Anda di halaman 1dari 182

ambulans

Berikut ini merupakan tata tertib yang perlu dipatuhi selama transportasi menggunakan
ambulans ini:

A. Sewaktu menuju tempat penderita boleh menggunakan sirene dan lampu rotator.

B. Pada saat mengangkut penderita hanya boleh menggunakan lampu rotator.

C. Semua peraturan lalu lintas harus dipatuhi.

D. Kecepatan kendaraan maksimum adalah 40 km/jam di jalan biasa dan 80 km/jam di


jalan bebas hambatan.

E. Petugas membuat /mengisi laporan kendaraan penderita selama 6(enam) jam


transportasi, yang disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas,
waktu, dan keadaan penderita.

F. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas. 2. Ambulans Gawat Darurat

Ambulans ini digunakan dengan tujuan pertolongan gawat darurat pra-rumah sakit,
pengangkutan penderita gawat darurat yang sudah stabil dari lokasi kejadian ke tempat
tindakan definitif/rumah sakit, serta sebagai kendaraan transportasi rujukan.Berikut ini
merupakan persyaratan – persyaratan teknis yang harus terpenuhi:

a. Kendaraan roda empat atau lebih dengan peredam getaran lunak. b. Warna
kendaraan kuning muda.

c. Sirene 1(satu) atau 2(dua) nada

d. Lampu rotator berwarna biru terletak di tengah atas kendaraan. e. Tanda pengenal
dengan mencantumkan 118 dan tanda gawat

darurat/emergensi di bagian depan, belakang, samping kanan dan kiri kendaraan,


dilengkapi dengan AC, alat pengatur di ruangan pengemudi. f. Pintu belakang dapat
dibuka ke arah atas.
g. Buku petunjuk pemeliharaan alat – alat berbahasa Indonesia. h. Radio
komunikasi/telepon genggam di ruangan pengemudi. i. Dilengkapi dengan sabuk
pengaman untuk penderita dan petugas. j. Ruangan penderita cukup luas untuk
sekurang-kurangnya 2(dua) tandu.

Tandu yang dimaksud yang dapat dilipat.

k. Tempat duduk yang dapat diatur/dilipat bagi petugas di ruangan


penderita(“Captain’s Seat”).

l. Ruangan penderita cukup tinggi sehingga infus dapat menetes dengan baik.

m. Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat penderita.

n. Lampu ruangan secukupnya dan bukan lampu neon. Lampu yang dimaksud dapat
bergerak, dapat dilipat dan spotlight untuk menerangi penderita.

o. Lemari untuk obat dan peralatan.

p. Air bersih 20 liter dan penampungan air limbah (otomatis). q. Lemari es/freezer.

r. Tempat sambungan listrik khusus untuk 12 Volt DC di ruangan penderita.

s. Tempat kereta dorong pasien 2(dua) buah. t. Meja yang dapat dilipat.

u. Dipersiapkan untuk dapat membawa inkubator transport. v. Peta setempat

w. Perlengkapan medis berupa tabung oksigen dengan peralatan untuk 2(dua) orang,
peralatan medis pertolongan pertama kegawatdaruratan,

peralatan resusitasi manual/otomatis lengkap bagi orang dewasa, anak/bayi, alat


penghisap manual dan listrik 12 Volt DC, alat

monitor/diagnostik untuk anak dan dewasa, alat monitor jantung dan pernafasan, alat
defibrilator untuk anak dan sewasa, set bedah minor, obat – obatan gawat darurat dan
cairan infus secukupnya, etonox, kantung mayat, dan sarung tangan disposable.

x. Persiapan petugas yang terdiri dari 1(satu) orang pengemudi dengan kemampuan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan dan

komunikasi, 1(satu) orang perawat, dan 1(satu) orang dokter masing - masing dengan
kemampuan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan.

2
Secara umum, tata tertib yang perlu dipatuhi selama transportasi menggunakan
ambulans jenis ini sama dengan tata tertib penggunaan ambulans transportasi.

Ambulans Gawat Darurat/ medical emergency

Ambulans Gawat Darurat/ medical emergency merupakan salah satu kendaraan yang
digunakan untuk mengantar pasien yang siap melakukan tindakan pertolongan life support /life
saving/ bantuan hidup.

Ambulans Gawat Darurat merupakan bagian dari rangkaian pelayanan kedaruratan/ emergency
medical service.

Kru Ambulans terdiri dari :

1. Petugas Ambulans sudah mendapatkan pelatihan life saving.

2. Pengemudi yang sudah mendapatkan pengetahuan basic life support (BLS) dan pelatihan
mengemudi yang aman (Defensive Driving)

Di dalam ambulans gawat darurat , perawat harus ada dan siap melakukan tindakan medis
yang diperlukan.

Ambulans Gawat Darurat/ medical emergency

Ambulans Gawat Darurat/ medical emergency merupakan salah satu kendaraan yang
digunakan untuk mengantar pasien yang siap melakukan tindakan pertolongan life support /life
saving/ bantuan hidup.

Ambulans Gawat Darurat merupakan bagian dari rangkaian pelayanan kedaruratan/ emergency
medical service.

Kru Ambulans terdiri dari :

1. Petugas Ambulans sudah mendapatkan pelatihan life saving.

2. Pengemudi yang sudah mendapatkan pengetahuan basic life support (BLS) dan pelatihan
mengemudi yang aman (Defensive Driving)

Di dalam ambulans gawat darurat , perawat harus ada dan siap melakukan tindakan medis
yang diperlukan.

Tujuan penggunaan ambulans adalah :

1. Pertolongan Penderita Gawat Darurat Pra Rumah Sakit dan antar Fasilitas

Pelayanan Kesehatan.

2. Pengangkutan penderita gawat darurat dari lokasi kejadian ke tempat tindakan

3
definitive atau ke Rumah Sakit

3. Sebagai kendaraan transport rujukan

SPESIFIKASI TEKNIS AMBULANS

3.1 SPESIFIKASI TEKNIS AMBULANS TRANSPORT.

Ambulans Transport merupakan salah satu kendaraan yang digunakan prahospital untuk
mengantar pasien dari suatu tempat ke tempat yang lain.

3.1.1 Peralatan Medik

Ambulans Transpor minimal mempunyai peralatan brankar, oksigen, emergency kit, obat-
obatan, dan alat komunikasi. Dan detail peralatan dapat dilihat dilampiran table 3.1.a

3.1.2 Kendaraan Ambulans

Kendaraan Ambulans Transport dapat berupa kendaraan jenis apa saja. Jenis Kendaraan yang
difungsikan sebagai Ambulans dapat menyesuaikan kondisi daerah. Dan dalam kondisi
bencana dapat menggunakan Bus atau Kereta Api.

