Anda di halaman 1dari 18

Anggota Kelompok

1. Rani Alprianingsih (171142)


2. Regita Irsha P (171144)
3. Riska Ferdiana (171148)
4. Rizky Dinda M (171153)
5. Syabillah Oktaviany P (171165)
6. Ulfa Indah H (171172)
7. Widya Wahyu M (171181)
8. Winda Bunga (171183)
9. Yona (171187)
10. Yulia Maulida (171190)
11. Agnes Lufi D S (171196)
12. Supardi (171199)
AMBULANCE PROTOCOL
Kata ambulan pada zaman dahulu diartikan sebagai rumah sakit
yang berjalan yang selalu mengikuti ke mana suatu pasukan
perang pergi. Kata ambulan secara umum dihubungkan dengan
kendaraan motor emergency dengan peralatan emergency untuk
pasien dengan penyakit akut maupun trauma, yang sekarang
disebut sebagai ambulan emergency

Ambulan adalah alat transportasi


untuk membawa orang yang sakit
Definisi ataupun terluka menuju rumah
Ambulance sakit. Kata ambulan digunakan
untuk mendeskripsikan alat
transportasi yang memiliki
peralatan medis untuk pasien

Jadi ambulan adalah alat transportasi yang digunakan


untuk memindahkan orang sakit trauma ataupun non
trauma ke rumah sakit baik dalam keadaan emergency
ataupun non emergency yang dilengkapi dengan peralatan
medis yang memadai.
Tujuan penggunaan ambulan
adalah:
1. Pertolongan penderita Gawat Darurat
PraRumah Sakit.
2. Pengangkutan penderita Gawat Darurat
yang sudah distabilkan darilokasi kejadian
ke tempat tindakan definitif atau ke Rumah
Sakit.
3. Sebagai kendaraantransport rujukan.
Ambulan emergency
Jenis ambulan yang banyak didapat, dimana Ambulan transport pasien
ambulan ini menyediakan peralatan medis Jenis ambulan ini mempunyai fungsi
terhadap pasien dengan penyakit akut maupun hanya membawa pasien ke rumah
trauma. Jenis ambulan ini bisa berupa mobil, van, sakit ataupun ke pusat-pusat
kapal boat, ambulan udara. pelayanan medis

Macam-
macam Tipe
Fungsional
Ambulance

Respon unit Charity Ambulance


Adalah alat transportasi yang bertujuan untuk Tipe ambulan khusus untuk
bisa mencapai tempat dimana pasien dengan transportasi pasien dengan tujuan
penyakit akut secara cepat dan memberikan membawa anak kecil maupun orang
perawatan medis sementara namun kurang dewasa yang dengan perawatan jangka
dilengkapi fasilitas untuk transportasi pasien ke panjang untuk melakukan perjalanan di
rumah sakit luar rumah sakit untuk rekreasi
Model dan Keamanan (safety)
Bentuk
Ambulance Peralatan

1. Two way radio {Berfungsi untuk komunikasi antara kru


ambulan yang satu dengan kru ambulan yang lain}
2. Mobile data terminal {Berfungsi untuk informasi dua arah
mengenai kejadian, tugas yang harus dilaksakan, maupun
merekan waktu kapan ambulan datang dan meninggalkan
lokasi kejadian.}
3. CCTV {Berfungsi sebagai pembuktian terhadap kasus
dimana kru ambulan dituduh melakukan malpraktek.}
4. Ramp (jalan lereng) {Berfungsi untuk mengangkut beban
berat kedalam ambulan tanpa perlu mengangkat.}
5. Trauma lighting {Merupakan “special lighting” dimana
digunakan bila pasien mengalami fotosensitif}
6. Air conditioning {berfungsi untuk menjaga temperature
didalam mobil ambulan untuk pasien yang dirawat juga
berfungsi untuk memfilter bakteri pathogen yang ada di
udara}
Persyaratan Ambulance Gawat Darurat
1. Idealnya sampai di tempat pasien dalam waktu 6-8 menit
agar dapat mencegah kematian karena sumbatan jalan
nafas, henti nafas, henti jantung atau perdarahan massif
“to save life ang limb”.
2. Berkomunikasi dengan pusat komunikasi, rumah sakit dan
ambulan lainnya.
3. Melakukan transportasi pasien dari tempat kejadian ke RS
atau dari RS ke RS lain.
4. Menjadi RS lapangan dalam penanggulangan bencana.
5. Mampu menganggulangi gangguan A (airway), B
(breathing), C (circulation) dalam batas-batas Bantuan
Hidup Dasar (BHD).
6. Juga dilengkapi dengan alat-alat ekstrikasi, fiksasi,
stabilisasi dan transportasi.
7. Dilengkapi dengan semua alat/ obat untuk semua jenis
kegawatdaruratan medic.
Teknis Kendaraan
1. Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
2. Tanda pengenal kendaraan : di depan – dawat darurat/ emergency,
disamping kanan dan kiri tertulis : ambulan dan logo : Star of Life,
bintang enam biru dan ular tongkat
3. Menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang
pengemudi
4. Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas
5. Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
6. Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat
7. Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien
8. Lemari obat dan peralatan
9. Tersedia peta wilayah dan detailnya
10. Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air
limbah
11. Sirine dua nada, dll
Saat menuju ke tempat penderita boleh
menghidupkan sirine dan dan lampu rotator

