ANWAR MEDIKA
Jl.Raya ByPass Krian KM 33 Balongbendo Telp. (031) 8974943 – (031) 8972052
Website: www.rsanwarmedika.com Email: rsu.anwarmedika@gmail.com
SIDOARJO
PERATURAN DIREKTUR
Nomor : /SK-RSAM/I/2022
TENTANG
PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF
RSU ANWAR MEDIKA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ANWAR MEDIKA
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit Anwar Medika maka diperlukan
penyelenggaraan upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dengan baik;
b. Bahwa upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
Rumah Sakit Umum Anwar Medika dapat terlaksana
dengan baik perlu adanya Peraturan Direktur Rumah Sakit
Umum Anwar Medika sebagai landasan bagi upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit
Umum Anwar Medika;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir (a) dan (b), perlu ditetapkan dengan keputusan
Direktur Rumah Sakit Anwar Medika;
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Direktur Rumah Sakit adalah pimpinan tertinggi di Rumah Sakit yang bertugas
memimpin penyelenggaraan Rumah Sakit.
3. Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi
dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang
lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran
atau informasi
4. Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi dan opini interaktif
antara individu, kelompok dan institusi.
5. Sumber/Komunikator / pembawa berita (dokter, perawat, admisi, kasir, dll)
tempat berasalnya sumber pengertian yang dikomunikasikan. Komunikator
yang baik adalah komunikator yang meguasai materi, memiliki pengetahuan
yang luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, dengan cara bicara
yang jelas dan dapat memilih media yang sesuai untuk menyampaikan
informasi, serta dapat menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh
penerima pesan (komunikan).
6. Message (pesan) berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-
lambang pembicaraan, gerakan dan sebagainya ;
7. Channel/ media/saluran (Elektronik, lisan, dan tulisan) yaitu sarana komunikasi
dari komunikator kepada komunikan.
8. Komunikan adalah obyek sasaran dari kegiatan komunikasi (pasien, keluarga
pasien, perawat, dokter, admisi, kasir, dll atau audience)
9. Read back yaitu umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi.
10. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana Rumah Sakit membuat
asesmen pasien lebih aman yang diwujudkan dalam kegiatan asesmen resiko,
identifikasi dan pengolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi
11. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
12. Pandemi adalah wabah penyakit menular yang berjangkit serempak yang meliputi
dan melintasi batas wilayah geografis antar beberapa dan banyak negara.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Pedoman komunikasi efektif ini memiliki tujuan umum sebagai pedoman cara
berkomunikasi bagi staf dalam bekerja sehari-hari dalam lingkungan RSU Anwar
Medika yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Pasal 3
Tujuan khusus dari pedoman peningkatan komunikasi efektif ini adalah:
1. Terciptanya budaya komunikasi efektif baik antar staf rumah sakit maupun
antara pasien dan staf rumah sakit.
2. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Pasal 4
Pedoman komunikasi efektif ini diterapkan di lingkup rumah sakit yang ditujukan
kepada:
1. Pemberi pelayanan saat memberikan informasi lisan atau melalui telepon
tentang pelayanan, jam operasional, dan proses untuk mendapatkan pelayanan
dirumah sakit kepada masyarakat.
2. Antar pemberi pelayanan di dalam dan keluar rumah sakit.
3. Antar staf medis dan non medis
4. Antara staf dan pasien, yaitu saat staf memberikan informasi atau edukasi
kepada pasien
5. Tim PKRS saat memberikan edukasi kepada pasien
6. Semua staf
BAB III
TATA KELOLA/ PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Pasal 4
Komunikasi efektif pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara memberikan
infromasi dan edukasi pada pasien dan keluarga pasien pada saat:
1. Saat admisi (bagian informasi atau tempat penerimaan pasien)
2. Saat dilakukan tindakan medis
3. Saat masuk di instalasi dan menjalani proses rawat inap
4. Saat persiapan pasien pulang
5. Saat pasien mengantri untuk dilakukan pemeriksaan di poliklinik (minimal
sebulan sekali tim PKRS mengadakan penyuluhan secara kelompok)
6. Pemberian informasi dan edukasi dilakukan segera, jika kondisi dan
situasinya memungkinkan.