Proses pembuatan ambulans terdiri dari 2 (dua) proses, antara lain:

1. a) Mobil

Basic kendaraan hanya bisa dibeli sesuai type yg di jual di wilayah Indonesia dan harus
dimodifikasi di Karoseri yg ada di wilayah Indonesia, sedangkan pembelian ambulans
secara utuh (built in) dapat terjadi jika mendapat hibah secara utuh dari negara lain atau
Goverment to Goverment.

o  Jenis Mobil yang digunakan dapat berupa Jenis 4x2 maupun Jenis 4x4
dengan pilihan single cabin agar dapat mudah di modifikasi.
o  Jenis bahan bakar ambulans harus memiliki dua alternative bahan bakar
dalam satu kendaraan a.l: bensin, solar, gas, dll.
o  Mobil harus memiliki jaminan (garansi) sesuai dengan jenis kendaraan a.l:
  Jaminan usia kendaraan; minimal 10 tahun.
  Jaminan warna cat; minimal 5 tahun.
  Jaminan peralatan listrik; minimal 5 tahun.

Proses pembelian mobil ambulans pada K/L/D/I dan menggunakan


APBN/APBD maka dapat menggunakan referensi e-catalog yang
dikeluarkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP).

2. b) Pembuatan bentuk atau karoseri

Semua bentuk dan design ambulans akan dibuat sesuai kebutuhan dan peralatan
kesehatan dalam ambulans yang ada, agar efisien dan sesuai peruntukannya

4
Pembuatan bentuk atau karoseri terdiri dari pekerjaan interior maupun eksterior dengan rincian
pekerjaan sbb:

a) Interior
 Pekerjaan lemari/kompartemen tempat obat atau alat kesehatan

penunjang ambulans

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

  Pekerjaan landasan stretcher.


  Pekerjaan tempat duduk untuk para medik dan keluarga pasien
  Pemasangan Stretcher multi fungsi
  Pekerjaan Instalasi gas medis.
  Pekerjaan Sistem Komunikasi Ambulans.
  Pemasangan amply sirine & saklar light bar
  Pekerjaan lampu sorot interior
  Pekerjaan electrical system.
  Pekerjaan pengelolaan sampah medik

b) Eksterior

  Karoseri bentuk/body apabila basic unit kendaraan type chassis atau pick up
  Pekerjaan identitas ambulans
  Pekerjaan pemasangan Lampu LED Flash/Blitz Light Bar, Speaker Sirine,

Lampu Hazard.

Ambulans Transport mempunyai rincian spesifikasi teknis sebagai berikut: a) Interior

  Interior ambulans harus dari bahan non porosif dan mudah dibersihkan.
  Lemari/kompartemen tempat obat atau alat kesehatan penunjang ambulans harus
dapat memuat obat dan alat kesehatan yang diperlukan;

untuk ambulans transport lebih kecil dari ambulans gawat darurat.

  Landasan stretcher yang dilengkapi dengan laci untuk menyimpan peralatan medis
(Long Spine Board / Scoop Stretcher) cover base stretcher

dilapisi vinyl dan kuncian berbahan stainless.

  Tabung gas medis harus diberi pengaman atau indikator untuk menjaga

kestabilan waktu ambulans sedang berjalan.

  Pemasangan dan penggunaan amply sirine & saklar light bar harus

5
mengikuti peraturan terkait yang berlaku.

  Sistem komunikasi ambulans harus terintegrasi dengan fasilitas pelayanan

kesehatan dan penyelengara pelayanan ambulans dan ditunjang dengan teknologi tepat
guna. Sistem komunikasi harus dua arah. Pemakaian frekuensi yang digunakan akan
diatur pada peraturan perundang- undangan yang lain.

  Sistem kelistrikan harus dapat digunakan oleh peralatan medis yang dipakai, sumber
listrik (UPS) harus terpisah antara yang dipakai oleh kendaraan dan yang dipakai oleh
peralatan medis.
  Detail spesifikasi teknis interior ambulans transport dapat dilihat di lampiran tabel 3.1.b

b) Eksterior

  Kendaraan harus mampu menampung peralatan medis yang diperlukan.


  Warna ambulans putih dan penulisan nama ambulans mengikuti

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

882/Menkes/SK/X/2009 tentang Pedoman Penanganan Evakuasi Medik.

  Pekerjaan pemasangan Lampu LED Flash/Blitz Light Bar warna merah lengkap
dengan Speaker (warna disesuaikan, berdasarkan Undang-

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

Undang Lalu Lintas No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Umum)

  Suara Sirene mengacu pada standar suara sirene “TWO TONE” (High

Low).

  Detail spesifikasi teknis eksterior ambulans transport dapat dilihat di

lampiran tabel 3.1.c

3.2 SPESIFIKASI TEKNIS AMBULANS GAWAT DARURAT / MEDICAL EMERGENCY

Ambulans Gawat Darurat / medical emergency merupakan salah satu kendaraan yang
digunakan untuk mengantar pasien dengan peralatan medis khusus dan melakukan
tindakan pertolongan bantuan hidup/ life savety/ life support.

3.2.1 Peralatan Medik

6
Ambulans Gawat Darurat merupakan salah satu Ambulans yang dilengkapi dengan
peralatan yang bisa menangani gangguan Airway, Breathing, Circulation, Disability dan
Eksposure. Peralatan yang tersedia di Ambulans Gawat Darurat terdiri dari Peralatan
pada Ambulans Transport ditambah minimal peralatan komplet otomatis/manual untuk
resusiatasi, Diagnostic monitor, Defibrilator, tool kit untuk minor surgery, dan Patient
Monitor.

Semua peralatan medic harus dapat terkoneksi sambungan AC/DC dan memiliki back
up battery.

Mengenahi detail peralatan dapat dilihat di table 3.2.a

III.2.2 Kendaraan Ambulans

Kendaraan Ambulans Gawat Darurat dapat berupa kendaraan jenis apa saja. Jenis
Kendaraan yang difungsikan sebagai Ambulans dapat menyesuaikan kondisi daerah.
Dan dalam kondisi bencana dapat menggunakan Bus atau Kereta Api.

Proses pembuatan ambulans terdiri dari 2 (dua) proses, antara lain:

a) Mobil

Basic kendaraan hanya bisa dibeli sesuai type yg di jual di wilayah Indonesia dan harus
dimodifikasi di Karoseri yg ada di wilayah Indonesia, sedangkan pembelian ambulans secara
utuh (built in) dapat terjadi jika mendapat hibah secara utuh dari negara lain atau Goverment to
Goverment.

