Anda di halaman 1dari 68

RUMAH SAKIT UMUM

ANWAR MEDIKA
Jl.Raya ByPass Krian KM 33 Balongbendo Telp. (031) 8974943 – (031) 8972052
Website: www.rsanwarmedika.com Email: rsu.anwarmedika@gmail.com
SIDOARJO

PERATURAN DIREKTUR
Nomor : /SK-RSAM/I/2022
TENTANG
PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF
RSU ANWAR MEDIKA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ANWAR MEDIKA
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit Anwar Medika maka diperlukan
penyelenggaraan upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dengan baik;
b. Bahwa upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
Rumah Sakit Umum Anwar Medika dapat terlaksana
dengan baik perlu adanya Peraturan Direktur Rumah Sakit
Umum Anwar Medika sebagai landasan bagi upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit
Umum Anwar Medika;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir (a) dan (b), perlu ditetapkan dengan keputusan
Direktur Rumah Sakit Anwar Medika;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40


Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit;
5. Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan PerumahSakitan;
6. Pedoman Tata Naskah Nomor 14 Tahun 2017
Tentang Tata Naskah Di Lingkungan Kemenkes;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2018
tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban
Pasien;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 tahun 2013
tentang Komite Keperawatan;
10. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamtan Pasien Rumah Sakit;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.971/MENKES/PER/XI/2009
Tentang Standar Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor.340/Menkes/PER/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin
Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 004 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Promosi Kesehatan Rumah Sakit;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis;
18. Peraturan Menteri Kesehatan
No.147/Menkes/Per/I/2010. Tentang Perizinan
Rumah Sakit;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 Tentang
penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
20. Permenkes Nomor 82 tahun 2013 tentang Sistem
Informasi Manajemen RS;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 413 Tahun
2020 Tentang Pencegahan dan Pengendalian
Covid-19;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
23. Keputusan Direktur Utama PT. Rumah Sakit Anwar
Medika Nomor 001/SK-PT/I/2020 Tentang Stuktur
Organisasi PT. Rumah Sakit Anwar Medika;
24. Keputusan Direktur Utama PT. Rumah Sakit
Anwar Medika Nomor 002/SK-PT/I/2020 Tentang
Corporate by Laws PT. Rumah Sakit Anwar
Medika;
25. Keputusan Direktur Utama PT RS Anwar Medika
Nomor 005/SK-PT/I/2020 Tentang pengangkatan
Direktur Rumah Sakit Umum Anwar Medika;
26. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar
Medika Nomor 02/SK-RSAM/I/2020 Tentang
Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Anwar
Medika;
27. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar
Medika Nomor 41/SK-RSAM/I/2020 Tentang
Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit Umum
Anwar Medika;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ANWAR


MEDIKA TENTANG PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Direktur Rumah Sakit adalah pimpinan tertinggi di Rumah Sakit yang bertugas
memimpin penyelenggaraan Rumah Sakit.
3. Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi
dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang
lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran
atau informasi
4. Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi dan opini interaktif
antara individu, kelompok dan institusi.
5. Sumber/Komunikator / pembawa berita (dokter, perawat, admisi, kasir, dll)
tempat berasalnya sumber pengertian yang dikomunikasikan. Komunikator
yang baik adalah komunikator yang meguasai materi, memiliki pengetahuan
yang luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, dengan cara bicara
yang jelas dan dapat memilih media yang sesuai untuk menyampaikan
informasi, serta dapat menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh
penerima pesan (komunikan).
6. Message (pesan) berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-
lambang pembicaraan, gerakan dan sebagainya ;
7. Channel/ media/saluran (Elektronik, lisan, dan tulisan) yaitu sarana komunikasi
dari komunikator kepada komunikan.
8. Komunikan adalah obyek sasaran dari kegiatan komunikasi (pasien, keluarga
pasien, perawat, dokter, admisi, kasir, dll atau audience)
9. Read back yaitu umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi.
10. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana Rumah Sakit membuat
asesmen pasien lebih aman yang diwujudkan dalam kegiatan asesmen resiko,
identifikasi dan pengolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi
11. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
12. Pandemi adalah wabah penyakit menular yang berjangkit serempak yang meliputi
dan melintasi batas wilayah geografis antar beberapa dan banyak negara.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2
Pedoman komunikasi efektif ini memiliki tujuan umum sebagai pedoman cara
berkomunikasi bagi staf dalam bekerja sehari-hari dalam lingkungan RSU Anwar
Medika yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Pasal 3
Tujuan khusus dari pedoman peningkatan komunikasi efektif ini adalah:
1. Terciptanya budaya komunikasi efektif baik antar staf rumah sakit maupun
antara pasien dan staf rumah sakit.
2. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Pasal 4
Pedoman komunikasi efektif ini diterapkan di lingkup rumah sakit yang ditujukan
kepada:
1. Pemberi pelayanan saat memberikan informasi lisan atau melalui telepon
tentang pelayanan, jam operasional, dan proses untuk mendapatkan pelayanan
dirumah sakit kepada masyarakat.
2. Antar pemberi pelayanan di dalam dan keluar rumah sakit.
3. Antar staf medis dan non medis
4. Antara staf dan pasien, yaitu saat staf memberikan informasi atau edukasi
kepada pasien
5. Tim PKRS saat memberikan edukasi kepada pasien
6. Semua staf

BAB III
TATA KELOLA/ PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Pasal 4
Komunikasi efektif pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara memberikan
infromasi dan edukasi pada pasien dan keluarga pasien pada saat:
1. Saat admisi (bagian informasi atau tempat penerimaan pasien)
2. Saat dilakukan tindakan medis
3. Saat masuk di instalasi dan menjalani proses rawat inap
4. Saat persiapan pasien pulang
5. Saat pasien mengantri untuk dilakukan pemeriksaan di poliklinik (minimal
sebulan sekali tim PKRS mengadakan penyuluhan secara kelompok)
6. Pemberian informasi dan edukasi dilakukan segera, jika kondisi dan
situasinya memungkinkan.
Pasal 5
Komunikasi dengan pasien dan pengunjung
a. Langsung: melakukan komunikasi dengan pemberian edukasi secara langsung
dengan bertatap muka antara nakes dan pasien/pengunjung
b. Tidak langsung: melakukan komunikasi dengan mikrofon sentral, poster, leflet,
telephone
Pasal 6
(1) Komunikasi antar staf rumah sakit secara Langsung: melakukan komunikasi
antar staf secara langsung dengan pertemuan bisa melalui rapat insidentil,
breafing, IHT dan lain-lain.
(2) Komunikasi antar staf rumah sakit secara tidak langsung : komunikasi antar staf
(Nakes, Non.Nakes) melalui telepone,WA (WhatsApp), group WA, I-phone,
HT, surat nota dinas dan surat perintah tugas serta ada data nomer telepon,
nama kompetensi/profesi,alamat email data tersebut ada di kepegawaian dan
SIMRS
Pasal 7
Komunikasi efektif pada saat perpindahan atau transfer pasien meliputi:
1. Perpindahan/ transfer pasien keluar rumah sakit atau merujuk pasien
2. Perpindahan/ transfer pasien antar ruangan dalam rumah sakit
Pasal 8
Dalam hal pergantian dinas/ shift jaga komunikasi efektif juga dilakukan oleh semua
staf di rumah sakit
Pasal 9
Pada saat ditemukan ada hasil nilai kritis, maka harus segera dilaporkan ke dokter
penanggung jawab pasien
Pasal 10
Penggunaan simbol dan singkatan dalam resep dan rekam medis harus
memperhatikan kaidah yang berlaku di rumah sakit
Pasal 11
Komunikasi efektif antar unit struktural dan profesional dapat dilakukan dengan cara
melalui rapat rutin maupun rapat insidentil
Pasal 12
Komunikasi eksternal dengan pihak luar dari rumah sakit dengan cara:
a. Pengelolahan kelompok diskusi
b. Pemberian informasi melalui forum pertemuan ilmiah dan non ilmiah
c. Pemberian informasi melalui pemanfaatan media luar ruang dan pemanfaatan
sarana di luar gedung Rumah Sakit.
d. Fax
e. E-Mail
f. Website
g. Sosial Media
Pasal 13
(1) Ketika ada wabah atau bencana yang mempengaruhi pelayanan kesehatan
(misalnya pandemi Covid-19), maka komunikasi risiko wajib dilaksanakan
(2) Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko pada kasus termasuk kontak
eratnya berupa informasi mengenai COVID-19, pencegahan penularan,
tatalaksana lanjut jika terjadi perburukan, dan lain-lain. Suspek yang melakukan
isolasi mandiri harus melakukan kegiatan sesuai dengan protokol isolasi
mandiri
(3) Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko pada kasus termasuk kontak
eratnya berupa informasi mengenai COVID-19, pencegahan penularan,
tatalaksana lanjut jika terjadi perburukan, dan lain-lain. Kasus konfirmasi yang
melakukan isolasi mandiri harus melakukan kegiatan sesuai dengan protokol
isolasi mandiri
(4) Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko kepada kontak erat kasus
berupa informasi mengenai COVID-19, pencegahan penularan, pemantauan
perkembangan gejala, dan lain-lain
(5) Komunikasi risiko harus secara pararel disampaikan kepada masyarakat untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti munculnya stigma dan
diskriminasi akibat ketidaktahuan

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 14
Rumah sakit memiliki kewajiban:
1. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada
masyarakat
2. Memberi pelayanan kesehatan yang aman,bermutu, antidiskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan
Rumah Sakit
3. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya
4. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai
dengan kemampuan pelayanannya
5. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin
Melaksanakan fungsi sosial
6. Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien
7. Menyelenggarakan rekam medis
8. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak meliputi sarana ibadah,
parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak,
lanjut usia
9. Melaksanakan sistem rujukan
10. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
serta peraturan perundang-undangan
11. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban
pasien
Menghormati dan melindungi hak pasien
12. Melaksanakan etika Rumah Sakit
13. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana
14. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional
maupun nasional
15. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya
16. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws)
17. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit
dalam melaksanakan tugas
18. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
Pasal 15
Hak Pasien meliputi:
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit
Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban Pasien
2. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
3. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar
prosedur operasional
4. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga Pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
5. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
6. Memilih dokter, dokter gigi, dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
7. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di
luar Rumah Sakit
8. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data
medisnya
9. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
11. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
12. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu Pasien lainnya
13. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit
14. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya
15. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya
16. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana
17. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 16
Dalam menerima pelayanan dari Rumah Sakit, Pasien mempunyai kewajiban:
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab
3. Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan untuk penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

BAB V
FORCE MAJEUR

Pasal 17
Dalam hal terjadi suatu wabah atau bencana atau pandemi yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan di rumah sakit, maka rumah sakit wajib menerapkan komunikasi
risiko

BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 18
Direktur melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap komunikasi efektif
Pasal 19
(1) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 bertujuan
agar Rumah Sakit dapat mempertahankan atau meningkatkan pelayanan Rumah
Sakit
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. Sosialisasi, supervisi, konsultasi, dan bimbingan teknis;

b. Pendidikan dan pelatihan; dan/atau

c. Pemantauan dan evaluasi.

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 20
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Nomor 138/SK-
RSAM/II/2019 tentang Pedoman Komunikasi Efektif dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku
Pasal 21
Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 03 Januari 2022

DIREKTUR
RSU ANWAR MEDIKA

dr. Nungky Taniasari, M.ARS


NIK. AM. 488
Lamp : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar Medika
Nomor : /SK-RSAM/I/2022
Tanggal : 03 Januari 2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi
dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz &
Weihrich, 1988).
Komunikasi di lingkungan rumah sakit merupakan modal utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen. Konsumen dalam hal ini
meliputi konsumen internal dan konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan
unsur hubungan antar individu yang bekerja di lingkungan rumah sakit, baik
hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal. Sedangkan konsumen
eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara
individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah sakit.
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat dilakukan dengan verbal maupun
nonverbal. Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah
diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telepon. Komunikasi lain yang
mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti
laboratorium klinis menelpon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil
pemeriksaan segera /cito. Sehubungan dengan hal tersebut maka RSU Anwar Medika
membuat komunikasi efektif di lingkungan rumah sakit yang meliputi komunikasi
dengan menggunakan fasilitas komunikasi, komunikasi secara langsung / lisan,
komunikasi dengan pasien berkebutuhan khusus, komunikasi pada saat transfer /
perpindahan pasien, komunikasi perhantian shift, dan komunikasi pelaporan hasil
nilai kritis.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum:
Sebagai pedoman cara berkomunikasi bagi staf dalam bekerja sehari-hari dalam
lingkungan RSU Anwar Medika yang merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan keselamatan pasien.

