Anda di halaman 1dari 24

SHE Role &

Responsibility
Modul SHE Mindset No.03
SHE Division | PT. Pamapersada Nusantara
Tujuan Pembelajaran
Setelah pelatihan ini peserta harus mampu :

1. Memahami mengapa Keselamatan kerja perlu dikelola di PAMA


2. Memahami resiko-resiko utama pekerjaan
3. Menjalankan prosedur-prosedur dasar keselamatan kerja
4. Memahami organisasi , menjalankan tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya
5. Mengetahui dasar Performance Leader dan menjalankan SAP (Safety
Accountability Performance)
Dasar Hukum K3LH
UUD 1945
Pasal 33 (2) & 17 (2)
UUD 1945
Pasal 33 (2 ) & (3)
UU No 13 Tahun 2003
Ketenagakerjaan
Pasal 86 & 87
UU 1/1970 UU No. 4/2009
Keselamatan Kerja Pertambangan Minerba
PP No. 55/2010
Binawas Penyelenggaraan pengelolaan Usaha
pertambangan Mineral dan batubara UU No. 03/2020
PP 19/1973 Pengawasan
Keselamatan Kerja di Pertambangan Perubahan UU No 4 2009
Psl 96

PerMen ESDM No. 26/2018


Pel. Kaidah Pert. yang Baik Pasal 18
Acuan K3 & KO
Pengawasan

KepMen ESDM No. 1827/2018


Pedoman Pel. Kaidah Teknik Pert. yang baik
(Lampiran III)
KepDirjen No. 308 Tahun 2018 Pengangkat, pengesahan, KepDirjen No. 309 Tahun 2018
pengunduran diri,
pemberhentianKTT,KTBT, PTL & Wakil Bahan Peledak & peledakan serta Bahan bakar
KepDirjen No. 185 Tahun 2019 Juknis & Cair
Laporan SMKP
2
Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas
Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Operasional Menurut KepMen
ESDM 1827 :

1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan kesehatan semua


pekerja tambang yang menjadi bawahannya;
2. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;
3. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya; dan
4. Membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi, dan pengujian;
Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas
Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Teknis Menurut KepMen ESDM
1827 :

1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan pemasangan dan


pekerjaan serta pemeliharan yang benar semua sarana, prasarana, instalasi,
dan peralatan pertambangan yang menjadi tugasnya;
2. Merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang
telah direncanakan serta semua perbaikan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan yang dipergunakan.
3. Mengawasi dan memeriksa semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;
Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas
Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Teknis Menurut KepMen ESDM
1827 :
1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta pemeliharan
yang benar semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan yang menjadi tugasnya;
2. Merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang telah direncanakan serta
semua perbaikan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan yang dipergunakan.
3. Mengawasi dan memeriksa semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan dalam ruang
lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;
4. Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan pertambangan;
5. Melaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan sebelum digunakan, setelah dipasang kembali, dan/atau diperbaiki; dan
6. Membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
Fungsi Pengawas

1. Sebagai penghubung/ Mediator antara manajemen


dengan karyawan dilapangan
2. Mampu menggerakkan para karyawan menuju
tujuan perusahaan
3. Memotifasi agar selalu produktif dan bekerja dengan
aman
Bisakah kecelakaan dicegah ?
Jika kita tahu faktor penyebabnya, kita BISA melakukan upaya
pencegahan

• Berdasarkan hasil penelitian secara umum kejadian


insiden disebabkan oleh :
- 88% tindakan yang tidak aman
- 10% disebabkan oleh kondisi fisik yang tidak aman
- 2 % faktor lain
Bisakah kecelakaan dicegah ?
Jika kita tahu faktor penyebabnya, kita BISA melakukan upaya
pencegahan

• Berdasarkan hasil penelitian secara umum kejadian


insiden disebabkan oleh :
- 88% tindakan yang tidak aman
- 10% disebabkan oleh kondisi fisik yang tidak aman
- 2 % faktor lain
BAHAYA dan ASPEK
BAHAYA ASPEK

Aspek Lingkungan adalah unsur kegiatan atau


Bahaya adalah benda, bahan
Produk/jasa dari perusahaan yang berinteraksi
(zat), aktivitas atau atau
Kondisi yang potensial Dapat berinteraksi dengan lingkungan.
menyebabkan cendera, Aspek Lingkungan penting adalah aspek
Kesakitan, kerusakan atau lingkungan
kerugian. Yang memiliki atau dapat memiliki satu atau
lebih
Dampak penting terhadap lingkungan.

