Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN

(MPP)

RUMAH SAKIT UMUM ANWAR MEDIKA


JL. BY PASS KM. 33 KRIAN
BALONGBENDO
RUMAH SAKIT UMUM
SIDOARJO
ANWAR MEDIKA
Jl.Raya ByPass Krian KM 33 Balongbendo Telp. (031) 8974943 – (031) 8972052
Website: www.rsanwarmedika.com Email: rsu.anwarmedika@gmail.com
SI D OAR J O
PERATURAN DIREKTUR
Nomor : 421/PERDIR-RSAM/VII/2022
TENTANG
PANDUAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN
RSU ANWAR MEDIKA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ANWAR MEDIKA

Menimbang : a. Bahwa salah satu keberhasilan pelayanan Rumah


Sakit adalah kontuinitas pelayanan antara PPA dan
pasien;
b. bahwa dalam rangka mewujudkan kualitas
pelayanan di Rumah Sakit dengan baik, telah
disusun panduan Manajemen Pelayanan Pasien di
RSU Anwar Medika;
c. bahwa sehubungan dengan panduan sebagaimana
poin (b) perlu ditetapkan melalui peraturan Direktur
RSU Anwar Medika;;

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 03 Tahun 2020
Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
7. Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan PerumahSakitan;
8. Pedoman Tata Naskah Nomor 14 Tahun 2017
Tentang Tata Naskah Di Lingkungan Kemenkes
9. Surat Keputusan Direktur Utama PT. Rumah Sakit
Anwar Medika Nomor 001/SK-PT/I/2020 Tentang
Stuktur Organisasi PT. Rumah Sakit Anwar Medika;
10. Surat Keputusan Direktur Utama PT. Rumah Sakit
Anwar Medika Nomor 002/SK-PT/I/2020 Tentang
Corporate byLaws PT. Rumah Sakit Anwar Medika;
11. Keputusan Direktur Utama PT RS Anwar Medika
Nomor 005/SK-PT/I/2020 Tentang pengangkatan
Direktur Rumah Sakit Umum Anwar Medika;
12. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar
Medika Nomor 247/PERDIR-RSAM/VII/2022
Tentanga Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum
Anwar Medika;
13. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar
Medika Nomor 377/PERDIR-RSAM/VII/2022
Tentang Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit
Umum Anwar Medika;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ANWAR
MEDIKA TENTANG PANDUAN MANAJEMEN PELAYANAN
PASIEN DI RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
(1) Manajemen Pelayanan Pasien (MPP) adalah suatu proses kolaboratif untuk ases
men, perencanaan, fasilitas, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi untuk o
psi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan komprehensif pasien dan keluarga
nya melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil
asuhan pasien yang bermutu dengan biaya efektif.
(2) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelaya
nan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in
ap, rawat jalan, dan gawat darurat.
(3) Direktur Rumah Sakit adalah pimpinan tertinggi di Rumah Sakit yang bertugas
memimpin penyelenggaraan Rumah Sakit.
(4) Case management merupakan suatu intervensi yang penting dan komprehensif
dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan asuhan pasien, kendali biaya,
pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered Care), asuhan pasien
terintegrasi, kontinuitas pelayanan, kepatuhan pasien serta kepuasan pasien.
(5) Manajer Pelayanan Pasien (MPP) atau Case Manager adalah tenaga professional
di rumah sakit yang memiliki kewenangan melaksanakan koordinasi manajemen
pelayanan pasien
(6) Upaya Peningkatan Mutu adalah upaya terus menerus yang berkesinambungan u
ntuk mencapai mutu yang tinggi. Mutu adalah sesuatu yang bersifat persepsi dan
dipahami berbeda oleh orang yang berbeda namun berimplikasi pada superioritas
sesuatu hal.
(7) Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana Rumah Sakit membuat asesmen
pasien lebih aman yang diwujudkan dalam kegiatan assesmen resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
(8) Patient Centered Care (PCC) adalah inovasi pendekatan dalam perencanaan,
pelayanan, dan evalusasi perawatan kesehatan yang berdasarkan pada kemitraan
yang saling menguntungkan antara penyedia pelayanan kesehatan, pasien, dan
keluarga.
(9) Kontinuitas pelayanan adalah proses untuk memberikan pelayanan asuhan pasien
yang berkelanjutan di dalam rumah sakit
(10) Asuhan pasien terintegrasi adalah asuhan pasien terintegrasi antar professional
pemberi asuhan (PPA)
BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2
Tujuan Manajemen Pelayanan Pasien bagi Rumah Sakit adalah :
(1) Pelayanan Fokus pada Pasien/ Patient Centered Care (PCC)
(2) Manajemen pelayanan pasien bersumber dari konsep pelayanan fokus pada
pasien . Inti konsep Pelayanan Fokus Pada Pasien terdiri dari 4 (Empat)
elemen:
a. Martabat dan Respek , Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan,
menghormati dan menghargai pandangan dan pilihan pasien serta
keluarga. - Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang
kultural pasien dan keluarga dimasukkan dalam perencanaan
pelayanan dan pemberian pelayanan kesehatan.
b. Berbagi Informasi , Pemberi pelayanan kesehatan
mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara lengkap dengan
pasien dan keluarga. - Pasien dan keluarga menerima informasi tepat
waktu, lengkap, dan akurat.
c. Partisipasi Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk
berpartisipasi dalam asuhan dan pengambilan keputusan serta pilihan
mereka.
d. Kolaborasi/ Kerjasama, pasien dan keluarga adalah mitra pemberi
pelayanan kesehatan. Pemberi pelayanan kesehatan bekerjasama
dengan pasien dan keluarga dalam pengembangan, implementasi dan
evaluasi kebijakan dan program.