  Jenis Mobil yang digunakan dapat berupa Jenis 4x2 maupun Jenis 4x4 dengan
pilihan single cabin agar dapat mudah di modifikasi.
  Jenis bahan bakar ambulans harus memiliki dua alternative bahan bakar dalam
satu kendaraan a.l: bensin, solar, gas, dll.
  Mobil harus memiliki jaminan (garansi) sesuai dengan jenis kendaraan a.l:
o  Jaminan usia kendaraan; minimal 10 tahun.
o  Jaminan warna cat; minimal 5 tahun.
o  Jaminan peralatan listrik; minimal 5 tahun.

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

Proses pembelian mobil ambulans pada K/L/D/I dan menggunakan APBN/APBD maka dapat
menggunakan referensi e-catalog yang dikeluarkan oleh LKPP.

b) Pembuatan bentuk atau karoseri

Semua bentuk dan design ambulans akan dibuat sesuai kebutuhan dan peralatan kesehatan
dalam ambulans yang ada, agar efisien dan sesuai peruntukannya

7
Pembuatan bentuk atau karoseri terdiri dari pekerjaan interior maupun eksterior dengan rincian
pekerjaan sbb:

a) Interior

  Pekerjaan lemari/kompartemen tempat obat atau alat kesehatan penunjang ambulans


  Pekerjaan landasan stretcher.
  Pekerjaan tempat duduk untuk para medik dan keluarga pasien
  Pemasangan Stretcher multi fungsi
  Pekerjaan Instalasi gas medis.
  Pekerjaan Sistem Komunikasi Ambulans.
  Pemasangan amply sirine & saklar light bar
  Pekerjaan lampu sorot interior
  Pekerjaan electrical system.
  Pekerjaan pengelolaan sampah medik

b) Eksterior

  Karoseri bentuk/body apabila basic unit kendaraan type chassis atau pick up
  Pekerjaan identitas ambulans
  Pekerjaan pemasangan Lampu LED Flash/Blitz Light Bar, Speaker Sirine,

Lampu Hazard.

Ambulans Gawat Darurat mempunyai rincian spesifikasi teknis sebagai berikut: a)


Interior

  Interior ambulans harus dari bahan non porosif dan mudah dibersihkan.
  Lemari/kompartemen tempat obat atau alat kesehatan penunjang

ambulans harus dapat memuat obat dan alat kesehatan yang diperlukan.

  Landasan stretcher yang dilengkapi dengan laci untuk menyimpan peralatan medis
(Long Spine Board / Scoop Stretcher) cover base stretcher

dilapisi vinyl dan kuncian berbahan stainless.

  Tabung gas medis harus diberi pengaman untuk menjaga kestabilan waktu

ambulans.

  Pemasangan dan penggunaan amply sirine & saklar light bar harus

mengikuti peraturan terkait yang berlaku.

  Sistem komunikasi ambulans harus terintegrasi dengan fasilitas pelayanan

8
kesehatan dan penyelengara pelayanan ambulans dan ditunjang dengan teknologi tepat
guna. Pemakaian frekuensi yang digunakan akan diatur pada peraturan perundang-
undangan yang lain.

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

3.3

 Sistem kelistrikan harus dapat digunakan oleh peralatan medis yang dipakai, sumber listrik
(UPS) harus terpisah antara yang dipakai oleh kendaraan dan yang dipakai oleh peralatan
medis.

 Detail spesifikasi teknis interior ambulans gawat darurat dapat dilihat di lampiran tabel 3.2.b

b) Eksterior

  Kendaraan harus mampu menampung peralatan medis yang diperlukan.


  Warna ambulans putih dan penulisan nama ambulans mengikuti

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

882/Menkes/SK/X/2009 tentang Pedoman Penanganan Evakuasi Medik.

  Dilengkapi dengan tanda cross of life sebagai tanda bahwa pada ambulans

tersebut terdapat penanganan bantuan hidup/ life support/ life savety

  Pekerjaan pemasangan Lampu LED Flash/Blitz Light Bar warna merah lengkap
dengan Speaker (warna disesuaikan, berdasarkan Undang- Undang Lalu Lintas No. 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Umum)

  Suara Sirene mengacu pada standar suara sirene “TWO TONE” (High

Low).

  Detail spesifikasi teknis eksterior ambulans transport dapat dilihat di

lampiran tabel 3.2.c

SPESIFIKASI TEKNIS KERETA JENAZAH

Kereta jenazah adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut jenazah

III.3.1 Kendaraan

9
Kereta Jenazah dapat berupa kendaraan jenis apa saja. Jenis Kendaraan yang difungsikan
sebagai kereta jenazah dapat menyesuaikan kondisi daerah. Dan dalam kondisi bencana dapat
menggunakan Bus atau Kereta Api.

Proses pembuatan ambulans terdiri dari 2 (dua) proses, antara lain: a) Mobil

Basic kendaraan hanya bisa dibeli sesuai type yg di jual di wilayah Indonesia dan harus
dimodifikasi di Karoseri yg ada di wilayah Indonesia, sedangkan pembelian ambulans secara
utuh (built in) dapat terjadi jika mendapat hibah secara utuh dari negara lain atau Goverment to
Goverment.

  Jenis Mobil yang digunakan dapat berupa Jenis 4x2 maupun Jenis 4x4 dengan
pilihan single cabin agar dapat mudah di modifikasi.
  Jenis bahan bakar ambulans harus memiliki dua alternative bahan bakar dalam
satu kendaraan a.l: bensin, solar, gas, dll.
  Mobil harus memiliki jaminan (garansi) sesuai dengan jenis kendaraan a.l:
o  Jaminan usia kendaraan; minimal 10 tahun.
o  Jaminan warna cat; minimal 5 tahun.
o  Jaminan peralatan listrik; minimal 5 tahun.

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

10

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

Proses pembelian mobil ambulans pada K/L/D/I dan menggunakan APBN/APBD maka dapat
menggunakan referensi e-catalog yang dikeluarkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Pembuatan bentuk atau karoseri

Pembuatan bentuk atau karoseri terdiri dari pekerjaan interior maupun eksterior dengan rincian
pekerjaan sbb:

a) Interior

  Pekerjaan landasan stretcher.


  Pekerjaan tempat duduk untuk para medik dan keluarga pasien
  Pemasangan amply sirine & saklar light bar
  Pekerjaan electrical system.
  Pekerjaan pengelolaan sampah medik

b) Eksterior

  Karoseri bentuk/body apabila basic unit kendaraan type chassis atau pick up
  Pekerjaan identitas ambulans
  Pekerjaan pemasangan Lampu LED Flash/Blitz Light Bar, Lampu Hazard.
  Pekerjaan Suara Sirene

10
Kereta Jenazah mempunyai rincian spesifikasi teknis sebagai berikut: a) Interior

  Interior ambulans harus dari bahan non porosif dan mudah dibersihkan.
  Kereta jenazah harus dilengkapi kantong jenazah (body bag) dengan

spesifikasi khusus untuk jenazah yang infeksius.

