(SOP)
equipment
PT. tirta nusa persada
( PT. tnp )
SOP DRIVER
Memeriksa APAR
6. Merawat Unit kendaraan berdasarkan chek list harian kendaraan. Memeriksa kondisi
ban, tahu masalah cuaca, kondisi kendaraan (rem, air radiator, instrumnetasi, alat navigasi,
lampu, alat darurat, dlsb )
10. Bila cuti/ ijin/ sakit konfirmasi terlebih dahulu kepada atasan terkait.
11. Supir wajib menjalankan tugas yang diberikan oleh user atau klient
12. Supir wajib merawat dan menjaga serta bertanggung jawab atas mobil yang
dikendarainya setiap hari :
14. Supir wajib memakai pakaian seragam serta tanda pengenal secara bersih dan rapih.
15. Menjaga kerahasiaan pihak pertama atau klient dimana ditempatkan meskipun sudah
tidak bertugas lagi.
16. Melakukan tugas tugas lain yang ditentukan kemudian sepanjang tidak bertentangan
dengan tujuan pokok.
Di dunia mengemudi (berkendaraan) saat ini dikenal 3 (tiga) macam cara mengemudi, yaitu:
“Safety Driving”, Aggressive Driving” dan“Defensive Driving”, dan sebagai gambaran bisa
dijelaskan sebagai berikut:
- Safety Driving, adalah mengemudi dengan selamat (mungkin secara guyon sering terbaca
dibelakang bak truck yang tertulis “utamakan selamat”), dimana pengemudi dalam
berkendaraan hanya mengutamakan selamat bagi dirinya pribadi tanpa memperhatikan
sekitarnya, tapi biasanya pengemudi masih memperhatikan peraturan dan cara mengemudi
yang baik, Safety driving ini biasa dilakukan oleh pembalap.
- Defensive Driving, adalah mengemudi dengan cara aman, dengan banyak mengalah,
selain cara mengemudi ini akan aman bagi dirinya juga aman bagi pengguna jalan lainnya, sering
sebagai moto mereka adalah ‘utamakan keselamatan”
Tahap persiapan:
- Kondisi Kendaraan, misalnya sebelum melakukan perjalanan, cek dan test setiap
peralatan yang ada di mobil anda, misalnya: Kondisi rem, tanda lampu “sign”, lampu mobil,
klakson, kondisi ban termasuk bunganya (biasanya masih diatas 1 mm tebal bunganya), oli
mesin, oli rem, air pendingin, kondisi wiper, dan lain sebagainya terakhir kap mesin harus sudah
rapat.
- Kondisi Peralatan, apakah spare part (minyak rem, ban cadangan, air accu, dll tersedia),
alat P3K, Sabuk Pengaman, tools, segitiga pengaman, dan lain sebagainya.
- Kondisi Pengemudi, apakah sudah makan, tidak sakit/fit, sudah tidur cukup, tidak lupa
membawa SIM dan STNK yang masih berlaku, memakai baju yang tidak mengganggu dan lain
sebagainya.
- Yang paling utama adalah taat pada peraturan lalulintas, mengerti akan arti dari marka
jalan, perhatikan kondisi jalan, tahu dengan pasti tujuan Anda mau kemana.
Saat Mengemudi:
- Hindari pengemudi lain yang aggressive (”ugal-ugalan”), sebagai contoh dibelakang Anda
ada kendaraan yang terlalu mepet, sebaiknya Anda menghindar dan mempersilahkan
pengemudi itu menyusulnya (menyalip), karena bila sesuatu terjadi misalnya saat adanya
pengereman mendadak, maka sudah pasti mobil yang dibelakang Anda tersebut akan menabrak
kendaraan Anda.
- Turuti aturan lalulintas yang berlaku saat itu, misal berusaha turunkan kecepatan selalu
dibawah kecepatan maksimum yang diperbolehkan, dlsb.
