Cipta Kridatama
Buku Pedoman Pengawas Tambang
Kepada Yth.
PT. CIPTA KRIDATAMA
Di
Site ............................
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
SN : ...........................................................................
Jabatan : ...........................................................................
Departement : ...........................................................................
Demikian surat ini saya buat dengan sungguh-sungguh dalam keadaan sehat
jasmani, rohani dan dalam kesadaran penuh, tampa adanya paksaan / tekanan
dari siapapun.
................................................ ..................................
Nama Jelas & Tanda tangan ( Mine Spv / Mine Supt )
DAFTAR ISI
Tanda Terima / Pernyataan
Daftar Isi iiiii
Kata Pengantar v
vii
Visi Misi PT. Cipta Kridatama vi
viii
Nilai-Nilai Inti Perusahaan vi
viii
Sifat-Sifat Dasar Kepemimpinan vii
ix
Kebijakan Mutu K3L viii
x
Pastikan SIAP ix
xi
Rambu – rambu Umum yang di gunakan di lokasi Tambang x
xii
KESELAMATAN KERJA 1
Pengantar 1
Tanggung Jawab Pengawas, Hak & Kewajiban 1
Identifikasi Bahaya & Penilaian Resiko 5
Safety Accountability Pengawas 6
Job Safety Analysis (JSA) 10
Laporan & Penanganan Kecelakaan 11
Pendangan Terbatas (Blind Spot) 12
LAMPIRAN
PRIMARY PARAMETER OVERBURDEN
KESESUAIAN JUMLAH TRUCK BERDASARKAN UNIT LOADING DAN JARAK
A. Material Ripping
B. Material Blasting
PETUNJUK CARA MENGUKUR CYCLE TIME
MATRIKS JABATAN DAN KETENTUAN PROMOSI OPERATOR
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk-Nya sehingga
kami bisa menerbitkan buku “Pedoman Pengawas Tambang” sebagai pedoman
operasional tambang PT. Cipta Kridatama. Buku saku ini merupakan revisi pertama
dari buku saku sebelumnya yang diterbitkan Januari 2010 lalu.
Tujuan dari penerbitan buku rev 01 ini adalah sebagai penyesuaian terhadap
perkembangan sistem di Operasional PT Cipta Kridatama saat ini sekaligus untuk
menjadi panduan bagi Pengawas Tambang dalam melaksanakan pengawasan
operasional penambangan sesuai kaidah penambangan yang baik dan benar untuk
menuju Cipta Kridatama Mining Practice.
Diharapkan dengan berpedoman pada buku saku ini para pengawas dilapangan
mulai dari level Mine Foreman hingga Mine Superintendent dapat mengelola
operasinal penambangan secara baik untuk menunjang kelancaran produksi dan
keselamatan.
Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan buku ini. Dengan kerendahan hati dan segala keterbatasan
penyusun, buku ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan saran para
pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan Buku Pengawas ini kedepannya.
Wassalam,
Team Penyusun,
Sukri Sakka
Muh. Ikbal
Hasan Budiono
VISI
MENJADI PENYEDIA JASA PERTAMBANGAN
INDONESIA YANG TERKEMUKA
MISI
Secara terus menerus menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkualitas
bagi sebanyak mungkin rakyat indonesia.
Secara aktif terlibat dalam masyarakat sebagai warga korporat yang baik.
Integrity ( INTEGRITAS )
Kami senantiasa menerapkan standard etika dan moral tertinggi dengan selalu
mengedepankan azas kejujuran dan keadilan dalam setiap kegiatan
Excellence ( KEUNGGULAN )
Kami terus berupaya untuk mencapai standar kinerja tertinggi
Proactif (PROAKTIF)
Kami akan selalu mencari dan mengadopsi teknik maupun cara-cara baru
untuk meningkatkan mutu bisnis kami
Competent (KOMPETEN)
Memiliki kompetensi kepemimpinan yang tinggi untuk dapat membuat keputusan-
keputusan yang terbaik
1. RAMBU LARANGAN
Beri Sepeda
Batas Kec Dilarang Dilarang
Berhenti Kesempatan Motor
Maksimum
Dari Depan
Mendahului
Dilarang Parkir
Dilarang
Dilarang Dilarang Prioritas Dilarang Dilarang menggunakan
Berhenti Belok Kiri dari depan Merokok Masuk Handphone
2. RAMBU PERINGATAN
Persimpan
Banyak jatuhan persimpa Tanjakan Turunan
gan dgn
tikungan batu ngan Curam curam
prioritas
Jembatan/ Jalan di
Kerikil Penyempitan Penyempitan
Jalan Licin penyempitan Tepian Air /
Lepas jalan
kanan jalan kiri jalan
jurang
3. RAMBU PERINTAH
4. RAMBU PETUNJUK
Tempat
Obat2an P3K
Tempat
Obat2an P3K
1.1. PENGANTAR
PT Cipta Kridatama (PT CK) memiliki komitmen untuk mencapai penerapan K3
1.1. PENGANTAR
yang terbaik dan mengembangkan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan
PT Cipta
Kerja danKridatama
Lingkungan (PTdalam
CK) memiliki komitmen untuk
rangka mengurangi mencapai penerapan
dan mengendalikan risiko K3K3
yang terbaik dan mengembangkan Sistem Manajemen Keselamatan,
untuk melindungi tenaga kerja dan subkontraktor terhadap risiko K3 yang tidak Kesehatan
Kerja
dapat dan Lingkungan dalam rangka mengurangi dan mengendalikan risiko K3
diterima.
untuk melindungi
Manajemen puncak tenaga kerja dan subkontraktor
(Top Management) PT CK telahterhadap risiko Safety
menetapkan K3 yang tidak
dengan
dapat diterima.
pengertian Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan sebagai sebuah nilai
Manajemen puncak
yang terintegrasi (Top Management)
dengan PT CK telah
aktivitas operasional menetapkan
perusahaan. Safety dengan
Hal tersebut akan
pengertian Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
menjadi moto utama PT CK di bidang keselamatan, "SAFETY IS A VALUEsebagai sebuah
:
. nilai
yang terintegrasi
Manajemen dengan
puncak (Topaktivitas operasional
Management) PT CK perusahaan.
akan Hal tersebut akan
:
menjadi motosumber
menyediakan utama PT CK yang
daya di bidang keselamatan,
memadai "SAFETY IS A VALUE .
dalam rangka
Manajemen puncak (Top
mendukung penerapan K3L Management)
di setiap tempatPTkerja.
CK akan
Agar
menyediakan sumber daya yang memadai dalam
tujuan di bidang K3L yang telah ditetapkan di tempat rangka
mendukung penerapan K3L di setiap tempat kerja. Agar
kerja dapat dicapai.
tujuan
Manajemen puncakK3L
di bidang (Topyang telah ditetapkan
Management) di tempat
PT CK telah menetapkan bahwa tanggung
kerja dapat dicapai.
jawab K3L sebagai tanggung jawab setiap bagian dan fungsi. Dimana pemantauan
Manajemen
dan evaluasipuncak (Top Management)
penerapan hal tersebut PT CK dilakukan
akan telah menetapkan
oleh bagianbahwaK3L
tanggung
(OSHE
jawab K3L
Dept) PT CK.sebagai tanggung jawab setiap bagian dan fungsi. Dimana pemantauan
dan evaluasiPTpenerapan
Manajemen hal tersebut akan
CK telah mendelegasikan dilakukankepada
wewenang oleh bagian K3L (OSHE
OSHE Officer atau
Dept) PT CK.
Safety Officer untuk menghentikan setiap aktivitas maupun kondisi yang tidak
Manajemen
standar (tidakPTaman)
CK telah mendelegasikan
dengan wewenang
cara dan metode kepadayang
komunikasi OSHEtepat.
Officer atau
Safety Officer untuk menghentikan setiap aktivitas maupun kondisi yang tidak
1.2. standar
TANGGUNG (tidak aman)PENGAWAS,
JAWAB dengan caraHAK dan &metode komunikasi
KEWAJIBAN yang tepat.
KARYAWAN
1. Kewajiban Pengawas Operational
1.2. TANGGUNG JAWAB PENGAWAS,
a. Bertanggung HAK & KEWAJIBAN
jawab kepada KARYAWAN
Kepala Tekhnik Tambang untuk
1. Kewajiban Pengawas
keselamatan Operational
semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya.