Pasal 3
Manajemen Pelayanan Pasien bermanfaat bagi Rumah Sakit dalam :
1. Peningkatan mutu pelayanan
2. Peningkatan kepuasan pasien dan keluarga
3. Peningkatan keterlibatan pasien dalam asuhan
4. Peningkatan kepatuhan pasien dalam asuhan
5. Peningkatan kualitas hidup pasien
6. Peningkatan kolaborasi interprofesional tim PPA
7. Penurunan tingkat asuhan sesuai kebutuhan pasien dan panduan klinis
8. Penurunan lama dirawat
9. Pencegahan hari rawat yang tidak perlu
10. Penurunan frekuensi, jenis dan lama pemeriksaan, termasuk pemeriksaan
yang tidak perlu
11. Pengurangan / menghindari tagihan yang tidak perlu
12. Penurunan readmisi ke rumah sakit
13. Pengurangan kunjungan pasien yang sama ke IGD
14. Membantu proses evaluasi penerapan alur klinis (Clinical Pathway)

BAB III
TATA KELOLA / PENYELENGGARAAN
Pasal 4
Langkah-langkah dalam melakukan Manajemen Pelayanan Pasien :
(1) Penetapan Manajer Pelayanan Pasien oleh Direktur
(2) Hubungan integrasi antara Manajer Pelayanan Pasien dengan Professional
Pemberi Asuhan
(3) Identifikasi dan seleksi/skrining pasien untuk manajemen pelayanan pasie
n
(4) Melakukan assasement untuk manajemen pelayanan pasien
(5) Identifikasi masalah, resiko dan kesempatan
(6) Perencanaan manajemen pelayanan pasien
(7) Pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien
(8) Monitoring
(9) Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi
(10) Advokasi
(11) Hasil pelayanan
(12) Terminasi manajemen pelayanan pasien
(13) Asuhan manajemen pelayanan pasien didokumentasikan dalam lembar
manajemen pelayanan pasien

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 5
Hak dan kewajiban pasien rawat inap Rumah Sakit berlaku sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 4 tahun 2018 tentang hak dan kewajiban pasien/keluarga yang di
informasikan awal pada saat pendaftaran pasien rawat inap (TPPRI) dan di lakukan
edukasi ulang di pelayanan rawat inap.

BAB V
FORCE MAJEUR

Pasal 6
Apabila terjadi wabah/ bencana yang mempengaruhi pengumpulan data, maka
manajemen pelayanan pasien tetap dilakukan terutama pada kejadian penyakit
yang menyebabkan wabah.

