Anda di halaman 1dari 76

SELAMAT MENGIKUTI PELATIHAN

MANAGEMENT APLIKASI ALAT-


ALAT-ALAT BERAT
UNTUK PT WIKA
SEMARANG 19 – 21 NOVEMBER 2014
Perhitungan kapasitas produksi A2B

PERHITUNGAN KAPASITAS PRODUKSI ALAT-ALAT


ALAT BERAT
Manfaat :
- Untuk mengetahui kapasitas produksi alat yang dimaksud
- Untuk menghitung jumlah alat yang dibutuhkan sesuai dengan volume kerja
dan waktu yang tersedia
- Untuk menghitung biaya satuan produksi alat dan total biaya pekerjaan.

Kapasitas Produksi = Produksi per trip (cycle) x Jumlah


trip/jam x Faktor Koreksi
Perhitungan kapasitas produksi A2B

a. Kapasitas Produksi Bulldozer (dozing)


60
QD = q x --------------------- x e x E (m³/jam)
D/F + D/R + Z
Keterangan :
QD : Produksi Dozing per jam (m³/jam)
q : Produksi per trip/cycle (m³)
: Kapasitas blade (q’) x Faktor blade (a)
D : Jarak dozing material (m)
F : Kecepatan maju (m/menit)
R : Kecepatan mundur (m/menit)
Z : Waktu tetap
- Direct drive = 0,10 menit
- Torqflow = 0,05 menit
e : Faktor kelandaian kerja (grade factor)
E : Efisiensi kerja

62
Perhitungan kapasitas produksi A2B

PERHITUNGAN PRODUKSI BULLDOZER

PRODUKSI BULLDOZER DIPENGARUHI OLEH :


1. Kapasitas blade, yang telah diperhitungkan dengan daya
(Horse Power) alat
2. Jarak kerja (angkut, dorong,
dorong gusur)
3. Kecepatan Kerja (maju dan mundur)
4. Kondisi material
5. Kondisi medan kerja
6. Keterampilan operator dan faktor efisiensi lainnya.
63
Perhitungan kapasitas produksi A2B

1. Kapasitas blade
Kapasitas blade :
•0,80 x LH² (S. blade/A.blade)
H SAE J1285

L •LH2 x Blade Factor

2. Waktu siklus (Cycle time : Cm)


Cm = D/F + D/R + Z
Dimana D : Jarak kerja (gusur, dorong)
F : Kecepatan maju umumnya gigi 1 (F1)
 2,5 – 3 km/jam
R : Kecepatan mundur umumnya gigi 2
(R2)
 4 – 6 km/jam
Z : Waktu tetap/fixed time (m/menit)
Cm : Waktu siklus (menit)
Perhitungan kapasitas produksi A2B

3. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya
- Kondisi kerja yang berdebu
- Kelelahan operator
- Kenyamanan dan sisim operasi mesin
- Manajemen lapangan
- Dan lain-lain

Umumnya efisiensi kerja bulldozer seperti tabel berikut


Kondisi kerja Efisiensi kerja

Bagus 0,83
Sedang 0,75
Agak jelek 0,67
Jelek 0,58
65
Perhitungan kapasitas produksi A2B
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Faktor blade (a)

Kondisi material Faktor blade

Mudah digusur, tanah lepas, kandungan air rendah tanah berpasir 1,1 – 0,9
tidak padat, tanah biasa, material untuk stock pile

Agak mudah digusur, tanah lepas tapi agak sulit digusur sepenuh 0,9 – 0,7
blade, tanah bercampur kerikil, pasir dan batu halus hasil crushing
Agak sulit digusur, kandungan air tinggi dan tanah liat yang lengket, 0,7 – 0,6
pasir bercampur batu, tanah liat kering dan keras

Sulit digusur, batu hasil peledakan, atau bongkahan batu yang besar 0,6 – 0,4

67
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Contoh kasus
Bulldozer Komatsu D85E SS sedang menggusur tanah memiliki data sbb :
- Jarak gusur/dorong : 30 m
- Kapasitas blade : 3,40 m³
- Kecepatan maju rata-rata : 2,50 km/jam
- Kecepatan mundur rata-rata : 5,00 km/jam
- Material mudah digusur dengan faktor blade (a) : 0,90
- Kondisi kerja sedang dengan efisiensi kerja (E) : 0,75
- Kondisi topografi datar

Perhitungan
Produksi q = KB x a = 3,40 x 0,9 = 3,06 m³
m

Cm = D/F + D/R + Z

30 x 60 30 x 60
Cm = --------------- x -------------- + 0,05
2,5 x 1000 5 x 1000

= 0,72 + 0,36 + 0,05 = 1,13 menit


60
QD = q x --------------------- x e x E (m³/jam)
Cm

3,06 x 60 x 1 x 0,75 68
QD = ----------------------- = 121,86 m³/jam (Lcm)
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Produksi bulldozer dengan attachment ripper


(produksi ripping)

a. Giant ripper
S=P

P
P

½ (P)² x D x 60 x E Dimana
Qr = ---------------------------- Qr = Produksi ripping (m³/jam)
Cm P = Kedalamam penetrasi (m)
S = P = Lebar kerja/spasing (m)
D = Jarak ripping (m)
E = Efisiensi kerja
Cm = Cycle time
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Contoh kasus
Sebuah bulldozer D155A yang dilengkapi single ripper digunakan untuk
pekerjaan ripping. Panjang alur ripping rata-rata
rata 30 meter, dengan kedalaman
penetrasi 90 cm. Hitung kapasitas produksi ripping tersebut,
jika efisiensi kerja : 0,58.
Kecepatan kerja maju : 2,50 km/jam
Kecepatan kerja mundur : 5,00 km/jam