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Tekhnik Tambang untuk
b. keselamatan
Melaksanakansemua
inspeksi, pemeriksaan
pekerja tambang dan
yangpengujian.
menjadi bawahannya.
c.
b. Bertanggung jawab
Melaksanakan ataspemeriksaan
inspeksi, keselamatan,
dankesehatan,
pengujian.dan kesejahteraan
dari semua orang yang ditugaskan kepadanya dan
c. Bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
dari semua orang yang ditugaskan kepadanya dan
d.
c. Melakukan evaluasikecelakaan
Menyusun statistik Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
dan
4. Kewajiban Pekerja
d. Melakukan Tambang
evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
a. Pekerja tambang harus mematuhi Peraturan Keselamatan dan
4. Kewajiban Pekerja
Kesehatan KerjaTambang
a. Pekerja tambang harus mematuhi Peraturan Keselamatan dan
b. Pekerja Tambang
Kesehatan Kerja wajib melksanakan pekerjaan sesui dengan tata cara
kerja yang aman.
b. Pekerja Tambang wajib melksanakan pekerjaan sesui dengan tata cara
c. Pekerja tambang
kerja yang aman. selama bekerja wajib untuk:
c. i. tambang
Pekerja Memperhatikan atau menjaga
selama bekerja keselamatan dirinya serta
wajib untuk:
orang lain yang mungkin terkena dampak perbuatannya dan
i. Memperhatikan atau menjaga keselamatan dirinya serta
ii. Segera mengambil
orang lain tindakan
yang mungkin dandampak
terkena atau melaporkan kepada
perbuatannya dan
pengawas tentang keadaan yang menurut pertimbangannya
ii. Segera
akan mengambil
dapat tindakan
menimbulkan dan atau melaporkan kepada
bahaya.
pengawas tentang keadaan yang menurut pertimbangannya
iii. Pekerja
akan dapattambang yang melihat
menimbulkan bahaya. atau mendengar adanya
penyimpangan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
iii. Pekerja tambang
dimaksud yang(3)melihat
dalam ayat atau mendengar
wajib dengan adanya
segera melaporkan
penyimpangan pelaksanaan
kepada pengawas yang bertugas. pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) wajib dengan segera melaporkan
iv. Pekerja tambang yang
kepada pengawas wajibbertugas.
menggunakan dan merawat alat –
alat pelindung diri dalam melaksanakan tugasnya.
iv. Pekerja tambang wajib menggunakan dan merawat alat –
v. Memberikan keterangan
alat pelindung diri yang benar
dalam melaksanakan apabila diminta
tugasnya.
keterangan oleh Pelaksana Inspeksi Tambang atau Kepala
v. Memberikan
Tekhnik keterangan yang benar apabila diminta
Tambang.
keterangan oleh Pelaksana Inspeksi Tambang atau Kepala
Tekhnik Tambang.
b.
a. Mengakibatkan cedera pekerja tambang atau orang yang diberi ijin
Benar – benar terjadi
oleh kepala tekhnik tambang
b. Mengakibatkan cedera pekerja tambang atau orang yang diberi ijin
c. Akibat kegiatan
oleh kepala usaha
tekhnik pertambangan
tambang
d.
c. Terjadi pada jamusaha
Akibat kegiatan kerjapertambangan
pekerja tambang yang mendapat cidera setiap
saat yang diberi ijin dan
d. Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cidera setiap
e. Terjadi diwilayah
saat yang kegiatan
diberi ijin dan usaha pertambangan atau wilayah proyek
3. Coaching K3
Dalam pelaksanaan pengawasan di operasional, tentu ada temuan terkait
3. bahaya
Coachingtingkah
K3 laku (Unsafe Behavior) yang muncul dari para karyawan.
Dalam pelaksanaan
Maka sebagai Pengawas pengawasan
anda wajib di operasional, tentudan
menindaklanjuti adatidak
temuan terkait
melakukan
bahaya tingkah
pembiaran laku (Unsafe
terhadap Behavior)
hal tersebut. yang muncul dari inilah
Pembiaran-Pembiaran para karyawan.
yang akan
membentuk perilaku atau behavior menjadi cenderung beresiko.melakukan
Maka sebagai Pengawas anda wajib menindaklanjuti dan tidak
pembiaran
Tools terhadap
program hal tersebut.
yang dapat digunakan Pembiaran-Pembiaran
oleh Pengawas dalam inilah yang akan
mengatasi hal
membentuk perilaku atau behavior menjadi cenderung beresiko.
ini adalah Coaching K3. Form ini digunakan untuk melakukan (Pendekatan)
Tools program
approaching yang dapat
kepada digunakan
karyawan oleh Pengawas
yang cenderung dalamatmengatasi
melakukan hal
risk behavior
ini adalah Coaching K3. Form ini digunakan untuk melakukan
dan juga kepada karyawan yang secara konsisten dalam menerapkan (Pendekatan)
approaching kepada
aspek-aspek karyawaniniyang
K3, pendekatan cenderung
tetap dilakukanmelakukan at risk behavior
dengan harapan pekerja
dan juga kepada karyawan yang secara konsisten
tersebut dapat mempertahankan prestasinya, dan menjadi contoh dalam menerapkan
kepada
aspek-aspek
karyawan lainK3, pendekatan
dalam penerapan ini K3
tetap dilakukan dengan harapan pekerja
tersebut dapat mempertahankan
Langkah-langkah yang harus dilewati prestasinya, dan menjadi
dalam melakukan contoh
coaching K3kepada
:
karyawan lain dalam penerapan K3
a. Mendiskusikan prilaku tidak aman yang dilakukan oleh karyawan
Langkah-langkah
b. Memberikan yang harus dilewati
kesempatan dalam melakukan
karyawan melakukancoaching K3 :
menyampaikan
a. penyebab
Mendiskusikan prilaku
prilaku tidaktidak
amanaman yang dilakukan oleh karyawan
b. Memberikan kesempatan karyawan melakukan menyampaikan
penyebab prilaku tidak aman - 9 -
Operation Training & Development Modul Pengawas
Light Vehicle (LV) yang berada di belakang OHT tidak bisa di lihat, area yang bisa di
lihat oleh operator adalah yang di arsir no 1 & 2.
Light Vehicle (LV) yang berada di belakang OHT tidak bisa di lihat, area yang bisa di
lihat oleh operator adalah yang di arsir no 1 & 2.
B. OHT 775
Daerah yang terarsir hitam tidak bisa di lihat
B. OHT 775 oleh operator jika berada di dalam kabin
Daerah yang terarsir hitam tidak bisa di lihat
oleh operator jika berada di dalam kabin
Light Vehicle (LV) yang berada di belakang OHT tidak bisa di lihat, area yang bisa di
lihat oleh operator adalah yang di arsir no 1 & 2.
Light Vehicle (LV) yang berada di belakang OHT tidak bisa di lihat, area yang bisa di
lihat oleh operator adalah yang di arsir no 1 & 2.
C. OHT 777
Daerah yang terarsir hitam tidak bisa di lihat
C. OHT 777 oleh operator jika berada di dalam kabin
Daerah yang terarsir hitam tidak bisa di lihat
oleh operator jika berada di dalam kabin
Light Vehicle (LV) yang berada di belakang OHT tidak bisa di lihat, area yang bisa di
lihat oleh operator adalah yang di arsir no 1 & 2.
Light Vehicle (LV) yang berada di belakang OHT tidak bisa di lihat, area yang bisa di
lihat oleh operator adalah yang di arsir no 1 & 2.
D. ADT 740
D. ADT 740
Daerah yang terarsir hitam tidak dapat
dilihat oleh operator jika berada di dalam
kabin
Daerah yang terarsir hitam tidak dapat
dilihat oleh operator jika berada di dalam
kabin
Geologi, adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala
sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok
ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi,
struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi.
Pada awalnya Ilmu Geologi hanya merupakan ilmu murni mengenai Pengetahuan
tentang Bumi. Dengan semakin majunya peradaban manusia Ilmu Geologi semakin
dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia seperti eksplorasi barang tambang
dan sumber energi serta pembangunan proyek sipil/konstruksi besar sehingga Ilmu
Geologi kemudian berkembang menjadi ilmu terapan.
