Anda di halaman 1dari 77

Melaksanakan Peraturan

Perundang-undangan terkait
Keselamatan Pertambangan

PT. BINA PERSADA KONSULTINDO


Alamat : Jln. Lingkar Selatan, Dusun Batu Belawang, RT. 01/ RW 01 Desa Sekongkang Bawah,
Kec. Sekongkang, Kab. Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Email : pt.binapersadakonsultindo@gmail.com, CP: 0821 4645 2425/ 0812 3827 8666
APA YANG SAUDARA HARAPKAN DARI
MENGIKUTI POM INI ?

Ingin Tahu ….
Ingin Paham …
Ingin bisa …
Ingin….
Unit Kompetensi POP
No Kode Unit Judul Unit Kompetensi
Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan terkait Keselamatan
1. PMB.PO02.001.01
Pertambangan
Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab Keselamatan
2. PMB.PO02.002.01
Pertambangan pada Area yang menjadi Tanggung Jawabnya
3. PMB.PO02.003.01 Melaksanakan Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana
4. PMB.PO02.004.01 Melaksanakan Investigasi Kecelakaan
5. PMB.PO02.005.01 Melaksanakan Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko
Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan terkait Perlindungan
6. PMB.PO02.006.01
Lingkungan
7. PMB.PO02.007.01 Melaksanakan Inspeksi
8. PMB.PO02.008.01 Melaksanakan Analisis Keselamatan Pekerjaan
Lambang K3
Arti (Makna) Tanda Palang
Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Arti (Makna) Warna Hijau Selamat, sehat dan sejahtera.


Bentuk
Bentuk lambang
lambang berupa
berupa palang
palang
berwarna hijau dengan roda
berwarna hijau dengan roda
bergerigi
Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda
bergerigi sebelas
sebelas dengan
dengan warna
warna
dasar
dasar putih
putih
Sebelas Bab Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.

KEMENTERIAN ESDM
Kenapa
Pertambangan harus
diatur ?
 Padat Modal,
 Padat Teknologi,
 Risiko Besar dan
 Spesifik, Dinamis (Hazard
Risiko Berpindah)
Undang-Undang Dasar Negara
Pasal 33 Ayat (3)
Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa :
“bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”
DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN :

A. UNDANG – UNDANG
NO. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
NO. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
NO. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara
NO. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN :

B. PERATURAN PEMERINTAH
NO. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara
NO. 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara
NO. 50 Tahun 2012 Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN :

D. PERATURAN MENTERI
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/ MEN/VII/2010 tentang
Alat Pelidung Diri.
ESDM RI No. 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan
Batubara
DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN :

C. KEPUTUSAN MENTERI
ESDM RI No. 1827/K/30/MEM/2018 tentang Pelaksanaan
Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik
URUTAN PERUNDANGAN

UUD
UUD 1945
Undang-Undang:
UU 4 TAHUN 2009
Peraturan Pemerintah (PP):
23/2010: Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan
Mineral dan Batubara
55/2010: Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan
PERMEN:
26/2018: Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang
Baik Dan Pengawasan Pertambangan Mineral Dan
Batubara
KEPMEN:
1827K/2018
KEMENTERIAN ESDM
Peraturan yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Permen ESDM Permen ESDM Permen ESDM


No 2 Tahun 2013 No 7 Tahun 2014 No 38 Tahun 2014
1 2 3
Pengawasan Penyelenggaraan Pelaksanaan Reklamasi dan Penerapan Sistem Manajemen
Pengelolaan Usaha Pertambangan Pascatambang pada Kegiatan Keselamatan Pertambangan
yang Dilaksanakan oleh Pemerintah Usaha Pertambangan Mineral Mineral dan Batubara
Provinsi dan Pemerintah dan Batubara
Kabupaten/Kota
Kepmen ESDM
Kepmen Tamben Kepmen Tamben
No 1457.K/28/MEM/2000

4 5 6
No 555.K/26/M.PE/1995 No 1211.K/008/M.PE/1995

Keselamatan dan Kesehatan Pencegahan dan Pedoman Teknis Pengelolaan


Kerja Pertambangan Umum Penanggulangan Perusakan dan Lingkungan di Bidang
Pencemaran Lingkungan pada Pertambangan dan Energi
Usaha Pertambangan Umum
UU NO. 1 TH 1970

 bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas


keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;
 bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu
terjamin pula keselamatannya;
 bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan
secara aman dan effisien;

 bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-


undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan
kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi,
teknik dan teknologi.