Jawab :

½ P² x D x 60 x E ½ x 0,90 x 0,90 x 30 x 60 x 0,58


QR = ------------------------- = -----------------------------------------------
D/F + D/R + Z 30/41,66 + 30/83,3 +0,05
422,82
= ------------- = 380,92 m³/jam
1,11
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Produksi bulldozer dengan attachment ripper


(produksi ripping)

b. Multi Shank ripper

P P

S
S x P x D x 60 x E Dimana
Qr = ---------------------------- Qr = Produksi ripping (m³/jam)
D/F + D/F + Z P = Kedalamam penetrasi (m)
S = Lebar kerja/spasing (m)
D = Jarak ripping (m)
E = Efisiensi kerja
Cm = Cycle time
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Produksi bulldozer gabungan ripping dan dozing

Qr x Qd
Qrd= ---------------- (m³/jam)
³/jam)
Qr + Qd

Dimana :
Qrd : Produksi ripping dan dozing (m³/jam)
Qr : Produksi ripping (m³/jam)
Qd : Produksi dozing (m³/jam)
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Contoh kasus
Sebuah bulldozer D155A yang dilengkapi Straight tilt blade kapsitas 4,35 m³ dan single ripper
digunakan untuk pekerjaan ripping dozing. Panjang alur ripping rata-rata 30 meter, dengan
kedalaman penetrasi 90 cm. Hitung kapasitas produksi ripping tersebut, jika efisiensi kerja
ripping= 0,58 efisiensi kerja dozing = 0,75 dan faktor blade 0,85.
Kecepatan kerja maju = 2,50 km/jam
mundur = 5,00 km/jam
Kapasitas Produksi ripping (QR)
½ P² x D x 60 x E ½ x 0,90 x 0,90 x 30 x 60 x 0,58 422,82
QR = ------------------------- = --------------------------------------------- = ---------- =
D/F + D/R + Z 30/41,67 x 30/83,33 + 0,05 1,30
= 380,92 m³/jam
Kapasitas Produksi dozing (QD)
q x ax 60 x e x E 4,35 x 0,85 x 60 x 1 x 0,75 166,39
QD = ------------------------ = -------------------------------------- = ---------- =
D/F + D/R + Z 30/41,67 x 30/83,33 + 0,05 1,30
= 127,99 m³/jam
Kapasitas Ripping dozing (QRD)
Qr x Qd 380,92 x 127,99 48.753,95
Qrd= ---------------- = --------------------- = -------------- = 95,8 (m³/jam)
Qr + Qd 380,92 + 127,99 508,91
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Perhitungan produksi hydraulic excavator

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi excavator :


- Jenis material
- Kedalaman galian (digging depth)
- Sudut putar (swing)
- Kapasitas bucket
- Kondisi unit
- Kondisi pekerjaan
- Keterampilan operator
- Dan lain-lain

Rumus umum
Produksi Q = q x 3600/Cm x E (m³/jam)
(m
q = produksi per siklus (m³) = q’ x a
q’ = kapasitas bucket (m³)
a = faktor bucket
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Faktor bucket
Faktor bucket
Kondisi Galian
Backhoe Shovel
Mudah Tanah asli, clay lunak 1,1 – 1,2 1,00 – 1,1

Sedang Tanah asli, kering berpasir 1,0 – 1,1 0,95 – 1,1


Agak sulit Tanah asli berkerikil 0,8 – 0,9 0,90 – 0,59
Sulit Batuan hasil peledakan 0,7 – 0,8 0,85 – 0,90

Waktu siklus/cycle time (Cm) meliputi waktu untuk,


menggali + swing (bermuatan)) + dumping + swing (kosong)
(

75
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Waktu siklus standar backhoe (detik)


(

Faktor konversi waktu siklus untuk backhoe)


Perhitungan kapasitas produksi A2B

Menentukan kapasitas bucket


Ada beberapa standar yang dipergunakan untuk menentukan
kapasitas bucket, antara lain yang telah populer adalah sbb.

1
2
1 1

Heaped
Capacity
Struck
Capacity

Bucket Type JIS PCSA SAE CECE

Hoe Bucket 1:2 1:1 1:1 1:2


Loading Shovel 1:2 1:2 1:2 1:2

JIS : Japanis Industrial Standard - JIS A4801 - 1976


PCSA : Power crane and Shovel Association (USA) – PCSA No.37-26
SAE : Society of Automotive Engineer (USR) – SAE J296/J742b
CECE : Community of European Construction Equipment – CC Section VI 77
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Kapasitas produksi Loader

Produksi loader dipengaruhi oleh :


- Waktu siklus (cycle time), waktu tetap dan waktu variable
- Volume material yang dapat dimuat setiap siklus pemuatan
- Metode pemuatan

q x 60 x E
Q = ----------------- (m³/jam)
CTl

Dimana
Q = Produksi pemuatan/loading (m³/jam)
q = Produksi per siklus (m³/jam)
= q’ x a
q’ = Kapasitas bucket (m³)
a = Faktor bucket
E = Efisiensi kerja
CTl = Waktu siklus (cycle time, menit)
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Rumus cycle time wheel loader (CTl)


(

D x 60 D x 60
CTl = (------------ + -------------)
------------- x n + Z (menit)
1000 x F 1000 x R

Dimana : D = Jarak muat (m)


F = Kecepatan maju (km/jam)
R = Kecepatan mundur (km/jam)
Z = Waktu tetap (menit)
n = 1 (cross loading)
= 2 (v-shape
shape loading)
Perhitungan kapasitas produksi A2B

