Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN

PELAYANAN AMBULANS

LUBUK PAKAM
TAHUN 2019
BAB I

DEFINISI

Ambulan adalah alat transportasi untuk membawa orang yang sakit


ataupun terluka menuju rumah sakit. Kata ambulan digunakan untuk
mendiskripsikan alat trasnportasi yang memiliki peralatan medis untuk pasien
yang ada di luar rumah sakit atau untuk membawa pasien ke rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Kata ambulan secara umum
dihubungkan dengan kendaraan motoremergency dengan peralatan emergency
untuk pasien dengan penyakit akut atau trauma yang sekarang disebut sebagai
ambulan emergency.
BAB II
RUANG LINGKUP
Evakuasi dan transportasi merupakan salah satu bagian penting dalam
pelayanan gawat darurat. Melalui evakuasi dan transportasi yang tepat dapat
membantu penanganan penderita gawat darurat dengan baik. Pada pelayanan
gawat darurat terkadang diperlukan untuk merujuk pasien karena penanganan
ditempat tersebut tidak dapat dilakukan oleh karena keterbatasan sarana dan
prasarana serta sumber daya manusia yang memungkinkan pada penderita
tersebut dilakukan penanganan yang definitive.
Rujukan dapat terjadi antar dan intra rumah sakit sehingga perlu diketahui
prinsip – prinsip yang melandasi proses merujuk untuk menghindari kematian
dan kecacatan yang tidak perlu agar dapat meminimalkan kematian
Pada evakuasi pasien dimana dilakukan pemindahan dan
penggangkatan penderita, memerlukan cara-cara tersebut karena bila salah
dalam melakukan pengangkatan tersebut dapat juga menyebabkan cedera pada
petugas juda dapat memperburuk keadaan penderita. Sebaiknya keadaan
penderita telah stabil dan telah mendapat penanganan seperlunya (imobilisasi)
sebelum dilakukan rujukan.
Sebaiknya sebuah rumah sakit mempunyai tata cara tertulis menangani
penderita yang akan dirujuk. Dalam melakukan rujukan, selain prinsip –
prinsip rujukan juga diperhatikan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) khususnya untuk rujukan antar rumah sakit.
Penentuan Geometrik map sangat diperlukan untuk menghindari
kesalahan dalam menentukan rumah sakit rujukan. Rumah sakit rujukan harus
diberitahu terlebih dahulu agar rumah sakit tersebut siap menerima rujukan
dan penderita yang dirujuk
Beberapa prinsip – prinsip yang melandasi proses merujuk adalah
1. Penderita hanya dapat dirujuk bila dalam keadaan stabil.
Dengan keadaan stabil bukan berarti bahwa penderita tanda – tanda
fisiologisnya sudah normal, akan tetapi bahwa penderita dalam
keadaan tidak memburuk. Merujuk penderita yang sedang memburuk
keadaannya dapat mengakibatkan kematian penderita dalam
perjalanan.
2. Perawatan penderita harus tetap optimal selama proses merujuk.
Sebagai contoh adalah bahwa jangan merujuk penderita yang dalam keadaan
terancam jalan nafas, gangguan ventilasi pernafasan atau gangguan sirkulasi
yang belum dilakukan pertolongan (ABC= Airway, Breating, Circulation
problem) baik oleh petugas ambulans ataupun petugas lain yang tidak
mempunyai kemampuan mengatasi masalah dalam ABC. Bila pasien cukup
stabil dan didampingi oleh petugas yang mempunyai keahlian yang sesuai
dengan keadaan penderita dengan peralatan yang diperlukan maka transportasi
dapat dilakukan.

A. Tujuan
Untuk meminimalkan terjadinya kematian dan menghindari kecacatan yang
tidak perlu pada pasien dalam keadaan gawat darurat.

