Anda di halaman 1dari 344

 

Teknik Dasar
Penambangan

Supervisory Development Program


 

5 Nila
Nilaii Perus
erusah
ahaa
aan
n

Nilai 1 →  Kejujur
 Kejujuran
an


Nilai 2  Kedisiplinan
Nilai 3 → Kecepatan

Nilai 4 → K
 Kehanda
ehandalan
lan

Nilai 5 → Kerjasama
 

Materi
1. Tugas
ugas & Tan
Tanggu
ggung
ng Jawab
Jawab Penga
engawas
was

2. Dasar
Dasar Supervi
Supervisi
si Pertam
ertamban
bangan
gan
3. Dasa
Dasarr - Dasa
Dasarr Penam
enamba
bang
ngan
an

4. Mine
Mine Planning
Planning & Implementati
Implementation
on
5. Dewatering & Waste Dump Management 

6. Haul Road Design & Construction

7. Pengena
engenalan
lan & Pembaca
embacaan
an Peta Tambang
ambang
8. Pembora
Pemborann & Peleda
Peledakan
kan
9. Dasa
Dasarr-Das
-Dasar
ar & Aplik
Aplikas
asii Alat
Alat Prod
Produk
uksi
si

10. Monitoring Data Produksi


 

Tugas dan
dan
Tang
anggun
gung
g Jawab
Pengawas

Supervisory Development Program


 

Tugas dan Tanggung Jawab

Tujuan Jabatan Tanggung Jawab Utama

Pengawasan terhadap pelaksanaan operasi Ruang Ling


ingkup Hasil Kerja Indi
ndikat
kator 
penambangan agar sesuai dengan rencana
(kualitas,kuantitas,waktu) secara selamat dan
aman, sehat & ramah lingkungan Zero Accident,
Program K3L Selamat, aman &
sehat tidak ada keluhan

Penambangan OB Volume OB, Kuantitas,


dan Batubara Tonnase Batubara Kualitas, target

Jelas, akurat
Laporan Operasional Laporan
tepat waktu

Pengembangan diri & Kualitas SDM Produktivitas


bawahan kerja
 

Program K3L
Kes
esel
elam
amat
atan
an da
dan
n Kes
eseh
ehat
atan
an Ker
erja
ja
• Pen
enga
gawa
wasa
san
n kond
kondis
isii at
atau
au tind
tindak
akan
an tida
tidak
k am
aman
an sela
selama
ma pr
pros
oses
es
produ
produks
ksii be
berja
rjala
lan
n di are
area
a pena
penamb
mban
anga
gan
n
• Memastikan unit yang beroperasi sudah aman dari potensi bahaya, longsoran,
adanya
adanya safety berm disepanjang jalan angkut, lampu penerangan di malam hari,
rambu-rambu peringatan, dan dump man di area disposal.

• Memastikan pemakaian APD yang sesuai terhadap semua karyawan.


• Memastikan standart kelengkapan kendaraan yang masuk area tambang
• Melaporkan dan membantu investigasi jika terjadi suatu kecelakaan
• Mengambil keputusan awal dalam keadaan darurat
Lingkungan
• Pen
enga
gawa
wasa
san
n tinda
tindaka
kan
n ya
yang
ng dap
dapat
at me
meru
rusa
sak
k lin
lingk
gkun
unga
gan
n di selu
seluru
ruh
h
area penambangan
• Memastikan aliran air yang berasal dari tambang melalui settling pond sebelum
keluar area penambangan.
• Memastikan penanganan oli bekas dan bahan bakar sudah dilakukan secara benar.
• Memastikan pemisahan yang jelas antara Top Soil (tanah merah) dengan O/B
• Memastikan debu akibat proses produksi tidak mengganggu aktivitas pekerja dan
lingkungan
 

Pen
enam
amba
bang
ngan
an OB dan
dan Ba
Batu
tuba
bara
ra
Implement
Implementasi
asi Mine Plan Desai
Desain
n
• Peng
engawa
awasan
san pencap
pencapaia
aian
n Coa
Coall dan OB sesu
sesuai
ai Mine Pla
Plan
n
•   Memastikan jauhny
jauhnya
a jarak angkut (O/B & Coal) dari loading point ke
dumping point.
•  Memastikan pencapaian Stripping Ratio (SR)
•  Kuantitas hasil produksi
• Peng
engawa
awasan
san terhad
terhadap
ap kema
kemajua
juan
n pen
penamb
ambang
angan
an dan disposa
disposall ses
sesuai
uai
desi
design
gn da
dan
n pa
pand
ndua
uan
n bend
bendera
era su
surve
rvey
y
•  Memastikan batas penggalian sesuai tanda survey

•  Memastikan pembuangan OB di disposal sesuai batas.


•   Memastikan ramp, grade
grade,, slope, dan timbunan disposal sesuai design.
•   Memastikan design dan mekanisme drainage & dewatering
•  Sequence penambangan (Schedulling)
 

Pen
enam
amba
bang
ngan
an OB dan
dan Ba
Batu
tuba
bara
ra

Coal Getting & OB Removal


• Me
Membe
mberik
rikan
an Info
Informa
rmasi
si ren
renca
cana
na penam
penamba
bang
ngan
an be
bese
serta
rta ju
jumla
mlah
h
dan kua
kualita
litasn
snya
ya yang
yang aku
akurat
rat
•   Memastikan batubara yang akan ditambang telah sesuai dengan
rencana.
•  Membuat rencana kerja (job pending antar shift)
• Pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas batubara
tertambang dan OB yang tergali
•  Memastikan apakah Coal sudah siap diloading sesuai SOP (bebas
dilusi)
•   Memastikan
maupun CPP Coaltidakyang ditambangoleh
terkontaminasi danmaterial
yang masuk ke ROMkayu
lain (logam,
dan lainny
lain nya).
a).
•  Memastikan jumlah dan ukuran batubara yang tertambang dan
penempatannya (ROM, Stockpile)

•  Memberikan informasi
yang ter-expose untuk kepada
diukur. Mine Survey lokasi-lokasi batubara
•   Memaksimalkan coal recovery.
 

Pen
enam
amba
bang
ngan
an OB dan
dan Bat
Batub
ubar
ara
a

Peledakan
• Penga
engawa
wasa
san
n te
terh
rhad
adap
ap loka
lokasi
si pemb
pembor
oran
an da
dan
n pe
pele
leda
daka
kan
n se
sesu
suai
ai
SOP
•   Memastikan lokasi, dan proses pemboran maupun
peledakannya aman,
•   Memastikan pelaksanaan peledakan sesuai dengan prosedur.
prosedur.
•   Memastikan kebutuhan material hasil peledakan sesuai dengan
rencana kebutuhan unit.

Hauling
• Peng
engawa
awasan
san terhada
terhadapp Hau
Haulin
ling
g
•  Memastikan lokasi loading point, jalur hauling dan dumping point
udah sesuai standart
•  Memastikan pelaksanaan hauling tidak terkendala
 

Pen
enam
amba
bang
ngan
an OB dan
dan Ba
Batu
tuba
bara
ra

Prod
Produk
ukti
tivi
vita
tass Al
Alat
at
• Availability
Availability Alat
Ala t
•  Memastikan produktivitas dan jam kerja alat.
•  Memastikan semua unit yang siap, stand by, dan break down.

•   Memastikan
keserasian. ketersediaan jumlah unit sehingga tercapai
• Pengawas
engawasan an operasi
operasiona
onal,
l, efektif
efektif dan efi
efisie
siensi
nsi
•  Memastikan ketersediaan unit-unit pendukung untuk proses
operasi di pit dan disposal.
•  Memastikan
design, cukupkondisi jalan,pergerakan
luas untuk loading point
unit,dan disposal sesuai
rata/tidak
bergelombang, bersih dari material, air, lumpur, dan tidak
berdebu.
•   Material OB yg akan diloading sdh siap dikerjakan (hasil
blasting,
dimuat). ripping, cukup lunak untuk langsung digali dan
 

Lapo
Laporan
ran Op
Opera
erasi
siona
onall

Lapo
La poran
• Me
ranrikan
Membe
Kan
mberik
egiatan
egi atan si dan data
informa
informasi data-dat
-data
a pro
produk
duksi
si yang
yang tep
tepat
at
dan
dan akur
akurat:
at:
•   Membuat semua laporan
laporan kerja
kerja harian

•   Menjawab semua pertanyaan yang


aktifitas produksi. yang berhubungan dengan

Pen
enge
gemb
mban
anga
gan
n Di
Diri
ri & Ba
Bawa
waha
han
n
• Penga
engawa
wasa
san
n diri
diri dan
dan bawa
bawaha
han
n un
untu
tuk
k meni
mening
ngk
katka
atkan
n
produkti
produktivita
vitass kerja:
kerja:
•   Membina dan memacu kreatifitas, inovasi, dan kerjas
kerjasama
ama
team antara sesama rekan kerja
•   Memastikan kinerja anak buah (termasuk sub kontraktor)
sesuai dengan job deskripsinya masing-masing.
•   Menampung dan meneruskan aspirasi
aspirasi bawahan
bawahan
 

Dasar Supervisi
Pertambangan

Supervisory Development Program


 

Super visi Pertambangan


Dasar Supervisi Pertambangan
Seor
Seoran
ang
g Penga
engawa
wass ditu
ditunt
ntut
ut un
untu
tuk
k:

Planning
Planning ( Merenca
Merencanaka
nakan
n)
• Dapat merencanakan pekerjaan

Organizin
Organizing
g ( Mengorga
Mengorganisa
nisasi
si )

• Dapa
 Dapatt membina kerja sama dengan baik
• Dapa
 Dapatt ber
berkomunikasi
komunikasi dengan baik
• Dapat mengorganisir karyaw
karyawan
an

Actuat
Actuating
ing ( Memimp
Memimpin
in Pelaks
elaksana
anaan
an )
• Dapat memimpin kelompok
• Bersedia mendengarkan keluhan / kesulitan bawahan
• Dapat mengembangkan dan mengarahkan kerja bawahanny
bawahannya
a

Controll
Controlling
ing ( Mengenda
Mengendalika
likan
n)
• Dapat menegakkan disiplin kerja
• Meng
 Mengendalikan
endalikan sumber daya
daya dalan pencapaian target
 

Dasar Super
Supervisi
visi Pertambangan
Pertambangan

Seorang
Pengawas • Waktu
haru
haruss mamp
mampu
u • Material
merealisasikan
tujuan • Me
Mesin
sin / Pera
Peralata
latan
n
Perusahaan • Manusia
dengan
memanfaatkan • Ua
Uang
ng / Moda
Modall Kerja
erja / Cos
Costt
sumb
sumber
er daya
daya • Metode
yang terbatas
 

Supervisi
Dasar Super visi Pertambangan
Pertambangan

Control
Waktu
Material
Plan
Mesin
Manusia
Cost
Metode
Control

Review Do
 

Dasar Super
Supervisi
visi Pertambangan
Pertambangan

Peran
eran Peng
ngaw
awas
as Oper
Operas
asio
iona
nall

Mengatur, mengawasi dan melaporkan secara lisan dan tertulis semua


aktivitas penambangan (overburden removal atau coal mining)

Menjaga kebersihan lingkungan kerja di lingkup pengawasannya


pengawasannya
berdasarkan arahan atasan, mine plan dan design yang di buat
engineer dalam batasan budget, prosedur serta standard HSE yang
berlaku untuk memastikan tercapainya target pekerjaan per shift serta
mendukung kelancaran "sequence" penambangan.
 

Super visi Pertambangan


Dasar Supervisi Pertambangan

Kepme
Kepmen
n Pertamba
ertambanga
ngan
n dan Ene
Energi
rgi No
No.. 555
555.K/
.K/26/
26/M.
M.PE/
PE/199
1995
5
Kesel
eselam
amat
atan
an dan
dan Keseh
esehat
atan
an Ker
erja
ja Pada
ada Pert
erta
amb
mban
anga
gan
n Umum
Umum
pasal
pasal 12, kewaj
kewajiba
iban
n Pengawa
engawass Operas
Operasio
ional
nal ada
adala
lah
h

Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang untuk


keselamatan semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya

Melaksanakann inspeksi, pemeriksaan dan pengujian


Melaksanaka

Bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan dan


kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya dan

Membuat dan menandatangani laporan-laporan pemeriksaan,


inspeksi dan pengujian.
 

Supervisi
Dasar Super visi Pertambangan
Pertambangan
Kewa
waji
jiba
ban
n Pen
enga
gawa
wass Op
Opera
erasi
sion
onal
al

Mengedepankan Nilai K3LH

Pencapaian Target Produksi

Pencapaian Produktifitas Alat

Minimalkan Lost Time

Efektifitas Jam Kerja dan Alat

Efisiensi Biaya

Memotivasi Bawahan
 

Supervisi
Dasar Super visi Pertambangan
Pertambangan
Nil
ilai
ai K3L
3LH
H

Kepmen Pertambangan dan Energi No.


555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Pertambangan Umum

Zero Accident Zero Human Error (ZAZHE)


 

Supervisi
Dasar Super visi Pertambangan
Pertambangan
Target
Target Produksi

Target produksi dihitung berdasarkan kemampuan produksi


alat yang ada

Kemampuan Produksi
Produksi suatu alat dipengaruhi oleh :
1. Jam kerja effektif
2. Jumlah alat
3. Ketersediaan alat
4. Productivity alat
 

Supervisi
Dasar Super visi Pertambangan
Pertambangan
Productivity Alat

Kemampuan suatu alat untuk melakukan proses produksi per


satuan waktu (jam)

Productivity suatu alat dipengaruhi oleh :


1. Kapasitas alat (bucket excavator, vessel truck, blade
dozer)

2. Cycle time / waktu edar alat


3. Effisiensi waktu kerja
4. Kemampuan / skill operator
5. Kondisi operasi
 

Dasar Super
Supervisi
visi Pertambangan
Pertambangan
Lost Time (waktu hilang)

Waktu yang hilang pada proses operasional produksi

Lost time ada 2 macam, yaitu :


1. Terencana (schedule)
- hujan, slippery, istirahat, travel blasting, dll
2. Tidak
Tidak terencana (unschedule)
terencana
- terlambat start operasi, terlalu cepat mengakhiri
operasi, demo, dll
 

Dasar Supervisi
Super visi Pertambangan
Pertambangan
Efek
Efekti
tifi
fita
tass Ja
Jam
m Kerj
erja da
dan
n Al
Alat
at

Waktu yang benar –  benar


 benar digunakan untuk berproduksi secara
optimal

Jam
Jam Ker
Kerja
ja Efek
Efekti
tiff = Jam
Jam Ker
Kerja
ja Ter
erse
sedi
dia
a – Jam Hilang

Setiap alat produksi dan pendukungnya


pendukungnya (termasuk unit support)
mempunyai jam kerja efektif yang sudah di rencanakan atau di
budgetkan dan
dan harus digunakan seefektif mungkin, untuk

mendapatkan produksi semaksimal mungkin


 

Dasar Super
Supervisi
visi Pertambangan
Pertambangan
Efis
Efisie
iens
nsii Bi
Biay
aya
a

Unit Price (Harga Alat)


Trade in Value (Nilai Sisa)
Owning Cost Depresiasi (Nilai Penyusutan)
(Biaya Kepemilikan) Insurance (Asuransi)
Interest (Bunga)
Tax (Pajak)

Equipment
Cost Fuel 
Lubrication
Grease
Operating Cost Filter 
Tire / Under Carriage
(Biaya Operasi) Repair (spare part)
 Special Item
Operators
Others / Special Item
 

APA SAJA TUGAS - TUGAS YANG HARUS


DIKERJAKAN OLEH SEORANG PENGAWAS
PADA SETIAP SHIFT DARI JAM KE JAM ?
 

Super visi Pertambangan


Dasar Supervisi Pertambangan
Tug
ugas
as Pen
enga
gawa
wass Op
Opera
erasi
sion
onal
al
1. Awa
Awall Shift
Shift
Menerima handover job / serah terima pekerjaan dari pengawas
shift sebelumnya
sebelumnya (termasuk kon
kondisi
disi unit)
Memastikan area kerja aman dan bahaya yang mungkin timbul
sudah teridentifikasi dengan baik

Melakukan P5M atau briefing

Melakukan pengecekan kelengkapan dan kesiapan crew kerja

Distribusi seluruh crew kerja ke area kerja

Setting fleet berdasar


siap dioperasikan kesiapan
(pastikan unit yang
Operator ada dan
melakukan P2H)pastikan unit
 

Dasar Supervisi
Super visi Pertambangan
Pertambangan
Tug
ugas
as Pen
enga
gawa
wass Op
Opera
erasi
sion
onal
al
2. Operasi
Operasiona
onall Shi
Shift
ft

Monitoring dan evaluasi kesesuaian rencana kerja dengan DHOX

Identifikasi masalah dan segera lakukan perbaikan


Laporkan kepada atasan jika ada permasalahan yang tidak bisa
diatasi atau perlu persetujuan atasan
Monitoring secara continue operasional produksi (productivity, lost
time, dll)
Laporkan ke pit control jika ada kendala yang menyebabkan
terganggunya
terganggunya operasional
o perasional produksi
Lakukan
Lakukan inspek
inspeksisi seca
secara
ra berkal
berkala
a kondi
kondisi
si area
area kerja
kerja dan buat
buat
laporan tertulis (kartu pengawas)
 

Supervisi
Dasar Super visi Pertambangan
Pertambangan
Tug
ugas
as Pen
enga
gawa
wass Op
Opera
erasi
sion
onal
al
3. Akh
Akhir
ir Sh
Shift
ift
Pastikan area kerja aman dan bahaya yang mungkin timbul sudah
teridentifikasi dengan baik
Moni
Monito
tori
ring
ng oper
operas
asio
ional
nal akhi
akhirr sh
shif
iftt (akhi
(akhirr sh
shif
iftt merup
merupak
akan
an ja
jam
m
rawan terjadi kecelakaan dan lost produksi)

Pastikan unit parkir secara benar dan aman

Lakukan pengecekan kelengkapan crew kerja dan pastikan semua


crew dalam kondisi aman (untuk penjemputan)
Menyera
Menyerahkan
hkan handov
handover
er job / serah
serah terima
terima pek
pekerja
erjaan
an kepad
kepada
a
pengawas shift berikutnya
berikutnya (termasuk kondisi unit)

Lengkapi
atasan laporan harian (kartu pengawas) dan serahkan kepada
 

Supervisi
Dasar Super visi Pertambangan
Pertambangan
Instruksi
Samp
Sampai
aika
kan
n de
deng
ngan
an jel
jelas
as

Guna
Gunaka
kan
n ba
bahas
hasa
a Ind
Indone
onesi
sia
a de
deng
ngan
an ba
baik
ik da
dan
n mu
muda
dah
h dim
dimen
enge
gerti
rti
Pas
astik
tikan
an pen
pener
erim
ima
a in
instu
stuks
ksii sud
sudah
ah me
meng
ngerti
erti den
denga
gan
n inst
instruk
ruksi
si ya
yang
ng
disampaikan

Ul
Ulan
angi
gi ins
instr
truk
uksi
si te
terse
rsebu
butt ji
jika
ka pen
pener
erim
ima
a ins
instr
truks
uksii bel
belum
um pa
paha
ham
m

Pas
asti
tika
kan
n me
merek
reka
a se
setu
tuju
ju da
dan
n da
dapa
patt me
meng
nger
erja
jaka
kan
n inst
instru
ruks
ksii ki
kita
ta

Jika
Jika me
merek
reka
a ti
tida
dak
k se
setu
tuju
ju at
atau
au rag
ragu
u - rag
ragu,
u, ta
tan
nya
yaka
kan
n al
alas
asan
anny
nya
a

Laku
Lakuka
kan
n di
disk
skus
usii de
deng
ngan
an ba
baik
ik hing
hingga
ga se
setu
tuju
ju

Beri wa
Beri waktu
ktu ke
kepa
pada
da op
opera
erator
tor un
untuk
tuk me
meng
ngerj
erjak
akan
an ata
atau
u me
mela
laks
ksan
anak
akan
an
instruksi

Lakuka
Lakukan
n pen
pengaw
gawasa
asan
n ter
terhada
hadap
p pek
pekerja
erjaan
an yang dil
dilaku
akukan
kan

 Seminimal mungkin seorang pengawas mengoperasikan


mengoperasikan unit, kecuali
kecuali untuk
memberikan contoh kepada operator 
 

Supervisi
Dasar Super visi Pertambangan
Pertambangan
Monitoring

Laku
Lakuka
kan
n peng
pengam
amat
atan
an area
area kerj
kerja
a se
seti
tiap
ap sa
saat
at

Temukan dan tentukan permasalahan yang didapati tiap


jam pengamatan

Tentuta
entutan
datang n targe
targett kerja
kerja operato
operatorr unt
untuk
uk pekerj
pekerjaa
aan
n yan
yang
g ak
akan
an

Hind
Hindar
arii atau
atau mini
minima
malk
lkan
an terj
terjad
adin
inya
ya lo
lost
st time
time
 

Dasar-Dasar
Penambangan

Supervisory Development Program


 

Dasar - Dasar Penambangan


Ciri Umum Industri Pertambangan
•  Investasi besar
•  Penggunaan teknologi modern
•  Beresiko tinggi

Kelayakan Kegiatan Pertambangan


1. Layak secara Ekonomi
•   Harus menguntungkan
menguntungkan

2. Layak secara
•  Aman Teknis
bagi pekerja dan alat
•   Ada teknologi yang bisa digunakan pada saat itu
3. Layak secara Lingkungan
•  Kerusakan lingkungan seminimal mungkin
•  Ada kegiatan pengembalian fungsi lahan bekas
penambangan
 

Urutan Kegiatan Pertambangan


Explorasi

Study Kelayakan

Development
(Insfrastruktur)

Exploitasi
(Penambangan)

Pengolahan
Pemasaran
 

Metode Penambangan
1. Tambang Terbuka ( Surface Mining )
•   Kontak langsung dengan udara be bebas
bas
•  Bukaan luas, kedalaman terbatas
•  Biaya relatif murah
•   Contohn
Contohnya
ya : open pit, open cast, strip mine
mine,, quarry
quarry,, dll
•   Alat
Alat : exca
cavvat
ator
or,, dump
dump tr
truc
uck,
k, doze
dozerr, sc
scra
rapp
pper
er,, ka
kapa
pall ker
eruk
uk,, dl
dlll

2. Tambang Bawah Tanah ( Under Ground Mining )


•   Tidak kontak langsung dengan udar
udara
a bebas
•  Bukaan sempit, area terbatas, kedalaman relatif dalam
•  Biaya relatif mahal
•   Contohn
Contohnya
ya : room & pilla
pillarr, longw
longwall,
all, block cavin
caving,g, dll
•   Alat : dr
druum shearer, power roof su sup
pport
rt,, dll

Metode penambangan batubara yang diterapkan pada operasional


PT.. Dar
PT Darma
ma Henwa Tbk adalah metode
metod e Tambang TTerbuka
erbuka – 
 –  Open
 Open Pit
 

Pemilihan Alat
Pemilihan Alat Penambangan dipengaruhi oleh :
Kondisi tanah dan bantuan

Target produksi

Karakteristik material

Ketebalan dan kemiringan bahan galian

Jarak angkut

Topografi / permukaan bumi

Cuaca
 

Proses Penambangan Batubara


Land
Clearing

Soil Removal Digging   Loading Hauling

Hard Y Drill-Blast Y
OB Removal Soil Stock
Material (Ripping)
N
Dumping
Coal Mining Digging
N
Loading
Coal Getting Loading

Hauling
Coal Hauling Hauling

Stock ROM Soil


Dumping Reshaping
Speading

Revegetasi
 

Proses Penambangan Batubara


 

Proses Penambangan Batubara

Land Clearing In Pit Dump OB Out Pit Dum


Dump
p OB Reshapi
Reshaping
ng Disp
Disposal
osal
Driilin
Driiling
g& Soil Spreading &
Blasting Reklamasi

OB Removal

Drill
Pattern
Top Soil
Removal

Coal Mining
 

Istilah Penambangan Batubara


Over atau Waste, lapisan tanah atau batuan yang menutupi lapisan batubara (bahan galian
Burden berharga) dan tidak memiliki nilai ekonomis

Material tanah pucuk yang mengandung unsur hara atau unsur yang dapat menyuburkan
Top Soil tanaman, biasanya berwarna kuning kecoklatan, terdapat akar-akar pohon dan ketebalan
pada umumnya antara 1 – 
1 –  2
 2 meter

Lapisan tanah dibawah lapisan top soil dan diatas overburden, umumnya berwarna lebih
Sub Soil terang dibanding top soil, tidak mengandung unsur hara dan umumnya masih bisa digali
secara langsung oleh excavator (freedig)

Broken Material yang sudah mengalami proses pemberaian dengan peledakan, ripping atau rock
Material breaker

Freedig Material asli yang dapat digali tanpa didahului dengan proses pemberaian, baik
Material peledakan atau ripping atau rock breaker

Mud
  Material lumpur dengan kandungan air yang relatif besar
Material

Coal Endapan bahan galian yang terbentuk alamiah dialam, pada kondisi payau
Berasal dari tumbuh – 
tumbuh –  tumbuhan
 tumbuhan yang mati dan diuraikan oleh bakteri anaerob
(Batubara)
Mengalami proses pemampatan karena tekanan dan suhu yang tinggi

Istilah Penambangan Batubara

Inter juga merupakan waste. Batuan tanah penutup yang berada di antara lapisan batubara
Burden yang berbeda seam

Under
  juga merupakan waste. Material atau batuan yang berada dibawah final seam batubara
Burden
 

Istilah Penambangan Batubara


Sub Crop
  Singkapan lapisan batubara yang terlihat langsung diatas permukaan tanah
(Out Crop)

Lapisan material bukan batubara yang berada di antara lapisan batuan penutup dengan
Parting batubara atau didalam lapisan batubara. Biasanya berwarna gelap dan merupakan
material pengotor batubara

  Lapisan tipis material bukan batubara yang berada diatas lapisan batubara dan berwarna
Roof mirip batubara

  Lapisan tipis material bukan batubara yang berada dibawah lapisan batubara dan
Floor
berwarna mirip batubara

Mineout   Lokasi yang sudah selesai dilakukan penggalian batubara dan harus sudah dilakukan
pengambilan data oleh team survey

Coal
  Batubara yang sudah terbuka atau sudah dibuang lapisan tanah penutupnya
Expose

Coal Batubara yang masih di dalam tambang, sudah dibersihkan dan siap untuk dilakukan
Inventory penggalian dan pengangkutan ke ROM
 

Istilah Penambangan Batubara


Kontaminasi   Tercampurnya batubara dengan material lain dari luar proses pembentukan lapisan
batubara. Misal : kertas, besi, plastik, dll

Dilusi   Tercampurnya batubara dengan material dari dalam proses pembentukan batubara.
Misal : OB, top soil

Coal
Cleaning   Kegiatan untuk membersihkan lapisan batubara dari parting atau pengotor bawaan

Stripping Banyaknya volume batuan penutup (OB) yang harus dibongkar untuk mendapatkan 1 ton
Ratio batubara

ROM   Run Off Mine, material batubara atau bahan galian berharga yang berasal langsung dari
tambang (belum mengalami proses peremukan atau pengolahan)

Cut & Fill   Metode penggalian yang di sertai dengan penimbunan kembali bekas galian sebelumnya
Backfill   Penimbunan kembali lokasi bekas galian dengan material overburden

Istilah Penambangan Batubara

  Sudut kemiringan lapisan batubara, yang diukur dari bidang datar, nilainya antara
Dip
0° - 90°

  Arah penyebaran lapisan batubara, umumnya diukur dari arah Utara ke Timur atau
Strike North to East, besarnya antara 0 ° - 360°. Misalnya : N270 °E
 

Istilah Penambangan Batubara


Loading
  Lokasi pemuatan material, OB atau batubara atau material lainnya
Point

Digging atau Bench Height adalah ketinggian atau kedalaman penggalian yang diukur dari
Face dudukan alat angkut

Working Lebar loading point minimal yang disesuaikan dengan tipe alat muat dan alat angkut,
Space agar dapat berproduksi secara optimal

Swing Sudut putar yang dibentuk oleh alat muat, yang diukur dari titik penggalian material
Angle sampai ke titik penumpahan material (vessel)

  Sekumpulan alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi. Biasanya terdiri
Fleet
dari alat muat, alat angkut dan alat pendukung lainnya

  Potongan yang dibuat melandai dan umumnya digunakan untuk jalan masuk alat muat
Ramp
atau alat angkut

Istilah Penambangan Batubara


 

Istilah Penambangan Batubara

BCM Meter,, volume material yang masih dalam kondisi asli atau belum terganggu
Bank Cubic Meter

Meter, volume material yang sudah tidak dalam kondisi asli atau sudah
Loose Cubic Meter,
LCM mengalami pembongkaran
Misal : material blasting, material ripping, material disposal

Meter, volume material yang sudah mengalami pemadatan secara


Compacted Cubic Meter,
CCM
mekanis. Umum digunakan untuk konstruksi civil

Swell Faktor pengembangan, besarnya perubahan volume yang diakibat oleh perubahan kondisi

Factor material dari kondisi asli atau bank


ba nk atau insitu ke kondisi
kondis i repah atau loose (Lcm/Bcm)

Bobot Isi Merupakan perbandingan antara berat berbanding volume material.


