100
90
80
70
60
AXIS TITLE
50
40
30
20
10
Chart Title
120
111
100 105 105
95
80
82 79
75 78 78
71 71
60
59 61
52 55
46 49
40
32 33
29
20 25 24
22
16 17 17
11
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Ringan Berat Mati
FATALITY
46
32
29
25 24
16 17 17
11
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan adalah segala kegiatan untuk
melindungi pekerja tambang agar selamat dan menjamin dan melindungi
sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, operasional tambang yang aman,
kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan sistem efisien, dan produktif
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
10
PENGERTIAN KESELAMATANOPERASI
➢ Objek: ➢ Objek:
a. Kesela matan Kerja a. Sistem dan Pelaksanaan
b. Kesehatan Kerja Pemeliharaan/Perawatan Sarana,
c. Lingkungan Kerja Prasarana, Instalasi dan Peralatan
d. Sistem Manajemen K3 Pertambangan;
b. Pengamanan Instalasi;
c. Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi,
dan Peralatan Pertambangan
d. Kompetensi Tenaga Teknik
e. Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis
Pertambangan
12
PeraturanKaidahPertambanganyangBaik
Permen ESDM No 26 Tahun2018
18
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara
Pasal 95
Pemegang IUP dan IUPK wajib
• menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik
• mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia
• meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara
• melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
dan
• Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan
Dasar
Hukum
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara
Pasal 96
Penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik,
pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:
Hukum
BAB III
BAB IV
BAB II PELAKSANAAN
PENGAWASAN
PELAKSANAAN TATA KELOLA
BAB I KETENTUAN PENYELENGGARAAN
9 BAB KAIDAH TEKNIK PENGUSAHAAN
UMUM PENGELOLAAN
PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN
USAHA
YANG BAIK MINERAL DAN
PERTAMBANGAN
BATUBARA
BAB V
PENGAWASAN BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX
TERHADAP SANKSI KETENTUAN LAIN- KETENTUAN KETENTUAN
KEGIATAN USAHA ADMINISTRATIF LAIN PERALIHAN PENUTUP
PERTAMBANGAN
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
I. BAB I : KETENTUAN UMUM
II. BAB II : PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
a.Bagian Kesatu : Umum
b.Bagian Kedua : Teknis Pertambangan
c.Bagian Ketiga : Pengelolaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
d.Bagian Keempat: Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan, Reklamasi,
dan Pasca Tambang, serta Pascaoperasi
e.Bagian Kelima : Konservasi Mineral dan Batubara
f.Bagian Keenam : Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancang
Bangun, Pengembangan, dan Penerapan Teknologi
Pertambangan
Pedoman Permohonan,
Pedoman Pedoman Pelaksanaan
Pedoman
Evaluasi dan/atau Pengesahan
Kepala Teknik Tambang, Pengelolaan Teknis Keselamatan Penerapan SMKP
Penanggung Jawab Teknik dan Pertambangan Pertambangan dan Minerba
Lingkungan, Kepala Tambang Keselamatan
Bawah Tanah, Pengawas
Pengolahan dan/atau
Operasional, Pengawas Teknis,
dan/atau Penanggung Jawab Pemurnian Minerba
Operasional
Pasal 3
ayat ( 1 )
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan
Kaidah pertambangan yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUP Olah Murni
Pasal 4
ayat ( 1 )
Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian dalam
kegiatan Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan Kaidah pertambangan
yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUJP
Pasal 5
(1)
(2)
Pemegang IUJP wajib melaksanakan
Kaidah Pertambangan yang baik sebagaimana
kaidah pertambangan yang baik dimaksud pada ayat (1) meliputi:
sesuai dengan bidang usahanya a. Kaidah teknik usaha jasa pertambangan
yang baik, dan
b. Tata Kelola Pengusahaan Jasa
Pertambangan
