Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN PERENCANAAN SDM DAN

POLA KETENAGAAN

TAHUN 2018

RUMAH SAKIT UMUM NURDIN HAMZAH

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit membutuhkan sumber daya manusia (staf medis, staf keperawatan
dan praktisi pelayanan kesehatan lainnya) dengan berbagai kompeten. Pimpinan rumah
sakit bekerja sama untuk mengetahui serta menetapkan pendidikan, keterampilan,
pengetahuan dan persyaratan lain bagi seluruh staf atau dalam menetapkan jumlah staf
atau perpaduan staf yang mendukung visi, misi, tujuan, nilai-nilai serta motto rumah sakit
berdasarkan rekomendasi dari unit kerja.
Kegiatan operasional di rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan
yagn tidak pernah berhenti baik staf medis, staf keperawatan dan praktisi kesehatan
lainnya. Keberhasilan pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman dirumah sakit sangat
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku pelayanan tersebut. Dalam
kaitan ini, pengembangan SDM yang ditetapkan pleh Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 850 Tahun 2000 menekankan pentingnya perencanaan SDM.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pedoman ini adalah untuk membantu rumah sakit dalam merujudkan
rencana penyediaan SDM dan Kebutuhan SDM (staf medis, staf keperawatan, praktisi
kesehatan lainnya serta tenaga – tenaga non kesehatan lainnya)
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan produkstivitas kerja serta kesejahteraan SDM
b. Sebagai acuan dalam melaksanakan tugas di rumah sakit
c. Menjamin mutu pelayanan serta keselamatan pasien rumah sakit
d. Mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode dan kaidah
ilmu lainnya disertai dengan keterampilan dan penerapannya didalam
pengambangan dan pengelolaan sumber daya manusia kesehatan
e. Mengembangkan dan meningkatkan kinerja profesional yang ditunjukkan dengan
ketajaman analisis permasalahan kesehatan, merumuskan dan melakukan advokasi
program dan kebijakan kesehatan dalam rangka pengembangan dan pengelolaan
Sumber Daya Manusi Kesehatan
C. RUANG LINGKUP
1. Sumber daya manusia kesehatan adalah seseorang yang bekerja secara aktif dibidang
kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang tidak
tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan
2. Tenaga kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dibidang kesehetan dan
mempunyai kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan
3. Kegiatan standar adalah satu satuan waktu (atau angka) yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan
standar profesinya
4. Standar beban kerja adalah banyaknnya jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh
seseorang tenaga kesehatan profesional dalam sat tahun kerja sesuai dengan standar
profesional dan telah memperhitungkan waktu libur, cuti, sakit dll
5. Daftar Susunan Pegawai adalah jumlah pegawai yang tersusun dalam jabatan dan
apngkat dalam kurun waktu tertentu yang diperlukan oleh organisasi untuk
melaksanakan fungsinya
6. Analisa beban kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja dengan
cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja
perorangan persatuan waktu
7. Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kesehatan profesional dalam satu tahun dalam sarana pelayanan kesehatan
8. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan
9. Perencanaan ketenagaan adalah suatu perencanaan yang dikaitkan dengan keadaan
(jangka pendek, menengah, panjang) yang mungkin terjadi
BAB II

PENGERTIAN DAN POKOK-POKOK PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN


SUMBER DAYA MANUSIA RSU NURDIN HAMZAH

A. Pengertian

Sumber daya manusia kesehatan merupakan tatanan yang menghimpun berbagai


upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan tenaga kesehatan
secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional dibidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau tidak yang untuk
jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.

Perencanaan SDM kesehatan adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM


berdasarkan pengetahuan, keterampilan, perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan
upaya kesehatan. Perencanaan dilakukan dengan menyesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan baik lokal, nasional maupun global dan memantapkan
keterkaitan dengan unsur lain dengan maksud untuk menjalankan tugas dan fungsi
pokoknya.

B. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Memperhatikan dasar-dasar hukum serta adanya kebijakan desentralisasi,


termasuk didalamnya desentralisasi dibidang kesehatan, maka fungsi perencanaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan bagi daerah menjadi sangat penting dan menjadi
tanggungjawab daerah itu sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya desentralisasi dibidang
kesehatan, pejabat pengelola Sumber Daya Manusia di rumah sakit perlu memiliki
kemampuan atau kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang memadai
dalam membuat perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Secara garis besar perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan dapat
dikelompokkan kedalam 3 kelompok besar yaitu :

a. Perencanaan kebutuhan staf medis


b. Perencanaan kebutuhan staf keperawatan
c. Perencanaan kebutuhan praktisi pelayanan kesehatan lain (bidan, staf radiologi,
farmasi, laboratorium, gizi dll)
Dalam perencanaan sumber daya manusia kesehatan perlu memperhatikan:

a. Rencana kebutuhan SDM kesehatan disesuaikan dengan standar ketenagaan dari


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk semua bagian dalam rumah sakit
(administarasi, penunjang medis, medis dan keperawatan)
b. Pendayagunaan SDM kesehatan diselenggarakan secara merata, serasi, seimbang dan
selaras standar ketenagaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk
rumah sakit. Dalam upaya pemerataan SDM kesehatan perlu memperhatikan
keseimbangan antara hak dan kewajiban perorangan dengan kebutuhan masyarakat
c. Penyusunan perencanaan berdasarkan pada sasaran nasional upaya kesehatan dari
Rencana Pembangunan Kesehatan
d. Pemilihan metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan didasarkan pada standar
ketenagaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk Rumah Sakit dan
metode WISN ( Workload Indicatorof Staffing Need ), yaitu metode perhitungan
kebutuhan SDM berdasarkan pada beban pekerjaan yang dilaksanakan oleh tiap
kategori SDM pada tiap unit kerja.
BAB III

TATA LAKSANA

Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalah indikator
yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana berdasarkan beban kerja, sehingga
alokasi atau relokasi tenaga akan lebih mudah dan rasional. Kelebihan metode ini mudah
dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.
Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu :

1. Menetapkan waktu kerja tersedia;


2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM;
3. Menyusun standar beban kerja
4. Menyusun standar kelonggaran
5. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.

 Langkah pertama Menetapkan Waktu Kerja Tersedia

Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia
masing-masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit selama kurun waktu satu tahun.

Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah sebagai berikut :

1. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Undang-undang No. 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan, pada umumnya dalam 1 minggu 6 hari kerja. Dalam 1 tahun
ada 312 hari kerja (6 hari kerja x52 minggu). (A)
2. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap tahun
(B).
3. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk mempertahankan
setiap kategori dan meningkatkan SDM memiliki kompetensi/profesionalisme hak untuk
mengikuti pelatihan/kursus/lokakarya dalam 6 hari kerja. (C)
4. Hari libur nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri terkait tentang hari libur
nasional dan cuti bersama tahun 2018 adalah 16 hari libur nasional dan 6 hari untuk cuti
bersama. (D)
5. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama kurun waktu 1
tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin sebanyak 6
hari kerja. (E)
6. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Undang-undang No.13 Tahun
2003 umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 7 jam untuk 6 hari kerja untuk pekerja
Non Shift dan 8 jam untuk 5 hari kerja untuk pekerja shift. Berdasarkan data tersebut
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menetapkan waktu tersedia dengan rumus
sebagai berikut :
Waktu kerja tersedia = {A-(B+C+D+E)} X F

Keterangan :
A = Hari Kerja D = Hari Libur Nasional
B = Cuti Tahunan E = Ketidak hadiran Kerja
C = Pendidikan dan Pelatihan F = Waktu Kerja

Apabila ditemukan adanya perbedaan rata-rata ketidakhadiran kerja atau RS menetapkan


kebijakan untuk kategori SDM tertentu dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan lebih lama
di banding kategori SDM lainnya, maka perhitungan waktu kerja tersedia dapat dilakukan
perhitungan menurut kategori SDM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat simulasi perhitungan
berdasarkan rumus waktu kerja tersedia sebagaimana diuraikan pada tabel I.1 di bawah ini.

