PENGOPERASIAN
AMBULANCE
3. MENGOPERASIKAN AMBULANS
A. SYARAT PENGEMUDI AMBULANS
1. Sehat secara fisik
2. Sehat secara mental.
3. Bisa mengemudi di bawah tekanan.
4. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan dirinya.
5. Bersikap toleran. Selalu ingat bahwa pengemudi lain akan bereaksi
berbeda ketika mengetahui kendaraan gawat darurat.
6. Tidak dalam pengaruh obat-obat berbahaya, terlarang dan obat penenang.
7. Mempunyai SIM yang masih berlaku.
8. Jika dibutuhkan, kacamata dan lensa kontak harus selalu dipakai.
9. Evaluasi keadaan diri sendiri berdasarkan respon terhadap tekanan,
kelelahan dan rasa kantuk.
B. ATURAN DI JALAN
1. Ambulans memiliki hak-hak khusus saat menggunakan jalan jika
digunakan untuk respon gawat darurat. Hak-hak khusus tidak berlaku jika
tidak dalam respon gawat darurat. Menurut UU No 22 Tahun 2009 Pasal
134, Pengguna Jalan yang memperoleh hak utama untuk didahulukan
sesuai dengan urutan berikut:
a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas.
b. ambulans yang mengangkut orang sakit.
c. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada Kecelakaan Lalu
Lintas.
d. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia.
e. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga
internasional yang menjadi tamu negara.
f. iring-iringan pengantar jenazah dan
g. konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut
pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2. Respon gawat darurat ini harus ditunjukkan dengan menghidupkan alat
peringatan (warning device) berupa sirene dan lampu rotator. Sebagaimana
bunyi UU No 22 Tahun 2009 Pasal 135: Kendaraan yang mendapat hak
utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 harus dikawal oleh petugas
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau menggunakan isyarat
lampu merah atau biru dan bunyi sirene.
3. Risiko kecelakaan tetap ada, sehingga pengemudi tetap harus memiliki
kewaspadaan tinggi, mempedulikan keselamatan pengemudi lain dan tidak
ceroboh.
4. Hak-hak khusus ini meliputi:
Memarkir kendaraan dimanapun selama tidak membahayakan
orang lain dan tidak merusak hak milik orang lain.
Melewati lampu merah dan tanda berhenti lain.
Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan selama
tidak membahayakan nyawa orang lain.
Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului setelah
memberi sinyal yang tepat, memastikan jalur aman dan
menghindari hal-hal yang dapat membahayakan nyawa dan harta
benda.
Mengabaikan arah jalur dan aturan belok, setelah memberi sinyal
yang tepat.
F. JALUR ALTERNATIF
1. Perkiraan waktu sampai tujuan / estimated time of arrival (ETA) harus
diketahui dengan baik, sehingga pertimbangan untuk mencari jalur
alternatif dapat segera dibuat.
2. Dapatkan peta detail wilayah pelayanan untuk dapat segera mencari jalur
alternatif.
G. POSISI PARKIR DI LOKASI KEJADIAN
1. Lakukan penilaian lokasi kejadian dengan cepat, termasuk menentukan
area bahaya dan jalur evakuasi.
2. Ambulans diparkir sekurangnya 30 m dari lokasi kejadian jika ada tanda
bahaya seperti nyala api atau kebocoran cairan dan asap. Jika tidak ada
tanda bahaya, ambulans diparkir sekurangnya 15 meter.
3. Rem tangan harus ditarik dan sebaiknya ditambah pengganjal roda.
4. Jika Anda adalah kendaraan penolong yang pertama datang, parkir di
belakang lokasi kejadian (dari arah datang), sehingga lampu peringatan kita
dapat memperingatkan kendaraan lain yang mendekat sebelum tanda lain
diletakkan.
5. Jika lokasi kejadian telah diamankan, parkirlah di depan lokasi kejadian
untuk mencegah ambulans Anda tertabrak arus lalu lintas dari belakang.
6. Ambulans sebaiknya tidak berjalan mundur, tetapi jika terpaksa, harus ada
orang lain yang memandu, karena pengemudi ambulans memiliki
keterbatasan pandangan ke arah belakang.
I. STABILISASI
Stabilisasi adalah urutan tindakan untuk mempersiapkan pasien sebelum
dipindahkan, Stabilisasi meliputi:
a. Perawatan luka dan cidera lain.
b. Fiksasi benda yang menusuk.
c. Pemasangan balut dan bidai.
d. Pemakaian selimut untuk menjaga suhu tubuh.
e. Alat pengangkut harus terfiksir kepada pasien dengan baik. Tali
pengikat diletakkan minimal di tiga tempat:
Setinggi dada.
Setinggi pinggang atau panggul.
Setinggi tungkai.
Jika ada tali tambahan, diikatkan secara menyilang di dada.
