penjelasan terkait obat oleh apoteker.

14
e. Apabila pasien masih dirawat di ruang transit melebihi dari 1 x 24 jam, maka
dokter jaga IGD wajib menghubungi DPJP untuk melaporkan perkembangan
kondisi pasien dan mengingatkan DPJP untuk pemeriksaan kepada pasien.
f. Evaluasi kesiapan ruang rawat inap dilakukan oleh petugas IGD dengan
berkoordinasi dengan petugas admission.
g. Setelah pasien memperoleh ruang rawat inap dan siap ditempatkan, maka petugas
admisi memberikan informasi terkait pemindahan pasien ke rawat inap.
h. Pasien dipindahkan ke ruang rawat inap oleh perawat IGD.
i. Timbang terima dilakukan untuk semua riwayat pengobatan, pemeriksaan dan
tindakan yang sudah dikerjakan selama di ruang transit.
j. Semua proses manajemen pelayanan pasien dikoordinasikan dengan MPP.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ruang transit adalah keseluruhan asuhan rawat inap yang diberikan kepada pasien yang
belum bisa masuk ruangan rawat inap oleh karena ruangan masih penuh.

B. Monitoring dan evaluasi


1. Monitoring dan evaluasi kefektifitasan dilakukan oleh Kepala Instalasi Gawat Darurat
terkait pelaksanaan alur pelayanan pasien transit.
2. Waktu monitoring dilaksanakan setiap bulan terkait jumlah pasien di ruang transit dan alasan
penggunaannya.

C. PENDOKUMENTASI
Dokumentasi asuhan perawatan pasien, semua dicatat dalam rekam medis pasien
menyesuaikan dengan profesional pemberi asuhan pasien.

Ditetapkan di : Gianyar
Pada tanggal: 10 Agustus 2022

(drg. Chandra Purnama H., M.Kes)


Direktur RSU Ganesha

16

Anda mungkin juga menyukai