BAB VI
PENUTUP

Pasal 7
Direktur Rumah Sakit melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan manajemen pelayanan pasien .

Pasal 8
(1) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 bertujuan
agar Rumah Sakit dapat mempertahankan atau meningkatkan pelayanan
Rumah Sakit
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. Sosialisasi, supervisi, konsultasi, dan bimbingan teknis;
b. Pendidikan dan pelatihan; dan/atau
c. Pemantauan dan evaluasi.

Pasal 9
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (1)
dilaksanakan melalui:
a. Sosialisasi
b. Pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia
c. Monitoring dan evaluasi

Pasal 10
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Nomor 76/SK-
RSAM/I/2020 tentang Panduan Manajemen Pelayanan Pasien dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku

Pasal 10
Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 06 Juli 2022

DIREKTUR
RSU ANWAR MEDIKA

dr. Nungky Taniasari, M.ARS


NIK. AM. 488
Lamp. : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar Medika
Nomor : 421/PERDIR-RSAM/VII/2022
Tanggal : 06 Juli 2022

BAB I
DEFINISI

Manajemen Pelayanan Pasien (MPP) adalah suatu proses kolaboratif untuk


asesmen, perencanaan, fasilitas, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi untuk
opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan komprehensif pasien dan
keluarganya melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi
hasil asuhan pasien yang bermutu dengan biaya efektif.
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) adalah seorang coordinator, fasilitator,
pemberi advokasi dan juga edukator. Karena itu karakteristik seorang MPP dilihat
dari kemampuannya dalam berkomunikasi. MPP yang berhasil mampu bekerja
secara otonom/mandiri. Dengan demikian ia harus mempunyai rasa percaya diri
yang tinggi. MPP juga harus siap untuk menjangkau staf klinis dalam tim PPA
(Profesional Pemberi Asuhan) untuk memberikan advokasi dan dukungan.
Manajemen Pelayanan Pasien (MPP) dapat menggunakan metode Single Case
Management yang merupakan suatu intervensi yang penting dan komprehensif
dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan asuhan pasien, kendali biaya,
pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered Care), asuhan pasien
terintegrasi, kontuinitas pelayanan, kepatuhan pasien serta kepuasan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1. Ruang Lingkup Manajemen Pelayanan Pasien.


1. Nursing Case Managers
Manajemen pelayanan pasien oleh perawat
2. Unit based case managers
Case manager ditempatkan dalam masing-masing unit perawatan
3. High risk atau high utilization
Case manager memonitor kelompok pasien yang mempunyai risiko tinggi
selama dirawat di rumah sakit
4. Health Care System
Case manager difokuskan untuk memenuhi harapan pihak asuransi dan
mempertemukan harapan tersebut dengan harapan tim pemberi pelayanan
kesehatan
5. Employee Case Management
Case manager difokuskan untuk memberikan pelayanan kepada pemberi
pelayanan kesehatan
BAB III
TATALAKSANA
3.1 Kualifikasi Manajer Pelayanan Pasien (MPP)
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) umumnya adalah seorang perawat atau
dokter. Namun tidak semua perawat atau dokter memiliki kualifikasi menjadi
MPP. Adapun kualifikasi perawat dan dokter untuk menjadi MPP adalah
sebagai berikut:
a. Perawat
 Pendidikan minimal S1
 Memiliki pengalaman klinis sebagai professional pemberi asuhan (PPA)
minimal 3 tahun
 Memiliki pengalaman sebagai kepala ruang rawat minimal 2 tahun
b. Dokter
 Memiliki pengalaman minimal 1 tahun dalam pelayanan klinis di rumah
sakit
 Memiliki pengalaman sebagai dokter ruangan minimal 1 tahun
3.2 Hubungan integrasi antara MPP dengan PPA