1. Faktor bucket (bucket factor a )

2. Waktu siklus Cycle time (menit))


a. Cara pengisian V (V-shape
shape loading)

80
Perhitungan kapasitas produksi A2B

b. Cara pengisian Silang (Cross loading)

Waktu tetap pada loader

Waktu tetap pada loader


Perhitungan kapasitas produksi A2B

Rumus cycle time wheel loader (CTl)


(

D x 60 D x 60
CTl = (------------ + -------------)
------------- x n + Z (menit)
1000 x F 1000 x R

Dimana : D = Jarak muat (m)


F = Kecepatan maju (km/jam)
R = Kecepatan mundur (km/jam)
Z = Waktu tetap (menit)
n = 1 (cross loading)
= 2 (v-shape
shape loading)
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Perhitungan kapasitas produksi A2B

Contoh :
Wheel loader (torqflow transmission), kapasitas bucket 2,5 m³
Digunakan untuk mengisi material ke atas dumo truck.
Metode pengisian yang digunakan adalah v shape loading
- Jarak muat : 10 meter
- Kecepatan maju rata-rata : 6 km/jam
- Kecepatan mundur rata-rata : 8 km/jam
- Faktor bucket : 0,8
- Efisiensi kerja : 0,75
Hitung produksi wheel loader tersebut !
Perhitungan :

83
Perhitungan kapasitas produksi A2B

c. Cara Load and Carry

Untuk memindahkan material pada jarak hingga 150 m, tanpa


menggunakan alat angkut.

Kapasitas produksi Q = q x 60/Cm x E (m³/jam)


(m
Produksi per siklus q = q’ x k
q’ = Kapasitas bucket
a = Faktor bucket

D x 60 D x 60
Waktu siklus (Cm) = ------------ + ------------ + Z (menit)
1000 x F 1000 x F
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Kecepatan kerja wheel loader (km/jam)


Perhitungan kapasitas produksi A2B

PERHITUNGAN PRODUKSI MOTOR GRADER

a. Rumus Produksi (QG) :

QG = V x (Le – Lo) x 1000 x E

Dimana QG = Kapasitas Produksi Motor Grader (m²/jam)


(m
V = Kecepatan kerja (km/jam)
Le = Lebar blade efektif (m)
Lo = Lebar overlap (m)
Motor Grader umumnya dioperasikan pada jarak yamg cukup
Panjang sehingga waktu yang diperlukan untuk pindah gigi
diabaikan
Perhitungan kapasitas produksi A2B

1) Lebar blade efektif (Le) dan lebar overlap (Lo)


Lebar blade efektif tergantung dari sudut operasi blade nya
Lebar overlap biasanya diambil 30 cm (0,3 m)
Perhitungan kapasitas produksi A2B

2) Kecepatan operasi
Sangat tergantung pada jenis pekerjaan, umumnya sbb. :

3) Efisiensi Kerja (E)


Seperti halnya alat-alat berat lainnya,, efisiensi kerja ini
dipengaruhi oleh, kondisi kerja, keterampilan operator dan
kondisi mesin. Umumnya efisiensi kerja motor grader sbb.

88
Perhitungan kapasitas produksi A2B

b. Waktu yang dibutuhkan (T)


Kapasitas produksi motor grader selain dihitung dalam satuan
luas areal yang dikerjakan, juga dihitung waktu yang dibutuhkan.
Rumus

89
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Contoh perhitungan :
Satu unit motor grader GD621 621R digunakan untuk membentuk dan
meratakan jalan baru. Hitung kapasitas produksi (panjang jalan yang
bias diselesaikan km/jam) motor grader tersebut, bila diketahui lebar
jalan = 8 meter, kecepatan kerja =2,6 km/jam, jumlah lintasan = 2.
Efisiensi kerja = 0,60 dan blade disetel pada 60º.

Hitungan :

QG = (Le – Lo) x F x 1000 x E (m²/jam)


QG = (3,2 – 0,3) x 2,6 x 1000 x 0,60 60 = 4.524 m²/jam atau
(Le – Lo) x F x 1000 x E
D = ------------------------------------ = 280 m/jam
Wxn

90
Perhitungan kapasitas produksi A2B

PERHITUNGAN PRODUKS
KSI COMPACTOR (ALAT PEMADAT)

Ada dua cara untuk menghitung produksi alat pemadat, yaitu:


Dihitung volume yang dipadatkan dan luas yang dipadatkan.

1. Dalam satuan volume material yang dipadatkan :

(Wd – Lo) x V x h x 1000 x E


QCV = ---------------------------------------- (m³/jam)
n

Dimana QCV = Produksi produksi pemadatan (m³/jam)


Wd = Lebar drum dari alat pemadat (m)
Lo = Lebar overlap (m)
V = Kecepatan operasi (km/jam)
h = Tebal tebaran material yang dipadatkan (m)
n = Jumlah lintasan pengulangan pemadatan
E = Efisiensi kerja

91
Perhitungan kapasitas produksi A2B

2. Dalam satuan luas area material yang dipadatkan


dengan rumus :

(Wd – Lo) x V x 1000 x E


QCA = ------------------------------------ (m²/jam)
n

1) Kecepatan operasi (V) :


Pada umumnya kecepatan operasi pemadatan ialah sbb :
- Road Roller = ± 2,0 km/jam
- Tire Roller = ± 2,5 km/jam
- Vibrator Roller = ± 1,5 km/jam
- Soil compactor = ± 4,0 – 10 km/jam
- Tamper = ± 1,0 km/jam
92
Perhitungan kapasitas produksi A2B

93
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Contoh kasus :
BW212D single drum wheel drive roller, berat 10 ton digunakan untuk
memadatkan material perkerasan badan jalan yang terdiri daris campuran
kerikil (gravel) dan pasir (sand).
Tebal lapis pemadatan (compaction layer thickness h) = 0,5 m.
Lebar drum (Wd) = 2,10 m
Rolling speed (F) = 3,0 km/jam
Efisiensi kerja (E) = 0,60
Jumlah passing (n) =6
Hitung kapasitas produksi pemadatan out volume dan output area !