- Turuti aturan 2 detik yaitu aturan menjaga jarak di jalan arteri atau jalan biasa, dimana
mobil Anda dengan mobil di depan anda harus berjarak selama 2 (dua) detik, mengukurnya
misal ada kendaraan didepan Anda melewati suatu tiang maka saat kendaraan Anda sampai di
tiang tersebut harus dicapai dalam dua detik, tetapi jarak ini harus bertambah menjadi lebih
lama (3, 4, 5 detik) bila kecepatan menjadi lebih kencang misalnya saat mengemudi di jalan tol.
o Perhatikan sekitar Anda, misal ada pengemudi yang ugal-ugalan, maka patut dihindari oleh
Anda sebagai pengemudi yang sadar (tidak ikut gila).
o Jangan tergantung dari Pengemudi lain, maka janganlah sekali kali memperkirakan tindakan
pengemudi kendaraan lain, seperti memperkirakan kendaraan itu pasti belok kiri maka kita ke
kanan.
o Selalu mempunyai jalan keluar, misal saat ada pengereman mendadak maka bisa
menghindarinya.
o Ikuti Aturan 2 detik, yaitu menjaga jarak sepanjang dua detik dengan kendaraan di depannya,
bila di tol maka aturan menjadi aturan 4 detik, atau bahkan menjadi aturan 5 (lima) detik
o Hindari resiko, sebagai pengemudi harus bisa membaca resiko yang bisa terjadi dan segera
hindari resiko itu.
o Fokus mengemudi, hindari mengemudi sambil mengobrol ,makan, minum atau berbicara
lewat telpon, sebaiknya betul betul focus mengemudi.
SOP ALAT BERAT
Setelah dilakukan kursus atau pelatihan, evaluasi dan uji coba dan semuanya memenuhi
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka operator sudah diizinkan untuk dapat
mengoperasikan alat mekanis/berat yang menjadi tanggung jawabnya.
1) Sebelum Pelaksanaan Pengoperasian Alat Mekanis/Berat
Tugas pertama operator pada awal shift adalah untuk melakukan pemeriksaan awal pada
beberapa titik pengamatan untuk mengetahui kesiapan alat yang akan dioperasikan. Bila
ditemukan ada hal-hal yang tidak normal, maka operator harus melaporkan dan menyerahkan
alatnya kepada Bagian Mekanik atau Bagian Pemeliharaan untuk diperbaiki.
Setelah semuanya tahapan berjalan baik, kemudian operator menghidupkan mesin alat
mekanis/beratnya. Setelah mesin hidup, maka operator melakukan pemanasan mesin dan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Panaskan mesin dengan cara membiarkan mesin pada putaran rendah, selama ± 5 menit.
b. Periksa lampu-lampu atau meter-meter petunjuk, yang semuanya harus bekerja normal.
c. Periksa kembali oli mesin, transmisi, main clutch, hydraulic yang dapat dilihat pada
tongkat/gelas pengukur, dengan pengukur dengan standar keadaan normal adalah antara H dan L.
d. Perhatikan bunyi-bunyi yang aneh (lain dari biasanya) pada mesin atau trans-misi dan pada
bagian-bagian yang berputar lainnya.
e. Periksa indikator udara masuk mesin (dust indicator), kalau berwarna merah berarti saringan
udara kotor.
f. Periksa asap mesin (hitam/biru/kelabu), yang normal berwarna kelabu.
g. Periksa dan test bekerjanya Hydralic System.
h. Periksa dan test bekerjanya Steering.
i. Periksa dan test bekerjanya rem.
j. Periksa dan test bekerjanya gigi transmisi.
k. Amati bila ada kebocoran-kebocoran angin, minyak, rem, seal, cylinder dan pipa-pipa hidraulik.
l. Bersihkan kaca depan dan test berfungsinya klakson.
