Anda di halaman 1dari 21

1.

Pengertian
Definisi Ambulan
Ambualan adalah kendaraan yang dirancang untuk mengangkut orang sakit
atau terluka untuk mendapatkan fasilitas medis . Kebanyakan ambulan adalah
kendaraan bermotor meskipun helikopter pesawat terbang dan perahu juga
digunakan . Interior ambulan memiliki ruang untuk satu atau lebih pasien
ditambah beberapa personel gawat darurat medis. Hal ini juga berisi berbagai
perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk memberi pertolongan kepada
pasien saat perjalanan.

2. Tujuan
1. Petolongan Penderita gawat darurat Pra Rumah Sakit.
2. Pengangkutan penderita gawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi
kejadian ke tempat tindakan definitive atau ke rumah sakit.
3. Sebagai kendaraaan transportasi rujukan.

3. Type ambulan berdasarkan basic dan advance :


1. Ambulan Basic Life Support ( BLS )
Tingkat layanan ambulan BLS ini dirancang untuk pasien rawat jalan non-
terikat tidak memerlukan terapi medis yang canggih saat dalam perjalanan
BLS armada ambulan dikelola 24 jam per hari

2. Ambulan Advance Life Sport (ALS )


ALS ambulan membawa peralatan dan perlengkapan yang mirip dengan
yang ditemukan dalam sebuah departemen darurat rumah sakitar atau unit
perawat kritis. ALS ambulan membawa peralatan perawatan kritis termasuk
monitor EKG dan defebilator, alat pacu jantung ekternal intravena dan alat
mengambil darah, obat pra rumah sakit , peralatan jalan nafas canggih dengan
peralatan pemantauan khusus dan banyak lagi.
ALS ambulan memberikan perawtan mendukung kehidupan canggih
untuk pasien yang sakit atau terluka yang membutuhkan bantuan medis.
4. Persyaratan Ambulan.
Persyaratan fisik kendaraan.
1) Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak.
2) Tanda pengenal kendaraan didepan- gawat darurat atau emergency
disamping kanan dan kiri tertulis Ambulan dan logo Star Of Life bintang enam
biru dan ular tongkat.
3) Menggunakan pengatur suhu udara AC dengan pengendali di ruang
pengemudi.
4) Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.
5) Ruang penderita tidak dipisahkan dengan ruang pengemudi.
6) Tempat duduk petugas diruang penderita dapat diatur dandilipat,
7) Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan penderita.
8) Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu dapat dilepas.
9) Ruang penderita cukup tinggi sehingga petuas dapat berdiri tegak untuk
melakukan tindakan.
10)Gantungan infuse terletak sekurang kurangnya 90 cm diatas tempat penderita.
11)Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita.
12)Lampu ruangan secukupnya atau bukan neon dan lampu sorot yang dapat
digerakan.
13)Meja dengan lemari obat dan peralatan medis.
14)Penyimpanan air bersih 20 liter wastafel dan penampunagan air limbah.
15)Sirine 2 nada.
16)Lampu rotator warna merah dan biru.
17)Radio dan telepon genggam diruang pengemudi.
18)Buku petunjuk pemeliharaan alat semua berbahasa Indonesia .

5. Syarat Pengemudi Ambulans


Untuk menjadi seorang pengemudi ambulans yang aman, Anda harus :
1) Sehat secara fisik. 
2) Anda tidak boleh memiliki kelainan yang dapat menghambat. Anda dalam
mengoperasikan ambulans, tidak juga kondisi medis yang mengganggu Anda
saat mengemudi.
3) Sehat secara mental Emosi terkontrol. 
4) Mengemudikan ambulans bukanlah perkerjaan bagi seseorang yang gemar
memainkan lampu dan sirine.
5) Bisa mengemudi di bawah tekanan.
6) Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang pengemudi
tapi jangan terlalu percaya diri dengan menantang resiko.
7) Bersikap toleran dengan pengemudi lain. Selalu ingat bahwa orang akan
bereaksi berbeda ketika melihat kendaraan emergensi. Terima dan toleransi
kebiasaan buruk pengemudi lain tanpa harus marah.
8) Tidak dalam pengaruh obat-obat yang berbahaya. Alkohol, obat- obatan
terlarang seperti marijuana dan kokain, obat-obatan seperti antihistamin dan
obat penenang lainnya.
9) Mempunyai Surat Izin mengemudi yang masih berlaku.
10)Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan saat menyetir.
11)Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri Anda
terhadap tekanan perorangan, penyakit, kelelahan, dan mengantuk.