Hitungan :
Output volume (QCV)

(Wd – Lo) x V x h x 1000 x E


QCV = ----------------------------------------- (m³/jam)
n
2,1 – 0,2) x 3,0 x 1000 x 0,50 x 0,60
= -------------------------------------------------- = 1710/6 = 285 m³/jam
6 94
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Output area (QCA)

(Wd – Lo) x V x 1000 x E


QCA = ---------------------------------------- (m²/jam)
n
(2,1 – 0,2) x 3,0 x 1000 x 0,60
= -------------------------------------------- = 3420/6 = 570 m²/jam
6

95
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Kapasitas Produksi Asphalt Finisher


QAF = W x V x h x E ( m³/jam )

QAF = Kapasitas produksi ( m³/jam )


W = Lebar penghamparan ( m )
V = Kecepatan kerja ( m/jam )
h = Tebal lapis penghamparan ( m )
E = Efisiensi kerja

Lebar Penghamparan :
Ditentukan oleh lebar jalan dan lebar screed Asphalt finisher.
- Jika lebar jalan = lebar screed Af,
Af maka lebar yang diambil adalah
jalan atau lebar screed
- Bila lebar jalan lebih besar dari lebar screed Af, maka lebar yang
diambil adalah lebar screed, dan penghamparan dilakukan lebih
dari satu jalur..

Lebar Jalan
Jumlah jalur = -------------------------
Lebar Screed Af
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Lebar hamparan (paving width) Niigata Finisher


Paving width ( m )
Model Standard Max. width
(m) optional
NFB6
6W-V
B6W 2,5 ~ 4,5 6,0 m
NFB6
6W-TV
NV550
550AV
Fully 8,5 m
Hydraustatic 550 NV550
550AV-DM 3,0 ~ 5,5
NVT550
550A 8,0 m
130V
NF130 2,5 ~ 3,6 4,6 m
130
NF130
130V-DM 2,4 ~ 4,0 4,5 m
NF220
220BiiV
NF220
220BiiV-DM 2,5 ~ 4,5 5,5 m
Semi
Hydraustatic NF220
220BiiTV-DM
220
NFW220
220BiiV
NFW220
220BiiV-DM 2,5 ~ 4,5 5,0 m
NFW220
220BiiTV-DM
97
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Paving speed & travel speed Niigata Finisher


Paving speed Travel speed
Model maximum maximum
(m/min) (km/jam)
NFB6W-V
B6W NFB6W-TV 40 14
Fully
Hydraustatic NV550AV
78 4,7
550 NV550AV-DM
NVT550A 142 8,5
NF130V
130 8,83 10,18
NF130V-DM

Semi NF220BiiV
Hydraustatic DM
NF220BiiV-DM 10 9,0
NF220BiiTV-DM
DM
220
NFW220BiiV
NFW220BiiV-DM
DM 10 16,8
NFW220BiiTV
BiiTV-DM
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Tebal hamparan (paving thickness) Niigata Finisher

Model Paving thickness


(mm)
10 - 250
NFB
NFB6W-V
B6W NFB
NFB6W-TV
NV550
550AV 10 - 300
Fully
Hydraustatic 550 NV550
550AV-DM
NVT
NVT550A
10 - 150
NF130
130V
130
NF130
130V-DM
NF220
220BiiV 10 - 250
NF220
220BiiV-DM
Semi
Hydraustatic NF220
220BiiTV-DM
220
NFW
NFW220BiiV 10 - 250
NFW
NFW220BiiV-DM
NFW
NFW220BiiTV-DM
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Efisiensi kerja untuk asphalt finisher

100
Perhitungan kapasitas produksi A2B

PERHITUNGAN KAPASITAS PRODUKSI DUMP TRUCK


Rumus umum

C x a x 60 x E C x a x 60 x E
QT = ------------------- = ----------------------------- (m³/jam)
CT Lt + Ht + Rt + t1 + t2

C x a x 60 x E
QT = ---------------------------------------------- (m³/jam)
(n x Cm) + D/V1 + D/V2 + t1 + t2

QT = Kapasitas produksi (m³/jam)


C = Kapasitas (volume) vessel m³ (lcm) atau payload dalam ton.
a = Faktor muat dump truck ( 0,80 ~ 1,00 )
E = Efisiensi kerja
CTt = Cycle time dump truck
Lt = Waktu untuk mengisi (loading time) penuh dump truck
Ht = Waktu angkut (hauling time)
Rt = Waktu kembali kosong (returning time)
Perhitungan kapasitas produksi A2B

PERHITUNGAN KAPASITAS PRODUKSI DUMP TRUCK

Rumus umum
C x a x 60 x E C x a x 60 x E
QT = ------------------- = ----------------------------- (m³/jam)
CT Lt + Ht + Rt + t1 + t2