Silur 410
Ordovisium 435
500
Kambrium
570
Akhir
Protero- Tengah 2500
zoikum Awal
Akhir
Arkean Tengah 3800
Awal
Pra- Arkean
Para ahli kebumian menjelaskan bahwa benua-benua yang ada di muka bumi ini
sebenarnya tidaklah tetap di tempatnya, tetapi secara berlahan benua benua tersebut
bermigrasi di sepanjang bola bumi. Terpisahnya bagian daratan dari asalnya dapat
membentuk suatu lautan yang baru dan dapat juga berakibat pada terjadinya proses
daur ulang lantai samudra kedalam interior bumi. Sifat mobilitas kerak bumi ditandai
dengan adanya gempabumi, aktifitas gunungapi dan pembentukan pegunungan
(orogenesa). Berdasarkan ilmu pengetahuan kebumian, teori yang menjelaskan
mengenai bumi yang dinamis (mobil) dikenal dengan Tektonik Lempeng.
Gambar di atas menunjukkan bahwa benua Afrika dan benua Amerika dulu menyatu,
kemudian terpisah akibat pergerakan lempeng bumi, ini ditandai dengan adanya
kecocokan garis pantai yang saling berhadapan.
Berdasarkan sejarah geologi ini bahwa saman lampu benua Afrika, Amerika
Selatan, India, antartika dan Australia adalah merupakan satu kesatuan benua besar
disebut Gondwana yang mengalami pememisahan akibat pergerakan lempeng bumi..
Akibat tabrakan lempeng
Indian/Australia dgn
Eurasia(Sumatra), terjadi
gempa dan pergesekan
antar kedua lempeng
sehingga terbentuk dapur
magma awal terbentuknya
gunung api.
Indonesia merupakan negara dengan pergerakan lempeng bumi yang sangat aktif
terutama di sisi barat pulau Sumatra, sisi selatan pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sisi
utara Irian dan sisi utara pulau Sulawesi, ini ditandai dengan sering terjadinya gempa
di daerah tersebut dan adanya jalur gunung api yang masih aktif.
Dari gambar di atas terlihat bahwa lempeng Indian/Australia dari arah barat bergerak
ke arah timur menabrak lempeng Eurasia, sehingga sisi barat pulau sumatra sering
terjadi gempa dan terdapat jalur gunung api aktif dari utara ke selatan.
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara
alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana
atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis.
KEKERASAN
MINERAL
(HARDNESS)
Talc 1
Gypsum 2
Calcite 3
Fluorite 4
Apatite 5
Orthoclase 6
Quartz 7
Topaz 8
Corundum 9
Diamond 10
Dari tabel terlihat bahwa mineral yang paling rapuh adalah Talc dengan skala 1,
sedangkan yang paling keras adalah Diamond atau Intan dengan skala 10.
Korundum dan Intan banyak digunakan dalam industri pengeboran karena
kekerasannya yang tinggi, diindustri kaca juga banyak digunakan sebagai alat untuk
memotong.
B. Batuan
batuan adalah agregat padat yang tersusun oleh mineral, atau kumpulan mineral
yang terbentuk secara alami dengan sifat fisik dan kimia tertentu. Batuan
merupakan penyusun bumi khususnya pada lapisan keras bumi.
Terbentuknya batuan di bumi ini merupakan suatu siklus geologi, berubah dari
suatu jenis batuan menjadi jenis batuan lain. Siklus/daur batuan dapat dilihat
pada gambar di bawah :
Jenis Batuan
Batuan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik). Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dapat dibedakan
menjadi :
Batuan Beku Extrusive (batuan beku luar) yakni batuan beku yang
terbentuk di luar (atau lava yang membeku), artinya membekunya saat
dipermukaan bumi.
Batuan beku Intrusif (batuan beku dalam) adalah batuan beku yang
proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi.
Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya dibagi 2 yaitu konkordan dan diskordan.
Diskordan : Memotong
perlapisan
Konkordan : sejajar
perlapisan
Kuarsa
Komposisi Mineral K-Feldspar
Amphibole Ca-
Olivine
Plagioclase Plagioclase
Utama Na- Pyroxene
Biotite Pyroxene
Plagioclase
Muscovite Ca-
Olivine
Mineral Sedikit Biotite Pyroxene
Amphibole
Plagioclase
Amphibole (Anorthite)
Rhyolite Granite
Dacite Granodiorite
Andesite Diorite
Basalt Gabro
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari proses sedimentasi
material atau partikel yang terangkut oleh media air atau angin. Material yang
tersedimentasi ini mengalami proses pengerasan.
Strike / Dip adalah kedudukan perlapisan batuan sedimen, di peta Geologi ditandai
dengan simbol di bawah :
Arah strike Strike : Arah penyebaran/pelurusan lapisan
25º
batuan
Jika arah atas adalah arah utara maka makna simbol di atas : Arah strike batuan
adalah utara dan dip mengarah ke timur dengan besar kemiringan batuan 25 derajad.
Batulempung
Batupasir
Breksi
3. Batuan Metamorf
Batuan yang terbentuk akibat perubahan batuan yang sudah ada yang diakibatkan
oleh pemanasan dan tekanan
4. Batuan Vulkanik
c. Sesar Turun
Sesar Naik
Sesar Geser
Sesar Turun
Overburden removal
Coal Mining
Data bor dan posisi seam batubara Bentuk topografi sebelum ditambang
B. Mine Design
Tujuan dari Mine Design :
1. Menentukan batas-batas PIT, dengan mempertimbangkan SR, rekomendasi
geoteknik, hidrology, serta batasan-batasan tata guna lahan
2. Menentukan jumlah cadangan ekonomis
3. Membuat design jalan, disposal dan menentukan design akhir pasca
penambahan
DESIGN PARAMETER
- Economics S/R
- Slope stability design & safety
- Equipment application
- Good Mining Practice
- Lowest operating cost
- Drainage/ water managemnt
MINE DESIGN :
Pit Design, dibuat atas dasar optimalisasi
Cadangan ekonomis.
Road Design : dibuat dengan pertimbangan
Grade, lebar disesuaikan dengan aplikasi truck
Disposal design, dibuat atas dasar pertimba-
ngan jarak angkut, balance volume antar pit
dan disposal
Mine Sequencing
Menentukan skedul produksi (periode tahunan, 3 bulanan, bulanan dan
mingguan
Menentukan tahap-tahap penambangan, pembuatan jalan dan tahapan
penimbunan disposal
Didevelop dari production schedule & block reserve database
Bentuk mine sequence ditentukan oleh :
Target volume produksi, tonase dan SR.
Jumlah alat, ukuran yg akan digunakan
Target kualitas produksi
SEQ 1 SEQ 2
SEQ 1
SEQ 3 SEQ 4
1. Pengembangan Material
Adalah perubahan berupa penambahan atau pengurangan volume material/tanah
yang diganggu dari bentuk aslinya. Dari faktor tersebut kondisi material dibagi dalam
tiga keadaan. Seperti pada gambar berikut ini :
2. Berat Material
Adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat untuk
melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut dan lain-lain,
akan dipengaruhi oleh berat material tersebut.
Seperti yang dialami oleh alat pada gambar 2, dibawah ini :
Waktu mengangkut tanah dengan berat 1,5 ton/m3, alat dapat bekerja dengan baik.
Tetapi pada saat mengangkut dengan berat 1,8 ton/m3, ternyata alat angkut
mengalami beban berat sehingga unit terlihat berat untuk menggelinding.
3. Bentuk Material
Bentuk akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya material tersebut dapat
menempati suatu ruangan tertentu. Mengingat material yang kondisi butirannya kecil,
kemungkinan besar isinya dapat sama (senilai) dengan volume ruangan yang
ditempatinya. Sedangkan material yang berbongkah-bongkah akan lebih kecil dari
nilai volume ruangan yang ditempatinya. Oleh karena itu, pada material jenis ini akan
berbentuk rongga-rongga udara yang memakan sebagian isi ruangan
4. Kohesivitas Material
Adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat diantara butir-butir material itu
sendiri.
5. Kekerasan Material
Material yang keras akan lebih sukar dikoyak, digali atau dikupas oleh alat berat. Hal
ini akan menurunkan produktivitas alat tersebut. Material yang umumnya tergolong
keras adalah batu-batuan.
Production (Produksi) adalah hasil produk yang diperoleh dalam kurun waktu
tertentu (bisa satu hari, satu minggu, satu bulan atau satu tahun), atau akumulasi
dari productivity dalam kurun waktu tertentu.
Satuan produksi adalah bcm, ton, jumlah dsb
Contoh : Satu Unit Excavator bekerja 10 jam dengan rata-rata productivity 500 bcm /
jam.
