Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ambulance gawat darurat suatu alat transportasi yang digunakan oleh puskesmas

ataupun pihak instansi terkait untuk menolong masyarakat yang membutuhkan segera dalam

penangganan pasien ataupun membawa pasien ketempat yang lebih baik lagi.

Ambulance adalah kendaraan transportasi gawat darurat medis khusus orang sakit atau

cedera yang digunakan untuk membawanya dari satu tempat yang lain guna perawatan lebih

lanjut. Istilah ambulance digunakan menerangkan kendaraan yang digunakan untuk

membawa peralatan medis kepada pasien di luar puskesmas atau memindahkan pasien ke

rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Kendaraan ini dilengkapi dengan sirine dan lampu

berwarna merah agar dapat menembus kemacetan lalu lintas. Istilah Ambulans berasal dari

bahasa Latin Ambulare berarti berjalan atau bergerak yang merujuk pada perawatan saat

pasien dipindahkan dengan kendaraan. Istilah ini awalnya mengartikan rumah sakit bergerak

yang dipakai dalam militer pada masa itu.

Kendaraan ini merupakan salah satu prioritas di lalu lintas dan memiliki hak untuk

melanggar peraturan lalu lintas seperti menerobos lampu merah, melawan arah, dan melalui

lajur bahu jalan, dan sudah dijelaskan dalam undang-undang perlalulintasan bahwa

kendaraan seperti ambulance dan kendaraan gawat darurat yang lainnya harus diberi

kenyamanan dan diberi lintasan untuk dijalan raya guna menyelamatkan nyawa.

Kendaraan Puskesmas Keliling juga merupakan kendaraan Ambulans yang memiliki

tugas dan kegunaan yang sama sebagai transportasi kendaraan medis kesehatan gawat

darurat dan untuk mengangkut orang cedera atau sakit ke tempat perawatan.

Mobil Jenazah pada keadaan membawa jenazah dan membunyikan sirine dan

menyalakan lampu-lampu darurat juga wajib di beri laluan selayaknya kendaraan darurat .Ini

dikarenakan jenazah mempunyai prioritas utama untuk sampai kepada rumah duka atau

kuburan dengan cepat.

1
Semakin banyaknya kasus gawat darurat di Puskesmas Jagir maka perawatan dan

pelayanan ambulance harus ditingkatkan. Ambulance gawat darurat juga harus memenuhi

aspek hygiene dan ergonomic, selain itu ambulance gawat darurat juga harus dilengkapi

dengan peralatan yang sesuai dengan kondisi di puskesmas dan dioperasikan oleh petugas

yang profesional di bidang gawat darurat.

I.2 TUJUAN
a) Memberikan pelayanan bagi masyarakat umum di wilayah kerja Puskesmas Jagir dan
sekitarnya yang membutuhkan pelayanan ke rumah sakit yang dituju.
b) Memindahkan pasien dari Puskesmas Jagir ke rumah sakit yang memadai.
c) Sebagai alat transportasi bagi pasien yang memerlukan tindakan medis.
d) Sebagai transportasi kegiatan GADAR .
e) Sebagai transpotasi Puskesmas Keliling.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 RUANG LINGKUP


2.1.1 Pasien rawat inap yang memerlukan transportasi dari puskesmas kerumah sakit yang
di tuju,dengan tujuan pemeriksaan penunjang,tindakan medis,rujukan atau alih
rawat.
2.1.2 Pasien yang berada di rumah dan memerlukan transportasi ke puskesmas.
2.1.3 Pasien korban kecelakaan lalu lintas yang berada di jalan untuk di evakuasi ke
Puskesmas Jagir supaya mendapat pelayanan medis.
2.1.4 Puskesmas Keliling di wilayah kerja Puskesmas Jagir