6. Aturan ambulans gawat darurat di jalan raya


Setiap negara memiliki undang-undang yang mengatur pengoperasian
kendaraan emergensi. Pengemudi ambulans umumnya dibebaskan dari aturan
kecepatan, parkir, larangan menerobos lampu lalu lintas, dan arah jalan. Namun
demikian, peraturan juga menggariskan bahwa jika seorang pengemudi ambulans
mengemudikan kendaraannya tanpa memperdulikan keselamatan orang lain,
maka harus siap membayar konsekuensinya - bisa berupa surat tilang, gugatan
pengadilan, atau bahkan ditahan untuk beberapa waktu. Berikut adalah beberapa
hal yang mencakup peraturan pengoperasian ambulan:
1) Pengemudi ambulan harus memiliki lisensi mengemudi yang sah dan harus
menyelesaikan program pelatihannya.

2) Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulan untuk tidak mematuhi


peraturan ketika ambulan digunakan untuk respon emergency atau untuk
transportasi pasien darurat. Ketika ambulan tidak dalam respon emergency,
maka peraturan yang berlaku bagi setiap pengemudi kendaraan non-darurat,
juga berlaku untuk ambulan.

3) Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut tidak
menjadikan pengemudi ambulan kebal terhadap peraturan terutama jika
mengemudikan ambulan dengan ceroboh atau tidak memperdulikan
keselamatan orang lain.

4) Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi


menggunakan alat-alat peringatan (warning devices) dengan tata cara yang
diatur oleh peraturan.

5) Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi kendaraan


emergensi untuk :

 Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak hak milik atau


membahayakan nyawa orang lain.

 Melewati lampu merah dan tanda berhenti. Beberapa negara


mengharuskan pengemudi ambulan untuk berhenti terlebih dahulu saat
lampu merah, lalu melintas dengan hati-hati. Negara lain hanya
menginstruksikan pengemudi untuk memperlambat laju kendaraan dan
melintas dengan hati-hati.

 Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan selama tidak


membahayakan nyawa dan hak milik orang lain.

 Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului setelah


memberi sinyal yang tepat, memastikan jalurnya aman, dan menghindari
hal-hal yang membahayakan nyawa dan harta benda.

 Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan berbelok ke


arah tertentu, setelah memberi sinyal dan peringatan yang tepat.

Apabila terjadi kecelakaan/tabrakan ambulan, sebagian besar peraturan


perundangan- undangan yang menyidangkan pengemudi di pengadilan akan
mengemukakan dua hal penting. Apakah pengemudi telah memperdulikan
keselamatan orang lain selama mengemudi? Dan apakah saat itu panggilan
benar-benar dalam keadaan darurat?

7. Penggunakan Alat-alat Peringatan

Pengoperasian kendaraan emergensi yang aman dapat dicapai hanya jika


alat-alat peringatan dan sirine emergensi digunakan dengan tepat dan dengan
mengemudikan kendaraan secara difensif/hati-hati. Penelitian menunjukkan
bahwa supir kendaraan lain bisa saja tidak melihat atau mendengar suara
ambulan hingga berada dalam jarak 50 sampai 100 kaki. Jadi jangan pernah
beranggapan bahwa anda berada dalam keadaan aman jika sudah menyalakan
lampu peringatan dan sirine. 

Sirine adalah alat peringatan audio yang paling banyak digunakan dalam
pratek ambulan dan juga paling sering disalah gunakan. Saat menyalakan sirine,
pertimbangkan efeknya yang bisa terjadi baik pada pengendara bermotor lainnya,
pasien dalam ambulan, maupun pengemudi ambulan itu sendiri. Di bawah ini
beberapa aturan penggunaan sirine ambulan gawat darurat.

1) Gunakan sirine secara bijak, dan gunakan hanya ketika perlu. Sirine hanya
digunakan jika pengemudi dalam respon emergency, Suara sirine yang
dinyalakan terus menerus dapat menambah rasa takut dan cemas pasien, dan
kondisi pasien dapat memburuk jika mulai timbul stress.

2) Pengemudi kendaraan bermotor Cenderung untuk tidak memberikan jalan


pada ambulan jika sirine terlalu sering dinyalakan. Beberapa pengemudi
menganggap bahwa ambulan seringkali menyalahgunakan sirine dalam
keadaan non-emergensi.

3) Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Jangan pernah


beranggapan bahwa semua pengendara kendaraan bermotor akan
mendengar sinyal anda. Adanya bangunan, pepohonan, dan semak belukar,
radiotape dalam mobil dapat menghalangi suara sirine.

4) Bersiaplah terhadap manuver aneh pengemudi lain, karena beberapa


pengemudi menjadi panik jika mendengar bunyi sirine.
5) Jangan berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-tiba. Hal
ini dapat menyebabkan pengemudi lain menginjak rem mendadak dan Anda
tidak bisa berhenti tepat pada waktunya. Gunakan klakson ketika Anda berada
dekat dengan kendaraan di depan Anda.

6) Jangan menggunakan sirine sembarangan, dan jangan digunakan untuk


menakuti orang lain.

Klakson adalah perlengkapan standar pada setiap ambulan. Pengemudi yang


berpengalaman menyadari bahwa penggunaan klakson dengan bijak dapat membuka
jalur lalu lintas secepat sirine. Petunjuk penggunaan sirine diaplikasikan juga untuk
penggunaan klakson.

Peralatan Peringatan Visual. Dimanapun ambulans berada di jalan, siang ataupun


malam, lampu depan harus selalu dinyalakan. Hal ini dapat meningkatkan jarak
pandang kendaraan terhadap pengemudi lain. Ketika ambulans berada pada keadaan
emergensi untuk pasien dengan prioritas tinggi, baik dalam perjalanan menuju lokasi
kejadian maupun transportasi ke rumah sakit, semua lampu emergensi harus
digunakan. Kendaraan harus bisa terlihat dari setiap sudut 360 derajat.

8. Kecepatan dan Keselamatan

    Sebagai pengemudi ambulan, Anda pasti sering sekali diingatkan untuk
mengemudi dengan pelan dan hati-hati. Mungkin Anda akan berkelit dengan
mengatakan seperti, ”Bagaimana aku dapat membawa pasien dengan cedera
serius tepat waktu ke rumah sakit bila aku mengulur waktu? Kami tidak meminta
Anda untuk mengulur waktu. Tetapi kemudikanlah ambulans dengan mengingat
hal-hal yang tertera di bawah ini:

1) Kecepatan yang berlebihan dapat menigkatkan kemungkinan terjadinya


tabrakan.

2) Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang labih panjang untuk berhenti,
sehingga dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan. Ingatlah bahwa
peraturan di beberapa negara mungkin memperbolehkan Anda untuk tidak
mematuhi peraturan lalu lintas dalam keadaan emergensi yang sebenarnya
dan dengan memperdulikan keselamatan orang lain. Pengecualian dalam hal
ini, mencakup aturan batas kecepatan, lampu merah dan tanda berhenti, dan
peraturan lain serta sejumalh batasan larangan. Namun jangan lupa untuk
selalu melintasi persimpangan dengan lampu peringatan peringatan, hindari
menikung tiba-tiba, dan selalu menyalakan lampu penunjuk arah. Pastikan
bahwa pengemudi ambulans dan semua penumpang menggunakan sabuk
pengaman saat ambulans sedang berjalan.
9. Pengiriman Ambulan Lebih Dari Satu Atau Dengan Kendaraan Pengiring.
    Ketika polisi mengiringi ambulan mengantar ke lokasi kejadian, mungkin
akan timbul beberapa bahaya tambahan. Seringkali terjadi, pengemudi
ambulans yang tidak berpengalaman mengikuti mobil pengiring terlalu dekat dan
tidak bisa menghentikan ambulan saat kendaraan di depannya berhenti
mendadak. Pengemudi ambulans yang tidak berpengalaman bisa saja memiliki
anggapan yang keliru bahwa pengemudi kendaraan lain mengetahui bahwa
ambulans yang dikendarainya tengah mengikuti mobil pengiring. Pada
kenyataannya, pengemudi lain akan berhenti tepat di depan ambulans sesaat
setelah kendaraan pengiring melintas. Karena bahaya yang timbul akibat
adanya pengiring, sebagian besar sistem EMS tidak merekomendasikan
pengiriman ambulans dengan kendaraan pengiring kecuali pengemudi
ambulans tidak mengenal lokasi pasien (atau rumah sakit) sehingga harus
dipandu oleh polisi. Pada pengiriman ambulans lebih dari satu, bahaya yang
timbul dapat serupa seperti yang ditimbulkan kendaraan pengiring, terutama
ketika iringan kendaraan melaju pada satu arah yang sama, dengan jarak yang
terlalu berdekatan. Bahaya besar juga terjadi ketika dua ambulans melintasi
persimpangan jalan pada saat yang sama. Tidak hanya mereka akan kesulitan
untuk saling menghindar, tetapi pengemudi kendaraan lain mungkin akan dapat
menghindar mobil pertama tapi tidak mobil kedua. Pada intinya, pengemudi
ambulans harus memberikan perhatian lebih saat melintasi persimpangan untuk
pengiriman ambulans lebih dari satu.

