PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Ambulance merupakan suatu sarana kesehatan yang dibuat sedemikian rupa guna
mentrasport pasien sakit atau cedera. Pelayanan ambulance merupakan layanan medis yang
ditujukan kepada pasien guna melakukan transportasi pasien baik sebelum mendapatkan
penanganan di Rumah Sakit maupun pada saat perpindahan dari suatu fasilitas pelayanan
kesehatan ke tempat lainnya.
Pelayanan darurat medis adalah jenis layanan darurat yang didedikasikan untuk menyediakan
perawatan medis akut dan atau transportasi ke perawatan definitif di rumah sakit, untuk
pasien dengan penyakit akut dan cedera. Menjemput pasien merupakan suatu kegiatan
menjemput orang sakit yang mengalami kegawatdaruratan medis di luar rumah sakit, untuk
dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan fasilitas ambulance beserta dokter dan perawat
guna mendapatkan pelayanan kesehatan. Merujuk pasien merupakan suatu kegiatan
memindahkan layanan perawatan pasien ke rumah sakit lain dengan alasan pasien
memerlukan fasilitas pemeriksaan yang lebih memadai dan memerlukan perawatan lanjutan.
Ambulance dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ambulance darat seperti kereta api, kendaraan
roda empat. Ambulance udara seperti helikopter dan ambulance air. Menurut SK MENKES
No. 0152/ Yan Med/RSKS/1987, Kendaraan pelayanan medis dibedakan menjadi lima, yaitu
ambulance gawat darurat, ambulance RS lapangan, ambulance pelayanan medik bergerak,
ambulance transportasi, dan ambulance jenazah.
B. TUJUAN
1. Pasien mendapatkan pelayanan transportasi dengan ambulance sesuai dengan
kebutuhannya.
2. Pasien mendapatkan pelayanan medis dengan safety dan nyaman.
BAB II
RUANG LINGKUP
Mobil Ambulance Rumah Sakit Unggul Karsa Medika telah dilengkapi dengan :
1. Pemeriksaan KIR
2. STNK
3. Nama Layanan pada Kedua Sisi
4. Ban dalam Kondisi Baik
5. Pintu dalam Kondisi Diterima
6. Sirene
7. Lampu Rotator
8. Peralatan Komunikasi (HP)
9. Selimut, Bantal
10. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, dll)
11. Alat medis darurat
BAB III
KEBIJAKAN
A. Merujuk Pasien
Cara kerja :
1. Dokter jaga IGD menjelaskan kepada pasien/keluarga pasien alasan pasien di
rujuk.
2. Dokter jaga IGD memberitahu kepada perawat bahwa pasien akan di rujuk dan
membuat surat rujukan.
3. Dokter jaga IGD membuat surat rujukan dan melengkapi dengan hasil
pemeriksaan laboratorium, rontgen dan lain-lain jika pasien dilakukan
pemeriksaan tersebut.
4. Perawat menghubungi rumah sakit rujukan dan dokter berkewajiban
menerangkan kondisi serta therapi yang telah diterima pasien kepada rumah
sakit rujukan yang di tuju pada kondisi tertentu, dokter menyerahkan surat
rujukan kepada keluarga pasien untuk diserahkan kepada rumah sakit rujukan.
5. Pasien yang di rujuk dengan menggunakan ambulance harus ditemani oleh
minimal satu orang perawat dan satu orang dokter, dan pasien dalam keadaan
stabil serta transportable.
6. Perawat mempersiapkan alat-alat live saving standar dalam tas ambulance.
7. Apabila tempat pada rumah sakit rujukan telah tersedia, perawat meminta
keluarga untuk menyelesaikan administrasi selama di IGD Rumah Sakit
Unggul Karsa Medika
8. Perawat yang mengantar ke rumah sakit rujukan melakukan serah terima
dengan petugas rumah sakit rujukan
9. Selama diperjalanan dilakukan monitoring :
a. Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan.
d. Membawa ke ambulance.
h. Dokter duduk disamping kanan kepala pasien bila dalam ambulance ada
tempat duduk dibagian kepala pasien, dokter duduk di bagian kepala
pasien.
i. Perawat duduk disebelah kanan pasien.
1. Pengemudi ambulance harus memiliki lisensi mengemudi yang sah dan harus
menyelesaikan program pelatihannya.
1. Gunakan sirine secara bijak, dan gunakan hanya ketika perlu. Sirine hanya
digunakan jika pengemudi dalam respon emergency, Suara sirine yang dinyalakan
terus menerus dapat menambah rasa takut dan cemas pasien, dan kondisi pasien
dapat memburuk jika mulai timbul stress. Pengemudi kendaraan bermotor
2. Cenderung untuk tidak memberikan jalan pada ambulance jika sirine terlalu sering
dinyalakan. Beberapa pengemudi menganggap bahwa ambulance seringkali
menyalahgunakan sirine dalam keadaan non-emergensi.
3. Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Jangan pernah beranggapan
bahwa semua pengendara kendaraan bermotor akan mendengar sinyal Anda. Adanya
bangunan, pepohonan, dan semak belukar, radiotape dalam mobil dapat
menghalangi suara sirine.
4. Bersiaplah terhadap manuver aneh pengemudi lain, karena beberapa pengemudi
menjadi panik jika mendengar bunyi sirine.
5. Jangan berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-tiba. Hal ini
dapat menyebabkan pengemudi lain menginjak rem mendadak dan Anda tidak bisa
berhenti tepat pada waktunya. Gunakan klakson ketika Anda berada dekat dengan
kendaraan di depan Anda.
6. Jangan menggunakan sirine sembarangan, dan jangan digunakan untuk menakuti
orang lain.