RESUME ASPEK PELAKSANAAN
PENERAPAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, Pemegang IUP Operasi Produksi IUJP
IUPK Ekplorasi dan IUPK Operasi khusus untuk pengolahan
Produksi dan/atau pemurnian
Dalam pelaksanaan kaidah teknik Dalam hal pemegang IUP Operasi Dalam pelaksanaan kaidah
teknik pengolahan dan./atau
pertambangan yang baik, Pemegang Produksi atau IUPK Operasi
pemurnian, Pemegang IUP OPK
IUP wajib Produksi melakukan Penambangan Pengolahan dan/atau Pemurnian
dengan metode Penambangan wajib
• Mengangkat KTT sebagai
bawah tanah, Pemegang IUP • Mengangkat PTL sebagai
pemimpin tertinggi di lapangan pemimpin tertinggi di
Operasi Produksi atau IUPK lapangan untuk mendapatkan
untuk mendapatkan pengesahan
Operasi Produksi wajib menunjuk pengesahan dari KaIT
dari KaIT • Memiliki tenaga teknis
Kepala Tambang Bawah Tanah
• Memiliki tenaga teknis (KTBT) pertambangan yang
untuk mendapatkan berkompeten sesuai dengan
pertambangan yang berkompeten ketentuan perundang-
pengesahan dari KaIT
sesuai dengan ketentuan undangan
(Pasal 7 ayat 2)
perundang-undangan (Pasal 8 ayat 1)
(Pasal 7 ayat 1)
Kepala Teknik Tambang yang selanjutnya disingkat
KTT adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi
dalam struktur organisasi lapangan pertambangan
yang memimpin dan bertanggung jawab atas
terlaksananya operasional pertambangan sesuai
dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.
Kriteria KTT
Kriteria PTL
• KTT Kelas IV
• PTL Kelas III
• KTT Kelas III • PTL Kelas II
• KTT Kelas II • PTL Kelas I
• KTT Kelas I
KTT Kelas IV
Penanggung Jawab Operasional yang selanjutnya disingkat PJO adalah orang yang
menduduki jabatan tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan jasa pertambangan di
wilayah kegiatan usaha pertambangan, dan bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas
dilaksanakan dan ditaatinya peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik
pertambangan yang baik.
Pasal 14 (2)
Pasal 14 (1)
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, dan IUPK Operasi Produksi dalam melaksanakan
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
ketentuan keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud
Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi
pada ayat (1) wajib:
wajib melaksanakan ketentuan keselamatan
pertambangan sebagaimana dimaksud dalam a. menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat pelindung
Pasal 3 ayat (3) huruf c dan huruf d. diri, fasilitas, personil, dan biaya yang diperlukan untuk
terlaksananya ketentuan keselamatan pertambangan; dan
11
BAB III
BAB II PELAKSANAAN BAB IV
BAB I PELAKSANAAN TATA KELOLA PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN
9 BAB KETENTUAN KAIDAH TEKNIK PENGUSAHAAN PENGELOLAAN
UMUM PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN USAHA
YANG BAIK MINERAL DAN PERTAMBANGAN
BATUBARA
BAB V
PENGAWASAN BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX
TERHADAP SANKSI KETENTUAN KETENTUAN KETENTUAN
KEGIATAN USAHA ADMINISTRATIF LAIN-LAIN PERALIHAN PENUTUP
PERTAMBANGAN
Kepmen 1827 K/30/MEM/2018
Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV
Pendidikan
Program Kampanye
Manajemen dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamatan Keadaan Keselamatan
Kerja dan
Kerja Darurat
Kejadian
Berbahaya
MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko merupakan suatu aktivitas dalam
mengelola risiko yang ada, terdiri atas:
komunikasi dan
konsultasi
penetapan konteks,
identifikasi bahaya
penilaian dan
pengendalian risiko, dan
pemantauan dan
peninjauan.
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Proses manajemen risiko mengacu kepada Elemen 2.2 SMKP Minerba dimana proses
manajemen risiko meliputi 5 (lima) aktivitas utama: komunikasi dan konsultasi, penetapan
konteks risiko, identifikasi bahaya dan penilaian risiko, pengendalian risiko, serta pemantauan
dan peninjauan.
