Anda di halaman 1dari 8

Basic science

Dalam menjawab kasus pada skenario di perlukan ilmu kedokteran dasar


yang terkait dengan kasus tersebut ,baik secara anatomi ,fisiologi,mikrobiologi
,serta histologi jaringan tulang terkait kasus ,pada kasus di sebutkan fraktur
terbuka pada a/r :1/3 cruris dextra ,artinya yang perlu dijelaskan secara khusus
adalah anatomi cruris ,serta histologi ,fisiologi pada tulang ,serta perlu di
jelaskan mikrobiologi karena ada dugaan infeksi oleh bakteri pada skenario ke 2

Anatomi
Osteum tibialis dan fibularis (tulang kering dan tulang betis) Merupakan tulang
pipa yang terbesar sesudah tulang paha yang membentuk persendian lutut
dengan OS femur, pada bagian ujungnya terdapat tonjolan yang disebut OS
maleolus lateralis atau mata kaki luar. OS tibia bentuknya lebih kecil dari pada
bagian pangkal ,pada OS fibula pada bagian ujung membentuk persendian
dengan tulang pangkal kaki dan terdapat taju yang disebut OS maleolus
medialis.
Agar lebih jelas berikut gambar anatomi os tibia dan fibula.

Selain terdiri dari 2 tulang besar terdapat otot otot yang membungkus keduan
tulang panjang
diatas ,otot otot terdiri dari kompartemen posterior,anterior ,dan proneus
. proneus -> m.proneum longus
.anterior -> m.tibalis antrior
-> m.exteriosum digitorum longus
. posterior ->m.tibiatis posterior
->flexor hallucas longus
->flexor digitorum longus

Untuk lebih jelasnya akan di gambarkan pada gambar berikut

Dari gambar diatas bisa dilihat bahwa tulang tibialis tidak di bungkus oleh otot
satupun dan langsung berhubungan dengan kulit sehingga kemunkinan
terjadinya fraktur terbuka pada bagian tibula namun hal tersebut belum bisa di
pastikan sebelum ada hasil rongen yang jelas

Fisiologi
Tulang mempunyai fungsi fungsi yang sangat penting dalam tubuh ,fungsi
fungsi tersebut antara lain
1. Sebagai kerangka tubuh. Tulang sebagai kerangka yang menyokong dan
memberi bentuk tubuh.
2. Proteksi Sistem musculoskeletal melindungi organ- organ penting, misalnya
otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat
pada rongga dada (cavum thorax) yang di bentuk oleh tulang- tulang kostae
(iga).
3. Ambulasi dan Mobilisasi Adanya tulang dan otot memungkinkan terjadinya
pergerakan tubuh dan perpindahan tempat, tulang memberikan suatu system
pengungkit yang di gerakan oleh otot- otot yang melekat pada tulang tersebut ;
sebagai suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot- otot yang
melekat padanya.
4. Deposit Mineral Sebagai reservoir kalsium, fosfor,natrium,dan elemenelemen lain. Tulang mengandung 99% kalsium dan 90% fosfor tubuh
5. Hemopoesis Berperan dalam bentuk sel darah pada red marrow. Untuk
menghasilkan sel- sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum
merah tulang tertentu.

Dari fingsi fungsi diatas maka terjadinya gangguan pergerakan ROM maka akan
berpengaruh pada fungsi ambulasi dan mobilisasi pada fisiologi tulang yang
seharusnya

Histologi

PERIOSTEUM
Bagian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan pengikat pada
fibrosa yang mengandung sedikit sel. Pembuluh darah yang terdapat di bagian
periosteum luar akan bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam
periosteum yang selanjutnya samapai ke dalam Canalis Volkmanni. Bagian
dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogenik karena memiliki potensi
membentuk tulang. Oleh karena itu lapisan osteogenik sangat penting dalam
proses penyembuhan tulang.
Periosteum dapat melekat pada jaringan tulang karena :
pembuluh-pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang.
terdapat serabut Sharpey ( serat kolagen ) yang masuk ke dalam tulang.
terdapat serabut elastis yang tidak sebanyak serabut Sharpey.

ENDOSTEUM
Endosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang membatasi
rongga sumsum tulang dan melanjutkan diri ke seluruh rongga-rongga dalam
jaringan tulang termasuk Canalis Haversi dan Canalis Volkmanni. Sebenarnya
endosteum berasal dari jaringan sumsum tulang yang berubah potensinya
menjadi osteogenik.
Sel-sel penyusun jaringan tulang

Osteoblas
Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu
banyak ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid
atau silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan
kompleks Golgi di bagian basal. Sitoplasma tampak basofil karena banyak
mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein.
Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut memang aktif
mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam sitoplasmanya. Selain itu
terlihat pula adanya lisosom.
Osteosit
Merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok
terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang
bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati
oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan
dengan M.E dapat diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas, walaupun
masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Ujungujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan melalui gap
junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ionion di antara osteosit yang berdekatan. Osteosit yang terlepas dari lacunanya
akan mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya
tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas.