TABEL 1.1

WAKTU KERJA YANG TERSEDIA

KATEGORI SDM
KODE FAKTOR KETERANGAN
Perawat Dokter Sp.X

A Hari Kerja 260 260 Hari/ Tahun

B Cuti Tahunan 12 12 Hari/ Tahun

C Pendidikan dan 5 10 Hari/ Tahun


pelatihan

D Hari Libur Nasional 19 19 Hari/ Tahun

E Ketidak Hadiran Kerja 10 12 Hari/ Tahun

F Waktu Kerja 8 8 Jam/ Hari

Waktu Kerja Tersedia 1.712 1.656 Jam/ Tahun

Hari Kerja Tersedia 214 207 Hari Kerja/


Tahun

Waktu kerja tersedia untuk kategori hari kerja SDM perawat adalah 1.704 jam/ tahun atau
213 hari kerja. Sedangkan kategori SDM Dokter spesialis X adalah 1.616 atau 189 hari kerja/
tahun.
Uraian perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Waktu kerja tersedia untuk kategori SDM :


a. Perawat = 260 - {(12+6+15+6)}

= 221 hari kerja/tahun

b. Dokter Sp.X = 260 - {(12+10+19+12)}

= 207 hari kerja/tahun

2. Hari kerja tersedia untuk kategori SDM :


a. Perawat = (214 hari kerja/tahun) x 8 jam/hari

= 1.712 jam kerja/tahun

b. Dokter Sp.X = (207 hari kerja/tahun) x 8 jam/hari

= 1.656 jam kerja/tahun

 Langkah Kedua
a. Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM

Untuk menetapkan unit kerja dan kategori sumber daya manusia maka data dan
informasi yang dibutuhkan adalah:

 Bagan struktur Organisasi RS dan uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing
unit kerja.
 Keputusan Direktur Rumah Sakit Nurdin Hamzah tentang pembentukan Unit
Kerja structural dan fungsional, misalnya : Komite Medik, Komite Pengendalian
Mutu RS, Bidang/Bagian Informasi.
 Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada setiap unit RS
 PP 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
 Standar profesi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) pada
tiap unit kerja RS

b. Analisa Organisasi
Fungsi utama rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan kesehatan kuratif,
rehabilitative secara serasi dan terpadu dengan pelayanan preventif dan promotif.
Berdasarkan fungsi utama tersebut, unit kerja RS dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Unit kerja fungsional langsung, adalah unit kerja yang langsung terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan di dalam dan di luar RS, misalnya:
Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi/Apotik, dan lain-lain.
2. Unit kerja fungsional penunjang, adalah unit dan sub-unit kerja yang tidak langsung
berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Setelah unit kerja dan sub-unit kerja di rumah sakit telah ditetapkan, langkah
selanjutnya adalah menetapkan kategori SDM sesuai kompetensi atau pendidikan untuk
menjamin mutu,efisiensi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan/pelayanan di tiap unit
kerja rumah sakit.
Data kepegawaian, standar profesi, standar pelayanan, fakta dan pengalaman yang
dimiliki oleh penanggung jawab unit kerja sangan membantu proses penetapan kategori
SDM di tiap unit kerja RS

 Langkah Ketiga
a. Menyusun Standar Beban Kerja
Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama satu tahun
per kategori SDM. Standar Beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia
atau yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja masing-
masing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut :
1) Beban Kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit kerja RS meliputi :
- Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori SDM.
- Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok.
- Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM.

2) Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar
pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk menghasilkan pelayanan
kesehatan/medik yang dilaksanakan oleh SDM kesehatan dengan kompetensi tertentu.
Langkah selanjutnya untuk memudahkan dalam menetapkan beban kerja
masing-masing kategori SDM, perlu disusun kegiatan pokok serta jenis kegiatan
pelayanan yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan pelayanan kesehatan
perorangan.

3) Rata-Rata Waktu
Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu kegiatan pokok oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit kerja.
Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi:
standar pelayanan, SOP, sarana prasarana yang tersedia dan kompetensi SDM.
Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama
bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang akurat
serta dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM yang memiliki kompetensi,
kegiatan pelaksanaan, standar pelayanan, SOP dan memiliki etos kerja yang baik.

4) Standar Beban Kerja


Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama satu
tahun per kategori SDM yang disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan (waktu rata-rata) dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-
masing kategori SDM.