KOMUNIKASI DAN KONSULTASI RISIKO
BAHAYA RISIKO
Kemungkinan kecelakan yang berakibat cidera pada
Segala sesuatu yang berpotensi untuk manusia, kerusakan peralatan/proses/lingkungan,
menyebabkan kecelakaan yang berakibat yang dapat terjadi karena suatu bahaya.
cidera pada manusia, kerusakan
peralatan/proses/lingkungan
Severity
1 ( Insignificant - 3 ( Moderate - 5 ( Catastrophic -
2 ( Minor - Rendah ) 4 ( Major - Besar )
Sangat Rendah ) Sedang ) Sangat Besar )
likelyhood
Pendidikan
Manajemen
Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Program Keselamatan Kerja
Pendidikan
Manajemen
Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan kerja
Pendidikan
Manajemen
Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Kampanye
#1 #2 #3 #4 #5
Pendidikan
Manajemen
Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Administrasi Keselamatan Kerja
Buku Daftar Kecelakaan Pelaporan Keselamatan
Buku Tambang Tambang Kerja
22
Administrasi Keselamatan Kerja
Buku Daftar Kecelakaan Tambang
22
Peraturan Pelaporan Keselamatan
Pertambangan
22
Administrasi Keselamatan Kerja
Pelaporan Keselamatan KerjaPertambangan
22
Administrasi Keselamatan Kerja
Pelaporan Keselamatan KerjaPertambangan
22
Administrasi Keselamatan Kerja
Pelaporan Keselamatan KerjaPertambangan
22
Administrasi Keselamatan Kerja
Pelaporan Keselamatan KerjaPertambangan
22
Administrasi Keselamatan Kerja
RKAB Keselamatan Kerja Pertambangan
22
Administrasi Keselamatan Kerja
Dokumendan Laporan Pemenuhan Kompetensi; dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan serta Persyaratan lainnya
22
Administrasi Keselamatan Kerja
Dokumendan Laporan Pemenuhan Kompetensi; dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan serta Persyaratan lainnya
22
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi
Pendidikan
Manajemen
Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Inspeksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pemeriksaan, pengawasan dan pengendalian terhadap
penyimpangan-penyimpangan kondisi yang
baik
persiapan inspeksi;
evaluasi inspeksi;
APD
12 %
PROSEDUR/ KETE-
RATURAN 12 %
TINDAKAN POSISI
TIDAK AMAN 96% 30 %
REAKSI
SESEORANG 14 %
PERALATAN
28 %
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• MEMBETULKAN APD
• MERUBAH POSISI
• MENGATUR KEMBALI PEKERJAAN
• MENGHENTIKAN PEKERJAAN
• MEMASANG PEMBUMIAN
• SISTEM PENGGEMBOKAN
TELAH MEMADAI
❖ KEPALA
❖ TANGAN
❖ KAKI
❖ BADAN
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
❖ Pelindung Mesin
❖ Pemasangan Listrik
❖ Tabung Gas Bertekanan
❖ Bahan Mudah Menyala
❖ Jalan Keluar
❖ Alat Pemanjat/Tangga
❖ Perkakas Tangan
❖ Gang/ (Walk Way)
❖ Gudang/Penyimpanan
❖ Label dan Kunci
❖ Sisa Bahan/Material
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Pendidikan
Manajemen
Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamata n
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Kecelakaan
Kejadian yang:
• Tidak direncanakan
• Tidak diinginkan
• Tidak diduga
• Terjadi kapan saja, dimana saja
dan dapat menimpa siapa saja
Mengakibatkan cideranya
seorang kerusakan alat,
produksi terhenti atau ketiganya
terjadi di dalam
benar-benar terjadi, yaitu
wilayah kegiatan
tidak diinginkan, tidak
usaha pertambangan
direncanakan, dan tanpa
atau wilayah proyek
unsur kesengajaan;
Kriteria Cidera Akibat Kecelakaan Tambang
1. P R O G R AM
1 .T IN D A K A N KONTA K
KURANG 1 . FA K TO R 1. CIDERA
TDK AMAN DG N BEN DA
PRIBADI
ATAU
2 . S TA N D A R 2. KERUSAKAN
K U R AN G SU M BER AL AT
2 . FA K TO R 2.KONDISI ENERGI
3. P E N E R A PA N P E K E R JAAN TDK AMAN /ZAT 3. P R O D U K S I
S TA N D A R TE R H E N TI
KURANG
ANALISISPENYEBABKECELAKAAN
1. P R O G RA M
1 .T IN D A K A N KONTA K
KURANG 1 . FA K TO R 1. CIDERA
TDK AMAN DG N BEN DA
PRIBADI
ATAU
2 . S TA N D A R 2. KERUSAKAN
KURANG SU M BER AL AT
2 . FA K TO R 2.KONDISI ENERGI
3. P E N E R A PA N P E K E R JAAN TDK AMAN /ZAT 3. P R O D U K S I
S TA N D A R TE R H E N TI
KURANG
WHY ? MENGAPA?