B. Macam-macam Tipe Fungsional Ambulan


Ambulan dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam tergantung fungsi
yang dijalankan. Pada beberapa kondisi, ambulan mungkin dapat melakukan
lebih dari satu fungsi
1. Ambulan emergency
Jenis ambulan yang banyak didapat, dimana ambulan ini menyediakan
peralatan medis terhadap pasien dengan penyakit akut maupun trauma.
Jenis ambulan ini bisa berupa mobil, van, kapal boat, ambulan
2. Ambulan transport pasien
Jenis ambulan ini mempunyai fungsi hanya membawa pasien ke rumah
sakit ataupun ke pusat-pusat pelayanan medis missal: pusat dialisis.
Jenis ambulan ini bisa berupa mobil van, bis, ataupun alat transportasi
lain
3. Respon unit
Adalah alat transportasi yang bertujuan untuk bisa mencapai tempat
dimana pasien dengan penyakit akut secara cepat dan memberikan
perawatan medis sementara namun kurang dilengkapi dengan fasilitas
untuk transportasi pasien untuk ke rumah sakit. Pada umumnya respon
unit akan disertai dengan ambulan emergency yang memiliki fasilitas
untuk memindahkan pasien ke rumah sakit. Namun pada kasus yang
tidak memerlukan perawatan di rumah sakit maka respon unit akan
memberikan perawatan pada tempat kejadian tanpa meminta bantuan
ambulan emergency untuk transportasi pasien. Jenis kendaraan yang
digunakan bisa berupa mobil, van yang telah dimodifikasi, sepeda
motor, sepeda ataupun kuda. First responder adalah orang awamdilatih
khusus pertolongan pertama tingkat lanjut (kemampuan hamper
menyamai paramedic ambulan) bisa siapa saja polisi, mahasiswa, tim
SAR, relawan palang merah dan lain-lain
4. Charity Ambulance
Tipe ambulan khusus untuk transportasi pasien dengan tujuan
membawa anak kecil maupun orang dewasa yang dengan perawatan
jangka panjang untuk melakukan perjalan di luar rumah sakit untuk
rekreasi.
5. Mobil Jenasah
Kendaraan khusus yang digunakan untuk menjemput atau
mengantarkan jenasah keluar atau pun kedalam rumah sakit.

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Deli Serdang selama ini baru
memiliki ambulan dengan jenis Ambulan Emergency, respon unit, dan mobil
jenasah.

C. Hal – hal yang perlu dipenuhi Ambulance


1. Keamanan (safety)
Ambulan sebagai alat transportasi gawat darurat mempunyai
kemungkinan untuk mengalami kecelakaan lalu lintas lebih besar
dibandingkan kendaraan umum. Berdasarkan penelitian, angka
kejadian kecelakaan oleh mobil ambulan lebih besar
dibandingkandengan mobil pemadam kebakaran maupun mobil patroli
polisi.Jika dibandingkan dengan kejadian kecelakaan oleh mobil
pribadi dengan jenis mobil yang sama, kecelakaan lalu lintas oleh
ambulan lebih melibatkan banyak korban yang luka trauma yang lebih
parah. Dan pelatian lain menyebutkan bahwa meskipun kecelakaan
lalu lintas oleh mobil ambulan terjadi dalam keadaan memenuhi
panggilan gawat darurat namun sebagian besar kecelakaan tersebut
terjadi pada kondisi jalan yang baik, lurus, kering, dan dalam cuaca
yang cerah. Oleh karena itu peralatan keselamatan di mobil ambulan
harus di utamakan. Alat keselamatan di perjalanan ini meliputi : sabuk
pengaman

2. Peralatan
Didalam ambulans RSUD Kabupaten Deli Serdang dilengkapi
beberapa peralatan dasar, maksudnya diluar peralatan medis seperti
- Two way radio
Berfungsi untuk komunikasi antara kru ambulan yang satu dengan
kru ambulan yang lain maupun untuk memberikan informasi
kejadian kepada rumah sakit sebelum pasien sampai kerumah sakit.
- Ramp (jalan lereng)
Berfungsi untuk mengangkut beban berat kedalam ambulan tanpa
perlu mengangkat. Peralatan ini penting khususnya dalam kasus
dimana pasien harus dibawa kerumah sakit mengalamiobesitas.
- Air conditioning
Pada ambulan AC berfungsi untuk menjaga temperature didalam
mobil ambulan untuk pasien yang dirawat
D. Persyaratan Ambulan Gawat Darurat RSUD Kabupaten Deli
Serdang

Syarat ambulan gawat darurat antara lain :


1. Idealnya sampai di tempat pasien dalam waktu 6-8 menit agar dapat
mencegah kematian karena sumbatan jalan nafas, henti nafas, hentijantung
atau perdarahan masif (“to save life and limb”)
2. Berkomunikasi dengan pusat komunikasi, rumah sakit dan
ambulanlainnya
3. Melakukan pertolongan pada persalinan
4. Melakukan transportasi pasien dari tempat kejadian ke RS atau dari RS ke
RS
5. Menjadi rumah sakit lapangan dalam penanggulangan bencana.
6. Mampu menanggulangi gangguan A (airway), B (breathing),
C(circulation) dalam batas-batas Bantuan Hidup Dasar.
7. Juga dilengkapi dengan alat-alat ekstrikasi, fiksasi, stabilisasi
dantransportasi
8. Dilengkapi dengan semua alat/obat untuk semua jenis kegawat-daruratan
medic

