Responsibility
Modul SHE Mindset No.03
SHE Division | PT. Pamapersada Nusantara
Tujuan Pembelajaran
Setelah pelatihan ini peserta harus mampu :
PENILAIAN
RISIKO
YA
LAKUKAN
KONTROL
745 719
708
578
332 308
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov 17
Des
2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 Fatal
Meninggal karena kecelakaan kerja (tak tercatat pada ESDM):
2 Fatal 1 Fatal 10 LTI
17
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
952 Best Ever
70
61 2019 2020 • Program Kesepakatan Midyear (Refocusing Action)
62 719
89 17
36
0 Fatal 2 (2) • Other Division Commitment & Involvement
• More Systemic Monitoring
107 48
46
112
50
64 10 LTI 13* (12) Dapat dilihat pada tabel berikut ini terdapat kenaikan LTISR
57
108
67 dan LTIFR dibandingkan dengan tahun 2019.
64
50
91 86 MI 42 (95)
82 73
82
81
856 PD 562 Loss (554)
66
YTD 31 Des 2019
88
YTD 15 Des 2020
PD 100
Act YTD 15 Des 2020:
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Act YTD Des 2019 : 952
Jul Agu Sep Okt Nov Des 719 Data ESDM Average SR 2019 =134.3 ; 2018=128.68
Jumlah Insiden YTD 15 Desember tahun 2020 lebih rendah dibanding total tahun 2019
sebanyak 24%, namun SEVERITY MENINGKAT TAJAM
Fatality Case
2015 – TRAFFIC KPCS
PENYEBAB LANGSUNG :
Tindakan berbahaya :
1. Operator DT1015 melakukan manuver tanpa memastikan area sekitar aman dari
unit, meninggalkan loading point tanpa ada perintah, tidak mengikuti prosedur
isyarat klakson ketika menjalankan dump.
2. Driver dan mekanik di dalam sarana PMS05 tidak meminta ijin ke GL ketika
memasuki area loading point. Driver kendaraan sarana PMS05 tidak segera
Tanggal : 22 Mei 2015 memarkir kendaraanya pada area parkir yang ditetapkan
Waktu : 04:42 WITA 3. Operator DT1015 tidak melapor ke Pengawas ketika ada masalah yang mengganggu
pikiran dan merasa tidak fit/sehat
Lokasi: Loading point EX 718
4. Koordinator Driver LV Sarana TRC, memberikan tugas untuk lembur kepada
PC 3000-6 karyawan yang dalam status off
Dept : HCGS
E
Umur : 22 Tahun Kondisi berbahaya :
S
5. Hasil uji di lapangan bunyi klakson HD 1015 tidak terdengar pada lokasi EX718 dan
U
di dalam kabin kendaraan sarana PMS05.
6. Penerangan di lokasi unit EX718, kurang memadai, dari hasil pengukuran
L
menunjukan tingkat pencahayaan pada area front loading EX718 sebesar 9 - 11 lux.
A
KRONOLOGIS : Standar minimal 50 lux .
Seorang driver PT. X mengoperasikan kendaraan ringan Mitsubishi Triton (PMS05) mengantarkan 2 orang
N
mekanik untuk melakukan perbaikan excavator Komatsu PC3000-6 (EX718) yang mengalami kerusakan di
R
loading point Pit Kanguru. Setelah kedua mekanik turun dari kendaraan ringan dan berada di dalam PENYEBAB DASAR :
E
ruang mesin EX718, dump truck Komatsu HD1500-5 (DT1015) yang diparkir sekitar 29,2 m dari Faktor Pribadi :
T
kendaraan PMS05 bergerak dan menabrak kendaraan ringan Mitsubishi Triton (PMS05). Korban terjepit 1. Driver PMS05 bekerja secara terus-menerus di shift malam selama 6 malam
IN
di dalam kabin kendaraan. termasuk lembur 1 malam, pada saat seharusnya mendapat jadwal off 2 hari. Hal
ini diduga menyebabkan driver PMS05 mengalami kelelahan dan beristirahat di
dalam mobil di front loading EX718.
2. Operator DT 1015 mengalami banyak masalah keluarga sehingga mengganggu
pola makan dan istirahat serta menyebabkan gangguan konsentrasi saat bekerja.
3. Operator DT 1015 meninggalkan area loading EX718 tanpa mendapat perintah dari
Pengawas karena merasa sakit perut dan ingin segera ke toilet.
Faktor Pekerjaan :
4. Pengawas masih berstatus acting, namun pendampingan atau mentoring oleh
Pengawas Senior kurang maksimal.
5. Lampu penerangan TL383 mati sejak sekitar pukul 01.00 akibat kekurangan bahan
bakar sehingga tingkat pencahayaan pada front loading EX718 kurang memadai.