MPP/ Case
Manager
Yankes/ RS Keuangan/
Lain Billing

Dokter,
Asuransi BPJS
Keluarga
Perusahaan
3.3 Identifikasi, Seleksi/Skrining pasien untuk Manajemen Pelayanan Pasien
Kriteria yang digunakan namun tidak terbatas, antara lain:
 Usia
 Pasien dengan fungsi kognitif rendah
 Pasien dengan risiko tinggi
 Potensi complain tinggi
 Kasus dengan penyakit kronis, katastropik, terminal
 Status fungsional rendah, kebutuhan bantuan ADL (Activity Daily
Living) yang tinggi
 Pasien dengan riwayat penggunaan peralatan medis dimasa lalu
 Riwayat gangguan mental, upaya bunuh diri, krisis keluarga, isu sosial
seperti terlantar, tinggal sendiri narkoba.
 Sering masuk IGD, readmisi rumah sakit.
 Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi.
 Kemungkinan system pembiayaan yang kompleks, adanya masalah
finansial.
 Kasus yang melebihi rata-rata lama dirawat.
 Kasus yang diidentifikasi rencana pemulangannya penting/berisiko atau
yang membutuhkan kontinuitas pelayanan

3.4 Asesmen untuk Manajemen Pelayanan Pasien


Komponen asesmen, namun tidak terbatas pada:

 Fisik, fungsional, kognitif, kekuatan/kemampuan kemandirian.


 Riwayat kesehatan
 Perilaku psiko-spiritual-sosio-kultural
 Kesehatan mental dan kognitif
 Lingkungan dan tempat tinggal
 Tersedianya dukungan keluarga, kemampuan merawat dari pemberi
asuhan
 Finansial
 Status asuransi
 Riwayat penggunaan obat alternative
 Riwayat trauma, kekerasan
 Pemahaman tentang kesehatan (health literacy)
 Harapan harapan terhadap hasil asuhan, kamampuan untuk menerima
perubahan
 Discharge planning
 Perencanaan lanjutan
 Aspek legal
Data asesmen diperoleh melalui, antara lain:
 Wawancara pasien, keluarga, pemberi asuhan
 Asesmen awal saat admisi rawat inap, asesmen secara intermiten
‘ongoing’ selama dirawat
 Komunikasi dengan dokter, PPA lainnya
 Rekam medis
 Data klaim asuransi

3.5 Identifikasi Masalah dan Kesempatan


Lakukan kegiatan identifikasi masalah dan kesempatan antara lain:

 Tingkat asuhan yang tidak sesuai panduan, norma yang digunakan


 Overlunder utilization pelayanan dengan dasar panduan norma yang
digunakan
 Ketidakpatuhan pasien
 Edukasi kurang memadai atau pemahamannya yang belum memadai
tentang proses penyakit, kondisi terkini, daftar obat.
 Kurangnya dukungan keluarga
 Penurunan determinasi pasien (ketika tingkat keparahan/komplikasi
meningkat)
 Kendala keuangan ketika keparahan/komplikasi meningkat
 Pemulangan/rujukan yang belum memenuhi kriteria, atau sebaliknya,
pemulangan/rujukan yang ditunda
3.6 Perencanaan Manajemen Pelayanan Pasien
MPP harus segera mengidentifikasi kebutuhan jangka pendek, jangka panjang,
maupun kebutuhan berjalan/ongoing, sehingga dapat menyusun strategi dan
sasaran manajemen pelayanan pasien untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut. Untuk itu:

 Pahami dan pastikan diagnosis pasien, prognosis, kebutuhan asuhan,


sasaran hasil asuhan
 Validasi sasaran terukur dan indicator dalam kerangka waktu yang
spesifik, antara lain dalam akses ke pelayanan, asuhan dengan biaya
efektif, mutu asuhan
 Tentukan atau rencanakan pemberian informasi kepada pasien dan
keluarga dalam asuhan, termasuk persetujuan akanj kemungkinan
perubahan rencana
 Siapkan fasilitas untuk mengatasi masalah dan konflik
 Perhatikan harapan pembayar, frekuensi komunikasi, reevaluasi
perkembangan pasien, revisi sasaran jangka pendekl dan atau jangka
Panjang