  Untuk kereta jenazah untuk pelayanan jenazah infeksius harus ditambah

penutup antara kabin belakang dan kabin depan.

  Pemasangan dan penggunaan amply sirine & saklar light bar harus

mengikuti peraturan terkait yang berlaku.

  Detail spesifikasi teknis interior ambulans gawat darurat dapat dilihat di

lampiran tabel 3.3.a b) Eksterior

  Warna ambulans hitam dan penulisan nama kereta jenazah mengikuti Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 882/Menkes/SK/X/2009 tentang
Pedoman Penanganan Evakuasi Medik.
  Pekerjaan pemasangan Lampu LED Flash/Blitz Light Bar dan Lampu Hazard di
sekeliling body warna merah lengkap dengan Speaker (warna disesuaikan, berdasarkan
Undang-Undang Lalu Lintas No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Umum)
  Suara Sirene mengacu pada standar suara sirene “TWO TONE” (High Low).
  Detail spesifikasi teknis eksterior kereta jenazah dapat dilihat di lampiran tabel 3.3.b

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

11

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

BAB IV PENUTUP

Pedoman persyaratan teknis ambulans ini diharapkan dapat dijadikan rujukan oleh pengelola
fasilitas pelayanan ambulans dalam merencanakan, mengadakan, mengoperasikan, dan
memelihara ambulans. Pesyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau bersifat alternatif
serta penyesuaian ”Persyaratan Teknis Ambulans” oleh masing-masing daerah disesuaiakan
dengan kondisi dan kesiapan kelembagaan di daerah.

Persyaratan yang lebih spesifik dan bersifat alternatif serta penyesuaian dari pedoman
Persyaratan Teknis Ambulans ini oleh masing-masing daerah dapat disesuaikan dengan
kesiapan daerah.

Sebagai pedoman/petunjuk pelengkap, dapat digunakan Standar Nasional Indonesia (SNI)


terkait lainnya

11
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

12

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

5.1 TABEL SPESIFIKASI TEKNIS

BAB V LAMPIRAN

Tabel 3.1.a
Peralatan medis pada ambulans transport

Jenis Alat Nama Alat

Spesifikasi teknis

12
melakukan tindakan pertolongan basic life

a. Umum Pemeriksaan

 Tensimeter / Wall Aneroid


 lebih spesifik (tensimeter lapangan menggunakan jarum)
Sphygmomanometers
 Stetoskop  (satu stetoskop dewasa dan anak)

13
  Reflex hammer
  Senter

 minimal
pencahayaan halogen

 Pemeriksaan gula darah  dengan stick

dengan

14
15
b. Airway set

  Termometer digital
  Neck Collar
  Orophrengael Airway set
  Endotracheal Tube Airway set
  Forcep Magill
  Tongue Spatel
  Nasoparingeal Airway

  Ukuran bayi dewasa


  Ukuran bayi dewasa
  Ukuran bayi dewasa

sampai sampai sampai

16
  Bahan stainless steel
  Bahan stainless steel
  Ukuran bayi sampai dewasa

 Mouth gauge 

17
 Laryngoscope set bayi

 terdiri dari handle dan blade berbagai ukuran

 Laryngoscope dewasa

set  terdiri dari handle dan blade berbagai ukuran

18
  Canule Suction
  Laringeal Mask Airway

  Ukuran bayi sampai dewasa, bahan soft


  Ukuran anak- dewasa

19
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

13

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

  Stylet/mandrain
  Suction Electric/manual

 Ukuran bayi-dewasa 

 Ukaran bayi-dewasa  bahan silicone


 Ukuran dewasa

 Ukaran bayi-dewasa  Ukaran bayi-dewasa  Ukaran bayi-dewasa  Ukaran bayi-


dewasa  Ukaran bayi-dewasa

20
Ukuran 14, 16, 18, 20, 22

21
22
c. Breating set

 Bag Valve reservoir

Mask

23
 Tabung oksigen  Minimal 2 tabung ukuran 0.2 m3, bahan aluminium, lengkap
portable dengan regulator

24
d. Circulation set

  CPR Mask
  Canule bag
  Nasal Canule
  Simple Mask
  Rebreathing Mask
  Non Rebreathing Mask
  Infus set
  IV kateter
  Cairan infus

25
26
 Long Spine Minimal dilengkapi dengan 3 buah webbing pengikat dengan buckle, X-Ray
Board Translucent

27
e. Alat Stabilisasi dan Ekstrikasi Set

  Folley Kateter + urine bag


  Alat bandaging set
  Spuit
  Scoope Stretcher
  Extrication device
  Head Immobilizer
  Wound toilet set
  Spalk
  Safety belt

Soft case

Terdiri atas gunting, perban, elastic perban, mitela, kasa steril, balut cepat, plester
3 ukuran : 25, 50 dan 100 cm

28
29
 Roll in Cot / chair in cot Ambulansce
 Stretcher/
Brankard
 Dilengkapi matras dan

30
f. Transport Evakuasi

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

14

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

31
g. Lain-lain

safety belt  otomatis

 Kunci Inggris 

 Handscoen
 Masker
 APD
 Apron
 Cairan Disinfektan  Google
 Jas Hujan
 Payung
 Rescue Tool
 Senter Rescue  Helm Rescue  Sepatu
Boot

32
33
Perlengkapan Obat

Interior Lantai

Obat-

 Urinal dan pispot 

 Partus Set
 Obstetic  Penghisap lender bayi  Sarung tangan
Set  Handuk
 Laken

34
Tabel 3.1.b Interior ambulans transport

35
36
:

Keterangan

 Bahan lantai dari non porosif, anti bakteri dan mudah dibersihkan.

 Penutup mesin yang terdapat di ruang pasien dilapisin bahan non porosif, anti bakteri dan
mudah dibersihkan.

Plafon standar karoseri, bahan dari non porosif, anti bakteri dan mudah dibersihkan.

  Penempatan pada sisi kanan kabin pasien.


  Ukuran disesuaikan dengan media interior

kendaraan

  Berbahan non porosif dan mudah

dibersihkan.

  Minimal playwood tebal 15mm dan dilapis

dengan acrylic

  pintu sliding berbahan mika


  dapat menampung oksigen central,

peralatan pendukung dan obat-obatan


 Digunakan untuk meletakkan

/mendudukkan stretcher di dalam ambulans

37
Langit-langit :

Lemari Peralatan dan Obat

38
Landasan

Strecher

(Base :

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

15

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

Strecher)

Tempat Duduk Depan :

39
40
41
Tempat duduk multifungsi untuk petugas/pendamping.

