PANDUAN
TRANSPORTASI PASIEN DENGAN AMBULANCE
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayat Nya lah kami dapat menyelesaikan Panduan Transportasi Pasien Dengan
Ambulance ini.
Dengan adanya panduan ini diharapkan agar proses rujukan pasien dengaan ambulance
dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan standar yang berlaku sehinggga upaya
Rumah Sakit TK.IV 03.07.03 Sariningsih untuk meningkatkan mutu pelayanan dapat
terwujud.
Kami juga menyadari masih banyaknya kekurangan di dalam panduan ini, oleh karenanya
segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari segenap pembaca senantiasa kami
nantikan.
Ditetapkan di : Bandung
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. DEFINISI
1. Transportasi adalah pemindahan pasien dari tempat yang satu ke tempat yang lain,
dari ruang yang satu ke ruang yang lain, dari RS ke RS rujukan
2. Alat transportasi adalah kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut pasien
dari RS ke tempat tujuan lain atau sebaliknya. Misalnya:
a. Kendaraan milik pribadi
b. Kendaraan umum
c. Ambulance RS
B. TUJUAN
1. Memberikan acuan bagi pelaksana RS dalam memindahkan pasien dari RS ke
tempat lain yang dikehendaki oleh pasien dan keluarganya.
1
BAB II RUANG LINGKUP
A. KEBIJAKAN
1. Pengelolaan pelayanan ambulance menjadi tanggung jawab Kepala Instalasi
Gawat Darurat
2. Selama transportasi, pasien wajib dilakukan monitoring atas kondisi klinis pasien
dan dicatat dalam berkas rekam medis pasien
B. RUANG LINGKUP
1. Persyaratan transportasi
a. Persyaratan Penderita: Gangguan pernapasan dan kardiovaskular telah
ditanggulangi
1) Perdarahan dihentikan
2) Luka ditutup
3) Patah tulang difiksasi
b. Persyaratan kendaraan:
1) Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspense lunak
2) Warna kendaraan diupayakan putih
3) Di bagian depan dipasang tulisan “emergency” atau “ambulance”; di
samping kanan-kiri ditulis “ ambulans dan logo bintang enam warna biru
dan gambar ular-tongkat
c. Ketersediaan driver yang memiliki kompetensi mengoperasionalkan kendaraan
ambulance sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1) Sehat secara fisik dan mental
2) Mampu mengendarai mobil dalam keadaan tekanan
3) Memiliki keyakinan positif atas kemampuan dirinya
4) Bersikap toleran, selalu ingat bahwa pengemudi lain akan bereaksi berbeda
ketika mengetahui kendaraan gawat darurat
5) Tidak dalam pengaruh obat-obat berbahaya, terlarang, dan obat penenang
d. Kewaspadaan atas risiko infeksi dan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi
e. Kelengkapan sarana dan prasarana sesuai dengan kondisi pasien.
2. Unit Kerja
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Pemeliharaan Sarana
2
3. Kewenangan Pelaksana
a. Driver ambulance terlatih
b. Petugas pendamping :
- Pasien derajat 0 dengan kriteria pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya
dengan ruang rawat biasa dengan Hemodinamik stabil. Petugas pendamping
yaitu Perawat pelaksana dan atau Tenaga Pekarya yang terlatih BLS atau
PPGD awam.
- Pasien derajat 1 dengan kriteria pasien dengan resiko perburukan kondisi /
pasien yang menjalani perawatan di ruang Intensif yg sudah memungkinkan
untuk perawatan di ruang perawatan biasa dengan sarana ruang perawatan.
Petugas pendamping yaitu Perawat pelaksana / dokter Umum
- Pasien derajat 2 dengan kriteria pasien yang membutuhkan observasi
/intervensi lebih ketat,termasuk penanganan kegagalan satu sistem organ
atau pasca operasi besar. Petugas pendamping yaitu Perawat lanjutan /dokter
kompetensi penanganan pasien kritis / Advanced Life Support
- Pasien derajat 3 pasien dengan kriteria pasien yg membutuhkan bantuan
pernafasan lanjut (advanced respiratory support) / bantuan pernafasan dasar
(basic respiratory support) dg dukungan / bantuan pada minimal 2 sistem
organ, termasuk pasien-pasien yang membutuhkan penanganan kegagalan
multi organ. Petugas pendamping yaitu Dokter Umum & perawat penyedia
dengan kemampuan Advanced Life Support
4. Fasilitas dan Peralatan
a. Peralatan
1) Brancart
2) Long spine board
3) Alat resusitasi: defibrillator, laringoskop, pipa endotrakeal, Tabung oksigen,
suction, monitor pasien
4) Inkubator
5) Tiang infus
6) Balut, bidai, tandu
b. Obat
1) Obat – obat untuk life saving
2) Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % (5 / 10 kolf)
3) Senter (2 buah)
3
4) Stetoskop (3 buah)
5) Tensimeter (1 buah)
6) Piala ginjal (5 buah)
7) Oropharingeal air way (2 buah)
8) Gunting verban (2 buah)
9) Tongue Spatel (1 buah)
10) Reflex hammer (2 buah)
11) Infus set (1 buah)
12) IV chateter (Nomer 20 /18 = 2/2)
13) Spuit semua ukuran (masing- masing 2 buah)
4
BAB III TATA LAKSANA
8
BAB IV DOKUMENTASI
Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal : April 2018