Anda di halaman 1dari 7

SURAT KEPUTUSAN

No: 127/DIR/SK/RSBW/XII/2016

Tentang

KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS


PELAYANAN RUMAH SAKIT JANTUNG BINAWALUYA

DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG BINAWALUYA

Menimbang:

a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Jantung
Binawaluya, diperlukan suatu proses pelayanan yang professional;
b. bahwa untuk memperlancarkan tugas dan pelayanan di instalasi rawat jalan rumah sakit
jantung binawaluya, perlu untuk membuat kebijakan Akses ke Pelayanan Dan
Kontinuitas Pelayanan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di atas, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Jantung Binawaluya.

Mengingat:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 290/MENKES/PER/III/2008 tentang persetujuan
tindakan kedokteran
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang standar
pelayanan Kedokteran
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman
Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan:

KESATU: KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS RUMAH


SAKIT JANTUNG BINAWALUYA
kedua: Kebijakan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Rumah sakit jantung binawaluya,
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.

ketiga: perubahan kebijakan harus dibahas sekurang kurangnya setiap 3 (tiga) tahun
sekali dan apabila diperlukan, sewaktu waktu akan dilakukan perubahan sesuai
dengan perkembangan yang ada

keempat: Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal: 05 Desesmber 2016

Dr. Dewi Yuliawati MARS


Direktur
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Binawaluya
No : 127/DIR/SK/RSBW/XII/2016
Tentang
Kebijakan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan

KEBIJAKAN AKSES PELAYANAN DAN


KONTINUITAS PELAYANAN

1. Skrining Pasien Baru

a. Setiap pasien yang datang berobat ke RS Jantung Binawaluya harus dilakukan


skrining untuk membantu staf memahami pelayanan yang dibutuhkan pasien, dengan
cara :

- Pasien ke IGD harus dilakukan triage terlebih dahulu untuk prioritas pelayanan

- Pasien ke poli rawat jalan dilakukan pemeriksaan EKG dan pemeriksaan fisik

- Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai kebutuhan untuk menentukan apakah


pasien dapat dilakukan penanganan/ perawatan yang tepat di rumah sakit atau
dipindahkan/ dirujuk ke rumah sakit lain. Jenis pemeriksaan standar berupa Lab
darah (Cek darah rutin, Gula Darah Sewaktu, Elektrolit, Lipid Profile, CKMB,
Troponin I/ Troponin T, Ureum & Creatinin), EKG, Rontgen dan MSCT

b. Pasien hanya dapat diterima apabila rumah sakit dapat menyediakan jenis pelayanan
yang dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat jalan dengan tepat sesuai misi dan
sumber daya rumah sakit.

c. Keputusan untuk pasien dirawat, dipindahkan atau dirujuk dibuat berdasarkan hasil
dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan serta ada tidaknya
ketersediaan sarana prasarana rumah sakit.

d. Selama belum ada keputusan untuk dirawat, dipindahkan atau dirujuk maka pasien
diobservasi dan distabilkan diruang IGD sesuai prosedur yang telah ditetapkan
2. Admisi Pasien
a. Admisi pasien rawat inap ke rumah sakit untuk pelayanan melalui poli rawat jalan
maupun IGD dan untuk pendaftaran pelayanan rawat jalan sesuai dengan prosedur
dan kebijakan yang telah ditetapkan.

b. Penjemputan pasien dari rumah sakit lain atau tempat diluar RS Jantung Binawaluya
oleh seorang dokter ruangan dan seorang perawat.

c. Kebutuhan pasien berkenaan dengan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitative dan


paliatif diprioritaskan.

3. Triage Pasien

a. Pasien dengan kondisi emergensi atau membutuhkan pelayanan segera diidentifikasi


dengan proses triage di IGD untuk menentukan prioritas pelayanan atas dasar urgensi
kebutuhannya.

b. Pasien emergensi yang akan dirujuk harus distabilkan terlebih dahulu kondisinya.

4. Informasi Pelayanan
a. Pasien diberi informasi apabila diketahui adanya waktu menunggu yang lama untuk
pelayanan diagnosis dan pengobatan atau dalam mendapatkan rencana pelayanan
yang membutuhkan penempatan di daftar tunggu

b. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan pada waktu admisi tentang maksud dan
tujuan pelayanan, hasil pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya yang
dibutuhkan.

c. Informasi tersebut pada ayat 1 tersebut didokumentasikan didalam rekam medis

d. Apabila ditemukan adanya kendala fisik, bahasa dan budaya atau lainnya dalam
memberikan pelayanan maka rumah sakit mengacu pada Pedoman Pendidikan Pasien
dan Keluarga serta prosedur yang telah ditetapkan.