Pasal 5
Komunikasi dengan pasien dan pengunjung
a. Langsung: melakukan komunikasi dengan pemberian edukasi secara langsung
dengan bertatap muka antara nakes dan pasien/pengunjung
b. Tidak langsung: melakukan komunikasi dengan mikrofon sentral, poster, leflet,
telephone
Pasal 6
(1) Komunikasi antar staf rumah sakit secara Langsung: melakukan komunikasi
antar staf secara langsung dengan pertemuan bisa melalui rapat insidentil,
breafing, IHT dan lain-lain.
(2) Komunikasi antar staf rumah sakit secara tidak langsung : komunikasi antar staf
(Nakes, Non.Nakes) melalui telepone,WA (WhatsApp), group WA, I-phone,
HT, surat nota dinas dan surat perintah tugas serta ada data nomer telepon,
nama kompetensi/profesi,alamat email data tersebut ada di kepegawaian dan
SIMRS
Pasal 7
Komunikasi efektif pada saat perpindahan atau transfer pasien meliputi:
1. Perpindahan/ transfer pasien keluar rumah sakit atau merujuk pasien
2. Perpindahan/ transfer pasien antar ruangan dalam rumah sakit
Pasal 8
Dalam hal pergantian dinas/ shift jaga komunikasi efektif juga dilakukan oleh semua
staf di rumah sakit
Pasal 9
Pada saat ditemukan ada hasil nilai kritis, maka harus segera dilaporkan ke dokter
penanggung jawab pasien
Pasal 10
Penggunaan simbol dan singkatan dalam resep dan rekam medis harus
memperhatikan kaidah yang berlaku di rumah sakit
Pasal 11
Komunikasi efektif antar unit struktural dan profesional dapat dilakukan dengan cara
melalui rapat rutin maupun rapat insidentil
Pasal 12
Komunikasi eksternal dengan pihak luar dari rumah sakit dengan cara:
a. Pengelolahan kelompok diskusi
b. Pemberian informasi melalui forum pertemuan ilmiah dan non ilmiah
c. Pemberian informasi melalui pemanfaatan media luar ruang dan pemanfaatan
sarana di luar gedung Rumah Sakit.
d. Fax
e. E-Mail
f. Website
g. Sosial Media
Pasal 13
(1) Ketika ada wabah atau bencana yang mempengaruhi pelayanan kesehatan
(misalnya pandemi Covid-19), maka komunikasi risiko wajib dilaksanakan
(2) Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko pada kasus termasuk kontak
eratnya berupa informasi mengenai COVID-19, pencegahan penularan,
tatalaksana lanjut jika terjadi perburukan, dan lain-lain. Suspek yang melakukan
isolasi mandiri harus melakukan kegiatan sesuai dengan protokol isolasi
mandiri
(3) Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko pada kasus termasuk kontak
eratnya berupa informasi mengenai COVID-19, pencegahan penularan,
tatalaksana lanjut jika terjadi perburukan, dan lain-lain. Kasus konfirmasi yang
melakukan isolasi mandiri harus melakukan kegiatan sesuai dengan protokol
isolasi mandiri
(4) Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko kepada kontak erat kasus
berupa informasi mengenai COVID-19, pencegahan penularan, pemantauan
perkembangan gejala, dan lain-lain
(5) Komunikasi risiko harus secara pararel disampaikan kepada masyarakat untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti munculnya stigma dan
diskriminasi akibat ketidaktahuan
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 14
Rumah sakit memiliki kewajiban:
1. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada
masyarakat
2. Memberi pelayanan kesehatan yang aman,bermutu, antidiskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan
Rumah Sakit
3. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya
4. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai
dengan kemampuan pelayanannya
5. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin
Melaksanakan fungsi sosial
6. Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien
7. Menyelenggarakan rekam medis
8. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak meliputi sarana ibadah,
parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak,
lanjut usia
9. Melaksanakan sistem rujukan
10. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
serta peraturan perundang-undangan
11. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban
pasien
Menghormati dan melindungi hak pasien
12. Melaksanakan etika Rumah Sakit
13. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana
14. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional
maupun nasional
15. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya
16. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws)
17. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit
dalam melaksanakan tugas
18. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
Pasal 15
Hak Pasien meliputi:
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit
Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban Pasien
2. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
3. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar
prosedur operasional
4. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga Pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
5. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
6. Memilih dokter, dokter gigi, dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
7. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di
luar Rumah Sakit
8. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data
medisnya
9. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
11. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
12. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu Pasien lainnya
13. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit
14. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya
15. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya
16. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana
17. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 16
Dalam menerima pelayanan dari Rumah Sakit, Pasien mempunyai kewajiban:
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab
3. Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan untuk penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
BAB V
FORCE MAJEUR
Pasal 17
Dalam hal terjadi suatu wabah atau bencana atau pandemi yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan di rumah sakit, maka rumah sakit wajib menerapkan komunikasi
risiko
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 18
Direktur melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap komunikasi efektif
Pasal 19
(1) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 bertujuan
agar Rumah Sakit dapat mempertahankan atau meningkatkan pelayanan Rumah
Sakit
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. Sosialisasi, supervisi, konsultasi, dan bimbingan teknis;
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 20
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Nomor 138/SK-
RSAM/II/2019 tentang Pedoman Komunikasi Efektif dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku
Pasal 21
Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 03 Januari 2022
DIREKTUR
RSU ANWAR MEDIKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum:
Sebagai pedoman cara berkomunikasi bagi staf dalam bekerja sehari-hari dalam
lingkungan RSU Anwar Medika yang merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada hal – hal tersebut diatas
maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat
membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan
(respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan dan saling menguatkan dengan menjalankan komunikasi efektif di
Rumah Sakit Umum Anwar Medika.
8. Sosial Media
Merupakan aplikasi berbasis internet yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user generated content. Aplikasi-aplikasi ini memungkinkan
para pengguna, dalam hal ini pasien, untuk bertukar informasi dengan
alasan kesehatan atau kondisi kesehatan. Media sosial resmi yang dimiliki
oleh RS untuk berkomunikasi dengan customer adalah situs jejaring
sosial seperti misalnya Twitter (@rsuanwarmedika), Facebook (RSU
Anwar Medika), Instagram (rsu.anwarmedika).
Tgl: Jam:
2. SIMRS
Merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi
dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk
menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung
proses pengambilan keputusan manajemen di rumah sakit. SIMRS dapat
memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan di semua unit secara
cepat dan akurat meliputi database pasien, dokter, perawat, transaksi obat,
alkes, demografi, keuangan, kunjungan, riwayat penyakit, dan mutu
pelayanan RS. Data SIMRS dapat berkembang seiring dengan kemajuan
teknologi.
3. LAN Messenger
Merupakan jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup
wilayah kecil; seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam
rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Aplikasi ini bersungsi untuk:
a. Mengirim pesan berupa text, gambar, file, bahkan untuk bertukar
data antar pengguna komputer dalam ruang lingkup jaringan LAN.
b. Sebagai alat komunikasi dan pertukaran data antar pengguna di
rumah sakit yang memiliki user banyak dalam satu jaringan.
4. Pengeras Suara
Pengeras suara ini berpusat di Customer Services. Fasilitas ini digunakan
untuk menyampaikan informasi perihal: Penyampaian situasi darurat
seperti : “code blue” dan tanggap bencana (untuk menyampaikan
infromasi pada tim code blue dan tanggap bencana yang tersebar di
berbagai unit pelayanan).
