(MPP)
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 03 Tahun 2020
Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
7. Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan PerumahSakitan;
8. Pedoman Tata Naskah Nomor 14 Tahun 2017
Tentang Tata Naskah Di Lingkungan Kemenkes
9. Surat Keputusan Direktur Utama PT. Rumah Sakit
Anwar Medika Nomor 001/SK-PT/I/2020 Tentang
Stuktur Organisasi PT. Rumah Sakit Anwar Medika;
10. Surat Keputusan Direktur Utama PT. Rumah Sakit
Anwar Medika Nomor 002/SK-PT/I/2020 Tentang
Corporate byLaws PT. Rumah Sakit Anwar Medika;
11. Keputusan Direktur Utama PT RS Anwar Medika
Nomor 005/SK-PT/I/2020 Tentang pengangkatan
Direktur Rumah Sakit Umum Anwar Medika;
12. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar
Medika Nomor 247/PERDIR-RSAM/VII/2022
Tentanga Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum
Anwar Medika;
13. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar
Medika Nomor 377/PERDIR-RSAM/VII/2022
Tentang Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit
Umum Anwar Medika;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ANWAR
MEDIKA TENTANG PANDUAN MANAJEMEN PELAYANAN
PASIEN DI RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
(1) Manajemen Pelayanan Pasien (MPP) adalah suatu proses kolaboratif untuk ases
men, perencanaan, fasilitas, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi untuk o
psi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan komprehensif pasien dan keluarga
nya melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil
asuhan pasien yang bermutu dengan biaya efektif.
(2) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelaya
nan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in
ap, rawat jalan, dan gawat darurat.
(3) Direktur Rumah Sakit adalah pimpinan tertinggi di Rumah Sakit yang bertugas
memimpin penyelenggaraan Rumah Sakit.
(4) Case management merupakan suatu intervensi yang penting dan komprehensif
dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan asuhan pasien, kendali biaya,
pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered Care), asuhan pasien
terintegrasi, kontinuitas pelayanan, kepatuhan pasien serta kepuasan pasien.
(5) Manajer Pelayanan Pasien (MPP) atau Case Manager adalah tenaga professional
di rumah sakit yang memiliki kewenangan melaksanakan koordinasi manajemen
pelayanan pasien
(6) Upaya Peningkatan Mutu adalah upaya terus menerus yang berkesinambungan u
ntuk mencapai mutu yang tinggi. Mutu adalah sesuatu yang bersifat persepsi dan
dipahami berbeda oleh orang yang berbeda namun berimplikasi pada superioritas
sesuatu hal.
(7) Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana Rumah Sakit membuat asesmen
pasien lebih aman yang diwujudkan dalam kegiatan assesmen resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
(8) Patient Centered Care (PCC) adalah inovasi pendekatan dalam perencanaan,
pelayanan, dan evalusasi perawatan kesehatan yang berdasarkan pada kemitraan
yang saling menguntungkan antara penyedia pelayanan kesehatan, pasien, dan
keluarga.
(9) Kontinuitas pelayanan adalah proses untuk memberikan pelayanan asuhan pasien
yang berkelanjutan di dalam rumah sakit
(10) Asuhan pasien terintegrasi adalah asuhan pasien terintegrasi antar professional
pemberi asuhan (PPA)
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Tujuan Manajemen Pelayanan Pasien bagi Rumah Sakit adalah :
(1) Pelayanan Fokus pada Pasien/ Patient Centered Care (PCC)
(2) Manajemen pelayanan pasien bersumber dari konsep pelayanan fokus pada
pasien . Inti konsep Pelayanan Fokus Pada Pasien terdiri dari 4 (Empat)
elemen:
a. Martabat dan Respek , Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan,
menghormati dan menghargai pandangan dan pilihan pasien serta
keluarga. - Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang
kultural pasien dan keluarga dimasukkan dalam perencanaan
pelayanan dan pemberian pelayanan kesehatan.
b. Berbagi Informasi , Pemberi pelayanan kesehatan
mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara lengkap dengan
pasien dan keluarga. - Pasien dan keluarga menerima informasi tepat
waktu, lengkap, dan akurat.
c. Partisipasi Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk
berpartisipasi dalam asuhan dan pengambilan keputusan serta pilihan
mereka.
d. Kolaborasi/ Kerjasama, pasien dan keluarga adalah mitra pemberi
pelayanan kesehatan. Pemberi pelayanan kesehatan bekerjasama
dengan pasien dan keluarga dalam pengembangan, implementasi dan
evaluasi kebijakan dan program.