Total Produksinya adalah : 500 bcm / jam X 10 jam = 5000 bcm
1. Mechanical Availability
2. Use of availability
Penggunaan alat dalam satu kurun waktu tertentu Semakin tinggi durasi waktu
digunakan beroperasi (alat produksi), maka peluang produksi besar
3. Productivity
Cycle time alat muat dipengaruhi oleh faktor : Manusia, mesin, metode dan
material
Kapasitas bucket
Bucket fill faktor
Efisiensi kerja
Swell Faktor
Matching Fleet antara Excavator dan OHT
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian productivity alat angkut adalah :
Cycle time alat angkut dipengaruhi oleh faktor : Manusia, mesin, metode,
material, jarak dan kondisi jalan
Kapasitas vessel (truck faktor)
Efisiensi kerja
Swell faktor
Pencapaian productivity Fleet harus didukung oleh : Loading point yang lebar, rata
dan padat, tinggi bench yang sesuai, matching fleet antara alat loading dan alat
angkut, dan kepengawasan oleh mine leader..
Cycle time adalah waktu edar / siklus pekerjaan, secara garis besar dipengaruhi oleh
Man (manusia), machine, metode dan material.
q x 3600 x k x E
Formula Q = ---------------------- x SF
CT
Contoh :
Hitung productivity Excavator Liebherr 9250, dengan cycle time loading 28 detik, blasting
bagus dengan bucket faktor 0.75, skill operator bagus, metode loading 1.5 side loading,
loading point lebar, tinggi jenjang sesuai, swell faktor 0.86
q x 3600 x k x E
Productivity Exc (Q) = ----------------------------- x SF
CT
= 995 bcm/jam
Good 0.83
Average 0.80
Rather poor 0.75
Poor 0.70
A. Waktu muat
B. Waktu berjalan muatan
C. Waktu dumping
D. Waktu berjalan kosongan
E. Waktu tunggu
Contoh :
Hitung productivity OHT 777, dengan cycle time 9.5 menit, attitude operator baik, skill
bagus, jalan landai, lebar dan rata/tidak bergelombang
60
Productivity OHT (P) = C ---------- x Et
CT
60
= 36 bcm ------------- x 0.83
9.5 menit
= 189 bcm/jam
Contoh :
Hasil pengukuran cycle time truck rata-rata adalah 9.5 menit, rata-rata cycle time Exc per
pas adalah 28 detik, untuk memenuhi 1 vessel dibutuhkan 4 pas, waktu manuver OHT 10
detik. Hitung truck yang dibutuhkan
Cmt
Jumlah truck yang dibutuhkan (M) = -------------------
Waktu loading
9.5 menit
= ---------------- 4.70 = 5 truck
2.03 menit
Atau
M : Jumlah truck
Pe Pe : Prod excavator
Pd : Prod dump truck
M = -------------
Pd
Contoh :
Dari hasil perhitungan productivity Excavator di atas didapatkan hasil 995 bcm / jam,
sedangkan pproductivity OHT didapatkan hasil 189 bcm / jam. Berapa truck yang
dibutuhkan?
Pe
Jumlah truck yang dibutuhkan (M) = -------------------
Pd
Contoh :
Jumlah truck yang digunakan 5, dengan waktu loading 2.03 menit sedangkan cycle
time truck rata-rata 9.5 menit. Hitung nilai Match Faktor.
B. Pendapatan / Revenue
PENDAPATAN atau REVENUE adalah sejumlah uang yang diperoleh perusahaan
selama periode tertentu dari hasil penjualan barang atau jasa. Istilah lainnya adalah
omset / sales.
Besarnya revenue ini adalah sebagai hasil perkalian dari harga barang atau jasa
dengan kuantitas/jumlah yang dihasilkan
Contoh 1 :
Project A bulan Februari 2017 menghasilkan Produksi OB 1.000.000 bcm (hasil joint
survey)
Harga / Rate per bcm sesuai kontrak dengan client adalah $ 2.
Contoh 2 :
Si Boy penjual asongan menjual aqua botol di tempat rekreasi.
Harga aqua per botol adalah Rp 5.000
Jumlah yang laku hari ini adalah 100 botol
1. Mining Revenue
- Overburden
- Coal Getting
- Coal Hauling
- Road Maintenance
- Road Construction
- Reklamasi
C. Biaya / Cost
BIAYA atau COST adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan atas barang atau
jasa atau sejumlah uang yang dikeluarkan untuk menciptakan atau memproduksi
barang atau jasa.
Klasifikasi cost:
Direct Cost / Biaya langsung / Cost of Sales
Adalah biaya yang terkait langsung dengan proses produksi
DIRECT COST
1. Fixed Cost
Merupakan biaya yang selalu dikeluarkan dengan nilai yang tetap atau tidak
tergantung dari quantity produksi yang dihasilkan.
Contoh :
- Direct Labour Cost Biaya salary operator
- Rent Expenses Biaya sewa unit atau alat berat untuk menunjang
produksi
- Insurance Expense
- Health, safety, security and community development
- Project Overhead Expenses
- Interest Expense
- Delivery Expenses
2. Variabel Cost
Merupakan biaya yang nilainya tergantung dari quantity produksi yang dihasilkan
Contoh :
- Fuel Cost Biaya penggunaan bahan bakar
- Depresiasi Mine Equipment Biaya penyusutan alat berat
- Repair & Maintenance Cost Biaya perawatan dan perbaikan alat berat
• Overhaul Cost & Schedule Maintenance Cost
• Tyre Cost
• Undercarriage & Wear Cost
Depresiasi Cost
Contoh (OHT) :
Harga Beli $ 950,000
Harga Jual Kembali $ 150,000
Maka nilai penyusutannya adalah $ 800,000
Life time unit 44,000 Jam
Maka Depresiation Costnya adalah $ 18/Jam
Jika sebulan digunakan 450 jam
Maka Depresiation Costnya adalah $ 8,182/Month
Contoh (OHT) :
Konsumsi Bahan Bakar 60 liter/jam
Bila harga bahan bakar $ 1.00 /liter
Maka Fuel Costnya adalah $ 60/hr
Dan Biaya Perawatan dan Perbaikan $ 45 /hr
Maka Maintenance Costnya adalah $ 45 /hr
Jika sebulan digunakan 450 jam
Maka Fuel Costnya adalah $ 27,000/month, Dan
Maintenance Costnya adalah $ 20,250/month
INDIRECT COST
Pak Untung memulai bisnis rental excavator dengan rincian sebagai berikut :
Pembelian Excavator $ 120.000,- untuk 5 tahun pemakaian (24.000jam)
Bahan bakar 19 ltr/jam (1 ltr =$ 1.06)
Perbaikan & perawatan alat (spare part, oli, grease dll) $ 8/jam
Gaji Operator $ 0.8/jam
Excavator tersebut akan direntalkan seharga $ 35/jam selama 400 jam perbulan
Hitung cost, revenue dan profit Pak Untung per bulan.
1. Revenue/bulan
$ 35/jam x 400 jam = $ 14.000,-
2. Cost/bulan
Penyusutan Excavator ($ 120.000,- / 24.000 jam x 400jam) =$ 2.000,-
Bahan bakar (19 ltr/jam x $1.06 x 400 jam ) =$ 8.056,-
P&P ($ 8 x 400jam) =$ 3.200,-
Gaji Operator ($ 0.8 x 400 jam) =$ 320,-
Total cost/bulan =$ 13.576,-
3. Profit/bulan
$ 424
--------------- = 3% (keuntungan kecil)
$ 14.000
17. Slippery : Wet condition, Waktu yang hilang setelah hujan sampai
dengan kering dan dapat beroperasi kembali.
22. Cross Fall : Bentuk normal kemiringan jalan (cross section) satu
atau dua arah.
63. Top Loading : Posisi loading excavator satu level dengan truck
64. Side Loading : Saat loading posisi truck menyamping
65. Back Loading : Saat loading posisi truck membelakang
66. Double Bench Loading : Excavator mengambil material dari tebing di atas dan
pada pijakannya dan memuat ke truck di bawahnya
67. Sprocket : Roda gigi penggerak track chain
68. Front idler : Roda putar besar bagian depan track
69. Final Drive : Komponen penggerak akhir
70. Track Shoe : Landasan penggerak
71. Track Chain : Rantai penggerak
72. Upper Roller : Roll penyanggah rantai penggerak
73. Track Roller : Roll penahan bagian bawah rantai penggerak
74. Under Carriage : Bagian roda besi bawah kerangka bagian bawah
excavator
75. Travel Motor : Motor pemutar upper structure
76. Jack Swing : Memutar excavator dengan cara bucket menekan ke
tanah.