Adapun rumus perhitungan standar beban kerja adalah sebagai berikut :

Waktu Kerja Yang Tersedia


Standar Beban Kerja =
Rata-rata waktu per kegiatan pokok

 Langkah Keempat

Penyusunan Standar Kelonggaran

Tujuan SDM meliputi dari diperolehnya jenis kegiatan factor Dan kelonggarak kebutuhan
tiap waktu kategori untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau
dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok atau pelayanan.\ Beberapa
contoh dari faktor kelonggaran adalah sebagai berikut :

- Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu dan bulan.

- Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.

- Rapat, penyusunan laporan kegiatan, dan lain sebagainya.

Selama pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja, mulai dilakukan
pencatatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan yang tidak dapat dikelompokkan atau sulit
dihitung beban kerjanya karena tidak/kurang berkaitan dengan pelayanan pada pasien untuk
selanjutnya digunakan sebagai sumber data penyusunan faktor kelonggaran tiap kategori SDM.

Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah selanjutnya adalah
menyusun standar kelonggaran dengan melakukan perhitungan berdasarkan rumus di bawah ini.

Rata-rata waktu kelonggaran


Standar Kelonggaran =
Waktu kerja tersedia
Adapun uraian perhitungan standar kelonggarannya sebagai berikut :

Pada umumnya kategori SDM dr. Sp. Penyakit Dalam dan dr. Sp. Bedah memiliki faktor
kelonggaran sebagai berikut:

1. Pertemuan audit medik

2. Mengajar program pendidikan dokter

3. Mengajar program pendidikan dokter spesialis

Apabila kategori SDM dr. Sp. Penyakit Dalam memiliki waktu kerja tersedia 1.656
jam/tahun dan faktor kelonggaran pertemuan audit medik 1 jam/minggu maka standar
kelonggaran yang dimilikinya adalah sebesar 0.06 SDM. Hal ini juga dapat diartikan bahwa
kegiatan pertemuan audit medik membutuhkan/ menyita waktu kerja tersedia dr. Sp. Penyakit
Dalam. Adapun uraian perhitungannya sebagai berikut:

1. Waktu kerja tersedia = 1.656 jam/tahun


2. Faktor kelonggaran = pertemuan audit medik, 1 jam/minggu (1
jam x 52 minggu
= 52 jam/tahun)
3. Standar kelonggaran = 52 jam/tahun 1.656 jam/tahun
= 0.03 SDM

 Langkah Kelima

a.Perhitungan Kebutuhan SDM per Unit

Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja tujuannya adalah diperolehnya jumlah dan
jenis kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja selama 1 tahun.

Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja meliputi :

1. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu :


- Waktu kerja tersedia.
- Standar beban kerja.
- Standar kelonggaran masing-masing kategori SDM.
2. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahun.
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan
pelayanan yang telah dilaksanakan di tiap unit kerja RS selama kurun waktu satu
tahun.
Perhitungan kebutuhan SDM dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
Kwantitas kegiatan pokok
Kebutuhan SDM = + Standar kelonggaran
Standar beban kerja
BAB IV

PERENCANAAN KEBUTUHAN STAF RSU NURDIN HAMZAH

I. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


1. Pengelompokan Unit Kerja di Rumah Sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan ) harus memeperhatikan unit kerja
yang ada di Rumah Sakit Nurdin Hamzah . Secara garis besar pengelompokkan unit kerja
di unit keperawatan di Rumah Sakit Nurdin Hamzah sebagai berikut :
a. Rawat Inap
b. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
c. Kamar Bersalin
d. Rawat Jalan
2. Model Pendekatan Dalam Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga yang di gunakan di Rumah Sakit
Nurdin Hamzah adalah :
1. Rawat Inap
1.1. Berdasarkan klasifikasi pasien
Cara perhitungan berdasarkan :
a. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
b. Rata – rata pasien perhari
c. Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
d. Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
e. Jam kerja efektif setiap perawat/bidan 7 jam perhari
Contoh perhitungan dalam satu ruangan :