Material Umumnya menggunakan satuan ton/m3 atau ton/bcm, ton/lcm

Truck Perhitungan volume material yang diangkut dengan berdasar pada asumsi volume hasil
Count pengukuran survey muatan alat angkut

Istilah Penambangan Batubara


Jenjang atau lereng dinding tambang terbuka yang dibuat untuk menjaga kestabilan

Bench dinding tambang


toe, slope dengan mengikuti kaidah kemantapan lereng. Bench terdiri dari crest,
dan berm

Crest
Crest Kep
Kepala
ala slo
slope
pe ata
atauu titik
titik awal sua
suatu
tu jenjan
jenjang
g ata
atauu lereng
lereng tam
tamban
bang
g

Bidang miring diding tambang dengan sudut tertentu sesuai kaidah kemantapan lereng
Slope yang bertujuan untuk menjaga kestabilan dinding tambang. Umum dinyatakan dalam
derajat, persen atau perbandingan antara tinggi dan lebar

Toe
Toe Ka
Kaki
ki slo
slope
pe atau
atau titi
titikk ak
akhir
hir suat
suatuu je
jenja
njang
ng at
atau
au lere
lereng
ng ta
tamb
mban
ang
g

  Bidang datar yang dibuat dengan lebar tertentu, menghubungkan antara toe dan crest,
Berm
dengan tujuan untuk menjaga kestabilan lereng tambang

Back Hampir sama seperti berm, tetapi membentuk bidang miring antara 2% - 4% dan
Slope bertujuan untuk mengarahkan aliran air permukaan tambang

Istilah Penambangan Batubara


Overall Sudut kemiringan total dari beberapa slope atau jenjang, yang diukur dari crest tertinggi
Slope sampai toe yang paling terdalam dinding tambang

High Dinding tambang pada arah kemiringan terdalam lapisan batubara, terdiri dari beberapa
Wall bench

Low
Wall Dinding tambang
dari floor pada
batubara atauarah kemiringan
beberapa terdangkal lapisan batubara, biasanya terbentuk
bench

Side Dinding tambang yang menghubungkan sisi high wall dan sisi low wall, terdiri dari
Wall beberapa bench

  Tanggul yang sengaja dibuat untuk menahan longsor pada tambang terbuka atau
Bundwall
penggalian lainnya

  Kolam didalam tambang yang berguna untuk menampung sementara aliran air dalam
Sump
tambang, sebelum dipompakan keluar tambang

atau sedimen pond, kolam yang berfungsi untuk menampung air hasil pemompaan dari
Setling
dalam tambang dan dilakukan pengendapan material yang terkandung dalam air atau
Pond
dilakukan pengolahan, sebelum dilepas ke perairan bebas

Istilah Penambangan Batubara


 

Istilah Penambangan Batubara

crest 

toe

α
coal floor (mineout)

Istilah Penambangan Batubara


crest Fungsi Trimming :
design & aktual 1. Slope
Slope stabi
stabilit
lity
y
2. Penyesuaia
enyesuaiann dengan
dengan mine design
slope yang 3. Kerapi
Kerapian
an tamban
tambang g
harus di
trimming

Slope yang tidak sesuai design atau tidak di


trimming, akan mengakibatkan :
toe 1. Slope stabilit
stability
y menuru
menurun,n, raw
rawan
an longso
longsorr
aktual 2. Ban
Banyak
yak cadan
cadangan
gan batub
batubara
ara yg tidak
tertambang
3. Clai
Claim
m dar
darii pem
pemilik
ilik tam
tamban
bangg
4. Tamb
ambang
ang tid
tidak
ak rap
rapii

•   Lakukan trimming per layer penggalian


toe
fleet OB
design
•   Gunakan backhoe excavator
excavator 20
20 – 
 –  40
 40 ton

(PC200 – 
(PC200 –  PC400)
 PC400)
Kegiatan merapikan permukaan slope penambangan, agar sesuai dengan yang
Trimming
direncanakan (mine design). Slope yang umumnya harus dilakukan trimming adalah slope
(Sloping)
hasil penggalian big digger
 

Istilah Penambangan Batubara


Main Jalan angkut utama yang menghubungkan antara pit (lokasi penggalian) dan disposal
Road (lokasi dumping)

Access Jalan yang menghubungkan antara loading point ke mine road. Biasanya bersifat
Road sementara

Minimum Lebar jalan minimal jalan angkut yang disesuaikan dengan tipe alat angkut yang
Width melewatinya. Lebar minimal adalah 3,5 x lebar alat angkut terbesar

Grade Kemiringan jalan angkut yang diukur dari bidang datar dan umumnya dinyatakan dalam %.
Jalan Grade jalan tambang max. 8%

Haul Jarak angkut material yang diukur dari lokasi penggalian sampai lokasi dumping material.
Distance Dinyatakan dalam satuan meter atau kilometer

Tanggul pengaman yang sengaja dibuat (umumnya dipinggir jalan) di area yang
Safety
mempunyai beda tinggi > 1 meter, bertujuan untuk menghindarikan alat atau manusia
Berm
terperosok. Tinggi minimal = ¾ x diameter roda unit terbesar yang lewat

Istilah Penambangan Batubara


Kegiatan yang bertujuan untuk merawat dan mengembalikan fungsi jalan angkut yang
Road
meliputi kegiatan grading, compacting, water spraying, bund wall, re-seating material
Maintenance surface, dll

Turning Lebar minimal jalan yang diperlukan oleh alat angkut untuk berbelok atau menikung
Radius secara aman pada lajur jalan

Super
Elevasi Badan
angkut jalan
yang yang dibuat
melewati miring/dengan
belokan tikungantujuan
jalanuntuk mengimbangi gaya centrifugal alat
angkut

Cross Kemiringan jalan yang diukur dari tengah jalan (center line) ke arah bahu jalan,
Fall dinyatakan dalam %. Besarnya antara 2% - 4%

  Gorong-gorong yang berfungsi untuk mengalirkan air dari paritan, creek atau sungai kecil
Culvert
yang melewati jalan angkut, biasanya terbuat dari besi baja / beton bertulang

Ditch Paritan yang dibuat untuk mengalirkan atau mengarahkan aliran air permukaan dari luar
(Perimeter) tambang, agar tidak masuk ke dalam tambang

  Kegiatan pemotongan atau pembentukan ulang jalan angkut, yang bertujuan untuk
Re-Grade
menurunkan grade jalan angkut agar lebih optimal

Istilah Penambangan Batubara

(lurus/ti kungan) → 3 x lebar alat angkut terbesar


Satu Jalur (lurus/tikungan)

→ 3.5 x lebar alat angkut terbesar


Dua Jalur (lurus/tikungan)
Dua Jalur (tikungan) → 4 x lebar alat angkut terbesar
 

Istilah Penambangan Batubara

safety
berm center
line

cross fall 2%-4%


 

Istilah Penambangan Batubara


Top Elevasi = 60. 0   m

Bottom Elevasi = 40. 0   m

Beda Tinggi = 60.0 - 40.0


= 20. 0   m

Jarak Angkut = 300. 0   m

Jarak Datar = 300² - (60 - 40)²


= 299. 3   m

Grade
rade Jal
alan
an = (60
(60 - 40)/
40)/29
299.
9.3)
3) x 100
100%% +60
= 6.7%
+40

+60

jarak datar = jarak miring²-(top elevasi-bottom elevasi)² +40


Grade Jalan = ((top elevasi - bottom elevasi)
elevasi) / jarak datar) x 100%

Istilah Penambangan Batubara


Grade Jarak Miring (m)
Jalan 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1,000

5 10.1% 5.0% 3.3% 2.5% 2.0% 1.7% 1.4% 1.3% 1.1% 1.0% 0.9% 0.8% 0.8% 0.7% 0.7% 0.6% 0.6% 0.6% 0.5% 0.5%
10 20.4% 10
10.1% 6.7% 5.0% 4.0% 3.3% 2.9% 2.5% 2.2% 2.0% 1.8% 1.7% 1.5% 1.4% 1.3% 1.3% 1.2% 1.1% 1.1% 1.0%
15 31.4% 1
15
5.2% 1
10
0.1% 7.5% 6.0% 5.0% 4.3% 3.8% 3.3% 3.0% 2.7% 2.5% 2.3% 2.1% 2.0% 1.9% 1.8% 1.7% 1.6% 1.5%
20 43.6% 2
20
0.4% 1
13
3.5% 1
10
0.1% 8.0% 6.7% 5.7% 5.0% 4.4% 4.0% 3.6% 3.3% 3.1% 2.9% 2.7% 2.5% 2.4% 2.2% 2.1% 2.0%
25 57.7% 25
5..8% 1 6.
6.9% 12
2..6% 10
0..1% 8.4% 7.2% 6.3% 5.6% 5.0% 4.6% 4.2% 3.8% 3.6% 3.3% 3.1% 2.9% 2.8% 2.6% 2.5%
30 75.0% 31
1..4% 2 0.
0.4% 15
5..2% 12
2..1% 10
0..1% 8.6% 7.5% 6.7% 6.0% 5.5% 5.0% 4.6% 4.3% 4.0% 3.8% 3.5% 3.3% 3.2% 3.0%
35 98.0% 3 7
7..4% 2 4
4..0% 1 7.
7.8% 1 4
4..1% 1 1
1..7% 1 0
0..1% 8.8% 7.8% 7.0% 6.4% 5.8% 5.4% 5.0% 4.7% 4.4% 4.1% 3.9% 3.7% 3.5%

)
40 1 33
33.3% 43.6% 27.7% 20.4% 16.2% 13.5% 11.5% 10.1% 8.9% 8.0% 7.3% 6.7% 6.2% 5.7% 5.3% 5.0% 4.7% 4.4% 4.2% 4.0%
m(
45 20
206. 5%
5% 50. 4
4%
% 31. 4
4%
% 23. 1
1%
% 18. 3%
3% 15. 2%
2% 13. 0%
0% 11. 3%
3% 10. 1%
1% 9. 0%
0% 8. 2
2%
% 7. 5
5%
% 6. 9
9%
% 6. 4
4%
% 6. 0
0%
% 5. 6
6%
% 5. 3
3%
% 5. 0
0%
% 4. 7
7%
% 4. 5
5%
%
i
g
g 50 0.0% 57.7% 35.4% 25.8% 20.4% 16.9% 14.4% 12.6% 11.2% 10.1% 9.1% 8.4% 7.7% 7.2% 6.7% 6.3% 5.9% 5.6% 5.3% 5.0%
ni
T 55 0. 0%
0% 65. 9
9%
% 39. 4
4%
% 28. 6
6%
% 22. 6%
6% 18. 6%
6% 15. 9%
9% 13. 9%
9% 12. 3%
3% 11. 1%
1% 10. 1
1%
% 9. 2
2%
% 8. 5
5%
% 7. 9
9%
% 7. 4
4%
% 6. 9
9%
% 6. 5
5%
% 6. 1
1%
% 5. 8
8%
% 5. 5
5%
%
a
d
e 60 0. 0%
0% 75. 0
0%
% 43. 6
6%
% 31. 4
4%
% 24. 7%
7% 20. 4%
4% 17. 4%
4% 15. 2%
2% 13. 5%
5% 12. 1%
1% 11. 0
0%
% 10. 1
1%
% 9. 3
3%
% 8. 6
6%
% 8. 0
0%
% 7. 5
5%
% 7. 1
1%
% 6. 7
7%
% 6. 3
3%
% 6. 0
0%
%
B
65 0. 0%
0% 85. 5
5%
% 48. 1
1%
% 34. 4
4%
% 26. 9%
9% 22. 2%
2% 18. 9%
9% 16. 5%
5% 14. 6%
6% 13. 1%
1% 11. 9
9%
% 10. 9
9%
% 10. 1
1%
% 9. 3
3%
% 8. 7
7%
% 8. 2
2%
% 7. 7
7%
% 7. 2%
2% 6. 9
9%
% 6. 5
5%
%
70 0. 0%
0% 98. 0
0%
% 52. 8
8%
% 37. 4
4%
% 29. 2%
2% 24. 0%
0% 20. 4%
4% 17. 8%
8% 15. 7%
7% 14. 1%
1% 12. 8
8%
% 11. 7
7%
% 10. 8
8%
% 10. 1
1%
% 9. 4
4%
% 8. 8
8%
% 8. 3
3%
% 7. 8
8%
% 7. 4
4%
% 7. 0
0%
%
75 0.0%
0.0% 113.
113.4%
4% 57.
7.7%
7% 40.5
40.5%
% 31.
1.4%
4% 25.8
25.8%
% 21.9
21.9%
% 19.1
19.1%
% 16.9
16.9%
% 15.2%
5.2% 13.8
13.8%
% 12
12.6
.6%
% 11.6
11.6%
% 10.
0.8%
8% 10.1
10.1%
% 9.
9.4
4% 8.9
.9%
% 8.
8.4%
4% 7.9
.9%
% 7.
7.5%
5%
80 0.0%
0.0% 133.
133.3%
3% 63.
3.0%
0% 43.6
43.6%
% 33.
3.8%
8% 27.7
27.7%
% 23.5
23.5%
% 20.4
20.4%
% 18.1
18.1%
% 16.2%
6.2% 14.7
14.7%
% 13
13.5
.5%
% 12.4
12.4%
% 11.
1.5%
5% 10.7
10.7%
% 10.
0.1%
1% 9.5
.5%
% 8.
8.9%
9% 8.5
.5%
% 8.
8.0%
0%
85 0.0%
0.0% 161.
161.4%
4% 68.
8.8%
8% 47.0
47.0%
% 36.
6.2%
2% 29.5
29.5%
% 25.0
25.0%
% 21.7
21.7%
% 19.2
19.2%
% 17.3%
7.3% 15.6
15.6%
% 14
14.3
.3%
% 13.2
13.2%
% 12.
2.2%
2% 11.4
11.4%
% 10.
0.7%
7% 10.1
10.1%
% 9.
9.5%
5% 9.0
.0%
% 8.
8.5%
5%
90 0.0%
0.0% 206.
206.5%
5% 75.
75.0%
0% 50.4
50.4%
% 38.
8.6%
6% 31.4
31.4%
% 26.6
26.6%
% 23.1
23.1%
% 20.4
20.4%
% 18.3%
8.3% 16.6
16.6%
% 15
15.2
.2%
% 14.0
14.0%
% 13.
3.0%
0% 12.1
12.1%
% 11.
1.3%
3% 10.6
10.6%
% 10.
0.1%
1% 9.5
.5%
% 9.
9.0%
0%
95 0.0%
0.0% 30
304.
4.2%
2% 81.8
81.8%
% 54.0
54.0%
% 41.1
41.1%
% 33
33.4
.4%
% 28
28.2
.2%
% 24.4
24.4%
% 21.6
21.6%
% 19.4
19.4%
% 17.5
17.5%
% 16.0
16.0%
% 14.8
14.8%
% 13.7
13.7%
% 12.8
12.8%
% 12.0
12.0%
% 11
11.2
.2%
% 10
10.6
.6%
% 10.1
10.1%
% 9.
9.5%
5%
100
100 0.0%
0.0% 0.0%
.0% 89.
9.4%
4% 57.7
57.7%
% 43.
3.6%
6% 35.4
35.4%
% 29.8
29.8%
% 25.8
25.8%
% 22.8
22.8%
% 20.4%
0.4% 18.5
18.5%
% 16
16.9
.9%
% 15.6
15.6%
% 14.
4.4%
4% 13.5
13.5%
% 12.
2.6%
6% 11.8
11.8%
% 11.
1.2%
2% 10.6
10.6%
% 10.
0.1%
1%
 

Istilah Penambangan Batubara


atau Waste Dump, merupakan tempat pembuangan atau penimbunan material tidak
Disposal berharga atau waste, yang di design secara aman dengan mengikuti kaidah kestabilan
lereng. Misal : Disposal OB, Disposal Sub Soil, dll

Dumping langsung, proses dumping yang dilakukan dengan level posisi alat angkut lebih
Direct
tinggi dibandingkan posisi jatuh material. Dumping langsung ke bibir atau mendekati bibir
Dumping
tebing disposal

Free
Dump Dumping bebas,
posisi jatuh proses dumping yang dilakukan dengan posisi alat angkut selevel dengan
material

  Hampir sama seperti recontouring, kegiatan pembentukan atau perapian permukaan


Reshaping
material (umumnya disposal OB) sebelum dilakukan spreading top soil

Spreading
Spreading Kegiata
Kegiatann pengham
penghamparan
paran materi
material
al top soil dengan ketebalan
ketebalan tertentu
tertentu

  Kegiatan penghijauan kembali atau penanaman pohon


pohon di area yang sudah dihampar top
Revegetasi
soil

  Kegiatan pengembalian fungsi lahan bekas tambang agar mendekati fungsi awalnya atau
Reklamasi
fungsi lain yang berguna sesuai rencana pasca tambang. Misal : revegetasi

Istilah Penambangan Batubara


Contou
Contourr Gar
Garis
is di dalam
dalam peta
peta yan
yang
g menghub
menghubungk
ungkan
an tit
titik-t
ik-titi
itikk den
dengan
gan ket
ketingg
inggian
ian sama
sama

Elevas
Elevasii Keting
Ketinggian
gian sua
suatu
tu titik
titik yan
yang
g diu
diukur
kur dari per
permuk
mukaan
aan air laut rata
rata-rat
-rata
a

Request Kedalaman penggalian atau ketinggian penimbunan yang harus dilakukan, agar sesuai
Level (RL) dengan rencana

  Pemasangan bendera atau pita atau patok survey, yang bertujuan untuk memberikan acuan
Stakeout
rencana kerja ke team operasional

Pickup
  Pengambilan titik-titik data lapangan hasil kegiatan operasional oleh team survey
Data

Boundary
Pit Batas terluar dari lokasi penggalian (pit) atau lokasi penimbunan (disposal)
(Disposal)

  Titik atau area atau lokasi dengan kedalaman penggalian atau ketinggian penimbunan
On Grade
yang sudah sesuai dengan rencana
Bench Mark Titik ikat, merupakan titik atau patok yang sudah diketahui posisi geografisnya dan
(BM) digunakan sebagai titik acuan dalam pengambilan data survey

Istilah Penambangan Batubara


Cycle Waktu edar atau waktu putar, lamanya waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk
Time melakukan satu putaran aktivitas

Match Faktor keserasian, angka yang menunjukkan hasil perbandingan antara alat muat dan alat
Factor angkut yang dilayani, bisa dari produksi atau cycle time

Delay Waktu hilang karena sebab-sebab yang bisa dikontrol oleh manusia
Time Misal : slippery, istirahat, awal operasi, dll

Idle Waktu hilang karena sebab-sebab yang tidak dapat dikontrol manusia
Time Misal : hujan, kabut, dll

  Wet condition atau kondisi basah, waktu yang hilang setelah hujan berhenti sampai dengan
Slippery
dapat beroperasi kembali

Mine Kolam dalam tambang yang sengaja dibentuk untuk menampung sementara air permukaan
Sump dan air tanah yang ada didalam tambang, sebelum dipompa ke luar tambang

Rain Intensitas curah hujan, banyaknya volume air hujan per luasan area
Intencity Dinyatakan dalam satuan mm (penyederhanaan dari mm³/mm²), 1 mm = 1 liter/m²
Rain
  Terjadinya hujan dalam satuan waktu kerja.
kerja. Misal : 2 kali dalam 1 shift
Frequency

Istilah Penambangan Batubara


Fuel atau Fuel Consumption, banyaknya pemakaian fuel atau bahan bakar suatu alat per jam
Burn operasi. Dinyatakan dalam liter/jam

Fuel Banyaknya pemakaian fuel atau bahan bakar operasional penambangan per satuan
Ratio produksi. Untuk OB (liter/bcm); coal getting (liter/ton); coal hauling (liter/ton-km)

Fuel
Excess   Banyaknya pemakaian fuel atau bahan bakar yang melebihi dari budget atau rencana

Dump sama dengan back fill, disposal yang berada di dalam boundary final pit yang
In Pit Dump sama
IPD
sudah mineout

OPD Dump, disposal yang berada diluar boundary final pit


Out Pit Dump,

Contour
  Contour lapisan batubara yang dibuat berdasarkan korelasi data pemboran eksplorasi
Struktur

Powder Banyaknya bahan peledak yang diperlukan untuk membongkar material overburden.
Factor Dinyatakan dalam kg/bcm

Mine Plan & Geologi


(Gen
(Genes
esaa Ba
Batu
tub
bara)
ara

Supervisory Development Program


 

Bag
Bagai
aima
mana
na Bat
Batub
ubar
ara
a Ter
Terbe
bent
ntuk
uk ??

???
63
 

Proses Pembusukan
Apabila suatu tumbuhan atau pohon mati dan roboh ke atas tanah, maka
pohon tersebut akan meng
mengalami
alami pembusukan dan pengurai
penguraian
an baik secara
biokimia yang melibatkan bakteri maupun secara kimia dan fisika.
Bagian organik pohon tersebut akan terurai menjadi CO 2,   Hidrokarbon
(HK), dan H2O, sedangkan bagian atau unsur anorganiknya akan kembali
ke tanah dan bercampur dengan mineral tanah.
Tumbuhan tersebut mengalami pembusukan secara sempurna dan tidak
meninggalkan bekas/sisa
64

Ter
erbe
bent
ntuk
ukn
nya batu
batuba
bara
ra
Apabila suatu pohon yang mati kemudian jatuh kedalam air atau rawa yang
cukup dalam, maka pohon tersebut akan mengalami pembusukan baik secara
biokimia maupun secara kimia dan fisika.
Pada kedalaman tertentu bakteri yang menguraikan sisa pohon tersebut tidak
dapat bekerja lagi, sehingga perubahan yang ter
terjadi
jadi selanjutny
selanjutnya
a hanya
perubahan fisik dan kimia.

Dalam hal ini pohon


lama kelamaan tersebut tidak
sisa tumbuhan mengalami
tersebut pembusukan
akan berubah secara
menjadi suatusempurna
sedimentdan
organik yang kemudian disebut “ BATUBARA “

Pemben
embentukan
tukan batubara mem
memerl
erluka
ukann ko
kondi
ndisi-
si-ko
kondi
ndisi
si ter
terten
tentu dan hanya terjadi pada
tu dan
era-era tertentu sepanjang sejarah geologi.
Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan
batubara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batubara (black
coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.

Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batubara


yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan
berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan
bumi
65
 

Teori Terbe
erbentu
ntuny
nya
a Batu
Batubara
bara
1. Teori In-situ
Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal
dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk.
Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori in-situ biasanya
terjadi di hutan basah dan berawa, sehingga pohon-pohon di
hutan tersebut pada saat mati dan roboh, langsung tenggelam
ke dalam
dalam raraw
wa te
ters
rseb
ebut
ut,, dan sisa tum
tumbu
buha
hann te
ters
rseb
ebut
ut ti
tidak
dak
mengalami pembusukan
fossil tumbuhan secara sempurna,
yang membentuk dan akhirnya menjadi
sediment organik.

2. Teori Drift
Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal
dari hutan yang bukan di tempat dimana batubara tersebut
terbentuk
Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori Drift, bisa berasal
dari hutan basah atau kering. Tumbuhan
Tumbuhan atau pohon yang sudah
mati dan roboh keatas tanah kemudian terbawa oleh banjir atau
aliran sungai sehingga sisa-sisa tumbuhan tersebut akhirnya
mengendap di delta-delta sungai purba atau terkumpul dan
tersedimentasi didasar danau purba.
66
 

Teori In-sit
In-situu
Hutan Purba

Tumbang Ditempat
67
 

Teory Drift
Hutan Kering

Hutan Basah

Danau Purba
68
 

Pembentukan Batubara
 

Faktor Tekanan (Pressure)


Tumbuhan Membusuk
Peat

Seat Earth
Sandstone

Shale

Consolidate Peat
Seat Earth

Sandstone
Shale
Lignite
Seat Earth
Sandstone
Shale
Coal Seam 70
 

Pembentukan Batubara
 

Pembentukan Batubara
(Coalification)
  Peatification (P
(Pembe
embentuk
ntukan
an Peat)
 Perubahan Biokimia atau Diagenetik oleh bakteri aerob dan
anaerob

  Transisi Peat - Lignite



peruba
P
perubahan
eruba
erubaha
han
han
n fisik
fisi
diag
dikagen
dan
enet
etik
kimia
ik da
dan
kare
karena
n nameta
metamo
pengaruh
peng
morf
rfos
aruh
osis
is panas
dise
diseba
babk
dan
bkan
an
tekaol
tekanan
oleh
nan
eh
terhadap endapan tersebut

 Transisi Lignite - Sub-bituminous


 Pengurangan porositas dan kadar air akibat tekanan overburden

   Transisi Sub-bituminous - Bituminous


 Penurunan Oksigen dan moisture, dan naiknya nilai kalori yang
cukup signifikan

 Transisi Bituminous  –  Anthrasit


 Anthrasit
 Pen
enuru
uruna
nann dr
dras
asti
tiss hydr
drog
ogen
en da
dann ra
rasi
sio
o H/
H/C
C di
diik
ikut
utii de
deng
ngan
an
pelepasan gas methan. Peningkatan gugus hidrokarbon aromatik

72
 

Formasi Batubara
73
 

Formasi Batubara
 

Klasifikasi Batubara
Berdasarkan tingkat
ting kat proses pembentukannya
a. An
Antra
trasi
sitt kelas batubara tertinggi
warna hitam berkilauan (luster) metalik
mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C)
kadar air kurang dari 8%
b. Bit
Bitumi
uminus
nus
mengandung 68 - 86% unsur karbon (C)
kadar air 8-10% dari beratnya
kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia
c. Sub
Sub-bit
-bitumi
uminus
nus
mengandung sedikit karbon dan banyak air
kadar air 10 -35% dari beratnya
sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus
d. Lig
igni
nitt / Batu
atubara Coklat / Brown Coa
oall
batubara yang sangat lunak
mengandung air 35-75% dari beratny
beratnya
a
e. Peat / Gambut
berpori dan memiliki kadar air di atas 75%
nilai kalori yang paling rendah
 

Faktor Umur
Kuru
urun
n Wa
Wakt
ktu
u SKALA WAKTU GEOLOGI SEDERHANA
Periode (jut
(juta
a ta
tahu
hunn ya
yang
ng la
lalu
lu))
Quarternary Sekarang –  2
 2
Tertiary 2 –  65
 65
Cretaceous 65 –  135
 135
Jurrasic 135 –  180
 180
Triasic 180 –  225
 225
Permian 225 –  275
 275
Zaman Tertiary
Tertiary dibagi menjadi 6 sub-zaman, disebut Epoch
Carboniferous 275 –  350
 350
Devonian 350 –  410
 410 Epoc
Epochh Per
erio
iod
de (J
(Jut
uta
a ta
tahu
hun)
n) Kur
urun
un Wak
akttu
Paleocene 65 - 59 6 Juta Tahun
Eocene 59 - 34 25 Juta Tahun
Oligicene 34 - 25 9 Juta Tahun
Miocene 25 - 12 13 Juta Tahun
Pliocene 12 –  2.5 9.5 Juta Ta
76hun
 

Batubara di Indonesia
Batubara di Indonesia banyak
banyak terdapat di Cekungan
Ceku ngan Tersier
Tersier,, yang
terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan
Kalimantan).
Batu bara ekonomis dapat dikelompokkan berdasarkan umur :

Eo
Eose
sen
n (Ter
(Tersi
sier
er Bawa
Bawah)
h),, ± 45 juta
juta ta
tahu
hun
n yang
yang la
lalu
lu
Cekungan Pasir, Barito, Asam-asam, Tarakan, Berau, Kutai Atas,
Ombilin dan Sumatera Tengah ( Riau).

Mi
Mios
osen
en (Ter
(Tersi
sier
er Atas
Atas),
), ± 20 ju
juta
ta ta
tahu
hun
n yang
yang la
lalu
lu
Cekungan Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan
Barito (Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatera bagian
selatan, Cekungan Bengkulu.
 

Geolog
Geologii & Ek
Eksp
splo
loras
rasii
 

Geologi & Eksplorasi


 

Mine Planning
and
Implementation

Supervisory Development Program


 

MINE PLANNIN
PLANNINGG & IMPLEMENT
IM PLEMENTA
ATION

Penje
Penjelas
lasan
an ya
yang
ng mudahn
mudahnya
ya ada
adalah
lah sep
sepert
ertii ini
ini::

“ aili
ailing
ng to Plan, is Planning to ail”

agal un
untu
tukk er
ereencan
anaakan Sa
Sam
ma dengan
 

  er
eren
enca
cana
naka
kan
n un
untu
tukk ag
agal
al  
 

MINE PLANNIN
PLANNINGG & IMPLEMENT
IM PLEMENTA
ATION

 Jadwal  Rencana
 Persiapan
 Persiapa
 Musim n
Hujan
Hujan  Menambang
 Menamba ng Gali/Dump
(KPI)
 Pengelolaan
 Pengelolaan
Dumpingan Geology

 Persiapan Geo-
Lanjutan technical
Planning
 Perencanaan
 Perencanaan

 Antar  Urutan
 Permukaan
 Permukaan
 Menambang
 Menamba ng
Coal/Bijih
Bench RL s  Arah Galian/
Galian/  Panjang/
 Panjang/ Lalu Lintas
Keluar Jalur 
 Sirkuit Truck Bench Lebar Bench

MINE PLANNIN
PLANNINGG & IMPLEMENT
IM PLEMENTA
ATION

Mine Planning dan Mine Operation harus dapat bekerja sama untuk
menghasilkan rencana terbaik yang memen
memenuhi
uhi kebutuha
kebutuhann tambang.

Pemahaman terhadap Mining Sc


Pemahaman Schedule
hedule (Penjadw
(Penjadwalan
alan Tambang) sangat
penting agar dapat melanjutkan perencanaan
perencan aan yang menjadi kebutuhan
operasional.

Penjadwalan TTambang
Penjadwalan ambang harus dapat mengindentifikasi dampak yang terdapat
di mining operations pada bagian lain di project dan ketergantungan yang
ada dalam siklus penambangan. Hal penting lainnya adalah bahwa ada
kegiatan lain yang dapat mempengaruhi kegiatan penambangan.

Dengan memahami Penjad


Penjadwalan
walan seharusnya menghilangkan “hal-hal yang
tidak terduga” yang dapat merubah shift yang berjalan baik menjadi buruk.
 

RUANG
RUANG LINGKUP
LI NGKUP PERENCANAAN
P ERENCANAAN TAMBANG

Perencanaan secara umum


um um dapat dibedakan
di bedakan
menjadi 2 :

• JANGKA PANJANG (Perencanaan 5 Tahun dan Mine Life )


•   Ruang lingkupnya sampai keseluruhan
keseluru han area yang
yang memiliki
cadangan
cadang an potensial, sehingga menitik beratkan
beratkan pada
penentuan Pit Limit Ekonomis, BESR dan perencanaan
investasi umum.
• JANGKA PENDEK (Perencanaan Tahunan s/d Mingguan)
•   Ruang lingkupnya sampai pada ultimate pit limit yang
telah ditentukan dalam tahapan perencanaan jangka
panjang. Sehingga yang banyak terlibat adalah
perhitungan
perhitu ngan kapasitas, jumlah, dan availability alat, baik
alat produksi sampai ke
ke peralatan
peralatan processing
processing plant.
plant.

Perencana
erencanaan
an Tambang

Perhitungan
Perhitungan Blok
Cadangan.
Pembuatan
Layout tambang
Penentuan & Design
metoda
Stripping Penambangan
Ratio/Optimum
Model geologi Pit Limit
(Geological
Validasi Data Resources, Bentuk
(Geologi, Cadangan, Analisa
Topografi, Kualitas dsb.) Lingkungan
Jumlah Data) Penentuan
Sistem dan Rencana
Rehabilitasi
Penentuan Drainase
Urutan
Pemilihan Alat (sequence)
dan type alat Tambang
Pembuatan yang
Schedule
Produksi “Suitable”

Perencan
erencanaan
aan Tambang

Secara umum, yang akan diuraikan & dipelajari adalah


sebagai berikut :

Nisb
Nisbah
ah Ku
Kupa
pass (S
(Str
trip
ippi
ping
ng Rat
Ratio
io)

Penentuan & pemilihan pit potensial

Faktor-faktor pembatas dan losses


Metoda-metoda perhitungan cadangan
batubara
Konsep optimasi jumlah cadang
cadangan
an tertambang
ter tambang

Geoteknik

Faktor Keamanan (FK)


FK < 1 Tidak Aman
FK = 1 Kritis
FK > 1 Aman
 

Nisbah
Nisbah Kup
upas
as (Stripping Ratio)

Stripping Ratio (SR) didefinisikan sebagai “


sebagai  “P
Perba
erband
nding
ingan
an ju
juml
mlah
ah vo
volu
lume
me
tanah penutup yang harus dipindahkan untuk mendapatkan satu ton
batubara””.
batubara

Faktor rank,nilai
perumusan kualitas, nilai Ratio.
Stripping kalori,
Ratio . dan harga jual menjadi sangat penting dalam
Batubara dengan harga jual yang tinggi akan memberikan
me mberikan Nisbah Kupas yang
lebih baik daripada batubara dengan harga jual yang rendah.
Beberapa parameter ekonomi yang diperlukan untuk penentuan stripping ratio
yang masih ekonomis (Break
(Break Even Stripping Ratio),
Ratio), adalah :
   Investasi
   Upah Tenaga
Tenaga Kerja
   Biaya Produksi Batubara
   Harga Jual Batubara
   Analisis Aliran Kas

Break Even Strip Ratio


Secara sederhana (Rule of Thum b) penentuan harga Stripping Ratio yang masih
Thumb)
ekonomis adalah sebagai berikut :
   Perkirakan unit cost penambang
penambanganan untuk penggalian & pengangkutan
batubara ke stockpile.
   Perkirakan unit cost transportasi batubara dari stock pile sampai kke
e
pelabuhan.
   Perkirakan unit cost penambang
penambangan
an untuk penggalian & pengangkutan
overburden ke waste dump.
   Perkirakan recoverable reserve, un
untuk
tuk total rev
revenue.
enue.
   Perkirakan harga jual batubara per ton, untuk total rev
revenue.
enue.
   Perkirakan biay
biaya
a investasi & eksplorasi.
   Perkirakan biay
biaya
a lain-lain
lain-lain..
   Perkirakan umur tambang.erkirakan volume tanah penutup, untuk
untuk total cost.
Maka
Ma
da ka
dari per
perban
ripada bandi
pada ding
ngan
1 atau an ni
nila
laii ju
 revenue jual
>al bat
batub
total ubara
ara terh
cost terhada
adap
p total
total cost harus lebih besar 
cost

Pene
enentu
ntuan
an & Pemi
Pemilih
lihan
an Pit Pote
Potensi
nsial
al
Mengid
Mengident
entifi
ifikas
kasika
ikan
n fakt
faktor-fakt
or-faktor
or pemb
pembatas
atas,, ssepe
eperti
rti :

Struktur geologi
•   jika pada model sumberdaya batubara diidentifikasikan
diidentifikasikan terdapat beberapa struktur geologi (seperti
patahan), maka dapat dipisahkan menjadi beberapa pit potensial.
Kondisi litologi
•   jika pada model sumberdaya batubara diidentifikasikan
diidentifikasikan adanya blok intrusi, maka blok intrusi tersebut
harus ditentukan batasnya untuk pembatas pit potensial.

Kondisi geografis
•  jika. pada peta topografi diketahui mengalir suatu sungai yang besar dan secara teknis sungai tersebut
tidak dapat dipindahkan, maka dapat dipisahkan menjadi beberapa pit potensial.

Kondisi geologi batubara


•  jika diidentifikasikan adanya ketebalan batubara yang tidak memenuhi syarat seperti t < 0,5 m, maka
dengan memanfaatkan peta isopach ketebalan dapat digunakan sebagai batas pit potensial.

Kondisi geoteknik
•   jika diketahui limit (batas) ketingg
ketinggian
ian lereng maksimum, maka ini juga dapat merefleksikan batasan
ketebalan
keteba lan overburden maksimum.
Kondisi pembatas lain
•  misalnya adanya jalan, perkampungan, atau areal lindung, maka dengan memplotkan lokasinya dapat
digunakan sebagai batas pit potensial

 Mine Design (Desain Tambang)

•   Layout & Design Tambang  :

Desain pit 

Desain ramp

Desain disposal

Desain jalan

Desain sediment pond 

Desain sump pit 

Desain Refuel station


ion

Desain Parking area


Drainase
Dll

PLAN Q4 2014

FINAL
RL +10 RL -30 RL -60
RL 0 RL -40
RL -20

RL +10

RL +20
93
 

DEWA
DEWATERING
TERING PLAN PIT

Pumping
Sump
Rl -65
-65
WMP
Sedpon
5B
94
 

SUPPORT DATA (CHECKLIST)


Pada tahap pembuatan perencanaan tambang, banyak faktor dari berbagai
jenis   yang
yang harus   dipertimbangkan.   Beberapa   fak
fakto
torr yanang
g pen
penti
ting
ng ha
harus
rus
dipero
dip eroleh
leh seka
sekalipu
lipunn deng
dengan
an ke
keharusa
harusann   melakuk
melakukan
an studi
studi mend
mendalam
alam.   Untuk
menghindari ketidak lengkapan data, maka sebaiknya dibuat checkli
 c hecklist
st.

• Productio
Production
n Target
Target
Target produksi sesuai tingkatan
tingkatan periode perencanaan, guidelines mengikuti
mengikuti analisa berdasarkan
perhitungan financial jangka panjang.
• Topografi/Surface .
Berupa contur situasi baik dari proggress penambangan sebelumnya maupun area original. Data
ini disupport oleh Survey dengan skala 1 : 500 sampai 1: 1000
• Iklim,
Data analisa terhadap hujan, untuk mendapatkan rencana lost time rain dan curah hujan
• Desi
Design
gn da
dan
n datab
database
ase vo
volu
lume
me,,
Design termasuk didalamnya design pit, disposal, road.
Database Volume
Volume dibuat berdasarkan update situasi terakhir kondisi pit/disposal/jalan.
pit/disposal/jalan.
• Status
Status Lah
Lahan,
an,
Update status kepemilikan dan tataguna lahan.

Mine Design (Desain Tambang)

Yang harus diperhatikan dalam Perencanaan Tambang:

Jam
Produksi
Kerja
Target Kalender 
 produksi  kerja

 Produktifitas/  Shift kerja


kerja
 Productivity 
 Jumlah alat Total jam
 produksi  kerja setahun
 

Mine Design (Desain Tambang)

Dampak
Drainage Tam
Tambang
bang Ling
Lingku
kung
ngan
an &
Rehabilitasi

•  Pemilihan
bench danDrainase
sump ••  Top soil stockpiling
 Rencana
•  pompa tambang rehabilitasi
•  Pengelolaan & •  Penanganan air
Pengolahan
air aliran limbah
•  Pembuangan air
lumpur tambang
 

Menentukan
Menentukan Dimensi Jenjang

Elemen elemen suatu jenjang terdiri dari

Tinggi Lebar Kemiringan

• Ti
Ting
nggi gi je
jenj
njan
ang g • Leba
Lebarr jenj
jenjan
ang g • kemiringan
adal
ad alahah ja
jara
rakk adal
ad alah
ah jara
jarakk jenja
jenjang
ng adal
adalahah
vertikal horisontal sudu
sudutt lere
lereng
ng
dianta
dia ntara
ra lev
level
el lant
lantai
ai tem
tempat di jenjang.. Yang
jenjang
horiso
hor isonta
ntall pada
pada mana
ma na selu
seluru
ruhh mana
pit . aktifitas kemiringan
penggalian, dindin
dindingg jenjan
jenjang
g
pemu
pemuata
atann dan
dan sangat 
pengeboran- menentukan
peledakan bentuk, ukuran
dilaksanakan..
dilaksanakan pit
pit da
areadan
n luas
luas
pit.

Mine Design (Desain Tambang)

Penentu dimensi jenjang dipengaruhi oleh:

 Alat alat berat


bera t yang
digunakan terutama alat Kondisi Geologi 
 setempat
gali dan alat angkut

 Selektifitas pemisahan
 Sifat fisik batuan pada
lokasi tersebut  yang
bahandiharapkan
galian dan antara
waste

Kecepatan produksi yang


  Iklim lokasi setempat
telah ditetapkan

PENJADWALAN TAMBANG

Tujuan dari pekerjaan penjadwalan tambang adalah


membuat suatu rencana produksi tambang yang akan :
•   Menghasilkan tonase pada tingkat produksi yang telah ditentukan dengan
biaya
biay a yang semurah mungkin.
•   Menghasilkan aliran kas (cash flow) yan
yang
g akan memaksimalkan beberapa
kriteria ekonomi seperti rate of return atau net present value.

Penjadw
enjadwalan
alan dapat diartikan sebag
sebagai
ai berikut :
•   Penentuan tujuan dan sasaran kegiatan yang ingin dicapai.
•   Proses persiapan secara sistematik mengenai kegiatan yang
yang akan dilakukan
•   Cara mencapai tujuan dan sasaran deng
dengan
an menggunakan sumber dan
kemampuan yang tersedia secara berdaya guna dan berday
ber daya
a guna dan
berdaya
berday a hasil
•   Pembahasan dari persoalan, kemungkinan dan kesempatan yang dapat
terjadi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan.
•   Penentuan dari tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan
berdasarkan analisa tujuan dan kesempatan.

RUANG LINGKUP PENJADWALAN TAMBANG

Penentuan Pit Limit • Merancang


keseluruhan penjadwalan dalam pit yangyang
membagi
dan Perancangan pit menjadi bagian
bagian bagian lebih kecil
sesuai batasan waktu operasional
Pushback

• Membuat perhitungan produksi baik batubara maupun waste material,


dilakukan per jenjang mengikuti urutan pushback sampai mendapatkan

Penjadwalan produksi batubara baik secara tonnase maupun kualitas.


• Pengaruh dari berbagai batasan termasuk Stripping ratio, dan beberapa
Produksi alternatif volume produksi dievaluasi menggunakan kriteria waktu dan
uang . Hasilnya akan dipakai menentukan jadwal produksi yang
memberikan tingkat produksi dan kualitas terbaik.

• Berdasar
 Berdasarkan
kan hasil penjadwalan produksi, kemudian
Pemilihan Alat dihitung kebutuhan
kebutuhan alat untuk setiap periode waktu
Loader,, Hauler maupun unit support
Loader
waktu (Unit
suppor t yang akan dipakai).

•   Setelah mendapatkan kesel


keseluruhan
uruhan alat yang digunakan, kemudian
dapat ditentukan
ditentukan semua aspek pendukung, seperti
seperti jam kerja,
Perhitungan
ongkos Operasi kebutuhan manpower untuk operasional, pengawasan,
pemeliharaan, sehingga akhirnya keseluruhan biaya operasi dapat
dan Kapital dihitung.

PENJADWALAN TAMBANG

Fungsi penjadwalan
penjadwalan tambang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
•   Pengarahan kegiatan, adany
adanyaa pedoman bagi pelaksanaan
p elaksanaan kegiatan
dalam pencapaian tujuan.
•  Perkiraan terhadap masalah pelaksanaan, kemampuan, harapan,
hambatan dan kegagalannya mungkin terjadi.
•  Usaha untuk mengurangi ketidakpastian.
•  Kesempatan untuk memilih kemungkinan yang terbaik
•   Penyusunan urutan kepentingan tujuan
•  Alat pengukur atau dasar ukuran dalam pengawasan dan penelitian.
•   Cara penggunaan dan penemp
penempatan
atan sumber daya
daya secara berdaya
berdaya
guna dan berdaya hasil.
 

PENJADWALAN TAMBANG

A. WORKING HOURS
Membuat perhitungan
Membuat perhitungan (simulasi)
(simulasi) terhadap alokasi
alokasi waktu yang
yang tersedia selama 1 hari (24
jam), untuk menentukan waktu yang sepenuhnya
sepenuhnya digunakan untuk produksi.

PRODUCTION WORKING HOURS Ju l Au g S ep Oct Nov Dec Tot al/Avg


PIT K 
2 shift (OB dan Coal) 2 2 2 2 2 2
Wo rking Hou rs p er day (24 hrs - st d. O S) 2 1:00 21:00 21:00 21 :00 21:00 2 1:00
Lost Time Rain & Slippery per day 01 :59 0 1:4 0 01 :58 01 :4 5 0 4:37 02 :49
L ost Tim e ot hers (overshift , breaks, et c.) pe r da 2:48 2:35 2:39 2 :46 2:37 2:36
  Nu mbe r of Friday (d ay)   5 .00   4.00   4.00   5.00   4.00   4.00
Lost t ime of Frid ay (hr) 6:00 6:00 6:00 6 :00 6:00 6:00
  Est imate add lost time 1:48 1:48 1:48 1 :48 1:48 1:48
 Available Working Hours per day 16:12 16:44 16:21 16:28 13:44 15:33
U til ization of A vailab le Hou rs per day 97% 97 % 97% 97 % 96% 97%
Effective Working Hours per day 15 :42 1 6:1 4 15 :51 15 :5 8 1 3:14 15 :03
Calen der Days days   31.0 0   31.00   30.00   31.00   30.00   31.00
Id le days days   1.0 0   0.50   2.00   1.00   1.50
Wo r ing ays ays   30.0 0   30.50   28.00   31.00   29.00   29.50

 Available hour 2 sh ift Ho urs  471.20  495.21 444.25


   495.14 384.13
    444.26   5,464.15

  - Estimate add lost time   1:48


P5M 0: 10 Faktor efisie
efisiensi
nsi kerja manp
manpower
ower dalam
Saf et y Ta lk 0: 08
menggunak
menggunakan
an waktu kerja
Moving + W ait Bla st ing 0: 30
Ot he rs dus t, f og 1: 00

PENJADWALAN TAMBANG

B. EQUIPMENT SELECTION
Pemilihan alat harus sesuai dengan :
• karakterisi
karakterisitik
tik lapangan
lapangan
• tingk
tingkat
at prod
produkuksi
si yang
yang aka
akann di
dicap
capai,
ai, dan
dan
• me
meto
toda
da pena
penamb mban
anga
gann yang
yang tel
telah
ah di
dipi
pililihh
C. EQUIPMENT PRODUCTIVITY, AVAILABILITY & ALLOCATION

Setelah melakukan pemilihan alat yang sesuai, kemudian dilakukan perhitungan


te
terha
rhadap
dap prprodu
odukt
ktiv
ivity
ity,, av
avai
ailab
labilility
ity dan pe
pene
nemp
mpata
atann al
alat
at un
untu
tukk memenu
memenuhi
hi
target produksi.

Note : contoh hitungan produktivity terlampir.


 

PENJADWALAN TAMBANG
Equipment Physical Availability Ju l Au g Sep Oct Nov Dec

PC 1 250 Komat su OB   85% 8 5% 8 5% 85 % 85 % 85%


EX 80 0 Hit achi OB   85% 8 5% 8 5% 85 % 85 % 85%
D 500 Daewoo OB/Co al   85% 8 5% 8 5% 85 % 85 % 85%
PC 4 00 Komat su Coal   85% 8 5% 8 5% 85 % 85 % 85%
T PC 2 00
00 Komat su General/co   85% 8 5% 8 5% 85 % 85 % 85%
I
N
U
L
A
TO HD 465 Komat su OB   85% 8 5% 8 5% 85 % 85 % 85%
T TR 60 Ter ex OB   85% 8 5% 8 5% 85 % 85 % 85%
BMA 40 D Vo lvo OB   85% 8 5% 8 5% 85 % 85 % 85%
Kera x 3 50 Ren ault OB   85% 8 5% 8 5% 85 % 85 % 85%
Hino (Coal) Hino Coal   85% 8 5% 8 5% 85 % 85 % 85%
Kerax
Kerax 350 (Coal)
(Coal) Renaul
Renaultt Coal
Coal   85% 8 5% 8 5% 85 % 85 % 85%

Equipment Production Jul Aug Se p Oct Nov D ec

Overbur
Overb urden
den Remova
Removall Loa
Load
d By Pro
Produc
ducti
tivity
vity Distan
Distance
ce
Loader
PC 1 250 431 un it/Hr   1.0 0   1.00   1.00   1.00   1.00   1.00
D 500 230 un it/Hr   1.0 0   1.00   1.00   1.00   1.00   1.00
Hauler
HD 465 PC 1 250 68 un it/Hr 280 0 m   3.0 0   3.00   3.00   3.00   3.00   3.00
TR60 PC 1 250 66 un it/Hr 300 0 m   3.0 0   3.00   3.00   3.00   3.00   3.00
BMA 40 D D 500 71 un it/Hr 100 0 m   4.0 0   4.00   4.00   4.00   4.00   4.00
Coal Ge tttt in
ing L oa
oad By Pr o
od
du c
cttiv iitt y Distance
PC 4 00 Co al 206 un it/Hr   1.0 0   1.00   1.00   1.00   1.00   1.00
Hino (Coal) PC 400 26 un it/Hr 560 0 m   8.0 0   8.00   8.00   8.00   8.00   8.00

URUTAN PENAMBANGAN

Rencana penggalian/dumping adalah media utama yang berisi


detail kebutuhan penggalian suatu blok tanah. Ada kondisi
alamiah tertentu yang menyebabkan detail rencana
penggalian/dumping
penggalia n/dumping tidak mungkin untuk dilakukan, karena itu
harus ada proses perencanaa
perencanaann yang sesuai dan efektif serta
komunikasi.