1.2.2 Tujuan Khusus :


1. Terciptanya budaya komunikasi efektif baik antar staf rumah sakit maupun
antara pasien dan staf rumah sakit.
2. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

1.3. Ruang Lingkup Pelayanan


Pedoman komunikasi efektif ini diterapkan di lingkup rumah sakit yang
ditujukan kepada :
1. Pemberi pelayanan saat memberikan informasi lisan atau melalui telepon
tentang pelayanan, jam operasional, dan proses untuk mendapatkan pelayanan
dirumah sakit kepada masyarakat.
2. Antar pemberi pelayanan di dalam dan keluar rumah sakit.
3. Antar staf medis dan non medis
4. Antara staf dan pasien, yaitu saat staf memberikan informasi atau edukasi
kepada pasien
5. Tim PKRS saat memberikan edukasi kepada pasien
6. Semua staf
Semua staf saat berkomunikasi via telpon dan lisan, antara lain:
a. Medis, perawat, farmasi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya.
b. Staf di Ruang Perawatan.
c. Staf Administrasi, Marketing.
d. Staf pendukung yang bekerja di rumah sakit
e. Instalasi / unit pelayanan yang melakukan komunikasi pemberian
komunikasi dan edukasi adalah:
1) Instalasi Bedah Sentral.
2) Instalasi Gawat Darurat.
3) Intensive Care Unit.
4) Instalasi Rawat Jalan
5) Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
a) Ruang Dahlia
b) Ruang Melati
c) Ruang Mawar
d) Ruang Tulip
e) Ruang Anggrek
f) Ruang Neonatus
g) Ruang Asoka
h) Ruang Teratai
i) Ruang Sakura
j) Ruang Penunjang kesehatan.
Pelaksana pedoman ini adalah seluruh semua staf di rumah sakit dengan tujuan:
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan pesan yang disampaikan
komunikator akan sampai pada komunikan dengan benar dan lengkap
2. Mengurangi kesalahan persepsi akibat komunikasi secara lisan.
3. Tercapainya 5 hal pokok, yaitu:
a. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan
b. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar
b. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar (atau tidak
menyetujui apa yang kita katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar)
c. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud
kita dan maksud kita bisa mereka terima
d. Memperoleh umpan balik dari pendengar

1.4 Batasan Operasional


1.4.1 Proses Komunikasi
Proses komunikasi dipengaruhi oleh persepsi dan penilaian yang dibuat baik
oleh pasien atau tenaga pemberi layanan. Staf pemberi layanan kesehatan disarankan
untuk menggunakan empati, dan sikap positif atau rasa hormat untuk mencapai
hubungan terapeutik yang baik dengan pasien. Ada 5 (lima) unsur / elemen yang
berperan dalam komunikasi efektif, yaitu:
1. Sumber/Komunikator / pembawa berita (dokter, perawat, admisi, kasir, dll)
tempat berasalnya sumber pengertian yang dikomunikasikan. Komunikator
yang baik adalah komunikator yang meguasai materi, memiliki pengetahuan
yang luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, dengan cara bicara
yang jelas dan dapat memilih media yang sesuai untuk menyampaikan
informasi, serta dapat menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh
penerima pesan (komunikan).
2. Message (pesan) berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-
lambang pembicaraan, gerakan dan sebagainya ;
3. Channel/ media/saluran (Elektronik, lisan, dan tulisan) yaitu sarana komunikasi
dari komunikator kepada komunikan. Media berperan sebagai jalan atau saluran
yang dilalui isi pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang
disampaikan penerima. Pesan dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya
sekaligus. Pada kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan oleh
pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang
mungkin terjadi berupa perubahan sikap. Media yang dapat digunakan: melalui
telepon, menggunakan lembar balik, leaflet, buklet, VCD, (peraga).
4. Komunikan adalah obyek sasaran dari kegiatan komunikasi (pasien, keluarga
pasien, perawat, dokter, admisi, kasir, dll atau audience)
5. Read back yaitu umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi.
Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal
berikut (konsil kedokteran Indonesia, hal 42):
a. Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan
pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka),
menjelaskan, klarifikasi, paraphrase, intonasi.
b. Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat
c. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di
balik yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya,
gerak tubuh).
d. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh)
agar tidak menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru
mengartikan gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
1.4.2 Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelayanan
promosi). Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit adalah:
1. Jam pelayanan
2. Pelayanan yang tersedia
3. Cara mendapatkan pelayanan
4. Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
Akses informasi dapat di peroleh dengan melalui Customer Service, Admisi,
Signboard, Leaflet, Poster, Banner, mading dan Website. Sedang komunikasi yang
bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi) adalah:
1. Edukasi tentang obat. (Lihat pedoman pelayanan farmasi)
2. Edukasi tentang penyakit. (Lihat Pedoman PKRS)
3. Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari. (Lihat Pedoman Pelayanan
Rawat Jalan – Fisioterapi)
4. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan qualitas
hidupnya pasca dari rumah sakit. (Lihat Pedoman Pelayanan Pedoman Gizi,
Pedoman Rawat Jalan, Pedoman Farmasi).
5. Edukasi tentang Gizi. (Lihat Pedoman Gizi)
Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa dilakukan melalui medical
information oleh unit PKRS (Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit).
1.4.3 Syarat Komunikasi Efektif
Syarat dalam komunikasi efektif adalah:
1. Tepat waktu
2. Akurat
3. Lengkap
4. Jelas
5. Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat
kesalahan (kesalahpahaman)
Program komunikasi efektif yang dimaksudkanya itu semua staf di Front
Office, Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan dan yang akan
menjalankan suatu prosedur harus melakukan komunikasi dengan benar serta
memberikan pelayanan kepada pasien dan tidak terjadi kesalahan.
1.4.4 Proses Komunikasi Efektif
Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melaui prinsip sebagai
berikut:
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan
2. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut
3. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
4. Pemberi pesan memverifikasi isi pesan kepada pemberi penerima pesan.
5. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan hasil
verifikasi
Proses komunikasi efektif dengan prinsip, terima, catat, verifikasi dan
klarifikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Jadi isi pesannya
Yah.. benar. Dikonfirmasikan ini yah pak…

Komunikator Isi pesan Ditulis Dibacakan Komunikann

Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikan harus menjabarkan


hurufnya satu persatu dengan menggunakan alfabeth standar internasional yaitu:
1.4.5 Hukum dalam Komunikasi Efektif
Terdapat 5 hukum komunikasi efektif, yaitu REACH, yang berarti merengkuh
atau meraih. Hukum komunikasi efektif yang pertama adalah:
1. Respect yaitu sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan
yang kita sampaikan.
2. Empathy yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain, yaitu dengan cara mendengarkan atau
mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
3. Audible yaitu dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Kita dapat
menggunakan berbagai media atau alat bantu audio visual yang akan
membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.
4. Clarity yaitu keterbukaan dan transparansi.
5. Humble yaitu sikap rendah hati. Sikap Rendah Hati pernah yang pada intinya
antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer
First Attitude).
1.4.6 Aspek Komunikasi Efektif
1. Kejelasan (Clarity) –pesan yang disampaikan.
2. Ketepatan (Accuracy) –kebenaran informasi.
3. Konteks (Context) –gaya bicara dan pesan disampaikan dalam situas yang
tepat.
4. Alur (Flow) –urutan pesan atau sistematika penyampaian.
5. Budaya (Culture) –sesuai dengan bahasa,gaya bicara, dan norma-etika
yang berlaku.
1.4.7 Teknik Komunikasi Efektif
1. Verbal (memainkan teknik vokal):
a. Speed/tempo –kecepatan bicara; variatif, jangan terlalu cepat jangan
pula terlalu lambat.
b. Volume –tinggi-rendah nada bicara, disesuaikan dengan karakter
dan jumlah audiens.
c. Aksentuasi –penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu.
d. Artikulasi –kejelasan kata demi kata yang diucapkan.
e. Projection – mengarahkan suara sampai ke bagian paling belakang
ruangan tanpa harus berteriak.
f. Pronounciation (Pelafalan) –pelafalan kata demi kata secara jelas
dan benar.
g. Repetition (pengulangan) –untuk mengulangi kata-kata penting
dengan irama yang berbeda.
h. Hindari gumaman (Intruding Sound) terlalu sering.
i. Ringkas, namun jelas. Jangan bertele-tele.
2. Non verbal
a. bahasa tubuh (body language) / gesture (gerakan tubuh)
b. postur dan cara berpakaian
c. isyarat
d. raut muka
e. kontak mata.
1.4.8 Bentuk Komunikasi
1. Formal: melalui forum rapat, pembentukan tim / komite panitia.
2. Non formal: poster, surat kabar, leaflet, media cetak dll.
1.4.9 Faktor yang menentukan komunikasi efektif
1. Kepercayaan komunikan terhadap komunikator.
2. Kejelasan pesan yang disampaikan.
3. Keterampilan komunikasi komunikator.
4. Daya tarik pesan.
5. Kesesuaian isi pesan dengan kebutuhan komunikan.
6. Kemampuan komunikan dalam menafsirkan pesan (decoding).
7. Setting komunikasi kondusif atau nyaman dan menyenangkan.
1.4.10 Strategi komunikasi efektif
1. Menguasai pesan/materi.
2. Mengenali karakter komunikan/audiens.
3. Kontak Mata (Eye Contact)
4. Ekspresi Wajah.
5. Postur/Gerak Tubuh
6. Busana yang sesuai dengan suasana.

Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada hal – hal tersebut diatas
maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat
membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan
(respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan dan saling menguatkan dengan menjalankan komunikasi efektif di
Rumah Sakit Umum Anwar Medika.

1.5 Landasan Hukum


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit
4. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengorganisasian
Rumah Sakit
5. Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
PerumahSakitan
6. Pedoman Tata Naskah Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Tata Naskah Di
Lingkungan Kemenkes
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah
Sakit Dan Kewajiban Pasien
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan
10. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamtan Pasien
Rumah Sakit
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis
18. Peraturan Menteri Kesehatan No.147/Menkes/Per/I/2010. Tentang Perizinan
Rumah Sakit
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/Menkes/Per/IV/2011 Tentang penyelenggaraan Komite Medik di Rumah
Sakit
20. Permenkes Nomor 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen RS
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 413 Tahun 2020 Tentang Pencegahan
dan Pengendalian Covid-19
22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
23. Keputusan Direktur Utama PT. Rumah Sakit Anwar Medika Nomor 001/SK-
PT/I/2020 Tentang Stuktur Organisasi PT. Rumah Sakit Anwar Medika
24. Keputusan Direktur Utama PT. Rumah Sakit Anwar Medika Nomor 002/SK-
PT/I/2020 Tentang Corporate by Laws PT. Rumah Sakit Anwar Medika
25. Keputusan Direktur Utama PT RS Anwar Medika Nomor 005/SK-PT/I/2020
Tentang pengangkatan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar Medika
26. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar Medika Nomor
02/SK-RSAM/I/2020 Tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Anwar
Medika
27. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Anwar Medika Nomor
41/SK-RSAM/I/2020 Tentang Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit Umum
Anwar Medika
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi tenaga di Rumah Sakit.
1. Tenaga Medis
Dokter Umum yang bekerja di Rumah Sakit Anwar Medika yang
mempunyai pengalaman menangani pasien dari berbagai kasus.
2. Tenaga Keperawatan (perawat/bidan)
Pelayanan diunit-unit keperawatan dilakukan oleh perawat/bidan yang
mempunyai pengetahuan dan pengalaman mengenai cara merawat dan
menangani pasien.
3. Tenaga kesehatan lain.
Harus disediakan tenaga kesehatan lain untuk koordinasi dalam
menjalankan komunikasi yang efektif.
4. Manajemen dan tim Marketing
Saling Koordinasi dalam memberikan informasi terkait pelayanan yang
dimiliki oleh rumah sakit kepada customer internal dan eksternal.