Jika operator telah yakin semuanya berjalan normal maka mesin siap untuk dijalankan,
operator siap untuk menggerakkan unit alat mekanis/berat yang menjadi tanggung jawabnya,
tetapi bila terdapat kelainan maka unit alat mekanis/berat tersebut harus diperbaiki terlebih
dahulu oleh mekanik.
2) Pengoperasian Alat Mekanis/Berat
Setelah alat mekanis/berat dibawah tanggung jawab operator yang ber-sangkutan diperiksa
pada awal shift dan didapatkan semua memenuhi standar operasi, maka secara umum (untuk
semua alat-alat mekanis/berat) setiap operator untuk menjalankan alat beratnya harus melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a. Periksa sekitar daerah/lokasi kerja, terutama terhadap kemungkinan adanya orang atau alat
mekanis/berat lainnya dan bunyikan klakson sebagai tanda alat akan bergerak.
b. Tekan pedal rem, lepaskan rem parkir (emergency brake).
c. Naikkan blade/bucket/boom/arm (khusus untuk Bulldozer, Dozer Shovel dan Excavator).
d. Injak pedal kopling, masukkan persenelling ke gigi pertama, lepas rem biasa, tekan gas dan
lepaskan pedal kopling sesuai dengan putaran mesin sampai alat berjalan (jangan dibiasakan
menginjak setengah kopling pada waktu alat sedang berjalan normal).
e. Jangan injak ceceran/bongkahan batu dan hindari lobang-lobang di jalan baru yang belum padat
(khusus untuk Dump Truck).
f. Selalu mengecek indikator dan meter-meter lainnya.
SOP K3
1.
c. Kacamata / Sunglasses
h. Pemadam api
i. Kotak P3K
d. Pemadam api
e. Kotak P3K
c. Kacamata / Sunglasses
f. Pemadam api
Ruang lingkup
SOP ini berlaku untuk kegiatan workshop dan maintenance di Area PT. Tirta Nusa Persada.
Aktivitas
1. Melakukan pengelasan
5. Melakukan penggerindaan
Prosedur
Apabila akan menjalani pemeliharaan atau service routine, terlebih dahulu operator
menunjukkan surat pengantar pemeliharaan atau service routine yang diketahui minimal kepala
pool, Selanjutnya surat pengantar diberikan kepada bengkel untuk selanjutnya dibuka dicatat jam
kerja mekanik kemudian di input kedalam komputer. Mekanik melaksanakan Technical
Inspection dan service rutin sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Setelah melaksanakan
Technical Inspection terhadap kendaraan, farm tractor dan mobil kecil, kemudian service sheet
atau technical inspection form diisi dan ditanda tangani oleh Operator Mekanik dan kepala pool.
Mekanik lalu diarsipkan kedalam arsip masing-masing kendaraan.
Untuk penggantian oli engine dan service raoutine ditentukan sebagai berikut:
Persedian Barang
Bahan Bakar.
Spare Parts
Tersedia stock yang cukup digudang untuk spare part yang sering diganti.
Menggunakan System FIFO/ First in First out. barang keluar jika barang yang bekas nya
masuk
Oli Bekas
Setiap penggantian oli harus ditampung ditempat oli dan tidak boleh tercecer ke tanah dan
dimasukkan kedalam drum besar dengan kapasitas 200 ltr. Membuat laporan ke bagian
Acconting.
Barang Bekas
Barang bekas dari sisa pekerjaan servis dan penggantian suku cadang seperti oil filter, fuel filter,
hyd oil filter dikumpulkan ditempatkan didalam drum dan jika sudah penuh drum tersebut
ditanam ditanah. Ban bekas dikumpulkan, lalu dibuatkan Berita Acara untuk dijual. Batteray
bekas, Engine block, Axle bekas, roller bekas dikumpulkan lalu dibuatkan Berita acara
kehapusan untuk dijual (daur ulang).
