Ditetapkan Oleh :
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERTAMA : Menetapkan Keputusan Direktur RSU Baitul Hikmah Kendal
tentang Panduan Transfer sebagaimana tersebut pada lampiran
Keputusan ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini
Ditetapkan di : Kendal
Pada tanggal : Januari 2017
DIREKTUR
RSU BAITUL HIKMAH KENDAL
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpah rahmatNya
sehigga telah berhasil disusun buku Panduan Transfer Pasien di lingkungan RSU Baitul
Hikmah Kendal.
Buku panduan ini perlu dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam proses
transfer pasien baik ke luar rumah sakit maupun antar ruang di dalam lingkungan RSU
Baitul Hikmah Kendal. Dalam buku panduan Transfer Pasien diuraikan kriteria transfer,
peralatan dan tenaga pendamping transfer serta proses dokumentasi proses transfer
pasien ke luar maupun di dalam lingkungan RSU Baitul Hikmah Kendal.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu penyusunan buku Panduan Transfer Pasien di RSU Baitul Hikmah Kendal.
vi
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondisi pasien layak untuk di transfer.
Prinsip dalam melakukan transfer pasien adalah memastikan keselamatan dan
keamanan pasien saat menjalani transfer. Pelaksanaan transfer pasien dapat
dilakukan intra rumah sakit atau antar rumah sakit.
Transfer pasien dimulai dengan melakukan koordinasi dan komunikasi pra
transportasi pasien, menentukan SDM yang akan mendampingi pasien, menyiapkan
peralatan yang disertakan saat transfer dan monitoring pasien selama transfer.
Transfer pasien hanya boleh dilakukan oleh staf medis dan staf keperawatan yang
kompeten serta petugas profesional lainnya yang sudah terlatih.
B. Pengertian Transfer
Transfer pasien adalah memindahkan pasien dari satu ruangan keruang
perawatan/ ruang tindakan lain didalam rumah sakit (internal rumah sakit) atau
memindahkan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain (eksternal rumah
sakit).
C. Tujuan dan alasan
Tujuan dari manajemen transfer pasien adalah:
1. Agar pelayanan transfer pasien dilaksanakan secara profesional dan berdedikasi
tinggi.
2. Agar proses transfer/ pemindahan pasien berlangsung dengan aman dan lancar
serta pelaksanaannya sangat memperhatikan keselamatan pasien serta sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
3. Pasien dapat ditransfer ke Rumah Sakit lain dengan alasan :
a. Membutuhkan pelayanan di tingkat yang lebih tinggi
b. Membutuhkan pelayanan spesialistik
c. Permintaan pasien
d. Arahan dari penanggung dana
e. Apabila seluruh ruang rawat penuh
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
BAB III
TATA LAKSANA
Transfer pasien eksternal rumah sakit yaitu transfer pasien dari RSU Baitul Hikmah
Kendal ke RS lain.
A. Pengaturan Transfer
RSU Baitul Hilmah Kendal memiliki suatu tim transfer yang terdiri dari dokter
senior (drHCU), DPJP, dr IGD/ dr ruangan, PPJP, perawat yang kompeten dalam
merawat pasien kritis (perawat HCU), petugas medis, dan petugas ambulans. Tim ini
yang berwenang untuk memutuskan metode transfer mana yang akan dipilih.
Berikut adalah metode transfer yang ada di RSU Baitul Hikmah Kendal.
1. Layanan Antar Pasien: merupakan layanan / jasa umum,khusus untuk pasien RSU
Baitul Hikmah Kendal dengan tim transfer, di mana tim tersebut akan mengantar
pasien dari RSU Baitul Hikmah untuk dibawa ke RS lain.
2. RSU Baitul Hikmah Kendal mempunyai sistem resusitasi, stabilisasi, dan transfer
pasien.
B. Keputusan Melakukan Transfer
1. Lakukan pendekatan yang sistematis dalam proses transfer pasien.
2. Awali dengan pengambilan keputusan untuk melakukan transfer, kemudian
lakukan stabilisasi pre-transfer dan manajemen transfer.