Jenis komunikasi dan informasi sangat penting karena agar


dapat memberikan petunjuk pra-perencanaan dan harapan
kepada pengawas dan crew produksi.

Perencanaan penggalian/dumping biasanya digunakan


pengawas lapangan,
informasi kepada crewselain itu mereka
melalui dapat memberikan
papan informasi di pondok.

URUTAN PENAMBANGAN
   Membuat tahap-tahap penambangan, pembuatan jalan dan tahapan penimbunan disposal.
   Dibuat dari Penjadwalan produksi
   Dilakukan pengambilan sebagian volume dalam pit sejumlah kapasitas alat yang sudah dihitung
sebelumnya.
   Simulasi pemotongan
pemotongan seringkali harus dilakukan
dilakukan secara
secara berulang ulang disesuaikan
disesuaikan kapasitas alat
dan juga pemenuhan target produksi, hal ini untuk mendekati angka dari hitungan kapasitas alat.
   Pembuatan tahapan penambangan selalu mengacu kepada hierarkihierark i penambangan dimana prioritas
yang diutamakan adalah :
a. Finishing Pit (Untuk mengurangi area out pit dump yg berdampak pada lingkungan)
b. Bagian terdalam tempat penampungan air (sump), Harus selalu disediakan.
c. Meminimalkan luas bukaan tambang untuk mengurangi daerah tangkapan air dan dampak
lingkungan

Elv. 100

Elv. 120

Elv. 140
Elv. 160

URUTAN PENAMBANGAN

Sequen 1 Sequen 2

Sequen 3 Sequen 4
 

URUTAN PENAMBANGAN
Sequen 2
Sequen 1

Sequen 3 Sequen 4
 

URUTAN PENAMBANGAN

SEPTEMBER OCTOBER
NOVEMBER DECEMBER

URUTAN PENAMBANGAN

Perencanaan tersebut harus


dilengkapi dengan instruksi yang
jelas dan singkat serta harapan :

•   Identifikasi bahay
bahaya
a (geotechnical dan lainnya)
•   Besarnya pengg
penggalian
alian blok (termasuk RL bench)
•   Luasan dan besarny
besarnyaa area dumpingan (termasuk dump lift
RL’s))
RL’s
•  Metodologi penggalian
•  Metodologi dumping
•  Informasi pengangkutan (persyaratan desain trucking)
•   Cross Section views ((jika
jika diperlukan)
•  Informasi volumetric
•  Informasi productifitas
•   Informasi title block (title, skala, catatan QA dll)

PENENTUAN AWAL
AWAL LEVEL BENCH
Tinggi bench harus diatur pada awal penentuan RL kecuali jika ada area
yang tidak rata yang harus ditambang.

Tinggi bench harus disesuaikan sehingga tetap dapat dicapai excavator


walaupun material yang digali
digali sudah mencapai kedalaman maksimum,
menghilangkan kondisi bench terlalu tinggi atau rendah dan meng-
optimalkan unit-unit support.

Gunakan tinggi bak truk bagian belakang atau “ducktail”


atau “ducktail” (ekor
(ekor bebek)
sebagai patokan.

Gunakan alat penanda grade agar tinggi RL tetap sesuai.

Jangan membersihkan lantai terlalu dalam (di bawah grade) karena


hasilnya
hasilnya menjadi seperti
seperti “ permukaan bulan”
 “permukaan bulan” yang menyebabkan banyak
genangan air
Pengendalian yang baik terhadap lantai dan pemindahan lumpur selama
Pengendalian
proses penggalian akan memudahkan operasi Drill & Blast pada tahap
selanjutnya.
 

PENENTUAN AWAL
AWAL LEVEL
LEVE L BENCH
BE NCH (CO
(C OAL)

Luangkanlah waktu untuk memikirkan tentang bagaimana cara anda


menambang seam coal sebelum mulai membuka bench.

Dimana terdapat seam yang berlapis-lapis atau inter-burden dan parting,


maka harus ditangani secara tepat agar jangan sampai coal tidak dapat
diambil atau penggalian menjadi berlebihan.
ber lebihan.

Jika memungkinkan gunakan metode pemetakan


peme takan yang lay
layak
ak (patok, pita
survey,, menandai de
survey dengan
ngan cat) untuk memastikan bahwa batasan dan lapisan

antar permukaan
excavator . material dikenali dengan baik dan diketahui oleh operator

Jika memungkinkan, gunakan unit yang lebih kecil atau yang sesuai untuk
membersihkan atau mengidentifikasi lapisan permukaan seam coal.
 

URUTAN
URUTAN PENAMBANGAN
 

Walk
Walk Off
Off Bench Sepanjang Dindin
Dindingg Pit - R996
Perag
Peragaan
aan Lip
Lipat
atan
an Gal
Galian
ian

Typical
Scale
Zone

70°

~4m 10m ~8m


5m
 

SEHARUSNYA TAMPAK SEPERTI APA ?

Excavator menggali sesuai dengan


rencana penggalian/dump
 Menggali lewat sudut luar 

 YES/NO
 Menggali ke dalam
dalam track yg jauh
 YES/NO

 YES/NO

 Menggunakan belokan
belokan T 

 YES/NO

Galian lurus

 YES/NO Gas penuh


 Satu bucket cepat  Posisi truk yg benar 
benar 
Lintasan dibatasi 
 YES/NO  YES/NO dg jelas

 YES/NO
 Potongan penting pertama
pertama  YES/NO

 YES/NO
 Meminimalkan &
mengendalikan ceceran

Tinggi Bench
 Mengkomunikasikan ceceran
ceceran
 YES/NO
m
 YES/NO
 Pengoperasian dozer
Level Lantai   yang benar   Posisi antrian
truk yang benar 
RL Lantai datar & halus

 YES/NO YES/NO
 YES/NO

Highwall Lowwall
 

Highwall Lowwall
 

Highwall Lowwall
 

Highwall Lowwall
 

Highwall Lowwall
 

Front Loading Batubara


 

PEMBORAN & PELEDAKAN

ENGINEERING OPERATION

Membuat sequence drill and blast Menyiapkan access jalan menuju areal peledakan untuk 
akses mesin bor dan MMU
Membuat drill design (burden, spacing, depth,

total
tandaholes,
areal volume
drill. material blasting), memberi Menyiapkan areal kerja untuk peledakan dan
melakukan perataan areal untuk drilling

Memerikasa kedalaman lubang bor, membuat Melakukan pemboran sesuai dengan design drill.
blast design (banyaknya
(banyaknya isian handak per lubang,
delay inhole & surface, firing system) Koordinasi dengan blasting engineer untuk melakukan
evakuasi blasting.
Melaksanakan pengambilan
melakukan pengisian lubangbahan peledak dan Memberikan feed back atas productivity/ cycle time/ fill
factor hasil peledakan.
Merangkai dan melakukan pengecekan

Melakukan evakuasi blasting dan melaksanakan


peledakan

LOADING
OVERBURDEN LOADING & HAULING

ENGINEERING OPERATION

Melaksanakan shift change


Membuat rencana & design penggalian, jalan angkut dan
timbunan Melakukan hand over pekerjaan dengan shift sebelumnya

Menyiapkan
Menyiapkan material blasting Melaksanakan meeting harian di pit dan membuat rencana
kerja harian dan membuat instruksi kerja harian.
Stake out batas-batas penggalian overburden, pembuatan
ramp, batas-batas disposal Melakukan pemuatan dan pengangkutan overburden

Check elevasi, bahwa kemajuan penggalian shovel/ Melaksanakan pekerjaan perawatan


perawatan jalan, konstruksi akses
excavator
excavator sesuai dengan level yang direncanakan ramp, intalasi gorong-gorong.

Pencatatan productivitas jam


Pencatatan j am ke jam, menginformasikan
menginformasikan ke Melakukan pengontrolan, front loading, jalan angkut,
semua yang berkepentingan apabila terjadi penyimpangan
penyimpangan pembutan dan penempatan material disposal

Melakukan down load Pay Load Meter, membuat ringkasan Melakukan pengontrolan
dan memberikan feed back ke pihak produksi. dan pengendalian thd produktivitas loading, matching unit,
dari jam ke jam.
Mencari alternatif-alternatif
alternatif-alternatif perbaikan yang akan diusulkan
dalam PICA.

COAL
COAL GETTING
GET TING

ENGINEERING OPERATION

Membuat rencana expose, coal cutting plan dan Melaksanakan shift change
rencana alokasi batubara di ROM sesuai dengan
spesifikasi kualitas Melakukan hand over pekerjaan dengan shift
sebelumnya
Mengukur roof dan floor sebelum dan sesudah
penambangan Memeriksa alat untuk pekerjaan batubara dari
kemungkinan kontaminasi
Melakukan pengecekan terhadap cleaning batubara
bersama customer apakah sudah memenuhi syarat Melakukan cleaning, pemuatan dan pengangkutan
untuk di tambang batubara.

Melakukan channel
channel sampling, membuat rekomendasi Memastikan bahwa tidak terjadi kontaminasi selama
metoda ekstraksi batubara. proses penambangan batubara.
batubara.

Klarifikasi dengan customer jika terjadi penyimpangan


penyimpangan
kualitas batubara .

GENERA
GENERALL WO
WORK
RK - DRA
DRAINA
INAGE
GE

ENGINEERING OPERATION

Menganalisa dan menghitung air yang masuk kedalam Membuat mine drainage system, pembuatan sump,
areal penambangan dan membuat design pemopaan instalasi pompa,konstruksi
pompa,konstruksi perimeter ditch, settling pod
(debit, head)
Melakukan instalasi pompa dan pipa
Membuat design drainage : perimeter ditch, sump
Melakukan pemompaan
pemompaan air dari sump ke luar tambang
Melakukan stake out untuk system drainage melalui settling pond

Melakukan pengapuran untuk netralisasi pH Memonitor drainage system secara keseluruhan bekerja
secara kontinue
Membuat laporan kemajuan kegiatan drainage, air
masuk, air kelur, pH dll ke pihak customer
 

PEMBELAJARAN PENTING

Kesi
esimpu
mpulan
lann
nya :
•   Gagal
Gagal untuk merencanakan sama dengan
dengan merencanakan
untuk gagal.
•   Memahami jadwal
jadwal penambangan untuk menghilangkan
menghilang kan hal-
hal yang tidak terduga dan membantu dalam tugas-tugas
perencanaan.
•   Memahami rencana penggalian/dump tersebut sebagai
detail kebutuhan penggalian dan dumpingan bersama
dengan KPI kondisi
•   Memahami terkait.geologica
geologicall dan geotekn
geoteknikal
ikal untuk
menghilangkan hal-hal yang
yang tidak terduga dan untuk
membantu perencanaan kerja.
•   Pertim
ertimbangkan
bangkan bagaimana
bagaimana menggali bench,
benc h, tentukan
dimana kemungkinan
yang tepat waktu yg hilang dan gunakan ukuran
sebagai batas.
•   Pastikan area kerja dipersiapkan sebelumnya.
 

Pengelolaa
engelolaan
& n Ai
Airr
Timbunan

Water Management
&
Waste Dump
Waste Dump
Supervisory Development Program

A. TUJUAN
Meminimalkan
operasiona masalah yang
operasionall penambangan
penambang timbulair
an akibat pada
Penanganann
Penangana
masalah air dalam tambang terbuka dapat
dibedakan menjadi :

MINE DRAINAGE
•   upaya mencegah masuknya air ke tempat
penggalian (Pit)
•   umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah,
dan air permukaan (sungai, danau,
danau, dll)

MINE DEWATERING
DEWATERING
•   merupakan
meru pakan upaya
upaya untuk mengeluarkan air yang
yang
telah masuk ke tempat penggalian
penggalian (Pit)
•  umumnya dilakukan untuk penanganan limpasan
air hujan
 

B. SUMBER AIR
¥ AIR LIMPASAN HUJAN
Air hujan yang langsung masuk ke dalam areal
Tambang atau berupa limpasan
li mpasan dari area
sekitarnya

¥ AIR TANAH
Air yang keluar
keluar dari dalam tanah
tanah dan masuk ke
ke
PIT,, (terjadi apabila ketinggian permukaan air
PIT
tanah di sekitarnya lebih tinggi dari dasar
PIT/Final Pit)

¥ SUMUR AIR PERMUKAAN


Air yang keluar dari batuan dinding dan masuk
ke PIT,
PIT, (terjadi
(terj adi apabila ketinggian sumur air
permukaan di sekitarnya
s ekitarnya lebih tinggi dari dasar
PIT/Final Pit, dan kondisi batuan dengan
permeabilitas rendah)

C. DAMPAK AIR DI TAMBANG

Operating Cost
• Ongkos pemompaan naik
• Produktivit
 Produktivitas
as turun / front kkerja
erja berair (traksi ban, loadi
loading
ng time, bobot
material naik)
• Biaya Peledakan (Blasting Cost) naik

Perubahan Blok Kerja/Sekuen


Kerja/S ekuen tambang
• Deviasi terhadap pencapaian target produksi (potensi kehilangan
produksi)
Perubahan kualitas batubara

•• Moisture
 Ash
Mengurangi Kestabilan lereng tambang
Biaya
Biaya Pengelolaan kualitas air tambang naik
• Treatment sedimen pond
• Pemakai
 Pemakaian
an koagulan untuk mengendalikan kualitas air keluar

D. PENANGANAN
 MINE DRAINAGE
   Membuat paritan pengalihan di sekeliling Pit
   Menurunkan muka air tanah (pemompaan)
   Modifikasi pada saat Pit development utk menghindari aliran air
   Modifik
Modifikasi
asi scheduling sekuen pena
penambang
mbangan an ( memini
meminimalka
malkann area
terganggu)

 MINE DEWATERING
Evaluasi In Pit Water Management
(analisa hujan, kebutuhan pompa,
water treatment point)
 

PERSIAP
E. PE RSIAPAN
AN MUSIM
MUSI M HUJAN
Melakukan Inspeksi terhadap infrastruktur
pengelolaan air di site dan strategi yang baik
sebelum musim hujan :

•  Bentuk tambang terkini dan jangka pendeknya serta


pengaruhnya terhadap pengelolaan air.
air.
•   Melindungi pit crest dari aliran air.
•  Pengelolaan endapan lumpur (mencegah penebalan).
•  Kondisi struktur bendungan air (dam).
•  Perubahan pada tampungan (catchment) dan pengaruhnya
terhadap pengelolaan
p engelolaan air.
•  Memeriksa inventaris suku cadang pompa dan menetapkan
batas minimumnya.
•  Mengidentifikasi supplier suku cadang dan memastikan
mereka dapat melayani jika diminta mengirimkan.
•  Mengurus dan memperbaharui data kinerja pump/saluran
pipa yang
options, terkait (pump curves, friction loss charts, staging
dsb).

Pot
oten
ensi
si Ba
Banj
njir
ir
136
 

Potensi Banjir
137
 
138
 

WASTE MANAGEMENT
 

PENDAHULUAN
Temp
empat
at pe
peni
nimb
mbun
unan
an da
dapat
pat dib
dibagi
agi me
menja
njadi
di du
dua,
a, ya
yaitu
itu waste
 waste dump
dan stockpile
dan stockpile

1. Waste dump adalah suatu daerah dimana suatu operasi tambang


terbuka dapat membuang tanah penutup.
•   In Pit Dump (IPD) lokasinya di bekas daerah penambangan
yang sudah selesai tambang.
•   Out Pit Dump (OPD) lok
lokasiny
asinya
a berada diluar daerah pit limit
(steril area)

2. Stockpile digunakan untuk menyimpan batubara atao material


yang akan digunakan pada saat yang akan datang.

•   Batubara yang dapat diproses pada saat yyang


ang akan datang.
•   Tanah pucuk yang dapat digunakan untuk reklamasi.
rekla masi.
 

Waste Dump
Rancangan waste dump sangat
dump sangat penting untuk perhitungan
keekonomian.

Lokasi dan bentuk dari waste dump dan


dump dan stockpile akan berpengaruh
stockpile akan
terhadap
pula biayajumlah gilirdan
operasi trukjumlah
(match yang yang
factor)
factor) yang
truk diperlukan, demikian
diperlukan.

Pene
enentu
ntuan
an Volu
olume
me
Daerah yang diperlukan untuk waste dump pada
dump pada umumnya
luasnya 2 –  3
 3 kali dari daerah penambangan
penambangan (pit).
•   Mat
Materi
erial
al yan
ang
g te
tela
lahh di
dibo
bong
ngka
karr (l
(loo
oose
se ma
mate
teria
rial)
l) be
berk
rkem
emba
bang
ng 30
30 – 
 – 
45 % dibandingkan dengan material in situ.
•   Sudut kemiring
kemiringan
an untuk suatu dump umumnya lebih landai dari pit.
•   Material pada umumnya tidak dapat ditumpuk setinggi kedalaman dari
pit.
 

JENIS DUMP
Valley Fill / Crest Dumps
1. Valley

•  Dapat diterapkan di daerah yang mempunyai topografi


curam. Dumps dibangun pada lereng.
•   Elevasi puncak (dump crest) ditetapkan pada awal
pembuatan dump. Truk membawa muatannya ke elevasi
ini dan membuang muatannya ke lembah di bawahnya.
Elevasi crest ini dipertahankan sepanjang umur tambang.
•  Dump dibangun pada angle of repose repose..
•   Membangun suatu dump ke arah atas (dalam beberapa
lift) pada daerah yang topografinya curam biayanya
mahal. Dumping  akan mulai pada kaki (toe) dari dump
Dumping akan
final yang berarti pengangkutan truk yang panjang
pada awal proyek.
•   Diperlukan usaha yang cukup besar untuk pemadatan
yang memenuhi persyaratan reklamasi.

JENIS DUMP
 

JENI
JENIS
S WAS
ASTE
TE DU
DUMP
MP

2. Terraced Dump / Timbunan yayangng


dibangun ke atas (dalam lift)
•   Dapat diterapkan jika topogra
topografifi tidak begitu
curam pada lokasi timbunan.
•   Timbunan dibangun dari bawa bawahh ke atas. Tiap
lift biasanya 5-10 meter tingginya.
•   Ada untung ruginy
ruginya
a dari segi ekonomi antara
jarak horisontal untuk perluasan lift terhadap
kapan memulai suatu lift baru.
•   Lift-lift berikutny
berikutnya
a terletak lebih ke belakang
sehingga sudut lereng keseluruhan (overall
slope angle) mendekati yang dibutuhkan
untuk reklamasi.

Terraced Dump
 

PE
PEMI
MILI
LIHA
HAN
N LOK
OKAS
ASII

1. Terg
ergantun
antung
g pad
pada
a beb
beberap
erapa
a fakto
faktorr

•   Lokasi dan ukuran pit sebagai


sebagai fungsi waktu
waktu
•   Topografi
•   Volume waste rock sebagai fungsi waktu
waktu dan sumber
•   Batas KP / CoW.
CoW.
•  Jalur penirisan yang ada
•  Persyaratan reklamasi
•  Kondisi pondasi
•  Peralatan penanganan material
2. Selama ranca
rancangan
ngan detail dapat dipertim
dipertimbang
bangkan
kan
beberapa lokasi yang berbeda untuk perbandingan
faktor ekonomik.

PARAMETE
ARAMETERR RANCANGAN
RANCANGAN
1. Angle of Repose
•   Batuan kering run of mine umumnya
mine umumnya mempunyai angle of repose
antara 34 – 
34 –  37
 37 derajat.
•   Sudut ini dipengaruhi
bongkah dipeng
batuan,aruhi oleh tinggi
kecepatan dump
dump,, ketidak teraturan
dumping. teraturan
•   Dapat dibuat pengukuran pa pada
da sudut lereng (bongkah-bongkah
alami (talus) yang ada di daerah tersebut.

2. Fak
Faktor
tor pen
pengem
gemban
bangan
gan (s
(swel
welll fact
factor)
or)
•  Pada batuan keras, faktor pengembangan pada umumnya antara
30 dan 45%. Satu meter kubik in situ akan mengembang menjadi
1.3 - 1.45 meter kubik material lepas (loose).

••    Pengukuran
Dengan bobot
waktu,
waktu, isi loose
material dapat
dapat dilakukan. 5 – 
dikompakkan 5 –  15%.
 15%. Material
yang dibuang dengan
dengan tr truk
uk akan menjadi lebih kompak daripada
material yang dibuang oleh ban berjalan
ber jalan (belt conve
co nveyor
yor stackes)
 

PARAMETER RANCANGAN
3. Tinggi lift / jarak setback
•   Hanya
Hanya berlaku untuk dump yang dibangun ke atas (dengan lift).
•   Tinggi lift umumnya adalah 5 – 
5 –  10
 10 meter.
•  Rancangan jarak setback  sedemikian rupa sehingga sudut
setback sedemikian
kemiringan keseluruhan rata-rata (average overall slope angle)
adalah 22 – 
22 –  27
 27 derajat untuk memudahkan reklamasi.

4. Jara
rak
k da
dari
ri pi
pitt lim
limit
it
•   Jarak minimum adalah ruangan y yang
ang cukup untuk suatu
jalan antara pit limit dan kaki timbunan (dump toe).
Kestabilan pit akibat dump harus diperhitungkan.
•  Jarak yang sama atau
akan mengurangi resikolebih
yangbesar dari kedalaman
berhubungan dengan pit
kestabilan lereng pit.
 

PARAMETER RANCANGAN
5. Pen
enir
iris
isan
an da
dan
n ke
keam
aman
anan
an
•  Limpasan air hujan menjauhi crest,  merekomendasikan sedikit
crest, merekomendasikan
tanjakan ke arah dump crest 
•  Truk harus menggunakan tenaga mesin untuk menuju ke crest dan
bukan meluncur bebas.
bebas. Juga akan mengurangi resiko alat /
kendaraan yang diparkir meluncur jatuh dari puncak waste dump
(crest).

6. Hal-hal yang diatur dalam penimbunan


•  Manajemen tanah pucuk
•  Konstruksi timbunan dan rehabilitasi
•   Revegetasi

Ar
Arah
ah Kem
emir
iriing
ngan
an Was
aste
te Du
Dump
mp
 

Rehabilitasi
Pelapisan soil dilakukan setelah pelaksanaan penimbunan OB :
1. Penimbunan tanah penutup dengan rancangan tinggi jenjang maksimum
10 m dan sudut lereng sesuai sudut jatuh material (angle
( angle of repose)
repose) 55°.
2. Pemoton
emotongan
gan crest untuk memben
membentuk
tuk ssudut
udut 2
22
2 s/d 25°.
25°.
3. Penimb
enimbunan
unan soil untuk melapi
melapisi
si tim
timbunan
bunan OB.

4. Perataan soil dengan ketebalan pelapisan 1,25 m, dan pad


pada
a lereng
membentuk sudut 20°.

Reklamasi
1. Untuk memenuh
memenuhii syarat lingkungan pada umumnya
umumnya dump ak
akan
an diranc
dirancang
ang
dengan kemiringan 2H : 1V atau 2.5H : 1V
1V..
a. Stabil
Stabilitas
itas jangk
jangka
a panja
panjang.
ng.
b. Memudahk
Memudahkan
an p
penana
enanaman
man kembali
kembali (rev
(reveget
egetasi).
asi).

2. Mungk
Mungkin
in harus ditimb
ditimbun
un deng
dengan
an tops
topsoil
oil at
atau
au ov
overburd
erburden.
en.
3. Mungk
Mungkin
in harus mem
memelihar
elihara
a salur
saluran
an air dan kolam peng
pengendapa
endapann sedimen.
4. Harus mema
memantau
ntau a
air
ir dari d
dump
ump (m
(masalah
asalah air
air asam tamba
tambang,
ng, dl
dll.).
l.).
 

Kon
onst
strruks
ksii Pen
eniimb
mbun
una
an
 

KONSTRUKSI PENIMBUNAN
RL 10

RL 0

RL 20

RL 10

RL 0

RL 20
RL 10

RL 0

KONSTRUKSI PENIMBUNAN
154
 

KONSTRUKSI PENIMBUNAN
 

KONSTRUKSI PENIMBUNAN

Loka
Lokasi
si Mat
Mater
eria
iall
Lumpur
 

Pen
enim
imb
bun
unan
an Tan
anah
ah Puc
Pucuk
uk (S
(Soi
oil)
l)
 

KONSTRUKSI PENIMBUNAN
 

Per
ersi
siap
apan
an Are
Area
a Dumpi
Dumping
ng

Pastikan bahwa area baru


bar u telah be
benar-
nar-
benar siap untuk dikerjakan sebelum
dilakukan penambangan.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan


yaitu :

•  Membersihkan,
topsoil. membongkar, memotong bagian
•  Rencana pengelolaan air
•   Persiapan dumping (lereng, pembatas, penahan)
•   Dewatering

•   Jalan angkutdan
permukaan termasuk geometry, pelapisan
drainase
•   Persiapan drill dan blasting

Pen
engel
gelol
olaa
aan
n Du
Dump
mpin
inga
gan
n
 

Hal-ha
Hal-hall yang
yang harus dipertimbang
dipertimbangkan
kan yaitu :

•   Rambu-rambu / delineator
•  Sesi perencanaan dan informasi
•  Area stickpiles
•  Area go-lines

••  Fasilitas
  Interaksi untuk
denganservices dan workshop
pekerjaan lain (misalnya
(misalnya
berdekatan dengan pekerjaan D&B)
•  Gudang dan area pembuatan bahan
peledak (Jika ada)

Pen
enge
gelo
lola
laan
an Du
Dump
mpin
ingan
gan
Petunjuk dan rambu-rambu serta delineator yang jelas pada haulroad
dumpingan (jalan tulang punggung) yang jelas harus disediakan.