SOP Inventory
PENGELOLAAN KONTROL PERSEDIAAN
Fungsi Persediaan :
Enam fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan
perusahaan adalah sebagai berikut :
2. Menghilangkan resiko bila barang yang dipesan tidak baik atau rusak sehingga
harus dikembalikan.
1. Barang yang diterima dan keluar harus dicatat ke dalam sistem secara real time
dan transaksi persediaan yang terjadi dalam periode berjalan harus ditutup pada
akhir bulan. Saldo akhir dari periode berjalan akan menjadi saldo awal periode
berikutnya. .
5. Setiap persediaan didalam gudang memiliki kode persediaan yang unik (struktur
kode yang sama dalam perusahaan) Store keeper tidak diperkenankan merubah,
menambah ataupun mengurangi kode yang telah ada.
2. Informasi PO dan Internal Order harus ada pada Store keeper saat menerima
barang.
3. Surat Tanda Terima Barang (RR) adalah dokumen wajib dan dianggap sebagai
bukti barang yang diterima.
4. Surat Tanda Terima Barang (RR) dibuat oleh Store Keeper dan disetujui oleh
Manager terkait.
5. Store keeper harus memastikan bahwa jumlah yang tercatat dalam Surat Tanda
Terima Barang harus sesuai dengan jumlah barang yang diterima. Jika jumlahnya
berbeda dengan Surat Jalan dari Supplier, maka Surat Jalan dari Supplier harus
direvisi dan ditandatangani oleh kedua pihak.
6. Jika jumlah yang tertera dalam Surat Tanda Terima Barang lebih tinggi dari
jumlah yang tertera didalam PO store keeper harus mengambil keputusan untuk
menolak. Informasi harus dikumpulkan dari Supplier untuk menentukan apakah
jumlah kelebihan akan diterima atau menyimpan barang-barang tersebut di
gudang. Jika barang-barang disimpan di gudang maka barang-barang tersebut
harus diperlakukan sebagai barang-barang FoC (Free of Charge).
7. Jika jumlah yang tertera dalam Surat Tanda Terima Barang lebih rendah
dibanding dengan jumlah barang yang tertera dalam PO, Departemen terkait
yang mengajukan PR harus dikomunikasikan. Tindakan-tindakan yang perlu harus
diambil oleh Departemen Purchasing untuk penggantian.
8. Surat Tanda Terima Barang tidak dapat dikeluarkan oleh Bagian Pergudangan
sebelum verifikasi kualitas dilakukan oleh pihak-pihak internal yang berkopenten
terhadap kwalitas persediaan.
9. Jika ditemukan adanya barang yang usang, rusak atau spesifikasinya salah atau
hal-hal lain yang berkaitan dengan kualitas barang dibandingkan dengan PO,
maka barang tersebut harus ditolak dan Nota Pengembalian Pembelian harus
dibuat dan dikirimkan kepada Supplier. Supplier harus menyetujui Nota
Pengembalian Pembelian dan mengambil barang dari gudang. Jika Supplier tidak
mengambil barang-barang tersebut maka barang-barang tersebut dianggap
sebagai FoC (Free of Charge) dan dicatat ke dalam kode persediaan yang
berbeda.
10. Surat Tanda Terima Barang dapat dibuat lebih dari satu untuk satu nomor PO
yang pengirimannya dilakukan bertahap.
1. Barang persediaan akan disimpan dan dikeluarkan sesuai FIFO (First In First Out).
2. Proses transfer persediaan antar gudang dan antar perusahaan adalah hal
penting yang diperlukan dalam sistem untuk membantu kelancaran transfer antar
gudang untuk memenuhi permintaan-permintaan transfer material penting yang
sesuai atau diluar perencanaan sesuai dengan ketersediaan barang dan
mendapat persetujuan Controller terkait.
4. Jika ada penegembalian barang dari Gudang harus menghitung jumlah barang
yang dikembalikan dan membuat Nota Pengembalian Barang.
1. Laporan bulanan persediaan yang terdiri dari saldo, mutasi, analisa umur
persediaan harus diserahkan tepat waktu dan menyajikan pengelolaan
persediaan.
6. Untuk meminimalisasi dampak penghapusan (write off) yang tak terduga dan
signifikan, maka kebijakan penyusutan sistematis diterapkan untuk barang-
barang persediaan yang bergerak lambat, kecuali untuk semua barang-barang
yang telah diasuransikan.
1. Store keeper tidak diperkenankan menerima barang dari supplier tanpa disertai
dengan bukti PO atau internal Order untuk antar lokasi atau dari kantor cabang
dan pendukung dari supplier surat jalan. Store keeper telah menerima copy PO
pada saat menerima barang di gudang
2. Store keeper melakukan pengecekan atas barang yang diterima, kualitas barang
dilakukan pengecekan oleh fihak internal yang berkopenten
3. Store keeper membuat Good receive note / Surat Tanda terima barang
berdasarkan fisik barang yang diterima digudang sesuai dengan surat jalan, Jika
tidak sesuai dengan surat jalan, maka surat jalan dari supplier harus direvisi dan
disesuaikan dengan dengan fisik barang yang diterima di gudang. Surat jalan
yang telah direvisi tersebut ditandatangani oleh kedua belah fihak.
4. Jika saat penerimaan barang, ditemukan adanya barang yang rusak, using atau
spesifikasinya tidak sesuai, barang telah expired, maka store keeper berhak
menolak barang dari supplier tersebut.
5. Storekeeper segera membuat Berita Acara atas kondisi barang yang diterima
tersebut dan mengionformasikan serta menyerahkan berita acara tersebut
kepada Purchasing Departement
8. Storekeeper mengirimkan Surat Tanda Terima Barang atau good Received Notes
kepada Purchasing Dept
Dry Food, store keeper harus memeriksa tanggal kadaluarsa/expired datenya dan
kemasannya (packaging) tidak tumpah atau bocor
Frozen food, Srore keeper harus memeriksa temperature suhu container pada saat
menerima barang , misalnya -18, -20 dreajat celcius untuk daging ayam, daging olahan,
daging sapi, ice cream dan lain-lain. Warna daging atau ikan yang diterima dan
expired date-nya
Chilled food, Storekeeper harus memeriksa kesegaran dari sayur, buah, cabe, bawang
dan bahan baku chilled lainnya, suhu untu barang chilled adalah 0 sampai -5 derajat
celcius.
Prosedur pengeluaran persediaan
3. Untuk barang-barang kelompok dry goods seperti gula, kopi, susu, minuman
kaleng, minuman kotak atau material selain menu Utama maka admin site
membuat form permintaan barang dan mengajukan kepada storekeeper
berdasarkan catatan dari clien
4. Admin site membuat isu tiket atas barang-barang tersebut sebagai dasar invoice
backcharges
9. Jika terdapat pengembalian barang dari produksi atau dari backcharges atau dari
gudang site yang lain (transfer persediaan antar guiding) Sorekeeper membuat
lapopran penerimaan barang dan mencatat penerimaan barang tersebut dalam
sistem
Prosedur pelaporan persediaan
4. Berdasarkan Berita Acara stok take tersebut jika terjadi kelebihan jumlah
persediaan, maka storekeeper melakukan penyesuaian tersebut dan di update
kedalam system setelah ,mendapat persetujuan dari Finance Controler dan
General Manager
5. Berdasarkan Beritra Acara Stock Take tersebut jika terjadi kekurangan jumlah
persediaan maka kekurangan tersebut harus dilaporkan ke BOD dan
storekeeper dapat dapat melakukan penyesuaian kedalam system setelah
mendapat persetujuan dari BOD
Demikian SOP Equipment ini kami buat , Moga bermanfaat untuk kita semua.
Terima kasih.
31, Mey 2017
Salam
Toto
081266643008