2.2 Distribusi Ketenagaan


Nama Posisi Pendidikan Sertifikasi Jumlah
kebutuhan
Komite medis Dokter Spesialis Pelatihan komunikasi efektif Seluruh tenaga
dan umum
Tenaga D3 / S1 Pelatihan komunikasi efektif Seluruh tenaga
Keperawatan / Keperawatan
Kebidanan
Tenaga kesehatan D3 / S1 Pelatihan komunikasi efektif Seluruh tenaga
lain
Tenaga administrasi D3 / S1 Pelatihan komunikasi efektif Seluruh tenaga
dan marketing

2.3 Pengaturan Jaga


Jam dinas
1. Dinas pagi : Jam 07.00 – 14.00
2. Dinas Siang : Jam 14.00 – 21.00
3. Dinas Malam : Jam 21.00 – 07.00
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 Denah Ruang


1. Komunikasi Efektif dilakukan di:
a. Adimisi pendaftaran, dilakukan di lobby depan Rumah Sakit.
b. Rawat Jalan dilakukan di ruang pelayanan poliklinik, serta ruang
tunggu pasien rawat jalan.
c. Administrasi keuangan, dilakukan di ruang pelayanan kasir.
d. Sepanjang jalur pengunjung ruang rawat inap.
e. Setiap kamar perawatan pasien.
f. Ruang penunjang medis dan gizi.
2. Komunikasi Efektif dilakukan di luar rumah sakit
a. Di sekolah-sekolah
b. Posyandu atau ibu-ibu PKK
c. Klinik
d. Bidan praktek swasta

3.2 Standar Fasilitas


NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH
1. Komputer/laptop 1
2. Printer 1
3. Flypchart 1
4. LCD/TV 1
5. Proyektor+ layar 1
6. Sound system 1
7. Microfhone 2
8. White board 1
9. Brosur/leaflet Sesuai kebutuhan
10. Kamera 1
11. Flasdiskz 1
12. Kabel Roll 1
13. Status DRM Sesuai kebutuhan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Komunikasi Efektif Dengan Pasien Dan Keluarga


Pemberian infromasi dan edukasi pada pasien dan keluarga pasien dapat
dilakukan pada:
1. Saat admisi (bagian informasi atau tempat penerimaan pasien)
2. Saat dilakukan tindakan medis
3. Saat masuk di instalasi dan menjalani proses rawat inap
4. Saat persiapan pasien pulang
5. Saat pasien mengantri untuk dilakukan pemeriksaan di poliklinik (minimal
sebulan sekali tim PKRS mengadakan penyuluhan secara kelompok)
6. Pemberian informasi dan edukasi dilakukan segera, jika kondisi dan
situasinya memungkinkan.
Pemberian informasi pelayanan di rumah sakit dapat membantu pasien dan atau
keluarga berpartisipasi dalam membuat keputusan tentang pelayanannya terbagi
dalam beberapa unit kerja.
4.1.1 Pemberian Informasi oleh Bagian informasi dan tempat penerimaan
pasien
Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum meliputi :
1. Fasilitas pelayanan yang dimiliki rumah sakit
2. Fasilitas dan tarif kamar perawatan
3. Daftar dokter yang mempunyai surat izin praktik dan yang merawat di
rumah sakit
4. Asuransi yang bekerja sama dengan rumah sakit
5. Informasi prosedur pengurusan resume medis dan surat menyurat lainnya
6. Tata tertib dan peraturan rumah sakit
7. Informasi tentang cara penyampaian saran, kritik atau komplain kepada
pelayanan rumah sakit.
4.1.2 Pemberian Informasi oleh Dokter Instalasi Gawat Darurat, Dokter Poli
Umum dan Spesialis, Dokter Gigi, Dokter Anestesi dan Dokter
Penanggungjawab Pelayanan (DPJP) yang menjelaskan tentang:
1. Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak
nyaman atau sakit saat pemeriksaan)
2. Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis
3. Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan
diagnosa, termasuk manfaat.
4. Hasil dan intervensi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk
menegakkan diagnosis.
5. Berbagai info tentang kondisi medis, hasil assesmen, diagnosis.
6. Rencana asuhan dan tindakan yang dapat berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan.
7. Tindakan yang harus mendapat persetujuan (consent).
8. Risiko tindaklan serta kemungkinan efek samping atau komplikasi dan
hasil yang tidak terduga.
9. Diagnosis pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan
kelebihan masing-masing cara).
10. Prognosis dukungan (support) yang tersedia.
11. Prosedur pelayanan ambulance
12. Penundaan dan keterlambatan pelayanan di rawat jalan maupun rawat
inap.
4.1.3 Pemberian Informasi oleh Staf Instalasi Rawat Inap & Perawatan Intensif
Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan khusus meliputi :
1. Rencana pelayanan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
2. Informasi tentang biaya perawatan, biaya pemeriksaan penunjang, biaya
obat, biaya operasi dan lain-lain
3. Jam kunjungan dokter, nama dokter yang bertanggung jawab atas
pengobatan / tindakan.
4. Prosedur persiapan operasi
5. Prosedur pemulangan pasien
6. Penundaan dan keterlambatan pelayanan di rawat inap akibat akibat
kondisi pasien atau jika pasien harus masuk daftar tunggu.
7. Risiko tindaklan serta kemungkinan efek samping atau komplikasi dan
hasil yang tidak terduga.
8. Informasi tentang pelayanan alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan
klinis pasien dan dicatat di dokumen rekam medis.
9. Informasi tentang edukasi pasca keluar dari RS.
4.1.4 Pemberian Informasi oleh Bagian administrasi keuangan / kasir
menjelaskan tentang biaya rumah sakit secara keseluruhan
Setelah pasien dan keluarga mendapat informasi pelayanan kesehatan yang
jelas maka pasien atau keluarga membuat keputusan tentang rencana
pengobatan dan tindakan terhadap dirinya sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan oleh rumah sakit.
4.1.5 Pemberian Informasi oleh Bagian penunjang seperti laboratorium,
radiologi medis menjelaskan tentang rencana tindakan yang akan
dilakukan
Pasien dan atau keluarga pasien dijelaskan mengenai jenis pemeriksaan yang
akan dilakukan, prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan biaya
tindakan.
4.1.6 Tatalaksana Komunikasi dengan Pasien Berkebutuhan Khusus
Dalam proses pelayanan, terjadinya kendala dalam berkomunikasi dengan
pasien bukan suatu hal yang tidak mungkin, terutama bila pasien memiliki
gangguan sistem penginderaan, gangguan sistem integratif dan pasien dengan
bahasa asing. Pemberi layanan perlu memperihatikan beberapa hal ketika
berkomunikasi dengan pasien:
1. Pasien dengan gangguan penglihatan (dengan mengoptimalkan fungsi
pendengaran dan sentuhan)
2. Pasien dengan gangguan pendengaran (dengan menggunakan media
visual, bahasa pantomin)
3. Pasien dengan gangguan wicara (dengan menggunakan bahasa isyarat
atau gambar dan tulisan)
4. Pasien dengan tingkat pengetahuan rendah atau gangguan kematangan
kognitif (dengan mengikuti kaidah sesuai dengan kemampuan pasien)
5. Pasien berbahasa asing / daerah (melibatkan keluarga pasien atau
penterjemah pribadi (rekan bisnis pasien) dengan menggunakan kata yang
singkat dan jelas). Di samping itu, Rumah sakit menyediakan layanan
penterjemah internal RS bagi pasien yang membutuhkan penterjemah
Bahasa Inggris, Madura, dan Jawa dengan menggunakan form DRM yang
tersedia.

4.2 Komunikasi Efektif Dengan Masyarakat


1. Pengelolaan Kelompok Diskusi
Promosi kesehatan kepada masyarakat di dalam maupun luar lingkungan
rumah sakit yakni klinik, bidan praktek swasta, posyandu, sekolah
bekerjasama dengan pihak marketing.
2. Pengelolaan Kelompok Sepeda Santai
Rumah sakit membentuk klub sepeda ontel yang beranggotakan peminat
sepeda tua dan sepeda gunung. Pembentukan klub ini bertujuan untuk
mengurangi tingkat stress masyarakat terhadap rutinitas pekerjaan sehari-
hari dengan cara bersepeda santai dan bersosialisasi dengan teman baru.
Selain itu bekerjasama dengan marketing, rumah sakit dapat memberikan
informasi dan edukasi pada peserta mengenai layanan kesehatan.
3. Pemberian Informasi melalui Forum Pertemuan Ilmiah (Seminar,
Pelatihan, Sosialisasi) dan Non Ilmiah (Gathering Komunitas, CSR,
Penyuluhan)
Forum yang melibatkan masyarakat ilmiah atau non ilmiah ini sangat
bermanfaat bagi rumah sakit dalam bertukar informasi mengenai
kesehatan dan sekaligus sebagai media promosi layanan kesehatan yang
dimiliki oleh RS. Manajemen bekerjasama dengan tim marketing untuk
menyerlenggarakan forum sesuai dengan sasaran kegiatan baik dan
didokumentasikan dalam pelaporan.
4. Pemberian Informasi melalui pemanfaatan media luar ruang dan
pemanfaatan sarana di luar gedung rumah sakit
Pemanfaatan media luar dapat berupa spantuk, baliho, neon box, dan lain-
lain yakni di:
a. tempat parkir
b. dinding luar rumah sakit
c. pagar pembatas kawasan rumah sakit
5. Fax
Mesin faks adalah peralatan komunikasi yang digunakan untuk
mengirimkan dokumen dengan menggunakan suatu perangkat yang
mampu beroperasi melalui jaringan telepon dengan hasil yang serupa
dengan aslinya. Selain mengirimkan dokumen, mesin faks juga mampu
menghantarkan citra foto dengan fasilitas half tone. Mesin faks biasanya
terdiri dari modem, mesin fotokopi, alat pemindai gambar, dan alat
pencetak data (printer). Faks membantu pengiriman suatu dokumen ke
tempat yang jauh dalam waktu singkat.
6. E-mail
E-mail secara harfiah dapat didefenisikan sebagai metode komunikasi
yang meliputi pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan pesan melalui
sistem komunikasi elektronik berupa internet. Seperti layaknya surat
biasa email dapat ditujukan ke perorangan dan kelompok. Email bisa
menjangkau seluruh dunia dengan karena didukung jaringan global.
Dengan email maka surat menyurat dapat dilakukan dengan cepat tanpa
harus menunggu tukang pos datang mengirimkan surat.
Keunggulan dari email dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Caranya mudah karena hanya cukup mengetikkan pesan yang ingin
disampaikan dalam komputer dan proses yang cepat dalam
pengiriman.
b. Email dapat dikirim secara massa ke beberapa orang sekaligus.
c. Dapat mengirimkan file atau dokumen sebagai lampiran email.
d. Email dapat dibuat dimana dan kapan saja selama ada koneksi
dengan internet baik menggunakan komputer maupun ponsel.
e. Ditinjau dari sisi biaya, email lebih ekonomis.
7. Website
Website atau situs rumah sakit sebagai kumpulan halaman yang
menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data
animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang
bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan
yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-
jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website
tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari rumah sakit
saja. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah,
dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari rumah sakit serta
pengguna website. Website rumah sakit termasuk jenis website statis
karena berisi profil rumah sakit dan dalam sisi pengembangannya hanya
bisa diupdate oleh pihak rumah sakit saja.
Fungsi WEB
a. Media Promosi: Sebagai media promosi utama maupun penunjang
promosi utama rumah sakit, website dapat berisi informasi yang
lebih lengkap daripada media promosi offline seperti leaflet, brosur,
koran atau majalah.

b. Media Pemasaran: Pada rumah sakit website merupakan media


pemasaran yang cukup baik karena dibandingkan dengan leafet,
brosur, Koran, majalah, TV, radio dan dapat beroperasi 24 jam serta
dapat diakses darimana saja.

c. Media Informasi: Website rumah sakit yang bersifat global dapat


diakses dari mana saja selama dapat terhubung ke internet, sehingga
dapat menjangkau lebih luas daripada media informasi
konvensional seperti koran, majalah, radio atau televisi yang
bersifat lokal.
d. Media Komunikasi: Website rumah sakit dibangun untuk
berkomunikasi seperti forum yang dapat memberikan fasilitas
fasilitas bagi para anggotanya untuk saling berbagi informasi atau
membantu pemecahan masalah tertentu. Pengguna dapat melakukan
chat secara langsung kepada staf humas / IT / admin web RSAM
untuk berkomunikasi perihal pelayanan rumah sakit.

8. Sosial Media
Merupakan aplikasi berbasis internet yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user generated content. Aplikasi-aplikasi ini memungkinkan
para pengguna, dalam hal ini pasien, untuk bertukar informasi dengan
alasan kesehatan atau kondisi kesehatan. Media sosial resmi yang dimiliki
oleh RS untuk berkomunikasi dengan customer adalah situs jejaring
sosial seperti misalnya Twitter (@rsuanwarmedika), Facebook (RSU
Anwar Medika), Instagram (rsu.anwarmedika).