3
BAB III
TATA LAKSANA

3.1 JENIS AMBULANCE


3.1.1 Ambulan menurut area Operasinya :
3.1.1.1 Ambulance Darat ( Ground Ambulance )
3.1.1.2 Ambulance Air ( Water Ambulance )
3.1.1.3 Ambulance Udara ( Air Ambulance )
3.1.2 Jenis Ambulance menurut jenis peralatan medisnya :
3.1.2.1 Transport Ambulance
3.1.2.2 Basic Ambulance
3.1.2.3 Advance Ambulance
Di Puskesmas Jagir Surabaya Memiliki 2 ambulans darat yaitu merk travello untuk kegiatan
Kegawatdaruratan dan Ambulance kijang untuk kegiatan operasional Puskesmas Jagir dan
Puskesmas Keliling.
3.2 PERLENGKAPAN AMBULANS
3.2.1 Sirine
3.2.2 Lampu Rotator
3.2.3 Sabuk pengaman
3.2.4 Sumber listrik/stop kontak
3.2.5 Oksigen
3.2.6 Brankard
3.2.7 Dongkrak
3.2.8 Ban Serep
3.2.9 Kunci Ban
3.2.10 STNK
3.2.11 SIM Pengemudi
3.2.12 Tabung Oksigen
3.2.13 Kanul dan Masker Oksigen
3.2.14 Obat-obatan untuk life saving.

3.3 MENGGUNAKAN ALAT-ALAT PERINGATAN


Pengoperasian ambulace yang aman dapat dicapai hanya jika alat-alat peringatan dan

sirine emergensi digunakan dengan tepat dan dengan mengemudikan kendaraan secara

difensif/hati-hati, karena perlu diingat bahwa sopir kendaraan lain bisa saja tidak melihat dan

mendengar suara ambulans hingga berada dalam jarak 50 sampai 100 kaki. Jadi jangan

4
pernah beranggapan bahwa anda berada dalam keadaan aman jika sudah menyalakan lampu

peringatan dan sirine.

Sirine adalah alat peringatan audio yang paling banyak di gunakan dalam praktek

ambulans dan sering di salahgunakan.Saat menyalakan sirine,pertimbangkan efeknya yang

bisa terjadi baik pada pengendara bermotor lainnya,pasien dalam ambulans maupun

pengemudi ambulans itu sendiri.Di bawah ini beberapa aturan penggunaan sirine ambulans

gawat darurat.

3.3.1 Gunakan sirine secara bijak,dan gunakan hanya ketika perlu.Sirine hanya digunakan

jika pengemudi dalam respon emergency,suara sirine yang dinyalakan terus menerus

dapat menambah rasa takut dan cemas pasien,dan kondisi pasien dapat memburuk

jika mulai stres

3.3.2 Pengemudi kendaraan bermotor lainnya cenderung untuk tidak memberikan jalan

pada ambulans jika sirine terlalu sering dinyalakan.Beberapa pengemudi

menganggap bahwa ambulans seringkali menyalahgunakan sirine dalam keadaan

non emergency.

3.3.3 Selalu waspada meski sudah menbunyikan sirine.Jangan pernah beranggapan bahwa

semua pengendara kendaraan bermotor akan mendengar sinyal anda.Adanya

bangunan pepohonan dan semak belukar,radiotape dalam mobil dapat manghalangi

suara sirine.

3.3.4 Bersiaplah terhadap manuver aneh pengemudi lain,karena beberapa pengemudi

menjadi panik jika mendengar bunyi sirine.

3.3.5 Jangan berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-tiba.Hal ini

dapat menyebabkan pengemudi lain menginjak rem mendadak dan anda tidak bisa

berhenti tepat pada waktunya.

3.3.6 Gunakan klakson ketika anda berada di dekat dengan kendaraan di dekat anda.

3.3.7 Jangan menggunakan sirine sembarangan dan jangan digunakan untuk menakuti

orang lain.

5
3.4 PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN AMBULANS

3.4.1 Persiapan Ambulance Gawat Darurat

Sebuah ambulance modern yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan

canggih sekalianpun tidak akan bernilai apa-apa kecuali jika selalu dalam keadaan

siap untuk memberikan pelayanan kapanpun dan dimanapun terjadi kasus

emergency. Suatu program preventif yang terencana pasti mencakup perbaikan

ambulans secara periodik.

3.4.2 Pemeriksaan Ambulance Ketika Mesin Mati

Berikut ini adalah langkah-langkah pemeriksaan ambulans ketika mesin

ambulance mati :

3.4.2.1 Periksa seluruh badan ambulans,cari kerusakan yang dapat mempengaruhi

jalannya pengoperasian yang aman.