77. Overburden / OB : Lapisan tanah/batuan penutup batubara
78. Interburden : lapisan tanah/batuan yang berada di antara batubara
79. Digging Time : Waktu pengambilan material oleh excavator
80. Loading Time : Waktu yang digunakan untuk memenuhi vessel truck
ditambah waktu manuver truck
81. Swing Time : Waktu excavator mengayunkan stick dari tempat
menggali ke atas vessel atau sebaliknya
82. Dumping Time (Exc) : Waktu excavator menumpahkan material ke vessel
truck
83. Travel Time Loaded : Waktu perjalanan truck bermuatan ke disposal
84. Dumping Time (Truck) :Waktu OHT dumping di disposal
85. Travel Time Empty : Waktu perjalanan truck kosong dari dumpingan
kembali ke front
86. Stop Empty : Saat truck kosongan berhenti, kondisi engine
Hidup, transmisi netral.
87. Hauling Distance : Jarak jalan angkut dari front ke disposal
88. Main Road : jalan utama
89. Road Construction : Pembuatan Jalan
90. Down Hill : Jalan menurun
91. Up Hill : jalan menanjak
92. Gear Shifting : Perpindahan gigi
93. Down Shift : Penurunan gigi transmisi
94. Up Shift : penambahan tingkat gigi transmisi
95. Rolling Resistance : Tahanan/hambatan pada roda yg menggelinding
96. Constant Grade : Tanjakan yang konstan
97. Bumpy : Jalan yang bergelombang
98. Bottle Neck : Penyempitan jalan.
Low Wall
High Wall
Coal
Spesifikasi Buldozer
MODEL D7G D8R D9R D10R
Isi blade 5,89 m3 7SU 8,68 m3 8SU 13,5 m3 9SU 18,5 m3 10SU
8,34 m3 7U 11,7 m3 8U 16,4 m3 9U 22 m3 10U
Isi tangki BB 435 liter 628 liter 818 liter 1609 liter
Ground pressure 0,72 kg/cm2 0,92 kg/cm2 1,14 kg/cm2 1,38 kg/cm2
Merek : Caterpillar
Model : D7G
Engine : Caterpillar 3306 T
Tenaga : 202 HP
Berat operasi : 20.094 kg (7S blade)
19.640 kg (7A blade)
Kapasitas blade : 5,89 m3 (7S blade)
8.34 m3 (7U blade)
B. Dozer CAT D 8 R
Merek : Caterpillar
Model : D8R
Engine : Caterpillar 3406 E
Tenaga : 310 HP
Berat operasi : 37.576 kg (standar)
33.725 (LGP)
Kapasitas blade : 8,68 m3 (8 SU blade)
11,7 m3 (8 U blade)
8,5 m3 (8 SU LGP)
C. Dozer CAT D 9 R
Merek : Caterpillar
Model : D9R
Engine : Caterpillar 3408 HEUI
Tenaga : 410 HP
Berat operasi : 48.784 kg (standar)
Kapasitas blade : 13,5 m3 (9 SU blade)
16,4 m3 (9 U blade)
D. Dozer CAT D 10 R
Merek : caterpillar
Model : D 10 R
Engine : Caterpillar C 27 ACERT
Tenaga : 580 HP
Berat operasi : 66.001 kg
Kapasitas blade : 18,5 m3 (10 SU blade)
22 m3 (10 U blade)
Warna hijau menandakan mudah diripping oleh D10, warna kuning sulit diripping oleh D10 dan
warna merah tidak bisa diripping oleh D10
Dimensi/ukuran
320D 336D 349D
1 Tinggi Mobilisasi (Arm di lipat) 3280 mm 3580 mm 3990 mm
2 Panjang Mobilisasi (Arm di lipat) 9050 mm 10910 mm 11550 mm
Radius Swing dari
3 2750 mm 3500 mm 3770 mm
counterweight
Panjang dari tegah idler ke
tengah final drive
4
- Standart 3265 mm 4040 mm 4030 mm
- Long / Panjang 3650 mm 4340 mm
Panjang Track keseluruhan
5 - Standart 4075 mm 5020 mm 5040 mm
- Long / Panjang 4455 mm 5370 mm
6 Jarak terendah ke tanah 450 mm 450 mm 510 mm
Lebar antar titik tengah track
7 - Standart 2200 mm 2590 mm 2740 mm
- Long / Panjang 2380 mm
Lebar Track keseluruhan
8 2800 mm 3390 mm 3340 mm
- Standart
9 Tinggi Kabin 2950 mm 3140 mm 3210 mm
10 Tinggi Counterweight dengan
1020 mm 1220 mm 1320 mm
tanah
349D (Mass Excavation (ME) Boom 6550 mm, 2500 mm, 2.4 m3 )
Merek : Caterpillar
Model : 390 D L
Engine : Cat® C18 ACERT™ (ATAAC)
Tenaga : 523 HP (net)
Berat operasi : 86.190 kg (long uncarriage)
Isi bucket : 4,6 - 6,0 m3
Merek : Caterpillar
Model : 6030
Engine : 2 X Cat C27 ACERT
Tenaga : 1.530 hp
Berat operasi : 296.000 kg
Isi bucket : 17 m3
Dimensi / ukuran
A. OHT 773 E
Merek : Caterpillar
Model : 773E
Engine :Caterpillar 3412E HEUI
Tenaga : 671 HP
Berat operasi : 99.300 kg
Kapasitas vessel : 35,2 m3 (heaped)
26,6 m3 (struck)
Target muatan : 54.5 ton
Dimensi / ukuran
Sudut Steer 31 °
Diameter Belok – Ban 22 m
Depan
Diameter Belok Terluar 25 m
B. OHT 775 F
Merek : Caterpillar
Model : 775F
Engine : Caterpillar C27 ACERT
Tenaga : 740 HP
Berat operasi : 109.770 kg
Kapasitas vessel : 41,9 m3 (heaped)
32,0 m3 (struck)
Target muatan : 64 ton
Dimensi / ukuran
Sudut Steer 31 °
Diameter Belok – Ban 23.5 m
Depan
Diameter Belok Terluar 26.1 m
Komponen utama
C. OHT 777D
Merek : Caterpillar
Model : 777D
Engine :Caterpillar 3508 B MEUI
Tenaga : 938 HP
Berat operasi : 163.293 kg
Kapasitas vessel : 60,2 m3 (Heaped)
42 m3 (Struck)
Target muatan : 96 ton
Dimensi / ukuran
Komponen utama
D. ADT 740
Merek : Caterpillar
Model : ADT 740
Engine : Caterpillar C15 ACERT
Tenaga : 436 HP
Berat operasi : 32.840 kg
Kapasitas vessel : 22,9 m3
Target muatan : 38 ton
Dimensi / ukuran
Turning Circle :
Sudut Steer – kiri / kanan 45 °
Radius Putar 8138 mm
Komponen utama
A. Grader 14 M
Merek : Caterpillar
Model : 14 M
Engine : Caterpillar C 13 ACERT
Tenaga : 259 HP
Berat operasi : 21.379 kg
Panjang blade : 14 ft (4,267 m)
B. Grader 16 H
Merek : Caterpillar
Model : 16 H
Engine : Caterpillar 3196 ETA
Tenaga : 265 HP
Berat operasi : 24.740 kg
Panjang blade : 16 ft (4,877 m)
MODEL 14 H 16 H 14 M 16 M
Tenaga Engine 220 HP 265 HP 259 - 274 HP 297 - 312 HP
Berat total 18.600 kg 24.740 kg 21.740 kg 26.060 kg
Panjang blade 4,27 m 4,88 m 4,28 m 4,87 m
Radius putar 8m 8,2 m 7,9 m 8,9 m
Isi tangki BBM 416 liter 492 liter 492 liter 511 liter
Total panjang unit 10,27 m 11,62 m 10,896 m 11,672 m
Pembukaan lahan (land clearing) adalah membersihkan suatu area dari pepohonan,
semak belukar, tunggul dan akar pohon untuk kegiatan pertambangan ataupun
fasilitas pendukungnya.