Pasal 3
Manajemen Pelayanan Pasien bermanfaat bagi Rumah Sakit dalam :
1. Peningkatan mutu pelayanan
2. Peningkatan kepuasan pasien dan keluarga
3. Peningkatan keterlibatan pasien dalam asuhan
4. Peningkatan kepatuhan pasien dalam asuhan
5. Peningkatan kualitas hidup pasien
6. Peningkatan kolaborasi interprofesional tim PPA
7. Penurunan tingkat asuhan sesuai kebutuhan pasien dan panduan klinis
8. Penurunan lama dirawat
9. Pencegahan hari rawat yang tidak perlu
10. Penurunan frekuensi, jenis dan lama pemeriksaan, termasuk pemeriksaan
yang tidak perlu
11. Pengurangan / menghindari tagihan yang tidak perlu
12. Penurunan readmisi ke rumah sakit
13. Pengurangan kunjungan pasien yang sama ke IGD
14. Membantu proses evaluasi penerapan alur klinis (Clinical Pathway)
BAB III
TATA KELOLA / PENYELENGGARAAN
Pasal 4
Langkah-langkah dalam melakukan Manajemen Pelayanan Pasien :
(1) Penetapan Manajer Pelayanan Pasien oleh Direktur
(2) Hubungan integrasi antara Manajer Pelayanan Pasien dengan Professional
Pemberi Asuhan
(3) Identifikasi dan seleksi/skrining pasien untuk manajemen pelayanan pasie
n
(4) Melakukan assasement untuk manajemen pelayanan pasien
(5) Identifikasi masalah, resiko dan kesempatan
(6) Perencanaan manajemen pelayanan pasien
(7) Pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien
(8) Monitoring
(9) Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi
(10) Advokasi
(11) Hasil pelayanan
(12) Terminasi manajemen pelayanan pasien
(13) Asuhan manajemen pelayanan pasien didokumentasikan dalam lembar
manajemen pelayanan pasien
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
Hak dan kewajiban pasien rawat inap Rumah Sakit berlaku sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 4 tahun 2018 tentang hak dan kewajiban pasien/keluarga yang di
informasikan awal pada saat pendaftaran pasien rawat inap (TPPRI) dan di lakukan
edukasi ulang di pelayanan rawat inap.
BAB V
FORCE MAJEUR
Pasal 6
Apabila terjadi wabah/ bencana yang mempengaruhi pengumpulan data, maka
manajemen pelayanan pasien tetap dilakukan terutama pada kejadian penyakit
yang menyebabkan wabah.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 7
Direktur Rumah Sakit melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan manajemen pelayanan pasien .
Pasal 8
(1) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 bertujuan
agar Rumah Sakit dapat mempertahankan atau meningkatkan pelayanan
Rumah Sakit
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. Sosialisasi, supervisi, konsultasi, dan bimbingan teknis;
b. Pendidikan dan pelatihan; dan/atau
c. Pemantauan dan evaluasi.
Pasal 9
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (1)
dilaksanakan melalui:
a. Sosialisasi
b. Pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia
c. Monitoring dan evaluasi
Pasal 10
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Nomor 76/SK-
RSAM/I/2020 tentang Panduan Manajemen Pelayanan Pasien dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku
Pasal 10
Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 06 Juli 2022
DIREKTUR
RSU ANWAR MEDIKA
BAB I
DEFINISI
MPP/ Case
Manager
Yankes/ RS Keuangan/
Lain Billing
Dokter,
Asuransi BPJS
Keluarga
Perusahaan
3.3 Identifikasi, Seleksi/Skrining pasien untuk Manajemen Pelayanan Pasien
Kriteria yang digunakan namun tidak terbatas, antara lain:
Usia
Pasien dengan fungsi kognitif rendah
Pasien dengan risiko tinggi
Potensi complain tinggi
Kasus dengan penyakit kronis, katastropik, terminal
Status fungsional rendah, kebutuhan bantuan ADL (Activity Daily
Living) yang tinggi
Pasien dengan riwayat penggunaan peralatan medis dimasa lalu
Riwayat gangguan mental, upaya bunuh diri, krisis keluarga, isu sosial
seperti terlantar, tinggal sendiri narkoba.
Sering masuk IGD, readmisi rumah sakit.
Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi.
Kemungkinan system pembiayaan yang kompleks, adanya masalah
finansial.
Kasus yang melebihi rata-rata lama dirawat.
Kasus yang diidentifikasi rencana pemulangannya penting/berisiko atau
yang membutuhkan kontinuitas pelayanan
3.7 Monitoring
MPP melakukan asesmen untuk menilai respon pasien terhadap pemberian/
pelaksanaan asuhan
3.9 Advokasi
MPP memberikan advokasi pada pelaksanaan pelayanan, manfaat
administrasi, pengambilan keputusan. Untuk itu:
MPP menyampaikan, mendiskusikan dengan PPA dan staf lain
tentang kebutuhan pasien, kemampuannya dan sasaran pasien
Memfasilitasi akses ke pelayanan sesuai kebutuhan pasien melalui
koordinasi dengan PPA
Meningkatkan kemandirian menentukan pilihan dan pengambilan
keputusan
Mengenali, mencegah dan menghindari disparitas untuk mengakses
mutu dan hasil pelayanan terkait dengan ras, etnik, agama, gender,
latar belakang budaya, status pernikahan, umur, pandangan politik,
disaboilitas fisik-mental-kognitif
Melakukan advokasi untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan yang
berkembang/bertambah karena perubahan kondisi
Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 24 Februari 2018
DIREKTUR
RSU “ANWAR MEDIKA”