POLA KETENAGAAN
TAHUN 2018
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit membutuhkan sumber daya manusia (staf medis, staf keperawatan
dan praktisi pelayanan kesehatan lainnya) dengan berbagai kompeten. Pimpinan rumah
sakit bekerja sama untuk mengetahui serta menetapkan pendidikan, keterampilan,
pengetahuan dan persyaratan lain bagi seluruh staf atau dalam menetapkan jumlah staf
atau perpaduan staf yang mendukung visi, misi, tujuan, nilai-nilai serta motto rumah sakit
berdasarkan rekomendasi dari unit kerja.
Kegiatan operasional di rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan
yagn tidak pernah berhenti baik staf medis, staf keperawatan dan praktisi kesehatan
lainnya. Keberhasilan pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman dirumah sakit sangat
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku pelayanan tersebut. Dalam
kaitan ini, pengembangan SDM yang ditetapkan pleh Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 850 Tahun 2000 menekankan pentingnya perencanaan SDM.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pedoman ini adalah untuk membantu rumah sakit dalam merujudkan
rencana penyediaan SDM dan Kebutuhan SDM (staf medis, staf keperawatan, praktisi
kesehatan lainnya serta tenaga – tenaga non kesehatan lainnya)
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan produkstivitas kerja serta kesejahteraan SDM
b. Sebagai acuan dalam melaksanakan tugas di rumah sakit
c. Menjamin mutu pelayanan serta keselamatan pasien rumah sakit
d. Mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode dan kaidah
ilmu lainnya disertai dengan keterampilan dan penerapannya didalam
pengambangan dan pengelolaan sumber daya manusia kesehatan
e. Mengembangkan dan meningkatkan kinerja profesional yang ditunjukkan dengan
ketajaman analisis permasalahan kesehatan, merumuskan dan melakukan advokasi
program dan kebijakan kesehatan dalam rangka pengembangan dan pengelolaan
Sumber Daya Manusi Kesehatan
C. RUANG LINGKUP
1. Sumber daya manusia kesehatan adalah seseorang yang bekerja secara aktif dibidang
kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang tidak
tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan
2. Tenaga kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dibidang kesehetan dan
mempunyai kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan
3. Kegiatan standar adalah satu satuan waktu (atau angka) yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan
standar profesinya
4. Standar beban kerja adalah banyaknnya jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh
seseorang tenaga kesehatan profesional dalam sat tahun kerja sesuai dengan standar
profesional dan telah memperhitungkan waktu libur, cuti, sakit dll
5. Daftar Susunan Pegawai adalah jumlah pegawai yang tersusun dalam jabatan dan
apngkat dalam kurun waktu tertentu yang diperlukan oleh organisasi untuk
melaksanakan fungsinya
6. Analisa beban kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja dengan
cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja
perorangan persatuan waktu
7. Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kesehatan profesional dalam satu tahun dalam sarana pelayanan kesehatan
8. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan
9. Perencanaan ketenagaan adalah suatu perencanaan yang dikaitkan dengan keadaan
(jangka pendek, menengah, panjang) yang mungkin terjadi
BAB II
A. Pengertian
Secara garis besar perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan dapat
dikelompokkan kedalam 3 kelompok besar yaitu :
TATA LAKSANA
Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalah indikator
yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana berdasarkan beban kerja, sehingga
alokasi atau relokasi tenaga akan lebih mudah dan rasional. Kelebihan metode ini mudah
dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.
Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu :
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia
masing-masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit selama kurun waktu satu tahun.
Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah sebagai berikut :
1. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Undang-undang No. 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan, pada umumnya dalam 1 minggu 6 hari kerja. Dalam 1 tahun
ada 312 hari kerja (6 hari kerja x52 minggu). (A)
2. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap tahun
(B).
3. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk mempertahankan
setiap kategori dan meningkatkan SDM memiliki kompetensi/profesionalisme hak untuk
mengikuti pelatihan/kursus/lokakarya dalam 6 hari kerja. (C)
4. Hari libur nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri terkait tentang hari libur
nasional dan cuti bersama tahun 2018 adalah 16 hari libur nasional dan 6 hari untuk cuti
bersama. (D)
5. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama kurun waktu 1
tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin sebanyak 6
hari kerja. (E)
6. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Undang-undang No.13 Tahun
2003 umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 7 jam untuk 6 hari kerja untuk pekerja
Non Shift dan 8 jam untuk 5 hari kerja untuk pekerja shift. Berdasarkan data tersebut
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menetapkan waktu tersedia dengan rumus
sebagai berikut :
Waktu kerja tersedia = {A-(B+C+D+E)} X F
Keterangan :
A = Hari Kerja D = Hari Libur Nasional
B = Cuti Tahunan E = Ketidak hadiran Kerja
C = Pendidikan dan Pelatihan F = Waktu Kerja
TABEL 1.1
KATEGORI SDM
KODE FAKTOR KETERANGAN
Perawat Dokter Sp.X
Waktu kerja tersedia untuk kategori hari kerja SDM perawat adalah 1.704 jam/ tahun atau
213 hari kerja. Sedangkan kategori SDM Dokter spesialis X adalah 1.616 atau 189 hari kerja/
tahun.