Jangan menggunakan dan/atau merawat banyak permukaan dumpingan lebih


dari yang diperlukan.

Posisi lighting plant harus dekat ke permukaan dan menerangi sepanjang


permukaan.

Pastikan bahwa posisi lighting plant dicek secara teratur sepanjang shift untuk
memastikan alat tersebut menerangi area yang aktif sehingga tidak
menyebabkan
menyebabkan operator kesulitan untuk masuk atau keluar dumpingan.

Akses dan jalan keluar harus ditandai dengan pemisah jalan dan delineator
yang sesuai.

Hal
Hal-h
-hal
al yan
ang
g pe
perl
rlu
u di
dip
per
erha
hati
tika
kan
n
1. Menyediakan
Menyediakan satu track
trac k dozer yang aktif
•   Menjaga dump tetap bersih dan memelihara
memelih ara kemiringan.
•   Sering truk menimbun
mendorong dekat dengan
material melalui deng
crest.an crest dan dozer
•   Membebaskan truk dan peralatan lain yang
yang terperangkap.

2. Rekomendasi perhitungan geoteknik


•   Penentuan kestabilan pondasi.
•   Kecepatan maksimum dari kkemajuan
emajuan dump.
•  Pengaruh air, bagaimana membuang material ke jalur
penirisan.
•   Masalah gempa bumi pada daerah seismik y
yang
ang aktif.
 

Ha
Hal-
l-h
hal ya
yan
ng pe
perl
rlu
u di
dipe
perrha
hati
tika
kan
n

3. Back Filling
Filling,, penimbunan kembali ke daerah yang
sudah habis ditambang banyak
banyak memberi
me mberi keuntungan
•  Umumnya pengangkutan jarak pendek.
•  Mengurangi dampak visual dari aktivitas tambang.

4. Menjadw
Menjadwalkan
alkan penempatan material pada dump
dump
sesuai penjadwalan
penjadwalan produksi umum
um um dilakukan.
5. Menyediakan Pengawas penimbunan (dumpman)

Desain & Konstruksi


Jalan Angkut
Supervisory Development Program

Desain dan Konstruksi Jalan Angkut

Jalan Angkut adalah asset yang dinamis,


sama seperti hauler maupun digger yang
dianggap sebagai asset yang dinamis

Jalan Angkut adalah media dasar untuk


mengangkut material dari satu tempat ke
tempat lainnya
Kond
ondis
isii ja
jalan
lan angku
angkutt yang ku
kura
rang
ng baik
baik
aka
kann ber
erd
dampak kurang baik juga
terhadap setiap hauler yang mengangkut
material

Desain dan Konstruksi Jalan Angkut


Spesifikasi Jalan Angkut harus memperhatikan kondisi tertentu di
tambang, yang mencakup :

•   Karakteristik unit di tambang


•   Jenis-jenis material yang tersedia untuk konstruksi jalan

•   Metode pekerjaan penambangan

Jalan Angkut didesain & dibangun sesuai spesifikasinya agar :

•  Sesuai dengan aturan yang berlaku


•  Alat dapat melintas dengan aman
•  Cycle time hauling & fleet menjadi optimal
•  Ban menjadi lebih awet
•  Beban mesin hauler menjadi berkurang
•   Kerusakan struktural alat
alat (chassis hauler) minimal
•  Mengurangi operator fatigue / kelelahan

Desain dan Konstruksi Jalan Angkut


  Harus ada drainage (perimeter ditch)


   Kemiringan (grade) jalan maksimal 8%
   Lebar jalan ssesuai
esuai dengan spesifikasi hauler dan jumlah jalur jalan
jalan
   Kemiringan badan jalan (cross fall) 2% - 4%

  Gunakan material jalan (surfacing)  material yang sesuai
(surfacing) material
misal : alluvial, laterit, scoria/batu merah
   Harus ada safety berm dengan
berm dengan tinggi ¾ x tinggi ban hauler terbesar
 

Lebar Jalan

Satu jalur : 3 x lebar truck terbesar


Dua
Dua jalu
jalurr luru
luruss : 3.5
3.5 x le
leba
barr tr
truck
uck te
terb
rbes
esar
ar
Dua Jalur
Jalur tikungan
tikungan : 4 x lebar
lebar truck terbesar
terbesar
One-way (Straights/corners)

Two-way
Two-way (In Straights)

Two-way
Two-way (In Corners)

Lebar Jalan

Jalan yang kurang lebar akan mengakibatkan :


•  Sidewall ban cepat rusak
•   Ban tertembus batuan akibat benturan dengan
dengan material ke
keras
ras

overburdenwheel bearing tinggi


•   Kerusakan
•   Kerusakan chassis alat angkut tinggi
•  Biaya road maintenance besar
Jalan yang
yang terlalu
ter lalu lebar juga akan memperbesar
biaya penambangan

Turning Radius

Turning Radius terlalu


terl alu kecil, akan mengakibatkan
mengakibatkan :
•   Sidewall cut pada ban karena melewati gundukan
batu/tanah (hasil buangan
buangan grader)

•  Suspensi mudah rusak


•   Beban pada chasis meningkat
meningkat
•   Perm
ermukaan
ukaan bergelombang akibat pengereman dan
percepatan

•   Material tumpah di jalan,


jalan, cost road maintenance
maintenance meningkat
•   Kecepatan
Kecepatan turun, produktivitas
produktivitas turun
 Kendaraan sulit dikendalikan
•   Surface material
material mudah tererosi

Rolling Resistance

atau Talat
suatu ahanan
ahanan gelind
karena a, gesek
gelinding
ing,
gaya
gay merupakan tahanan
antara yang diberikan
roda dengan permukaanoleh
perm ukaan jalan

Rolling Resistance akan berdampak pada :


1. Perubahan
erubahan bentu
bentukk pe
permukaan
rmukaan jalan
jalan
2. Perubahan bentuk ban akibat permukaan jalan
Kedalaman Perubahan Penetrasi Ban Perubahan Bentuk Ban

Rolling Resistance
Tahanan Gelinding Kecepatan
Uraian Kondisi Jalan (Rolling Resistance) Cat785
(Akibat Tekanan Unit)
Ban
Ban Rad
Radia
iall Ba
Ban
n Bia
Biass km/jam

Sangat keras, jalan raya halus, kongkrit,


ko ngkrit, aspal ding
dingin
in atau
Tidak ada tek anan atau lubang 1.2% 1.5% 54
permukaan kotor.
Keras, Halus, permuk
permukaan
aan jalan
jalan raya stabil walaupun Berlubang jika dilewati muatan
disiram dan dipelihara baik. atau bergelombang 1.7% 2.0% 51
Keras, halus, kotor atau permukaan jalan raya yang halus Berlubang jika dilewati muatan
2.5% 3.0% 49
berarti dirawat baik dan disiram secara teratur. atau bergelombang
Jalan raya kotor, kasar atau berlubang jika dilewat
dilewatii 25 mm
4.0% 4.0% 34
beban, sedikit perawatan, tidak disiram. tekanan ban
ban atau
atau lubang

Jalan raya kotor, kasar atau berlubang


berlubang jika dilewa
dilewatiti 50 mm 5.0% 5.0% 27
beban, sedikit perawatan, tidak disiram tekanan ban
ban atau
atau lubang
Jalan raya kasar bergelombang, lunak jika dilewati tanpa 100 mm
8.0% 8.0% 17
beban, tidak ada perawatan, tidak ada kestabilan tekanan ban
ban atau
atau lubang
150 mm
P asir halus atau kasar 10.0% 10.0% 11
tekanan ban
ban atau
atau lubang
Jalan raya kasar bergelombang, lunak jika dilewati tanpa 200 mm
14.0% 14.0% 10
beban, tidak ada perawatan, tidak ada kestabilan tekanan ban
ban atau
atau lubang
300 mm
Jalan raya sangat lunak, berlumpur, kasar 20.0% 20.0% 7
tekanan ban
ban atau
atau lubang
 

Rolling Resistance
Akibat Material Jalan Tidak Baik
Penyebab
Penyebab Um
Umum
um :
•   Kondisi insitu jalan yang
yang
tidak baik
•   Substandar
Substandar kondisi
subdasar dan material
jalan
prosesdasar pada saat
konstruksi

permukaan jalan
jalan dasar

sub-dasar

permukaan insitu
Mater
Materia
iall perk
perkera
erasa
san
n jala
jalan
n ya
yang
ng kur
kuran
ang
g ba
baik,
ik, ak
akan
an me
meng
ngak
akib
ibatk
atkan
an :

•   Biaya road maintenance besar


•   Daya dukung jalan rendah, karena kepadatan
kepadatan rendah
•   Produktivitas alat angkut rendah
•   Jalan menjadi
menjadi licin, mudah slip pada waktu
waktu hujan
 

Rolling Resistance

Akibat Road Maintenance Tidak Baik

Penyebab Umum :
•   Pekerjaan
ekerjaan maintenan
maintenance
ce
tidak cukup
•   Fr
Freku
ekuens
ensii mainte
maintena
nance
nce
tidak cukup

permukaan jalan
jalan dasar
sub-dasar

permukaan
permukaaninsit
insituu

Kelurusan / Rute Jalan

Tikungan harus didesain dan dibuat dengan turning radius


sesuai hauler yang melew
mel ewatinya
atinya

Rute jalan selurus mungkin dan konsisten

Rute jalan harus mengakomodir


mengakomodir geometri tambang (arah

kemajuan penambangan)
Semua tikungan harus memiliki super elevasi

Super Elevasi
Super Badan jalan yang dibuat miring dengan tujuan untuk mengimbangi gay gaya
a
Elevasi ”centrifugal” alat angkut yang melewati belokan / ti
tikungan
kungan jalan angkut
 

Super Elevasi

Lebar super elevasi jalan dipengaruhi


dipengaruhi oleh turning radius dan
kecepatan hauler

Super elevasi yang direkomendasikan untuk mine road


maksimal 5%
Jangan membuat super elevasi bernilai negatif atau terbalik
Jangan
dengan arah tikungan sebuah jalan

Super Elevasi
Rek
ekome
omenda
ndasi
si Sup
Super
er Ele
Eleva
vasi
si Jal
Jalan
an Ang
Angkut
kut
Curve Kecep
Kecepatan
atan Hau
Hauler
ler
Radius (km/jam)
(m) 20 30 40 50 60 70

50 6% - - - - -

75 4% 9% - - - -

100 3% 7% - - - -

200 2% 4% 6% 10% - -

300 2% 2% 4% 7% 8% -
400 2% 2% 3% 5% 6% 6%

> 500 2% 2% 3% 5% 5% 5%
tidak direk
direkomend
omendasikan
asikan

Super Elevasi

ceceran material OB yg terjadi


karena super elevasi yang salah
atau tidak terbentuk
 

Super Elevasi

Super Elevasi yang arahnya terbalik, mengakibatkan :

•  Rawan terbalik, gaya centrifugal besar


•   Bany
Banyak
ak material tumpah
•   Beban pada ban hauler meningkat
•   Umur ban turun
•  Kerusakan wheel bearing hauler
•  Kontaminasi surface jalan (kekuatan berkurang)
•  Alat sulit dikendalikan
•  Kecepatan turun, produktivitas turun

Super elevasi yang


yang terlalu besar atau terlalu
ter lalu miring,
mengakibatkan turunnya stabilitas alat → Unsafe
 

Grade / Tanjakan / Gradient


Kemiringan jalan angkut yang diukur dari bidang datar dan
umumnya dinyatakan
dinyatakan dalam %
Grade jalan tambang max. 8%

Grade jalan harus dijaga sekonsisten mungkin dengan menghindari


perubahan grade jalan yang tidak perlu, untuk mengurangi
kencenderungan hauler berpindah gear speed
Hal ini dapat mempengaruhi :

•  Cycle time menjadi besar


•  Fuel consumption / fuel burn meningkat
•  Beban mesin pada hauler menjadi besar
misal : transmisi dan torque converter
•  Material tumpah minimal (spillage
(spillage )

Grade / Tanjakan / Gradient


Benar Salah

Grade Konstan Grade Bergelombang


upshifts

upshifts

Grade / Tanjakan / Gradient

Grade jalan yang


yang ter
terlalu
lalu tinggi mengakibatkan :
•   Umur ban rendah,
rendah, cepat
cepat aus
•  Lining brake cepat aus
•   Beban transmisi besar
•   Alat sulit dikontrol,
dikontrol, terutama pada kondisi
kondisi basah
•   Fuel consumption
consumption alat angkut
angkut tinggi
•   Produktifitas
Produktifitas alat angkut
angkut rendah
•   Erosi air
air permukaan jalan besar
•   Biaya road maintenance
maintena nce tinggi
 

Cross Fall

Cross fall adalah kemiringan badan jalan yang tegak lurus dengan
arah jalan atau secara singkat bentuk kemiringan badan jalan

Cross fall dipengaruhi oleh :

•  Grade jalan
•  Curah hujan
•  Surface material

Cross fall pada mine road secara umum 2% - 4%


 

Cross Fall

Crossfall terlalu besar / terlalu


ter lalu miring, akan mengakibatkan
mengakibatkan :
•   Erosi material
material permukaan jalan
•   Permukaan jalan kasar sehingga ban cepat aus
•   Ban terluar mengalami pembebanan
pembebanan berlebih
•   Kestabilan alat
alat berkurang

Crossfall terlalu kecil / terlalu datar, akan mengakibatkan :


•   Air permukaan menggena
menggenang
ng dibadan jalan
•   Permu
ermukaan
kaan jalan kasar
•   Kerusakan ban (side
(side cut) dan
dan chassis meningkat
•   Daya dukung jalan rendah
•   Traksi hauler kecil dan stabilitas rendah
•   Biaya road maintenanc
maintenance e besar

Drainage / Drainase
Drainase dibuat dengan tujuan :
1. Air dap
dapat
at meng
mengalir
alir den
dengan
gan bbaik
aik da
dann lanc
lancar
ar dari p
permukaan
ermukaan ja
jalan
lan
2. Mengur
Mengurangi
angi kkerusakan
erusakan jalan akibat genang
genangan
an air dipermukaa
dipermukaann
3. Mengur
Mengurangi
angi ko
kondisi
ndisi tidak aman keti
ketika
ka alat
alat meli
melintasj
ntasjalan
alan

Parameter pembuatan drainase secara umum


•   Buat di area yyang
ang tidak terganggu
•   Kemiringan sslope
lope drainase sekitar 45°
•   Kedalaman disesuaikan d dengan
engan area tangkapan air permukaan

•   Lakukan perawatan kketika


•   Buat jalur perawatan etika
perawatan kapasitas > 50%
drainase
•   Gradient / kemiring
kemiringan
an harus sesuai, agar tidak terjadi genangan saat hujan
•  Bila diperlukan “pemecah aliran”, pasang batu / ban bekas di sepanjang jalur
drainase dengan jarak berdekatan dan dengan batu yang mampu mengurangi
kecepatan aliran serta membantu mempertahankan sedimentasi
•   Bila jalan perlu gorong-gorong, maka konstruksiny
konstruksinya
a harus sesuai dengan desain
Engineering dan gorong-gorong dilindungi dengan dinding penahan di bagian
upstream maupun downstream

Bahu Jalan

Desain bahu jalan harus dapat mengurangi resiko hauler atau alat
angkut pada saat keluar dari badan jalan karena kondisi emergency
atau darurat
misal : ketika terjadi pecah ban

Pada area dimana terdapat resiko unit mengalami kecelakaan


hingga melewati badan jalan (terdapat jurang atau area
a rea yang
curam), maka harus dilakukan :

• Buat bahu jalan


• Buat safety berm
Pasang rambu
• Sosialisasikan kondisi tersebut

Safety Berm

Mendesain dan membuat safety berm harus mempertimbangkan :

•   Gunakan material yang sesuai (k(ketersediaan


etersediaan material dan ukuran butir)
•   Tingginya  ¾ x diameter ban hauler terbesar
te rbesar yang melewati
•  Lebar atas minimal 1 meter
•   Sudut kemiring
kemiringan
an sesuaikan dengan kondisi lokasi & material
Hindari bisa
karena material Safety
merusak banberm dengan
hauler batuan yangproperty
dan menimbulkan berukuran besar,
damage

 Safety berm tidak boleh menimbulkan


menimbulkan blind  spot…!!! 
 

Selameeettt …!!!
…!!!
Ter
erima
ima kas
kasih
ih
Safety Berm…!!!
dibuat 
 
Mining Improvement
Team
 

Persimpangan Jalan
Ketika mendesain dan membangun persimpangan jalan harus
mempertimbangkan :

Jarak pandang aman untuk pengguna jalan

Pasang rambu-rambu
Pasang
Semaksimal mungkin mendekati 90o

Hindari persimpangan berbentuk


berbentuk “Y”
 “Y”

Jangan membuat persimpangan lebih dari 2 persimpangan dalam satu titik


Buat tempat belokan untuk kendaraan ringan, untuk mengurangi resiko
kecelakaan akibat kendaraan ringan langsung berbelok menye
menyebrang
brang jalan

Perhatikan drainase di area persimpangan

Prioritaskan unit bermuatan (beresiko lebih) atau jalur jalan yang lebih padat

Pasang rambu “
rambu “Dilarang
Dilarang Mendahului”
Mendahului” 100 meter sebelum persimpangan
 

Go-Lines
Hal-hal berikut harus dipertimbangkan ketika menempatkan dan
membangun go-line :

•   Jumlah unit hauler yang


yang akan menggunakan go-line
•   Lokasi dan rencana operasional
•   Jalur keluar masuk unit
•   Tidak berdekatan dengan area yang
yang berbahaya
•   Area harus yang cukup

•   Jalur satu arah


•   Dilarang putar balik
•   Pemisahan atau jarak antar unit
•   Akses untuk man power

•   Jalur interaksi dengan unit support


•   Safety berm

Go-Lines
 

Go-Lines

Drive Thru Parking Area


X
Safety Berm

6 5 4 3 2 1

20
m V-Drain
(front axle)
axle) Akses
10 Access LIGHT Personil
10 10
Way

Y 12 15
6 5 4 3 2 1
TYRE TYRE TYRE
m m

5m 5m 10   5m 10   5m 10    
5m 10   5m 10   5m 10  5m 5m 15 5m
m m m m m m m
20
m Keluar 
6 5 4 3 2 1

 Masuk

Trucks 2 3 4 5 6 7 8
Haul Trucks
X 80 m 95 m 110 m 125 m 140 m 155 m 170 m
Personnel
Y 52 m 52 m 52 m 52 m 52 m 52 m 52 m
 

Go-Lines

Pit Stop
Truk
Truk Masu
Masukk

Aks
Akses
es Personil
Personil

Safety Berm

 S 
 a
f  
 e
Service t  
 y
Hauler B 
Truck  e

LV m

V-Drain
(Front Axle)
V-Drain
(Front Axle)

Truk
Truk Kel
Keluar
uar

Konstruksi Jalan Angkut

Konstruksi jalan angkut harus menghasilkan suatu permukaan


jalan yang keras, halus dan tahan lama

Berikut hal-hal yang harus dipertimbangkan ketika


menentukkan proses pembuatan jalan :

• Klasifikasi jalan

•• Unit yang akanmaterial


 Ketersediaan menggunakan jalan nantinya
• Lama waktu yang penyelesaian jalan
• Ketersediaan
Ketersediaan unit yang akan digunakan untuk membangun

jalan

Konstruksi Jalan Angkut

Data Survey digunakan untuk memastikan bahwa konstruksi jalan


sesuai dengan desain Engineering dan spesifikasinya
spesifikasinya
Dasa
Dasarr ja
jala
lan
n ya
yang
ng sstabill (permukaan in-situ atau sub-dasar)
tabi
merupakan prinsip kesuksesan Jalan Angkut

Konstruksi jalan yang dasarnya asal-asalan (tidak stabil) mungkin


mun gkin
terlihat lebih murah saat konstruksi , tetapi akan memberi dampak :

•   Biay
Biaya
a pemeliharaan Jalan Angkut y yang
ang tinggi dan terus menerus
•  Produktifitas hauling menjadi terhambat
•   Tekanan mesin pada truk semakin meningkat
•  Meningkatkan kerusakan struktural pada chassis hauler
•  Mengurangi umur ban

•  Meningkatkan operator yang fatigue


•   Potensi terhadap kondisi pengoper
pengoperasian
asian yang tidak aman

Lakuka
Lakukan
n Kon
onst
stru
ruks
ksii Ja
Jala
lan
n de
deng
ngan
an Be
Bena
narr da
dari
ri Awa
wall !!
!!!!
 

Konstruksi Jalan Angkut


Sebelum memulai konstruksi jalan, yang perlu diperhatikan :
•  Land clearing dan soil removal
•   Bersihkan dari material yang tidak sesuai spesifikasinya
•  Lakukan penimbunan (cut-fill),  jika diperlukan
(cut-fill), jika
•   Pemadatan material, agar mendapatkan pemadatan yang sesuai
•   Drainase y
yang
ang baik dan benar agar aliran air sesuai rencana

Materi
Mate rial
al yang digu
diguna
naka
kann untuk
untuk pe
permuk
rmukaa
aann jalan
jalan harus
harus mater
materia
iall
terbaik yang tersedia, karena akan berdampak pada :
  Umur komponen
•   Biay
Biaya
a dan efektifitas operasi
•   Efisiensi kerja
•   Keselamatan kerja

Road Maintenance
Konstruksi Jalan vs Biaya Penambangan

      A
      Y tujuan akhir 
      A
      I
      B
low  ROLLING RESISTANCE  high

max ROAD MAINTENANCE FREQUENCY  min

Road Maintenance

Jalan merupakan asset yang sangat penting, maka :


1. Lakukan pemeliharaan
pemeliharaan jalan (road
(road maintenance)
maintenance) dan
dan
inspeksi jalan angkut secara berkala
2. Cermati kondisi
kondisi permukaan jalan (surface material),
drainage, rambu-rambu dan lakukan perbaikan jika
diperlukan
3. Update dan evaluasi
evaluasi pengatura
pengaturann lalu lintas
lintas jalan (traffic
(traffic
arrangement) pada area kerja
4. Jangan
Jangan ada lost time produksi
produksi pada
pada saat dilakukan
perawatan jalan

Meraw
Merawat
at le
lebi
bih
h ba
baik
ik da
dari
ripa
pada
da me
memp
mper
erba
baik
ikii…!!!
 

