Anda di halaman 1dari 12

Lampiran 1 Surat Keputusan Direktur

Rumah Sakit.......................................
Nomor :
Tanggal
Tentang Panduan Panduan Pelayanan Ambulance
di Rumah Sakit ................

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pada awalnya ambulan dibuat sederhana, yaitu dari gerobak roda dua untuk membawa prajurit
sakit atau terluka karena perang, yang tidak mampu berjalan.
Kata ambulan berasal dari ambulare kata latin, yang berarti berjalan. Ambulan pertama khusus
digunakan untuk mengangkut pasien ke fasilitas kesehatan, dikembangkan di akhir 1700-an di
Perancis oleh Dominique-Jean bedah-in-chief di tentara Napoleon. Larrey mencatat bahwa butuh
waktu, perhatian penuh untuk tentara yang terluka dan harus dibawa ke rumah sakit lapang
sebagian besar dari mereka meninggal pada saat membutuhkan bantuan. Untuk bantuaan
transportasi yang cepat, dia merancang kereta bertandu yang didorong dan dikelola oleh petugas
medis dan asistennya.
Korp ambulan militer pertama di Amerika Serikat diselenggarakan pada ambulan sipil pertama
kali Amerika Serikat diselenggarakan tiga tahun sekali di Cincinnati Commercial Hospital. Pada
pergantian abad ini, rumah sakit yang besar memilik ambulan pribadi yang bermotor pertama kali
digunakan dalam operasi di Chicago pada tahun 1899.
Hingga saat ini, ambulan mengalami perkembangan yang pesat mulai ambulan sederhana,
BLS, sampai ALS. Ambulan dapat dioperasikan oleh perusahaan Rumah sakit, pemadam kebakaran,
polisi atau lembaga lain. Emergency Medical Service (ambulan gawat darurat Amerika Serikat)
lambang star of life. The star of life didesain oleh Leo R. Schwartz ke EMS pada National Highway
Traffic Safety Administration (NHTSA) saat lambang star of life dirancang karena ada keberatan
dari Amerika Serikat tetntang pengguanaan Palang Kuning Omaha yang menurut mereka merupakan
dari lambng palang merah internasional. Amerivan Medical Association (AMA), menggunakan

1
palang enam yang dipatenkan sebagai lambang EMS pada 1 Februari !977. enam palang biru
menggambarkan. enam point fungsi dari Emergency Medical Services atau EMS.
Palang enam tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Detection
2. Reporting
3. Response
4. On scene care
5. Care in transit
6. Transfer to Definitive Care
Ular dan tongkat pada lambang ini menggambarkan tongkat dewa atau menurut mitologi Yunani
ia merupakan dewa penyembuh dan putra Apollo. NHTSA sampai saat ini selalu memonitor
penggunaan lambang ini di Amerika penggunaan lambang ini diberikan pada :
 Pengidentifikasian pada peralatn medis, perlengkapan penunjang (ambulan dan non ambulan)
 Menunjukkan lokasi untuk pusat pelayanan kegawatdaruratan.
 Digunakan sebagai tanda yang dipakai seseorang yang sudah memahami EMS.
 Digunakan pada peralatan EMS seperti badges, plakat, buklet.
 Digunakan pada buku, manual, laporan atau materi cetak lain yang... EMS.
 Dipakaiai oleh tenaga administrasi.
Di Indonesia sendiri lambang ini mulai popular setelah Indonesia menggunakan Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) yang sedikit mengadopsi di EMS.
Pelayanan emergency umum untuk pasien yang datang akan langsung dilakukan tindakan
sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya. Bagi pasien yang tergolong emergency (akut) akan
langsung dilakukan tindakan menyelamatkan jiwa pasien (life saving) pasien yang tergolong
tidak akut dan tidak gawat akan dilakukan pengobatan sesuai dengan kebutuhan dan kasus
masalahnya yang setelah itu akan dipulangkan kerumah. Salah satu respon pelayanan emergency
sehari-hari yang diimplementaskan kebanyakan rumah sakit adalah layanan ambulan.
Emergency ambulan (ambulan gawat darurat) adalah unit transportasi yang didesain khusus
yang berbeda dengan transportasi lainnya. Ambulan gawat darurat agar dapat menangani pasien
gawat darurat, memberikan pertolongan pertama melakukan perawatan intensif selama dalam
perjalanan menuju rumah sakit. Ambulan gawat darurat juga harus memenuhi aspek hygiene dan
ergonomis, ambulan gawat darurat juga harus dilengkapi dengan peralatan yang lengkap
dioperasikan oleh petugas yang profesional di bidang pelayanan gawat darurat.