IMMEDIATE CAUSES
(PENYEBAB LANGSUNG)
TINDAKAN TIDAK AMAN KONDISI TIDAK AMAN
• Mengoperasikan alat tanpa izin
• Perkakas atau peralatan rusak
• Mengoperasikan alat diluarbatas
kecepatan maksimal • Pengaman/pelindung mesin tidak lengkap
MOTIVASI KELIRU/KURANG
LACK OF CONTROL
(KURANG KENDALI MANAJEMEN)
❖KEPEMIMPINAN DANADMINISTRASI
❖PELATIHAN MANAGEMEN
❖INSPEKSITERENCANA
❖PEMERIKSAAN KECELAKAAN
❖ANALISA KECELAKAAN
❖PERSIAPANKEADAANDARURAT
❖PERATURANPERUSAHAAN/ORGANISASI
❖PELATIHAN KARYAWAN
TEORI GUNUNG ES Injury & Illness Cost
(Nilai suatu kecelakaan) •Medical
•Lost Time
1
Property, Process,
Material & Others Cost
6 - 53
•Production
•Building or Plant
•Tool & Equiepment
•Legal Fees
•Emergency Supplies
•Others
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Pelaksanaan Kesehatan Kerja
Pertambangan Meliputi
Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja Sanitasi
Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Program Kesehatan Kerja
I. Kuratif
➢ Menyediakan akses untuk pelayanan kesehatan seperti
penanganan medis ( penyakit tenaga kerja, penyakit akibat
kerja, cidera akibat kecelakaan)
➢ Penanganan medis meliputi penanganan gawat darurat, proses
evakuasi ketempat pelayanan medis rujukan yang lebih tinggi
Program Kesehatan Kerja
I. Rehabilitatif
➢ Melaksanakan upaya rehabilitasi dengan melakukan pemulihan
dan perawatan bagi pekerja
➢ Dilakukan oleh tim rehabiltasi yang di pimpin dokter
perusahaan
Program Kesehatan Kerja
Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja Sanitasi
Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Higiene dan Sanitasi
Menyediakan fasilitas untuk menunjang tercapainya higienitas, serta
melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja
➢ Tempat sampah
➢ Toilet dan wastafel
➢ Kebersihan lantai dan bangunan
➢ Ruang ganti pakaian dan kamar mandi
Pelaksanaan Kesehatan Kerja
Pertambangan Meliputi
Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja Sanitasi
Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Pengelolaan Ergonomi
Pengelolaan ergonomi dilakukan dengan mengelola kesesuaian
antara pekerjaan, lingkungan kerja, peralatan, dan pekerja tambang
Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja Sanitasi
Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Pengelolaan Makanan, Minuman
dan Gizi Pekerja Tambang
Gizi Kerja
▪ Zat gizi berasal dari sumber penghasil tenaga/kalori
(karbohidrat,lemak, protein) dan sumber zat pengatur (vitamin
dan mineral)
▪ Jumlah kalori yang yang dibutuhkan pekerja disesuaikan dengan
pekerjaan, jenis kelamin, dan angka kecukupan gizi
Pelaksanaan Kesehatan Kerja
Pertambangan Meliputi
Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja Sanitasi
Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Diagnosis dan Pemeriksaan
Penyakit Akibat Kerja