 Reel & Stopper dari Stainless Steel


 Cover base dilapisi Vinyl dan penutup Stainless Steel lengkap dengan pengunci

stretcher
 Terdapat ruang untuk penyimpanan Long

Spinal Board atau Scoop Stretcher

 Bahan jok disesuaikan dengan karoseri


 Dilengkapi dengan seatbelt untuk

penumpang depan 2 buah

:  Disediakan tempat duduk multifungsi untuk petugas/pendamping di sebelah pasien


(stretcher), ukuran menyesuaikan, model box dapat dibuka/ditutup dengan mudah dan terdapat
ruang yang dapat digunakan untuk penyimpanan alat-alat.

 Bahan lentur, mudah dibersihkan, anti kuman, dan nyaman (minimal plywood dengan busa
dan dilapisi bahan kulit sintetis)

 Bahan jok disesuaikan dengan karoseri


 Minimal berjumlah 1 buah (khusus untuk

petugas)

 Tabung oksigen sebanyak minimal 1 tabung dengan kapasitas/volume minimal 0.5 m3

 Regulator Oksigen dilengkapi dengan Flowmeter yang dapat diatur :0 - 15lpm


 Tabung oksigen harus diberikan pengikat

agar tidak jatuh apabila kendaraan sedang

berjalan.
 Silinder/tabung oksigen disarankan

berbahan aluminium
 Tabung oksigen minimal sebanyak 2

tabung, dengan kapasitas/volume minimal 1

m3
 Terdapat minimal Regulator High pressure

2 bh
 Dapat dioperasikan dengan valve On/Off

secara manual dan dianjurkan terdapat

42
alarm/indikator saat Oksigen akan habis.
 Selang oksigen tekanan tinggi dengan

konektor sistem press sebanyak 1 set


 Flowmeter dan humidifier sebanyak 1 set, dipasang pada wall outlet, dilengkapi

dengan tulisan OXYGEN.


 Penyimpanan tabung oksigen terletak

dalam lemari yang dilengkapi dengan pintu dan diikat dengan sabuk agar tidak

Tempat Duduk Belakang (Putar) :

Sistem Gas Medik


Oxygen Portable :

43
Oxygen Central :

44
45
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

16

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

bergerak saat kendaraan berjalan

46
Sistem Pengelolaan Limbah Tempat Sampah Medis

Sistem Kelistrikan
Inverter :

Amplifier Sirene : Lampu Penerangan :

 Sesuai Permenkes No.1204 Tahun 2004, mengenai wadah dan pewarnaannya

47
48
 

 

Kapasitas minimum 1000 VA (sinus wave) Dilengkapi Overload Alarm (Alarm berbunyi saat
kelebihan beban)
Battery Lowshutdown (Battery Lemah Otomatis Non Aktif)

Satu jenis suara high-low “TWO TONE” Kompresi level suara : ≥ 40 - 200 dBA (setara 200 –
10.000 Hz)
Terdapat Mic

49
50
Lampu Sorot

Disediakan lampu penerangan pada plafon


 Lampu plafon : TL/LED dengan output min

200 Lux
 Lampu Halogen : 2 bh dengan masing-

masing outputnya min 500 Lux atau 50 W

Lampu Halogen dipasang pada plafond dan dapat digeser-geser sesuai kebutuhan.

: Model Spotlight dipasang pada kabin pasien bagian belakang dan bisa berputar

51
UPS
Sistem Informasi dan komunikasi Sistem Komunikasi :

Outlet Antenna Coax Intercom

GPS

 : Sesuai dengan kebutuhan ambulans transport


o  Frekuensi yang dipakai sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
o  TerkoneksidenganSPGDT
o  Sesuai dengan system komunikasi yang

dipakai.

o  Ada komunikasi interkom antara kabin

depan dan belakang (untuk ambulans

pasien air borne infeksi)

o  Minimal dapat menampilkan keberadaan

ambulans pada suatu daerah.

 : Minimal Double Blower


o  Berukuran1kg
o  JenisAlatPemadamApiRinganWaterMist

Berbahan Foam

o  Ditempelkan pada lemari obat bagian

52
belakang dekat pintu belakang kendaraan

53
54
55
Sistem Tata Udara
AC (Air Conditioner)
Perlengkapan pendukung
Alat Pemadam Kebakaran :

56
57
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

17

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

Gantungan Infus

  Disediakan gantungan infus di atas pasien tepat dipasang di plafon, gantungan


tersebut dapat digeser-geser disesuaikan dengan kebutuhan
  Dilengkapi dengan strap/pengikat
  Terbuat dari bahan stainless Steel
  Berjarak minimal 90 cm dari strecher

58
Jenis 4 x 2 Spesifikasi Kendaraan

Model
Dimensi (lebar, panjang, tinggi)

Landasan

warna
System Kemudi

Pintu Belakang

Logo dan Tulisan

Lain-Lain (Assesoris) Kaca

Tabel 3.1.c Exterior ambulans transport

59
Keterangan

: Minibus Modifikasi Ambulans (dapat menampung peralatan)

: Dapat menampung peralatan dan memungkinkan petugas kesehatan melakukan tindakan

: Sertifikat Uji type landasan untuk mobil penumpang (basic kendaraan chassis atau pick up).

Instansi yang mengeluarkan pengesahan Uji Type Landasan kendaraan dan Emisi adalah
Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat.

: Putih (mengikuti permenkes No.882/2009) : Power steering (original Bawaan Chasis)

untuk ukuran ambulans Medium sebaiknya dipasang Stabilizer (Optional) untuk mengimbangi
stabilitas dan optimal saat kendaraan dioprasionalkan.