10. Mencari Jalur Alternatif


Jika diperkirakan bahwa ambulans akan terlambat mencapai lokasi pasien,
pengemudi ambulans harus mempertimbangkan sebuah jalur alternatif atau
meminta pengiriman ambulans lain. Beberapa tip untuk antisipasi adanya
kemacetan:
1) Perkirakan waktu-waktu di mana perubahan keadaan dapat mempengaruhi
kecepatan pengiriman.

2) Dapatkan peta detail wilayah pelayanan Anda. Kemudian tandai titik-titik pada
peta yang biasa timbul masalah lalu lintas seperti area sekolah, jembatan,
terowongan, persimpangan rel kereta api, dan area-area padat.

3) Tandai juga keadaan-keadaan lain yang bisa timbul sewaktu-waktu seperti


lokasi pembangunan dan perbaikan jalan ataupun adanya jalan memutar yang
panjang maupun pendek.

4) Gunakan warna yang berbeda, tandai jalur alternatif, jalur salju, dan lain
sebagainya.

5) Gantung sebuah peta di pangkalan dan letakkan sebuah peta lain di dalam
ambulans. Sehingga jika Anda kelak menghadapi wilayah yang bermasalah,
Anda akan dapat memilih jalur alternatif yang mampu mengantarkan Anda ke
tujuan dengan lebih cepat dan lebih aman.

11. Menempatkan Ambulans di Lokasi Kejadian Kecelakaan/Tabrakan

Ketika mengirimkan ambulans ke lokasi kejadian kecelakaan/tabrakan


kendaraan, pastikan untuk mengambil segala tindakan guna melokalisir tempat
kejadian. 

15. Lakukan penilaian keamanan lokasi dan tentukan area-area berbahaya di


sekitar lokasi kejadian.

16. Parkirlah ambulans sekurang-kurangnya 100 kaki dari rongsokan kendaraan,


jika terlihat ada nyala api, atau kebocoran cairan dan asap yang berbahaya.
Jika tidak tampak nyala api atau kebocoran cairan dan asap, parkir sekurang-
kurangnya 50 kaki dari rongsokan. set rem parkirnya dan letakkan baji
pengganjal roda di bawah ban sedemikian rupa sehingga pergerakan maju
akan tertahan bila ambulans terdorng.

17. Parkirlah ambulans Anda di belakang rongsokan kendaraan (dari arah


keadatangan Anda) jika Anda adalah kendaraan emergensi pertama yang ada
di lokasi kejadian sehingga lampu peringatan anda dapat memperingatkan
kendaraan bermotor lain yang mendekat sebelum nyala api atau tanda lain
diletakkan.

18. Jika lokasi kejadian telah diamankan oleh polisi atau pihak lain

19. parkirlah di depan rongsokan kendaraan untuk mencegah ambulans Anda


tertabrak arus lalu lintas yang datang dari belakang.

20. Minta seseorang berada di belakang ambulans untuk bertindak sebagai


pengarah dan pemandu Anda ketika memundurkan ambulans untuk
mengambil pasien, anda memiliki keterbatasan pandangan jika sekedar
mengandalkan spion dan kemungkinan resiko menabrak pejalan kaki, benda,
atau kendaran lain.