3. Hal ini mencakup tahapan: evaluasi, komunikasi, dokumentasi / pencatatan,
pemantauan, penatalaksanaan, penyerahan pasien antar ruangan dalam rumah
sakit maupun ke rumah sakit rujukan / penerima.
4. Tahapan yang penting dalam menerapkan proses transfer yang aman: edukasi
dan persiapan.
5. Pertimbangkan risiko dan keuntungan dilakukannya transfer. Jika risikonya lebih
besar, sebaiknya jangan melakukan transfer.
6. Dalam transfer pasien, diperlukan personel yang terlatih dan kompeten,
peralatan dan kendaraan khusus.
7. Pengambil keputusan harus melibatkan DPJP dan dokter ruangan/ dokter IGD
8. Dokumentasi pengambilan keputusan harus mencantumkan nama dokter yang
mengambil keputusan (berikut gelar), tanggal dan waktu diambilnya keputusan,
serta alasan yang mendasari.
9. Terdapat 2 alasan untuk melakukan transfer pasien keluar RSU Baitul Hikmah
Kendal, yaitu:
a. Transfer untuk penanganan dan perawatan spesialistik lebih lanjut
1) Ini merupakan situasi emergensi di mana sangat diperlukan transfer yang
efisien untuk tatalaksana pasien lebih lanjut, yang tidak dapat disediakan
RSU Baitul Hikmah Kendal
3
2) Pasien harus stabil dan teresusitasi dengan baik sebelum ditransfer.
b. Transfer antar rumah sakit untuk alasan non-medis(misalnya karena ruangan
penuh, fasilitas kurang mendukung, ,permintaan pasien dengan alasan
domisili)
1) Idealnya, pasien sebaiknya tidak ditransfer jika bukan untuk kepentingan
mereka.
2) Terdapat beberapa kondisi di mana permintaan / kebutuhan akantempat
tidur/ ruang rawat inap melebihi suplai sehingga diputuskanlah tindakan
untuk mentransfer pasien ke unit / rumah sakit lain.
10. Dalam mentransfer pasien antar rumah sakit, tim transfer RSU Baitul Hikmah
Kendal (DPJP/ PPJP/ dr ruangan/ dr IGD) akan menghubungi rumah sakit yang
dituju dan melakukan negosiasi dengan unit yang dituju. Jika unit tersebut
setuju untuk menerima pasien rujukan, tim transfer RSU Baitul Hikmah Kendal
harus memastikan tersedianya peralatan medis yang memadai di rumah sakit
yang dituju.
11. Keputusan final untuk melakukan transfer ke luar RSU Baitul Hikmah
Kendaldipegang oleh dokter senior / DPJP/ konsultan rumah sakit yang dituju.
12. Beritahukan kepada pasien (jika kondisinya memungkinkan) dan keluarga
mengenai perlunya dilakukan transfer antar rumah sakit, dan mintalah
persetujuan tindakan transfer.
13. Proses pengaturan transfer ini harus dicatat dalam status rekam medis pasien
yang meliputi: nama, jabatan, dan detail kontak personel yang membuat
kesepakatan baik di rumah sakit yang merujuk dan rumah sakit penerima;
tanggal dan waktu dilakukannya komunikasi antar-rumah sakit; serta saran-saran
/ hasil negosiasi kedua belah pihak.
14. Personel tim transfer harus mengikuti pelatihan transfer; memiliki kompetensi
yang sesuai; berpengalaman; mempunyai peralatan yang memadai; dapat
bekerjasama dengan jasa pelayanan ambulan, protokol dan panduan rumah
sakit, serta pihak-pihak lainnya yang terkait; dan juga memastikan proses
transfer berlangsung dengan aman dan lancar tanpa mengganggu pekerjaan lain
di rumah sakit yang merujuk
15. Pusat layanan ambulan harus diberitahu sesegera mungkin jika keputusan untuk
melakukan transfer telah dibuat, bahkan bila waktu pastinya belum diputuskan.
Hal ini memungkinkan layanan ambulan untuk merencanakan pengerahan
petugas dengan lebih efisien.
4
C. Stabilisasi sebelum transfer
1. Meskipun berpotensi memberikan risiko tambahan terhadap pasien, transfer yang
aman dapat dilakukan bahkan pada pasien yang sakit berat / kritis (extremely ill).