3.4.2.2 Periksa roda dan ban.Periksa adanya kerusakan atau robeknya pelek roda dan

bagian luar ban.

3.4.2.3 Periksa spion dan jendela. Cari kaca yang pecah dan longgar dan periksa

apakah ada bagian yang hilang.Pastikan spion bersih dan diposisikan dengan

tepat sehingga di dapatkan lapang pandang maksimum.

3.4.2.4 Periksa fungsi setiap pintu dan kunci.

3.4.2.5 Periksa jumlah cairan kendaraan, termasuk minyak mesin dan pelumas

rem,air aki,dan pelumas setir.

3.4.2.6 Periksa aki jika jenisnya aki basah yang bisa di isi ulang,periksa jumlah

cairanya.Jika aki tipenya aki kering nilai keadaannya dengan memeriksa

portal indikator.

3.4.2.7 Periksa kekencangan hubungan antar kabel dan tanda-tanda korosi.

3.4.2.8 Periksa kebersihan permukaan bagian dalam ambulans termasuk dashboard

dan periksa adanya kerusakan.

3.4.2.9 Periksa fungsi jendela.Pastikan bahwa permukaan dalam setiap jendela

bersih.

6
3.4.2.10 Tes fungsi klakson.

3.4.2.11 Tes fungsi sirine untuk jark dengar maksimum.

3.4.2.12 Periksa sabuk pengaman.Pastikan sabuk pengaman tidak rusak .

3.4.2.13 Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin sehinggga bisa

mengendalikan setir dan pedal dengan optimal.

3.4.2.14 Periksa jumlah bahan bakar.Isi bahan bakar setelah setiap kali habis

dipakai.

3.4.3 Pemeriksaan Ambulance Ketika Mesin Menyala.

Nyalakan mesin terlebih dahulu untuk memulai pemeriksaan sebagai berikut :

3.4.3.1 Tes fungsi indikator yang terletak di dashboard untuk melihat apakah lampu

indikator dapat menyala dengan baik untuk menunjukkan adanya kemungkinan

masalah yang terjadi pada tekanan oli,suhu mesin atau sistem elektrik ambulans

lainya.

3.4.3.2 Periksa meteran yang terletak di dashboard untuk pengoperasian ambulans yang

optimal.

3.4.3.3 Tes fungsi rem, injak rem kaki, catat apakah fungsi pedal rem sudah tepat atau

berlebihan.Periksa tekanan udara rem kaki jika dibutuhkan.

3.4.3.4 Tes fungsi rem parkir (rem tangan). Pindahkan perseneling ke posisi mengemudi.

Pindakan kembali perseneling ke posisi parkir segera setelah anda memastikan

bahwa rem parkir berfungsi dengan baik.

3.4.3.5 Tes fungsi setir. Putar setir ke berbagai arah.

3.4.3.6 Periksa fungsi alat penyapu kaca ( wiper ) depan dan alat pencucinya (Washer).

Kaca harus bisa disapu bersih setiap kali alat penyapu digerakkan.

3.4.3.7 Tes lampu peringatan (warning lights) ambulance. Minta rekan anda berjalan

mengitari ambulans dan memeriksa fungsi setiap lampu kilat (flashing light) dan

lampu putar (revolving light)

3.4.3.8 Tes fungsi lampu ambulance lainnya. Minta rekan anda berjalan lagi mengitari

dan memeriksa ambulance. Pada kesempatan ini periksa lampu depan (sinar jauh

7
dekat) nyalakan lampu sinyal/waser (signal light),lampu kilat perempatan (four

way flasher) lampu rem (brake light) lampu samping (side light) dan lampu

belakang (rear light) untuk penerangan tempat kejadian.

3.4.3.9 Periksa cairan perseneling

3.4.3.10 Periksa persediaan dan perlengkapan kompartemen pasien, periksa

persendiaan dan perlengkapan perawatan serta perlengkapan life support.