E. Teknis Kendaraan
1. Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
2. Warna kendaraan : kuning muda
3. Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency,
disamping kanan dan kiri tertulis : Ambulan dan logo : Star of Life,
bintang enam biru dan ular tongkat

4. Menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang


pengemudi.
5. Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.
6. Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
7. Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat
8. Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien
9. Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandudapat
dilipat.
10. Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri
tegakuntuk melakukan tindakan
11. Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat
penderita
12. Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
13. Lampu ruangan secukupnya/ bukan neon dan lampu sorot yangdapat
digerakan
14. meja yang dapat dilipat
15. almari obat dan peralatan.
16. tersedia peta wilayah dan detilnya
17. Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
18. Sirine dua nada
19. Lampu rotator warna merah dan biru
20. Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
21. Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
F. Tata Tertib Kendaraan
1. Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu
rotator. selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang
dihidupkan
2. Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
3. Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas
hambatan.
4. Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan
lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan
penderita setiap 15 menit.
5. Petugas memakai seragam ambulan dengan identitas yang jelas
G. Standart Peralatan Gawat Darurat Ambulan
1. Airway Equipmen
a. Laringoscope
b. Oropharyngeal Airway
c. Nasopharyngeal Airway
d. Endotracheal Tube
e. Mouth Gage
f. Magil Forcep
g. Tounge Spatel
h. Suction Manual
i.Suction Electric
j. Suction Canule
k. Xylochatain Jelly

2. Breathing equipment
a. Bag Valve Mask
b. Nasal Canule
c. Simple Mask
d. Rebreathing Mask
e. Non Rebreathing Mask
f. Pocket Mask
g. Oxygen Tube
h. Portable Oxygen Tube

3. Circulation equipment
a. Veno Catheter / IV Catheter
b. Infuse Set
c. Infusion Fluid
d. Spuit
e. Tensimeter
f. Stetoscope
g. Foley Catheter
h. Urine Bag
i. Steril Gauge
j. Roll Bandage
k. Trauma Bandage
l. Triangular Bandage
m. Elastic Bandage

4. Extraction & stabilization equipment


a. Rigid Splint
b. Scoope Strecher
c. long Spine Board
d. Safety Belt
e. Head Immobilizer
f. Neck Collar
g. Extrication Device
5. Advance equipment
a. Ventilator
b. Pulse Oxymeter
c. Defibrilator
d. Patient Monitor
e. ECG Monitor (3 Lead)

6. Emergency Drugs
a. Adrenalin / Ephyneprin
b. Sulfas Atrophyn
c. Kalmethason
d. Buscopan
e. Dextrose 40 %
f. Lasix
g. Aminophylin
h. Cylocard 100 mg
i. Neurobion 5000
j. Lidocain 2 %
k. valium 10 mg
l. nitrogliserin SL
H. Petugas Ambulans
Menurut Kemenkes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi
Kendaraan Pelayanan Medik serta Kemenkes No
143/Menkeskesos/SK/II/2001tentangStandarisasi
Kendaraan Pelayanan Medik. Dikatakan bahwa petugas di ambulan gawat
darurat terdiri dari:
 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
 1 (satu) perawat berkemampuan PPGD
 1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS

I. Persyaratan Pengemudi Ambulans


Untuk menjadi seorang pengemudi ambulan yang aman:
1. Sehat secara fisik. Pengemudi tidak boleh memiliki kelainan yang
dapat menghambat dalam mengoperasikan ambulan, tidak juga
kondisi medis yang mengganggu saat mengemudi.
2. Sehat secara mental, emosi terkontrol. Mengemudikan ambulan
bukanlah perkerjaan bagi seseorang yang gemar memainkan lampu
dan sirine.
3. Bisa mengemudi di bawah tekanan
4. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang
pengemudi tapi jangan terlalu percaya diri dengan menantang resiko.
5. Bersikap toleran dengan pengemudi lain. Selalu ingat bahwa orang
akan bereaksi berbeda ketika melihat kendaraan emergensi. Terima
dan toleransi kebiasaan buruk pengemudi lain tanpa harus marah.
6. Tidak dalam pengaruh obat-obat yang berbahaya. Alkohol, obat-
obatan terlarang seperti marijuana dan kokain, obat-obatan seperti
antihistamin dan obat penenang lainnya.
7. Mempunyai Surat Izin Mengemudi yang masih berlaku.
8. Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan saat
menyetir.
9. Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri
Anda terhadap tekanan perorangan, penyakit, kelelahan, dan
mengantuk.

J. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pengemudi ambulan


1. Jangan mengemudi tanpa kacamata korektif jika memiliki pengliihatan
yang kurang sempurna
2. Jangan mengemudi ketika minum obat yang menyebabkan kantuk
3. Jangan mengemudi jika sedang minum obat penenang
4. Jangan mengemudi jika sedang minum obat keras
5. Semakin cepat mengendarai, semakin besar kemungkinan terjadi
kecelakaan
6. Pada kecepatan tinggi akan sulit menghentikan kendaraan mendadak
bila ada situasi yang berbahaya
BAB III

TATALAKSANA AMBULAN

A. Aturan Ambulan Gawat Darurat Di Jalan Raya


Berikut adalah beberapa hal yang mencakup peraturan pengoperasian
ambulan:
1. Pengemudi ambulan harus memiliki lisensi mengemudi yang sah dan harus
penyelesaikan program pelatihannya.
2. Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulan untuk
tidakmematuhi peraturan ketika ambulan digunakan untuk respon respon
emergency atau untuk transportasi pasien darurat. Ketika ambulan tidak
dalam respon emergency, maka peraturan yang berlaku bagi setiap
pengemudi kendaraan non-darurat, juga berlaku untuk ambulan.
3. Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut tidak
menjadikan pengemudi ambulan kebal terhadap peraturan terutama jika
mengemudikan ambulan dengan ceroboh atau tidak memperdulikan
keselamatan orang lain.
4. Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi
menggunakan alat- alat peringatan (warning devices) dengan tata cara yang
diatur oleh peraturan
5. Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi kendaraan
emergensi untuk:
o Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak hak
milik atau membahayakan nyawa orang lain.
o Melewati lampu merah dan tanda berhenti. Beberapa Negara
mengharuskan pengemudi ambulan untuk berhenti terlebih dahulu
saat lampu merah, lalu melintas dengan hati-hati. Negara lain
hanya menginstruksikan pengemudi untuk memperlambat laju
kendaraan dan melintas dengan hati-hati.
o Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan selama
tidak membahayakan nyawa dan hak milik orang lain
o Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului
setelahmemberi sinyal yang tepat, memastikan jalurnya aman, dan
menghindari hal-hal yang membahayakan nyawa dan harta benda.
o Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan
berbelok ke arah tertentu, setelah memberi sinyal dan peringatan
yang tepat

B. Pelaksanaan Operasional Ambulan


Ketenagaan pada ambulan sebaiknya sudah terlatih ambulan crew.
Pada dasarnya tugas di ambulan adalah lingkaran tugas yang terdiri atas
persiapan – respons - kontrol TKP - akses - penilaian awal keadaan penderita
dan resusitasi – ekstrikasi - evakuasi - transportasi ke rumah sakit yang
sesuai, lalu kembali ke persiapan. Hal-hal tersebut yaitu :
1. Persiapan
Fase persiapan dimulai saat mulai bertugas atau kembali ke markas setelah
menolong penderita. Pemeliharaan ambulans merupakan salah satu komponen
penting dalam menjaga kualitas pelayanan armada ambulan. Ambulan
merupakan kendaraan yang harus siap pakai sewaktu-waktu saat dibutuhkan
sehingga waktu pelayanan dapat dipersingkat terutama untuk jenis ambulan
emergensi yang kecepatan dan ketepatan merupakan prioritas pelayanan.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemeliharaan ambulan :
- Cek kilometer awal sebelum kendaraan ambulan dipakai
- Pada awal shift, cek bahan bakar (bensin/solar), oli, air accu, air
radiator, air wiper, lampu mobil, sirene, pengeras suara,
tekananudara pada ban, AC, klakson, rem
- Jumlah oksigen yang tersisa dalam tabung
- Peralatan perawatan pasien
- Tandu dan semua peralatan berada pada tempatnya. Lakukan
sapuan dengan menggunakan kain basah dan detergen secara
menyeluruh di seluruh permukaan tandu
- Periksa sambungan radio komunikasi untuk mempermudah alur
komunikasi
- Cek secara berkala oli, filter, ban accu dan busi
- Pada awal dan akhir shift bagian luar ambulan harus dibersihkan
hal ini untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada body
mobil sehingga tidak mengganggu tanda-tanda pasif ambulan
(lambang, tulisan, gambar dll) yang terpampang pada badan
ambulan
- Untuk kontrol infeksi, bagian dalam ambulan harus dijaga
kebersihannya
- Semua permukaan harus dibersihkan tiap minggu termasuk dalam
lemari
- Bagian dalam dibersihkan sesuai yang diperlukan di antara masa
pengangkutan pasien
- Ganti sarung bantal setiap pengangkutan
2.Respons
- Pengemudi harus dapat mengemudi dalam berbagai cuaca. Cara
mengemudi harus dengan cara defensif (defensive driving).
Rotator selalu dinyalakan, sirine dinyalakan jika keadaan terpaksa.
- Mengemudi tanpa mengikuti protokol, akan mengakibatkan cedera
lebih lanjut, baik pada diri sendiri, lingkungan maupun penderita
- Peraturan lalu lintas HARUS dipatuhi.
- Keselamatan diri sendiri dan orang lain mutlak menjadi
pertimbangan menuu lokasi kejadian
- Kecepatan ambulan 40 – 80 km/jam
- Jika panggilan bukan panggilan gawat darurat mengancam jiwa
maka hanya lampu rotator yang dinyalakan
- Jika panggilan merupakan panggilan gawat darurat mengancam
jiwa maka dibolehkan membunyikan sireine pada saat saat tertentu
untuk memperoleh keselamatan mendahului kendaraan didepannya
3.Kontrol TKP
Diperlukan pengetahuan mengenai daerah bahaya, harus diketahui cara
parkir, serta kontrol lingkungan. Parkir kendaraan pada tempat yang
aman dan tidak mengganggu kendaraan lain. Mintalah seseorang
berada di belakang ambulans untuk bertindak sebagai pemandu bila
polisi belum tiba.