2. Transfer sebaiknya tidak dilakukan bila kondisi pasien belum stabil (pasien kalau
kondisi sudah stabil)
3. Hipovolemia adalah kondisi yang sulit ditoleransi oleh pasien akibat adanya
akselerasi dan deselerasi selama transfer berlangsung, sehingga hipovolemia harus
sepenuhnya dikoreksi sebelum transfer.
4. Unit/ rumah sakit yang dituju untuk transfer harus memastikan bahwa ada
prosedur / pengaturan transfer pasien yang memadai.
5. Perlu waktu hingga beberapa jam mulai dari setelah pengambilan keputusan
dibuat hingga pasien ditransfer ke unit/ rumah sakit lain.
6. Hal yang pentinguntuk dilakukan sebelum transfer:
a. Amankan patensi jalan napas
b. Beberapa pasien mungkin membutuhkan intubasi atau trakeostomi dengan
pemantauan end-tidal carbondioxide yang adekuat.
c. Terdapat jalur / akses vena yang adekuat.
d. Pengukuran tekanan darah invasif yang kontinue / terus-menerus merupakan
teknik terbaik untuk memantau tekanan darah pasien selama proses transfer
berlangsung.
e. Jika terdapat pneumotoraks, selang drainase dada (Water-Sealed Drainage-
WSD) harus terpasang dan tidak boleh diklem.
f. Pasang kateter urin dan nasogastric tube (NGT), jika diperlukanPemberian
terapi /tatalaksana tidak boleh ditunda saat menunggu pelaksanaan transfer
7. Unit/ rumah sakit yang dituju dapat memberikan saran mengenai penanganan
segera / resusitasi yang perlu dilakukan terhadap pasien pada situasi-situasi
khusus, namun tanggung jawab tetap pada tim transfer.
8. Tim transfer harus familiar dengan peralatan yang ada dan secara independen
menilai kondisi pasien.Seluruh peralatan dan obat-obatan harus dicek ulang oleh
petugas transfer.
9. Gunakanlah daftar persiapan transfer pasien (lampiran 1) untuk memastikan
bahwa semua persiapan yang diperlukan telah lengkap dan tidak ada yang
terlewat.
5
D. Pendampingan Pasien Selama Transfer
1. Pasien dengan sakit berat / kritis harus didampingi oleh minimal 1 orang tenaga
medis dan paramedis sesuai dengan kualifikasi .Kecuali untuk transfer internal tim
transfer tidak beserta dokter pendamping karena jumlah dokter jaga yang
terbatas.
2. Kebutuhan akan jumlah tenaga medis / petugas yang mendampingi pasien
bergantung pada kondisi / situasi klinis dari tiap kasus (tingkat / derajat beratnya
penyakit / kondisi pasien).
3. Dokter Anesthesi,dokter IGD/dokter ruangan, bertugas untuk membuat keputusan
dalam menentukan siapa saja yang harus mendampingi pasien selama transfer
berlangsung.
4. Sebelum melakukan transfer, petugas yang mendampingi harus paham dan
mengerti akan kondisi pasien dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan
proses transfer.
5. Berikut ini adalah pasien-pasien yang tidak memerlukan dampingan dr HCU/ dr
Anestesi selama proses transfer antar-rumah sakit berlangsung.
a. Pasien yang dapat mempertahankan patensi jalan napasnya dengan baik dan
tidak membutuhkan bantuan ventilator / oksigenasi
b. Pasien dengan perintah ‘Do Not Resuscitate’ (DNR)
6
8. Semua petugas yang tergabung dalam tim transfer untuk pasien dengan sakit
berat / kritis harus kompeten, terlatih, dan berpengalaman.
9. Petugas yang mendampingi harus membawa telepon genggam selama transfer
berlangsung yang berisi nomor telepon RSU Baitul Hikmah Kendal dan rumah sakit
tujuan.