4.3 Komunikasi Efektif Antar Staf Pemberi Layanan


4.3.1 Tatalaksanan Komunikasi Efektif dengan menggunakan fasilitas
1. Jaringan Telepon
Untuk melaksanakan komunikasi yang efektif di rumah sakit maka rumah
sakit menggunakan perangkat switching berupa sentral telepon otomatis
yang mempunyai fungsi menghubungkan antara beberapa tempat.
Perangkat ini di sebut PABX (Private Automatic Branch Exchange) yang
memberikan dua layanan yaitu :
a. Komunikasi Internal: Komunikasi Yang Dilakukan Dengan Ruang
Lingkup PABX Saja Tanpa Bantuan Pihak Lain, Atau Biasa
Disebut Interkom. Fasilitas ini di RSU Anwar Medika disebut
sebagai internal phone (i-phone).
Penggunaan telepon intern di rumah sakit bertujuan untuk
meningkatkan efektifitas komunikasi antar bagian yang digunakan
untuk kepentingan pelayanan kepada pasien maupun antar staf
pelayanan di rumah sakit. Di rumah sakit memilliki jaringan telepon
intern yang terpasang dan dapat digunakan sebagai alat komunikasi
intern di RSU Anwar Medika. Daftar No Telepon adalah sebagai
berikut yang dapat dilihat secara online melalui link http://backsrv-
pc/daftarphone/ :
Nomor I-phone Unit
101 CASEMIX - VERFIKATOR
102 IPS
103 KASUBAG UMUM DAN RT
104 ADMIN-HRD-KOMITE
106 APOTEK RJ
108 MARKETING
109 REKAM MEDIK
110 PARKIR dst...

b. Komunikasi Eksternal: Adalah Komunikasi Yang Dilakukan


Extention PABX Dengan Menggunakan Bantuan Pihak Lain
Seperti Atau Operator Telekomunikasi Lain, Contohnya Adalah
Proses Penerimaan Telepon dan melakukan panggilan keluar.
Telepon merupakan alat komunikasi yang tidak bisa ditinggalkan di
RSU Anwar Medika, karena seluruh unit pelayanan komunikasi via
telepon untuk berkomunikasi antar staf klinis dengan: Menggunakan
Teknik SBAR Melakukan Verifikasi (Write Back, Read Back, dan Repeat
Back)
Teknik SBAR: Komunikasi melalui Telepon menggunakan metoda
SBAR (Situation, Background, Assesment, Recomendation.)
a. Situation: situasi dan kondisi terkini yang dilihat pada pasien yang
terjadi
1. Menyebutkan identitas staf yang berbicara: nama, ruangan
dan rumah sakit tempat bertugas
2. Menyebutkan identitas pasien yang akan dilaporkan: Nama
(Tn/Ny/An ....) dan Tanggal lahir atau Nama dan alamat
3. Menjelaskan perubahan kondisi pasien yang diamati:
berdasarkan pengamatan staf, keluhan subyektif pasien dan
perubahan tanda-tanda obyektif yang ditemukan pada pasien
4. Misalnya: dr Anwar, saya perawat Ani dari Ruang Melati
Rumah Sakit Anwar Medika Balongbendo, melaporkan
kondisi Bpk Joko, mengalami stress pernafasan
b. Background: informasi tentang apa yang berhubungan dengan
kondisi pasien terkini (latar belakang yang berkaitan dengan
situasi) yang berisikan:
1. Tanggal mulai dirawat
2. Diagnosa awal dan diagnosa saat ini
3. Hasil pemeriksaan sebelumnya: pemeriksaan fisik,
laboratorium, radiologi dan lain-lain
4. Terapi (obat-obatan dan tindakan) yang diberikan
sebelumnya
5. Riwayat alergi obat (bila ada)
Misalnya: Bpk Joko, Mrs tgl 6 Januari, usia 60 tahun dengan
COPD berat, hasil laborat dan radiologi, obat yang telah
diberikan, keadaannya semakin menurun
c. Assesment: Hasil pengkajian kondisi pasien terkini (penilaian
atas kondisi terkait dengan situasi tersebut)
1. Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada pasien
terkait perubahan kondisi yang ditemukan pada saat ini
2. Tindakan-tindakan yang sudah diambil terkait kondisi saat
ini
3. Misalnya : Suara nafas makin menurun, terutama paru
kanan, RR:32x/mnt, Tensi : 100/60, perfusi dingin, basah
dan pucat
d. Recomendation: Tindak lanjut yang dianjurkan saat itu,
rekomendasi yang dianjurkan bisa antara lain :
1. Permintaan untuk melihat pasien sesegera mungkin,
merujuk atau transfer pasien, konsultasi dokter lain, atau
menjelaskan pada pasien atau keluarganya tentang
perubahan kondisi yang terjadi
2. Permintaan advis perubahan terapi atau tindakan lain yang
diperlukan, misalnya : Mohon advis, usul foto Thorax, dll
3. Penulisan SBAR pada Rekam Medis Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi
4. Petunjuk pengisian pada pelayanan terintegrasi, saat
perawat melaporkan kondisi pasien lewat telepon
1. Teknik SBAR Dilakukan saat perawat melaporkan kondisi
pasien, melalui telepon
2. Write Back Mencatat apa yang telah dilaporkan dan
advis yang telah diterima oleh perawat
3. Read Back/ Pengulangan informasi, si penerima
informasi telah mengatakan “ya atau
ketepatan pengulangan
4. Repeat Back Mengulang kembali obat-obat yang
pengucapan mirip, kedengaran mirip (Look
Alike, Sound Alike) dan sudah mengeja
nama obat kata demi kata
5. Tanda tangan dan Dituliskan setelah mendapatkan informasi
nama jelas dan melakukan Read Back
6. Tanda tangan Dokter Ditanda tangani 1 x 24 jam setelah advis
atau staf kesehatan atau informasi diberikan
lain dan di stempel VERIFIKASI
Penerima Pemberi
VERIVIKASI
Perintah Perintah
dr

Tgl: Jam:

2. SIMRS
Merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi
dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk
menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung
proses pengambilan keputusan manajemen di rumah sakit. SIMRS dapat
memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan di semua unit secara
cepat dan akurat meliputi database pasien, dokter, perawat, transaksi obat,
alkes, demografi, keuangan, kunjungan, riwayat penyakit, dan mutu
pelayanan RS. Data SIMRS dapat berkembang seiring dengan kemajuan
teknologi.
3. LAN Messenger
Merupakan jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup
wilayah kecil; seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam
rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Aplikasi ini bersungsi untuk:
a. Mengirim pesan berupa text, gambar, file, bahkan untuk bertukar
data antar pengguna komputer dalam ruang lingkup jaringan LAN.
b. Sebagai alat komunikasi dan pertukaran data antar pengguna di
rumah sakit yang memiliki user banyak dalam satu jaringan.
4. Pengeras Suara
Pengeras suara ini berpusat di Customer Services. Fasilitas ini digunakan
untuk menyampaikan informasi perihal: Penyampaian situasi darurat
seperti : “code blue” dan tanggap bencana (untuk menyampaikan
infromasi pada tim code blue dan tanggap bencana yang tersebar di
berbagai unit pelayanan).
4.3.2 Tatalaksana Komunikasi Perpindahan atau Transfer Pasien
1. Definisi perpindahan atau transfer pasien adalah memindahkan pasien dan
kelengkapan dokumentasi ke unit lain sebagai pengelola pasien
selanjutnya
2. Definisi transporter pasien adalah staf yang mempunyai kewenangan dan
memiliki kompetensi melakukan perpindahan pasien
3. Macam perpindahan atau transfer pasien di Rumah Sakit Umum Anwar
Medika terdiri dari:
a. Perpindahan atau transfer pasien keluar rumah sakit atau merujuk
pasien Prof. Dr. Soekitjo Notoatmodjo (2008) mendefinisikan
sistem rujukan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan perlimpahan tanggungjawab timbal
balik terhadap satu kasus penyakit, masalah kesehatan secara
vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) secara horizontal
(antar unit-unit yang setingkat kemampuannya)
b. Perpindahan atau transfer pasien di dalam rumah sakit / pindah
ruang Yang dimaksud perpindahan atau transfer pasien di dalam
rumah sakit adalah memindahkan dari unit atau ruang perawatan ke
unit atau ruang perawatan yang lain dengan tujuan :
1) Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan selanjutnya
2) Memenuhi keinginan keluarga atau pasien
Jenis-jenis perpindahan antar ruangan antara lain:
1) Perpindahan pasien antar ruangan
a) Memindahkan pasien dari ruang perawatan ke ruang
perawatan yang berbeda
b) Sesuai dengan kasusnya (mencegah infeksi nasokomial)
c) Sesuai dengan kamar yang diinginkan

Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama


1 Nama Pasien
yang tercantum di Rekam Medis
2 Tgl lahir/ No Diisi sesuai Tanggal lahir pasien dalam dan No Rekam
RM/jenis kelamin Medis serta jenis kelamin laki-laki/perempuan
3 Asal Ruangan Diisi lengkap nama ruang pasien berasal
4 Ke Ruangan Diisi Nama Ruangan yang akan ditempati
5 Riwayat Alergi obat Dilingkari apakah ada riwayat alergi atau tidak ? dan
disebutkan nama alergi nya
6 Grading Diisi tanda (√) pada angka grading sesuai dengan kondisi
pasien waktu dilakukan perpindahan
7 Tingkat kesadaran Diisi tanda (√) pada tingkat kesadaran pasien
8 Keadaan Umum Diisi tanda (√) pada kondisi keadaan umum pasien
9 Tanda-Tanda Vital Diisi sesuai dengan Tanda-Tanda Vital Pasien (Tensi,
Termometer axila/rectal, RR, DJJ, CVP, Nadi)
10 Identifikasi pasien 1.Diisi tanda (√) ya atau tidak terpasang gelang
identifikasi
2. Diisi tanda (√) ya atau tidak pada persetujuan
MRS/tindakan
3. Diisi tanda (√) ya atau tidak adakah lembar observasi
11 Konsul dr Spesialis Diisi tanda (√) ya atau tidak konsul spesialis dan
disebutkan DPJP nya
12 Pasang Infus Diisi tanda (√) ya atau tidak terpasang infus dan
disebutkan tanggal pemasangannya
13 Laboratorium Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan lingkari pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan (DL/LED/GDA/BUN/SC/OT/PT/Elektrolit/FH/
BGA)
14 ECG Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan ECG
15 Pemeriksaan Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
Radiologi radiologi dan dilingkari pemeriksaan radiologi yang telah
dilakukan (Thorax/BOF/CT SCAN/USG)
16 Kateter Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan kateter
dan lingkari nomer kateter yang digunakan (No :
8/10/14/16/18) serta tanggal pemasangan dan urine yang
pertama keluar sebutkan berapa jumlah nya
17 Naso Gastric Tube Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan Naso
Gastric Tube dan dilakukan residu atau tidak lingkari
tanda (+) atau (-) sebutkan volumenya serta warna nya
18 Rawat Luka Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan Rawat Luka bila
ada lukanya sebutkan luas luka berapa CM, dan jumlah
luka
19 Drainage Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan
drainage, bila terdapat drain sebutkan jumlah produksinya
20 Jahit luka Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan tindakan jahit luka
serta sebutkan jenis benang dan jumlah jahit lukanya
21 Obat-obatan Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemberian terapi
obat-obatan yang meliputi obat oral/sub lingual, Injeksi
atau drip dan tuliskan nama obatnya
22 Oksigen Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan
oksigen dan beri tanda (√) pada pemakaian selang
kanul/Masker/Jacson race dan tuliskan pemberian nya
berapa liter/menit
23 Lain-lain Tulis dengan tanggal dan jam berapa pasien dipindahkan
24 Kolom TTD Ditulis Nama Perawat Ruangan penerima, Dokter yang
menangani, perawat yang menyerahkan dan dibubuhi
tanda tangan

2) Perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke rawat inap


a) Perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke IRNA untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut
b) Memberikan perasaan nyaman dan tenang pada pasien
yang akan mendapatkan pengobatan dan perawatan di
rawat inap.

Nama Pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama
1
yang tercantum di Rekam Medis
2 Tgl lahir/ No Diisi sesuai Tanggal lahir pasien dalam dan No Rekam
RM/jenis Medis serta jenis kelamin laki-laki/perempuan
kelamin
3 Asal Ruangan Diisi lengkap nama ruang pasien berasal
4 Ke Ruangan Diisi Nama Ruangan yang akan ditempati
5 Riwayat Alergi Dilingkari apakah ada riwayat alergi atau tidak ? dan
obat disebutkan nama alergi nya
6 Grading Diisi tanda (√) pada angka grading sesuai dengan
kondisi pasien waktu dilakukan perpindahan
7 Tingkat Diisi tanda (√) pada tingkat kesadaran pasien
kesadaran
8 Keadaan Diisi tanda (√) pada kondisi keadaan umum pasien
Umum
9 Tanda-Tanda Diisi sesuai dengan Tanda-Tanda Vital Pasien( Tensi,
Vital Termometer axila/rectal, RR, DJJ,CVP,Nadi)
10 Identifikasi 1.Diisi tanda (√) ya atau tidak terpasang gelang
pasien identifikasi
2. Diisi tanda (√) ya atau tidak pada persetujuan
MRS/tindakan
3. Diisi tanda (√) ya atau tidak adakah lembar observasi
11 Konsul dr Diisi tanda (√) ya atau tidak konsul spesialis dan
Spesialis disebutkan DPJP nya
12 Pasang Infus Diisi tanda (√) ya atau tidak terpasang infus dan
disebutkan tanggal pemasangannya
13 Laboratorium Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan lingkari pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan
(DL/LED/GDA/BUN/SC/OT/PT/Elektrolit/FH/ BGA)
14 ECG Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
ECG
15 Pemeriksaan Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
Radiologi radiologi dan dilingkari pemeriksaan radiologi yang
telah dilakukan (Thorax/BOF/CT SCAN/USG)
16 Kateter Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan
kateter dan lingkari nomer kateter yang digunakan (No :
8/10/14/16/18) serta tanggal pemasangan dan urine yang
pertama keluar sebutkan berapa jumlah nya
17 Naso Gastric Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan Naso
Tube Gastric Tube dan dilakukan residu atau tidak lingkari
tanda (+) atau (-) sebutkan volumenya serta warna nya
18 Rawat Luka Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan Rawat Luka bila
ada lukanya sebutkan luas luka berapa CM, dan jumlah
luka
19 Drainage Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan
drainage, bila terdapat drain sebutkan jumlah
produksinya
20 Jahit luka Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan tindakan jahit
luka serta sebutkan jenis benang dan jumlah jahit
lukanya
21 Obat-obatan Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemberian terapi
obat-obatan yang meliputi obat oral/sub lingual, Injeksi
atau drip dan tuliskan nama obatnya
22 Oksigen Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan
oksigen dan beri tanda (√) pada pemakaian selang
kanul/Masker/Jacson race dan tuliskan pemberian nya
berapa liter/menit
23 Lain-lain Tulis dengan tanggal dan jam berapa pasien dipindahkan
24 Kolom TTD Ditulis Nama Perawat Ruangan penerima, Dokter yang
menangani, perawat yang menyerahkan dan dibubuhi
tanda tangan