2
Kebutuhan akan ambulan gawat darurat menjadi sangat penting sebagai rantai dalam
pelayanan kesehatan dan emergency respons plam baik di rumah sakit atau public service atau
perusahaan. Ambulan gawat darurat merupakan sarana pelayanan darurat diluar rumah sakit (pra
hospital) dengan kata lain sarana kesehatan mendatangi pasien/korban, bukan pasien atau koban
yang mendatangi kesehatanan. Dengan demikian respons time pertolongan darurat dapat dijamin
cepat dan tepat dan terhindar dari keterlambatan.

2. TUJUAN
1. Pertolongan pasien Gawat Darurat Pra Rumah Sakit
2. Mendekatkan sarana pelayanan kesehatan gawat darurat kepada pasien/korban atau kegiatan
yang berisiko timbulnya kecelakaan/gawat darurat medik
3. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pasien dengan kasus gawat darurat medik/trauma
4. Pengangkutan pasien gawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi tempat tindakan
definitif atau ke Rumah Sakit
5. Sebagai kendaraan transport rujukan pasien

3. PENGERTIAN
a. Definisi ambulan adalah kendaraan yang dirancang khusus untuk mengangkut orang yang
terluka untuk mendapatkan fasilitas medis. Kebanyakan ambulan adalah mobil meskipun
helikopter,pesawat terbang dan perahu juga dapat digunakan. Interior dan desain ruang untuk
satu atau lebih pasien ditambah beberapa personel gawat darurat juga berisi berbagai
perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk diberikan kepada pasien saat perjalanan.
b. Katagori ambulan berdasarkan kebutuhan dan tingkat kesulitan lokasi
1. Ambulan darat (ground ambulance), dibedakan 3 katagori :
a. Ambulance Transport :
Ambulan ini digunakan untuk pasien yang tidak memerlukan tindakan
khusus/tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan
timbul kegawatan selama dalam perjalanan.
Peralatan yang berada pada ambulan transport merupakan peralatan yang sederhana
meliputi :
1. Tabung oksigen dengan kanule dan masker
2. Suction Pump

3
3. Peralatan medis untuk evaluasi tanda-tanda vital (tensimeter,termometer)
4. Peralatan stabilisasi
5. Strecher/tandu dan kursi roda
6. Peralatan komunikasi : radio komunikasi
b. Ambulance basic
Ambulan ini digunakan untuk pasien yang tidak memerlukan tindakan khusus, tetapi
memiliki peralatan untuk melakukan penyelamatan jiwa pasien (life saving) dilokasi
kejadian.Ambulan ini juga dapat digunakan untuk melakukan transport rujukan ke
fasilitas pelayanan rumah sakit yang lebih baik.
Peralatan yang berada pada ambulan basic ini meliputi :
1. Peratan airway : Mouth gage, OPA, NPA, Suction pump
2. Peralatan breathing dan oksigenasi : tabung oksigen, nasal canule, masker
oksigen, bag valve and mask (BVM)
3. Peralatan circulation : infus set, IV line, cairan infus
4. Peralatan stabilisasi dan ekstrikasi : Scoop strecher, bidai/spalk kayu, neck
collar/spalk leher, long spine board, safe belt
5. Lain-lain : tensimeter, steteskop, thermometer, pen light, tounge spater, sarung
tangan, alkohol 70%, antiseptik, kasa steril, verban gulung, gunting, pincet
6. Peralatan komunikasi : radio komunikasi
c. Ambulance advance
Ambulan yang paling lengkap peralatanya dan dioperasionalkan oleh petugas yang
paling berpengalaman, ambulan ini digunakan untuk pertolongan pasien gawat
darurat dengan melakukan tindakan-tindakan medis yang definitif dan pemberian
obat-obatan gawat darurat.Ambulan advance juga berfungsi sebagai transportasi
rujukan pasien gawat darurat dengan berbagai kemungkinan yang timbul dalam
perjalanan. Peralatan yang berada pada ambulance advance ini meliputi :
1. Peratan airway : Mouth gage, OPA, NPA, Suction pump, laringoscope set, ETT
(endo trachel tube) adult- child- infant- baby, Neddle cricothiroidotomy
2. Peralatan breathing dan oksigenasi : tabung oksigen, nasal canule, rebreathing
masker/non rebreathing masker, bag valve and mask (BVM)
3. Peralatan circulation : infus set, IV line, cairan infus, balut cepat, obat-obat
emergency