10. Keselamatan adalah parameter yang penting selama proses transfer.
8
c. Pemantauan tekanan darah (non-invasif)
d. Saturasi oksigen (oksimetri denyut)
e. Terpasangnya jalur intravena
f. Terkadang memerlukan akses ke vena sentral
g. Peralatan untuk memantau cardiac output
h. Pemantauan end-tidal carbon dioxide pada pasien dengan ventilator
i. Mempertahankan dan mengamankan jalan napas
j. Pemantauan temperatur pasien secara terus-menerus (untuk mencegah
terjadinya hipotermia atau hipertermia)
4. Pemantauan tekanan intracranial mungkin diperlukan pada pasien-pasien
tertentu.
5. Tim transfer yang terlibat harus memastikan ketersediaan obat-obatan yang
diperlukan, antara lain: (sebaiknya obat-obatan ini sudah disiapkan di dalam
jarum suntik)
a. Obat resusitasi dasar: epinefrin, anti-aritmia
b. Obat sedasi
c. Analgesik
d. Relaksans otot
6. Hindari penggunaan tiang dengan selang infus yang terlalu banyak agar akses
terhadap pasien tidak terhalang dan stabilitas brankar terjaga dengan baik.
7. Semua infus harus diberikan melalui syringe pumps.
8. Penggunaan tabung oksigen tambahan harus aman dan terpasang dengan baik.
9. Petugas transfer harus familiar dengan seluruh peralatan yang ada di ambulans.
10. Pertahankan temperature pasien, lindungi telinga dan mata pasien selama
transfer.
11. Seluruh peralatan harus kokoh, tahan lama, dan ringan.
12. Peralatan listrik harus dapat berfungsi dengan menggunakan baterai (saat tidak
disambungkan dengan stop kontak/listrik).
13. Baterai tambahan harus dibawa (untuk mengantisipasi terjadinya mati listrik)
14. Monitor yang portabel harus mempunyai layar yang jernih dan terang dan dapat
memperlihatkan elektrokardiogram (EKG), saturasi oksigen arteri, pengukuran
tekanan darah (non-invasif), kapnografi, dan temperatur.
15. Pengukuran tekanan darah non-invasif pada monitor portabel dapat dengan
cepat menguras baterai dan tidak dapat diandalkan saat terdapat pergerakan
ekternal / vibrasi (getaran).
16. Alarm dari alat harus terlihat jelas dan terdengar dengan cukup keras.
17. Semua peralatan harus terstandarisasi sehingga terwujudnya suatu proses
transfer yang lancar dan tidak adanya penundaan dalam pemberian terapi /
obat-obatan.
9
18. Catatlah status pasien, tanda vital, pengukuran pada monitor, tatalaksana yang
diberikan, dan informasi klinis lainnya yang terkait. Pencatatan ini harus
dilengkapi selama transfer.
19. Pasien harus dipantau secara terus-menerus selama transfer dan dicatat di
lembar pemantauan.
10
6. Petugas harus tetap duduk selama transfer dan menggunakan sabuk pengaman.
7. Jika terdapat kegawatdaruratan medis dan pasien membutuhkan intervensi
segera, berhentikan ambulan di tempat yang aman dan lakukan tindakan yang
diperlukan.
8. Jika petugas diperlukan untuk turun dari kendaraan / ambulan, gunakanlah
pakaian yang jelas terlihat oleh pengguna jalan lainnya.
I. Dokumentasi dan Penyerahan pasien transfer antar rumah sakit
1. Lakukan pencatatan yang jelas dan lengkap dalam semua tahapan transfer, dan
harus mencakup:
a. detail kondisi pasien
b. alasan melakukan transfer
c. nama konsultan yang merujuk dan menerima rujukan
d. status klinis pre-transfer
e. detail tanda vital, pemeriksaan fisik, dan terapi yang diberikan selama
transfer berlangsung.
2. Rekam medis harus mengandung:
a. resume singkat mengenai kondisi klinis pasien sebelum, selama, dan setelah
transfer; termasuk kondisi medis yang terkait, faktor lingkungan, dan terapi
yang diberikan.
b. Data untuk proses audit. Tim transfer harus mempunyai salinan datanya.
3. Tim transfer harus memperoleh informasi yang jelas mengenai lokasi rumah sakit
yang dituju sebelum mentransfer pasien.