Pada prinsipnya pemindahan harus dilakukan secepat mungkin mengingat
kondisi pasien, sehingga perhitungkan waktu yang dibutuhkan.
J. TRANSPORTASI
PENENTUAN TUJUAN
1. Pasien kritis atau tidak stabil harus dipindahkan ke RS dengan fasilitas
gawat darurat terdekat
2. Termasuk dalam kategori di atas adalah:
a. Henti nafas atau henti jantung
b. Sumbatan jalan nafas yang tidak dapat diatasi
c. Kejang berulang atau sedang terjadi
d. Trauma mayor
e. Amputasi
f. Pasien luka bakar
g. Persalinan iminen
h. Suspek infark miokard pada pasien lebih dari 40 tahun dengan nyeri
dada hebat
3. Pasien yang stabil dapat dipindahkan ke RS yang menjadi pilihannya atau
berdasarkan keputusan chief ambulans
SEBELUM BERANGKAT
1. Sebelum transportasi, pastikan hal-hal berikut:
a. Kondisi vital meliputi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Pastikan
ikatan pada alat pengangkut tidak menyebabkan pasien kesulitan
bernafas. Jika pasien tidak sadar, pastikan pasien mendapatkan
pertukaran udara yang cukup.
b. Keamanan posisi alat pengangkut di dalam ambulans.
2. Persiapkan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan sirkulasi dengan
meletakkan spinal board pendek atau papan RJP di bawah matras.
3. Longgarkan pakaian yang ketat.
4. Periksa perban, balut dan bidai.
5. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Mereka
harus ditempatkan di kabin pengemudi dan memakai sabuk pengaman
dengan baik agar tidak mempengaruhi proses perawatan pasien.
6. Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper dan tas serta pastikan barang
tersebut aman di ambulans. Jika memungkinkan, beritahu petugas
keamanan tentang hal ini.
7. Tenangkan pasien. Ucapkan kata-kata yang menenangkan. Berikan
senyuman.
SELAMA PERJALANAN
1. Beritahu EMD bahwa Anda meninggalkan lokasi.
2. Lanjutkan perawatan kegawat-daruratan yang dibutuhkan.
3. Gabungkan informasi tambahan pasien.
4. Monitoring terus vital sign dan catat.
5. Beritahu fasilitas medis yang menjadi tujuan Anda.
K. MENGAKHIRI PANGGILAN
SAAT DI RUMAH SAKIT
1. Bersihkan dengan cepat kompartemen pasien menggunakan sarung
tangan industry
a. Bersihkan darah, muntahan dan cairan tubuh lain yang mengering
di lantai
b. Seka perlengkapan yang terkena percikan
c. Masukkan kain yang digunakan untuk membersihkan tadi ke
kantung merah
d. Buang sampah medis, termasuk perban dan pembalut yang sudah
terbuka tapi belum digunakan
e. Bersihkan kotoran non medis lain, seperti remah-remah roti, air,
lumpur atau debu.
f. Gunakan pengharum ruangan untuk menetralkan bau yang ada
TIBA DI TEMPAT
Lakukan prosedur pemeriksaan ambulans seperti di atas.
L. KONDISI KHUSUS
PENOLAKAN PERAWATAN
1. Pasien dapat melakukan penolakan dengan kriteria:
a. Sadar
b. Berusia lebih dari 17 tahun dan atau sudah menikah
2. Selain kriteria di atas, penolakan hanya dapat dilakukan oleh keluarga
terdeka
3. Pasien/keluarga harus sudah dijelaskan tentang kondisi penyakitnya,
tindakan yang harus dilakukan dan risikonya serta risiko tidak dilakukan
tindakan
4. Inform consent harus didokumentasikan dengan benar
Q. TINDAK KEJAHATAN/KRIMINAL
1. Petugas keamanan harus diberitahu jika belum ada di tempat kejadian
2. Kru ambulans harus melakukan tindakan dengan bantuan dan jaminan
keamanan
R. BENCANA MASSAL
1. Kejadian bencana massal ditetapkan jika sumber daya yang ada tidak
mampu mengatasi kebutuhan
2. Jika belum ditetapkan, kru ambulans yang pertama kali tiba melakukan
RHA, melaporkannya dan mendirikan lokasi triase awal
3. Sistem komando sementara dipegang hingga ada pihak yang lebih
berwenang
DRIVER
Tugas tugas serta pekerjaan Driver:
1. Supir wajib menjalankan tugas yang diberikan oleh user atau klient
2. Supir wajib merawat dan menjaga serta bertanggung jawab atas mobil yang
dikendarainya setiap hari :
a. Pemeriksaan rutin kendaraan bermotor/mobil sebelum bertugas.
b. Periksa perlengkapan pendukung operasioanal kendaraan.
c. Kebersihan serta kenyamanan kendaraan.
d. Keamanan kendaraan dalam berkendara dijalan.
e. Melaporkan kepada pihak yang berkompeten mengenai kondisi kendaraan.