C x a x 60 x E
QT = ---------------------------------------------- (m³/jam)
(n x Cm) + D/V1 + D/V2 + t1 + t2

n = Jumlah rit (bucket) loader untuk mengisi truck sampai


penuh.
CTl = Cycle time loader
D = Jarak angkut
V1 = Kecepatan angkut sewaktu bermuatan
V2 = Kecepatan kembali kosong
t1 = Waktu dumping (membongkar
( muatan)
t2 = Waktu mengatur posisi untuk diisi kembali
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Cycle time dump truck (Ct) ialah waktu yang diperlukan oleh truck
untuk satu siklus produksi,
produksi yang terdiri dari beberapa tahap
sebagai berikut :

1. Loading Time (Lt)


2. Hauling
auling time (Ht) dan Returning time (Rt)
3. Dumping time (t1)
4. Spot and delay time (t2)

Dumping time (t1) dump truck

Operating
t1 (menit)) Waktu atur posisi (t2) dump truck
condition
Operating
Favorable 0,5 ~ 0,7 t1 (menit)
condition
Average 1,0 ~ 1,3
Unfavorable 1,5 ~ 2,0 Favorable 0,5 ~ 0,7
Average 1,0 ~ 1,3
Unfavorable 1,5 ~ 2,0
103
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Faktor-faktor
faktor yang mempengaruhi kecepatan angkut

Sudut % (sin α) Sudut % (sin α) Sudut % (sin α)


tanjakan tanjakan tanjakan
1° 1,8 9° 15,6 17° 29,2
2° 3,5 10° 17,4 18° 30,9
3° 5,2 11° 19,0 19° 32,6
4° 7,0 12° 20,8 20° 34,2
5° 8,7 13° 22,5 21° 35,8
6° 10,5 14° 24,2 22° 37,5
7° 12,2 15° 25,9 23° 39,1
8° 13,9 16° 27,6 24° 40,2

104
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Rolling
Resistance

Road Surface RR (%) Road Surface RR (%)

Concrete, 1,00 Cobbles, ordinary 5,50


excellent
Concrete, good 1,50 Cobbles, poor 8,50
Concrete, poor 2,00 Snow, 2 inch 2,50
Asphalt, good 1,25 Snow, 4 inch 3,75
Asphalt, fair 1,75 Dirt, smooth 2,50
Asphalt, poor 2,25 Dirt, sandy 3,75
Macadam, good 1,50 Mud 3,75 ~ 15,0
Macadam, fair 2,25 Sand, level soft sand 6,00 ~ 15,0
Macadam, poor 3,75 Sand, dune 16,0 ~ 30,0

105
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Grafik kecepatan truck pada kondisi menanjak


40 300
Rated GVW 200
PERCENT GRADE PLUS ROLLING RESISTANCE

30 180
160
25
140
20 120
100
15 Rated NVW 80
1st

RIMPULL ( 1.000 lb )
10 60
8 50
7 40
6 2nd
5 30
4
3rd
20
3 18
4th 16
14
2 12
5th
10
6th 8

1 6
5
4
3
600 400 300 200 160 120 100 80 60 40 0 5 10 15 20 25 30 35 40

VEHICLE WEIGHT ( 1.000 lb ) SPEED (mph)

106
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Grafik kecepatan truck pada kondisi menurun


-40 300
200
-30 Rated GVW 180
160
-25
PERCENT GRADE PLUS ROLLING RESISTANCE

140
-20 120
-15 100
1st
Rated NVW 80

RIMPULL ( 1.000 lb )
-10 2nd 60
-8 50
-7 3rd 40
-6
-5 30
4th
-4

5th 20
-3 18
6th 16
14
-2 12
10
8

-1 6
5
4
3
600 400 300 200 160 120 100 80 60 40 0 5 10 15 20 25 30 35 40

VEHICLE WEIGHT ( 1.000 lb ) SPEED ( mph)

107
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Faktor kecepatan untuk truck

Jarak tiap etape Pada saat Sewaktu


dari jalan kendaraan start kendaraan
transportasi (m) awal sedang melaju

0 ~ 100 0,25 ~ 0,50 0,50 ~ 0,70


100 ~ 250 0,35 ~ 0,60 0,60 ~ 0,75
250 ~ 500 0,50 ~ 0,65 0,70 ~ 0,80
500 ~ 700 0,60 ~ 0,70 0,75 ~ 0,80
750 ~ 1000 0,65 ~ 0,75 0,80 ~ 0,85
1000 up 0,70 ~ 0,85 0,80 ~ 0,90

108
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Contoh kasus :
Truck dengan berat operasi 110.000 pound, pay load 140.000
pound atau 34 m³ (heaped), mengangkut batu hasil peledakan dari
quarry menuju crushing plan. Loadernya menggunakan
PC1100SE-6 dengan bucket 6,,5 m³, bucket factor 0,90 dan waktu
muat = 3,5 menit. Kondisi jalan dari quarry menuju crushing plan,
seperti skema dibawah dengan rolling resistance rata-rata 3%.
0% -7%
0%
5%

0%
500 m 500 m 500 m 350 m 450 m

A B C D E F

Efisiensi kerja = 0,60


Faktor muat vessel (a) = 0,90
0
Densiti material = 1,8 ton/m³ (lcm)
Hitung berapa kapsitas angkut (ton/jam) dari dump
truck tersebut
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Perhitungan
1. Kecepatan kerja (mph / kph)

Keterangan Total tahanan


3% 8% 3% 10% 3%
Bermuatan 23/37 9/14,5 23/37 16/25,7 23/37
Terkoreksi 15/24,1 6,8/10,9 18,8/30,3 12/19,3 18,8/30,3
Kosong 32/51,5 32/51,5 32/51,5 23/37 32/51,5
Terkoreksi 24/38,6 24/38,6 24/38,6 17,3/27,8 18,4/29,5
500 m 500 m 500 m 350 m 450 m
Panjang jalan