4
4. Peralatan stabilisasi dan ekstrikasi : Traction splint, bidai/spalk kayu, neck
collar/spalk leher, long spine board, safe belt, extrication device
5. Peralatan monitor dan sterilisasi : EKG monitor + defibrilator, pulse oxymetri,
ventilator
6. Peralatan set bedah minor : arteri klem, pincet, heeting set, scaple, bisturi
7. Lain-lain : tensimeter, steteskop, thermometer, pen light, tounge spater, sarung
tangan, alkohol 70%, antiseptik, kasa steril, verban gulung, gunting, pincet,
eelastik perban, alumunium foil, elastis perban
8. Peralatan komunikasi : radio komunikasi
d. Ambulan laut (sea ambulance)
Peralatan yang disediakan pada ambulan laut sama seperti yang tersedia pada
ambulance advance, dilengkapi dengan peralatan water rescue seperti pelampung,
safe wire, peralatan komunikasi dan navigasi untuk mempermudah dalam melakukan
evakuasi dan transportasi.
e. Ambulan udara (air ambulance)
Sejak tahun 1960 pemerintah Amerika Serikat mengembangkan Air Medical Service
dan sekarang lebih dari 200 ambulan udara untuk sipil telah tersedia.
Keuntungan :
a. Transportasi cepat dan lancar tidak ada hambatan rambu lalu lintas
b. Akses menuju tempat kejadian cepat
c. Dapat menghindari rambu lalu lintas, kereta api, gunung dan penghalang lainya
d. Perjalanan masih mungkin dilakukan meskipun kondisi jalan tidak mundukung
e. Jika ambulan darat tidak memungkinkan dapat mencapai lokasi kejadian dengan
cepat
f. Jika kualitas pertolongan di lokasi kejadian tidak memungkinkan
g. Sangat jarang terjadinya kecelakaan ambulan udara dibandingkan dengan ambulan
darat

2. Spesifikasi mobil ambulan


Menurut Departemen Kesehatan RI, maka ambulan dapat dibagi menjadi
a. Ambulan Transportasi : membawa alat bantuan hidup dasar (basic life support) dan
alat evakuasi

5
b. Ambulan Paramedik : membawa alat bantuan hidup lanjut (advanced life Support)
termasuk ekokardiografi dengan defirilator dan obat-obatan serta perlengkapan untuk
menghadapi bencana

3. Spesifikasi ketenagaan medik


Ketenagaan pada ambulan sebaiknya jangan awam murni karena dapat mengakibatkan
cidera lebih lanjut, dalam satu ambulan sebaiknya ada 2 petugas terlatih :
a. First Responder/Penanggap Pertama : Orang awam yang telah mendapatkan pelatihan
gawat darurat lengkap
b. Paramedik dasar (paramedik I) : Tenaga perawat yang sudah mendapatkan pelatihan
gawat darurat dasar
c. Paramedik lanjutan (paramedik II dan III) : Paramedik dasar yang telah mendapat
pengetahuan dan pelatihan Gawat darurat lanjutan

4. Alur tugas Paramedik


a. Persiapan : Fase persiapan dimulai saat mulai bertugas atau kembali ke markas
setelah menolong pasien
b. Respons : Pengemudi harus dapat mengemudi dalam berbagai cuaca, cara
mengemudi harus dengan cara defensif (defensive driving). Rotator selalu
dinyalakan, sirene hanya dalam keadaan terpaksa.
c. Kontrol TKP : Diperlukan pengetahuan mengenai daerah bahaya, harus diketahui
cara parkir, serta kontrol lingkungan
d. Akses ke pasien : Masuk ke dalam rumah atau kedalam mobil yang hancur, tetap
harus memakai prosedur yang baku
e. Penilaian keadaan pasien dan pertolongan darurat : Hal ini sedapatnya dilakukan
sebelum melakukan ekstrikasi ataupun evakuasi
f. Ekstrikasi : Mengeluarkan pasien dari jepitan memerlukan keahlian tersendiri, pasien
mungkin berada di jalan raya, dalam mobil, dalam sumur, dalam air ataupun dalam
medan sulit lainya. Setiap jenis ekstrikasi memerlukan pengetahuan tersendiri agar
tidak menimbulkan cidera lebih lanjut
g. Evakuasi dan transportasi pasien