4. Saat tiba di rumah sakit tujuan, harus ada proses serah-terima pasien antara tim
transfer dengan pihak rumah sakit yang menerima (paramedis dan perawat) yang
akan bertanggungjawab terhadap perawatan pasien selanjutnya.
5. Proses serah-terima pasien harus mencakup pemberian informasi (baik secara
verbal maupun tertulis) mengenai riwayat penyakit pasien, tanda vital, hasil
pemeriksaan
6. penunjang (laboratorium, radiologi), terapi, dan kondisi klinis selama transfer
berlangsung.
7. Hasil pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan yang lainnya harus dideskripsikan
dan diserahkan kepada petugas rumah sakit tujuan.
8. Setelah menyerahkan pasien, tim transfer dibebastugaskan dari kewajiban
merawat pasien
9. Perlu penyediaan pakaian, sejumlah peralatan yang dapat dibawa, dan sejumlah
uang untuk memfasilitasi mekanisme perjalanan kembali tim transfer.
11
J. Komunikasi dalam Transfer Pasien Antar Rumah Sakit
1. Pasien (jika memungkinkan) dan keluarganya harus diberitahu mengenai alasan
transfer dan lokasi rumah sakit tujuan. Berikanlah nomor telepon rumah sakit
tujuan dan jelaskan cara untuk menuju ke RS tersebut.
2. Pastikan bahwa rumah sakit tujuan dapat dan setuju untuk menerima pasien
sebelum dilakukan transfer.
3. Kontak pertama harus dilakukan oleh konsultan/ dokter penanggung jawab/
PPJP di kedua rumah sakit, untuk mendiskusikan mengenai kebutuhan medis
pasien.
12
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Blangko transfer internal untuk pemindahan pasien internal rumah sakit diisi
lengkap dimasukan
2. Blangko transfer eksternal
DIREKTUR
RSU BAITUL HIKMAH KENDAL
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN 1
PERALATAN MINIMALUNTUK TRANSFER PASIEN ANTAR RS
1. Manajemen jalan napas / oksigenasi 9. Senter dengan baterai cadangan
(dewasa dan anak) 10. Pompa infus (infusion pumps)
a. Sistem bag-valve/jackson 11. Selang infus
reesedewasa dan anak dengan 12. Three-way
reservoir oksigen 13. Kateter intravena
b. Sungkup dewasa dan anak 14. Cairan infus (normal saline-NS, ringer
c. Penghubung sistem bag-valve laktat-RL, dekstrosa 5%)
dengan endotracheal (ETT)/ 15. Spuit 1,3,5,10,20,50 cc
tracheostomy tube 16. Oksimetri
d. Bed side Monitor (dewasa dan 17. Nasogastric tube (NGT)
anak) 18. Tali penahan untuk ekstremitas
e. Laringoskop Miller 19. Stetoskop
f. Stilet / mandrin ETT (dewasa dan 20. Kassa
anak) 21. Tourniquet
g. Forceps Magil (dewasa dan anak) 22. Gunting
h. Selang ETT (4.5,5.0, 5.5, 6.0, 6.5, 23. OPA ( 4,5,6,7,8,9,10)
7.0, 7.5) 24. Patela Reflek
i. Pegangan laringoskop (dewasa dan 25. Plaster Rol
anak) 26. Cutton Bud
j. Baterai cadangan dan bola lampu 27. Lamatid/Daryantulle
laringoskop 28. Mitella
k. Pelumas / gel 29. Handscoon
l. Nasal kanul (dewasa dan anak) 30. Masker Disposible
2. Kapas dan alkohol 31. Spatel
3. Brankar (dewasa dan anak) 32. Pembalut Cepat
4. Pengukur tekanan darah( tensimeter) 33. Ice Kompes
5. Telepon genggam 34. Elstik Bandage
6. Stik gula darah sewaktu (GDS) 35. Set alat luka bakar
7. Monitor EKG 36. Spalk
8. Elektroda EKG 37. DC Syok
15
LAMPIRAN 2
OBAT-OBATAN MINIMAL UNTUK TRASFER PASIENANTAR RUMAH SAKIT(Bila
diperlukan)
16