3) Perpindahan pasien dari ICU ke rawat inap


a) Perpindahan pasien dari ICU ke IRNA untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut setelah penanganan
nama kritisnya
b) Melanjutkan pengobatan dan perawatan selanjutnya di
rawat inap

Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama yang


1 Nama Pasien
tercantum di Rekam Medis
2 Tgl lahir/ No Diisi sesuai Tanggal lahir pasien dalam dan No Rekam
RM/jenis Medis serta jenis kelamin laki-laki/perempuan
kelamin
3 Asal Ruangan Diisi lengkap nama ruang pasien berasal
4 Ke Ruangan Diisi Nama Ruangan yang akan ditempati
5 Riwayat Alergi Dilingkari apakah ada riwayat alergi atau tidak ? dan
obat disebutkan nama alergi nya
6 Grading Diisi tanda (√) pada angka grading sesuai dengan kondisi
pasien waktu dilakukan perpindahan
7 Tingkat Diisi tanda (√) pada tingkat kesadaran pasien
kesadaran
8 Keadaan Umum Diisi tanda (√) pada kondisi keadaan umum pasien
9 Tanda-Tanda Diisi sesuai dengan Tanda-Tanda Vital Pasien( Tensi,
Vital Termometer axila/rectal, RR, DJJ,CVP,Nadi)
10 Identifikasi 1.Diisi tanda (√) ya atau tidak terpasang gelang identifikasi
pasien 2. Diisi tanda (√) ya atau tidak pada persetujuan
MRS/tindakan
3. Diisi tanda (√) ya atau tidak adakah lembar observasi
11 Konsul dr Diisi tanda (√) ya atau tidak konsul spesialis dan disebutkan
Spesialis DPJP nya
12 Pasang Infus Diisi tanda (√) ya atau tidak terpasang infus dan disebutkan
tanggal pemasangannya
13 Laboratorium Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan lingkari pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan (DL/LED/GDA/BUN/SC/OT/PT/Elektrolit/FH/
BGA)
14 ECG Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan ECG
15 Pemeriksaan Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
Radiologi radiologi dan dilingkari pemeriksaan radiologi yang telah
dilakukan (Thorax/BOF/CT SCAN/USG)
16 Kateter Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan kateter
dan lingkari nomer kateter yang digunakan (No :
8/10/14/16/18) serta tanggal pemasangan dan urine yang
pertama keluar sebutkan berapa jumlah nya
17 Naso Gastric Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan Naso
Tube Gastric Tube dan dilakukan residu atau tidak lingkari tanda
(+) atau (-) sebutkan volumenya serta warna nya
18 Rawat Luka Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan Rawat Luka bila ada
lukanya sebutkan luas luka berapa CM, dan jumlah luka
19 Drainage Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan
drainage, bila terdapat drain sebutkan jumlah produksinya
20 Jahit luka Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan tindakan jahit luka
serta sebutkan jenis benang dan jumlah jahit lukanya
21 Obat-obatan Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemberian terapi
obat-obatan yang meliputi obat oral/sub lingual, Injeksi atau
drip dan tuliskan nama obatnya
22 Oksigen Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan oksigen
dan beri tanda (√) pada pemakaian selang
kanul/Masker/Jacson race dan tuliskan pemberian nya
berapa liter/menit
23 Lain-lain Tulis dengan tanggal dan jam berapa pasien dipindahkan
24 Kolom TTD Ditulis Nama Perawat Ruangan penerima, Dokter yang
menangani, perawat yang menyerahkan dan dibubuhi tanda
tangan

4) Perpindahan pasien ke Rumah Sakit lain


Perpindahan pasien ke Rumah Sakit lain karena alasan medis,
membutuhkan peralatan dan spesialisasi rencana.
Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama yang
1 Nama Pasien
tercantum di Rekam Medis
2 Tgl lahir/ No Diisi sesuai Tanggal lahir pasien dalam dan No Rekam
RM/jenis Medis serta jenis kelamin laki-laki/perempuan
kelamin
3 Asal Ruangan Diisi lengkap nama ruang pasien berasal
4 Ke Ruangan Diisi Nama Ruangan yang akan ditempati
5 Riwayat Alergi Dilingkari apakah ada riwayat alergi atau tidak ? dan
obat disebutkan nama alergi nya
6 Grading Diisi tanda (√) pada angka grading sesuai dengan kondisi
pasien waktu dilakukan perpindahan
7 Tingkat Diisi tanda (√) pada tingkat kesadaran pasien
kesadaran
8 Keadaan Umum Diisi tanda (√) pada kondisi keadaan umum pasien
9 Tanda-Tanda Diisi sesuai dengan Tanda-Tanda Vital Pasien( Tensi,
Vital Termometer axila/rectal, RR, DJJ,CVP,Nadi)
10 Identifikasi 1.Diisi tanda (√) ya atau tidak terpasang gelang
pasien identifikasi
2. Diisi tanda (√) ya atau tidak pada persetujuan
MRS/tindakan
3. Diisi tanda (√) ya atau tidak adakah lembar observasi
11 Konsul dr Diisi tanda (√) ya atau tidak konsul spesialis dan disebutkan
Spesialis DPJP nya
12 Pasang Infus Diisi tanda (√) ya atau tidak terpasang infus dan disebutkan
tanggal pemasangannya
13 Laboratorium Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan lingkari pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan (DL/LED/GDA/BUN/SC/OT/PT/Elektrolit/FH/
BGA)
14 ECG Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan ECG
15 Pemeriksaan Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemeriksaan
Radiologi radiologi dan dilingkari pemeriksaan radiologi yang telah
dilakukan (Thorax/BOF/CT SCAN/USG)
16 Kateter Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan kateter
dan lingkari nomer kateter yang digunakan (No :
8/10/14/16/18) serta tanggal pemasangan dan urine yang
pertama keluar sebutkan berapa jumlah nya
17 Naso Gastric Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan Naso
Tube Gastric Tube dan dilakukan residu atau tidak lingkari tanda
(+) atau (-) sebutkan volumenya serta warna nya
18 Rawat Luka Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan Rawat Luka bila ada
lukanya sebutkan luas luka berapa CM, dan jumlah luka
19 Drainage Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan
drainage, bila terdapat drain sebutkan jumlah produksinya
20 Jahit luka Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan tindakan jahit luka
serta sebutkan jenis benang dan jumlah jahit lukanya
21 Obat-obatan Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemberian terapi
obat-obatan yang meliputi obat oral/sub lingual, Injeksi atau
drip dan tuliskan nama obatnya
22 Oksigen Diisi tanda (√) ya atau tidak dilakukan pemasangan oksigen
dan beri tanda (√) pada pemakaian selang
kanul/Masker/Jacson race dan tuliskan pemberian nya
berapa liter/menit
23 Lain-lain Tulis dengan tanggal dan jam berapa pasien dipindahkan
24 Kolom TTD Ditulis Nama Perawat Ruangan penerima, Dokter yang
menangani, perawat yang menyerahkan dan dibubuhi tanda
tangan

4.3.3 Tatalaksana Komunikasi Pergantian Shift Dinas


1. Timbang terima dokter jaga
a. Suatu kegiatan operan jaga antar dokter yang telah bertugas kepada
dokter yang akan menggantikan jaga pada shift berikutnya
b. Dokter pengganti harus datang 15 menit sebelum timbang terima
c. Dokter yang bertugas tidak diperkenankan meninggalkan tugas
sebelum dokter pengganti datang
d. Melaporkan kondisi-kondisi pasien tertentu atau hal penting lainnya
yang perlu ditindaklanjuti oleh dokter jaga pengganti
2. Timbang terima perawat jaga
a. Timbang terima perawat jaga merupakan teknik atau cara
menyampaikan dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan
dengan keadaan pasien yang dilakukan oleh staf perawatan dengan
menggunakan format hand over.
b. Sistem timbang terima pasien dilaksanakan pada tiap pergantian
shift
c. Perawat yang bertugas untuk menggantikan shift berikutnya datang
30 menit sebelum timbang terima dilaksanakan
d. Pelayanan dapat terkoordinasi dengan baik, tersusun rencana kerja
untuk shift berikutnya
e. Informasi yang disampaikan harus berorientasi pada permasalahan
kesehatan pasien
f. Melakukan timbang terima mulai dari kantor perawat (diskusi di
kantor perawat)
g. Berisi penjelasan tentang perkembangan keadaan pasien dan
permasalahannya yang masih terjadi dan terselesaikan, hal-hal yang
sudah dilaksanakan dalam pemberian asuhan keperawatan serta hal
penting yang harus ditindaklanjuti oleh shift dinas berikutnya
h. Dalam diskusi ini sambil mengontrol kelengkapan pencatatan
dokumen asuhan keperawatan
i. Timbang terima selanjutnya keliling melihat secara langsung
perkembangan masing-masing pasien di ruangan
Selama timbang terima keliling, diharapkan penanggungjawab pasien masing-
masing yang akan menggantikan staf lebih proaktif mengkaji perkembangan
pasien sebagai langkah awal dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan
dan semua perawat baik yang juga sebelumnya maupun berikutnya harus peka
terhadap respon pasien dan lingkungan sekitarnya.
4.3.4 Tatalaksana Komunikasi Pelaporan Hasil Kritis di Laboratorium dan
Radiologi
Pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium dan radiologi merupakan
bagian dari keselamatan pasien.
1. Tatalaksana pelaporan hasil kritis laboratorium
a. Bahan pemeriksaan laboratorium, berasal dari Instalasi Gawat
Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah
Sentral yang memenuhi kriteria pasien kritis. Batas waktu
penyampaian nilai kritis dari staf laboratorium ke perawat jaga
adalah ≤ 30 menit.
b. Pelaporan Hasil nilai kritis laboratorium
Nilai kritis untuk bahan konsul dari laborat ke dokter patologi
Klinik
c. Nilai kritis diatur dalam kebijakan Instalasi Laboratorium:
1) Dari IGD dilaporkan ke dokter jaga
2) Rawat inap dilaporkan ke perawat yang memegang pasien dan
dilaporkan ke DPJP
d. Tulis hasil laboratorium pada lembar laboratorium di dokumen
rekam medis pasien
2. Tatalaksana pelaporan hasil kritis Radiologi
a. Pemeriksaan Radiologi berasal dari Instalasi Gawat Darurat,
Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Instalasi Bedah Sentral yang
memenuhi kriteria pasien kritis
b. Informasikan bahwa hasil radiologi telah selesai (melalui telepon)
c. Tulis hasil radiologi pada lembar Penempelan hasil pemeriksaan
penunjang di dokumen rekam medis pasien
d. Laporkan pada dokter penanggungjawab

4.3.5 Tata laksana Singkatan, Simbol dan Penandaan Dosis Yang Tidak Boleh
Digunakan Pada Penulisan Resep
1. Daftar singkatan, simbol dan penandaan dosis yang tidak boleh digunakan
pada resep
2. Tatalaksana penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis pada
resep
3. Penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis merupakan bagian
dari keselamatan pasien harus sesuai yang digunakan di Rumah Sakit
Anwar Medika Balongbendo.
4. Penulisan resep dilakukan oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan
kepada pasien
5. Perawat harus melakukan cek kembali penulisan resep yang telah
dituliskan oleh dokter
6. Menanyakan kepada dokter bila tidak jelas dan memperhatikan adanya
singkatan, simbol dan penandaan dosis pada resep
7. Ingatkan dokter penulisan singkatan, simbol dan penandaan dosis sesuai
dengan yang telah ditetapkan
8. Melakukan pencatatan resep pada buku resep (buku expedisi)
9. Mengantarkan resep ke farmasi
10. Staf farmasi akan melakukan cek ulang sebelum obat dilayani

