Anda di halaman 1dari 6

Lampiran 1 Surat Keputusan Direktur

Rumah Sakit.......................................
Nomor : 008/Kpts/Dir/2015
Tanggal 15 April 2015
Tentang Panduan Koordinasi Pelayanan/
Pelayanan DPJP di Rumah Sakit ..........................

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kesinambungan pelayanan pasien selama menjalani rawat inap harus dapat
dipertanggung jawabkan dan pada fase tertentu harus diketahui secara jelas siapa penanggung
jawab asuhan medis pasien, untuk itu perlu ditentukan Staf medis yang bertanggung terhadap
pelayanan, selama tinggal di Rumah Sakit Staf Medis yang bertanggungjawab tersebut
menyiapkan dokumentasi tentang rencana pelayanan rumah sakit dan mengatur pelayanan
selama pasien menjalani rawat inap agar kontinuitas, koordinasi pelayanan dapat berjalan
sehingga harapan dan kepuasan pelanggan dapat tercapai.
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah seorang dokter yang bertanggung
jawab terhadap pelayanan dan pengelolaan asuhan medis seorang pasien, sesuai dengan Undang
– Undang RI nomor 39 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang – Undang RI tentang Rumah
Sakit. Pelayanan medis merupakan inti kinerja berdasarkan evidence base medicine (kedokteran
berbasis bukti). Dalam proses ini, DPJP melakukan pelayanan sesuai dengan keahlian dan
kompetensinya.Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka masing – masing SMF menetapkan
dan mengatur DPJP nya, bila melakukan rawat bersama maka ditetapkan salah seorang dokter
sebagai Ketua Tim yang mengkoordinasikan kegiatan sekaligus menjamin komunikasi dan
kesepakatan antar professional yang menjamin keselamatan pasien. Karena jumlah tenaga dokter
spesialis untuk beberapa jenis pelayanan spesialistik jumlahnya kurang memadai atau karena
permintaan pasien/keluarga maka seorang dokter umum bisa menjadi Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan.
2. TUJUAN
1. Asuhan medis/pelayanan pasien dilakukan oleh dokter yang berkompeten sesuai dengan
kasusnya/penyakitnya
2. Menentukan dokter yang bertanggung jawab dalam memberikan rangkaian asuhan medis
3. Koordinasi dan komunikasi antar professional selama proses pelayanan dapat berjalan

3. PENGERTIAN
 Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antar badan, instansi, unit dalam pelaksanaan
tugas-tugas tertentu sehingga terdapat saling mengisi, saling membatu dan saling
melengkapi.
 Menurut E.F.L. Brech dalam bukunya, The Principle and Practice of Management :
Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakan tim dengan memberikan lokasi kegiatan
pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan
dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota.
 Menurut G.R.Terry dalam bukunya, Principle of Management :
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron/teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu
yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam
dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan
 Menurut Kotler dalam Laksana (2008) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh semua pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun
 Menurut Gronroos dalam Tjiptono (2005) menyatakan bahwa pelayanan merupakan proses
yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasa (namun tidak harus selalu)
terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan, jasa dan sumber daya, fisik atau
barang, dan system penyedia jasa yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan
 Menurut Lovelock, Petterson & Walker dalam Tjiptono (2005) mengemukakan perspektif
pelayanan sebagai sebuah system, dimana setiap bisnis jasa dipandang sebagai sebuah
system yang terdiri atas dua komponen utama : operasi jasa dan penyampaian jasa
 Menurut Payne (2000) mengatakan bahwa layanan pelanggan adalah :
1. Segala kegiatan yang dibutuhkan untuk menerima, memproses, menyampaikan dan
memenuhi pesanan pelanggan dan untuk menindak lanjuti setiap kegiatan yang
mengandung kekeliruan
2. Ketepatan waktu dan reabilitas penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan sesuai
dengan harapan mereka
3. Serangkaian kegiatan yang meliputi semua bidang bisnis yang terpadu untuk
menyampaikan produk dan jasa tersebut sedemikian rupa sehingga dipersepsikan
memuaskan oleh pelanggan dan yang merealisasikan pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan
4. Total pesanan yang masuk dan seluruh komunikasi dengan pelanggan
5. Penyampaian produk kepada pelanggan tepat waktu dan akurat dengan tindak lanjut dan
tanggapan keterangan yang akurat
 Hasibuan (2006:64) wewenang adalah kekuasaan yang legal dan sah yang dimiliki seseorang
untuk memerintah orang lain, berbuat atau tidak berbuat atau tidak berbuat sesuatu
kekuasaan merupakan dasar hukum yang sah dan legal untuk dapat mengerjakan sesuatu
pekerjaan.
 Henry Fayol dalam Hasibuan (2006:65) berpendapat bahwa wewenang adalah hak untuk
memerintah di dalam organisasi dan kekuatan untuk membuat manager dipatuhi dan ditaati.
 Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah seorang dokter yang bertugas
mengelolah rangkaian asuhan medis pasien.