Rata–rata jam
Rata-rata Jumlah Jam
No Jenis / Katagori perawatan/pasien/
pasien/hari Perawatan/hari
hari
1 Pasien Penyakit 4 5 20
Dalam
2 Pasien bedah 1 2,5 2,5
3 Pasien anak 4 10 40
4 Pasien 3 5 15
Kebidanan
5 Pasien Gawat 1 5 5
Jumlah 13 82,5
Keterangan :
Jadi Jumlah Tenaga Keperawatan yang diperlukan adalah
Jumlah Jam Perawatan
Jam Kerja Efektif pershif
= 82,5 = 6 perawat
13

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi ) dengan:
Hari Libur/Cuti/Hari Besar (Loss day) dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah hari minggu dalam satu tahun + Cuti + Hari besar X Jumlah perawat yang tersedia
Jumlah Hari Kerja Efektif

52 + 12 + 14 X 6 = 468 = 2 orang
286 286
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas – tugas non keperawatan diperkirakan
25% dari jam pelayanan keperawatan dengan rumus :

Jumlah tenaga keperawatan + lossday X 25


100
6 + 2 X 25 = 3
100
Jumlah Tenaga : Tenaga yang tersedia + faktor koreksi
8 + 3 = 11 orang

3. Instalasi Gawat Darurat


Dasar perhitungan di instalasi gawat darurat adalah :
a. Rata – Rata Jumlah pasien/hari
b. Jumlah Jam Perawatan Perhari
c. Jam Efektif Perawat/Hari
Contoh :

a. Rata – Rata jumlah pasien/hari = 5


b. Jumlah jam perawatan = 2 jam
c. Jam Efektif/Hari = 7 jam

Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD :

5 X 2 = 1 orang + Loss day ( 78 X 3) = 1 orang + 1 .=2 Orang


7 286
3. Kamar Bersalin
Dasar perhitungan Kamar Bersalin adalah :

a. Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s/d IV= 4
jam/pasien
b. Jam Efektif kerja bidan 7 jam /hari
c. Rata – Rata jumlah pasien setiap hari misal 5 pasien

Contoh : Jumlah Bidan yang diperlukan


5 ps X 4jam/ps = 20 = 3 orang + loss day ( 78 X 3) = 3 orang + 1 .= 4 Orang
7 jam/hr 7 286

4. Rawat Jalan
Dasar perhitungan Rawat Jalan adalah :
a. Rata – Rata Jumlah pasien 1 hari = 20 orang
b. Jumlah Jam perawatan 1 hari = 2 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan :
20 X 2 = 6 orang + lost day = 2 orang
7
koreksi 15% = 15 x 8 =1 orang + 8.= 9 orang
100

II. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kesehatan lainnya


1. Pengelompokan Unit Kerja di Rumah Sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan ) harus memeperhatikan unit kerja
yang ada di Rumah Sakit Nurdin Hamzah. Secara garis besar pengelompokkan unit kerja
di Rumah Sakit Nurdin Hamzah di unit kesehatan lainnya sebagai berikut :
a. Instalasi Farmasi
b. Rekam Medis
c. Instalasi Gizi
d. Instalasi Laboratorium
e. Instalasi lainnya

2. Model Pendekatan Dalam Perhitungan Kebutuhan Tenaga


Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan lainnya yang
digunakan di Rumah Sakit Nurdin Hamzah sesuai unit kerja di atas adalah dengan
cara di bawah ini :
Rumus perhitungan perencanaan tenaga adalah :
Jumlah waktu yang diperlukan perhari dalam menit secara total / 60 menit/ 7hari
Contoh perhitungan dari Rumus di atas adalah :
BAB V

KUALIFIKASI DAN POLA KETENAGAAN

A. PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA

- TENAGA MEDIS

Kebutuhan tenaga medis sesuai dengan standar RS Tipe C yaitu :

NO URAIAN STANDAR KONDISI KEKURANGAN KELEBIHAN


SAAT INI
1. Dokter Umum 9 9 0 -
2. Dokter Gigi 2 1 1 -
3. Dokter Spesialis 2 1 1 -
Anak
4. Dokter Spesialis 2 2 - -
kebidanan
5. Dokter Spesialis 2 3 - 1
penyakit dalam
6. Dokter Spesialis 2 1 1 -
Bedah
7. Dokter Spesialis 1 1 - -
Radiologi
8. Dokter Spesialis 1 1 - -
Patologi Klinik
9. Dokter Spesialis 1 1 - -
Anestesi