Osteoklas
Merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 m100m dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama
kali oleh Kllicker dalam tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat
hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang. Hal tersebut misalnya
dihubungkan dengan keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan jaringan
tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan osteoklas ini secara
khas terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas yang
berkerut-kerut (ruffled border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mroskop
electron. Ruffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam organik yang
dapat melarutkan komponen mineral pada enzim proteolitik lisosom untuk
kemudian bertugas menghancurkan matriks organic. Pada proses persiapan
dekalsifikasi (a), osteoklas cenderung menyusut dan memisahkan diri dari
permukaan tulang. Relasi yang baik dari osteoklas dan tulang terlihat pada
gambar (b). resorpsi osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang
sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal pada
tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah
jangka panjang. Selain pendapat di atas, ada sebagian peneliti berpendapat
bahwa keberadaan osteoklas merupakan akibat dari penghancuran tulang.
Adanya penghancuran tulang osteosit yang terlepas akan bergabung menjadi
osteoklas. Tetapi akhir-akhir ini pendapat tersebut sudah banyak ditinggalkan

dan beralih pada pendapat bahwa sel-sel osteoklas-lah yang menyebabkan


terjadinya penghancuran jaringan tulang.

Sel Osteoprogenitor
Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan pula sel
osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada
periosteum bagian dalam dan juga endosteum. Selama pertumbuhan tulang, selsel ini akan membelah diri dan mnghasilkan sel osteoblas yang kemudian akan
akan membentuk tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam dari jaringan tulang
tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan
osteoklas. Sel sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga
berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel cartilago.
Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang.
Menurut penelitian, diferensiasi ini dipengaruhi oleh lingkungannya, apabila
terdapat pembuluh darah maka akan berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan
apabila tidak ada pembuluh darah akan menjadi khondroblas.

Proses remodeling

1.Pembentukan hematoma. Pada daerah fragmen fraktur terdapatpenimbunan


darah.
2. Organisasi hematoma (stadium inflamasi). Dalam beberapa jam setelah
trauma maka fibroblas dan jaringan di sekitar fraktur masuk ke hematoma
tersebut dan beberapa hari kemudian terjadi pembentukan kapiler di daerah
tersebut. Secara bertahap hematoma tersebut menjadi jaringan granulasi.
3. Pembentukankalus. Fibroblas yang ada di jaringan granulasi mengalami
metaplasia dan berubah menjadi kolagenoblas khondroblas, kemudian menjadi
osteoblas. Osteoblas dari jaringan tulang yang sehat juga ikut partisipasi.

Timbunan jaringan tulang berada di sekitar jaringan kolagen dan pulau-pulau


kartilago. Keadaan ini disebut woven bone. Kalus tersebut mengakibatkan
fragmen-fragmen bersatu dan pada pemeriksaan akan teraba kalus dan dapat
terlihat pada gambaran ro photo.
4 .Konsolidasi. Woven bone berubah menjadi lamellar bone dan fraktur menjadi
solid (union).
5. Remodelling.Kalusyangberlebihandisekitarfragmen-fragmentersebut
menghilang sehingga terbentuk tulang normal atau mendekati bentuk normal.
Kanalis medularis mulai terbentuk. Pada anak-anak mempunyai daya remodeling
yang sangat besar sehingga dapat mengoreksi deformitas yang terjadi akibat
pergeseran fragmen satu sama lain bahkan diskrepansi yang terjadi akibat
fraktur tersebut.

Penatalaksaan
A.fraktur
Non-farmakologi
1.lakukan primary survei airway dan breathing
2.lakukan tindakan bidai dengan menekan luka terlebih dahulu kemudian
melakukan reposisi dan di bidai saat circulation
3.lakukan primary survei disablelity dan event
4.rujuk lah ke dokter spesialis bedah
Farmakologi
Berikan anti analgetik
-ibu profen
Waktu paruh : 6 jam
Mekanisme: menghambat COX-2
Dosis :4x 400mg
Efek samping: gangguan gastro intestinal
Berikan antibiotik
Amoxicilin

Resep :
R/ibuprofen tab 400mg No.XXI
3 dd 1
______________________
R/amoxicilin tab 500mg no.XXI
3 dd 1
______________________

Osteomielitis

Anti analgetik
Tramadol
Waktu paruh : 6 jam
Mekanisme: menghambat COX-2
Dosis :2 x 50mg
Antibiotik :
Eritromicin
Dosis :4 x 200mg /hari

Resep
R/ Tramadol tab 50 mg no.XIV
2 dd 1
______________________
R/ eritromicin tab 200 mg no.XXXII

4 dd 1

Anda mungkin juga menyukai