KEMENTERIAN ESDM 16
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
Pasal 8
1. Pemeriksaan Kesehatan, akan dilakukan pada
karyawan yang baru diterima/dipindahkan
2. Berkala pada Dokter yang ditunjuk Pengusaha
3. Ditetapkan dengan peraturan perundangan
Pasal 9
Wajib Menunjukan & Menjelaskan:
• Kondisi dan bahaya
• Semua alat-alat pelindung
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman
KEMENTERIAN ESDM
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
Pasal 12 ; Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
• Memberi Keterangan yg benar
• Memakai & Mentaati Semua Syarat K3
• Memenuhi & Mentaati Semua Syarat K3
• Meminta Semua Semua Syarat K3 Dilaksanakan
• Menyatakan Keberatan Kerja apabila;
Syarat K3 & APD diragukan, kecuali Hal Khusus
Oleh Pengawas, & Dapat dipertanggung jawabkan
Pasal 13
Kewajiban Bila Masuk Tempat Kerja
Wajib mentaati semua petunjuk K2 & memakai APD yang
diwajibkan
KEMENTERIAN ESDM
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan

Pasal 14 Kewajiban Pengurus


Menempatkan : Syarat Keselamatan, UU No.1 th 1970
serta Peraturan Pelaksanaan yang
Berlaku, pada Tempat yang Strategis

Memasang : Gambar K2 dan bahan pembinaan,

pada Tempat yang Strategis


Menyediakan : APD bagi karyawan & Tamu disertai
petunjuk yang diperlukan

Sesuai Petunjuk
Pengawas/Ahli
Keselamatan Kerja
KEMENTERIAN ESDM
UU NO. 4 TH 2009

Pasal 96
Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik,
pemegang IUP dan IUP wajib melaksanakan :

a. Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja


pertambangan;
b. Keselamatan operasi pertambangan;

c. Dst. 20
UU NO. 23 TH 2014

Lampiran CC huruf k :
Pengelolaan inspektur tambang dan pejabat pengawas
pertambangan

diurus oleh Pemerintah Pusat


PP No. 55 Tahun 2010

Pasal 26 :
1) Pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan …terdiri atas :

a. Keselamatan kerja;
b. Kesehatan kerja;

c. Lingkungan kerja; dan

d. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

2) Pengawasan sebagaimana ayat (1) pelaksanaannya dilakukan oleh Inspektur


Tambang
KEMENTERIAN ESDM
PP No. 50 Tahun 2012

Pasal 2 :
Penerapan SMK3 bertujuan untuk :

a. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja


yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh; serta

c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.

KEMENTERIAN ESDM
Peraturan yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Permen ESDM Permen ESDM Permen ESDM


No 2 Tahun 2013 No 7 Tahun 2014 No 38 Tahun 2014
1 2 3
Pengawasan Penyelenggaraan Pelaksanaan Reklamasi dan Penerapan Sistem Manajemen
Pengelolaan Usaha Pertambangan Pascatambang pada Kegiatan Keselamatan Pertambangan
yang Dilaksanakan oleh Pemerintah Usaha Pertambangan Mineral Mineral dan Batubara
Provinsi dan Pemerintah dan Batubara
Kabupaten/Kota
Kepmen ESDM
Kepmen Tamben Kepmen Tamben
No 1457.K/28/MEM/2000

4 5 6
No 555.K/26/M.PE/1995 No 1211.K/008/M.PE/1995

Keselamatan dan Kesehatan Pencegahan dan Pedoman Teknis Pengelolaan


Kerja Pertambangan Umum Penanggulangan Perusakan dan Lingkungan di Bidang
Pencemaran Lingkungan pada Pertambangan dan Energi
Usaha Pertambangan Umum
UU NO. 1 TH 1970

 bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas


keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;
 bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu
terjamin pula keselamatannya;
 bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan
secara aman dan effisien;

 bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-


undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan
kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi,
teknik dan teknologi.