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Staf Medis ( Dokter Spesilais, Dokter Umum dan Dokter Gigi)
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Pelayanan DPJP adalah :
a. Instalasi Intensive Care Unit
b. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1. Ruang Perawatan Dewasa I
2. Ruang Perawatan Dewasa II
3. Ruang Perawatan Bedah dan Anak
4. Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan
5. Ruang Neonatal
6. Ruang Paviliyun I
7. Ruang Paviliyun II
8. Ruang Paviliyun III
B. Kewajiban Dan Tanggung Jawab
1. Seluruh Staf Rumah Sakit wajib memahami tentang Panduan Pelayanan DPJP
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggung jawab Pasien) Bertanggung jawab melakukan
Panduan Pelayanan DPJP
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami Panduan Pelayanan DPJP
b. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan Pelayanan DPJP
4. Manajer
a. Memantau dan memastikan Panduan Pelayanan DPJP dikelola dengan baik oleh Kepala
Instalasi
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Pelayanan DPJP

BAB III
TATA LAKSANA

Tatalaksana koordinasi dan pelayanan dari Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP) di Rumah
Sakit Semen Gresik dilaksanakan sebagai berikut :
1. Setiap pasien yang dirawat di Rumah Sakit perlu ditentukan dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP)
2. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) wajib memberikan penjelasan yang dapat
dimengerti oleh pasien/keluarga mengenai rencana pelayanan yang akan diberikan termasuk
prosedur yang akan dilaksanakan, hasil pelayanan serta kemungkinan terjadi kejadian tidak
diharapkan (KTD)
3. Rencana pelayanan yang akan diberikan oleh dokter pennggung jawab pelayanan harus
ditulis di lembar khusus yang telah disediakan
4. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) bertugas memberikan rangkaian asuhan medis
yang meliputi :
 Pemeriksaan medis untuk penegakan diagnosis
 Merencanakan dan member terapi
 Melakukan tindak lanjut/rujukan
 Rehabilitasi
 Melakukan konsultasi (jika diperlukan)
5. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP) hanya memberikan asuhan medis sesuai
bidang keilmuan yang dikuasainya
6. Apabila diperlukan konsultasi ke dokter lain, Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
harus memberitahu kepada dan mendapat persetujuan dari pasien dan atau keluarga.
7. Saran maupun rencana pelayanan yang diberikan oleh dokter konsultan harus diketahui oleh
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) agar tidak bertentangan dengan pelayanan yang
telah dan akan dilakukan
8. Bila pasien dikonsulkan untuk masalah penyakit lain yang bukan keahlian dari DPJP yang
telah ditunjuk, maka asuhan medis dilakukan oleh dokter yang memiliki keahlian sesuai
diagnosis pasien tersebut.
9. Pasien dapat menerima pelayanan dari Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) maupun
dokter konsultan pada saat yang sama (rawat bersama).
10. Apabila kasus utama yang ditangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan(DPJP) sudah
dinyatakan sembuh tetapi perlu pelayanan di bidang keilmuan yang lain,Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan wajib menyerahkan tanggung jawabnya kepada dokter lain sesuai dengan
bidangnya, dokter yang memberikan perawatan selanjutnya adalah Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan (DPJP) yang baru.
11. Formulir rencana pelayanan harus diisi dan ditanda tangani oleh Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) beseta pasien/keluarga
12. Menjadi seorang DPJP dapat/bias seorang dokter umum atau dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis
13. Pada pasien dengan kasus yang memerlukan perawatan bersama oleh lebih dari satu dokter,
maka harus ditetapkan salah satu dokter sebagai DPJP
14. DPJP ditetapkan berdasarkan masalah utama yang dihadapi pasien.
15. Dokter penanggung jawab pelayanan yang ditunjuk sesuai dengan kasusu penyakit utama
dari pasien yang merupakan bidang keilmuan yang dikuasanya.
16. DPJP wajib mengisi formulir lembar pelayanan dengan lengkap.
17. Penjelasan yang benar dan dapat dimengerti oleh pasien dan atau keluarga pasien mengenai
rencana pelayanan tersebut, termasuk prosedur yang akan dilaksanakan, hasil pelayanan
serta kemungkinan terjadinya KTD.
18. Apabila diperlukan konsultasi ke dokter lain, dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
harus memberitahu dan mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga pasien.

BAB IV
DOKUMENTASI

Pendokumentasian DPJP (Dokter Penanggunng Jawab Pelayanan) dalam pelayanan yang diperlukan
adalah :
1. Format penjelasan perkembangan penyakit dan pelayanan ( DPJP)
2. Format Edukasi /DPI
3. Format Informed Consent

BAB V
PENUTUP

Dengan ditetapkannya Panduan kordinasi dan pelayanan DPJP dalam pelayanan pasien, maka
diharapkan setiap pasien yang mendapatkan pelayanan yang terstandar dan terlindungi hak-haknya
serta mendapatkan keamanan dan kenyamanan.
Ditetapkan di : ............................
Pada tanggal : ....................
RUMAH SAKIT ......................
Direktur,

dr .............................................

Anda mungkin juga menyukai