3.7 Monitoring
MPP melakukan asesmen untuk menilai respon pasien terhadap pemberian/
pelaksanaan asuhan

 Mencatat perjalanan/perkembangan kolaborasi dengan pasien,


keluarga, pemberi asuhan, tim PPA dan pemangku kepentingan lain
yang terkait, sehingga dapat dinilai respon pasien terhadap intervensi
yang diberikan
 Verifikasi kelangsungan pelaksanaan rencana asuhan yang memadai,
dipahami dan diterima pasien serta keluarga
 Pahami dan sadari akan kebutuhan revisi rencana asuhan, termasuk
preferensi perubahan, transisi pelayanan, kendala pelayanan
 Lakukan kolaborasi dalam rangka perubahan rencanan dan
pelaksanaannya

3.8 Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi


MPP perlu memfasilitasi koordinasi, komunikasi dan kolaborasi antara
pasien dengan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai sasaran dan
memaksimalkan hasil positif asuhan pasien
 Pastikan peran MPP sesuai kebijakan yang ada dan memadai baik
terhadap pelayanan pasien maupun terhadap pemangku kepentingan
lain dalam rumah sakit
 Kembangkan dan peliharan secara proaktif palayanan berfokus pada
pasien, membantu asuhan terintegrasi oleh PPA
 Transisi pelayanan yang memadai sesuai kebutuhan pasien
 Jaga privasi pasien dalam kolaborasi
 Gunakan mediasi dan negosiasi untuk meningkatkan komunikasi,
koordinasi dan kolaborasi termasuk mengatasi perbedaan pandangan
 Koordinasikan juga rencana pemulangan pasien dengan pelayanan
pasca rawat

3.9 Advokasi
MPP memberikan advokasi pada pelaksanaan pelayanan, manfaat
administrasi, pengambilan keputusan. Untuk itu:
 MPP menyampaikan, mendiskusikan dengan PPA dan staf lain
tentang kebutuhan pasien, kemampuannya dan sasaran pasien
 Memfasilitasi akses ke pelayanan sesuai kebutuhan pasien melalui
koordinasi dengan PPA
 Meningkatkan kemandirian menentukan pilihan dan pengambilan
keputusan
 Mengenali, mencegah dan menghindari disparitas untuk mengakses
mutu dan hasil pelayanan terkait dengan ras, etnik, agama, gender,
latar belakang budaya, status pernikahan, umur, pandangan politik,
disaboilitas fisik-mental-kognitif
 Melakukan advokasi untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan yang
berkembang/bertambah karena perubahan kondisi

3.10 Hasil Pelayanan


MPP perlu memaksimalkan kesehatan, wellness pasien, safety, adapatsi
terhadap perubahan self-care, kepuasan dan efisiensi biaya.
 Lakukan pendokumentasian pencapaian sasaran
 Catat keberhasilan, kualitas, kendala biy-efektif dari intervensi MPP
dalam mencapai sasaran asuhan pasien
 Nilai dan buat laporan tentang dampak pelaksanaan rencana asuhan
pasien
 Catat utilitasi sesuai panduan/norma yang digunakan
 Cata kepuasan pasien, keluarga dengan manajemen pelayanan pasien

3.11 Kompetensi Budaya-Cultural Competence MPP


MPP perlu memahami dan tanggap terhadap beragam budaya populasi
dimana pasien berasal dan kekhasan profilnya

 MPP harus memahami berbagai informasi tentang keberagaman


budaya, berkomunikasi secara efektif, bermartabat, dan sensitive
dalam konteks budaya yang bersangkutan
 Lakukan asesmen kebutuhan linguistiknya dan lakukan komunikasi
yang memadai
 Bila diperlukan, jalani edukasi/ pelatihan untuk kompetensi/
pemahaman budaya guna meningkatkan efektifitas dalam melayani
populasi yang multicultural

3.12 Manajemen Sumber Daya


MPP harus mengintegrasikan factor-faktor terkait mutu, keselamatan, akses,
dan efektivitas biaya dalam proses asesmen, monitoring, dan evaluasi sumber
daya untuk asuhan pasien. Untuk itu:
 Catat pemeriksaan/pelayanan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan
pasien dan rencana pelayanan. Berikan informasi berkenaan waktu
yang diperlukan, antisipasi hasil dan beban biaya
 Catat komunikasi pasien dengan PPA dalam proses
transisi/perpindahan secara internal maupun eksternal, juga pada
perubahan kondisi (penting pasien)
 Kumpulkan keterangan pelaksanaan pelayanan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pasien, termasuk pemeriksaan keluar