Rambu-rambu
Rambuberfungsi
yang merupakan salah /satu
petunjuk alat atau
perintah dan tools peringatan safety
mempromosikan atau informasi
pada
sistem lalu lintas jalan atau operasional tambang

Penempatan rambu harus mempertimbangkan :


•   Terlihat oleh pengguna
penggu na area kerja atau jalan
•  Ditempatkan di area yang mudah dikenali
•  Lakukan assessment bersama team HSE jika ragu dalam
penempatan rambu
•  Lakukan sosialisasi jika ada perubahan rambu
Jangan menciptakan “pen
pencem
cemara
aran
n ramb
rambuu”
karena pemasangan rambu yang menimbulkan kebingungan
dan menyebabkan rambu-rambu diabaikan
 

Delineator
Delineator / safety post / safety bar merupakan salah satu rambu yang
dipasang di sepanjang jalan angkut atau area masuk dan berfungsi untuk
menandai tepi jalan atau area masuk lainnya

Lakukan penambahan jumlah delineator jika diperlukan khususnya untuk


mengidentifikasi kepadatan lalu lintas, posisi gorong-gorong dan persimpangan

jalan

Divider
Divider merupakan pembagi lebar sebuah jalan dengan tujuan untuk mengurangi
resiko kecelakaan, akibat arus lalu lintas yang padat.
Umumnya dipasang atau dibangun di dekat persimpangan dan tikungan
Material yang digunakan :
- OB (dibentuk seperti safety berm)

- ban bekas
Selain masalah Keselamatan Kerja, sebuah Tambang
Tambang akan terlihat
ter lihat lebih bagus
jika dilengkapi dengan rambu-rambu dan delineator atau safety post

Pengenalan
Peta Tambang
(Survey)
Supervisory Development Program

Pengenalan Peta Tambang


Mengapa pengawas harus mengerti peta?
• Pengawas memerlukan model (contoh pekerjaan dalam bentuk
gambar)) sebagai
gambar sebagai acuan kkerja
erja
• Cara ukur (accountability) pengawas dalam melaksanakan tugasnya
tugasnya

• Pemenuhan syarat administrasi hukum

Tujuan

• Memahami baku mutu administrasi atau standar peta, misal judul,


skala, simbol atau legenda, dll
• Mampu membaca peta tambang
• Mampu mengimplementasikan peta rencana tambang sebagai acuan
operasional

Pengenalan Peta Tambang


Peta Peta Ta
Tamba
mbang
ng
• Gambaran permukaan bumi pada • Peta tambang adalah peta khusus yang
bidang datar dengan skala tertentu menggambarkan dan menginformasikan
melalui suatu sistem proyeksi situasi tambang, design atau rencana
• Peta adalah lembaran seluruh atau kemajuan tambang, batas-batas
sebagian permukaan bumi pada bidang pertambangan, infomasi ketinggian
datar yang diperkecil dengan galian dan timbunan serta keterang-
menggunakan skala tertentu keterengan-keterang
keterengan-k eterangan
an khusus terkait
ter kait
• Peta adalah representasi dua dimensi dari  aktifitas penambangan.
 suatu ruang tiga dimensi  • Peta design tambang merupakan
• Peta bisa disajikan dalam berbagai cara perintah kerja visual pekerjaan
yang berbeda, mulai dari peta pertambangan melalui media cetak

konvensional yang tercetak hingga peta kertas dengan ukuran dan skala tertentu.
ter tentu.
digital yang tampil di layar komputer
 Istilah peta berasal dari bahasa Yunani
mappa yang berarti taplak atau kain
penutup meja.
• Ilmu yang mempelajari pembuatan peta
disebut kartografi
• Kumpulan dari beberapa peta disebut
atlas

Pengenalan Peta Tambang


Pet
eta
a Rupa
Rupa Bumi
Bumi
Kalimantan
Kalimantan Selatan
Pe
Peta
ta Citr
Citra
a Satelit 
 

Alur Pembuatan Peta Progress

pengambilan
pengambilan data (p
(pickup
ickup data) pengol
pengolaha
ahann data profit 
penambangan distri
distribusi
busi pet
peta
a mine design

Pengenalan Peta Tambang


Peta Tambang
• Peta Rencana Penambangan Mingguan / Weekly Mine Plan
• Peta Rencana Penambangan
Penambangan Bulanan / Monthly Mine Plan
Pl an
• Peta Situasi Penambangan
Penambangan / Mine Map
• Peta Rencana Pengukuran
Pengukuran dan Pemasangan
Pemasangan Batas / Mine Plan Stake Out Plan Map

Peta Rencana Penambangan memuat informasi :


1. Informas
Informasii Uta
Utama
ma
• Kontur minor,
minor, kontur mayor dan index ketinggian (elevasi)
• Jalan angkut
• Boundary pit dan disposal
• Crest dan toe galian design
• Rencana run off (dewatering)
(dewatering)
• Rencana infrastruktur
• Text (keterangan objek/lokasi)

2. Informasi
Informasi Tam
Tambahan
bahan
• Judul, Administrasi,
Administrasi , Index, Legenda, Skala, Kompas, Batas Konsesi, Grid
• Area Bangunan
B angunan kantor,
kantor, camp dan area lain

Pengenalan Peta Tambang

Contou
Contourr Gar
Garis
is di dala
dalam
m peta
peta yan
yang
g menghub
menghubung
ungkan
kan tit
titik-
ik-tit
titik
ik den
dengan
gan keting
ketinggian
gian sam
sama
a

Ele
Elevasi
vasi Keting
Ketinggian
gian sua
suatu
tu titik
titik yan
yang
g diu
diukur
kur dari per
permuk
mukaan
aan air laut rata
rata-rat
-rata
a

Request Kedalaman penggalian atau ketinggian penimbunan yang harus dilakukan, agar sesuai
Level (RL) dengan rencana

  Pemasangan bendera atau pita atau patok survey, yang bertujuan untuk memberikan acuan
Stakeout
rencana kerja ke team operasional

Pickup   Pengambilan titik-titik data lapangan hasil kegiatan operasional oleh team survey
Data
Boundary
Pit Batas terluar dari lokasi penggalian (pit) atau lokasi penimbunan (disposal)
(Disposal)

On Grade   Titik atau


yang area
sudah ataudengan
sesuai lokasi dengan
rencana kedalaman penggalian atau ketinggian penimbunan

Bench Mark Titik ikat, merupakan titik atau patok yang sudah diketahui posisi geografisnya dan
(BM) digunakan sebagai titik acuan dalam pengambilan data survey

Pita & Patok Survey


WARNA PITA SURVEY - ACP

biru merah fill crest   merah kuning under cut bench

kuning fi l l toe  pink  control el e vasi

merah cre st orange on grade

biru kuning toe   pink kuning pit boundary

hijau limit diging   merah orange boundary land clearing

kuning hijau start cut   pink orange control grade jalan


 putih road line   merah hijau survey station
merah putih cre st ramp biru e arth work

kuning orange under cut slope

JAGA & RAWATLAH PATOK SURVEY SEBAGAI ACUAN KERJA OPERASIONAL

Pita & Patok Survey


WARNA PITA SURVEY - BCP

merah cr
crest
est / strip line / cut

biru toe batter


batter / fil
filll

kuning coal crop


crop line
lin e

 putih road center line

 putih orange boundaryy line - clearing


boundar

orange blast limit / control point


orange kuning RL control

merah biru on grade

hijau limit NAF

JAGA & RAWATLAH PATOK SURVEY SEBAGAI ACUAN KERJA OPERASIONAL

Pita & Patok Survey


temporary BM perman
permanen
en BM

control elevasi control elevasi


JANGAN MERUBAH / MENGHILANGKAN / MERUSAK PATOK BENCH MARK SURVEY
JIKA TIDAK ADA IJIN atau KONFIRMASI DARI TEAM SURVEY…!!!
 

boundary pit / pit limit 

contour (abu-abu)
index contour (hijau)

grid line
boundary disposal
ar
arah
ah mat
mata
a angi
anginn pembuat
pembuat & penangg
penanggungja
ungjawab
wab

kolom
kolom persetuj
persetujuan
uan legenda lambang
lambang perusa
perusahaan
haan
judul
judul peta
peta
skala
skala peta
peta

nomer
nomer / doku
dokumen
mentas
tasii peta
peta
 

Pengenalan Peta Tambang


Sebuah peta
dimengerti yang baik
yang
tentang harus
kondisi dapat
lokasi memberikan
memberi
yang kan informasi grafis secara jelas dan m
digambarkannya mudah
udah

Didalam peta akan terdapat :


 Contour (Kontur)
yaitu garis yang menghubungkan antar titik yang memiliki ketinggian / elevasi yang sama
(umumnya
(umumny a ketinggian diatas permukaan air laut)

Index Contour (Indek Kontur)
yaitu kontur yang mempunyai interval tertentu (umumnya per 5 meter ketinggian)
 Grid Line
yaitu garis yang menunjukkan posisi suatu titik dalam peta terhadap garis lintang dan garis bujur
bumi
•   Garis Lintang, garis ya
yang
ng melintang dari kutu
kutub
b utara sampai ke
ke kutub selatan bumi
•   Garis Bujur, garis yang membujur dari timur ke barat, mengikuti arah perputaran bumi
 

Pengenalan Peta Tambang



Skala
Skala Peta
Peta
perbandingan jarak datar dalam peta dengan jarak datar
aktual
0 10 50 100 m • Skala
Skala Gra
Grafis
fis
untuk penyesuaian penggandaan
penggandaan peta pada ukuran
kertas berbeda

1 : 5,000 • Skala
Skala Num
Numeri
eriss
perbandingan 1 cm jarak dalam peta, berbanding
dengan jarak aktual di lapangan, skala yang umum
dipakai

 Arah Mata Angi


Angin
n
gambar / lambang yang menunjukkan arah mata angin dalam
peta
•   Harus menunjukkan arah Utara
Utara (U) atau
atau North (N)
(N)
•   Umumnya
Umumnya bagian atas sebuah
sebuah kertas peta
peta menunjukkan
arah Utara

Pengenalan Peta Tambang

Legend (Legenda)atau penjelasan dari simbol / lambang / garis yang ada dalam sebuah peta
yaitu keterangan
•   Kondisi atau fungsi lokasi (loading point, dumping point, rawa / lumpur, disposal, stock top soil)
o d s a au u gs o as ( oad g po , du p g po , awa / u pu , d sposa , s oc op so )
•   Jalan (mine road, access road
road dan coal haul road)
•   Setling Pond
Pond dan arah aliran pemompaan

Data Survey
Fungsi
Fungsi Data S
Surve
urvey
y
1. Hasil pengukuran
pengukuran survey
survey merupakan dasar pembayaran
pembayaran volume
volume
dan tonase hasil
ha sil produksi. Pembayaran
Pembayaran hasil produksi bukan
berdasarkan ritasi (truck count)

2. Memberi acuan kerja operasional


operasional produksi
produksi dalam
mengaplikasikan rencana penambangan
3. Data reconsi
reconsiliasi
liasi / perbandinga
perbandingann / evaluasi
evaluasi antara model
geologi lapisan batubara dengan kondisi aktual penambangan

4. Data eval
evaluasi
uasi untuk perencanaan
perencanaan operasional
operasional berikutny
berikutnya
a
Acua
Acuan
n Kerj
erja
a Opera
Operasio
siona
nall

1. Peta
eta tamb
tamban
ang
g → memuat rencana kerja

2. Pi
Pita
ta surve
urvey → informasilarangan dan panduan kerja
berdasar warna pita

Pembacaan Peta Tambang


1. Perik
er  iks
sa judu
judull tentang
Mejelaskan peta
eta pek
pekerjaan
erjaan yang di instruksikan
   Sesuai denga
dengann isi peta
   Jangan menerima peta jika judul peta tidak sesuai dengan isinya
2. Per
erik
iksa
sa pe
pemb
mbua
uatt pe
peta
ta se
serta
rta pe
pena
nang
nggu
gung
ng ja
jawa
wab
b pe
peta
ta
   Harus tercantum nama dan tanda tangan pembua
pembuatt peta (design b
by)
y)
   Harus terc
tercantum
antum nama dan tanda tangan penangung jawab peta (checked by / approved by)
by)
   Jangan menerima peta, Jika tidak tercantum nama pembuat dan penanggung jawab
jawab peta
3. Perik
erikssa nomo
omor dan
dan ta
tang
ngg
gal pe
peta
ta
   Nomor dan tanggal peta m
menjelaskan
enjelaskan tentang urutan administasi
administasi peta
   Menyatakan bahwa peta tersebut telah diarsipkan.
4. Perik
erikssa skal
kala pe
peta
ta
   Jangan menerima peta, jika peta tidak memilik skala
5. Periksa ara
rah
h Utar
ara
a ((N
North
rth)
   Arah atas kertas harus menunjukkan a
arah
rah Utara peta
6. Per
erik
iksa
sa lege
legend
nda
a pe
peta
ta
   Pas
Pastikan
tikan anda menemukan dan mempelajari dahulu legenda peta sebelum anda mempelajari
mempelajari isi
petanya

Pembacaan Peta Tambang


7. Periksa
Periksa design
design galian (cut design)
design) pada peta
   Pastikan anda memahami posisi, elevasi (ketinggian)
(ketinggian).. Kemiringan (slope) dan identias front
aktif yang direncanakan.
   Pastikan
Pastikan anda memahami bata
batass galian (crest & toe) top soil, overburden, interburden dan
coal.
   Pastikan anda memahami route fleet yang direncanakan
direncanak an (start galian – 
galian –  angkut – 
 angkut –  dumping)
 dumping)
   Pastikan anda memahami design dewatering (arah run off/ aliran air dan posisi-posisi

sump).

8. Periks
Periksa
a design
design timbunan
timbunan (OB disposal
disposal / Stock soil)
soil) pada peta
   Pastikan anda memahami posisi, elevasi (ketinggian)
(ketinggian),, kemiringan (slope) dan indentitas
disposal aktif yang direncanakan.
   Pastikan
Pastikan anda memaham
memahamii batas timbunan (crest
(crest & toe) top soil, overburden, interburden
interburden


dan coal.anda memahami design dewatering disposal (arah run off/ aliran air dan posisi-
  Pastikan
posisi dumping)

9. Peri
Periks
ksa
a de
desi
sign
gn jalan
jalan ta
tamb
mban
ang
g da
dan
n ja
jala
lan
n ang
angku
kutt
   Pastikan anda mengetahui posisi as jalan, lebar jalan serta jarak jalan dan kemiringan
jalan yang direncanakan atau di informasikan pada peta.
   Pastikan anda mengetahui posisi saluran, jembatan, gorong-gorong dan tanggul pada
peta.
   Pastikan anda mengetahui posisi rambu-rambu jalan dan identitas jalan pada peta

Pembacaan Peta Tambang


10. Periksa design infrastruktur
 Pastikan bahwa anda mengetahui posisi-posisi infrastrukur seperti tower lamp, view point /
supervising point, rest point dan instalasi listrik pada peta.

11. Buatlah
Buatlah admini
administr
strasi
asi serah
serah ter
terima
ima peta
peta
 Jika semua informasi pada peta sudah anda baca dengan jelas dan dipahami, buatlah
administrasi serah terima peta.
 

Pemboran dan
Peledakan
Supervisory Development Program
 

Peng
engena
enalan
lan Pele
eledak
dakan
an

Tujuan
•  Material tidak memungkinkan lagi di lakukan pemberaian dengan
menggunakan alat mekanis,
•  Derajat kekerasan material sudah sangat tinggi,
•   Perbandingan biaya
biaya pembongkaran dengan alat mekanis sudah
lebih tinggi daripada peledakan,
•   Pembongkaran material dengan alat mekanis sudah tidak lagi
produktif dan ekonomis,
  Biay
Biaya
a pemboran dan peledakan yang digunakan masih dapat
memberikan keuntungan dengan hasil yang diperoleh,

Peng
engena
enalan
lan Pele
eledak
dakan
an

  Material lepas dengan ukuran


PELEDAKAN Memisahkan massa
fragmentasi tertentu
batuan
Tanpa efek negatif :
Mudah untuk di gali/dimuat dengan
peralatan mekanis
•   Efek kerusakan dari peledakan yang
yang berlebihan (B
(Bac
ackk bre
break
ak))
Noise /kebisingan
• Noise /kebising an yang melebihi ambang batas
• Vibration/getaran   yang melebihi
melebihi ambang batas
• Fly ro rock yang membahayakan lingkungan sekitar
ck yang
• AiAirr bl
blast  yang
 yang membahayakan lingkungan sekitar
ast  Peralatan gali-muat berfungsi
efektif,, effisien dan ekonomis
efektif
 

Peng
engena
enalan
lan Pele
eledak
dakan
an
Ta
Tabe
bell Kuat
Kuat Tek
ekan
an Batua
Batuan
n

General material classification


 

Pen
enge
gertia
rtian
n Ba
Baha
han
n Pel
eled
edak
ak

 Suatu   bahan
bahan kimkimia
ia tun
tungga
ggal/c
l/camp
ampur
uran
an   berb
berben
entu
tukk pa
pada
dat,
t, cair
cair,, gas atatau
au
campurannya yang apabila dikenai suatu   aksi panas, gesekan, benturan atau
ledakann aw
ledaka awal
al   akan men
menga
galam
lamii sua
suatu
tu   rea
reaksi
ksi kim
kimia
ia san
sangat
gat cep
cepat
at   yang
yang has
hasilil
reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk   gas dan disertai
disertai tekanan/panas
tekanan/panas
sangat tinggi .

SENYAWA / 4000 C
 

2500-7500 m/s
CAMPURAN GAS TEKANAN
Reaksi
Reaksi kim
kimia
ia
SENYAWA KIMIA PANAS
 AKSI

PANAS
GESEKAN
BENTURAN
LEDAKAN AWAL

Kla
lasi
sifi
fika
kasi
si Umum Ba
Baha
han
n Pel
eled
edak
ak

Pembag
agiian Jeniss Bahan Peledak Kimia;
Jeni
•  (Menurut R.L. Ash)

Bahan peledak Lo
Low
w Explosive;
•   Adalah jenis bahan peledak yyang
ang memiliki
Deflagrasi atau sifat kecepatan reaksi bakarnya
kurang dari 5,000 fps (1,650 m/s).
Bahan peledak High Explosive;
•   Adalah jenis bahan peledak yyang
ang memiliki sifat
Detonasi atau reaksi ledak dengan kecepatan
lebih dari 5,000 – 
5,000 –  24,000
 24,000 fps (1,650 – 
(1,650 –  8,000
 8,000
m/s)
 

Kla
lasi
sifi
fika
kasi
si Umum Ba
Baha
han
n Pel
eled
edak
ak

BAHAN PELEDAK

BAHAN PELEDAK KUAT BAHAN PELEDAK LEMAH


(HIGH EXPLOSIVES) (LOW EXPLOSIVES)

PRIMER  SEKUNDER  TERSIER  PIROTEKNIK


Senyawa Campuran Bahan dasar/ PROPELAN Menghasilkan panas,asap,
Tunggal Menghasilkan daya lontar
ramuan
CONTOH: api, berwarna, sinar, suara.
CONTOH:
CONTOH: Serbuk mesiu/black powder CONTOH:
Dinamit
Lead Azide pada peluru, Kembang api, petasan
Emulsion CONTOH:
(isi pada Daya dorong pada roket
ANFO AN
detonator)

LIQUID PADAT

Ilustra
rassi Kekuat
ata
an Bahan Peledak
 

Peng
Penggo
golo
long
ngan
an Ba
Baha
han
n Pe
Pele
leda
dak
k

Be
Berd
rdas
asar
arka
kan
n Ke
Kegu
guna
naan
anny
nya
a:
1. Milite
Militerr ++++
++++++>
++> TNT
TNT
2. Industrial (Permissible Explosive) +++> ANFO,
ANF O, EMULTION

Prill Ammo
Ammonium
nium NiNitrate
trate +
Fuel Oil
Non-absorbent dense
Non-absorbent  Absorbent porous prill
prill
FO diserap merata dengan
Distribusi FO tdk merata perbandingan yang
proporsional

Oxygen Balance
REAKSI PADA ANFO YANG MELEDAK 

Ammonium
 AN : 94.3%
Nitrate Fuel Oil
FO : 5.7%
 

Peralatan Peledakan : Perangkat pembantu peledakan yang dapat


dipakai berulang kali

DIKELOMPOKKAN
MENJADI:
PERALATAN PENDUKUNG
BERHUBUNGAN LANGSUNG
PELEDAKAN
DENGAN PELEDAKAN

Cramper
±6 Pada
m detonator
bias
biasa
a&
sumbu
sumbu api
 Blasting  Blasting Ohm  Shelter/Bunker  Timmper/Stick
Machine Meter

   Kabel Listrik (Lead Wire)


  Pencampur Anfo

 Papan  Cangkul
   Meteran    Safety
Informasi   Pompa Air (Legra)
 

Perlengkapan Peledakan : Perangkat pembantu peledakan yang habis


dipakai atau sekali pakai

1. SUMBU LEDAK
2. CONNECTOR
3. BOOSTER
4. CARTRIDGE/DINAMITE Connector
5. DETONAT
DETONATOR
OR

Su
Sumb
mbu
u Le
Leda
dak
k
Anyaman tekstil
sintetis
Serat nylon

Selubung PETN   Inti katun


plastik

BOOSTER Lembek
Lembek seperti
seperti gel/p
gel/pasta
asta/dodol
/dodol
Var
arias
iasii satuan
satuan produ
produk
k:
100gr,, 150gr
100gr 150gr,, 200gr
200gr,, 500gr
500gr,, 1Kg Daya ledak 3Kg
Dinamite ≈ 400gr Booster

CARTRIDGE / Dinamite
Kera
Kerass da
dan
n pa
pada
datt Da
Daya
ya leda
ledakn
knya
ya

le
lebi
bih
h ku
kuat
at da
dari
ri di
dina
nam
mite
ite

Var
aria
iasi
si satu
satuan
an pr
prod
oduk
uk :
100gr, 150gr, 200gr, 400gr
 

DETONATOR
1. Detonator Biasa (Plain
Biasa (Plain Detonator)
2. Detonator Listrik (Electric
Listrik (Electric Detonator)
3. Detonator Non- Electric  (Nonel Detonator)
4. Detonator Elektronik (Electronic
Elektronik (Electronic Det.)

DETONATOR BIASA ELECTRIC DETONATOR


tabung silinder  isian dasar 
(shell) (base charge)
kabel listrik

plastikberwarna
leg wire
selubung kabel
ramuan pembakar 
isian utama
(Ignition mixture)
( primer
 primer charge)
ruang kosong disediakan untuk penyumbat
sumbu bakar (safety
(safety fuse)
fuse) penyumbat

fusehead : elemen
- kawat halus yg waktu tunda

  memijar  tabung silinder 


- ramuan pembakar 
tabung silinder 
isian utama

isian dasar 

SIMULTANEOUS   DELAY

NONEL DETONATOR
tabung alumunium elemen transisi penyumbat anti-
penyumbat Lapisan
statis
pelapis baja
luar 
Lapisan Delay time bisa diat
atu
ur sendiri
sumbu nonel
tengah melalui elect
ectronic chip, mulai
dari 1 MS – 30
3000
00 MS

HMX satu
isian utama elemen tunda plug penutup Lapisan
layer   Dari
isian dasar  dalam
tidak tembus air   Dyno
 Nobel 
In-hole
detonator ELECTRONIC DETONATOR

Surface detonator
Delay
Delay Time
Time : Wak aktu
tu Tununda
da Me
Meleleda
dakn
knya
ya De
Deto
tona
nator
tor
Delay
Delay ttim
imee ter
tergan
gantun
tung
g dar
darii Pr
Produ
oduk
k bra
branch
nch
-Millii Seco
-Mill Second
nd (MS)-
1 MS = 1/1000 detik 
 

atau PRIMER

Primer detonator listrik 

1)
2)

Primerr Nonel detonator


Prime detonator + booster
3

Primer detonator biasa Primer Nonel


Nonel detonator + Dinamite
 

Pem
embo
bora
ran
n da
dan
n Pel
eled
edak
akan
an
 

Pem
embo
boran
ran Lu
Luba
bang
ng Pel
eled
edak
akan
an
 

Pem
embo
boran
ran Lu
Luba
bang
ng Pel
eled
edak
akan
an
 

118 135 152 169 186 203 220 237 254 271

293 310 327 344 361 378 395 412 429 436
59 76 93 110 127 144 161 178 195 212

234 251 268 285 302 319 336 353 370 387

17 34 51 68 85 102 119 136 153

175 192 209 226 243 260 277 294 311 328
bidang bebas
IP (ins tant )
tant 
waktu tunda permukaan waktu lubang meledak
sebenarnya
POLA PELEDAKAN
42 ms ke arah
Waktu tunda permukaan diagonal Waktu tunda dalam lubang
(surface atau
atau trunkline
 trunkline delay ) : (in-hole atau
atau downline
 downline delay ):
17 ms sebagai
- Menggunakan
control-line di depan
control-line di
  PRIMADET 175 m
ms
s

Hanging wall

Sumbu nonel

Kayu penopang
trunkline

Dinding samping
Dinding samping
Detonator 
pemicu

Trunkline
Lantai Ikatkan trunkline ke kayu
Tarik sumbu nonel dari penopang agar kencang
Dilarang memasang dalam lubang agar kencang dan tidak menyentuh dasar 
detonator sebelum seluruh Detonator sebagai
pemicu ledak ke arah
dan ikatkan ke trunkline
penyambungan rangkaian di
permuka kerja selesai permuka kerja

Pembuatan terowongan Pembuatan sumuran


(tunneling) (shaft sinking)

Il
Ilus
ustr
tras
asii Pr
Pros
oses
es Pel
Peled
edak
akan
an
 

Il
Ilus
ustr
tras
asii Pr
Pros
oses
es Pel
Peled
edak
akan
an

Membentuk Flyrock 
dome di
 permukaan

Burden
Burden atau
Burden atau kedalaman
kedalaman kritis optimum
(a) B = 15’ (b) B = 12’ (c ) B = 9’

Burden masih kuat, hanya Mula


Mulaii te
terj
rjad
adii ru
runt
ntuh
uhan
an di Runtuh
Runtuhan
an per
permuk
mukaan
aan dan sub
sub--
terjadi penggerusan di permukaan. Burden tak permukaan hampi
permukaan hampirr terben
terbentuk.
tuk.
sekitar lubang dan retakan runtuh.. Beberapa
runtuh Beberapa dome Kenampa
Kena mpakan
kanny
nyaa sep
sepert
ertii dua lap
lapis
is
tarik radial terbentuk ke arah terbentuk
terben tuk di permukaan
permukaan (papan)) batuan
(papan batuan yang tak pecah. Dome
luar lubang tersebut. di permuk
permukaan
aan mengg
menggelemb
elembung.ung.

(d) B = 6’ (e) B = 3’

Ledakan
Ledaka n kawah
kawah penuh,
penuh, burden
burden Ledakan kawah
Ledakan kawah penuh, volume
volume yang
yang
B erat bhn.peledak 
hancur seluruhnya.
seluruhnya. Runtuhan
Runtuhan dihasi
dih asilka
lkann leb
lebih
ih sediki
sedikitt dib
diband
anding
ing dgn
dgn..
 A NF O dias ums ik an =
permukaan
permuk aan dan sub-permuka
sub-permukaanan fragmentasi
fragmen tasi butir halus.
halus. Terbent
Terbentuk
uk
18 kg (  40 lb)
 

be
berg
rgera
erak
k ke ar
arah
ah bi
bida
dang
ng beba
bebas.
s. kawah seperti
seperti mangk
mangkuk,uk, noise dan
flyrock.

Proses
Proses Peled
eledaka
akan
n Kedu
edua
a

 arah
23 34

pengeboran

(A) (B)
(A) Block holing  

(B) Snake hoholing  


(C) Mud cacaving / pl
plaster
blasting 

(C)

Pem
emer
erik
iksa
saan
an Ha
Hasi
sill Pel
eled
edak
akan
an

Harus dilakukan oleh Juru Ledak atau orang yang berkompeten di


Peledakan dan mendapat Ijin dari KTT

Setelah peledakan
lakukan selesai
pemeriksaan dan gas
ke seluruh hasil
area yangpeledakan berkurang,
diledakkan

Periksa adanya sumbu ledak, atau kabel listrik yang terlihat


Kalau terlihat sumbu ledak, sudah dapat dipastikan bahwa lubang
tersebut gagal ledak (misfire)

Kalau terlihat kabel listrik diantara batuan hasil peledakan yang


dicurigai, maka lakukan pengukuran menggunakan BOM, sbb:
• Bila jarum
j arum atau angka pada BOM tidak menunjukkan suatu angka tertentu (jarum
bergerak cepat sampai batas akhir skala atau angka digital menunjukkan nol semua),
artinya detonator sudah meledak.
• Bila menunjukkan angka tertentu dicurigai detonator belum meledak, maka lakukan
peledakan ulang sesuai prosedur peledakan menggunakan blasting machine.