110
Perhitungan kapasitas produksi A2B

2. Waktu tempuh (menit


menit)

Total tahanan
Keterangan 3% 8% 3% 10% 3%
500 m 500 m 500 m 500 m 500 m
Bermuatan 15/24,1 6,8/10,9 18,8/30,3 12/19,3 18,8/30,3
Waktu (mnt)) 1,28 2,75 0,99 1,14 0,89
Kosong 24/38,6 24/38,6 24/38,6 17,3/27,8 8,4/29,5
Waktu (mnt)) 0,78 0,78 0,78 0,76 0,91
Total (menit) 2,06 3,53
53 1,77 1,90 1,80

Total waktu Hauling + returning = 11,06 menit


Waktu untuk muat (loading time) = 3,50 menit
Dumping time = 1,30 menit
Atur posisi guna diisi kembali (SDT) = 1,30 menit
Total cycle time untuk dump truck = 17,16 menit
Perhitungan kapasitas produksi A2B

Produksi dump truck (QT) :


Rumus

C x a x 60 x E C x a x 60 x E
QT = ------------------- = ----------------------------- (m³/jam)
CTt Lt + Ht + Rt + t1 + t2

C x a x 60 x E 1101,6
QT = --------------------- = ----------- = 64,20 m³/jam
17,16 17,16

= 115,56 ton/jam
Perhitungan kapasitas produksi A2B (STUDI KASUS)

Perhitungan kapasitas produksi A2B

Studi kasus :
Truck dengan berat operasi 110.000
110 pound, pay load 140.000 pound
atau 34 m³ (heaped), mengangkut batu hasil peledakan dari quarry
menuju crushing plan. Loadernya menggunakan PC1100SE-6 dengan
bucket 6,5 m³, bucket factor 0,90
90 dan waktu muat = 3,5 menit. Kondisi
jalan dari quarry menuju crushing plan, seperti skema dibawah
dengan rolling resistance rata-rata
rata 3%.

0% -7% 0%
0% 5%

500 m 500 m 500 m 350 m 450 m

A B C D E F

Efisiensi kerja = 0,60


Faktor muat vessel (a) = 0,90
Densiti material = 1,8 ton/m³ (lcm)
Hitung berapa kapasitas angkut (ton/jam) dari dump truck
tersebut 110
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

KESERASIAN/KESEPADANAN ANTARA ALAT MUAT DAN


ALAT ANGKUT (LOADER & DUMP TRUCK)
Kombinasi :
1. Loader type vs Hauler type
2. Loader size vs hauler size
 Jumlah rit/pass pemuatan yang optimal
- Wheel loader = 3 - 5 bucket
- Hyd. Excavator = 3 - 6 bucket
 Dumping clearance loader vs tinggi muat dump truck
 Dumping reach loader vs lebar vessel dump truck
3. Komposisi yang optimum, yaitu 1 unit loader mampu melayani
berapa unit alat angkut.
Maximum payload of dump truck
n = ------------------------------------------------------------------------
Bucket capacity x bucket factor x material density

Heaped capacity of dump truck


n = -----------------------------------------------
Bucket capacity x bucket factor
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

DR
W
1/6 W
DC H

b. Dumping Clearance ( DC ).
Small and medium sized loaders : DC ≥ H+300 mm
Large sized loaders : DC ≥ H+(W/12)
c. Dumping Reach ( DR ).
Small and medium sized loaders : DR ≥ (W/6)+500 mm
Large sized loaders : DR ≥ W/3 112
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

MACHINE FACTOR (MF) :


Keserasian antara 1 unit loader dengan jumlah alat angkuat yang
dilayani

Jumlah alat angkut x waktu pemuatan (Cm)


MF = ----------------------------------------------------------------
Waktu siklus alat angkut (Cmt)

 MF = 1  Match (sangat ideal, prakteknya sulit untuk dicapai.


 MF < 1  Waktu hilang pada alat muat (alat muat menunggu
alat angkut)
 MF > 1  Waktu hilang pada alat angkut (terjadi antrian pada
alat angkut)

Jumlah dump truck yang bisa dilayani (N)


Waktu siklus alat angkut (Cmt)
N = ------------------------------------------------
Waktu siklus alat muat (Cm) x n
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

Contoh kasus
Hydraulic Excavator digunakan untuk mengisi material tanah galian ke
dalam dump truck.
Kapasitas bucket 0,93 dan bucket factor = 1,0 dan efisiensi kerja = 0,75
Cycle time excavator (sudut swing 90°
90°) = 22 detik
Cycle time dump truck (minus waktu muat) = 14 menit
Dump truck yang akan digunakan ada 3 pilihan, yaitu kapasitas 3 m³, 4 m³,
dan kapasitas 5 m³ (faktor muat a = 1).
Hitung kebutuhan dump truck dari masing-masing tipe dan tentukan mana
yang paling efisien ?
Perhitungan
a. Waktu muat ( loading time Lt ) :
C x at ctl
Lt = -------------- x ----- (menit)
q x al x E 60
111
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

b. Loading time (Lt)

Tipe dump truck


Simbol Deskripsi Satuan
3 ton 4 ton 5 ton

Lt Waktu muat menit 1,58 2,1 2,63


C Kapasitas muat
m³ 3 4 5
truck
at Faktor muat truck - 1 1 1
q Kapasitas bucket
m³ 0,9 0,9 0,9
loader
a Faktor bucket - 1 1 1
E Efisiensi kerja - 0,75 0,75 0,75
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

c. Cycle time dump truck


(CTt)