4.3.2 Tatalaksana Komunikasi Perpindahan atau Transfer Pasien
1. Definisi perpindahan atau transfer pasien adalah memindahkan pasien dan
kelengkapan dokumentasi ke unit lain sebagai pengelola pasien
selanjutnya
2. Definisi transporter pasien adalah staf yang mempunyai kewenangan dan
memiliki kompetensi melakukan perpindahan pasien
3. Macam perpindahan atau transfer pasien di Rumah Sakit Umum Anwar
Medika terdiri dari:
a. Perpindahan atau transfer pasien keluar rumah sakit atau merujuk
pasien Prof. Dr. Soekitjo Notoatmodjo (2008) mendefinisikan
sistem rujukan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan perlimpahan tanggungjawab timbal
balik terhadap satu kasus penyakit, masalah kesehatan secara
vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) secara horizontal
(antar unit-unit yang setingkat kemampuannya)
b. Perpindahan atau transfer pasien di dalam rumah sakit / pindah
ruang Yang dimaksud perpindahan atau transfer pasien di dalam
rumah sakit adalah memindahkan dari unit atau ruang perawatan ke
unit atau ruang perawatan yang lain dengan tujuan :
1) Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan selanjutnya
2) Memenuhi keinginan keluarga atau pasien
Jenis-jenis perpindahan antar ruangan antara lain:
1) Perpindahan pasien antar ruangan
a) Memindahkan pasien dari ruang perawatan ke ruang
perawatan yang berbeda
b) Sesuai dengan kasusnya (mencegah infeksi nasokomial)
c) Sesuai dengan kamar yang diinginkan
Nama Pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama
1
yang tercantum di Rekam Medis
2 Tgl lahir/ No Diisi sesuai Tanggal lahir pasien dalam dan No Rekam
RM/jenis Medis serta jenis kelamin laki-laki/perempuan
kelamin
3 Asal Ruangan Diisi lengkap nama ruang pasien berasal
4 Ke Ruangan Diisi Nama Ruangan yang akan ditempati
5 Riwayat Alergi Dilingkari apakah ada riwayat alergi atau tidak ? dan
obat disebutkan nama alergi nya
6 Grading Diisi tanda (√) pada angka grading sesuai dengan
kondisi pasien waktu dilakukan perpindahan
7 Tingkat Diisi tanda (√) pada tingkat kesadaran pasien
kesadaran
8 Keadaan Diisi tanda (√) pada kondisi keadaan umum pasien
Umum
9 Tanda-Tanda Diisi sesuai dengan Tanda-Tanda Vital Pasien( Tensi,
Vital Termometer axila/rectal, RR, DJJ,CVP,Nadi)
10 Identifikasi 1.Diisi tanda (√) ya atau tidak terpasang gelang
pasien identifikasi
2. Diisi tanda (√) ya atau tidak pada persetujuan
MRS/tindakan
3. Diisi tanda (√) ya atau tidak adakah lembar observasi
11 Konsul dr Diisi tanda (√) ya atau tidak konsul spesialis dan
Spesialis disebutkan DPJP nya
12 Pasang Infus Diisi tanda (√) ya atau tidak terpasang infus dan
disebutkan tanggal pemasangannya
13 Laboratorium Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan lingkari pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan
(DL/LED/GDA/BUN/SC/OT/PT/Elektrolit/FH/ BGA)
14 ECG Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
ECG
15 Pemeriksaan Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
Radiologi radiologi dan dilingkari pemeriksaan radiologi yang
telah dilakukan (Thorax/BOF/CT SCAN/USG)
16 Kateter Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan
kateter dan lingkari nomer kateter yang digunakan (No :
8/10/14/16/18) serta tanggal pemasangan dan urine yang
pertama keluar sebutkan berapa jumlah nya
17 Naso Gastric Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan Naso
Tube Gastric Tube dan dilakukan residu atau tidak lingkari
tanda (+) atau (-) sebutkan volumenya serta warna nya
18 Rawat Luka Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan Rawat Luka bila
ada lukanya sebutkan luas luka berapa CM, dan jumlah