: Model Hatchback

 Tersedia Bumper Guard terbuat dari stainless steel berguna untuk pelindung benturan
apabila stretcher dimasukkan ke dalam ambulans, ukuran disesuaikan

: Mengikuti permenkes No.882/2009 tentang Pedoman Penanganan Evakuasi Medik, bahan


cutting stiker type reflektif

Keterangan
: Tempered min 3mm

60
61
62
63
64
65
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

18

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

Kaca Film kabin pasien :

Kaca depan dan samping kiri : kanan pengemudi

Parking sensor dan/atau spion : belakang

Kabin depan dan kabin belakang : Light Bar :

Lampu Bantu Hazard :

Lampu tembak : perlengkapan kendaraan

 Jenis 4 x 4 Spesifikasi Kendaraan


Model :

Dimensi (lebar, panjang, tinggi) : Landasan :

warna : Pintu Belakang :

Roda :

Gelap(80%) Transparan

Spion kendaran original bawaan cabin asli, Parking sensor bisa Optional.

kabin depan dan kabin belakang dipisahkan terutama untuk ambulans pasien infeksi
 Lampu Rotary/Blitz Light Bar Oval (warna

66
merah)

  Termasuk Speaker
  Mengikuti UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

  Dipasang di sekeliling body mobil


  Mengikuti UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Dapat menjangkau sudut-sudut sulit dalm ambulans


 Tool kit
 Dongkrak

 Ban cadangan Keterangan

Minibus Modifikasi Ambulans (dapat menampung peralatan)

Dapat menampung peralatan dan memungkinkan petugas kesehatan melakukan


tindakan

Dilakukan Uji Landasan.

Instansi yang mengeluarkan pengesahan Uji Type Landasan kendaraan dan Emisi
adalah Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat.

Putih (mengikuti permenkes No.882/2009)

 Model Hatchback/kupu-kupu

 Tersedia Bumper Guard terbuat dari stainless steel berguna untuk pelindung
benturan apabila stretcher dimasukkan ke dalam ambulans, ukuran disesuaikan

67
68
69
70
71
72
73
74
Off Road velg Minimal 15” Alloy Wheel

 Standar ban radial tubeless Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK,
KEMKES-RI

Ban :

19

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

75
76
Logo dan Tulisan :

Lain-Lain (Assesoris)

System Kemudi :

Kaca :

Kaca Film kabin pasien :

Kaca depan dan samping kiri : kanan pengemudi

Parking sensor dan/atau spion : belakang

Kabin depan dan kabin belakang : Light Bar :

Lampu Bantu Hazard

Lampu tembak :

Sling/winch : Perlengkapan kendaraan

 Handal di segala medan

Mengikuti permenkes No.882/2009 tentang Pedoman Penanganan Evakuasi Medik, bahan


cutting stiker type reflektif

Keterangan
Power steering (original Bawaan Pabrik) Tempered min 3mm
Gelap(80%)
Transparan

Spion kendaran original bawaan cabin asli, Parking sensor bisa Optional.

kabin depan dan kabin belakang dipisahkan terutama untuk ambulans pasien infeksi
 Lampu Rotary/Blitz Light Bar Oval (warna

merah)

  Termasuk Speaker
  Mengikuti UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

  Dipasang disekeliling body mobil


  Mengikuti UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Dapat menjangkau sudut-sudut sulit dalam ambulans

77
Bawaan Pabrik
 Tool kit
 Dongkrak
 Ban cadangan

78
79
80
81
82
83
Jenis Alat

a. Umum /Pemeriksaan

Tabel 3.2.a
Peralatan medis pada ambulans gawat darurat

Nama Alat Spesifikasi teknis

84
 Tensimeter / Wall Aneroid  lebih spesifik (tensimeter

Sphygmomanometer lapangan menggunakan jarum)

Dapat melakukan tindakan pertolongan basic life

85
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

20

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS


 (satu stetoskop dewasa dan anak)
Stetoskop

86
  Reflex hammer 
  Pemeriksaan gula  darah dengan stick

 minimal dengan pencahayaan



Senter
halogen

87
88
b. Airway set

  Termometer digital
  Neck Collar
  Orophrengael Airway set

 Ukuran dewasa

 Ukuran dewasa

 Ukuran dewasa

 Bahan steel

bayi sampai bayi sampai bayi sampai

stainless

stainless bayi sampai

  Endotracheal Airway set


  Forcep Magill

Tube

89
  Tongue Spatel
  Nasoparingeal Airway
  Mouth gauge 

 Bahan steel

 Ukuran dewasa

90
 Laryngoscope set bayi  terdiri dari handle dan blade berbagai ukuran
 Laryngoscope set
 terdiri dari handle dan blade berbagai ukuran
dewasa

91
  Canule Suction
  Laringeal Mask Airway
  Stillet/mandrain

 Ukuran bayi sampai dewasa, bahan soft

 Ukuran anak- dewasa

 Ukuran bayi- dewasa

92
 Suction  Electric/manual

93
c. Breating set

  Bag Valve Mask + reservoir


  CPR Mask
  Canule bag
  Nasal Canule

 Ukaran bayi- dewasa

 Ukuran dewasa

 Ukaran bayi- dewasa

 Ukaran bayi- dewasa

94
 Oxygen Mask with
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

 Ukaran bayi-

95
21

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

tubing
 Rebreathing Mask

dewasa
 Ukaran bayi-

dewasa
 Ukaran bayi-

dewasa

 Minimal terdapat PEEP/CPAP

96
 Minimal parameter : ECG, SpO2, NIBP

 Minimal model FingerTip

Ukuran 14, 16, 18, 20, 22

AED

Soft case

3 ukuran : 25, 50 dan 100 cm

  Non Mask
  Ventilator mobile/portable
  Patient Monitor
  Pulse Oxymetri

97
  Infus set
  IV kateter
  Cairan infus
  Folley Kateter + urine bag
  Alat bandaging set
  Spuit
  Defibrilator
  Scoope Stretcher
  Extrication device
  Head Immobilizer
  Spalk
  Safety belt

Rebreathing

 Tabung oksigen  Minimal 2 tabung ukuran 0.2 m3, bahan aluminium, dilengkapi
portable regulator.

98
99
d. Circulationset

100
101
 Long Spine Minimal dilengkapi dengan 3 buah webbing pengikat dengan buckle, X- Ray
Board Translucent

102
e. Alat Stabilisasi dan Ekstrikasi Set

103
 Wound toilet Terdiri atas gunting, perban, elastic perban, mitela, kasa steril, balut cepat,
set plester

104
 Roll in Cot/ chair in cot Ambulansce
 Stretcher/ Brankard Ambulan
 Dilengkapi matras

105
f. Transport Evakuasi

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

22

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

dan safety belt  otomatis

 Baby Incubator Transport Portable   Kontrol suhu ± 27 s/d 38oC


  Dilengkapi alarm
  Dilengkapi UPS
  Disesuaikan

Folding Trolley

106
 Sumber Listrik

berasal dari AC/DC

g. Lain-lain

 Kunci Inggris 

 Handscoen
 Masker
 APD
 Apron
 Cairan Disinfektan  Google

107
 Jas Hujan
 Payung
 Rescue Tool
 Senter Rescue  Helm Rescue  Sepatu
Boot

 Urinal dan pispot 

Perlengkapan Obat- Obat


Peralatan untuk gawat khusus

Khusus ambulans darurat


 Obstetric Set   Partus Set
  Penghisap lender

Bayi

108
  Sarung Tangan
  Handuk
  Laken

 Obat bantuan hidup/ life support/ life savety


 Tergantung dari jenis pelayanan yang dilakukan

Interior Lantai

Langit-langit

Tabel 3.2.b Interior ambulans gawat darurat

Keterangan

: Bahan lantai dari non porosif, anti bakteri dan mudah dibersihkan.