4.4 Komunikasi Efektif Antar Unit Struktural Dan Antar Profesional


Melalui rapat, informasi mengenai regulasi dan permasalahan yang timbul
dapat diinformasikan, dikoordinasikan dan dicari solusinya. Adapun jenis rapat
di RSU Anwar Medika yaitu:
1. Rapat Mingguan
2. Rapat Bulanan
3. Rapat Trimester
4. Rapat Tahunan
5. Rapat Insidentil
6. Inhouse training, seminar  edukasi staf tentang permenkes & kebijakan
& update ilmu pengetahuan dll.
7. Audit medis, pembahasana kasus

4.5 Komunikasi Efektif Antar Staf Secara Tepat Waktu


Pada penanagan keadaan darurat atau bencana aspek koordinasi dan kolaborasi
diperlukan untuk mengatur proses penanganan dan pelayanan pada pasien dan
korban. RSU Anwar Medika menetapkan nomor penting yang wajib diketahui
dan dihubugi jika terjadi keadaan darurat di rumah sakit, yaitu:
1. Code Blue
Komunikasi dalam penanganan kegawatdaruratan di rumah sakit
merupakan hal yang sangat penting, untuk itu ada hal-hal yang harus
dipenuhi dalam berkomunikasi, yaitu:
a. Kemunikasi dilakukan dengan singkat, jelas dan benar.
b. Menggunkan kata sandi Kode Biru atau “Code Blue” dan
menyebutkan lokasi ruangan dan kamar pasien.
Alat komunikasi yang digunakan adalah:
a. Operator RS: i-phone 114
b. Operator RS akan menyampaikan kepada tim code blue yang ada di
ruangan melalui pengeras suara.
2. Tanggap bencana :
c. Penanganan RS : i-phone 104
d. IPSM : (031) 8955415
e. Sanitasi : i-phone 103
f. IGD : i-phone 163
g. Operator RS : i-phone 124
h. Petugas Pemadam : (031) 8953200
Koordinasi dan kolaborasi lebih lanjut disesuaikan dengan
kebutuhan lapangan skala bencana terhadap internal rumah sakit
atau pelayanan pada masyarakat.
3. Rapat Insidentil
Rapat insidentil dapat dilakukan kapanpun apabila ada kejadian / situasi
yang memerlukan keputusan secara cepat.

4.6 Komunikasi Risiko


Dalam masa pandemi Covid-19, komunikasi risiko wajib dilaksanakan karena
mempunyai peranan yang sangat penting dalam penanganan pandemi tersebut. Salah
satu strategi dalam penanggulangan pandemi covid-19 adalah dengan melakukan
komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat. Komunikasi risiko dan
pemberdayaan masyarakat adalah kegiatan mengedukasi dan berkomunikasi secara
aktif dengan masyarakat melalui komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat,
membangun dan menjaga kepercayaan publik melalui komunikasi dua arah.
Pada manajemen kasus suspek petugas kesehatan memberikan komunikasi
risiko pada kasus termasuk kontak eratnya berupa informasi mengenai COVID-19,
pencegahan penularan, tatalaksana lanjut jika terjadi perburukan, dan lain-lain.
Suspek yang melakukan isolasi mandiri harus melakukan kegiatan sesuai dengan
protokol isolasi mandiri. Pada manajemen kasus probable petugas kesehatan
memberikan komunikasi risiko kepadakontak erat kasus berupa informasi mengenai
COVID-19,pencegahan penularan, pemantauan perkembangan gejala, danlain-lain.
Pada manajemen kasus konfirmasi petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko
pada kasus termasuk kontak eratnya berupa informasi mengenai COVID-19,
pencegahan penularan, tatalaksana lanjut jika terjadi perburukan, dan lain-lain. Kasus
konfirmasi yang melakukan isolasi mandiri harus melakukan kegiatan sesuai dengan
protokol isolasi mandiri. Pada manajemen kasus kontak erat petugas kesehatan
memberikan komunikasi risiko pada kontak erat berupa informasi mengenai COVID-
19, pencegahan penularan, tatalaksana lanjut jika muncul gejala, dan lain-lain.
Komunikasi risiko harus secara pararel disampaikan kepada masyarakat untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti munculnya stigma dan diskriminasi
akibat ketidaktahuan. Komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat (KRPM)
merupakan komponen penting yang tidak terpisahkan dalam penanggulangan tanggap
darurat kesehatan masyarakat, baik secara lokal, nasional, maupun internasional.
KRPM dapat membantu mencegah infodemic (penyebaran informasi yang
salah/hoaks), membangun kepercayaan publik terhadap kesiapsiagaan dan respon
pemerintah sehingga masyarakat dapat menerima informasi dengan baik dan
mengikuti anjuran pemerintah. Dengan demikian, hal-hal tersebut dapat
meminimalkan kesalahpahaman dan mengelola isu/hoaks terhadap kondisi maupun
risiko kesehatan yang sedang terjadi. Yang tidak kalah pentingnya, KRPM bertujuan
untuk dapat mengubah perilaku hidup masyarakat. KRPM yang diadaptasi dari
panduan dan pelatihan Risk Communication and Community Engagement, WHO,
bertujuan untuk:
1. Menyiapkan strategi komunikasi dengan informasi dan ketidakpastian yang
belum diketahui (pemantauan berita/isu di media massa dan media sosial,
talking point/standby statement pimpinan/juru bicara, siaran pers, temu media,
media KIE untuk informasi dan Frequently Asked Question/FAQ, dan lain-
lain).
2. Mengkaji kapasitas komunikasi nasional dan sub-nasional (individu dan
sumberdaya).
3. Mengidentifikasi aktor utama dan membentuk kemitraan dengan organisasi
masyarakat, komunitas, perguruan tinggi, dunia usaha dan pelaku media.
4. Merencanakan aktivasi dan implementasi rencana kegiatan KRPM
5. Melatih anggota Tim Komunikasi Risiko (yang terdiri dari Humas/Kominfo dan
Promosi Kesehatan) sebagai bagian TGC dan staf potensial lainnya tentang
rencana dan prosedur KRPM
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk operasional yaitu:


1. Kertas A4 70gr
2. Kertas F4 70gr
3. Tinta Epson Original Hitam
4. Tinta Epson Original Merah
5. Tinta Epson Original Biru
6. Tinta Epson Original Kuning
7. Lem
8. Spidol boardmarker
9. Isi staples
10. Kertas manila
11. Buku folio
12. Brosur/leaflet
13. Map
14. Stand Banner
15. Papan Alas tulis
16. Map L
17. Box file
18. Pelubang kertas/plog
19. Staples
20. Status DRM
21. Sticker Dinding
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu


ditangani segera di rumah sakit maka diperlukan standar keselamatan pasien rumah
sakit yang merupakan acuan bagi rumah sakit umum Anwar Medika untuk
melaksanakan kegiatannya.
Standar keselamatan pasien :
1. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan di rumah sakit umum Anwar Medika termasuk
kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan
2. Mendidik pasien dan keluarga
Rumah sakit umum Anwar Medika mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Keselamatan
pasien dan kesinambungan pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan
pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Rumah Sakit Umum Anwar Medika menjamin kesinambungan pelayanan dan
menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk
evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
 Rumah sakit umum anwar medika memiliki program pendidikan,
pelatihan dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan
pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing.
 Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan
pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan pasien.
Rumah sakit anwar medika merencanakan dan mendesain proses manajemen
informasi keselamatan pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Setiap SDM Tim PKRS harus mengikuti aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit (K3RS) dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan.
Program keselamatan kerja PKRS:
1. Ruang gerak bebas.
2. Harus dicegah jangan sampai seorang staf terjatuh.
3. Ruangan tempat penyuluhan mempunyai ventilasi yang cukup.
4. Penerangan lampu yang cukup baik untuk menghindari kelelahan dan
kerusakan mata.
5. Harus dicegah jangan sampai staf terkena arus listrik.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan
untuk mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit yaitu :
Definisi Indikator adalah:
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. Indikator
merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator
yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
Kriteria :
Adalah spesifikasi dari indikator.
Standar :
1. Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab
untuk mempertahankan tingkat performance atau kondisi tersebut.
2. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik.
3. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus memperhatikan
prinsip dasar sebagai berikut:
1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Sarana dan lingkungan fisik
2. Indikator yang dipilih
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan proses
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok
daripada untuk perorangan.
c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar Rumah
Sakit
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih
untuk dimonitor
e. Didasarkan pada data yang ada.
3. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai
indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik dan
mutu tidak baik.
4. Standar yang digunakan
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
a. Acuan dari berbagai sumber
b. Benchmarking dengan Rumah Sakit yang setara
Berdasarkan trend yang menuju kebaikan
BAB IX
PENUTUP

Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa komunikasi efektif


bukanlah urusan mereka yang bertugas di unit pelayanan saja. Komunikasi efektif
adalah tanggung jawab dari Direksi rumah sakit, dan menjadi urusan (tugas) bagi
hampir seluruh jajaran rumah sakit. Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka
komunikasi efektif adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap
pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadap klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika
didukung oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan
terhadap mereka yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi
dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung/membantu rumah sakit dari segi
kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan sumber daya, dalam rangka
memberdayakan pasien/klien.Banyak sekali peluang untuk melaksanakan komunikasi
efektif, dan peluang-peluang tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan baik, sesuai
dengan fungsi dari peluang yang bersangkutan.
Pedoman ini dibuat sebagai ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana
kegiatan komuniksi efektif dilakukan,dengan demikian merupakan hal pokok untuk
melaksanakan kegiatan. Apabila dikemudian hari pedoman ini dievaluasi dan
membutuhkan perubahan, maka pedoman ini dapat diubah dengan ketentuan yang
berlaku.

Ditetapkan di : SIDOARJO
Pada tanggal : 03 Januari 2022

DIREKTUR
RSU”ANWAR MEDIKA”

dr. Nungky Taniasari, MARS


NIK. AM. 488

PENETAPAN NILAI KRITIS


DI LABORATORIUM RSU ANWAR MEDIKA

NO NAMA PEMERIKSAAN NILAI KRITIS SATUAN


KIMIA KLINIK
1 GULA DARAH < 70 ATAU > 300 mg/dl
2  GULA DARAH NEONATUS < 40 ATAU > 200 mg/dl
3 UREA > 214 mg/dl
4 CREATININ > 10 mg/dl
5 BILIRUBIN TOTAL > 15 mg/dl
6 BILIRUBIN TOTAL NEONATUS ≥ 20 mg/dl
DARAH LENGKAP 
7 HEMOGLOBIN < 5 ATAU > 20 g/dl
8 HEMOGLOBIN NEONATUS < 10 ATAU > 20 g/dl
9 LEUKOSIT < 2.000 ATAU >30.000 /ul
< 20.000 ATAU
10 TROMBOSIT /ul
> 1.000.000
11 TROMBOSIT ANAK <20.000 ATAU >1.000.000 /ul
12 HEMATOKRIT < 20 ATAU > 60 %
13 HEMATOKRIT NEONATUS < 33 ATAU > 70 %
LAIN-LAIN    
14 APTT > 78 detik
15 PPT > 30 detik
16 WAKTU PENDARAHAN > 15 menit
 ELEKTROLIT 
17 NATRIUM < 120 ATAU > 155 mmol/l
18 KALIUM < 2.8 ATAU > 5.5 mmol/l
19 KALIUM NEONATUS < 2.8 ATAU > 7,0 mmol/l
20 KLORIDA < 70 ATAU > 120 mmol/l
Pemeriksaan Radiologi yang urgent ditetapkan dengan nilai kritis

Anatomi Jenis
Kategori Hasil Kritis
Pemeriksaan Pemeriksaan
 Pendarahan intracerebral/ intracranial
Kepala CT Scan akibat stroke atau trauma
 Fraktur impressi yang menekan otak

 Trauma abdomen dengan curiga ada


CT Scan pendarahan dan laserasi organ
Abdomen
 Cairan bebas curiga perdarahan
USG
 Ruptur organ dalam

Foto konvensional  Bila ditemukan tanda-tanda perforasi

 Frakture ekstremitas dengan kecurigaan


Ekstremitas Foto konvensional robekan pembuluh darah besar

Foto  Trauma thorax curiga pendarahan dan


Thorax Konvensional laserasi paru

 Pleural effusi massif

 Tension pneumothorax

 Tension hodro pneumothorax

 Frakture costae yang menimbulkan


pendarahan (Haematothorax)
Form Daftar Singkatan, Simbol dan Penandaan Dosis Yang Boleh Digunakan
Pada Resep