Ketentuan sbb
1. Pemasangan patok boundary clearing harus jelas.
2. Land clearing harus sesuai dengan patok boundary clearing.
3. Brushing ialah tahap awal dari proses land clearing yaitu membersihkan lebih
dahulu daerah kerja dari alang-alang dan pepohonan yang berdiameter <= 15
cm, atau sesuai persyaratan Customer dengan menggunakan buldozer.
4. Cutting ialah tahap selanjutnya setelah Brushing yaitu dengan membersihkan
daerah kerja dari pepohonan yang berdiameter > 15 cm, atau sesuai
persyaratan Customer, dengan menggunakan chainsaw Kemudian dikumpulkan
pada logyard yang telah ditentukan.
5. Grubbing ialah pencabutan sisa-sisa akar dari tunggul yang telah dipotong, dan
dikumpulkan untuk diangkut ke tempat yang ditentukan.
6. Kayu atau sisa –sisa pembersihan yang tidak ekonomis dipotong-potong ( <= 3
m ) agar mempermudah pengangkutan ke tempat yang ditentukan.
7. Pembakaran kayu tidak ekonomis, dahan, akar-akar, atau tunggul sisa
pembersihan tidak diperkenankan.
8. Area yang sudah dibersihkan harus bebas dari kayu, dahan, akar-akar, atau
tunggul sisa pembersihan .
Pilling (Penumpukan)
Penumpukan kayu -kayu yang
dikumpulkan menjadi tumpukan
kayu pada jarak tertentu
A. Pengeboran (Drilling)
Geometri peledakan
1. BURDEN
~ Jarak antara lubang ledak
tegak lurus dengan free face
atau antara lubang ledak
dalam baris yang berbeda
2. SPACING
~ Jarak antar lubang ledak
dalam satu baris
3. SUB DRILLING
~ Kedalaman tertentu pada
lubang ledak yang bertujuan
untuk leveling lantai kerja
4. STEMMING
~ Suatu kedalaman lubang
ledak yang di-isi dengan
material split sebagai
penyumbat atau penahan
colomn charge pada saat
peledakan (Confine)
5. EXPLOSIVE COLOUMN /
COLOUMN CHARGE
~ Kedalaman tertentu dari
suatu lubang bahan peledak
yang peruntukannya sebagai
isian bahan peledak utama
B. Peledakan (Blasting)
Peledakan Adalah proses pemberaian material (rock loosening) yang memanfaatkan
energi ledak dari hasil reaksi bahan-bahan peledak yang telah dipasang dan
dirangkai berdasarkan aturan tertentu.
Bahan peledak (handak) adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau
campuran berbentuk padat, cair, gas, atau campurannya, yang apabila dikenai suatu
aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal, akan mengalami suatu reaksi kimia
yang sangat cepat dengan hasil reaksi sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan
disertai panas dan tekanan yang sangat tinggi
2. Low Explosive
~ Kecepatan rambat reaksi kecepatan suara
Contoh : Gun Powder = 100 m/s (Sub-sonic) Rocket propellant pada
sistem roket
~ Tekanan yang ditimbulkan tinggi
~ Reaksinya disebut Deflagrasi
~ Berdasar penggunaannya digolongkan :
A. Pyrotechnics
Untuk penghasil panas, asap/kabut berwarna, sinar, delay, suara, api.
Gas hasil reaksi tidak dikehendaki
B. Propellants
Untuk melontarkan obyek/projectile (peluru, hulu ledak).
Memanfaatkan gas hasil reaksi
GUDANG HANDAK
Jarak aman minimum terhadap bangunan sekitar
Radius peledakan
A. Ripping (membajak)
CATATAN:
Angkatlah ripper sebelum mundur.
Jangan berbelok saat shank masih tertanam.
PERHATIAN:
Sedapat mungkin pekerjaan meripping dilakukan ke arah menurun
PERINGATAN
Jangan berbelok atau mundur sewaktu shank ripper masih tertanam di tanah. Tenaga
puntir yang timbul dapat merusak shank dan tip.
Keausan tip harus sering diperiksa
Diamond Ripping
Cross Ripping
Straight Ripping
DOZER TYPE
No DESCRIPTION Unit
D9R D10R/T
Penetration Depth
1 Mtr 1.23 1.11 0.92 0.62 1.49 1.34 1.12 0.75
single shank
Ripping Distance
2 mtr 50.00 50.00
(jarak ripping
Standard Productivity
3 Bcm/hrs 497 402 279 124 741 600 417 185
Dozer (Full Rip)
Note
Posisi blade saat menggali, mendorong Berbelok menggunakan blade (dual tilt
dan membuang steering)
Unit
DOZER TYPE
No DESCRIPTION
D6R XL D7G D8R D9R D10T
Note: 1. Dumping material 7.5 m dari lereng disposal sesuai KEPMEN 55 Thn 95 psl 240 point 2
2. Dumping bebas hanya diijinkan jika ada kajian lanjut terhadap kestabilan lereng dumping point
Persiapan Operasi
Pada saat persiapan operasi pemuatan, ketentuan yang perlu diperhatikan adalah :
a. Operator alat muat harus memastikan dirinya sehat untuk bekerja, dan
tidak merasa mengantuk. Jika tidak sehat atau mengantuk, jangan
teruskan operasi dan segera menghubungi pengawas yang bertanggung
jawab pada shift tersebut.
b. Operator alat muat bertanggung jawab untuk melakukan P2H, yang waktu
pelaksanaannya saat awal shift
c. Saat akan “start-up engine” ataupun sedang beroperasi, bunyikan sinyal
peringatan dengan klakson :
- 1 kali, start-up engine
- 2 kali, maju
- 3 kali, mundur ( jika tidak ada back alarm ).
d. Operator alat muat bertanggung jawab pada area operasinya, dan jika
butuh bantuan harus menghubungi pengawas yang bertanggung jawab di
shift tersebut
e. Operator alat muat harus mengerti dan mengetahui batas dan kedalaman
penggalian, yang informasinya berupa pita survey atau informasi dari
pengawas yang bertugas.
f. Operator alat muat harus mengerti dan mengetahui jenis yang dimuat,
yang informasinya berupa pita survey atau informasi dai pengawas yang
bertugas.
g. Operator alat muat harus memastikan arah penggalian (misalnya dari
kanan ke kiri) agar mengurangi pergerakan nonproduktif selama pemuatan.
h. Tingging jenjang loading harus sesuai
Aktivitas pemuatan
Tinggi vessel
0
30 -45 90
Sudut tanjakan
Bucket
cylinder
Sebaiknya dihindari
Dalam melakukan Loading yang posisinya sama rata dengan Dump Truck
maka yang perlu diperhatikan :
Posisi Track selalu tegak lurus terhadap lereng searah dengan
pergeseran atau kemajuan lokasi kerja dengan jarak. ± 1,50 meter dan
Dump Truck berada dibelakang Excavator.
Posisi front idler berada didepan, bilamana terjadi keretakan tanah
(longsor) unit cepat digerakkan mundur & berfungsi sebagai peredam
pada saat pengambilan material.
Ketinggian bucket pada saat membuang material ke dalam vessel DT ±
0.50 meter dan berada ditengah-tengah vessel.
Berilah tanda pengaman atau tanggul agar DT pd saat mundur menuju
ke tempat loading point tidak terjadi benturan dengan Excavator.
Keuntungan :
Sudut swing bisa < 300 , tidak ada waktu antrian truck, produksi optimal
Kerugian :
Kerusakan ban tinggi karena banyak ceceran material saat proses loading
banyak dilakukan pemeliharaan front
Keuntungan :
Teknik operasi lebih mudah, ceceran material saat proses loading kurang,
tidak banyak pemeliharaan front, sudut swing bisa
Kerugian :
Manuver truck mundur, loading kurang kontinyu, sering terjadi antrian
truck
Keuntungan :
Cycle time pendek, waktu loading pendek, antrian kurang, truck tidak perlu
manuver langsung pada posisi siap loading, teknik operasi lebih mudah,
productivity lebih optimal
Kerugian :
Sulit diterapkan saat pembukaan loading point baru, memerlukan area yang
luas, sudut swing bisa > 90o
Pemeliharaan front perlu rutin
Keuntungan :
Bisa kontinyu loading, waktu loading singkat, productivity optimal
Kerugian :
Perlu front yang lebar / ideal, pengawasn harus fokus, kepedulian operator
harus tinggi
Keuntungan :
Waktu manuver truck pendek, tidak ada waktu tunggu truck manuver,
operasi truck mudah.