Tipe dump truck


Simbol Deskripsi Satuan
3 ton 4 ton 5 ton

Ctt Cycle time dump truck menit 15,58 16.1 16,63

d. Jumlah truck yang dibutuhkan untuk 1 unit loader

Tipe dump truck


Simbol Deskripsi Satuan
3 ton 4 ton 5 ton

N No. of truck Unit 9,86 7,67 6,32


10 8 7

Rumus : Jumlah truck = Cycle time truck / loading time


Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

e. Kombinasi yang paling efisien MF

Kap. Waktu yang


Jumlah Loading time Ctt hilang
Truck MF
truck (menit) (menit) Truck Loader
(m³)
3 10 10 x 1,58 = 15,8 15,58 0,22 1,02

4 8 8 x 2,1 = 16,80 16,10 0,70 1,04

5 7 7 x 2,63 = 18,41 16,63 2,11 1,11

Kesimpulan :
Dalam contoh kasus ini pemilihan kombinasi ditentukan dari 2 aspek yaitu :

1. Aspek teknis, dari hasil analisa keserasian (matching factor),


yang paling efisien adalah menggunakan 10 truck kapasitas 3 m³.
2. Aspek ekonomis, mana investasi dan biaya kerja yang paling
murah, merupakan kombinasi yang paling baik.
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

IKLIM DAN CURAH HUJAN


Jumlah hari kerja yang hilang selama menunggu tanah menjadi
kering setelah hujan, agar alat berat dapat dioperasikan kembali

Batu kerikil, Tanah


Curah hujan Tanahpasir Tanah liat
batu tidak lempung
mm/hariing kering kering
tersaring kering

< 3 0 0 0 0 ~ 0.5
3 ~ 10 0 0 1.0 ~ 1.5 1.5 ~ 2.0
11 ~ 30 0 ~ 0.5 0.5 ~ 1.0 1.5 ~ 2.0 2.0 ~ 3.0
> 30 1 1.5 ~ 2.0 2.0 ~ 3.3 3.0 ~ 4.0

Data iklim dan curah hujan setempat dan sekitarnya perlu diketahui
untuk mendapatkan jumlah hari kerja efektif yang benar-benar tersedia
di daerah tersebut. Diperolehnya data iklim dan curah hujan minimal 10
tahun terakhir untuk daerah setempat dan sekitarnya sangat membantu
Dalam perencanaan proyek konstruksi jalan.
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

Jumlah hari kerja efektif =


jumlah/total hari kalender dari terget waktu yang tersedia –
(jumlah hari libur resmi/nasional
nasional + hari kerja yang hilang)

Volume kerja
Target pekerjaan = --------------------------- (ton/bulan)
Jam kerja Waktu kerja efektif
optimal

Jumlah Jam kerja Jam kerja Faktor


Shift Per hari Optimal Efisiensi
Per hari ( A) ( B) (B/A) x 100 %
1 10 7,0 - 8,5 78 %
2 16 11,0 - 12,5 73 %
3 21 14,0 - 15,5 70 %
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


(JUMLAH HARI KERJA TERSEDIA EFEKTIF)

Jumlah hari kerja efektif = Jumlah hari kalender - jumlah hari libur resmi
(nasional) - hari kerja yang hilang karena hujan

Bulan Jumlah hari Hari libur Hari hujan Hari kerja efektif 10 jam/hari
Januari 31 2 15 14 140 jam
Februari 29 1 12 16 160 jam
Maret 31 - 12 19 190 jam
April 30 1 7 22 220 jam
Mei 31 - 8 23 230 jam
Juni 30 2 4 24 240 jam
juli 31 1 5 25 250 jam
Agustus 31 2 6 23 230 jam
September 30 1 8 21 210 jam
Oktober 31 - 13 18 180 jam
November 30 1 16 13 130 jam
Desember 31 2 10 19 190 jam
Jumlah 366 13 116 237 2370 jam

Asumsi jam kerja efektif per hari = 20 jam


Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

THE BASIC OF MACHINE-INVESTMENT


INVESTMENT CALCULATION
AND COSTS OF PRODUCTION ANALYSIS

A D K O
TYPE OF WORK MACHINE WORKING DAYS INVESTMENT
SELECTION PER YEAR
P=C : (G*M)
B E L NO. MACHINE
FIELD CONDITION MACHINE TYPE WORKING SHIFT REQUIREMENT
AND MATERIAL & ATTACHMENT PER DAY
CARACTERISTIC
F M Q = P*F
C MACHINE PRICE WORKING HOURS TOTAL
VOLUME ( IDR, USD ) PER SHIFT INVESTMENT
OF WORKS ( t, m³ ) ( IDR, USD )
G N= K*L*M
HOURLY TOTAL
PRODUCTION WORKING HOURS
( t/h, m³/h )

H J = C*I
I=H:G
OWNING AND
PRODUCTION COST COST OF WORKS
OPERATING COST
( IDR/t, USD/t ) ( IDR, USD )
( IDR/h, USD/h )
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

MENGHITUNG A2B YANG DIBUTUHKAN

1. Bagi proyek tersebut menjadi beberapa jenis operasi (tahapan kerja), dan
hitung volume dari masing-masing
masing jenis operasi.