12. Kwalifikasi AGD ( Ambulan Gawat Darurat ):


Ambulan Gawat Darurat dipakai untuk melakukan hal- hal yang dapat
mencegah kecacatan atau kematian. Untuk itu AGD diharapkan mampu untuk:

a. Idielnya sampai ditempat pasien dalam waktu 6-8 menit agar dapat mencegah
kematian karena sumbatan jalan nafas, henti nafas, henti jantung atau
perdarahan massif ( “to seve life limb “ )
b. Berkomunikasi dengan pusat komunikasi, rumah sakit dan ambulan lainnya.
c. Melakukan penolongan pada persalinan.
d. Melakukan transportasi pasien dari tempat kejadian kerumah sakit atau dari
rumah sakit ke rumah sakit .
e. Menjadi rumah sakit lapangan dalm penanggulangan bencana.
f. Mampu menanggulangi gangguan A ( airway ), B ( breathing ), C ( cyrculatiaon
) dalam batas batas Bantuan Hidup Dasar.
g. Juga dilengkapi dengan ektrikasi, fiksasi, stabilisasi, dan transportasi
h. Dilengkapi dengan semua alat- obat untuk semua jenis kegawat daruratan

15. Type / Jenis ambulan di Rumah Sakit Mardi Waluyo di golongkan sebagai berikut:
a. Ambulan I
Ambulan kijang warna metallic dapat digunakan untuk mengangkut pasien
tidak ada kegawatdaruratan, untuk mengambil pasien dari rumah ke rumah
sakit atau dari rumah sakit ke rumah pasien pulang

b. Ambulan II
Ambulan 118 warna biru / kuning / Hiace baru / APV transport dapat
digunakan untuk mengangkut pasien yang ada kegawatdaruratan yang
mengancam jiwa , untuk mengambil pasien dari rumah ke rumah sakit dan
atau dari rumah sakit ke rumah sakit lain / merujuk

c. Ambulan III
Ambulam warna putih L300 / APV mobil jenazah digunakan kusus untuk
mengangkut jenasah baik dari rumah sakit kerumah maupun untuk
mengangkut jenasah dari tempat kejadian seperti ( kasus polisi ) kerumah
sakit

16. STANDART PROSEDUR OPERASIONAL PERAWATAN AMBULAN OLEH


DRIVER
a. Tata Laksana Pemeriksaan harian Ambulan ( saat mesin mati )
Berikut ini adalah langkah – langkah pemeriksaan yang dapat dilakukan ketika
ambulan berada di pangkalan:
1) Periksa seluruh badan ambulan cari kerusakan jalanya pengoperasian
yang amann
2) Periksa roda dan ban periksa adanya kerusakan atau robeknya pelek roda
dan bagian luar ban . Gunakan alat pengecek atau meteran tekanan untuk
memastika semua ban mengembang dengan tekanan tepat.
3) Periksa spion dan jendela. Cari kaca yang pecah dan longgar dan periksa
apakah ada bagian yang hilang. Pastikan spion bersih dan diposisikan
dengan tepat sehingga didapatkan lapang pandang maksimal.
4) Periksa setiap pintu dan kunci.
5) Periksa bagian- bagian sitem pendingin. Periksa jumlah Freon atau bahan
pendingin. Periksa selang pipa system pendingina dari kebocoran atau
keretakan.
6) Periksa jumlah cairan kendaraan , termasuk minyak mesin, pelumas rem,
dan pelumas setir. Periksa olie jika jenisnya aki basah yang bisa diisi ulang,
periksa jumlah cairannya , jika aki kering, nilai keadaanya dengan
memeriksa portal indicator.
7) Periksa kekencangan hubungan antar kabel dan tanda tanda korosi
8) Periksa kebersihan permukaan bagian dalam ambulan termasuk
dashbbord dan periksa adanya kerusakan.
9) Periksa fungsi candela. Periksa bahwa dalam setiap jendela bersih.
10) Tes fungsi klakson. Fungsi sirine jarak dengar
11) Periksa sabuk pengaman. Pestikan setiap sabuk tidak rusak. Tarik setiap
sabuk dan gulunganya untuk memastikanbahwa mekanisme retractor
bekerja dengan baik.
12) Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin sehingga bisa
mengendalikan setir dan pedal dengan optimal.
13) Periksa jumlah bahan bakar. Isi bahan bakar setelah setiap kali panggilan
dimanapun kejadianya.

b. Tatalaksana Pemeriksaan harian Ambulan ( setiap mesin menyala )