Kerugian :
Memerlukan area luas, sudut swing besar, posisi pemuatan sulit, cycle time
alat loading lambat, productivity tidak optimal
Metode ini dipilih dengan pertimbangan front di bawah lembek, berair atau ada
kegiatan di front bawah misal ada pengeboran.
Kerugian metode ini adalah : Wakti manuver truck lebih lama, kondisi safety,
pengawasan harus fokus, cycle time alat muat lama, posisi pemuatan sulit,
sudut swing besar, productivity tidak optimal.
A B
Perhatian :
Tempatkan material di tengah-tengah dump body / vessel, supaya berat beban
pada dump truck seimbang. Sehingga di harapkan umur ban, suspensi dan frame
dari dump truck lebih lama.
Gambar A posisi muatan yang benar
Gambar B posisi muatan yang salah
Akibat yang
ditimbulkan
6. Landasan bench loading setinggi stick atau setinggi vessel OHT (atau
sesuai standar CMP)
7. Gerakan swing Excavator bebas tidak blind spot, berputar stabil, landasan
pijak track rata, padat dan antara pijakan dengan track full contact dan
tidak miring
8. Jika yang diloading adalah blastingan, maka harus diratakan dulu dengan
dozer sebelum diloading
9. Posisi front idler di depan, dan tegak lurus terhadap dinding bench loading
10. Sudut swing diusahakan kecil
11. Jarak antrian antar truck min. 2X panjang truck
Sudut pengambilan
antara 15 - 30º
Perhatian :
Posisi truck yang dianjurkan adalah sebaiknya bottom loading (posisi truck di
bawah), dan usahakan metode loading drive by loading (gambar 1) atau 1,5
side loading (gambar 2) agar productivity optimal
Gambar 1
Gambar 2
Selalu tempatkan truck pada posisi yang rata, dan padat yang bebas dari
boulder. Posisi menunggu truck jangan terlalu jauh (gambar bawah) :
a. Area warna hijau muda: Muatan 90% hingga 110% dari target muatan
diperbolehkan
b. Area warna kuning : muatan antara 110% - 120% dari target muatan
diperbolehkan hanya 10% dari total ritasi
c. Area warna merah : Muatan >=120% dari target muatan tidak diperbolehkan
sama sekali.
Truck Up Shift
Dengan ARC ON
RPM Engine konstan
Rata2 : 2.100 – 2.300 (773 &
775). 1.850 – 1.950 untuk 777
Penggunaan rem depan yang berlebihan akan mengakibatkan rem terlalu panas,
jangan menggunakan rem service untuk mengurangi kecepatan di turunan dengan
posisi switch rem depan posisi “ON”, gunakan rem service hanya untuk
memberhentikan unit.
Perhatian :
1. Jangan menetralkan transmisi atau meluncur pada posisi netral
2. Bila suhu minyak pelumas rem terlalu panas, turunkan gigi transmisi atau
hentikan kendaraan sampai suhu minyak pelumas menurun, untuk menghindari
terjadinya keausan dini pada komponen rem.
3. Dalam pengoperasian normal, gunakan rem service untuk berhenti secara
normal.
4. Untuk menghindari kendaraan tergelincir saat memasuki jalan yg licin maka
kecepatan kendaraan harus sudah dikurangi sebelum kendaraan memasuki
jalan yang licin, jangan mengerem atau berbelok secara tiba-tiba di jalan yang
licin.
5. Perhatikan selalu jarak aman kendaraan di depan dan dibelakang
Perlu di ingat :
Retarder untuk mengurangi kecepatan unit
Rem Service untuk menghentikan unit
Rem Darurat dipergunakan apabila semua sistim rem tidak berfungsi
Rem Parkir dipakai ketika unit sudah berhenti dan transmisi telah dinetralkan
Jangan netralkan transmisi atau meluncur pada posisi netral saat melewati
turunan, hal ini sangat berbahaya bagi keselamatan operator, orang sekitar
maupun unit yang dioperasikan.
BRAKE SELECTOR
Jika brake selektor OFF :
Retarder ON = - Front Brake OFF
- Rear Brake ON
Service Brake ON = - Front Brake OFF
- Rear Brake ON
Parking Brake ON = - Front Brake OFF
- Rear Brake ON
Secondary Brake ON = - Front Brake ON
- Rear Brake ON
Jika brake selektor ON
Retarder ON = - Front Brake OFF
- Rear Brake ON
+- 40 meter
Jalan tambang yang digunakan adalah semi permanent haul road dan temporary
haul road dengan ketentuan sebagai berikut (berdasarkan CMP) :
Standar Parameter Haul Road Berdasarkan CMP
Grade
Adalah tingkat kemiringan jalan yang dinyatakan dalam persen (perbandingan
antara jarak vertikal dengan jarak horisontal
20m
10m
100m 100m
Grade 10% Grade 20%
Super Elevasi
Adalah kemiringan ke arah kiri atau kanan jalan pada tikungan, gunanya untuk
mengimbangi gaya sentripetal saat unit ditikungan
a.
Safety Berm
Adalah tanggung pengaman di sisi jalan, di disposal atau di area lainnya
Tinggi tanggul
Crown
Adalah beda tinggi permukaan antara sisi-sisi dan bagian tengah jalan yang lurus.
Blind Spot
Adalah pandangan yang terhalang karena adanya tikungan atau tanjakan atau
jangkauan pandangan operator saat operasi
Rolling resistance
Adalah tahanan / hambatan pada roda yang menggelinding
a. Operator alat angkut harus mengetahui dan mengerti lokasi dan batas
pembuangan yang informasinya berupa pita survey, atau mematuhi aba-aba
dari spotter yang bertugas (jika ada), serta mengetahui jenis material yang
diangkut
b. Pastikan lokasi aman dari orang dan unit lain, sebelum bergerak mundur di
disposal. Jika ada spotter, ikuti aba-aba atau isyarat dari dari spotter.
c. Usahakan jalan masuk dan keluar disposal terpisah
d. Alat angkut harus menghampiri dumping point searah dengan jarum jam,
untuk menghindari tumpahan material dan kerusakan ban, kurang kecepatan
bila harus melakukan belokan tajam.
e. Jalankan alat angkut mundur secara perlahan kearah dumping point dan
hentikan jika menyentuh tanggul pengaman (safety berm). Bila tidak ada
safety berm, hentikan alat angkut 7,5 meter dari ujung tebing pembuangan
(tip head). Apabila terdapat lebih dari satu unit alat angkut yang bersamaan
menumpah muatan pada dumping point tersebut, pertahankan jarak
minimum 5 meter diantara masing-masing alat angkut.
f. Pastikan Posisi harus lurus sebelum dumping. Pastikan semua ban di posisi
rata. Hentikan unit dengan service brake, Pindah tuas transmission ke
posisi N ( Netral ) Aktifkan parking brake.
g. Untuk mengosongkan muatan, gerakkan alat angkut maju +/- 3 meter atau
1 x putaran roda, tidak boleh dumping sambil berjalan
h. Pastikan posisi dump body benar pada chassis, lalu bergerak/berjalan
meninggalkan dumping point.
i. Laporkan genangan air dan potensi bahaya di dumping point kepada
pengawas
Posisi dumping
7,5 m
mm
7,5 m
1. Coasting in Neutral
Arti : Unit bergerak dengan kecepatan lebih dari 8 km/jam dalam
kondisi transmisi netral ( Freewheel ) Kecepatan Engine
dibawah 1000 RPM.
Kejadian : Disaat mulai berjalan di turunan, tanpa menginjak service
brake, rem parkir sudah di lepas / disaat turunan unit masih
meluncur transmisi di netralkan
Akibatnya : Merusak sistem lubrikasi / pelumasan pada transmisi
Mengatasinya: Injak service brake sebelum melepas rem parkir kemudian
masukkan gigi maju / mundur & disaat turunan dilarang
menetralkan transmisi.
2. Transmission Abuse
Arti : Memindahkan gigi dari Netral ke Maju / Mundur dalam kondisi
engine speed ( RPM ) tinggi (diatas 1300 rpm).
Kejadian : Terjadi di Loading area pada saat Unit akan bergerak setelah
selesai pengisian atau di dumping area setelah selesai
membuang material atau pada saat parkir ditanjakan.
Akibatnya : Kerusakan pada komponen Torque converter, Drive shaft,
Transmission maupun Final drive.