Jangan digunakan Potensial Masalah Sebaiknya


U (Unit) Salah kira untuk “0” (nol), nomor 4 Tulis “unit”
(empat) atau “cc”
IU (Internasional Salah kira untuk IV (Intravena) atau nomor Tulis “Internasional Unit”
Unit) 10 (sepuluh)
Q,D,QD,q,d,qd Salah untuk semuanya. Kadang setelah Q Tulis “harian”
(harian) Q.O.D, keliru untuk ‘I” dan “O” keliru untuk “I” Tulis “setiap hari”
QOD,qod,q.o.d
(setiap hari)
Menambah angka “0” Angka decimal dihilangkan Tulis X mg
X0 mg) Tulis 0.X mg
Kurang angka “0”
> (lebih besar) Disalah interprestasikan sebagai nomor “7” Tulis “lebih besar”
< (kurang kecil) (tujuh) atau “L” Tulis “kurang kecil”
Membingungkan satu sama lain
Singkatan untuk nama Disalah interprestasikan dengan singkatan Tulis nama obat dengan
obat obat yang lainnya lengkap
Visit apoteker Bukan kebiasaan diantara para praktis Gunakan sistem yang ada
Membingungkan sistem
@ Dikelirukan diangka “2” (dua) Tulis “at”
Α Disalahkan untuk U (unit) bila tulisannya Tulis “ml” atau milimeter
jelek
πg Dikira mg (miligram) Tulis “mcg” atau microgram
Hasilnya 1000-bisa overdosis
DAFTAR SINGKATAN DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM
ANWAR MEDIKA

DAFTAR SINGKATAN REKAM MEDS


HURUF SINGKATAN KEPANJANGAN
A    
  A Angrek ( ruangan)
  Abd Abdomen
  AB Antibiotik
  Ac Ante coenam, sebelum makan
  ACLS Advanced Cardiac Live Suport
  ACTH Adeno Corticotropic Hormone
  Ad Auris dextrae , Telinga kanan
  ad lib Ad libitum/ semaunya
  Adm Administrasi
  AF Atrial Fibrilasi
  Ag Antigen
  AIDS Acqired Immune Deficiency Syndrome
  AIHA Autoimmune Hemolytic Anemia
  AKDR Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
  AKI Acute Kidney Injury
  ALKES Alat Kesehatan
  ALL Acute Lymphoblastic Leukemia
  ALO Acute Lung Oedema
  ALP Alkaline Phosphatase
  ALT Alanine transaminase
  AML Acute Myleoid Leukemia
  AMMol Acute MyeloMonoblastic Leukemia
  Amp Ampul
  An Anak
  Ant Anterior
  Anti Hbc Anti Hepatitis B core
  Anti HVA Anti Hepatitis Virus A
  AP Anterior Posterior
  APAR Alat Pemadam Api Ringan
  APS Atas permintaan Sendiri
  APTT Activated Partial Thromboplastin Time
  ARDS Acute Respiratory Distress Syndrome
  ATS Anti Tetanus Serum
  AU Asam Urat
  AV Atrio Venticular
B    
BAB Buang air Besar
BAK Buang air Kecil
BB Berat Badan
BBB Batu buli-buli
BBL Bayi Baru Lahir
BBLR Bayi Berat Lahir Rendah
BPPV Benign patitional paruxiximil vertigo
BCLS Basic Cardiac Live Suport
BHD Bantuan Hidup Dasar
Bil Bilateral
BINROH Bina rohani
BGA Blood gas analisis
BK Belum Kawin
BLS Basic Life Suport
BMK Besar Masa Kehamilan
BOF Buick Oversic Foto
BP Broncho Pneumonia
BPH Benign Prostate Hiperthropy
Bpk. Bapak
BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan
BPS Bagian Pemeliharaan Sarana
BSK Batu Saluran Kemih
BTLS Basic Trauma Live Suport
BU Bising usus/Budha
BUN Blood urea nitrogen
BPJS Badan penyelenggara jaminan nasional
BPL Boleh pulang
C    
°C Celcius
C Cochlear (sendok makan)
C/ Cor/ jantung
C1, C2 dst Vertebra cervical 1, 2, dst
Ca Carcinoma
CAD Coronary Arterial Diseases
Cal Calcium
CAP Community Acute Pneumony
CE Clinic Educator
CEA Carcino Embryonic Antigen
CF Close fracture
CHD Congenital Heart Disease
Chemo Chemoteraphy
CHF Congestive Heart Failure
Chol Cholesterol
CITO Segera
CK Creatine Kinase
CKD Chronic Kidney Disease
CKMB Creatine Kinase penanda jantung
CMV Cito Megalo Virus
COB Cidera otak berat
COPD Chronic Obstructive Pulmonary Diseases
COR Cedera Otak Ringan
COS Cedera Otak Sedang
CP Cerebral Palsy
CPC Cor Pulmonale Chronic
CPD Cephalo Pelvic Disporpotion
CPR Cor Pulmonale Resucitation
CPZ Chlorpromazine
Cr Creatinin
CRF Chronic Renal Failure
CRBBB Cronic Right Bundle Branch Block
CRS Cervicocranial Syndrome
CS Customer Service
Cth Cochlear thea (sendok teh)
CTEV Congenital talipes eguino varus
CTM Chlorpheniramin Maleat
CTS Carpal Tunnel Syndrome
CVA Cerebro Vaskuler Accident
CVD Cardio Vascular Diseases
CVP Central Venous Pressure
D    
D Dahlia ( ruangan)
D10% Dextra Dxtrose 10 %
D40% Dextrose 40%
D5% Dextrose 5%
D5-1/2 NS Dextrose 5% + NaCl 0,45%
D5-1/4 NS Dextrose 5% + NaCl 0,225%
D5-NS Dextrose 5% + NaCl 0,9%
DA Dermatitis Acute
DALIN Pengendalian Infeksi
dbN Dalam batas Normal
Dc dower cateter
DBD Demam Berdarah Dengue
DC Decomp Cordis
DCFC Decompensated Cordis Functional Class
DF Dengue Fever
DHF Dengue Haemorrage Fever
DIC Disseminated Intravascular Coagulation
DIP Distal Inter Phalangeal
DJJ Denyut Jantung Janin
Dll Dan Lain- lain
DL Darah Lengkap
DM Diabetes Mellitus tipe 1, tipe 2
DMG Diabetes Mellitus Gestabonal
DMP Dextrometrophan
DNA Deoxyribonvcleic acid
DNR Do Not Attemp Ressusitation
DNS Dextrose Normal Saline
DOA Death On Arival
DOC Drug of Choice
DPHO Daftar Plafon Harga Obat
DPJP Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
DPT Diphteri, Pertusis, Tetanus
Dr Dokter
DRM Dokumen Rekam Medik
Ds Dermatitis Seboroit
DSS Dengue Syok Syndrome
DUB Disfungsional Uterine Bleeding
Dx Diagnosis
E    
EBL Estimated Blood Loss
EDH Epidural Hematom
EDTA Ethilene Diamine Tetraacetic Acid
EEG Electro Encephalogram
EKG Electro Cardiogram
EMC Electro Mygraphy
Epis Episiotomi
ETT Endo Tracheal Tube
EVD External Ventricular
F    
FA Faringitis Akut
FAM Fibro Adenoma Mammae
Fe Ferrum/ besi/ iron
FFP Fis Fresh Frozen Plasma
FISIO TX Fisioterapi
FMEA Failure, Mode, Effect, Analysis
Form Formulir
FSH FT Follicle Stimulating Hormone
FT3 Free Triiodotyronin
FT4 Free Thyroxin
FWB Full Weight Beaning
G    
G Gravida
GA Gout Acrinitis
GB Gall Bladder
GBS Guillaine Barr Syndrome
GC Gastric Cooling
GCS Glascow Coma Scale
GD Gula Darah
Gula Darah 2 jam Post Prandial / 2 jam setelah
GD2JPP
makan
GDA Gula darah Acak
GDP Gula Darah Puasa
GDM Gestasional Diabetes Melitus
GDS Gula darah sewaktu
GEA Gastro Enteritis Akut
GEDB Gastroentritis dehidrasi berat
GEDR Gastroentritis dehidrasi Ringan
GEDS Gastroentritis dehidrasi sedang
GERD Gastroentritis Reflux Disease
GGA Gagal Ginjal Akut
GGK Gagal Ginjal Kronik
GGT Gamma Glutamil Transferase
GH joint Gleno-humeral joint
GIT Gastro Intestinal Treact
GMNO Gangguan Mental Non Organik
GMO Gangguan Mental Organik
GO Gonorrhoea
Goldar Golongan Darah
Gr Gram
Gyn Gynecology
H    
HAI's Hospital Ascociated Infections
HAP Hospital Acqurid Pneumonia
Hb Haemoglobin
HBeAg Hepatitis B antigen "e" / antigen yg aktif replikasi
HBsAg Hepatitis B antigen
HCG Human Chorionic Gonadotropin
HCU High care unit
Hct Haematokrit
HD Hemodialisis/ cuci darah
HDL High Density Lipoprotein
HDN Hemoragic Disease Newborn
HG Hiperemesis Gravidarum
HHD Hypertension Heart Disease
HHF Hypertension Heart Failure
HIB Haemophilus Influenzae Type B
HIE Hypoxia Ischemic Enchepilopathy
HIL Hernia Inguinalis Lateralis
HIM Hernia Inguinalis Medialis
HIV Human Immunodeficiency Virus
HONK Hyperglycemic-hypermolar non ketotic coma
HMFD Hand Foot and Mount Disease
HNP Hernia Nucleus Pulposus
HPP Haemoraghic Post Partum
HPS Hyperbrophy Pyloric Stenosis
HR Heart Rate
H/S Habis stop
HsCRP High Sensitivity C Reaktive Protein
HT Hipertensi
HT-HR Herniotomy-hernioraphy
Humas Hubungan Masyarakat
Hz Hertz
I    
I&D Insisi dan Drainase
IADP Infeksi Aliran Darah Primer
Ic Intra Cutan
ICH Intra Cerebal Haemorrhage
ICU Intensive Care Unit
ICP Intra Cranial Pressure
IDO Infection Prevention Control Organition
IDDM Insuline Non Dependence diabetes melitus
IF Jika
IGD Instalasi Gawat Darurat
IgG anti CMV Immunoglobulin G anti Citomegalovirus
IgG anti HSV1 Immunoglobulin G anti Herpes Simplek Virus 1
IgG anti HSV2 Immunoglobulin G anti Herpes Simplek Virus 2
IgM anti CMV Immunoglobulin M anti Citomegalovirus
IgM anti HAV Immunoglobulin M anti Hepatitis A Virus
IgM anti HSV1 Immunoglobulin M anti Herpes Simplek Virus 1
IgM anti HSV2 Immunoglobulin M anti Herpes Simplek Virus 2
IHD Ischemic Heart Disease
ILO Infeksi Luka Operasi
IM Intra muscular
IMA Infark Myocard Acute
INA-CBG Indonesia-Case Base Groups
Inf Infus
INH Isoniazide
Inj Injeksi
Int Interna
IPCLN Infection Prevention Control Link Nurse
IPCN Infection Prevention Control Nurse
IPCO Infection prevention Control Organitation
IRDS Idiophatic Respiratory Disease Syndrome
ISDN Isosorbid Dinitrat
ISK Infeksi Saluran Kencing
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Atas
ITP Idiophatic Thrombocytopenia Purpura
ITP Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
IU International Unit
HR Heart Rate
H/S Habis stop
HsCRP High Sensitivity C Reaktive Protein
HT Hipertensi
HT-HR Herniotomy-hernioraphy
Humas Hubungan Masyarakat
Hz Hertz
I    
I&D Insisi dan Drainase
IADP Infeksi Aliran Darah Primer
Ic Intra Cutan
ICH Intra Cerebal Haemorrhage
ICU Intensive Care Unit
ICP Intra Cranial Pressure
IDO Infection Prevention Control Organition
IDDM Insuline Non Dependence diabetes melitus
IF Jika
IGD Instalasi Gawat Darurat
IgG anti CMV Immunoglobulin G anti Citomegalovirus
IgG anti HSV1 Immunoglobulin G anti Herpes Simplek Virus 1
IgG anti HSV2 Immunoglobulin G anti Herpes Simplek Virus 2
IgM anti CMV Immunoglobulin M anti Citomegalovirus
IgM anti HAV Immunoglobulin M anti Hepatitis A Virus
IgM anti HSV1 Immunoglobulin M anti Herpes Simplek Virus 1
IgM anti HSV2 Immunoglobulin M anti Herpes Simplek Virus 2
IHD Ischemic Heart Disease
ILO Infeksi Luka Operasi
IM Intra muscular
IMA Infark Myocard Acute
INA-CBG Indonesia-Case Base Groups
Inf Infus
INH Isoniazide
Inj Injeksi
Int Interna
IPCLN Infection Prevention Control Link Nurse
IPCN Infection Prevention Control Nurse
IPCO Infection prevention Control Organitation
IRDS Idiophatic Respiratory Disease Syndrome
ISDN Isosorbid Dinitrat
ISK Infeksi Saluran Kencing
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Atas
ITP Idiophatic Thrombocytopenia Purpura
ITP Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
IU International Unit
IUD Intra Uterine Device
IUFD Intra Uterine Fetal Death
IUGR Intra Uterine Growth Retardation
Iv Intra vena
IVFD Intra Venous Fliud Drip
IVH Intra Ventricle Haemorrhage
IVP Intra venous pyelogram
J    
JAMSOSTEK Jaminan Sosial Tenaga Kerja
JKM JAMKESMAS/ Jaminan Kesehatan Masyrakat
JKK Jaminan kecelakaan kerja
JR JASA RAHARJA
K    
K+ Kalium
Ka Inst Kepala Instalasi
Ka bid Kepala bidang
Ka sie Kepala seksi
Kab Kabupaten
KAD Kekoacidosis Diabetic
Karu kepala ruangan
KCl Kalium chloride
Kec Kecamatan
KET Kehamilan ektopik terganggu
KHERS Komite Hukum dan Etik Rumah Sakit
KIE Konseling Infamation Educator
KIUP Kartu Indeks Utama Pasien
KK Kartu Keluarga
Kkal Kilo kalori
KKK Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KKPRS Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
KLB Kejadian Luar Biasa
KLL Kecelakaan Lalu Lintas
KLPCM Ketidaklengkapan Pengisian Catatan Medis
KMK Kurang Masa kehamilan
KNC Kejadian Nyari Cidera
KP Koch Pulmonum
KPC Kejadian Potensi Cedera
KPD Ketuban Pecah Dini
KPO Kartu Pemakaian Obat
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
KPPIRS
Rumah Sakit
KRS Keluar Rumah Sakit
KTC Kejadian Tidak Cedera
KTD Kejadian Tidak Diharapkan