1) Nyalakan terlebih dahulu untuk memulai pemeriksaan
2) Keluarkan ambulan dari ruangan penyimpanan jika mesin mengeluarkan
asap yang mungkin bisa menjadi masalah.
3) Set rem parker, pindahkan persneling keposisi parker dan minta rekan
untuk mengganjal roda.
4) Tes fungsi indicator yang terletak di dasbord untuk melihat apakah lampu
indicator dapat menyala dengan baik untuk menunjukan adanya
kemungkinan masalah yang terjadi pada tekanan olie, suhu mesin, atau
system elektrik ambulan lainnya.
5) Periksa meteran yang terletak di dasbord untuk pengopersian ambulan
yang optimal.
6) Tes fungsi rem, injak rem kaki. Catat apakah fungsi pedal rem sudah tepat
atau berlebihan. Periksa tekanan udara rem kaki jika dibutuhkan. Tes
fungsi rem parker ( rem tangan).
7) Tes fungsi setir. Putar ke berbagai arah.
8) Periksa fungsi alat penyapu kaca ( wiper ) depan dan alat pencucian
( washer ) kaca harus bisa disapu bersih setiap alat penyapu digerakan.
9) Tes tinggi lampu peringatan ( warming fights ) ambulan. Cek dengan cara
mengitari ambulan dan memeriksa fungsi setiap lampu kilat ( washing
light ) dan lampu putar (revoving light ). Periksa lampu depan ( sinar jauh
dan dekat ) nyalakan lampu sinyal / waver ( signal light ). Lampu kilat
perempatan ( fair way flasher ) lampu rem ( brake light ) lampu samping
( side light ) dan lampu belakang ( rear light ) untuk penerangan lampu
jalan.
10)Periksa fungsi perlengkapan pemanas dan pendingin baik dikompertemen
pengemudi maupaun kompertemen pasien.
11)Lakukan juga pemeriksaan alat isap (suction ) on-bord pada kesempatan
ini jika mesin sedang menyala.
12)Operasikan perlengkapan komunikasi. Lakukan uji radio portable dan radio
terfiksir serta alat komunikasi radio telpon lain.

c. Tata laksana Pemeriksaan Persediaan dan Perlengkapan Kompartemen \


Pasien:
1) Periksa persediaan dan perlengkapan perawatan serta perlengkapa“life
sport”
2) Pastikan bahwa telah dilakukan pemeriksaan atas setiap peralatan yang
harus dibawa dalam ambulan, dengan mencatat setiap temuan pada
laporan pemeriksaan. Peralatan tersebut tidak sekedar diindentifikasi,
namun harus diperiksa pula kelengkapan keadaan, dan fungsinya.
Beberapa hal yang harus dilakukan pemeriksaan meliputi:
a) Periksa tabung oksigen
b) Pompa bidai udara dan periksa apakah ada kebocoran.
c) Periksa semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi dengan
baik.
d) Periksa juga apakah peralatan penyelamatan berdebu dan berkarat.
e) Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk memastikan bahwa
semua setrum aki berfungsi dengan baik.
f) Untuk perlengkapan khusus, seprti defebilator ekterna otomatis
( AED ) membutuhkan pemeriksaan tanbahan oleh tim medis.
g) Lengkapilah laporan pemeriksaan. Pemeriksaan segala kekurangan.
Ganti barang barang yang telah terpakai.

h) Bersihka unit ambulan untuk mengendaliakan kemungkinan adanya


infeksi.

17. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN OLEH TENAGA MEDIS /


PARA MEDIS DI AMBULAN
1. Mengecek Tiap hari Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan.
a. Alat Medis
1) Steril
Naso atau orofaringeal tube, sution kateter, hand scoon berbagai
ukuran,abocath berbagai ukuran, kateter urine berbagai ukauran,
dengan urobag, kassa steril, set rawat luka dan set jahit luka, infuse
atau blood set.

2) Non steril
Tabung O2 dan regulator, Bag valve mask, Tempat sampah medis
retutup, Tensime ter, stetoskop, Neek color, Bidai, Plaster, Standar
infuse, Gunting.