6
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Lingkup Area
1. Staf Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Staf Perawat
b. Staf Bidan
c. Staf profesional lain dan staf umum
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Pelayanan Ambulance adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Intensive Care Unit
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1. Ruang Perawatan Dewasa I
2. Ruang Perawatan Dewasa II
3. Ruang Perawatan Bedah dan Anak
4. Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan
5. Ruang Neonatal
6. Ruang Paviliyun I
7. Ruang Paviliyun II
8. Ruang Paviliyun III
B. Kewajiban Dan Tanggung Jawab Staf
1. Seluruh Staf Rumah Sakit wajib memahami tentang Panduan Pelayanan Ambulance
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggung jawab Pasien) Bertanggung jawab melakukan
Panduan Pelayanan Ambulance
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami Panduan Pelayanan Ambulance
b. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan Pelayanan Ambulance

7
BAB III
TATA LAKSANA

Pelayanan ambulan di Rumah Sakit Semen Gresik merupakan salah satu bagian dari
pelayanan di Instalasi gawat darurat untuk transportasi atau rujukan pasien .
1. Proses transportasi pasien adalah :
a. Ambulance Transport :
Ambulan ini digunakan untuk pasien yang tidak memerlukan tindakan khusus/tindakan
darurat untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama
dalam perjalanan.
1. Tatalaksana transportasi pasien
a. Persiapan peralatan ambulance meliputi :
1) Tabung oksigen dengan kanule dan masker
2) Suction Pump
3) Peralatan medis untuk evaluasi tanda-tanda vital (tensimeter,termometer)
4) Peralatan stabilisasi
5) Strecher/tandu dan kursi roda
6) Peralatan komunikasi : radio komunikasi

b. Tatalaksana permintaan ambulance


1. Unit kerja peminta mengisi formulir permintaan kendaraan ambulan, nama
pasien, keperluan, tujuan, jam, tanggal yang ditandatangani oleh pimpinan yang
bersangkutan dan diserahkan kepada koordinator pengelolaan ambulance,
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pemakaian yang sudah direncanakan diserahkan selambat – lambatnya 1 hari
sebelum keberangkatan
b. Permintaan segera/cito agar unit kerja terkait menjadwadwalkan sedini
mungkin
2. Koordinator kendaraan mengatur keberangkatannya termasuk pengendara, jenis
kendaraan dan tujuan perjalanan
3. Sebelum menjalankan tugas, petugas kendaraan harus menyiapkan :
a. Kondisi kendaraan meliputi :

8
 Kontrol/cek body kendaraan
 Kontrol bahan bakar minyak (BBM)
 Cek peralatan medis
 Cek kelengkapan peralatan dan surat – surat kendaraan
 Cek kelengkapan administrasi pasien
b. Pastikan pengendara mengetahui rute perjalanan ke tempat tujuan
c. Perlengkapan kerja meliputi pakaian kerja lengkap, alat tulis kantor dan alat
komunikasi
d. Selama menjalankan tugas pengendara ambulan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
 Mengucapkan salam
 Mempunyai kepekaan/tanggap terhadap kebutuhan pelanggan
 Tidak diperkenankan menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi
4. Setelah selesai menjalankan tugas, pengendara dan unit peminta menandatangani
surat permintaan kendaraan dengan mencatumkan jam dan kilometer perjalanan
5. Menyelesaikan administrasi yang diperlukan bila menangani pelanggan external
6. Mengucapkan terima kasih dan minta maaf kepada pelanggan setelah selesai
menjalankan tugas
7. Pengendara mencatat pada buku aktivitas harian meliputi nopol ambulan yang
dipakai, waktu, kilometer perjalanan dan uraian tugas