Pele
eledak
dakan
an Di Pit
 

Peledak
eledakan
an Over
Overbur
burden
den Batubara
 

BLASTING DI QUARRY BATU GAMPING


(CEMENT BOSOWA MAKASSAR)
 

Dasar-Dasar Aplikasi
Alat Produksi

Supervisory Development Program

Swell Factor
Faktor pengembangan, besarnya perubahan volume yang diakibat oleh
perubahan kondisi material dari kondisi asli atau bank ke kondisi repah atau
loose (Lcm/Bcm)
Swell Factor Material Secara Umum
1,0 BCM » 1,2 LCM » 0,9 CCM
Salah satu kegunaan Swell Factor adalah
Factor adalah untuk mengetahui kapasitas alat angkut
dan daya tampung atau kapasitas disposal
 

Swell Factor

30 Bcm
Swell Factor material OB adalah 1,25 LCM/BCM dan
muatan HD465-7 per trip 30 BCM
Berapa volume dalam kondisi LCM?

Jawab :

muata
muatan HD 465-
465-7
7 = 30 BCM/
BCM/tr
trip
ip
Swell Faktor = 1,25 LCM/BCM
muata
muatann dala
dalam
m LCM
LCM = 30 BCM x 1,
1,25
25 LCM/
LCM/BCM
BCM
= 37.5 LCM/trip

Swell Factor
Sumber : Komatsu Specifications & Aplication
Apli cation Handbook
 

Bobot Isi Material


Bobot Isi Material, perbandingan antara berat dan volume material atau berat
material per satuan volume.
Umumnya menggunakan satuan ton/m3 atau Ton/BCM, Ton/LCM

vs
30 Bcm

Jenis material berbeda dengan berat sama, volumeny


volumenya
a belum tentu sama,
begitu juga sebaliknya
 

Bobot Isi Material


Bobot isi material OB adalah 2,15 Ton/BCM dan muatan HD465-7 per trip 30 BCM
Berapa berat muatan HD465-7 tersebut?
Jawab :
Muatan HD 465-7 = 30 BCM/trip
Bobot isi OB = 2,15 Ton/BCM
Berat muatan = 30 BCM/trip x 2,15 Ton/BCM
= 64.5 Ton/trip
Hauler HD465-7 mengangkut OB dengan volume muatan 30 BCM dan payload 55 Ton Ton
Berapa berat muatan HD465-7 jika mengangkut batubara dengan bobot isi 1,3 Ton/BCM?
Jawab :
Muatan HD 465-7 = 30 BCM/trip
Bo
Bobo
bott isi
isi Ba
Batu
tuba
bara
ra = 1,30
1,30 Ton/B
on/BCM
CM
Berat muatan = 30 BCM/trip x 1,30 Ton/BCM
= 39.0 Ton/trip

Aplikasi Alat Produksi

Faktor Produksi Alat


•  Jenis material (OB, lumpur, top soil, batubara)

•   Kelas alatD375A,
HD1500, (EX5500, EX3600,
EX3600,
D155A, PC1250,
GD825A, HP730E,
GD705A)
•  Cycle time (posisi loading, manuver, jarak angkut,
grade jalan, jarak dorong)
•   Kondisi
disposal)lokasi kerja
kerja (loading point, jalan angkut,
•  Kondisi alat (PA, MA, kenyamanan unit)
•   Skill operator (bagus,
(bagus, sedang, buruk)
•  Effisiensi kerja
•  Jam kerja effektif
•  Jam stand by (delay time, idle time)
 

Aplikasi Alat Produksi


Kapasitas Alat
Excavator
  volume bucket, bucket fill factor
Dump Truc
Truckk
   volume vessel, vessel
vessel fill factor
Bulldozer
   kapasitas blade, tipe blade,
blade, tinggi ripper
Motor Grader
   panjang blade,
blade, sudut blade

Aplikasi Alat Produksi - Digger


Dig ger
Produktifitas Digger
q
Q = x FK
CT

dimana :
Q = Pr
Prod
oduk
ukti
tifi
fita
tass (B
(Bcm
cm/j
/jam
am))
q = Kapas
apasit
ita
as Bu
Buckcket
et (B
(Bcm
cm))
CT = Cycl
Cycle
e Ti
Time
me (jam
(jam))
FK = Fakt
Faktor
or Korek
oreksi
si

Bucket Capacity
HEAPED CAPACITY STRUCK CAPACITY
(kapasi
(kapasitas
tas munjun
munjung)
g) (kapasi
(kapasitas
tas per
peres/
es/rata)
rata)

Aplikasi Alat Produksi - Digger


Dig ger
Cycle Time Digger

Digging
Swing Kosong Digger Swing Isi

Menumpah
Material
 

Aplikasi Alat Produksi - Digger


Dig ger
Faktor Koreksi
Kondi
Kondisi
si Ker
Kerja
ja Ef
Effis
fisiens
iensii Skil
Skilll Op
Oper
era
ator Effisie
ien
nsi
Baik 0.90 Baik 0.90 - 1.00
Normal 0.83 Normal 0.75

Buruk 0.75 Buruk 0.50 - 0.65

Keadaan Kondisi Alat


Medan Me muaskan B agus Biasa Buruk
Me muaskan 0.84 0.81 0.76 0.70
B agus 0.78 0.75 0.71 0.65
B iasa 0.72 0.69 0.65 0.60
B uruk 0.63 0.61 0.57 0.52

Kondisi Bucket
Jenis Material
Penggalian Fill Factor

Mudah Ma
Matter
eriial soi
oill, clay a
attau soil
oil lunak 1.1 - 1.2
Ra
Rata
ta-r
-rat
ata
a Ma
Mater
teria
iall ssoil
oil ya
yang
ng berp
berpasasir
ir da
dann ssoil
oil ke
keri
ring
ng 1.0 - 1.1
Agak
Ag ak Susa
Susahh Mater
Material
ial soil yang menga
mengand ndung
ung ba
batutu / g
gra
ravel
vel 0.8 - 0.9
Susah Material hasil peledakan 0.7 - 0.8
Sumber : Komatsu Specifications & Aplication
Apli cation Handbook
 

Aplikasi Alat Produksi - Hauler


Produktifitas Hauler

q
Q = x FK
CT

dimana :
Q = Pr
Prod
oduk
ukti
tifi
fita
tass (B
(Bcm
cm/j /jam
am))
q = Kap
apas
asit
itas
as Vesesse
sell (B
(Bcm
cm))
CT = Cycl
Cycle
e Ti
Time
me (jam
(jam))
FK = Fak
akto
torr Korek
oreksi
si

Aplikasi Alat Produksi - Hauler


Jarak Angkut Ekonomis
Sumber : Caterpillar Performance
Performance Handbook

Aplikasi Alat Produksi - Hauler


Cycle Time Hauler

Waktu Loading

Manuver Travel
Loading Bermuatan
Hauler

Manuver
Travel Kosong
Dumping

Dumping

Aplikasi Alat Produksi - Hauler


Cycle Time

D D
CT = CT loading + t₁   + + + t₂ + t₃
V₁   V₂
dimana :
CT = Cycl
Cycle
e Ti
Time
me (jam
(jam))
D = Jara
arak angku
ngkutt (km
km))
V₁   = Kecepatan travel bermuatan
berm uatan (km/jam)
V₂   = Kecepatan travel kosong (km/jam)
t₁   = Waktu manuver loading (jam)
t₂   = Waktu manuver dumping (jam)
t₃   = Waktu dumping (jam)

Aplikasi Alat Produksi - Hauler


Faktor Koreksi
Kondi
Kondisi
si Ker
Kerja
ja Ef
Effis
fisiens
iensii Skil
Skilll Op
Oper
era
ator Effisie
ien
nsi
Baik 0.90 Baik 0.90 - 1.00
Normal 0.83 Normal 0.75
Buruk 0.75 Buruk 0.50 - 0.65

Keadaan Kondisi Alat


Medan Me muaskan B agus Biasa Buruk
Me muaskan 0.84 0.81 0.76 0.70
B agus 0.78 0.75 0.71 0.65
B iasa 0.72 0.69 0.65 0.60
B uruk 0.63 0.61 0.57 0.52

Waktu Waktu
Manuver Dumping
detik detik

Bagus < 15 Bagus < 60


Rata-rata 16 - 2 4 Rata-rata 6 0 - 80
Jelek > 25 Buruk > 80

Aplikasi Alat Produksi - Dozing


Produktifitas Dozing
q
Qdozing = x FK
CT
q = L x H x H x fk

dimana :
Q = Pr
Prod
oduk
ukti
tifi
fita
tass (B
(Bcm
cm/j
/jam
am))
q = Kapas
apasit
itas
as Bl
Blad
ade
e (B
(Bcm
cm))
CT = Cycl
Cycle
e Ti
Time
me (jam
(jam))
L = Tinggi Blade (m)

H = Panja
anjang
ng Bl
Blad
adee (m)
(m)
FK = Fak
akto
torr Korek
oreksi
si
fk = Bl
Blad
ade
e Fi
Fill
ll Fa
Fact
ctor
or

Aplikasi Alat Produksi - Dozing


Cycle Time Dozing

Travel Isi

Manuver & Gear Menumpah


Shifting Material
Dozing

Reposisi Blade Manuver & Gear


Shifting

Travel Kosong

Aplikasi Alat Produksi - Dozing


Cycle Time Dozing

D D
CT = + + Z
F R
dimana :
CT = Cycl
Cycle
e Ti
Time
me Do
Dozin
zing
g (jam)
(jam)
D = Jara
arak Dozi
zinng (m)
F = Kec
ecep
epat
atan
an maju
maju (k
(km/
m/ja
jam)
m)
R = Kece
Kecepa
pata
tann mundu
mundurr (km/
(km/ja
jam)
m)
Z = Waltu
altu tetap
tetap,, per
perpin
pindaha
dahann gear
gear speed
speed (3 – 
(3 –  5
 5 detik)

Aplikasi Alat Produksi - Dozing


Faktor Koreksi
Kondi
Kondisi
si Ker
Kerja
ja Ef
Effis
fisiens
iensii Skil
Skilll Op
Oper
era
ator Effisie
ien
nsi
Baik 0.90 Baik 0.90 - 1.00
Normal 0.83 Normal 0.75
Buruk 0.75 Buruk 0.50 - 0.65

Keadaan Kondisi Alat


Medan Me muaskan B agus Biasa Buruk
Me muaskan 0.84 0.81 0.76 0.70
B agus 0.78 0.75 0.71 0.65
B iasa 0.72 0.69 0.65 0.60
B uruk 0.63 0.61 0.57 0.52

Kondisi Blade Fill


Jenis Material
Dozing Factor
1.1 - 0.9
Mudah
Mud Bl
Bla
ade pen
enuuh, ma
materi
teria
al lloos
oose,
e, kandunga
gann air kec
ecil
il,, m
ma
ater
teria
iall ssto
tock
ckp
pile
ile
Ra
Rata
ta-r
-ra
ata Bl
Bla
ade tid
tidak ppen
enuuh, ta
tanah ber
berca
camp
mpuur g
gra
ravvel 0.9 - 0.7

Ag
Agak
ak Susah
Susah Mater
Material
ial dengan
dengan ka
kadar
dar ait tin
tinggi
ggi,, pasi
pasirr b
berca
ercampu
mpurr kkerik
erikil,
il, mater
material
ial lepas
lepas 0.7 - 0.6

Su
Sussah Mat
Materi
erial hasil pel
eled
eda
akan, batuan beru
erukuran besa
esar 0.6 - 0.4

Sumber : Komatsu Specifications & Aplication Handbook


H andbook

Aplikasi Alat Produksi - Ripping


Produktifitas Ripping
q
Qripping = x FK

CT
q = PxdxD
dimana :
Q = Pr
Prod
oduk
ukti
tifi
fita
tass (B
(Bcm
cm/j
/jam
am))
q = Kapas
apasit
itas
as Ri
Ripp
pper
er (B
(Bcm
cm))
P = Kedal
edalam
ama
an Ri
Ripp
pper
er (m)
(m)
d = Spasi Ri
Rip
ppi
pinng (m)

D = Panja
anjang
ng Ri
Ripp
ppiing (m
(m))
CT = Cycl
Cycle
e Ti
Time
me (jam
(jam))
FK = Fak
akto
torr Korek
oreksi
si

Aplikasi Alat Produksi - Ripping


Cycle Time Ripping

Travel Isi

Manuver & Gear Mengangkat


Shifting Ripper
Ripping

Reposisi Ripper Manuver & Gear


Shifting

Travel Kosong

Aplikasi Alat Produksi - Ripping


Cycle Time Ripping

D D
CTripping =   F + R + Z

dimana :
CT = Cycle
Cycle Time
Time Dozin
Dozingg (jam)
(jam)
D = Panja
anjang
ng Ri
Ripp
ppiing (km)
(km)
F = Kecep
ecepat
atan
an maju
maju (km/j
km/jam
am))
R = Kece
Kecepa
pata
tann mundu
mundurr (km/
(km/ja
jam)
m)

Z = Waltu
altu tetap
tetap,, per
perpin
pindaha
dahann gear
gear speed
speed (3 – 
(3 –  5
 5 detik)

Aplikasi Alat Produksi - Ripping


Faktor Koreksi
Kondi
Kondisi
si Kerja
Kerja Effi
Effisi
siens
ensii Skiill Op
Sk Oper
era
ator Effisiens
ensi
Baik 0.90 Baik 0.90 - 1.00
Normal 0.83 Normal 0.75
Buruk 0.75 Buruk 0.50 - 0.65
Kondisi Alat
Keadaan
Medan Memuaskan Bagus Biasa Buruk
Memuaskan 0.84 0.81 0.76 0.70
Bagus 0.78 0.75 0.71 0.65
Biasa 0.72 0.69 0.65 0.60
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52

Aplikasi Alat Produksi - Grading


Produktifitas Grading

Q = V x (Le - Lo) x 1000 x FK

dimana :
Q = Pr
Produ
odukti
ktifi
fita
tass Gr
Grading (m²/jam) atau (Km²/jam)
ading
Le = Panjang
anjang Bla
Blade
de Efektif
Efektif (m) ata
atauu (Km)
Lo = Lebar
Lebar Overla
Overlap
p Grading
Grading (m) ata
atauu (Km)
(Km)
V = Kecep
Kecepat
atan
an Gradi
Grading
ng (m/jam
(m/jam)) atau
atau (Km/ja
(Km/jam)
m)
angka 1000 merupakan konvesi dari km → m
FK = Fak
akto
torr Korek
oreksi
si

Aplikasi Alat Produksi - Grading


Waktu Finishing

nxD
T = x FK
V

dimana :
T = Wakt
aktu Fi
Fini
nish
shin
ing
g (jam
(jam))
n = Panjang
anjang Bl
Blade
ade Ef
Efekt
ektif
if (m
(m)) atau
atau (Km)
(Km)
D = Jara
Jarakk Grad
Gradin
ing
g (m)
(m) atau
atau (Km)
(Km)
V = Kecep
Kecepatatan
an Gradi
Grading
ng (m/jam
(m/jam)) atau
atau (Km/ja
(Km/jam)
m)
FK = Fak
akto
torr Korek
oreksi
si

Aplikasi Alat Produksi - Grading


Cycle Time Grading

Travel Isi

Manuver & Gear Menumpah


Shifting Material
Grading

Reposisi Blade Manuver & Gear


Shifting

Travel Kosong

Aplikasi Alat Produksi - Grading


Faktor Koreksi
Kondi
Kondisi
si Kerja
Kerja Effi
Effisi
siens
ensii Skiill Op
Sk Oper
era
ator Effisiens
ensi
Baik 0.90 Baik 0.90 - 1.00
Normal 0.83 Normal 0.75
Buruk 0.75 Buruk 0.50 - 0.65
Kondisi Alat
Keadaan
Medan Memuaskan Bagus Biasa Buruk
Memuaskan 0.84 0.81 0.76 0.70
Bagus 0.78 0.75 0.71 0.65
Biasa 0.72 0.69 0.65 0.60
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52

Aplikasi Alat Produksi


Panjang Blade Efektif

Kecepatan
Jenis Pekerjaan
km/jam
Perbaikan Jalan 2-6
Pembuatan Trenching 1,6 - 4
Perapian Tebing 1,6 - 2,6
Pembersihan Lapisan Salju 7 - 25
Pembentukan Badan Jalan 1,6 - 4
Perataan / Leveling 2-8
 Sumber : Komatsu Specifications & Aplication
Sumber Apli cation Handbook

Sumber : Caterpillar Performance


Performance Handbook
 

Ketersediaan Alat
PA (Physical Av
Availability)
ailability)
W+S
   menunjukkan persentase kesiapan suatu alat
alat secara
secara fisik
fisik PA   = --------------- x 100%
   tanggung jaw
jawab
ab team Plant / mekanik W+S+B

MA (Mechanical Av
Availability)
ailability)
   menunjukkan persentase kesiapan mesin suatu alat W
   nilainya dihitung hanya
hanya pada saat mesin nyala MA   = --------------- x 100%
   tanggung jaw
jawab
ab team Plant / mekanik W+B

UA (Use Av
Availability)
ailability)
   menunjukkan persentase penggunaan suatu alat untuk
bekerja W
   tanggung jawab team Operation UA   = --------------- x 100%
W+S
EA (Effective Availability)
   menunjukkan persentase effektif penggunaan
penggunaan suatu alat

untuk bekerja W
   tanggung jawab team Operation
EA   = --------------- x 100%
W+S+B

dimana, W = Working; S = Standby; B = Breakdown

Aplikasi Alat Produksi


Kebutuhan Unit Hauler
Cycle Time Alat Angkut
n =
Cycle Time Alat Muat
dimana, n adalah kebutuh
kebutuhan
an alat angkut
Match Factor (Faktor Keserasian Alat)
Jumlah Alat Angkut x Cycle Time Alat Muat
MF =
Jumlah Alat Muat x Cycle Time Alat Angkut
Nilai Match Factor :
•   MF > 1, maka alat angkut
angkut akan
akan mengantri
mengantri
•   MF < 1, maka alat muat akan menunggu
menunggu alat angkut
angkut
•   MF = 1, maka alat muat dan alat angkut
angkut serasi

Biaya Alat Produksi


A. Owning
Owning Cost (Biay
(Biaya
a Kep
Kepemilik
emilikan)
an)

Biaya yang
yang dibutuhkan untuk membeli dan memiliki alat, yaitu :

1. Depresiasi
Biaya akibat penurunan nilai alat karena pemakaian

Net Depreciation Value


Depreciation =
Depreciation Period

2. Interest, Insurance and Taxes (IIT)


Perhitungan
Perhitungan bunga modal, pajak dan asuransi

(n-1) x (1-r)
Factor x Delivered price x Annual rates Factor =
2n
ITT = n =DDepreciation
epreciation Period 
Annual Use in hours r = Resale Value

Biaya Alat Produksi


B. Operating
Operating C
Cost
ost (Bi
(Biaya
aya Operasi
Operasi))
Biaya yang
yang dibutuhkan sebuah alat pada saat bekerja atau agar dapat operasi

1. Fuel (Fuel Burn)

Data pemakaian fuel


f uel yang lebih akurat sebaiknya
sebaiknya hasil pengamatan/diambil
dari lapangan
2. Consumable Goods
Lubricants (oli), Grease & Filters, dll
Sama dengan fuel bahwa data dari lapangan biasanya
biasanya lebih akurat
3. Tires (Ban)
Harga Ban
Biaya Ban =
Estimasi Umur Ban

4. Repairs
Penggantian
Penggantian spare part, overhoul, periodic service
ser vice dll
5. Special Items
Spare part khusus, misal : point ripper, cutting edge,
edge, bucket, drill bit, dll
6. Operator
Gaji, lembur, bonus, dll

Aplikasi
Alat Produksi
Supervisory Development Program

Dewa Operation Excellent


Matching Fleet
Productivity
Hauler Loading Point Condition
(bcm/jam)
Fleet Hard Wet 777A Bench
Broken Freedig Top Soil Dry Mud HM400
Material Mud 730E HD1500 HD785 HD465 Working
(m) Space Height
100% 90% 80% 70% A40F
75% 50% EH1100 (m)
Hitachi EX5500 (Shovel) 1,550 1,395 1,163 X 60 8 - 10
Hitachi EX3600 1,200 1,080 900 840 600 X X 35 4.0
Hitachi EX2600 840 756 630 588 420 X X 30 3.5
Hitachi EX2500 735 662 551 515 368 X X 30 3.5
Hitachi EX1200 470 423 353 329 235 X X 30 2.5
Komatsu PC1250 450 405 338 315 225 X X 30 2.5
Hitachi ZX470 250 225 200 188 175 X 15 1.0

Komatsu PC400 250 225 200 188 175 X 15 1.0

ACP → FREEDIG MATERIAL = BROKEN MATERIAL


 

Dewa Operation Excellent


Matching Fleet
Dozer Dumping Point Disposal
Road Maintenance Haul Road Condition
(3 fleet / dozer) Condition
Fleet
Motor Grader Water Truck Grade D375A D155A D85ESS
Max. Width
(m)Min. D10R D8R D7G Working
(m)Space
24M GD825A GD705A 50 kL 20 kL
Hitachi EX5500 (Shovel) X X 8% 30 X > 40
Hitachi EX3600 X X X 8% 30 X > 40
Hitachi EX2600 X X X 8% 30 X > 40
Hitachi EX2500 X X X 8% 30 X > 40
Hitachi EX1200 X X 8% 30 X > 40
Komatsu PC1250 X X 8% 30 X > 40
Hitachi ZX470 X X 8% 15 X > 20
Komatsu PC400 X X 8% 15 X > 20

Dewa Operation Excellent


Kebutuhan Alat Support

Alat Support Jumlah Keterangan

Load
Loadin
ingg Poin
Pointt 2 flflee
eet/
t/do
dozzer
Dozer Dump
Dumpin
ingg Poin
Pointt 2 flflee
eet/
t/do
dozezerr dozer dumping point > dozer loading point
Motor Grader 3 fleet/grader
Water Truck 3 fleet/water truck
Load
Loadin
ingg PPoin
ointt 1 fflee
leet/
t/lig
light
htin
ingg pla
plant
nt
Lighting Plant
Dumpi
Dumping
ng Poin
Pointt 3 fle
fleet/
et/ligh
lightin
tingg plant
plant
Sumber : SOP Mekanisme Penentuan Alat Support, lampiran Matrix Kebutuhan Alat Support 

Dewa Operation Excellent


Tabel Jenis Material
Jenis Material Keterangan

Material asli atau akibat penambangan


Wet Mud
Material bercampur
misal : material bekasairsump,
dengan komposisi
creek, rawa 50 : 50
Material bercampur air dengan komposisi 80 : 20
Dry Mud
Material sudah mengalami pengeringan
Material keras
Hard Material Akibat kegagalan blasting (peledakan)
Material asli non blasting yang ada di area kerja
Digging time >30% dibanding digging time ideal
Lapisan tanah paling atas atau
ata u tanah pucuk
Top Soil Mengandungg humus dan atau ba
Mengandun bahan
han organik penunjang pertumbuh
pe rtumbuhan
an tanaman
Ketebalan sekitar 15 (lima belas) cm atau lebih, tergantung lokasi atau area kerja
Material asli atau original di area kerja
Free Dig
Mampu digali tanpa harus dilakukan proses pemberaian terlebih dahulu (peledakan, ripping
Broken Material penggalian hasil peledakan
Sumber : SOP Mekanisme Penentuan Jenis Material, lampiran Tabel Jenis Material
 

Dewa Operation Excellent


Jenis Material
Digger
Broken Freedig Top Soil Hard Dry Mud Wet Mut
One Cycle (detik)   33   37   -   44   -   -
EX5500
Produktifitas (Bcm/jam)   1,550   1,395   -   1,163   -   -

EX3600 One Cycle (detik)   33   37   -   44   47   66


Produktifitas (Bcm/jam)   1, 200   1,080   -   900   840   600
One Cycle (detik)   29   32   -   38   41   57
EX2600
Produktifitas (B
(Bcm/jam)   840   756   -   630   588   420
One Cycle (detik)   29   32   -   38   41   57
EX2500 Produktifitas (B
(Bcm/jam)   735   662   -   551   515   368
One Cycle (detik)   25   28   -   33   36   50
EX1200
Produktifitas (B
(Bcm/jam)   470   423   -   353   329   235
One Cycle (detik)   25   28   -   33   36   50
PC1250 Produktifitas (B
(Bcm/jam)   450   405   -   338   315   225
One Cycle (detik)   23   26   29   31   33   46
ZX450
Produktifitas (B
(Bcm/jam)   250   225   200   188   175   125
Sumber : SOP Cara Penghitungan
ACP → Productivity
FREEDIG Alat Muat,MATERIAL
lampiran Tabel Productivity
= BROKEN MATERIAL
 