4. Akses ke penderita
Masuk ke dalam rumah atau ke dalam mobil yang hancur, tetap harus
memakai prosedur yang baku

5. Penilaian keadaan penderita dan pertolongan darurat


a. Pasien dirumah
- Analisa keadaan pendarita secara tepat (respon, pernapasan,jantung
dan sirkulasi).
- Lakukan penanganan penderita sesuai dengan kasus.
- Informasi kepada fasilitas kesehatan terdekat dengan lokasi
kejadian, bahwa tim ambulan akan merujuk penderita ketempat
tersebut (kasus yang terjadi, keadaan korban,jumlah penderita,
penanganan yang telah diberikan)
b. Penyalamatan dilokasi kecelakaan lalu-lintas
1) Penilaian lokasi
- Pantau setiap informasi terbaru
- Perhatikan arus lalu lintas, mungkin perlu menutup jalur.
- Perhatikan asap disekitar lokasi kejadian dan catat warna asap yang
terlihat, bila mencurigakan hentikan gerak ambulan.
- Perhatikan bau yang ada disekitar penderita, bila ada yang berbau
tidak wajar segera waspadai bahan beracun.
- Perhatikan tiang listrik atau telepon yang patah atau kabel yang
terjurai terputus.
- Perhatikan penderita dijalan dan sekitarnya.
- Waspadalah terhdap orang disekitar tempat kecelakaan, terutama
malam hari.
- Perhatikan tanda-tanda dari polisi atau personil pelayanan darurrat
yang lain, mungkin ada informasi mengenai bahaya atau penderita.
- Jika melihat kendaraan yang terbakar atau dicurigai bahan bahaya
tumpah, perhatikan arah dan gerakan angin dengan melihat asap atau
bendera.
- Perhatikan daerah lapangan untuk evakuasi darurat jika ada
kemungkinan terjadi ledakan.
- Jika ada bahan atau cairan yang bocor, perlu parkir agak jauh dan
membelakangi arah angin.

2) Pertolongan penderita
- Bila penderita lebih dari satu, lakukan triage.
- Lakukan penilaian cepat (respon, pernapasan, jantung dansirkulasi)
- Lepaskan segala benda yang menghambat pemberianpertolongan
pertama.
- Berhatilah-hatilah bila terpaksa mengangkat penderita
- Bila penderita terjepit, jangan sekali-kali menarik badan anggota
badannya tanpa lebih dahulu melepaskan jepitannya.
- Angkatlah korban dalam keadaan terbaring
- Korban dibaringkan di tempat yang teduh dan bila perlu diselimuti.
penyelimutan penderita mambantu menjaga suhu tubuh, mencegah
paparan cahaya dan menjaga privasi.
- Lakukan penanganan penderita sesuai kasus