Penutup mesin yang terdapat di ruang pasien dilapisin bahan non porosif, anti bakteri dan
mudah dibersihkan.

: Plafon standar karoseri, bahan dari non porosif,

109
110
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

23

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

anti bakteri dan mudah dibersihkan.

111
112
Lemari Peralatan dan Obat

 

 

 

 

 

 

Penempatan pada sisi kanan kabin pasien. Ukuran disesuaikan dengan media interior
kendaraan
Berbahan non porosif dan mudah dibersihkan.

Minimal playwood tebal 15mm dan dilapis dengan acrylic


pintu sliding berbahan mika
dapat menampung oksigen central, peralatan pendukung dan obat-obatan

Digunakan untuk meletakkan /mendudukkan stretcher di dalam ambulans Reel & Stopper dari
Stainless Steel
Cover base dilapisi Vinyl dan penutup Stainless Steel lengkap dengan pengunci stretcher

Terdapat ruang untuk penyimpanan Long Spinal Board atau Scoop Stretcher
Khusus Untuk kelas mesin 1500 cc (system pemasangan incubator portable dan stretcher tidak
bersamaan) maka base stretcher harus dilengkapi dengan “kunci” trolley incubator.

Bahan jok disesuaikan dengan karoseri Dilengkapi dengan seatbelt untuk penumpang depan 2
buah

113
Landasan Strecher)

Strecher

(Base :

114
Tempat Duduk Depan

115
Tempat duduk multifungsi untuk petugas/pendamping.

: Disediakan tempat duduk multifungsi untuk petugas/pendamping di sebelah pasien (stretcher),


ukuran menyesuaikan, model box dapat dibuka/ditutup dengan mudah dan terdapat ruang yang
dapat digunakan untuk penyimpanan alat-alat.

116
Tempat Duduk Belakang (Putar) :

Sistem Gas Medik


Oxygen Portable :

Bahan lentur, mudah dibersihkan, anti kuman, dan nyaman (minimal plywood dengan busa dan
dilapisi bahan kulit sintetis)
 Bahan jok disesuaikan dengan karoseri

  Minimal berjumlah 1 buah (khusus untuk petugas)


  Tabung oksigen sebanyak minimal 1 tabung dengan kapasitas/volume minimal 0.5
m3
  Regulator Oksigen dilengkapi dengan Flowmeter yang dapat diatur :0 – 15lpm
  Tabung oksigen harus diberikan pengikat

agar tidak jatuh apabila kendaraan sedang berjalan.

117
118
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

24

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

119
120
Oxygen Central :

  Silinder/tabung oksigen disarankan berbahan aluminium


  Tabung oksigen minimal sebanyak 2 tabung, dengan kapasitas/volume minimal 1
m3
  Terdapat minimal Regulator High pressure 2 bh
  Dapat dioperasikan dengan valve On/Off secara manual dan dianjurkan terdapat
alarm/25ntercom25 saat Oksigen akan habis.
  Selang oksigen tekanan tinggi dengan konektor 25nterc press sebanyak 1 set
  Flowmeter dan humidifier sebanyak 1 set, dipasang pada wall outlet, dilengkapi
dengan tulisan OXYGEN.
  Penyimpanan tabung oksigen terletak dalam lemari yang dilengkapi dengan pintu
dan diikat dengan sabuk agar tidak bergerak saat kendaraan berjalan

 Sesuai Permenkes No.1204 Tahun 2004, mengenai wadah dan pewarnaannya

Sistem Pengelolaan Limbah Tempat Sampah Medis

Sistem Kelistrikan
Inverter :

Amplifier Sirene : Lampu Penerangan :

 

 

121
Kapasitas minimum 1000 VA (sinus wave) Dilengkapi Overload Alarm (Alarm berbunyi saat
kelebihan beban)
Battery Lowshutdown (Battery Lemah Otomatis Non Aktif)

Satu jenis suara high-low “TWO TONE” Kompresi level suara : ≥ 40 – 200 dBA (setara 200 –
10.000 Hz)
Terdapat Mic

122
123
Disediakan lampu penerangan pada plafon
 Lampu plafon : TL/LED dengan output min

200 Lux
 Lampu Halogen : 2 bh dengan masing-

masing outputnya min 500 Lux atau 50 W Lampu Halogen dipasang pada plafond dan dapat
digeser-geser sesuai kebutuhan.

 : Model Spotlight dipasang pada kabin pasien bagian belakang dan bisa berputar
 : Sesuai dengan kebutuhan ambulans transport

124
125
Lampu Sorot

UPS

Sistem Informasi dan komunikasi

Sistem Komunikasi :

 Frekuensi yang dipakai sesuai peraturan

126
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

25

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

127
Outlet Antenna Coax Intercom

GPS

perundangan yang berlaku.

  TerkoneksidenganSPGDT
  Sesuai dengan system komunikasi yang

dipakai.

  Ada komunikasi 26ntercom antara kabin

depan dan belakang (untuk ambulans

pasien air borne infeksi)

128
  Minimal dapat menampilkan keberadaan

ambulans pada suatu daerah.

: Minimal Double Blower

129
Sistem Tata Udara
AC (Air Conditioner)
Perlengkapan pendukung
Alat Pemadam Kebakaran :

  Berukuran1kg
  JenisAlatPemadamApiRinganWaterMist

Berbahan Foam

  Ditempelkan pada lemari obat bagian

belakang dekat pintu belakang kendaraan

  Disediakan gantungan infus di atas pasien tepat dipasang di plafon, gantungan


tersebut dapat digeser-geser disesuaikan dengan

130
kebutuhan

  Dilengkapi dengan strap/pengikat


  Terbuat dari bahan stainless Steel
  Berjarak minimal 90 cm dari strecher

131
132
Gantungan Infus

133
Jenis 4 x 2 Spesifikasi Kendaraan

Model :

Tabel 3.2.c Exterior ambulans gawat darurat

134
135
Dimensi (lebar, panjang, tinggi) Landasan

::

Keterangan

Minibus Modifikasi Ambulans (Dapat menampung peralatan dan memungkinkan petugas


kesehatan melakukan tindakan)

Dapat menampung peralatan dan memungkinkan petugas kesehatan melakukan tindakan

 Sertifikat Uji type landasan untuk mobil penumpang (basic kendaraan chassis atau pick up).