3) Obat – obatan
Andrenalin injeksi. Efiniprin injeksi, dupamin injeksi, atropin injeksi,
dexametason injeksi, Lidocain injeksi, aminopilin injeksi, furosemide
injeksi, cairan infuse dasar (RL, NaCL, Dextros )
b. Non Medis.
1) Brancart atau strecer.
2) Lemari alkes dan obat – obatan.
3) Meja instrument portable dan bisa dilipat
4) Lembar observasi untuk catatan selama transportasi.
5) Lembar informed consent buku regester dan lembar rujukan
6) Scort
7) Alat tulis bolpoin hitam ,merah , biru )
8) Tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun cairnya
9) Handuk atau sapu tangan untuk satu kali pakai atau tyssu.
10)Selimut
11)Lampu tindakan satu buah

18. Standart Prosedur Operasional Permintaan Pelayanan Ambulance


Transport Dari Salam Rumah Sakit( Driver Ambulan )
a. Mempersiapkan pelayanan.
1) Driver ambulan setelah mendapat permintaan dari keluarga pasien, driver
ambulan menanyakan ke perawat ruangan tentang jenis ambulan yang
dibutuhkan dan menanyakan kontrak waktu keberangkatannya.
2) Bila sudah dapat informasi dari perawat ruangan, driver ambulan
menjelaskan tentang :
a) Pasien Umum : estimasi biaya yang dibutuhkan.
b) Pasien Penjamiman : Persyaratan yang harus dilengkapi.
c) Menjelaskan kontrak waktu yang telah disepakati dengan perawat
ruangan.
d) Bila setuju tandangan diform formulir permintaan ambulan.
3) Driver ambulan menyiapkan ambulan sesui dengan permintaan dari
perawat ruangan dan memastikan kesiapan dan kelengkapan ambulan.
4) Bila jarak tempuh lebih dari 300 km harus ada sopir pendamping.
5) Mencatat nama petugas yang berangkat ( pada daftar dinas petugas )
6) Petugas mencuci tangan.
7) Petugas memakai alat pelindung diri sesui dengan level pasiennya.

8) Driver menjemut ke ruangan dengan ambulan di parkir di dekat pintu keluar


pasien.

9) Driver ambulan membawa brankart ambulan keruangan menemui perawat


ruangan untuk mengangkat pasien ke brankart ambulan yang dibantu
drivernya.

10)Perawat dan driver mendorong ke ambulan dan didalam perawat


memastikan peralatan medis yang menempelkan ke pasien dengan benar,
driver memastikan semua pengaman pasien sudah terpasang.

11)Driver memeriksa lagi semua kelistrikan ambulan sudah siap pakai.

12)Kalau sudah siap semua berangkat, selam perjalanan perawat disamping


pasien dan mengobservasi pasin, dan dicatat di form observasi untuk
dioperkan ditempat yang menerima rujukan

13)Ditempat rujukan perawat operan, driver ambulan meminta tanda tangan


dan stempel surat jalan, membawa barankart dan di dekontaminasi didekat
ambulan.

14)Melepas APD di buang ditempat yang telah ditentukan, dan menunggu


perawat keluar dari ruang operan.
b. Melaksanakan serah terima pasien dengan petugas ditempat pelayanan
atau lokasi awal kepetugas ambulan ( MEDIS / PARAMEDISNYA )
1. Petugas mendatangi lokasi menemui petugas dilokasi pelayanan
awal.
2. Memberi salam. Menyapa dan memperkenalkan diri sebagai
petugas ambulan.
3. Menanyakan atau konfirmasi identitas pasien yang akan di angkat
dengan ambulan meliputi nama jenis kelamin , alamat, pekerjaan,
diagnosis sementara.
4. Mencatat instruksi dokter tentang hal – hal yang harus diperhatikan
diberikan kepada pasien selama perjalanan.
5. Mencatat jenis dan dosis obat serta alat yang diperlukan pasien
selama perjalanan.
6. Mencatat keadaan pasien sebelum berangkat, meliputi diagnose
tanda – tanda vital ( kesadaran, tensi, nadi suhu, kecepatan
respirasi ) dan problema yang sedang di hadapi ( mencakup
problem airwy, breatyng, cyeculation)
7. Meminta surat rujukan ( bila ada )
8. Menanyakan kondisi umum pasien apakah pasien telah siap
dipindahkan keambulan antara lain

c. Memindahkan pasien dari tempat awal ke ambulan( MEDIS /


PARAMEDISNYA )
1. Memastikan pasien dalam keadaan siap untuk dipindahkan ke
ambulan dengan cara melakukan pemeriksaan CAB.
2. Mengambil brancard dari ambulan dan dibawa ke lokasi pasien
berada.
3. Memindahkan pasien ke brancart.
4. Memasukan brancart berisi pasien kedalam ambulan.
5. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin di dalam ambulan
sesuai kondisinya.
6. Petugas mengambil pasien sesuai dengan menyesuaikan kondisi
pasien.