3.13 Terminasi Manajemen Pelayanan Pasien


MPP mengakhiri pelaksanaan manajemen pelayanan pasien sesuai dengan
regulasi rumah sakit yang berlaku
 Identifikasi alasan pengakhiran pelaksanaan manajemen pelayanan
pasien antara lain:
- Telah tercapainya sasaran manajemen pelayanan pasien
- Telah terlaksananya transisi ke fasilitas pelayanan lain
- Pasien menolak manajemen pelayanan pasien
 Tercapainya persetujuan pengakhiran pelaksanaan manajemen
pelayanan pasien dengan pasien maupun pemangku kepentingan
lain
 Dokumentasikan proses pengakhiran tersebut
BAB IV
DOKUMENTASI

MPP mendokumentasikan kegiatan manajemen pelayanan pasien dalam


rekam medis pasien secara benar dan tepat waktu. Dokumentasi praktik MPP yang
jelas, singkat, memudahkan komunikasi dengan PPA dan staf lain, meningkatkan
kolaborasi serta meningkatkan kesinambungan pelayanan.
Dokumentasi juga menjadi landasan perencanaan pelayanan dan praktik
serta evaluasi program. Informasi tertulis serig dibutuhkan untuk reimbursement,
untuk review atau evaluasi utilisasi, dan untuk meningkatkan akuntabilitas rumah
sakit kepada para pembayar.
Pendokumentasian MPP harus mencerminkan elemen-elemen antara lain
sebagai berikut (NASW Standards for Social Work Case Management, 2013):
a. Informasi dari proses identifikasi/skrining pasien
b. Tanggal, waktu, dan uraian/deskripsi saat kontak dengan pasien, system
pendukung pasien seperti keluarga, teman dan sebagainya
c. Evaluasi awal, rencana dan prosedur untuk memonitor kemajuan terhadap
pencapaian sasaran/goial pasien
d. Pelayanan yang diberikan dan informasi lain tentang implementasi rencana,
tindak lanjut pelaksanaan manajemen pelayanan pasien
e. Hasil dari pelayanan
f. Informasi sekitar rujukan, termasuk alasan rujukan, transfer/pemindahan atau
penghentian pelayanan dan kolaborasi lain
g. Supervisi atau konsultasi yang dicari atau diberikan untuk meningkatkan
pelayanan MPP
h. Setiap tambahan catatan harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh MPP
i. MPP harus memegang seluruh infomasi sebagai konfidensial. Pelepasan
informasi harus rinci tentang informasi apa saja yang boleh dibuka, kepada
siapa, dan dalam jangka waktu yang bagaimana.
Tabel 4.1 Form A-Evaluasi Awal MPP
Nama Pasien
Umur
Ruangan
Tanggal, Catatan
Jam
 Identifikasi/ Skrining Pasien
 Asesmen untuk Manajemen Pelayanan Pasien
 Identifikasi Masalah-Risiko-Kesempatan
 Perencanaan Manajemen Pelayanan Pasien

Tabel 4.2 Form B-Evaluasi Awal MPP


Nama Pasien
Umur
Ruangan
Tanggal Catatan
Jam
 Pelaksanaan Rencana Manajemen Pelayanan
Ditetapkan di : Pasien
Sidoarjo
 Monitoring Pada tanggal : 06 Juli 2022
 Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi
 Advokasi
DIREKTUR
 Hasil Pelayanan RSU “ANWAR MEDIKA”
 Terminasi Manajemen Pelayanan Pasien

dr. Nungky Taniasari,M.ARS


NIK.AM 488

Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 24 Februari 2018

DIREKTUR
RSU “ANWAR MEDIKA”

dr. Nungky Taniasari,M.ARS


NIK.AM 488

Anda mungkin juga menyukai