c. Ekstrikasi
Pada keadaan lokasi yang berbahaya atau penderita yang memerlukan
prioritas tinggi maka pemindahan penderita harus didahulukan dan secepatnya
dilakukan pemeriksaan penanganan gawat darurat.
Pemindahan ke ambulan dilakuakn dalam 4 tahap :
1. Pemilihan alat yang digunakan untuk mengusung pasien
2. Stabilisasi pasien untuk dipindahkan
3. Memindahkan pasien keambulan
4. Memasukkan pasien ke ambulan
Pada prinsipnya dalam kondisi apapun seseorang penderita dikategorikan
dalam perioritas tinggi maka harus segera dirujuk kerumah sakit. Alat angkut
penderita harus memiliki tiga tali pengikat untuk menjaga posisi penderita
tetap aman. Yang pertama diletakkan setinggi dada, yang kedua setinggi
pinggang atau panggul dan yang ketiga setinggi tungkai.
d.Evakuasi dan transport penderita
Transportasi bukanlah sekedar mengantar pasien kerumah sakit.Serangkain
tugas harus dilakukan sejak penderta dimasukkan kedalam ambulans hingga
diambil alih oleh pihak RS. Tindakan-tindakan yang harus di perhatikan dalam
mempersiapkan penderita yang akan diangkut :
- Lakukan pemeriksaan menyeluruh
- Amankan posisi tandu didalam ambulan
- Posisikan dan amankan penderita
- Pastikan penderita terikat dengan baik dengan tandu
- Persiapkan jika timbul komplikasi pernapasan dan jantung
- Longgarkan pakaian yang ketat
- Periksa perbannya
- Periksa bidainya
- Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemanipenderita
- Tenangkan penderita
- Naikkan barang-barang pribadi penderita
- Ucapkan beberapa patah kata dan tenangkan penderita dengan cara
yang simpatik
- Ketika anda merasa bahwa penderita dan ambulan siap
diberangkatkan, beri tanda kepada pengemudi untuk memulai
perjalanan kerumah sakit
BAB IV

DOKUMENTASI

Semua kegiatan pelayanan ambulan didokumentasikan pada berkas rekam


medis, lembaran monitoring pasien serta formulir transfer pasien dan
administrasi ambulan.

Ditetapkan di : Lubuk Pakam


Pada tanggal : Januari 2019
Direktur UPT RSUD. Deli Serdang
Lubuk Pakam

dr.HANIP FAHRI,MM,M,Ked(KJ), Sp,KJ


Penata Tk.I
NIP.197111102006041039
ALUR AMBULAN

Perawat Ruangan / Perawat


Perawat IGD
Klinik Ruangan

Supir
Supir
Mobil
Ambulan
Transport

Legalisasi / Administrasi
Di kantor Ambulan

Saran Klien

Transportasi Pasien

Rumah
RS Rujukan
Pasien

ALUR MOBIL TRANSPORT


Perawat Kamar Jenazah

Supir Mobil Jenazah

Legalisasi / Administrasi
Di kantor Ambulan

Saran Klien

Transportasi Pasien

Rumah Duka

ALUR MOBIL JENAZAH


STRUKTUR ORGANISASI TEAM PELAYANAN AMBULANCE
RSUD KABUPATEN DELI SERDANG

DIREKTUR

WADIR II

Ka. IGD

Kordinator Dokter Jaga


Ambulance Perawat Jaga

Supir
Ambulance
Lampiran 3

Tarif penggunaan ambulance Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang


berdasarkan PERDA no. 2 Tahun 2012

NO Jarak Jasa Supir Paramedis BBM Jumlah


Pemakaian/Ambulanc Sarana (Rp) (Rp) Pelumas (Rp)
e (Rp) (Rp)
1 Dalam kota s/d 10 km 25.000 5.000 5.000 3 ltr 35.000.-
2 Luar kota 11 s/d 25 50.000,- 15.000,- 10.000,- 10 ltr 75.000,-
km
3 Luar kota 26 s/d 40 100.000,- 25.000,- 20.000,- Sesuai 145.000,-
km kebutuhan
4 Luar kota 41 s/d 60 150.000,- 40.000,- 25.000,- & harga 215.000,-
km pertamina
5 Luar kota 61 s/d 100 200.000,- 75.000,- 35.000,- 310.000,-
km
6 Luar kota 101 s/d 180 350.000,- 78.000,- 60.000,- 488.000,-
km

Anda mungkin juga menyukai