Contoh-Contoh Bahaya: Contoh-Contoh Aspek Lingkungan :


- Fisika - Sumber Daya Alam
- Biologi - Energi
- dll
JENIS BAHAYA
RESIKO dan DAMPAK
RISIKO DAMPAK
Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan
Dampak Lingkungan adalah perubahan
terjadinya peristiwa yang berhubungan
pada lingkungan baik yang
dengan pekerjaan berbahaya atau
menguntungkan maupun merugikan
paparan dan tingkat keparahan cedera
secara keseluruhan atau sebagian
dan sakit yang dapat disebabkan oleh
akibat dari aktifitas perusahaan.
peristiwa atau paparan.

Contoh-Contoh Skenario Risiko : Contoh-Contoh Dampak Lingkungan :


- Pencemaran tanah
• Jari Tangan Terjepit Pintu - Pencemaran air
• Unit LV Tertabrak Unit HD - Pencemaran udara
• Dll - Dll
TAHAP-TAHAP IPBR
IDENTIFIKASI
HAZARD BARU
BAHAYA
SETELAH
PENGENDHALIAN

PENILAIAN
RISIKO

PILIH DAN LAKUKAN


TIDAK PENGENDALIAN
RISIKO DITERIMA? BAHAYA

YA

LAKUKAN
KONTROL

Hazard Identification Risk Assessment


Risk Control Acceptable
Risk
SAFETY PERFORMANCE
Incident 2015 - 2020 Incident Updated 15 Desember 2020
952

745 719
708

578

332 308

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov 17
Des
2015 2016 2017 2018 2019 2020

LTISR, LTIFR, PDFR 2 Fatal


2015 2018 2020
13 LTI KPCS : LV vs DT SMMS : land clearing (tertimpa pohon) KPCS : GL Terperosok Longsoran
MTBU : Operator Tertimbun Longsoran

1 Fatal
Meninggal karena kecelakaan kerja (tak tercatat pada ESDM):
2 Fatal 1 Fatal 10 LTI

8 LTI 2015 2017


11 LTI 8 LTI 10 LTI
PUCB : proses lifting BRCB : LV PT. KJB vs DT PAMA

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Best Ever Best Ever


SAFETY PERFORMANCE
Incident 2019 vs 2020
1 LTI
Incident 2019- 1 LTI Terjepit pulley conveyor
Ponton Terbalik 1 LTI 1 Fatal
2020 Tertimpa troli
Rata-rata insiden 2019 : 79/month 1 LTI Terendam lumpur
Rata-rata insiden 2020 : 64/month 1 Fatal 1 LTI 1 LTI
Terjepit rampdoor 1 LTI Terkena Lentingan
terperosok lumpur 1 LTI Turun 1 LTI
Lowboy LD Rebah Hose Impact 1 LTI
Bus Terhentak dari tanggul Terjepit
1 LTI
Wheel Radial Menabrak truk
Turun dari unit
*2 korban

17

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
952 Best Ever
70
61 2019 2020 • Program Kesepakatan Midyear (Refocusing Action)
62 719
89 17
36
0 Fatal 2 (2) • Other Division Commitment & Involvement
• More Systemic Monitoring
107 48
46
112
50
64 10 LTI 13* (12) Dapat dilihat pada tabel berikut ini terdapat kenaikan LTISR
57
108
67 dan LTIFR dibandingkan dengan tahun 2019.
64
50
91 86 MI 42 (95)
82 73
82
81
856 PD 562 Loss (554)
66
YTD 31 Des 2019
88
YTD 15 Des 2020
PD 100
Act YTD 15 Des 2020:
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Act YTD Des 2019 : 952
Jul Agu Sep Okt Nov Des 719 Data ESDM Average SR 2019 =134.3 ; 2018=128.68

Jumlah Insiden YTD 15 Desember tahun 2020 lebih rendah dibanding total tahun 2019
sebanyak 24%, namun SEVERITY MENINGKAT TAJAM
Fatality Case
2015 – TRAFFIC KPCS
PENYEBAB LANGSUNG :
Tindakan berbahaya :
1. Operator DT1015 melakukan manuver tanpa memastikan area sekitar aman dari
unit, meninggalkan loading point tanpa ada perintah, tidak mengikuti prosedur
isyarat klakson ketika menjalankan dump.
2. Driver dan mekanik di dalam sarana PMS05 tidak meminta ijin ke GL ketika
memasuki area loading point. Driver kendaraan sarana PMS05 tidak segera
Tanggal : 22 Mei 2015 memarkir kendaraanya pada area parkir yang ditetapkan
Waktu : 04:42 WITA 3. Operator DT1015 tidak melapor ke Pengawas ketika ada masalah yang mengganggu
pikiran dan merasa tidak fit/sehat
Lokasi: Loading point EX 718
4. Koordinator Driver LV Sarana TRC, memberikan tugas untuk lembur kepada
PC 3000-6 karyawan yang dalam status off
Dept : HCGS