luka
19 Drainage Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan
drainage, bila terdapat drain sebutkan jumlah
produksinya
20 Jahit luka Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan tindakan jahit
luka serta sebutkan jenis benang dan jumlah jahit
lukanya
21 Obat-obatan Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemberian terapi
obat-obatan yang meliputi obat oral/sub lingual, Injeksi
atau drip dan tuliskan nama obatnya
22 Oksigen Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan
oksigen dan beri tanda (√) pada pemakaian selang
kanul/Masker/Jacson race dan tuliskan pemberian nya
berapa liter/menit
23 Lain-lain Tulis dengan tanggal dan jam berapa pasien dipindahkan
24 Kolom TTD Ditulis Nama Perawat Ruangan penerima, Dokter yang
menangani, perawat yang menyerahkan dan dibubuhi
tanda tangan
4.3.5 Tata laksana Singkatan, Simbol dan Penandaan Dosis Yang Tidak Boleh
Digunakan Pada Penulisan Resep
1. Daftar singkatan, simbol dan penandaan dosis yang tidak boleh digunakan
pada resep
2. Tatalaksana penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis pada
resep
3. Penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis merupakan bagian
dari keselamatan pasien harus sesuai yang digunakan di Rumah Sakit
Anwar Medika Balongbendo.
4. Penulisan resep dilakukan oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan
kepada pasien
5. Perawat harus melakukan cek kembali penulisan resep yang telah
dituliskan oleh dokter
6. Menanyakan kepada dokter bila tidak jelas dan memperhatikan adanya
singkatan, simbol dan penandaan dosis pada resep
7. Ingatkan dokter penulisan singkatan, simbol dan penandaan dosis sesuai
dengan yang telah ditetapkan
8. Melakukan pencatatan resep pada buku resep (buku expedisi)
9. Mengantarkan resep ke farmasi
10. Staf farmasi akan melakukan cek ulang sebelum obat dilayani
LOGISTIK
Setiap SDM Tim PKRS harus mengikuti aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit (K3RS) dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan.
Program keselamatan kerja PKRS:
1. Ruang gerak bebas.
2. Harus dicegah jangan sampai seorang staf terjatuh.
3. Ruangan tempat penyuluhan mempunyai ventilasi yang cukup.
4. Penerangan lampu yang cukup baik untuk menghindari kelelahan dan
kerusakan mata.
5. Harus dicegah jangan sampai staf terkena arus listrik.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan
untuk mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit yaitu :
Definisi Indikator adalah:
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. Indikator
merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator
yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
Kriteria :
Adalah spesifikasi dari indikator.
Standar :
1. Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab
untuk mempertahankan tingkat performance atau kondisi tersebut.
2. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik.
3. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus memperhatikan
prinsip dasar sebagai berikut:
1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Sarana dan lingkungan fisik
2. Indikator yang dipilih
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan proses
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok
daripada untuk perorangan.
c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar Rumah
Sakit
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih
untuk dimonitor
e. Didasarkan pada data yang ada.
3. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai
indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik dan
mutu tidak baik.