5. Tranfer Pasien
a. Penerimaan atau transfer pasien ke dan dari unit pelayanan intensif atau pelayanan
kamar operasi atau pelayanan ruang cath.lab dilakukan sesuai prosedur yang telah
ditetapkan berdasarkan criteria fisiologi yang tepat.
b. Tata cara transfer pasien dilakukan dengan mengacu prosedur yang telah ditetapkan
rumah sakit.

c. Transportasi pada proses transfer pasien disediakan dan diatur sesuai kebutuhan dan
kondisi/ status pasien yang diperoleh dari hasil penilaian pra transfer oleh Dokter
Penanggung Jawab Pasien atau dokter ruangan.

6. Rumah Sakit melakukan identifikasi hambatan dalam populasi pasien nya berupa
perbedaan bahasa /dialek dan keterbatasan fisi (tua,cacat fisik)yang mungkin terjadi
dalam proses pelayanan
7. Rumah sakit mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi kepada pasien apabila
terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan dan memberikan informasi penyelesaian
8. Kontinuitas Pelayanan
a. Pelaksanaan proses yang mendukung kontinuitas pelayanan dan koordinasi yang
melibatkan beberapa departemen dan unit pelayanan dilakukan sesuai prosedur yang
telah ditetapkan.

b. Dokter Penanggung Jawab Pasien bertanggung jawab akan koordinasi dan


pelaksanaan pelayanan selama pasien dirawat serta mendokumentasikan rencana
pelayanannya dalam rekam medis pasien

9. Pemulangan dan Merujuk Pasien


a. Merujuk atau memulangkan pasien berdasarkan atas status kesehatan dan kebutuhan
akan kelanjutan pelayanan

b. Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan rumah sakit.

c. Dokter Penanggung Jawab Pasien bertanggung jawab atas pelayanan pasien dan
kesiapan pasien untuk dipulangkan atau dirujuk dengan mempertimbangkan hasil
pemeriksaan penunjang dan kelanjutan pelayanan medis

d. Apabila diperlukan perencanaan untuk merujuk dan memulangkan pasien diproses


lebih awal dengan mengikutsertakan keluarga pasien

e. Merujuk pasien kerumah sakit lain dengan ketentuan sebagai berikut :

- Pasien dan keluarganya harus mengetahui dan setuju akan alasan dan kemana
pasien akan dirujuk.
- Merujuk pasien ke rumah sakit lain untuk pemeriksaan penunjang atau alih rawat,
pada pasien dari ruang perawatan diantar oleh seorang perawat

- Merujuk pasien ke rumah sakit lain pada pasien ruang Intensif (ICU/ ICCU)
diantar oleh 1 (satu) orang dokter ruangan dan 1 (satu) orang perawat.

- Merujuk pasien ICCU harus dilengkapi dengan obat obatan dan peralatan
penunjang kondisi emergensi (Adrenalin, Sulfas Atropin, Tabung Oksigen yang
cukup, Baging, peralatan intubasi, peralatan suntuk dan sarung tangan, alat
monitoring)

- Merujuk pasien dilakukan apabila kondisi pasien sudah dinyatakan stabil dan
transportable oleh Dokter Penanggung Pasien atau Dokter ruangan.

- Selama proses transfer semua pasien harus dimonitor sesuai dengan kondisi dan
status pasien.

- Pastikan rumah sakit yang dituju sudah siap menerima pasien yang akan dirujuk.

f. Pasien yang akan meninggalkan rumah sakit dalam satu waktu tertentu, untuk hal
tertentu, seperti cuti maka pasien tersebut harus mendapat izin dari DPJP dan
membuat surat pernyataan tanggung resiko selama tidak berada di rumah sakit.

10. Resume Medis


a. Resume medis pasien dibuat setelah pasien pulang

b. Resume medis pasien harus sudah dilengkapi dan disimpan dalam status pasien
paling lambat 2 hari setelah pasien pulang

c. Resume medis dibuat oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien atau Dokter Umum
yang ditandatangani dan diketahui oleh DPJP

d. Resume medis sementara dapat dibuat dan diberikan saat pasien pulang atau saat akan
dirujuk ke rumah sakit lain yang ditanda tangani dan diketahui oleh Dokter
Penanggung Jawab Pasien

e. Resume medis mencakup : alasan masuk rumah sakit, kelainan fisik dan lainnya yang
ditemukan, penetapan diagnosis dan pengobatan yang diberikan. Obat obatan waktu
pulang, kondisi saat pulang dan rencana tindak lanjutnya.
f. Resume medis sementara mencakup kondisi klinis pasien, diagnosis, pengobatan dan
prosedur yang telah dilakukan dan kebutuhan pelayanan pasien lebih lanjut.

g. Isi resume medis menjadi tanggung jawab Dokter Penanggung Jawab Pasien.

Jakarta, 01 Desember 2016

Dr. Dewi Yuliawati, MARS


Direktur.

Anda mungkin juga menyukai