 Instansi yang mengeluarkan pengesahan Uji Type Landasan kendaraan dan Emisi adalah
Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat.

136
137
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

26

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

Warna : System Kemudi :

Pintu Belakang :

Logo dan Tulisan :

Lain-Lain (Assesoris)

Kaca :

138
Kaca Film kabin pasien :

Kaca depan dan samping kiri : kanan pengemudi

Parking sensor dan/atau spion : belakang

Kabin depan dan kabin belakang : Light Bar :

Lampu Bantu Hazard :

Lampu tembak : perlengkapan kendaraan

Putih (mengikuti permenkes No.882/2009)

Power steering (original Bawaan Chasis)

untuk ukuran ambulans Medium sebaiknya dipasang Stabilizer (Optional) untuk mengimbangi
stabilitas dan optimal saat kendaraan dioprasionalkan.

139
140
Model Hatchback

Tersedia Bumper Guard terbuat dari stainless steel berguna untuk pelindung benturan apabila
stretcher dimasukkan ke dalam ambulans, ukuran disesuaikan

Mengikuti permenkes No.882/2009 tentang Pedoman Penanganan Evakuasi Medik, bahan


cutting stiker type reflektif

 

 

Tempered min 3mm Gelap(80%) Transparan

Spion kendaran original bawaan cabin asli, Parking sensor bisa Optional.

141
kabin depan dan kabin belakang dipisahkan terutama untuk ambulans pasien infeksi
 Lampu Rotary/Blitz Light Bar Oval (warna

merah)

  Termasuk Speaker
  Mengikuti UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

  Dipasang di sekeliling body mobil


  Mengikuti UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Dapat menjangkau sudut-sudut sulit dalm ambulans


 Tool kit
 Dongkrak

142
Terdapat symbol cross of life Keterangan

143
144
145
146
147
 Ban cadangan

148
 Jenis 4 x 4
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

27

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

Spesifikasi Kendaraan Model

Dimensi (lebar, panjang, tinggi) Landasan

Warna
Pintu Belakang

Roda Ban

149
Logo dan Tulisan

Lain-Lain (Assesoris)

System Kemudi

Kaca

Kaca Film kabin pasien

Kaca depan dan samping kiri kanan pengemudi

Parking sensor dan/atau spion belakang

Kabin depan dan kabin belakang

Keterangan

 : Minibus Modifikasi Ambulans (Dapat menampung peralatan dan memungkinkan


petugas kesehatan melakukan tindakan)
 : Dapat menampung peralatan dan memungkinkan petugas kesehatan melakukan
tindakan
 : Dilakukan Uji Landasan.

Instansi yang mengeluarkan pengesahan Uji Type Landasan kendaraan dan Emisi
adalah Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat.

 : Putih (mengikuti permenkes No.882/2009)


 :  Model Hatchback/kupu-kupu

 Tersedia Bumper Guard terbuat dari stainless steel berguna untuk pelindung
benturan apabila stretcher

n

 : Off Road velg Minimal 15” Alloy Wheel

150
151
152
153
154
Standar ban radial tubeless

:
 Handal di segala medan

:

Mengikuti permenkes No.882/2009 tentang Pedoman Penanganan Evakuasi Medik, bahan


cutting stiker type reflektif

 Terdapat symbol cross of life

Keterangan

 : Power steering (original Bawaan Pabrik)


 : Tempered min 3mm

155
 : Gelap(80%)
 : Transparan
 : Spion kendaran original bawaan cabin asli, Parking sensor bisa Optional.
 : kabin depan dan kabin belakang dipisahkan terutama untuk ambulans pasien infeksi

156
157
158
Light Bar :

 Lampu Rotary/Blitz Light Bar Oval (warna merah)

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

28

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

159
160
Lampu Bantu Hazard

Lampu tembak

  Termasuk Speaker
  Mengikuti UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

  Dipasang disekeliling body mobil


  Mengikuti UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

161
Dapat menjangkau sudut-sudut sulit dalam ambulans

Bawaan Pabrik
 Tool kit
 Dongkrak
 Ban cadangan

Sling/winch : perlengkapan kendaraan

162
163
Interior
Lantai :

Langit-langit : Lemari :

Tempat duduk Belakang : Tempat Duduk Depan :

Sistem Kelistrikan
Lampu dan Amplifier Sirene :

Lampu Penerangan (disesuaikan :

Keterangan

Bahan lantai dari non porosif, anti bakteri dan mudah dibersihkan.

164
Bahan lantai dari non porosif, anti bakteri dan mudah dibersihkan.
 Ukuran disesuaikan dengan media interior

kendaraan

  Berbahan non porosif dan mudah

dibersihkan.

  Terdapat Minimal 10 Kantong Jenazah

dengan spesifikasi khusus.

 Minimal2orang
 Bahan jok disesuaikan dengan karoseri
 Dilengkapi dengan seatbelt untuk

penumpang depan 2 buah

 Kompresi level suara : ≥ 40 – 200 db

 Terdapat Mic

 Lampu rotary/blitz light bar oval

Disediakan lampu penerangan pada plafon


 Lampu plafon : TL dengan output 2x5 W

atau 1x10 W
 Lampu Halogen : 2 bh dengan masing-

masing outputnya min 500 Lux

Tabel 3.3.a Interior Kereta Jenazah

165
166
167
168
169
dengan Peraturan Prasarana Kesehatan)

Lampu Sorot

Sarana

170
Sistem Informasi dan Komunikasi

: Model Spotlight dipasang pada belakang kendaraan dan bisa berputar

171
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

29

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

172
Sistem Komunikasi :

Sistem Tata Udara


AC (Air Conditioner)
Perlengkapan pendukung
Alat Pemadam Kebakaran :

Exterior

 Jenis 4 x 2 Spesifikasi Kendaraan


Model :

 Frekuensi yang dipakai sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

 TerkoneksidenganSPGDT Minimal Double Blower

173
 Berukuran1kg
 JenisAlatPemadamApiRinganWaterMist

Berbahan Foam

Tabel 3.3.b Kereta Jenazah

Keterangan
Minibus Modifikasi Ambulans

 Hitam

 Model Hatchback

 Dapat digunakan untuk menjaga agar keranda mayat tetap stabil

174
:

175
176
Warna Mobil Pintu Belakang Pengunci keranda

:::

177
178
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

30

PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

5.2 Contoh Gambar Ambulans Transport

179
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

31

180
PEDOMAN TEKNIS AMBULANS

5.3 Contoh Gambar Ambulans Gawat Darurat

181
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen. BUK, KEMKES-RI

32

182

Anda mungkin juga menyukai