4. Standar yang digunakan
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
a. Acuan dari berbagai sumber
b. Benchmarking dengan Rumah Sakit yang setara
Berdasarkan trend yang menuju kebaikan
BAB IX
PENUTUP
Ditetapkan di : SIDOARJO
Pada tanggal : 03 Januari 2022
DIREKTUR
RSU”ANWAR MEDIKA”
Anatomi Jenis
Kategori Hasil Kritis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Pendarahan intracerebral/ intracranial
Kepala CT Scan akibat stroke atau trauma
Fraktur impressi yang menekan otak
Tension pneumothorax
L
L Laki-laki
LAB Laborat/ laboratorium
LASA Look Alike Sound Alike
Lat Lateral
LBBB Left Bundle Branch Block
LBP Low Back Pain
LCCS Low Cervical Caesarian Section
LDH Lactate Dehydrogenase
LD Lingkar Dada
LDL Low Density Lipoprotein
LE Local Exercise
LED Laju Endap Darah
LFT Liver Function Test
Lig Ligamentum
Liq Liquid
Lk Laki-laki
LK Lingkar Kepala
LP Lumbal pungsi
Lpm Liter per menit
LS Lumbosacral vertebrae
Lt Liter
LUQ Left upper quadrant
LVH Left Ventricle Hypertrophy
M
M Mawar ( ruangan)
MAE Meatus Acusticus Externus
MAP Mean Arterial Pressure
MAS Meconeal Aspirasi Syndrom
MBO Mati Batang Otak
Mcg Microgram
MCI Mind Cognitive impairment
MDS Med Myelo Displasia Syndrome Medial
mEq Miliequivalent
ME Melati ( ruangan)
Mg Miligram
Mg% Miligram persen
mg/ dL Miligram per desiliter
Mika-Miki Miring Kanan-Miring Kiri
Mm Milimeter
MM Multiple Myeloma
MMR Mumps, Morbili, Rubella
MOP Metode Operasi Pria
MOU Memorandum Of Understanding
MOW Metode Operasi Wanita
MRS Masuk Rumah Sakit
MRSA Methicilin Resistant Staphilococus Aureus
MS Mitral Stenosis
MSDS Materia Safety Data Sheet
MSS Minum sedikit-sedikit
MST Morphin sustained release tablet
mV Mili volt
MWD Micro Wave Diathermy
N
N Nadi
NaBic Natrium Bicarbonate
NaCl Natrium Chlorida/ Sodium Chloride
NA Neonatus Aterm
Neuro Neurologi/ saraf
NGT Naso Gastric Tube
NHL Non Hodgkins Lymphoma
NIBP Non Invasive Blood Pressure
NICU Neonatal Intensive Care Unit
NIDDM Non insulin dependen Diabetes Melitus
NKTO Nyeri Kepala tegang otot
NKTTK Nyeri kepala tipe tegang kronis
NLP Neonatus Late Preterm
Nn Nona
No. RM Nomor Rekam Medis
NORUM Nama Obat dan Rupa Obat Mirip
NP Neonatus Prematurus
NS Normal Saline/ NaCl 0,9%
NS Neuro Surgery/ Bedah Saraf
NSAID Non Steroid Anti Inflamatory Drugs
NSR Normal Sinus Rythm
NSTEMI Non ST Elevation Mycard Infarction
NWB Non Weight Bearing
Ny Nyonya
O
O2 Oksigen
OA Osteo Arthritis
OBG Obstetry & Gynecology
Obs. Observasi
Oculi Dextra/sinistra/dextra-sinistra = mata kanan/
OD/ OS/ ODS
kiri/ kanan-kiri
ODHA Orang Dengan HIV AIDS
OE Otitis External
OF Open Fracture
OGT Oro Gastric Tube
OMA Otitis Media Acute
OME Oral Motor Exercise
OMI Old Myocardial Infark
OMPA Otitis Media Purulenta Acute
OMZ Omperazole
ORIF Open Reduction Internal Fixation
ORTHO Ortopedi
OT Okupasi Terapi
Oxy Drip Oxytocyn Drip
P
P Planning/ rencana
Pr Perempuan
PA Patologi Anatomy
PAC Premature Atrial Contraction
PAI Peri Appendicular Infiltrat