d. Mempertahankan kondisi pasien meliputi chirculation, airway, breathing


agar tetap stabil selama perjalanan.
e. Melakukan tindakan apabila ada gangguan pada chirculation, airway,
breathing,
f. Melakukan evaluasi tanda vital dan mencatat perubahan perubahan
yang terjadi bila perlu menghubungi unit IGD yang akan dituju.
1. Menghitung denyut nadi arteri.
2. Menghitung pernafasan
3. Mengukur tekanan darah
4. Memeriksa
g. Setelah tiba ditempat tujuan melakukan serah terima pasien ke petugas
di tempat tujuan.
1. Petugas ambulan menemui petugas IGD
2. Memberi salam . menyapa, dan memperkenalkan diri sebagai
petugas ambulan ( bila Perlu )
3. Menyerahkan surat rujukan dan catatan berisi perkembangan
kondisi pasien selama dalam perjalanan.
4. Memastikan keadaan pasien siap dipindahkan .
h. Pencatatan dan pelaporan
1. Mencatat nama petugas yang berangkat.
2. Mencatat identitas pasien dan informasi dasar ( diagnose
sementara, tanda vital, problema pasien ) berdasarkan informasi
dari lokasi awal.
3. Mencatat perkembangan kndisi pasien selama perjalanan.
4. Mencatat tindakan yang dilakukan dan obat yang diberikan
kepada pasien selama perjalanan.
5. Menyerahkan catatan rekam medis kepada petugas IGD.
i. Recovery setelah kegiatan tanpa perlu dekontaminasi ambulan
1. Membersihkan alat alat yang telah digunakan
2. Merapikan dan mengembalikan alat medis ketempat semula
3. Memngumpulkan dan membuang sampah medis pada tempat
sampah medis.
4. Mengumpulkan dan membuang sampah non medis ke tempat
sampah non medis
5. Mematikan ambulan siap dipakai kembali
6. Petugas mencuci tangan
j. Recovery setelah kegiatan perlu dekontaminasi ambulan
Dilakukan bila pasien yang diangkut mengeluarkan sesuatu yang keluar
dari tubuh pasien / jenasah (kencing, darah, kotoran, dll) bisa
mengandung kuman / penyakit menular sehingga menjadi sumber
penularan. Lakukan dengan cara :

a. PERSIAPAN ALAT :
1) Larutan klorin 0,5%
2) Larutan enzimatik / air sabun
3) Lap 2 buah
4) Sarung tangan rumah tangga panjang sampai siku
5) Masker
6) Kaca mata Google
7) Apron
8) Sepatu boot
9) Kantong plastik warna kuning (untuk sampah)
10)Air bersih untuk membilas

b. PELAKSANAAN :

1) Alat yang dipakai untuk merawat pasien / jenazah dan


ambulance yang mengantar diperlakukan khusus dengan
cara dekontaminasi (direndam) dengan klorin 0,5% selama
10 menit untuk alat.

2) Bagian dalam yang berhubungan dengan pasien


a. Petugas melakukan kebersihan tangan
b. Petugas memakai APD sesuai kebutuhan/indikasi
c. Petugas membersihkan permukaan dalam ambulan dari
debu dan kotoran atau partikel kasar buang ke kantong
plastik warna kuning
d. Petugas menyemprot permukaan dalam ambulan dengan air
sabun, meratakan dan menggosok sampai bersih
e. Petugas membilas dengan air bersih
f. Petugas mengelap permukaan dalam ambulan dengan lap
kering
g. Petugas menyemprot permukaan dalam ambulan dengan
cairan clorin 0,5 dan meratakannya, diamkan selama
kurang lebih 12 menit
h. Petugas kemudian membilas dengan air bersih
i. Petugas mengeringkan dengan lap kering

3) Bagian luar ambulan

a. Petugas melakukan kebersihan tangan


b. Petugas memakai APD sesuai indikasi
c. Petugas membasahi permukaan luar ambulan (menyemprot
air)
d. Petugas membersihkan permukaan luar ambulan dengan air
sabun
e. Petugas membilas dengan air bersih
f. Petugas mengeringkan permukaan luar ambulan dengan lap
kering
g. Petugasmembersihkan dan membereskan alat
h. Petugas melepas APD
i. Petugas melakukan kebersihan tangan
j. Kembalikan alat – alat ke tempat penyimpanan

Anda mungkin juga menyukai