Uraian perhitungannya adalah sebagai berikut :
Langkah Kedua
a. Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM
Untuk menetapkan unit kerja dan kategori sumber daya manusia maka data dan
informasi yang dibutuhkan adalah:
Bagan struktur Organisasi RS dan uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing
unit kerja.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Nurdin Hamzah tentang pembentukan Unit
Kerja structural dan fungsional, misalnya : Komite Medik, Komite Pengendalian
Mutu RS, Bidang/Bagian Informasi.
Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada setiap unit RS
PP 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
Standar profesi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) pada
tiap unit kerja RS
b. Analisa Organisasi
Fungsi utama rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan kesehatan kuratif,
rehabilitative secara serasi dan terpadu dengan pelayanan preventif dan promotif.
Berdasarkan fungsi utama tersebut, unit kerja RS dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Unit kerja fungsional langsung, adalah unit kerja yang langsung terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan di dalam dan di luar RS, misalnya:
Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi/Apotik, dan lain-lain.
2. Unit kerja fungsional penunjang, adalah unit dan sub-unit kerja yang tidak langsung
berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Setelah unit kerja dan sub-unit kerja di rumah sakit telah ditetapkan, langkah
selanjutnya adalah menetapkan kategori SDM sesuai kompetensi atau pendidikan untuk
menjamin mutu,efisiensi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan/pelayanan di tiap unit
kerja rumah sakit.
Data kepegawaian, standar profesi, standar pelayanan, fakta dan pengalaman yang
dimiliki oleh penanggung jawab unit kerja sangan membantu proses penetapan kategori
SDM di tiap unit kerja RS
Langkah Ketiga
a. Menyusun Standar Beban Kerja
Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama satu tahun
per kategori SDM. Standar Beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia
atau yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja masing-
masing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut :
1) Beban Kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit kerja RS meliputi :
- Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori SDM.
- Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok.
- Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM.
2) Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar
pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk menghasilkan pelayanan
kesehatan/medik yang dilaksanakan oleh SDM kesehatan dengan kompetensi tertentu.
Langkah selanjutnya untuk memudahkan dalam menetapkan beban kerja
masing-masing kategori SDM, perlu disusun kegiatan pokok serta jenis kegiatan
pelayanan yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan pelayanan kesehatan
perorangan.
3) Rata-Rata Waktu
Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu kegiatan pokok oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit kerja.
Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi:
standar pelayanan, SOP, sarana prasarana yang tersedia dan kompetensi SDM.
Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama
bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang akurat
serta dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM yang memiliki kompetensi,
kegiatan pelaksanaan, standar pelayanan, SOP dan memiliki etos kerja yang baik.
Langkah Keempat
Tujuan SDM meliputi dari diperolehnya jenis kegiatan factor Dan kelonggarak kebutuhan
tiap waktu kategori untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau
dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok atau pelayanan.\ Beberapa
contoh dari faktor kelonggaran adalah sebagai berikut :
Selama pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja, mulai dilakukan
pencatatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan yang tidak dapat dikelompokkan atau sulit
dihitung beban kerjanya karena tidak/kurang berkaitan dengan pelayanan pada pasien untuk
selanjutnya digunakan sebagai sumber data penyusunan faktor kelonggaran tiap kategori SDM.
Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah selanjutnya adalah
menyusun standar kelonggaran dengan melakukan perhitungan berdasarkan rumus di bawah ini.
Pada umumnya kategori SDM dr. Sp. Penyakit Dalam dan dr. Sp. Bedah memiliki faktor
kelonggaran sebagai berikut:
Apabila kategori SDM dr. Sp. Penyakit Dalam memiliki waktu kerja tersedia 1.656
jam/tahun dan faktor kelonggaran pertemuan audit medik 1 jam/minggu maka standar
kelonggaran yang dimilikinya adalah sebesar 0.06 SDM. Hal ini juga dapat diartikan bahwa
kegiatan pertemuan audit medik membutuhkan/ menyita waktu kerja tersedia dr. Sp. Penyakit
Dalam. Adapun uraian perhitungannya sebagai berikut:
Langkah Kelima
Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja tujuannya adalah diperolehnya jumlah dan
jenis kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja selama 1 tahun.
Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja meliputi :
Rata–rata jam
Rata-rata Jumlah Jam
No Jenis / Katagori perawatan/pasien/
pasien/hari Perawatan/hari
hari
1 Pasien Penyakit 4 5 20
Dalam
2 Pasien bedah 1 2,5 2,5
3 Pasien anak 4 10 40
4 Pasien 3 5 15
Kebidanan
5 Pasien Gawat 1 5 5
Jumlah 13 82,5
Keterangan :
Jadi Jumlah Tenaga Keperawatan yang diperlukan adalah
Jumlah Jam Perawatan
Jam Kerja Efektif pershif
= 82,5 = 6 perawat
13
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi ) dengan:
Hari Libur/Cuti/Hari Besar (Loss day) dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah hari minggu dalam satu tahun + Cuti + Hari besar X Jumlah perawat yang tersedia
Jumlah Hari Kerja Efektif
52 + 12 + 14 X 6 = 468 = 2 orang
286 286
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas – tugas non keperawatan diperkirakan
25% dari jam pelayanan keperawatan dengan rumus :
a. Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s/d IV= 4
jam/pasien
b. Jam Efektif kerja bidan 7 jam /hari
c. Rata – Rata jumlah pasien setiap hari misal 5 pasien
4. Rawat Jalan
Dasar perhitungan Rawat Jalan adalah :
a. Rata – Rata Jumlah pasien 1 hari = 20 orang
b. Jumlah Jam perawatan 1 hari = 2 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan :
20 X 2 = 6 orang + lost day = 2 orang
7
koreksi 15% = 15 x 8 =1 orang + 8.= 9 orang
100
- TENAGA MEDIS
- TENAGA KEPERAWATAN
c. Pelayanan OK :
Dasar perhitungan tenaga di kamar operasi (OK)
Jumlah dan jenis operasi
Jumlah kamar operasi
Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari) pada hari kerja
Tugas perawat di kamar operasi : instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/tim)
Ketergantungan pasien
Waktu lamanya operasi :
Operasi besar : 5 jam/1 operasi
Operasi sedang : 2 jam/ 1 operasi
Operasi kecil : 1 jam/ 1 operasi
286
d. Pelayanan kebidanan / VK
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mancakup kala I s/d IV = 4
jam/pasien
Jam efektif kerja bidan 7 jam/hari
Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 4 pasien
Jumlah bidan yang diperlukan :
4 ps x 4 ham/ps = 16 = 2 orang + loss day (78 x 6 orang)
7 jam/hari 7 286
= 2 orang + 1 orang
= 3 orang
NO URAIAN JUMLAH
1. Kepala Ruangan 1
2. Petugas jaga pagi 1
3. Petugas jaga sore 1
4. Petugas Jaga malam 1
3) farmasi :
3 orang apoteker
6 orang asisten apoteker :
NO URAIAN JUMLAH
1. Kepala Ruangan Apotek 1
2. Kepala Gudang Farmasi 1
3. Petugas jaga pagi 3
4. Petugas jaga sore 1
5. Petugas Jaga malam 1
4) Fisioterapi :
2 orang fisioterapis
5) Rekam medis
NO URAIAN JUMLAH
1. Kepala Ruangan 1
2. Petugas pendaftaran 1
3. Petugas pelaporan 1
4. Petugas coding 1
5. Petugas distribusi 2
6) Laboratorium
NO URAIAN JUMLAH
1. Kepala Ruangan 1
2. Petugas analis jaga pagi 2
3. Petugas analis jaga sore 1
4. Petugas analis jaga malam 1
NO URAIAN JUMLAH
1. Kepala Ruangan 1
2. Petugas analis jaga pagi 2
3. Petugas analis jaga sore 1
4. Petugas analis jaga malam 1
TENAGA ADMINISTRASI :
PENUTUP
Manajemen sumber daya manusia yang baik, terarah, dan visioner yang mendukung
upaya pelayanan yang berpusat pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Pedoman
bersumber pada kebijakan manajemen sumber daya manusia RS Baptis Batu.
Pedoman ini terus diperbaiki untuk peningkatan pelayanan sumber daya manusia.
Mekanisme perbaikan melalui serangkaian input, proses, dan output dari kebijakan tentang
sumber daya manusia yang diterapkan di RSU Nurdin Hamzah sehingga akan didapatkan
peraturan yang uptodate untuk mendapatkan pegawai-pegawai yang berkualitas.
Direktur,