Fatality Case
2017 –TRAFFIC INCIDENT MULTIPLE FATALITY
BRCB
Fatality Case
2018 – LAND CLEARING SMMS
E
Kondisi berbahaya :
S
4. Kondisi pohon ke-3 sudah di-chainsaw namun belum rebah
KRONOLOGIS :
L
Pada hari Senin tanggal 17 September 2018, pukul 07.35 WIB, telah terjadi kecelakaan yang
U PENYEBAB DASAR :
Faktor Pribadi :
A
menimpa korban. Kecelakaan terjadi pada saat korban (chainsaw man) melakukan pekerjaan 1. Kurangnya pengetahuan korban dalam memahami tata cara/teknik
N
pemotongan pohon pada area land clearing dibantu dengan helper chainsaw. Pada saat penebangan kayu menggunakan chainsaw
R
korban melakukan penebangan pohon ke-2 setelah memotong pohon ke-3 namun belum 2. Motivasi keliru korban dalam melakukan penebangan kayu karena ingin
E
rebah, tiba-tiba pohon ke-3 berputar dan rebah ke arah korban yang sedang berdiri di dekat cepat menyelesaikan pekerjaan
T
pohon ke-2 dan berusaha merebahkan pohon tersebut dengan memasang baji pada takik 3. Kurangnya pengetahuan pengawas terkait pelaksanaan dan pengawasan
IN
balas yang sebelumnya sudah dibuat. Pohon ke-3 yang rebah menimpa bagian kepala korban tata cara/teknik penebangan kayu menggunakan chainsaw
yang mengakibatkan korban jatuh ke tanah.
Faktor Pekerjaan :
4. IBPR yang ada belum mencantumkan detail langkah kerja , bahaya, dan
resiko terkait aktivitas penebangan pohon menggunakan chainsaw
5. Korban dan helper chainsaw man belum pernah mendapatkan sosialisasi
prosedur bekerja aman yang memadai
6. Korban dan helper chainsaw man belum pernah mendapatkan pelatihan
terkait tata cara penebangan pohon dengan menggunakan chainsaw sesuai
dengan prosedur HRCP 12 “Land clearing management”
7. Pengawasan pekerjaan penebangan pohon tidak optimal dilakukan karena
fungsi pengawasan tidak melekat pada departemen produksi
Fatality Case
2020 – LONGSOR KPCS
E
KRONOLOGIS : PENYEBAB DASAR :
S
Pada hari Sabtu 15 Februari 2020 pukul 11.30 WITA, Sdr. AA jabatan pengawas berada Faktor Pribadi :
U
di atas tumpukan material dumping di dekat crest timbunan disposal inpit dump pada 1. Kurang pengetahuan Sdr AA terkait bahaya dan risiko bekerja di area crest timbunan high
elevasi -60 sedang melakukan pengawasan kegiatan dumping material untuk
L
risk.
meninggikan elevasi rencana jalan dari elevasi -63 ke elevasi -60. Sdr. AA tiba-tiba 2. Motivasi keliru untuk mengalihkan lokasi dumping dari rencana ke area high risk.
A
terperosok dan masuk ke dalam lubang retakan yang runtuh pada pijakannya yang berisi
N
air dan lumpur. Faktor Pekerjaan :
R
3. Standar Operasional Prosedur ( Instruksi Kerja, Job Safety Analysis yang ada belum
E
PENYEBAB LANGSUNG : mencakup batasan bekerja di lokasi dumping normal yang dekat dengan lokasi dumping high
T
Tindakan berbahaya : risk.
IN
Berdiri di area crest timbunan high risk yang berpotensi longsor saat dilakukan kegiatan 4. Penempatan jumlah fleet dumping
dumping material di area high risk. KURANG KENDALI MANAJEMEN : yang tidak sesuai dengan dimensi disposal.
1. Potensi resiko orang terjatuh terperosok ke dalam lubang retakan belum teridentifikasi dalam
Kondisi berbahaya : IBPR sehingga belum ada kontrol yang diturunkan dalam prosedur.
Tidak ada larangan atau batasan area kategori kegiatan dumping high risk yang 2. Kurangnya kendali manajemen terkait pengetahuan pengawas tentang penentuan area batas
berdekatan kegiatan kategori dumping normal. aman melakukan pengawasan di area dumping high risk.
Loss Time Injury
Traffic Incident
Loss Time Injury
Injury Incident
Implementasi SAP 1Pama
Jumlah Hari
Hadir
Target SAP KTA Target SAP TTA Keterangan:
1 – 3 Hari 0 0
KTA : Kondisi Tidak Man
TTA : Tindakan Tidak Aman
4 – 14 Hari 2 2
TA : Tindakan Aman
> 15 Hari 4 4 KA : Kondisi Aman
Implementasi SAP 1Pama
Buka Aplikasi 1Pama Pilih opsi temuan SAP
1 kemudian pilih menu
3 “High Risk” atau “Non
SAP High Risk”