PAP Pintu atas panggul
PAS Pulmonory Arteri Stenogit
Pap Tes Papaniculaou smear
PAT PB Paroxysmal Atrial Tachycardia
PB Panjang Badan
Pc Post Cuenam
Partial Pressure of CO2 tension (tekanan CO2
PCO2
arteri)
PCI Percutaneus Coronary Intervention
PCP Pneumocystis Carni Pneumonia
PCR Polymerase Chain Reaction
PCT Paracetamol
PD Parkinson Disease
PDA Patent Ductus Arteriosus
PE Pleural Effusion
PEB Pre Eksklamsi Berat
PER Pre Eksklamsi Ringan
PG Potong Gaji
PHB Phenobarbital
PINRU Pindah Ruangan
PID Pelvic Inflammatory Disease
PII Partus Immature Imminent
PJB Penyakit jantung Bawaan
PJK Penyakit Jantung Koroner
PKM Puskesmas
PKRS Promosi Kesehatan Rumah Sakit
PKS Perjanjian Kerja Sama
PF Plantar Facitis
PMS Penyakit menular seksual
PNC Post Natal Care po Pre menstrual syndrome
PO2 Partial Pressure of O2 (tekanan parsial O2 arteri)
POA Plan of Action
POST OP Setelah operasi
POSYANDU Pos Pelayanan Terpadu
PP Post Partum
PP Test Pregnancy plano test
PPC Penncillin Procain Chrystalline
PPD P-Phenylenediamine
PPHN Persistens Pulmonory Hypertensi in The Newtorn
PPI Partus Prematurus Imminent
PPI (komite) Pencegahan Pengendalian Infeksi
PPK I/II PPOK Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I/ tingkat II
PPM Placetal Praevia Margin
PPOK Penyakit Paru Obstuksi Kronik
PPOM Penyakit Paru Obtruksi Menahun
PPP Placenta Praevia Partial
PPT Plasenta Praevie Total
PRC Packed Red Cells
Preg tes Pregnancy test/ tes kehamilan
PRM Premature Rupture of Membrane
PROX Proximal
PSVT Paroxysmal Supraventricular Tachycardia
PVC Premature Ventricle Contraction
PVD Peripheral Vascular Disease
Px Pasien
PZ Physiological Zout / Normal Saline
PZA Phyrazinamide
R
RA Rheumatoid Arthritis
Rad Radiologi
RAD Right Axis Deviation
RBBB Right Bundle Branch Block
RBC Red Blood Count
RCA Root Cause Analysis
RD Ringer Dextrose
RDS Respiratory Distress Syndrome
Rehab Rehabilitasi
REM Rapid Eye Movement
RESTI Resiko Tinggi
RFT Renal Function Test
Rh Rhonki
Rh +/ Rh - Rhesus +/ rhesus -
RHD Rheumatoid Heart Disease
RI Rawat Inap
RJ Rawat Jalan
RL Ringer Lactat
RLQ Right Lower Quadrant
RM Rekam Medis
RO Rontgen
ROM Range of Movement
RR Respiratory Rate
RR (kamar operasi) Recovery Room
RSDS Rumah sakit dr soetomo
RSAM Rumah sakit Umum anwar medika
RSAL Rumah sakit angkatan laut
RT Rectal Toucher
RVH Right Ventrikel Hiportropi
S
S Sinistra
SABU Serum Anti Bisa Ular
SAH Sub Arachnoid Hemorrhage
SaO2 Saturasi oksigen (arteri)
SBE Subacute Bacterial Endocarditis
SC Sectio Caesaria
Spinal Cord Injuri Without Radiologic
SCIWORO
Abnormality
SDH Sub dural hemorrhage
Sdr Saudara
SEP Surat Eligbilitas Peserta
SGOT Serum glutamic oxaloacetic transaminase
SGPT Serum glutamic pyruvic transaminase
SH Sirosis Hati
SI Serum Iron
SIB Suspect Infeksi Bacteri
SIDS Sudden Infant Death Syndrome
SIPA Surat Ijin Praktek Apoteker
SIPNAPS Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika
SIRS Sistem Informasi Rumah Sakit
SJP Surat Jaminan Peserta
SLE Sistemic Lupus
SOPT Syndroma Obstruksi pasca TB
SMK Sudah masuk komputer
SN Sindroma Nefrotik
Sp. A Spesialis Penyakit Anak
Sp. An Spesialis Penyakit Anestesi dan Terapi Intensif
Sp. B Spesialis Penyakit Bedah
Sp. BS Spesialis Bedah Saraf
Sp. F Spesialis Kedokteran Forensik & Medikolegal
Sp. KFR Spesialis Penyakit Kesehatan Fungsi Rehabilitasi
Sp. KG Spesialis Konservasi Gigi
Sp. KK Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin
Sp. JP Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Sp. M Spesialis Penyakit Mata
Sp. OG Spesialis Penyakit Obstetri dan Ginekologi
Sp. OT Spesialis Penyakit Orthopedi
Sp. P Spesialis Penyakit Paru
Sp.O2 Saturasi oksigen (perifer)
Sp. PD Spesialis Penyakit Dalam
Sp. PK Spesialis Patologi Klinik
Sp. Rad Spesialis Radiologi
Sp. S Spesialis Penyakit Saraf
Sp.THT Spesialis Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan
Sp. U Spesialis Urologi
SPI Satuan Pemeriksaan Internal
SPO Standart Prosedur Operasional
STEMI ST Elevation Myocard Infarction Streptococus
SVH Supra Vaginal Histerectomy
SVT Syst Supra Ventricular Tachycardia Systolic
Syr Sirup
T
T3 Triiodotyronin
T4 Thyroxin
Taa Tidak Apa-Apa
tab Tablet
Total Adominal Histerctomy Bilateral Salpingo
TAH BSO
Oferctomy
TB Tinggi Badan
TBC Tuberculosis
TC Trombocyte Concentrate
TD Tekanan Darah
TF Typhoid Fever
TFA Tonsilo Faringitis Akut
TFU Tinggi Fundus Uteri
TG Trigliserida
Tgl Tanggal
THR Total Hip Replacement
TIA Transient Ischemic Attack
TIBC Total Iron Binding Capacity
TIK Tekan Intra Kranial
TKR Total Knee Replacement
TKTP Tinggi Kalori Tinggi Protein
TL Tindak Lanjut
Tn Tuan
TN Tetanus Neonatorum
TOA Tuba Ovarial Abses
TOF Tetralogy of Fallot
TORCH Toxoplasmosis Rubella Caw Herpes
TPHA Treponema Pallidum Haemaglutination
TPN Total Perenteral Nutrition
Trans Transversal
TSH Thyroid Stimulating Hormon
TT Tempat Tidur
TTA Trauma Tumpul Abdoment
TTB Tidak Teraba
TTH Tention tipe head Acehe
TTN Transitory Tachiprice Newborn
TTNB Takipnev Transien Nauborn
TTD Tanda tangan
TTT Trauma Tumpul Thorak
TTU Tidak terukur
TTV Tanda-tanda Vital
TURB Trans Urethral Resection of Bladder
TURP Trans Urethral Resection of Prostat
TVS Trans Vagina Sonografi
Tx Terapi
Tx ttp Terapi Tetap
U
UAP Unstable Angina Pectoris
UHF Ultra High Frequency
UL Urine Lengkap
URI Upper Respiratory Infection
Uro Urologi
URTI Upper Respiratory track Infection
USD Ultra Sound Diathermy
USG Ultra Sonografi
UTI Urinary Tract Infection
UV Ultra Viole
V
V Vulnus/ luka
V. App Vulnus Appertum
V1 s.d V6 Lead ECG
VAP Ventilator Ascociated Pneumonia
VDRL Venereal Disease Research Laboratory
VEP Visum Et RePertum
VF Ventricle Fibrilasi
VIP Very Important Person
Vit Vitamin
Vol Volume
VS Vital Sign
VSD Ventricular Septal Defect
VT Ventricle Tachicardi
VT (OBG) Vagina Toucher
VVIP Very Very Important Person
W
WADIR Wakil Direktur
WB Whole Blood
WBC White Blood Count
WDx Working diagnosis/ diagnosis kerja
WE Washed Erytrocyte
WSD Water Seal Drainage