L    
L Laki-laki
LAB Laborat/ laboratorium
LASA Look Alike Sound Alike
Lat Lateral
LBBB Left Bundle Branch Block
LBP Low Back Pain
LCCS Low Cervical Caesarian Section
LDH Lactate Dehydrogenase
LD Lingkar Dada
LDL Low Density Lipoprotein
LE Local Exercise
LED Laju Endap Darah
LFT Liver Function Test
Lig Ligamentum
Liq Liquid
Lk Laki-laki
LK Lingkar Kepala
LP Lumbal pungsi
Lpm Liter per menit
LS Lumbosacral vertebrae
Lt Liter
LUQ Left upper quadrant
LVH Left Ventricle Hypertrophy
M    
M Mawar ( ruangan)
MAE Meatus Acusticus Externus
MAP Mean Arterial Pressure
MAS Meconeal Aspirasi Syndrom
MBO Mati Batang Otak
Mcg Microgram
MCI Mind Cognitive impairment
MDS Med Myelo Displasia Syndrome Medial
mEq Miliequivalent
ME Melati ( ruangan)
Mg Miligram
Mg% Miligram persen
mg/ dL Miligram per desiliter
Mika-Miki Miring Kanan-Miring Kiri
Mm Milimeter
MM Multiple Myeloma
MMR Mumps, Morbili, Rubella
MOP Metode Operasi Pria
MOU Memorandum Of Understanding
MOW Metode Operasi Wanita
MRS Masuk Rumah Sakit
MRSA Methicilin Resistant Staphilococus Aureus
MS Mitral Stenosis
MSDS Materia Safety Data Sheet
MSS Minum sedikit-sedikit
MST Morphin sustained release tablet
mV Mili volt
MWD Micro Wave Diathermy
N    
N Nadi
NaBic Natrium Bicarbonate
NaCl Natrium Chlorida/ Sodium Chloride
NA Neonatus Aterm
Neuro Neurologi/ saraf
NGT Naso Gastric Tube
NHL Non Hodgkins Lymphoma
NIBP Non Invasive Blood Pressure
NICU Neonatal Intensive Care Unit
NIDDM Non insulin dependen Diabetes Melitus
NKTO Nyeri Kepala tegang otot
NKTTK Nyeri kepala tipe tegang kronis
NLP Neonatus Late Preterm
Nn Nona
No. RM Nomor Rekam Medis
NORUM Nama Obat dan Rupa Obat Mirip
NP Neonatus Prematurus
NS Normal Saline/ NaCl 0,9%
NS Neuro Surgery/ Bedah Saraf
NSAID Non Steroid Anti Inflamatory Drugs
NSR Normal Sinus Rythm
NSTEMI Non ST Elevation Mycard Infarction
NWB Non Weight Bearing
Ny Nyonya
O    
O2 Oksigen
OA Osteo Arthritis
OBG Obstetry & Gynecology
Obs. Observasi
Oculi Dextra/sinistra/dextra-sinistra = mata kanan/
OD/ OS/ ODS
kiri/ kanan-kiri
ODHA Orang Dengan HIV AIDS
OE Otitis External
OF Open Fracture
OGT Oro Gastric Tube
OMA Otitis Media Acute
OME Oral Motor Exercise
OMI Old Myocardial Infark
OMPA Otitis Media Purulenta Acute
OMZ Omperazole
ORIF Open Reduction Internal Fixation
ORTHO Ortopedi
OT Okupasi Terapi
Oxy Drip Oxytocyn Drip
P    
P Planning/ rencana
Pr Perempuan
PA Patologi Anatomy
PAC Premature Atrial Contraction
PAI Peri Appendicular Infiltrat
PAP Pintu atas panggul
PAS Pulmonory Arteri Stenogit
Pap Tes Papaniculaou smear
PAT PB Paroxysmal Atrial Tachycardia
PB Panjang Badan
Pc Post Cuenam
Partial Pressure of CO2 tension (tekanan CO2
PCO2
arteri)
PCI Percutaneus Coronary Intervention
PCP Pneumocystis Carni Pneumonia
PCR Polymerase Chain Reaction
PCT Paracetamol
PD Parkinson Disease
PDA Patent Ductus Arteriosus
PE Pleural Effusion
PEB Pre Eksklamsi Berat
PER Pre Eksklamsi Ringan
PG Potong Gaji
PHB Phenobarbital
PINRU Pindah Ruangan
PID Pelvic Inflammatory Disease
PII Partus Immature Imminent
PJB Penyakit jantung Bawaan
PJK Penyakit Jantung Koroner
PKM Puskesmas
PKRS Promosi Kesehatan Rumah Sakit
PKS Perjanjian Kerja Sama
PF Plantar Facitis
PMS Penyakit menular seksual
PNC Post Natal Care po Pre menstrual syndrome
PO2 Partial Pressure of O2 (tekanan parsial O2 arteri)
POA Plan of Action
POST OP Setelah operasi
POSYANDU Pos Pelayanan Terpadu
PP Post Partum
PP Test Pregnancy plano test
PPC Penncillin Procain Chrystalline
PPD P-Phenylenediamine
PPHN Persistens Pulmonory Hypertensi in The Newtorn
PPI Partus Prematurus Imminent
PPI (komite) Pencegahan Pengendalian Infeksi
PPK I/II PPOK Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I/ tingkat II
PPM Placetal Praevia Margin
PPOK Penyakit Paru Obstuksi Kronik
PPOM Penyakit Paru Obtruksi Menahun
PPP Placenta Praevia Partial
PPT Plasenta Praevie Total
PRC Packed Red Cells
Preg tes Pregnancy test/ tes kehamilan
PRM Premature Rupture of Membrane
PROX Proximal
PSVT Paroxysmal Supraventricular Tachycardia
PVC Premature Ventricle Contraction
PVD Peripheral Vascular Disease
Px Pasien
PZ Physiological Zout / Normal Saline
PZA Phyrazinamide
R    
RA Rheumatoid Arthritis
Rad Radiologi
RAD Right Axis Deviation
RBBB Right Bundle Branch Block
RBC Red Blood Count
RCA Root Cause Analysis
RD Ringer Dextrose
RDS Respiratory Distress Syndrome
Rehab Rehabilitasi
REM Rapid Eye Movement
RESTI Resiko Tinggi
RFT Renal Function Test
Rh Rhonki
Rh +/ Rh - Rhesus +/ rhesus -
RHD Rheumatoid Heart Disease
RI Rawat Inap
RJ Rawat Jalan
RL Ringer Lactat
RLQ Right Lower Quadrant
RM Rekam Medis
RO Rontgen
ROM Range of Movement
RR Respiratory Rate
RR (kamar operasi) Recovery Room
RSDS Rumah sakit dr soetomo
RSAM Rumah sakit Umum anwar medika
RSAL Rumah sakit angkatan laut
RT Rectal Toucher
RVH Right Ventrikel Hiportropi
S    
S Sinistra
SABU Serum Anti Bisa Ular
SAH Sub Arachnoid Hemorrhage
SaO2 Saturasi oksigen (arteri)
SBE Subacute Bacterial Endocarditis
SC Sectio Caesaria
Spinal Cord Injuri Without Radiologic
SCIWORO
Abnormality
SDH Sub dural hemorrhage
Sdr Saudara
SEP Surat Eligbilitas Peserta
SGOT Serum glutamic oxaloacetic transaminase
SGPT Serum glutamic pyruvic transaminase
SH Sirosis Hati
SI Serum Iron
SIB Suspect Infeksi Bacteri
SIDS Sudden Infant Death Syndrome
SIPA Surat Ijin Praktek Apoteker
SIPNAPS Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika
SIRS Sistem Informasi Rumah Sakit
SJP Surat Jaminan Peserta
SLE Sistemic Lupus
SOPT Syndroma Obstruksi pasca TB
SMK Sudah masuk komputer
SN Sindroma Nefrotik
Sp. A Spesialis Penyakit Anak
Sp. An Spesialis Penyakit Anestesi dan Terapi Intensif
Sp. B Spesialis Penyakit Bedah
Sp. BS Spesialis Bedah Saraf
Sp. F Spesialis Kedokteran Forensik & Medikolegal
Sp. KFR Spesialis Penyakit Kesehatan Fungsi Rehabilitasi
Sp. KG Spesialis Konservasi Gigi
Sp. KK Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin
Sp. JP Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Sp. M Spesialis Penyakit Mata
Sp. OG Spesialis Penyakit Obstetri dan Ginekologi
Sp. OT Spesialis Penyakit Orthopedi
Sp. P Spesialis Penyakit Paru
Sp.O2 Saturasi oksigen (perifer)
Sp. PD Spesialis Penyakit Dalam
Sp. PK Spesialis Patologi Klinik
Sp. Rad Spesialis Radiologi
Sp. S Spesialis Penyakit Saraf
Sp.THT Spesialis Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan
Sp. U Spesialis Urologi
SPI Satuan Pemeriksaan Internal
SPO Standart Prosedur Operasional
STEMI ST Elevation Myocard Infarction Streptococus
SVH Supra Vaginal Histerectomy
SVT Syst Supra Ventricular Tachycardia Systolic
Syr Sirup
T    
T3 Triiodotyronin
T4 Thyroxin
Taa Tidak Apa-Apa
tab Tablet
Total Adominal Histerctomy Bilateral Salpingo
TAH BSO
Oferctomy
TB Tinggi Badan
TBC Tuberculosis
TC Trombocyte Concentrate
TD Tekanan Darah
TF Typhoid Fever
TFA Tonsilo Faringitis Akut
TFU Tinggi Fundus Uteri
TG Trigliserida
Tgl Tanggal
THR Total Hip Replacement
TIA Transient Ischemic Attack
TIBC Total Iron Binding Capacity
TIK Tekan Intra Kranial
TKR Total Knee Replacement
TKTP Tinggi Kalori Tinggi Protein
TL Tindak Lanjut
Tn Tuan
TN Tetanus Neonatorum
TOA Tuba Ovarial Abses
TOF Tetralogy of Fallot
TORCH Toxoplasmosis Rubella Caw Herpes
TPHA Treponema Pallidum Haemaglutination
TPN Total Perenteral Nutrition
Trans Transversal
TSH Thyroid Stimulating Hormon
TT Tempat Tidur
TTA Trauma Tumpul Abdoment
TTB Tidak Teraba
TTH Tention tipe head Acehe
TTN Transitory Tachiprice Newborn
TTNB Takipnev Transien Nauborn
TTD Tanda tangan
TTT Trauma Tumpul Thorak
TTU Tidak terukur
TTV Tanda-tanda Vital
TURB Trans Urethral Resection of Bladder
TURP Trans Urethral Resection of Prostat
TVS Trans Vagina Sonografi
Tx Terapi
Tx ttp Terapi Tetap
U    
UAP Unstable Angina Pectoris
UHF Ultra High Frequency
UL Urine Lengkap
URI Upper Respiratory Infection
Uro Urologi
URTI Upper Respiratory track Infection
USD Ultra Sound Diathermy
USG Ultra Sonografi
UTI Urinary Tract Infection
UV Ultra Viole
V    
V Vulnus/ luka
V. App Vulnus Appertum
V1 s.d V6 Lead ECG
VAP Ventilator Ascociated Pneumonia
VDRL Venereal Disease Research Laboratory
VEP Visum Et RePertum
VF Ventricle Fibrilasi
VIP Very Important Person
Vit Vitamin
Vol Volume
VS Vital Sign
VSD Ventricular Septal Defect
VT Ventricle Tachicardi
VT (OBG) Vagina Toucher
VVIP Very Very Important Person
W    
WADIR Wakil Direktur
WB Whole Blood
WBC White Blood Count
WDx Working diagnosis/ diagnosis kerja
WE Washed Erytrocyte
WSD Water Seal Drainage

Anda mungkin juga menyukai