E
Umur : 22 Tahun Kondisi berbahaya :

S
5. Hasil uji di lapangan bunyi klakson HD 1015 tidak terdengar pada lokasi EX718 dan

U
di dalam kabin kendaraan sarana PMS05.
6. Penerangan di lokasi unit EX718, kurang memadai, dari hasil pengukuran

L
menunjukan tingkat pencahayaan pada area front loading EX718 sebesar 9 - 11 lux.

A
KRONOLOGIS : Standar minimal 50 lux .
Seorang driver PT. X mengoperasikan kendaraan ringan Mitsubishi Triton (PMS05) mengantarkan 2 orang

N
mekanik untuk melakukan perbaikan excavator Komatsu PC3000-6 (EX718) yang mengalami kerusakan di

R
loading point Pit Kanguru. Setelah kedua mekanik turun dari kendaraan ringan dan berada di dalam PENYEBAB DASAR :

E
ruang mesin EX718, dump truck Komatsu HD1500-5 (DT1015) yang diparkir sekitar 29,2 m dari Faktor Pribadi :

T
kendaraan PMS05 bergerak dan menabrak kendaraan ringan Mitsubishi Triton (PMS05). Korban terjepit 1. Driver PMS05 bekerja secara terus-menerus di shift malam selama 6 malam

IN
di dalam kabin kendaraan. termasuk lembur 1 malam, pada saat seharusnya mendapat jadwal off 2 hari. Hal
ini diduga menyebabkan driver PMS05 mengalami kelelahan dan beristirahat di
dalam mobil di front loading EX718.
2. Operator DT 1015 mengalami banyak masalah keluarga sehingga mengganggu
pola makan dan istirahat serta menyebabkan gangguan konsentrasi saat bekerja.
3. Operator DT 1015 meninggalkan area loading EX718 tanpa mendapat perintah dari
Pengawas karena merasa sakit perut dan ingin segera ke toilet.

Faktor Pekerjaan :
4. Pengawas masih berstatus acting, namun pendampingan atau mentoring oleh
Pengawas Senior kurang maksimal.
5. Lampu penerangan TL383 mati sejak sekitar pukul 01.00 akibat kekurangan bahan
bakar sehingga tingkat pencahayaan pada front loading EX718 kurang memadai.
Fatality Case
2017 –TRAFFIC INCIDENT MULTIPLE FATALITY
BRCB
Fatality Case
2018 – LAND CLEARING SMMS

Tanggal : 17 September 2018


Waktu : 07:35 WITA PENYEBAB LANGSUNG :
Lokasi: Area land clearing Tindakan berbahaya :
Dept : Produksi 1. Korban melakukan penebangan pohon tidak tuntas
Umur : 56 Tahun 2. Korban berdiri dalam radius rebahan pohon ke-2 dan ke-3
Masa kerja : 1 Bulan 23 Hari 3. Korban memotong pohon ke-3 tidak ada takik (tebang habis)

E
Kondisi berbahaya :

S
4. Kondisi pohon ke-3 sudah di-chainsaw namun belum rebah

KRONOLOGIS :

L
Pada hari Senin tanggal 17 September 2018, pukul 07.35 WIB, telah terjadi kecelakaan yang
U PENYEBAB DASAR :
Faktor Pribadi :

A
menimpa korban. Kecelakaan terjadi pada saat korban (chainsaw man) melakukan pekerjaan 1. Kurangnya pengetahuan korban dalam memahami tata cara/teknik

N
pemotongan pohon pada area land clearing dibantu dengan helper chainsaw. Pada saat penebangan kayu menggunakan chainsaw

R
korban melakukan penebangan pohon ke-2 setelah memotong pohon ke-3 namun belum 2. Motivasi keliru korban dalam melakukan penebangan kayu karena ingin

E
rebah, tiba-tiba pohon ke-3 berputar dan rebah ke arah korban yang sedang berdiri di dekat cepat menyelesaikan pekerjaan