- TENAGA KEPERAWATAN

Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam perhitungan kebutuhan


tenaga di rumah sakit :

a. Pelayanan rawat jalan (poliklinik)


Dasar perhitungan adalah :
 Rata-rata jumlah pasien / hari : 30
 Jumlah jam perawatan/hari : 25 menit
Jadi, kebutuhan tenaga perawata di IGD :
30 x 25 = 2 orang + loss day (78 x 18 orang)
7x60 286
= 6 + 5 orang
= 11 orang
b. Pelayanan IGD:
Dasar perhitungan adalah :
 Rata-rata jumlah pasien / hari : 10
 Jumlah jam perawatan/hari : 4 jam
 Jam efektif/hari : 7 jam
Jadi, kebutuhan tenaga perawatan di IGD :
10 x 4 = 6 orang + loss day (78 x 18 orang)
7 286
= 6 + 5 orang
= 11 orang

c. Pelayanan OK :
Dasar perhitungan tenaga di kamar operasi (OK)
 Jumlah dan jenis operasi
 Jumlah kamar operasi
 Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari) pada hari kerja
 Tugas perawat di kamar operasi : instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/tim)
 Ketergantungan pasien
 Waktu lamanya operasi :
Operasi besar : 5 jam/1 operasi
Operasi sedang : 2 jam/ 1 operasi
Operasi kecil : 1 jam/ 1 operasi

Di RSU Nurdin hamzah ada 3 operasi/hari, dengan perincian :

Operasi besar : 1 orang

Operasi sedang : 1 orang

Operasi kecil : 1 orang


Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan sebagai berikut :

((1x5 jam) + (1x2 jam)+(1x1 jam))x 3 = 3,4 +1 (perawat cadangan)

7 jam = 4,4 orang = 4 orang

Loss day : 78 x 4,4 orang = 1,2 orang =1 orang

286

Koreksi : 3 x 1,25 = 0, 5 = 1 orang

Jadi total perawat OK yang dibutuhkan : 4 +1 +1 = 6 orang

d. Pelayanan kebidanan / VK
 Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mancakup kala I s/d IV = 4
jam/pasien
 Jam efektif kerja bidan 7 jam/hari
 Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 4 pasien
 Jumlah bidan yang diperlukan :
4 ps x 4 ham/ps = 16 = 2 orang + loss day (78 x 6 orang)
7 jam/hari 7 286
= 2 orang + 1 orang
= 3 orang

e. Pelayanan rawat inap


Rawat inap dewasa pasien dikalsifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan
pada kebutuhan terhadap asuhan keperawatan dan kebidanan meliputi :
a. asuhan keperawatan minimal, kriteria :
 kebersihan diri, mandi, ganti pakaian pakaian dilakukan sendiri
 makan dan minum dilakukan sendiri
 ambulasi dengan pengawasan
 observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shiff
 pengobatan minimal, status psikologis stabil
b. asuhan keperawatan sedang, kriteria :
 kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu.
 observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
 ambulance dibantu, pengobatan lebih dari sekal
c. asuhan maksimal, kriteria :
 segala aktifitas dilakukan oleh perawat
 posisi diluar
 observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
 makan memerlukan NGT, terapi intravena
 penggunaan suction
 gelisah
 disorientasi
Jumlah jam perawatan per hari :
- Pasien dengan asuhan keperawatan minimal : 2 jam/hari
- Pasien dengan asuhan keperawatan sedang : 3, 08 jam/hari
- Pasien dengan asuhan keperawatan maksimal : 4, 15 jam/hari
f. CSSD :
1 orang perawat cssd
g. ICU
1 orang dokter anestesi
10 orang perawat

TENAGA KESEHATAN LAINNYA :

Penghitungan ketenagaan bagian penunjang medis

1) Instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit:


1 orang tenaga ATEM
2) Radiologi :
4 orang tenaga radiologi dengan penghitungan kerja 1 shif 1 orang, rincian :