Mengatasinya: Pastikan Unit berhenti ( gunakan service brake )
tunggu display 0 Km/jam, Netralkan Transmisi, RPM engine
Langsam / low idle ( rasakan kopling transmisi lepas ),
Pindahkan Lever Transmisi gigi ke Maju / Mundur
(rasakakopling Transmisi menempel / masuk / engage),
naikkan putaran engine ( RPM ) secara perlahan.
Komponen TPMS :
1. PMC (Payload Measurement Control) berfungsi : Membaca masukan dari
berbagai signal, memproses masukan data, mencatat hasilnya,
mengendalikan masukan
2. Pressure Sensor berfungsi : membaca signal tekanan suspensi dan
mengirimnya ke PMC
3. POD (Payload operator display berfungsi: memperagakan berat muatan,
target muatan
4. Transmission Speed Distributor berfungsi : Memberi signal kecepatan ke
PMC, menunjukkan unit berjalan atau berhenti
5. External Light Indicator berfungsi : Mendeteksi muatan, petunjuk muatan
sudah cukup atau perlu tambah
6. Bed Raise Switch berfungsi : Memberi signal ke PMC saat dump body naik
atau turun.
TIME DISTRIBUTION
Adalah Semua event dalam satu siklus OHT, dengan mengurangi stop empty dan
stop loaded maka akan menambah productivity OHT serta menurunkan Cost / BCM
Haul Road Index : Index Jalan Tambang yang tergantung pada kondisi muatan,
jalan tambang dan teknik pengoperasian unit. Kondisi muatan yang over dengan
kondisi jalan yang jelek dengan pengoperasian yang tidak benar akan
menyebabkan nilai Haul Road Index jelek (melebihi standar). Jika nilai Haul Road
Index jelek, akan mempercepat kerusakan komponen.
Agar Haul Road Index nilainya sesuai standar yang perlu diperhatikan adalah :
Payload Index : Index muatan yang tergantung pada berat muatan. Jika muatan
overload yang menyalahi kaidah 10 / 10 / 20 maka Payload Index jelek. Nilai
Payload Index yang jelek akan mempercepat kerusakan komponen.
Agar Payload Index nilainya sesuai standar yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pastikan turck terkalibrasi dengan baik
2. Hindari under load
3. Batasi over load antara 110% - 120% (hanya boleh 10% dari total ritasi)
4. Hindari muatan over load 120% atau lebih
5. Pastikan kondisi front yang standar
6. Kerja sama operator alat muat dan alat angkut baik
7. Operator memahami standar muatan OHT yang dioperasikan
8. Fungsi kepengawasan harus efektif
Nilai Payload Index max C
J
PAYLOAD INDEX
I
H
G
F
E
D
C
B ACCEPTABLE
A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
HAUL ROAD INDEX
PIN DI TENGAH
•Finishing
•Gunakan gigi 1
POSISI BLADE
PELINDUNG DCM
1.Grading tebal
2.Medan licin
CATATAN:
1.Roda Tandem mengalami slip, sehingga putaran roda kanan dan kiri berbeda.
Sudut Blade
Meratakan/Menghampar Material
3. Nilai Kalori
Coal Quality : Kualitas batubara yang dipersyaratkan oleh client yakni yang ramah
lingkungan dan bebas kontaminasi.
Pada dasarnya semua pihak bertanggung jawab terhadap kualitas Batubara apakah
itu Pengawas ataupun Operator, karena setiap orang yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam Coal Handling harus dapat mempertanggung
jawabkan proses penanganan kebersihan Batubara.
Kontaminasi batubara :
1. Human / Manusia
2. Machine / Peralatan, Unit
3. Metode penambangan
4. Material / Bahan
Big Coal
Adalah Batubara yang berukuran besar, lebih dari ukuran mulut crusher yang dapat
menyebabkan terhentinya produksi Crusher di Port.
Big Coal
Cleaning adalah proses pembersihan atap batubara (roof / top) yang telah
terexpose oleh alat loading OB.
Ketentuan melakukan aktivitas cleaning adalah :
Coal Hauling adalah proses pengangkutan batubara ke Stock Pile atau langsung ke
Port/pelabuhan untuk selanjutnya proses crushing dan pengapalan.
Ketentuan yang perlu diperhatikan adalah :
1. Memastikan operator truck sehat dan siap untuk bekerja
2. Operator melakukan P2H unit untuk memastikan unit siap dan aman
dioperasikan
3. Operator Truck harus kompeten dan berpengalaman dalam melakukan
hauling batubara
4. Memastikan vessel unit bersih dari lumpur, tanah atau benda lainnya
5. Operator mengetahui produksi yang ditargetkan
6. Operator mengetahui jenis batubara yang diangkut, memahami arti label
yang dipasang dan mengetahui tempat batubara akan didumping
7. Kondisi jalan hauling, tidak licin / basah, atau pada kondisi kering tidak
berdebu dan standar yang sesuai
8. Dilakukan penyiraman jalan secara rutin untuk menghindari debu
9. Menaati rambu-rambu lalu lintas di jalan hauling, tidak memaksakan
melambung truck lain kecuali jika truck yang berhenti, atau alat support
lain seperti dozer, grader atau compactor
10. Operator memastikan melakukan penimbangan batubara di timbangan
11. Saat operator memasuki area stock pile, harus mematuhi ketentuan
dumping di stock pile, dan mengikuti panduan spotter atau orang yang
ditugaskan untuk memandu.
12. Operator dumping batubara sesuai petunjuk spotter atau sesuai pelabelan
DAFTAR PUSTAKA
A. Material Ripping
EXCAVATOR
CAT R 994,
UNIT
1100 (4) (3) (4) (4) (4) (4) (5) (4) (6)
64 126 115 126 115 258 189 268 194
1200 (4) (4) (4) (4) (4) (4) (5) (4) (6)
62 120 110 120 110 246 179 255 183
1300 (4) (4) (4) (4) (4) (4) (6) (5) (6)
59 115 105 115 105 235 170 243 174
1400 (4) (4) (4) (4) (5) (4) (6) (5) (7)
56 110 100 110 100 225 162 232 166
1500 (5) (4) (5) (4) (5) (5) (6) (5) (7)
47 91 83 91 83 185 131 190 134
2000 (5 (5) (6) (5) (6) (5) (7) (6) (9)
B. Material Blasting
EXCAVATOR
CAT R 994,
Description UNIT 349
CAT 390 R984
R9250
R 9350
1100 (4) (4) (4) (4) (5) (4) (6) (5) (6)
67 130 119 130 119 269 194 278 199
1200 (4) (4) (4) (4) (5) (4) (6) (5) (7)
64 124 113 124 113 256 184 264 188
1300 (4) (4) (5) (5) (5) (5) (6) (5) (7)
61 118 108 118 108 244 175 251 178
1400 (5) (4) (5) (5) (5) (5) (7) (5) (7)
58 113 103 113 103 233 166 239 170
1500 (5) (5) (5) (5) (6) (5) (7) (6) (8)
48 93 84 93 84 190 134 195 136
2000 (6) (5) (6) (6) (7) (6) (9) (7) (10)
25 detik + 26 detik
------------------------ = 25,5 detik
2
8. Nilai rata-rata 25,5 detik adalah merupakan cycle time excavator.
10 menit + 9 menit
------------------------ = 9,5 menit
2
8. Nilai rata-rata 9,5 menit adalah merupakan cycle time OHT
Catatan :
Saat melakukan pengukuran cycle time OHT, pastikan saat OHT hauling
dalam keadaan normal,tidak ada kendala, misalnya operator singgah
buang air kecil di disposal, atau singgah menelpon dll
New Hire
Note :
setelah beberapa lama mancal mendapatkan SMU 2000 jam, maka bisa naik ke
Grade 2C jika persyaratan lain memenuhi.
3. Absensi memenuhi yakni min 95% kehadiran
4. Tidak ada warning dalam 6 bulan terakhir
5. Attitude baik
Data persyaratan yang harus disiapkan/dilampirkan untuk promosi horisontal :
1. Form pengajuan promosi
2. Form Absensi
3. Form Attitude
4. Form rekapitulasi yang menunjukkan adanya penambahan SMU 2000 jam sejak
awal Grade sebelumnya. Misal si A sejak awal grade 2C SMU yang dimiliki
adalah 2300 jam, setelah SMUnya mencapaiu 4300 jam maka bisa dinaikkan ke
2D jika syarat lain memenuhi.
1B
Ll