Spesifikasi Digger

Berat Kapasitas Radius Kedalaman Kapasitas Fuel


Excavator Unit Bucket Swing D igging Fuel Tank Burn
ton LCM B CM m m lt lt/ jam
Hitachi EX5500   518   27.0   23.5   16.6   13.1   10,400   342
Hitachi EX3600   359   22.0   19.1   18.2   8.6   7,450   255
Hitachi EX2600-6   254   17.0   14.8   16.6   8.3   5,300   195
Hitachi EX1200-6   112   6.7   5.8   13.8   7.9   1,470   110
Hitachi Z X450LC-3   48   2.3   2.0   11.4   7.3   725   35
Hitachi Z X330LC   34   1.4   1.2   10.6   6.8   630   27
Hitachi Z X210LC-5   20   1.2   1.0   9.4   6.2   400   17
Ko matsu P C2000-8   204   12.0   10.4   15.8   9.2   3,400   118
Ko matsu P C1250SP -8   115   6.7   5.8   14.1   7.9   1,360   95
Ko matsu P C400LC-7   44   2.2   1.9   11.1   6.8   650   35
Ko matsu P C200LC-8   22   1.2   1.0   8.9   5.4   400   17
Doo san S 500LC-V   50   2.5   2.2   10.3   6.3   620   35
Catatan :

- fuel burn tergantung dari kondisi unit, skill operator dan beban kerja
- Swell Factor asumsi 1.15
1.15 LCM/BCM

Metode Loading
Bottom Loading / Normal Loading
 –   Posisi lantai kerja alat muat lebih tinggi dibanding
dibanding alat
angkut
 –   Posisi yang paling efektif untuk
untu k backhoe excavator
excavator
 

Metode Loading
Top LLoading
oading
 –   Posisi lantai kerja
kerja alat muat sejajar atau selevel satu
lantai kerja dengan alat angkut

 –   Posisi loading untuk wheel loader / hydraulic


hydraulic shovel
 –   Tidak efektif untuk backhoe
bac khoe excavator,
excavator, karena cycle time
relatif besar
 

Metode Loading
Double Bench Loading
 –   Posisi lantai kerja alat muat le
lebih
bih tinggi dibanding alat angkut
angkut
 –   Dilakukan deng
dengan
an cara membuat temporary benching yang sejajar
dengan posisi lantai kerja / dudukan track excavator
 –   Aplikasi yang tidak effektif & han
hanya
ya untuk backhoe excav
excavator
ator
 –   Swing angle besar
besar,, sehingga cyc
cycle
le time jug
juga
a besar
temporary
benching

Loading Point
Working Space Bench
Fleet Minimal Height
(m) (m)
Hitachi EX5500
60 8 - 10
(Shovel)
Hitachi EX3600 35 4.0
Hitachi EX2600 30 3.5
Hitachi EX2500 30 3.5
Hitachi EX1200 30 2.5
Komatsu PC1250 30 2.5
Hitachi ZX470 15 1.0
Komatsu PC400 15 1.0

Spesifikasi Hauler

Turning Circle
Berat Tinggi Tinggi Panjang LLe
ebar Turning Kapasitas K apasitas Fuel
Off H igway Truck U n it Loading Total Total Total C ir c le Vessel Fuel Tank Burn
to n m m m m m to n BC
BCM lt lt/ jam
Ko matsu 730E   141   5.6   6.3   12.8   7.5   28  184   85   3,217   119
Ko matsu HD1500-7   105   5.0   5.9   11.4   6.9   24  144   67   2,120   103
Ko matsu HD785-7   72   4.3   5.1   10.3   6.9   20   91   42   1,308   75
Ko matsu HD465-7   43   3.7   4.4   9.4   5.4   17   55   26   780   40
Caterpillar 777A   65   4.3   5.0   9.8   6.1   28   70   33   1,137   50
Caterpillar 773E   93   3.8   4.4   9.6   5.1   24   55   26   700   44
Hitachi EH1100-3   46   3.8   4.6   9.7   5.0   19   55   26   700   53
Catatan :
- fuel burn tergantung dari kondisi unit, skill operator da n beba n kerja
- Bobot Isi material asumsi 2.15 ton/BCM
 

Spesifikasi Hauler
Turning Circle

Berat Tinggi Tinggi Panjang L


Le
ebar Turning Kapasitas Kapasitas F
Fuuel
Articulated Dump
Unit Loading T
To
otal Total Total Circle Vessel Fuel Tank B
Bu
urn
Truck
ton m m m m m ton BCM lt lt/jam
Caterpillar 740B   34   3.2   3.8
3.8   10.9   4.2   17   40   18   53
532
2   25
Komatsu HM400-2   32   3.0   3.7
3.7   11.3   3.5   17   37   17   49
493
3   25
Volvo A40F   31   3.2   3.6
3.6   11.3   3.6   18   39   18   54
545
5   25
Catatan :
- fuel burn tergantung dari kondisi
kond isi unit
unit,, skill operator dan beban
b eban kerja
- Bobot Isi material asumsi 2.15 ton/BCM
 

Hauler Capacity
Benar   Benar
Salah Salah

Hauler Capacity
Pengaruh Posisi Muatan Hauler
H auler

bentuk
bentuk mua
muatan
tan yan
yang
g bena
benarr
brake sistem
final drive ban depan, streering final drive
ban belakang bearing roda bearing roda
payload tidak stabil hydraulic hoist hoist hydraulic
muatan bagian belakang tumpah merusak canopy dll

cender
cenderung
ung ke bel
belaka
akang
ng cender
cenderung
ung ke dep
depan
an cender
cenderung
ung ke sam
sampin
ping
g

Spesifikasi Dozer
Bera
Beratt Kapa
Kapassitas
itas Ti
Ting
nggi
gi Le
Leba
barr Tin
ingg
ggii Panj
Panjan
angg Keda
Kedala
lama
man
n Kapa
Kapassitas
itas Fuel
uel
Dozer Unit Blade Blade Blade Total Total Ripping FFu
uel Tank B
Bu
urn
ton m3 m m m m m lt lt/jam
Komatsu D375A-5   67   18.5   2.3   4.7   4.3   10.4   1.4   1,050   53
Komatsu D155A-5   39   8.8   1.7   4.0   3.5   8.2   1.2   500   45
Komatsu D85ESS-2A   21   4.4   1.3   3.6   3.2   5.6   -   406   23
Caterpillar D10R   65   18.5   2.1   4.9   4.4   9.4   1.5   1,109   57
Caterpillar D10T   66   18.5   2.1   4.9   4.3   9.2   1.5   1,204   57
Caterpillar D8R   38   8.7   1.7   3.9   3.5   7.9   1.2   625   34
Caterpillar D7G-2   21   4.2   1.3   3.7   3.3   5.3   -   415   25
Caterpillar D6R   19   3.9   1.3   3.4   3.2   4.9   -   424   23
Catatan : fuel burn tergantung dari kondisi unit, skill
skill operator dan beban kerja
 

Dumping Point (Disposal)


free face

4 3 2 1
1, 2, 3.. urutan
urutan dumpin
dumping
g
arah
arah doz
dozing
ing
manuver
manuver hule
hulerr

Dozing
Dozing dan Dum
Dumpin
ping
g haru
haruss tega
tegakk luru
luruss ter
terhada
hadap p free face dum
dumpin
ping
g poi
point
nt
Haul
Hauler
er ha
harus
rus ma
manu
nuve
verr se
seara
arah
h ja
jaru
rumm ja
jam
m
Safet
Safety
y berm
berm ha
haru
russ se
sela
lalu
lu ad
adaa pa
padada se
seti
tiap
ap dum
dumpiping
ng po
point
int

Spesifikasi Motor Grader


Berat
rat Blad
lade Ting
inggi Panjan
jang Tu
Turnin
rning
g Ka
Kap
pasitas
tas Fuel
Motor Grader Unit Panjang Total Total Radius Fuel Tank Burn
ton m m m m lt lt/ jam
Cate rpillar 24M   62   7.3   4.5   16.1   12.4   1,326   53
Cate rpillar 16M   27   4.9   3.7   11.7   8.9   492   28
Cate rpillar 16H   25   4.9   3.5   11.6   8.9   492   28
Cate rpillar 14M   21   4.3   3.5   10.9   7.9   492   18
Cate rpillar 14H   19   4.3   3.3   10.7   7.9   379   18
Ko matsu GD825A-2   26   4.9   3.6   11.5   7.9   500   28
Ko matsu GD705A-4   18   4.3   3.6   9.3   7.5   400   18
Catatan : fuel burn tergantung dari kond isi unit
unit,, skill operator dan bbeban
eban kerja
k erja

Fuel Burn - Digger


Sumber
Sumber : Komatsu
Komatsu Specifications
Specifications & Aplication
Aplication Handbook
Handbook

Fuel Burn –  Hauler
 Hauler
Sumber
Sumber : Komatsu
Komatsu Specifications
Specifications & Aplication
Aplication Handbook
Handbook

Fuel Burn –  Dozer
 Dozer & Grader
Sumber
Sumber : Komatsu
Komatsu Specifications
Specifications & Aplication
Aplication Handbook
Handbook

Fuel Burn
Kondisi Operasi
Fuel Consumption - Operating Condition
Equipment
Low Medium High
Digger - UA
UA kurang dari 50% - UA
UA kurang dari 60 8855% - UA
UA kurang dari > 85%
- density material kecil - material blasting atau hasil dozing - material free digging
- digging force kecil - ukuran material sedang dibanding - digging force besar
ukuran bucket
Hauler - cycle
cycle tim
timee digger
digger > cycl
cyclee tim
timee hau
hauler
ler - cycl
cyclee time
time digger
digger seta
setara
ra ccycl
yclee tim
timee hauler
hauler - cycl
cyclee time
time digger
digger < cyc
cycle
le time
time hhau
auler
ler
- ja
jalan kondisi bagus - mu
muatan hauler sedang - mu
muatan hauler besar
- jo
j ob effisiensi hauler rendah - kkoondisi jalan sedang - ko
k ondisi jalan jelek
- kondisi gr
grade ja
jalan sedang - kondisi gr
grade ja
jalan tinggi
total resistance ≥10%
- to
total resistance 2% - 10% -
Motor Grader - pe
p erawatan jalan rendah - pe
p erawatan jalan sedang - be
b eban kerja berat
- ko
k ondisi jalan baik - ak
a ktivitas penggemburan tanah - uunntuk operasi yang kontinue
- ak
aktivitas leveling - be
beban kerja ringan
- traveling
traveling tanp
tanpaa beban
Bulldozer - tr
traveling tanpa beban - be
beban kerja sedang - uunntuk aktivitas ripping
- be
b eban kerja ringan - uunntuk aktivitas penyecrapan jalan - be
b eban kerja berat

- beban kerja sedang - kontinue operasi tanpa istirahat


- untuk aktivitas dozing - operasi pada kondisi full HP
- penggunaan
penggunaan riripping
pping >50%

Biaya Alat Produksi


Operation Cost Control
1. Mi
Mini
nima
malk
lkan
an an
antr
tria
ian
n ha
haul
uler
er ya
yang
ng te
terla
rlalu
lu la
lam
ma
•   Biay
Biaya
a terbesar dalam fleet adalah bia
biaya
ya hauler (peng
(pengangkutan)
angkutan)

2. Mi
Mini
nima
malk
lkan
an al
alat
at st
stan
andb
dby
y den
denga
gan
n ko
kond
ndis
isii en
engi
gine
ne me
men
nya
yala
la
•   Fuel merupakan komponen terbesar dalam biaya
biaya alat produksi
3. Gra
rad
de jja
alan maksimum 8%
•   Semakin besar grade jalan, biay
biaya
a semakin besar
4. Kontr
trol
ol perm
rmu
ukaan ja
jallan tambang
•   Mengurangi kerusakan kkomponen
omponen alat angkut (ban, suspensi,
suspensi, dll)
dll)
5. Kon
ontr
trol
ol & ef
efek
ekti
tifk
fkan
an pe
peng
nggu
guna
naan
an al
alat
at su
supp
pport
ort un
untu
tuk
k ge
gene
nera
rall
•   Biay
Biaya
a tambahan untuk operasional penambangan
6. Kon
ontr
trol
ol pe
pem
mil
ilih
ihan
an al
alat
at seca
secara
ra te
tepa
patt se
sesu
suai
ai je
jeni
niss pe
peke
kerj
rja
aann
annya
•   Menimbulkan pembengkakan biay
biaya
a penambangan
7. Ze
Zero
ro Ac
Acci
cide
dent
nt Ze
Zero
ro Hu
Huma
man
nEErro
rrorr
•   Tidak akan ada ya
yang
ng membuat budget bia
biaya
ya adany
adanya
a kecelakaan
kecelakaan

Tidak Boleh Terjadi…!!!


 

Tidak Boleh Terjadi…!!!


 

Tabel Bobot Isi Material Secara Umum

 S 
 u
m
 b 
 e

 : 
 C
 a

 e

 p
i  
l  
l  
 a

 e



 o

m
 a
n
 c
 e
H
 a
n
 d 
 b 
 o
 o

Tabel Konversi Kecepatan


 

Monitoring
Data Produksi
(Pelaporan)

Supervisory Development Program

Pelaporan

Lapo
Lapora
ran
n me
meru
rupa
paka
kann pe
pertan
rtanggggun
ungj
gjawa
awaba
bann pe
pela
laks
ksananaa
aan
n
tug
ugas
as da
dari
ri fu
fun
ngs
gsii se
seti
tiap
ap sa
satu
tuan
an or
org
gan
anis
isas
asii

5W + 1H
WHY
WHY - ME
MENGAP
NGAPA
A
•   PERLU DIBUAT
•  PERLU DILAPORKAN
• BERSIFAT……….(RAHA
BERSIFAT……….(RAHASIA,
SIA, BIASA, DSB)
DSB)

WHO
WHO - SIA
SIAP
PA
•  YANG AKAN MENERIMA
•  YANG MELAPORKAN
•   YANG MENYUSUN
•  YANG MENINDAKLANJUTI

Pelaporan
WHA
WHAT - AP
APA
A
•   YANG TELAH DIKETAHUI
•   YANG PERLU DITAMBAHKAN
DITAMBAHKAN
•  YANG PERLU DIPERBAIKI
•  ISI LAPORAN, MEDIA

WHEN – KAP
KAPAN
AN & WH
WHERE
ERE - DIMA
DIMANA
NA
•  LAPORAN DISUSUN
•  KEGIATAN DILAKUKAN
•   BATAS WAKT
WAKTUU DAN TEMPAT
TEMPAT
•  LAPORAN DISAMPAIKAN

HOW
HOW - BA
BAGAIM
GAIMANA
ANA

•   DATA DIPEROLEH
•  LAPORAN DISUSUN, DISAMPAIKAN
•   BENTUK
•   UKURAN
•   TINGKAT RINCINYA
•  SEHARUSNYA DISAJIKAN
 

Laporan Yang Baik

BENAR DAN OBJEKTIF


•  DIDUKUNG DATA YANG LENGKAP, RELEVAN, AKURAT
DAN TIDAK KADALUARSA
•  ANALISIS PERSOALAN HARUS OBJEKTIF
•  PENGGAMBARAN LAPORAN HARUS JELAS DAN
•  MUDAH DIMENGERTI
JELAS
•  KALIMAT SEDERHANA
•  SELEKTIF DALAM MENGGUNAKAN ISTILAH
•   TATA
TATA BAHASA DAN EJAAN HARUS BENAR
•  KALIMAT LANGSUNG

Laporan Yang Baik


LANGSUNG MENGENAI SASARAN

LENGKAP :
•  MENCAKUP SEGALA SEGI YANG DILAPORKAN
•   TIDAK MEMBERI KESEMPAT
KESEMPATAN
AN TIMBULNYA MASALAH BARU
•   DISERTAI DA
DATA
TA PENUNJANG
TEGAS DAN KONSISTEN
•  TIDAK ADA KONTROVERSI
•  KETERANGAN TIDAK BERUBAH – 
BERUBAH –  UBAH
 UBAH
•   GA
GAYA
YA PENULISAN STABIL

TEPAT WAKTU

TEPAT PENERIMANYA

Monitoring Data Produksi


Produksi
Fungsi Laporan

Menyampaikan
Menyampaikan informasi

Menentukan keputusan

Memulai suatu pekerjaan


Mengkoordinasikan suatu pekerjaan

Pertanggung jawaban

Pengawasan dan pengendalian

Pendorong peningkatan kerja

Monitoring Data Produksi


Produksi
Manajemen
Manajemen Data Produks
Produksii
Pengaturan dan kontrol dalam pencatatan semsemua
ua informasi terkait
ter kait aktivitas
dilapangan, untuk selanjutnya
selanjutnya diolah untuk dilakukan evaluasi dan perencanaan
kerja selanjutnya

Keuntungan Monitoring Data Produksi


Perencanaan

persiapan yang sistematis untuk rencana produksi yang akan dijalankan

Pengawasan

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana

Pengendalian

mencapai hasil maksimal, biaya seminimal mungkin


 

Monitoring Data Produksi


Produksi
Data
Produksi

Pit Control

Monitoring Data Produksi


Produksi
Koordinator Pengawas
Operator Pit Control Mine Analyst Mine Plan
Pengawas Lapangan

Melakukan Membuat Work order


Membuat Work Order Melaporkan aktivitas Melaporkan ke pit Mencatat semua informasi dari pengolahan data dari perencanaan kerja
ke pengawas alat ke pit control control & Mencatat pengawas yaitu : pit control untuk koordinator
aktivitas HM awal 1. Aktivitas unit
operasi / HM Stop pengawas
2. Kondisi Unit
Review dan Melaporkan dan Melakukan analisa
tandatangan laporan mencatat kendala 3. Kendala produktivity produksi dan aktivitas Mencatat ketidak
pengawas produktivity kepada Melakukan P2H unit 4. Kendala utilisasi produksi sesuaian dari work
koordinator pengawas sebelum beraktivitas order
5. Informasi K3 dilapangan
setiap jam
Analisa dan perbaikan
atas kinerja produksi Melakukan analisa
Melaporkan ke biaya produksi Follow up atas ketidak
pengawas (per jam) Melaporkan dan pengawas & Mencatat sesuaian rencana
Menyampaikan informasi
mencatat kendala Jenis aktivitas kepada pengawas dan dengan aktual
utilisasi kepada koordinator pengawas perihal :
Analisa dan perbaikan koordinator pengawas Melakukan review
atas aspek keselamatan Melaporkan ke 1. Info produktivity setiap 2 atas perencanaan dan Komunikasi ke client
pengawas (per jam) pengawas & jam aktual perihal rencana kerja
Mengarahkan alat Mencatat keterangan 2. Info promosi keselamatan dan produksi
dalam bekerja unit pada saat stand kerja setiap 2 jam
Melaporkan kepada by/idle (Tidak ada
3. Info unit siap Menginformasikan
HSE apabila terjadi aktivitas) Mencatat dan
beroperasi/rusak kepada kepada engineering
accident mengkomunikasikan
pengawas mine plan dan
apabila terdapat
Melaporkan kepada koordinator pengawas
Melaporkan ke 4. Menginformasikan kepada komplain atas
koordinator pengawas atas pencapaian
pengawas & Mencatat base control apabila terdapat aktivitas dan produksi
Melaporkan kepada apabila terjadi accident produksi dan biaya
keterangan unit pada kerusakan unit milik DH dari client
Engineering apabila nya
saat delay (Aktivitas
terdapat kendala Melaporkan kepada pit diluar produksi) 5. Menginformasikan kepada
tekhnis/non tekhnis control apabila terjadi subcont apabila terdapat
pada saat produksi kerusakan unit kerusakan unit milik subcont
Melaporkan ke
pengawas & Mencatat
Melakukan verifikasi keterangan unit
setelah perbaikan apabila mengalami
Follow up langsung ke dengan PLM kerusakan
Koordinator pengawas
PLM / subcont apabila
respon atas perbaikan Melaporkan ke pit
unit lebih dari 30 Menit control & Mencatat
Ritase tiap jam
 

Siklus Data
Koordinat
oordinator
or Pe
Pengawa
ngawass
• Membuat Work Order ke pengawas lapangan
• Review dan menandatangan laporan pengawas lapangan
• Analisa dan perbaikan atas kinerja produksi pengawas (per jam)
• Analisa dan perbaikan atas aspek keselamatan pengaw
pengawas
as (per jam)
• Melaporkan kepada HSE apabila terjadi accident
• Melaporkan kepada Engineering apabila terdapat kendala tekhnis/non tekhnis pada saat
produksi
• Follow up langsung ke koordinator pengawas
pengawas Plant / subcont apabila re
respon
spon atas
perbaikan unit lebih dari 30 Menit

Pengawas
engawas Lapan
Lapangan
gan
• Melaporkan aktivitas alat ke pit control
• Melapor
 Melaporkan
kan dan mencatat kendala produktivity kepada koordinator pengawpengawas
as setiap jam
• Melapor
 Melaporkan
kan dan mencatat kendala utilisasi kepada koordinator pengawas
• Mengarahkan alat dalam bekerja
• Melaporkan kepada koordinator pengawas apabilaapabila terjadi accident
• Melaporkan kepada pit control apabila terjadi
ter jadi kerusakan unit
• Melakukan verifikasi setelah
setel ah perbaikan dengan PLM

Siklus Data
Operator
•  Melaporkan ke pit control & mencatat aktivitas HM awal operasi / HM Stop
•   Melaporkan ke pengaw
pengawasas & mencatat Jenis aktivitas
•  Melaporkan ke pengawas & mencatat keterangan unit pada saat stand by/idle (tidak ada aktivitas)
•  Melaporkan ke pengawas & mencatat keterangan unit pada saat delay (aktivitas diluar produksi)
•  Melaporkan ke pengawas & mencatat keterangan unit apabila mengalami kerusakan
•  Melaporkan ke pit control & mencatat ritase tiap jam
•   Melakukan P2H unit sebelum beraktivi
beraktivitas
tas

Pit Control
Menca
Mencatat
tat semu
semua
a in
infor
forma
masi
si da
dari
ri pen
penga
gawa
wass Op
Opera
erati
tion
on
1. Aktivitas
Aktivitas unit
2. Kondisi
Kondisi Unit
3. Kendala produktivity
4. Kendala
Kendala utili
utilisasi
sasi
5. Informasi K3 dilapangan
dilapangan

Meny
Menyam
ampa
paika
ikan
n in
infor
forma
masi
si ke
kepa
pada
da pen
penga
gawa
wass Op
Opera
erati
tion
on
1. Info produktivity setiap 2 ja
jam
m
2. Info pr
promosi
omosi keselamatan
keselamatan kerja
kerja setiap 2 jam
3. Info unit ssiap
iap beroperasi/rusak
beroperasi/rusak kepada pengawas
pengawas Operation
Operation
4. Menginformasi
Menginformasikan kan kepada Base
Base Control apabila terdapat
terdapat kerusakan unit
5. Menginformasi
Menginformasikan kan kepada subcont
subcont apabila terdapat kerusakan
kerusakan unit milik subcont
 

Siklus Data
Mine Analyst

• Melakukan pengolahan data dari pit control


• Melakukan analisa produksi dan aktivitas produksi

 Melakukan review
•• Melakukan analisaatas
biaya produksi
produksi dan aktual
perencanaan
• Menginformasikan kepada Mine Plan dan koordinator pengawas atas pencapaian
produksi dan biayanya
Mine Plan
• Membuat Work Order perencanaan kerja untuk koordinator pengawas
pengawas
• Mencatat ketidak sesuaian dari work order
• Follow up atas ketidak sesuaian rencana dengan aktual
• Komunikasi ke client perihal
peri hal rencana kerja dan produksi
• Mencatat dan mengkomunikasikan apabila terdapat komplain atas aktivitas dan produksi
dari client

Pengendalian Produksi
Kontrol Produksi & Productivity OB Removal
 

Pengendalian Produksi
Kontrol Produksi Batubara

Pengendalian Produksi
Kontrol Penggunaan
Penggunaan Hauler
 

Pengendalian Produksi
Kontrol Aktivitas Unit
 

Pengendalian Produksi
Kontrol Ketersediaan Unit (Kondisi Unit Breakdown)
 

Pengendalian Produksi
Kontrol P2H dan Plan Service Unit
 

Data Penunjang

Selain dari data produksi dan aktivitas unit juga tersedia data
penunjang produksi lain yang bertujuan untuk memudahkan dalam
analisa produksi yaitu VHMS untuk produk Komatsu dan TPMS untuk
produk Caterpillar

Dengan VHMS dan TPMS akan mendapatkan data


rekaman / historical unit :
•  Payload
•  Kecepatan
•   Perpindahan transimisi
•  Jarak tempuh
•  Cycle time
•  Kondisi mesin

Data Penunjang
TPMS (Truck Payload Management System) → Caterpillar
Caterpillar TPMS 10-10-20
•   max. 10% muatan underload targ
target
et
•   max. 10% muatan overload target
•   tidak ada muatan diatas 120% range target

Data Penunjang
VHMS (Vehicle Health Monitoring System) → Komatsu

Payload

Distance Travel Time


VHMS

Fuel Burn Delay/Idle

Machine
condition

Lampu Payload
Koma
Komatsu
tsu HD7
HD78
85-7 Koma
Komatsu
tsu HD4
HD46
65-7
5-7R
R
No. Lampu Payload cap. 91 ton cap. 55 ton
ton percent ton percent  
1 Hijau 46 50% 23 42%
2 Kuning 82 90% 41 75%
3 Me rah 96 105% 48 88%
Prinsip kerja lampu payload :
1. Ketika
Ketika unit
unit hauler
hauler diberi
diberi muatan,
muatan, maka
maka sistem akan mempredisksi total muatan jika
ditambah satu bucket lagi 
2. Lampu payload akan berkedip jika muatan sudah sesuai (lampu payload menyatakan
menyatakan
muatan aktual ditambah muatan prediksi)

Contoh :
HD785-7 diisi 4 bucket, maka distribusi muatannya dan w
warna
arna lampu payload :
Jumlah Muatan HD785-7 Warna Lampu
Bucket Ak
Akttua
uall Pr
Pred
edik
iksi
si Tota
tall Payload
1 22 22 -
2 22 22 44 Hijau
3 44 22 66 Kuni ng
4 66 22 88 Me rah
 

Data Penunjang
Payload Data
 

Data Penunjang
Cycle Time
 

Data Penunjang
Machine Condition
Condition
 

Data Penunjang
Fuel Burn
 

Data Penunjang
Fuel Burn
 

Anda mungkin juga menyukai