NO URAIAN JUMLAH
1. Kepala Ruangan 1
2. Petugas jaga pagi 1
3. Petugas jaga sore 1
4. Petugas Jaga malam 1

3) farmasi :
3 orang apoteker
6 orang asisten apoteker :

NO URAIAN JUMLAH
1. Kepala Ruangan Apotek 1
2. Kepala Gudang Farmasi 1
3. Petugas jaga pagi 3
4. Petugas jaga sore 1
5. Petugas Jaga malam 1
4) Fisioterapi :
2 orang fisioterapis
5) Rekam medis

NO URAIAN JUMLAH
1. Kepala Ruangan 1
2. Petugas pendaftaran 1
3. Petugas pelaporan 1
4. Petugas coding 1
5. Petugas distribusi 2

6) Laboratorium

NO URAIAN JUMLAH
1. Kepala Ruangan 1
2. Petugas analis jaga pagi 2
3. Petugas analis jaga sore 1
4. Petugas analis jaga malam 1

7) Unit Tranfusi Darah

NO URAIAN JUMLAH
1. Kepala Ruangan 1
2. Petugas analis jaga pagi 2
3. Petugas analis jaga sore 1
4. Petugas analis jaga malam 1

TENAGA ADMINISTRASI :

1) Bagian Tata Usaha : 1 orang kabag tata usaha


a. Subbag Kepegawaian yang terdiri 3 orang :
- 1 orang kepala subbagian kepegawaian
- 1 orang staf administrasi
- 1 orang staf penggajian
b. Subbagian keuangan yang terdiri dari :
- 1 orang subbag keuangan
- 1 orang bendahara pengeluaran
- 1 orang bendahara penerima
- 2 orang staf keuangan
c. Subbagian umum dan perlengkapan terdiri dari 3 orang:
- 1 orang subbagian umum dan perlengkapan
- 1 orang pengurus barang
- 1 orang penyimpan barang
- Petugas umum (cleaning service, petugas taman)

2) Bidang penyusunan program terdiri dari : 1 orang kepala bidang


a. Seksi perencanaan :
- 1 orang kepala seksi perencanaan
- Staf perencanaan
b. Seksi evaluasi dan pelaporan :
- 1 orang kepala seksi evaluasi dan pelaporan
- 1 orang staf evaluasi
- 1 orang staf pelaporan

3) Bidang pelayanan terdiri dari : 1 orang kepala bidang


a. Seksi Pelayanan medis terdiri dari:
- 1 orang kepala seksi
- 3 orang staf
b. Seksi penunjang medis terdiri dari:
- 1 orang kepala seksi
- 3 orang staf

4) Bidang keperawatan terdiri dari : 1 orang kepala bidang


a. Seksi asuhan keperawatan dan mutu
- 1 orang kepala seksi
- 2 orang staf
b. Seksi diklat
- 1 orang kepala seksi
- 1 orang staf
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua dokumen yang berhubungan dengan perencanaan kebutuhan tenaga di RS


Nurdin Hamzah berupa dokumen perhitungan kebutuhan tenaga masing - masing unit akan di
diarsipkan dan disimpan oleh Subbag Kepegawaian jika sewaktu - waktu dibutuhkan dan
untuk ditindaklanjuti oleh direktur jika diperlukan.
BAB V

PENUTUP

Manajemen sumber daya manusia yang baik, terarah, dan visioner yang mendukung
upaya pelayanan yang berpusat pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Pedoman
bersumber pada kebijakan manajemen sumber daya manusia RS Baptis Batu.

Pedoman ini terus diperbaiki untuk peningkatan pelayanan sumber daya manusia.
Mekanisme perbaikan melalui serangkaian input, proses, dan output dari kebijakan tentang
sumber daya manusia yang diterapkan di RSU Nurdin Hamzah sehingga akan didapatkan
peraturan yang uptodate untuk mendapatkan pegawai-pegawai yang berkualitas.

Ditetapkan di : Muara Sabak


Tanggal : 3 Januari 2019

Direktur,

dr. H. Muhammad Nasrul Felani


NIP. 19801230 200903 1 008

Anda mungkin juga menyukai