TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Hukum :
a. Undang undang Penanggulangan Bencana Nomor 24 tahun
2007
b. Undang undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009
c. Undang undang Rumah Sakit No 44 tahun 2009
d. S.K. MENKES No, 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar
IGD RUMAH SAKIT
e. Kepmenkes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang
Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik.
f. Kepmenkes No 143/Menkes-kesos/SK/II/2001, tentang
Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik. Diperlukan
standarisasi perlengkapan umum dan medik pada kendaraan
ambulans AGDT, khususnya untuk keseragaman dan
peningkatan mutu pelayaan rujukan kegawat daruratan medik.
2. Acuan Lain :
Surat Ketua IKABI, nomor 005./IKABI/PP/VIII/2002, tanggal
12 Agustus 2002, perihal : Spesifikasi AGD 11B Home page :
http://www.ikabi.or.id Diperlukan rekomendasi komisi trauma IKABI
atas ambulans yang dibuat atau di supplay oleh perusahaan
karoseri lokal.
3. Yang diatur dalam Kepmenkes 143/Menkes-Kesos/SK/II/2001
adalah jenis kendaraan :
a. Ambulans Transportasi
b. Ambulans Gawat darurat
c. Ambulans Rumah sakit lapangan
d. Ambulans Pelayanan medik bergerak
e. Kereta Jenazah
f. Ambulans Udara
1) Cervical collar
2) Spinal board
3) Splint
4) Stracher
5) Bantal pasir
6) Spalk
2. DISPACTH (Pemberangkatan)
Petugas ambulan harus memastikan ulang kepada tim EMS
tentang kebenaran panggilan,kepastian lokasi panggilan
,berapa jumlah korban,kondisi korban,nomer telpon pemanggil
dan alat alat tambahan yang harus dipersiapkan untuk
menentukan ambulan jenis apa yang harus diberangkatkan.
3. TRAVEL TO THE SCENE (Menuju Lokasi Emergensi)
Respon yang cepat ke lokasi kejadian merupakan hal
terpenting pada fase ini, Hidupkanlah sirine dan lampu rotator
untuk mempercepat perjalanan penuju lokasi
kejadian,mematuhi peraturan lalulintas yang berlaku,diaman
kecepatan kendaraan < 40 km di jalan biasa dan 80 km di jalan
bebas hambatan
4. ACTIONS AT THE SCENE (Di Lokasi Emergensi)
Setelah sampai dilokasi kejadian pastikan kondisi aman
terlebih dahulu,bergegaslah menyikapi situasi lingkungan
setelah dating dilokasi kejadian.pengkajian,tindakan,evaluasi
dan keputusan transport pada korban dialkukan pada fase ini.
5. TRAVEL TO YHE HOSPITAL (Menuju Rumah Sakit)
Rumah sakit rujukan tidaklah harus memiliki fasilitas yang
lengkap namun kusus pasien trauma maka sesuai standart
ATLS (advanced trauma life support) dua syarat utama rumah
sakit rujukan yaitu yang terdekat dan paling memadai sesuai
dengan kondisi pasien.
Kru ambulan harus memantau kondisi pasien menit demi
menit,,menkaji ulang tindakan,evaluasi dan dokumentasi harus
dilakukan pada fase ini. Jarak 200 meter sebelum pintu masuk
rumah sakit rujukan sirine harus dimatikan.
B. PROTOKOL AMBULAN MEDIC (NON TRAUMA)
Sebuah ambulan modern yang dilengkapi dengan berbagai
perlengkapan canggih kusus untuk kasus non trauma,dalam
kondisi siap untuk memberikan pelayanan kapanpun dan
dimanapun apabila terjadi kasus medic/non trauma. Langkah
operasional ambulan medic/non trauma meliputi.
1. PREDISPATCH (Persiapan Pemberangkatan)
Sebelum berangkat ketempat kejadian petugas harus
mengetahui secara jelas lokasi yang akan dituju untuk
mempermudah tim ambulan menemukan lokasi pemanggil,
selain itu petugas ambulan juga harus menguasai jalur
alternatif sehingga ambulan akan cepat sampai di lokasi
kejadian.
Petugas ambulan harus mempersiapkan kondisi ambulan.dan
di dalam ambulan tersebut harus ada alat alat stanadart ,yaitu:
1) Tabung oksigen lengkap dengan peralatannya.
2) Portable monitor
3) Alat resusitasi lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
4) Suction pump
5) Oximetri
6) Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
7) Sarung tangan disposable
8) Emergency bag.(obat-obatan emergency)
9) Alat komunikasi
2. DISPACTH (Pemberangkatan)
Petugas ambulan harus memastikan ulang kepada tim EMS
tentang kebenaran panggilan,kepastian lokasi panggilan
,berapa jumlah korban,kondisi korban,nomer telpon pemanggil
dan alat alat tambahan yang harus dipersiapkan untuk
menentukan ambulan jenis apa yang harus diberangkatkan.
3. TRAVEL TO THE SCENE (Menuju Lokasi Emergensi)
Respon yang cepat ke lokasi kejadian merupakan hal
terpenting pada fase ini, Hidupkanlah sirine dan lampu rotator
untuk mempercepat perjalanan penuju lokasi
kejadian,mematuhi peraturan lalulintas yang berlaku,diaman
kecepatan kendaraan < 40 km di jalan biasa dan 80 km di jalan
bebas hambatan