Mematuhi peraturan lalu lintas


yang berlaku
Tata Tertib
Kendaraan
Kecepatan kendaraan kurang dari
40 km di jalan biasa, 80 km di jalan
bebas hambatan

Petugas memakai seragam


ambulan dengan identitas yang
jelas
Ambulance Protocol
 Langkah operasional ambulan trauma meliputi :
a. Predispatch (Persiapan Pemberangkatan)
Sebelum berangkat ke tempat kejadian petugas harus
mengetahui secara jelas lokasi yang akan dituju
b. Dispatch (Pemberangkatan)
Petugas ambulan harus memastikan ulang kepada tim
EMS tentang kebenaran panggilan, kepastian lokasi
panggilan, berapa jumlah korban, kondisi korban, nomer
telpon pemanggil dan alat-alat tambahan yang harus
dipersiapkan untuk menentukan ambulan jenis apa yang
harus diberangkatkan.
c. Travel To The Scene (Menuju Lokasi Emergensi)
Respon yang cepat ke lokasi kejadian merupakan halter
penting pada fase ini, Hidupkan sirine dan lampu rotator
untuk mempercepat perjalanan menuju lokasi kejadian
Next……

d. Actions At The Scene (Di Lokasi Emergensi)


Setelah sampai di lokasi kejadian pastikan kondisi aman
terlebih dahulu, bergegaslah menyikapi situasi lingkungan
setelah datang di lokasi kejadian. pengkajian, tindakan,
evaluasi dan keputusan transport pada korban dilakukan
pada fase ini.

Yang
dilakukann
Pengkajian Gadar Trauma
A. Primary Survey
- Scene Survey (persiapan) :
1. Siapkan universal precaution yang dibutuhkan
(handscoon, helm, pelampung, dll)
2. Pastikan jumlah korban seimbang dengan jumlah
penolong/ ambulan
3. Pastikan lingkungan korban aman
4. Siapkan peralatan yang dibutuhkan (peralatan
oksigenasi, long blackboard, cervical colar, trauma
box, dll)
5. Tanyakan mekanisme cidera korban (jatuh ,
kebakaran, kecelakaan mobil/ motor, tabrakan mobil
arah depan/ samping)
- Initial Assesment
1. Periksa keadaan umum korban
2. Periksa kesadaran dengan AVPU (alert, verbal,
pain, unrespond)
3. (A) Airway. Periksa bunyi jalan nafas abnormal
(snoring, gurgling, stridor). Jika abnormal
lakukan head tilt chin lift, finger swab,
suction, atau pasang orofaringeal tube.
4. (B) Breathing. Hitung RR, kedalaman nafas.
Jika RR <8x/menit = baging ambubag
10x/menit. Jika RR >24x/menit, tanda sesak
nafas = beri oksigen sesuai kebutuhan.
5. (C) Circulation. Periksa nadi radialis, jika nadi
>100x/menit dan lemah, akral dingin, pucat =
tanda shock. Periksa apakah ada perdarahan
= stop perdarahan, pasang infuse NS loading
cepat.
B. Secondary Survey
1. Ulangi initial assessment
2. Monitor irama jantung, saturasi O2, kadar
CO2 (kuasai nilai normalnya)
3. Monitor TTV (kuasai nilai normalnya)
4. Monitor GCS, pupil, motorik-sensorik pada
ekstremitas
5. Periksa lengkap head to toe (kepala sampai
ujung kaki). Temukan tanda abnormal akibat
cidera dengan : inspeksi (DCAPBLS),
auskultasi, palpasi (TIK)
C. Load ang Go (angkat dan bawa dengan
ambulan ke RS)
Next………………

e. Travel To The Hospital (Menuju Rumah Sakit)


Rumah sakit rujukan tidaklah harus memiliki
fasilitas yang lengkap namun khusus pasien
trauma maka sesuai standart ATLS (advanced
trauma life support) dua syarat utama rumah
sakit rujukan yaitu yang terdekat dan paling
memadai sesuai dengan kondisi pasien.
Kru ambulan harus memantau kondisi pasien
menit demi menit, mengkaji ulang tindakan,
evaluasi dan dokumentasi harus dilakukan pada
fase ini. Jarak 200 meter sebelum pintu masuk
rumah sakit rujukan sirine harus dimatikan.

Anda mungkin juga menyukai