2. Pengelolaan Pelayanan kendaraan ambulan /mobil jenazah


a. Pelayanan ambulan dan mobil jenazah selama 24 jam
b. Pengelolaan kendaraan ambulan dibawah tanggung jawab Instalasi Gawat Darurat dan mobil
jenazah dibawah Bagian Umum dan Administrasi
c. Pelayanan permintaan pemakaian kendaraan ambulan untuk melayani kebutuhan transportasi
merujuk pasien, kebutuhan antar jemput pasien dan pembelian darah
d. Setiap pemakaian kendaraan ambulan dan mobil jenazah harus disertai dengan permintaan
yang ditandatangani oleh atasan langsung
e. Bila terjadi kekosongan kendaraan ambulan dan mobil jenazah dipertimbangkan untuk
melakukan koordinasi dengan biro jasa pelayanan ambulan/mobil jenazah yang ditunjuk oleh
perusahaan

9
f. Bila terjadi kekosongan tenaga pengendara dipertimbangkan untuk melakukan On Coll
g. Pemeliharaan dan perbaikan kendaraan ambulan/mobil jenazah dibawah koordinasi Bagian
Umum dan Administrasi

3. Pemeliharaan kendaraan ambulan/mobil jenazah


a. Pemeliharaan harian meliputi :
1. Pemeriksaan rutin kendaraan dilakukan setiap hari oleh Penanggung jawab kendaraan
2. Pemeriksaan kendaran ambulan/mobil jenazah meliputi :
 Pemeriksaan oli mesin
 Pemeriksaan air radiator
 Pemeriksaan air accu
 Pemeriksaan tekanan ban
 Pemeriksaan radiomedik
 Menghidupkan mesin kendaraan selama 10 – 15 menit
3. Hasil pemeriksaan penanggung jawab kendaraan dilaporkan kepada koordinator
kendaraan
4. Bila terjadi kerusakan ringan dapat ditangani sendiri oleh pengendara, bila kerusakan
berat dilakukan oleh Bengkel yang ditunjuk oleh perusahaan
5. Koordinator kendaraan membuat SPK (surat perintah kerja) sesuai dengan jenis
perbaikan, baik perbaikan rutin maupun non rutin

b. Pemeliharaan Bulanan meliputi :


1. Pemeriksaan rutin yang dilakukan setiap bulan sekali oleh pimpinan dan staf unit
kendaraan
2. Pemeriksaan kendaraan dilakukan secara periodik sesuai program yang ditetapkan
3. Pelaksanan pemeriksaan dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Umum dan Administrasi
4. Pemeriksaan bulanan kendaraan meliputi :
 Pemeriksaan body luar/dalam
 Pemeriksaan dan pengecekan mesin
 Pengecekan roda (baut roda dan tekanan angin)
 Pemeriksaan oli mesin

10
 Pemeriksaan oli transmisi
 Pemeriksaan oli gardan
 Pemeriksaan air radiator
 Pemeriksaan air accu
 Pemeriksaan rem termasuk minyak rem
 Pemeriksaan peralatan pemeliharaan kendaraan (kunci pas, kunci ring, kunci inggris)
5. Masing-masing penanggung jawab kendaraan melaporkan hasil pemeriksaan kendaraan
kepada koordinator kendaraan, meliputi kondisi kendaraan termasuk penentuan
kemungkinan adanya indikasi kerusakan
6. Setelah masing-masing kendaraan teridentifikasi kelayakannya, maka tim pemeriksa
melakukan tindak lanjut sesuai kebutuhan
7. Kepala Bidang Umum dan Administrasi bersama koordinator kendaraan melaporkan
kepada Kepala Rumah Sakit.

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Formulir permintaan pemakaian kendaraan : QAR/3310/009-01


2. Formulir pemeliharaan ambulan

BAB V
PENUTUP

Buku Panduan Pelayanan Ambulance ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan
pelayanan ambulan oleh staf Rumah Sakit ,,,,,,,,,,,,,,, dan tetap terbuka untuk evaluasi dan
disempurnakan dari waktu ke waktu guna perbaikan yang lebih optimal.

Ditetapkan di : ............................
Pada tanggal : 5 Juni 2015
RUMAH SAKIT ........................
Direktur,

11
dr .................................

12

Anda mungkin juga menyukai