2. Buat skedul kerja sesuai dengan tahapannya dan lengkapi dengan alokasi
peralatannya.

3. Hitung waktu tersedia efektif guna menyelesaikan proyek dan masing-


masing jenis operasi. (tahun, bulan,
bulan hari, jam)

4. Hitung target (volume) kerja dari masing-masing


masing jenis operasi, per periode
waktu. (poin 1 : poin 2)
5. Tentukan tipe & atatchment alat-alat
alat berat yang digunakan untuk masing-
masing jenis operasi, (tahap pemilihan)
pemilihan

6. Hitung kapasitas produksi alat yang digunakan untuk masing- masing jenis
operasi (per jam, per hari, per bulan,
bulan per waktu tersedia efektif)
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

MENGHITUNG A2B YANG DIBUTUHKAN

7. Jumlah alat secara teori yang dibutuhkan ialah, poin 3 : poin 5


(dalam periode waktu yang sama).
sama
8. Jumlah alat realistis yang dibutuhkan ialah :
1). perhitungkan fleet availability.
a. Pisical availability
b. Use of availability
2). Kaji kembali mengenai jam kerja tersedia efektif, jika masih
memungkinkan over time a9kerja lembur), angka belakang
koma dibulatkan ke bawah, jika sudah maksimal, angka
belakang koma dibulatkan ke atas.
atas
3). Kaji kembali mengenai estimasi kapasitas produksi alat
tentang efisiensi kerja, apakah terlalu rendah atau terlalu
tinggi, sesuaikan dengan kondisi kerja, alat, dan operator.
9. Setelah beberapa faktor koreksi dan asumsi selesai dikaji
kembali, maka diperoleh jumlah kebutuhan alat yang realistis.
Evaluasi akhir
Evaluasi

Hitung kebutuhan alat untuk proyek jalan yang datanya


sbb :
- Sub grade : “silty
“ clay” (med. plasticity),
Surface road CBR 70 CBR 6
- Sub base : “fairly
“ clean sand” CBR 12
Base course CBR 70
- Surface road : “good
“ gravel” CBR 90
Sub base course CBR 12 - Beban roda maks. = 40.000 pounds
- Panjang jalan = 80 km
Sub grade CBR 6 - Lebar yang diperkeras 10 m
- Lebar bahu jalan masing-masing 1,5 m
- Asumsi ketebalan sub grade 1m
- Daerah milik jalan 30 m

Hitung tebal susunan lapisan jalan tersebut dan berapa m³ (Lcm)


kebutuhan masing-masing material, jika faktor konversi material seperti
tabel dibawah.
Silty clay Fairly clean sand Good Gravel
Asli Gembur Padat Asli Gembur Padat Asli Gembur Padat
Asli 1,00 1,43 0,90 Asli 1,00 1,25 0,90 Asli 1,00 1,13 1,03
Gembur 0,70 1,00 0,63 Gembur 0,80 1,00 0,72 Gembur 0,88 1,00 0,91
Padat 1,11 1,59 1,00 Padat 1,11 1,39 1,00 Padat 0,97 1,10 1,00
Evaluasi

Surface road CBR 70

Base course CBR 70


Team engineering yang anda pimpin mendapat
Sub base course CBR 12 tugas menghitung jumlah peralatan yang akan
digunakan untuk pekerjaan konstruksi jalan.
Sub grade CBR 6 Data-data
data yang tersedia ialah sebagai berikut :

Panjang jalan : 80 km
Lebar badan jalan yang diperkeras = 10 m
Lebar bahu jalan kanan dan kiri masing-masing
masing = 1,5 m
Lebar daerah milik jalan = 30 m berupa vegetasi semak belukar
Tebal lapis konstruksi jalan :
-Sub grade = 1,00 m
-Sub base course = 0,20 m
-Base course = 0,30 m
-Surface road = 0,13 m
Menghitung jumlah kebutuhan A2B
Menghitung jumlah kebutuhan A2B

KESIAPAN MESIN (MACHINE AVAILABILITY)

ANALISA AKTIFITAS ALAT-ALAT


ALAT BERAT

STANDARD OPERATING HOUR UP TIME

MACHINE AVAILABILITY
DOWN TIME (base on
(Ready For Use)
std Operating hours ( B )
RFU

UTILIZE UN UTILIZE
THE REAR BREAKDOWN
(Productive (Stand by)
(Under Repair)
Machine hour)
R
O S
120
Menghitung jumlah kebutuhan A2B

MACHINE AVAILABILITY
Phisical Availability (PA)
Adalah untuk mengetahui kesiapan operasi dari suatu alat
pada saat alat tersebut harus dioperasikan sesuai jam kerja
efektif yang telah direncanakan.
O+S
PA = ------------ x 100%
O+S+B

Use of Availability (UA)


Adalah untuk mengetahui waktu efektif yang digunakan
untuk operasi selagi mesin tersebut siap di pergunakan.
O
UA = ------- x 100%
O+S
Menghitung jumlah kebutuhan A2B

Effective Utilization (EU)


Adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan mesin dari
jam kerja sesuai rencana
O
EU = ------------- x 100%
O+S+B

Mean Time Between Failure (MTBF)


Untuk mengetahui rata-rata
rata setiap berapa jam operasi mesin
mengalami kerusakan

TOH
MTBF = -------------------- (Hours)
No of Failure
Kesepadanan/keserasian
keserasian alat-alat berat

Mean Time To Repair (MTTR)


Untuk mengetahui rata-rata
rata waktu yang dipergunakan untuk
perbaikan setiap terjadi kerusakan

TRH selama periode tertentu


MTTR = ------------------------------------------ (Hours)
No. of Failure

Inherent Availability (IA)


Untuk mengetahui kehandalan alat yang sesungguhnya
dan perbandingan antara jam operasi alat dengan jam
perbaikannya.
MTBF
IA = ------------- x 100%)
MTBF + MTTR
123

Anda mungkin juga menyukai