Pastikan bahwa telah dilakukan pemeriksaan atas setiap peralatan yang harus

dibawa dalam ambulance, dengan mencatat setiap temuan pada laporan

pemeriksaan. Peralatan tersebut tidak sekedar diidentifikasi,namun harus

diperiksa pula kelengkapan,keadaan dan fungsinya. Diakhir pemeriksaan,

bersihkan unit ambulans untuk mengendalikan kemungkinan adanya infeksi

dan untuk memperbaiki tampilannya.Menjaga kondisi ambulans juga akan

menambah kesan positif ambulans di mata masyarakat.

3.5 PERSYARATAN TRANSPORTASI SELAMA MERUJUK PASIEN

Syarat-syarat merujuk pasien :

3.5.1 Pasien sudah dalam keadaan yang stabil.

3.5.2 Petugas medis yang mengantar pasien harus duduk mendampingi pasien.

3.5.3 Keluarga pasien yang ikut dimintai untuk duduk di sebelah pengemudi.

3.5.4 Perawat harus memonitor keadaan pasien selama dalam perjalanan sampai ketempat

tujuan.

3.5.5 Sewaktu menuju tempat pasien boleh menggunakan sirine dan lampu rotator

3.5.6 Selama mengangkut pasien hanya boleh menggunakan lampu rotator

3.5.7 Semua peraturan lalu lintas harus ditaati

3.5.8 Kecepatan kendaraan setinggi 40km di jalan biasa dan 80km di jalan bebas

hambatan (TOLL).

3.6 KETENAGAAN DAN PELAPORAN

3.6.1 SYARAT PENGEMUDI AMBULANCE

Untuk menjadi seorang pengemudi ambulans harus :

8
3.6.1.1 Sehat secara fisik tidak boleh memiliki kelainan yang dapat menghambat

dalam mengoperasikan ambulance

3.6.1.2 Sehat secara mental

3.6.1.3 Emosi terkontrol, mengemudikan ambulance bukanlah pekerjaan bagi

seseorang yang gemar memainkan lampu dan sirine.

3.6.1.4 Bisa mengemudi di bawah tekanan

3.6.1.5 Tidak dalam pengaruh obat-obatan yang berbahaya, seperti alkohol obat

terlarang, obat penenang lainya.

3.6.1.6 Mempunyai Surat Izin Mengemudi yang masih berlaku

9
3.7 JUMLAH TENAGA

Jumlah tenaga supir ambulance di Puskesmas Jagir ada 3 petugas. Untuk

penjadwalan supir di lakukan tiap satu bulan sekali pada awal bulan oleh koordinator

sopir dan ditanda tangani oleh kepala puskesmas, jika supir yang terjadwal tidak bisa

atau ada keperluan lain maka supir tersebut harus memberi tahu koordinator supir dan

digantikan dengan supir lainnya atas sepengetahuan koordinator supir. Koordinator Supir

memberikan jadwal supir ke bagian rawat inap dan UGD serta apabila ada pergantian

jadwal maka koordinator supir memberitahu kepada koordinator rawat inap dan UGD.

3.8 PELAPORAN

Untuk pelaporan penggunaan ada buku tersendiri yang disimpan di ambulance

dan di isi tiap ambulance selesai digunakan isi pelaporan ambulans terdiri dari :

3.8.1 Penggunaan ambulans seperti nama pasien,tujuan rujuk ,nama supir dan perujuk.

3.8.2 Kebersihan ambulance

3.8.3 Kelengkapan ambulance

3.8.4 Servis ambulance.

10
BAB IV

PENUTUP

Pelayanan ambulance merupakan pelayanan yang sangat penting di Puskesmas Jagir

karena sebagai transportasi pasien yang membutuhkan di kirim ketempat / rumah sakit lain yang

memadai untuk pasien tersebut, selain itu ambulance juga sangat di butuhkan untuk evakuasi

pasien dari tempat kejadian ke fasilitas kesehatan, maka dari itu perawatan ambulance harus

selalu dilakukan agar kapanpun dibutuhkan ambulans sudah siap.

Pelayanan ambulans harus mengupayakan keselamatan pasien,dan pelayanan ambulans

harus siap 24 jam secara efektif dan efisien.

Mengetahui, Koordinator
Kepala Puskesmas

dr. Sri Peni Tjahjati, M.M Antoko


Pembina Utama / IV E Pengatur Muda II A
NIP. 195612191984122001 NIP. 196606152007011034

11

Anda mungkin juga menyukai