T
pohon ke-2 dan berusaha merebahkan pohon tersebut dengan memasang baji pada takik 3. Kurangnya pengetahuan pengawas terkait pelaksanaan dan pengawasan

IN
balas yang sebelumnya sudah dibuat. Pohon ke-3 yang rebah menimpa bagian kepala korban tata cara/teknik penebangan kayu menggunakan chainsaw
yang mengakibatkan korban jatuh ke tanah.
Faktor Pekerjaan :
4. IBPR yang ada belum mencantumkan detail langkah kerja , bahaya, dan
resiko terkait aktivitas penebangan pohon menggunakan chainsaw
5. Korban dan helper chainsaw man belum pernah mendapatkan sosialisasi
prosedur bekerja aman yang memadai
6. Korban dan helper chainsaw man belum pernah mendapatkan pelatihan
terkait tata cara penebangan pohon dengan menggunakan chainsaw sesuai
dengan prosedur HRCP 12 “Land clearing management”
7. Pengawasan pekerjaan penebangan pohon tidak optimal dilakukan karena
fungsi pengawasan tidak melekat pada departemen produksi
Fatality Case
2020 – LONGSOR KPCS

Tanggal : 15 Februari 2020


Waktu : 11:30 WITA
Umur : 44 tahun

E
KRONOLOGIS : PENYEBAB DASAR :

S
Pada hari Sabtu 15 Februari 2020 pukul 11.30 WITA, Sdr. AA jabatan pengawas berada Faktor Pribadi :

U
di atas tumpukan material dumping di dekat crest timbunan disposal inpit dump pada 1. Kurang pengetahuan Sdr AA terkait bahaya dan risiko bekerja di area crest timbunan high
elevasi -60 sedang melakukan pengawasan kegiatan dumping material untuk

L
risk.
meninggikan elevasi rencana jalan dari elevasi -63 ke elevasi -60. Sdr. AA tiba-tiba 2. Motivasi keliru untuk mengalihkan lokasi dumping dari rencana ke area high risk.

A
terperosok dan masuk ke dalam lubang retakan yang runtuh pada pijakannya yang berisi

N
air dan lumpur. Faktor Pekerjaan :

R
3. Standar Operasional Prosedur ( Instruksi Kerja, Job Safety Analysis yang ada belum

E
PENYEBAB LANGSUNG : mencakup batasan bekerja di lokasi dumping normal yang dekat dengan lokasi dumping high

T
Tindakan berbahaya : risk.

IN
Berdiri di area crest timbunan high risk yang berpotensi longsor saat dilakukan kegiatan 4. Penempatan jumlah fleet dumping
dumping material di area high risk. KURANG KENDALI MANAJEMEN : yang tidak sesuai dengan dimensi disposal.
1. Potensi resiko orang terjatuh terperosok ke dalam lubang retakan belum teridentifikasi dalam
Kondisi berbahaya : IBPR sehingga belum ada kontrol yang diturunkan dalam prosedur.
Tidak ada larangan atau batasan area kategori kegiatan dumping high risk yang 2. Kurangnya kendali manajemen terkait pengetahuan pengawas tentang penentuan area batas
berdekatan kegiatan kategori dumping normal. aman melakukan pengawasan di area dumping high risk.
Loss Time Injury
Traffic Incident
Loss Time Injury
Injury Incident
Implementasi SAP 1Pama
Jumlah Hari
Hadir
Target SAP KTA Target SAP TTA Keterangan:
1 – 3 Hari 0 0
KTA : Kondisi Tidak Man
TTA : Tindakan Tidak Aman
4 – 14 Hari 2 2
TA : Tindakan Aman
> 15 Hari 4 4 KA : Kondisi Aman
Implementasi SAP 1Pama
Buka Aplikasi 1Pama Pilih opsi temuan SAP
1 kemudian pilih menu
3 “High Risk” atau “Non
SAP High Risk”

Klik menu “+” untuk Pilih opsi temuan SAP;


2 menambahkan SAP
4 a. Kondisi tidak aman
b. Tindakan tidak aman
c. Tindakan aman
d. Kondisi aman

Masukkan foto follow Pilih opsi waktu temuan


10 up temuan SAP
5 SAP
Pilih opsi temuan SAP;
a. Kondisi tidak aman
b. Tindakan tidak aman
Pilih opsi Lokasi temuan
11 Klik Submit 6 SAP
c.
d.
Tindakan aman
Kondisi aman

Pilih opsi Kode Resiko


7 SAP

Pilih pelaporan SAP


8
Masukkan foto temuan
9 SAP
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai