4 kali seminggu (pukul 14.00 wita & 02.00; Pengecekan ban, bearing/lining tdk normal
pemanasan badan dari kondisi mengantuk) , kondisi lampu secara fisik
Kesiapan driver selama
beroperasi, apakah dalam
kondisi fit / unfit dalam 1 shift
2 buah patok kuning dengan jarak 50 Garis putih sebagai penunjuk batas dicat
meter serta rambu cek jarak beriringan pada hauling road
Tools sebagai peringatan bagi driver Pengecatan tulisan pada hauling road
tentang jarak minimal beriringan
Rambu jarak beriringan yang dipasang di Stiker jarak aman dipasang pada
jalan hauling kendaraan sarana PMJ-04
LATAR BELAKANG :
1. Banyak driver lupa incident/penyebab incident yang telah
lalu, diakibatkan aktivitas sehari-hari
2. Tidak adanya flashback incident lampau untuk mengingat
kan kembali akan adanya bahaya dilokasi kerja kita.
3. Tidak adanya monumen dari unit yang pernah incident.
Foto Incident dengan faktor penyebab Foto Incident dengan faktor penyebab
jarak beriringan terlalu dekat kecerobohan/ unsafe action driver
LATAR BELAKANG :
1. Banyak rambu yang tidak menampilkan aturan/rule yang
jelas terhadap lokasi berpotensi terhadap incident
2. Pengawas lapangan/driver belum mengetahui dgn jelas
aturan yang berlaku.
3. Belum ada tindakan yang jelas terhadap pelanggaran yg
terjadi.
Rambu yang ada, belum menampilkan Penambahan rambu disamping yang sudah
aturan yang berlaku bg pelanggar ada mengenai sangsi bg pelanggar
LATAR BELAKANG :
1. Driver sering lupa aturan yang berlaku diarea kerja shg
perlu seseorang yang mengingat aturan tsb pada waktu
unit beroperasi.
2. Informasi lokasi dimana terdapat unit yang rusak serta
lokasi tempat terjadi maintenance jalan.
Unit disetting dari pedal gas tidak bisa Unit dilengkapi alarm yang berbunyi ketika
melebihi kecepatan standart mencapai kecepatan standart
LATAR BELAKANG :
1. Informasi terkadang sibuk sehingga driver yang lewat di
tempat maintenance jalan shg tdk tahu ada maintenance
yang ada didaerah tersebut.
2. Tidak semua unit mempunyai radio komunikasi/visitor.
3. Banyak unit yang kebingungan lewat ditempat mainte-
nance jalan karena yang digunakan hanya 1 jalur saja
Lokasi Stodio radio broadcast yang masih dalam taraf pengerjaan yang bisa digunakan
khusus untuk karyawan PAMA-Bontang untuk pesan safety & request lagu.
LATAR BELAKANG :
1. Driver double trailler terkadang tidak mengetahui kece-
patan actual dari unit yang dikendarai.
2. Driver kebanyakan lebih mudah untuk menyesuaikan unit
nya dari transmisi yang digunakan.
Latar Belakang :
1. Perlunya pengendalian yang tepat untuk limbah
filter bekas karena jumlahnya yang sangat
banyak
2. Dilakukan proses penirisan, gerinda,dan
pressing. Sehingga sisa oli yang terkandung di
filter menjadi sangat sedikit
WOSA (WASTE OIL STORAGE AREA )
Latar Belakang :
1. Tidak ada tempat penampungan sementara untuk limbah oli bekas,
sehingga lokasi yang ada berpotensi mencemari lingkungan
2. Saat ini Tool Box dan ganjal tidak berserakan dan mudah
dalam mengontrol kondisi dari peralatan tersebut
LATAR BELAKANG :
1. Penggunaan Over Head crane oleh orang yang tidak memiliki
lisensi memiliki resiko terjadinya insiden di tempat kerja
2. Over Head Crane jika tidak digunakan, ditempatkan di lokasi
yang telah ditentukan dan panelnya dikunci sehingga tidak
sembarang orang dapat mengoperasikannya
LATAR BELAKANG :
1. Air Cleaner di bersihkan di tempat yang terbuka sehingga
debu-debu yang ada berterbangan tidak terkendali
Tangga
darurat
lama
Tangga
darurat
baru
LATAR BELAKANG :
1. Driver DT yang masih baru sulit menempatkan posisi ketika
mundur untuk loading sehingga beresiko menabrak alat
loading
2. Di buat alat bantus sebagai patokan untuk driver ketika
melakukan aktifitas mundur mendekati alat loading
LATAR BELAKANG :
1. Operator alat loading tidak mengetahui kondisi unit yang ada
ketika membelakangi DT di Front area karena adanya Blind
Spot
2. Dipasang kamera dan monitor di unit alat loading yang besar,
sehingga tidak ada lagi Blind Spot bagi operator
Mining Area Best Practise For Equipment
Problem :
Faktor ketidaktahuan posisi dari shelter yang membuat
Ban pecah karena melindas shelter tersebut.
Solusi :
Penambahan Scoth Light, untuk panduan posisi dari shelter
blasting
Problem :
Belum terpenuhinya pasal 35 dari Kep. Men P & E
555.K/26/M.PE/1995 “ Tentang fasilitas kerja di daerah
tambang”
Solusi :
WC umum yang dibuat potable dan gampang di pelihara,
tersedia di PIT PIT besar Seam 0 dan Seam 8
Working Over Height Standard
Problem :
Belum tepenuhinya standar elemen 6
sub.10 dan TSP 93 “bekerja dengan
ketinggian diatas 2 meter wajib Safety
Harness” include WT, Lub.Truck, Excavator
Solusi :
Pembuatan hand drill untuk pegangan tangan dan
penyangkut dari hook safety harness
Solusi :
Pembuatan Sign Blasting Today
yang di update sebelum Dan
sesudah blasting Penempatan
Tempat kumpul darurat di areal dekat
Dengan water filling dengan jangkauan
area yang cukup luas
Problem :
Belum ada petunjuk penggunaan
channel di tiap pit, sehingga
Jalur komunikasi menjadi
terhambat dan dapat berakibat
fatal
Problem :
Pembuatan channel board di tiap pit sehingga memperlancar
Komunikasi apalagi situasi emergency
Problem :
Saat memasuki main mine gate, sangatlah riskan, karena jalur DT dan A2B
Serta LV menjadi satu. Sedangkan lebar jalan cukup sempit
Problem :
Dibuat pemisah jalan dengan petunjuk sign board sehingga meminimize
Terjadinya srempetan atau tabrakan
Checking LV Procedure & Requirement Entering Mine Board
Problem :
Tidak adanya sistim kontrol untuk pengecekan
dan registrasi in dan out unit
LV di areal tambang
Problem :
Pembuatan Gate Pass Card untuk setiap
LV yg memasuki areal tambang
Dan pencatatan in dan out untuk
tiap unit, sehingga memudahkan untuk
Mengidentifikasi dari semua LV tambang
Problem :
Sistim tindakan indispliner belum ada secara tertulis
Problem :
Pembuatan Form Tindakan Disiplin K3LH,
dengan pencabutan sementara
Badge dan simper sebelum pemberian
Best Practise For Controlling Systems SP dan pembolongan simper
SHE OFFICER PAMA INDO 2006