KEMENTERIAN ESDM 25
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
Pasal 8
1. Pemeriksaan Kesehatan, akan dilakukan pada
karyawan yang baru diterima/dipindahkan
2. Berkala pada Dokter yang ditunjuk Pengusaha
3. Ditetapkan dengan peraturan perundangan
Pasal 9
Wajib Menunjukan & Menjelaskan:
• Kondisi dan bahaya
• Semua alat-alat pelindung
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman
KEMENTERIAN ESDM
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
Pasal 12 ; Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
• Memberi Keterangan yg benar
• Memakai & Mentaati Semua Syarat K3
• Memenuhi & Mentaati Semua Syarat K3
• Meminta Semua Semua Syarat K3 Dilaksanakan
• Menyatakan Keberatan Kerja apabila;
Syarat K3 & APD diragukan, kecuali Hal Khusus
Oleh Pengawas, & Dapat dipertanggung jawabkan
Pasal 13
Kewajiban Bila Masuk Tempat Kerja
Wajib mentaati semua petunjuk K2 & memakai APD yang
diwajibkan
KEMENTERIAN ESDM
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan

Pasal 14 Kewajiban Pengurus


Menempatkan : Syarat Keselamatan, UU No.1 th 1970
serta Peraturan Pelaksanaan yang
Berlaku, pada Tempat yang Strategis

Memasang : Gambar K2 dan bahan pembinaan,

pada Tempat yang Strategis


Menyediakan : APD bagi karyawan & Tamu disertai
petunjuk yang diperlukan

Sesuai Petunjuk
Pengawas/Ahli
Keselamatan Kerja
KEMENTERIAN ESDM
UU NO. 4 TH 2009

Pasal 96
Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik,
pemegang IUP dan IUP wajib melaksanakan :

a. Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja


pertambangan;
b. Keselamatan operasi pertambangan;

c. Dst. 29
UU NO. 23 TH 2014

Lampiran CC huruf k :
Pengelolaan inspektur tambang dan pejabat pengawas
pertambangan

diurus oleh Pemerintah Pusat


PP No. 55 Tahun 2010

Pasal 26 :
1) Pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan …terdiri atas :

a. Keselamatan kerja;
b. Kesehatan kerja;

c. Lingkungan kerja; dan

d. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

2) Pengawasan sebagaimana ayat (1) pelaksanaannya dilakukan oleh Inspektur


Tambang
KEMENTERIAN ESDM
PP No. 50 Tahun 2012

Pasal 2 :
Penerapan SMK3 bertujuan untuk :

a. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja


yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh; serta

c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.

KEMENTERIAN ESDM
Permen ESDM
No. 26 Tahun 2018
BAB III
BAB II PELAKSANAAN BAB IV
PELAKSANAAN TATA KELOLA PENGAWASAN
BAB I KETENTUAN PENYELENGGARAAN
9 BAB KAIDAH TEKNIK PENGUSAHAAN PENGELOLAAN
UMUM
PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN USAHA
YANG BAIK MINERAL DAN PERTAMBANGAN
BATUBARA

Permen ESDM No 26 Tahun 2018


Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara

BAB V
PENGAWASAN BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX
TERHADAP SANKSI KETENTUAN KETENTUAN KETENTUAN
KEGIATAN USAHA ADMINISTRATIF LAIN-LAIN PERALIHAN PENUTUP
PERTAMBANGAN
II. STRUKTUR

I. BAB I : KETENTUAN UMUM


II. BAB II : PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
a.Bagian Kesatu : Umum
b.Bagian Kedua : Teknis Pertambangan
c.Bagian Ketiga : Pengelolaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
d.Bagian Keempat : Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan, Reklamasi,
dan Pasca Tambang, serta Pascaoperasi
e.Bagian Kelima : Konservasi Mineral dan Batubara
f.Bagian Keenam : Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancang
Bangun, Pengembangan, dan Penerapan Teknologi
Pertambangan
g.Bagian Ketujuh : Standar Kompetensi Kerja Khusus, Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia, serta Standar Nasional Indonesia
II. STRUKTUR

III. BAB III : PELAKSANAAN TATA KELOLA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Pemasaran
c. Bagian Ketiga : Keuangan
d. Bagian Keempat : Pengelolaan Data
e. Bagian Kelima : Pengutamaan Pemanfaatan Barang, Jasa, dan
Teknologi dalam Negeri
f. Bagian Keenam : Pengembangan Tenaga Kerja Teknis
Pertambangan
g. Bagian Ketujuh : Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
Setempat serta Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
h. Bagian Kedelapan : Kegiatan lain di Bidang Usaha Pertambangan
Menyangkut Kepentingan Umum
i. Bagian Kesembilan : Pelaksanaan Kegiatan sesuai dengan IUP atau IUPK
j. Bagian Kesepuluh : Jumlah, Jenis, dan Mutu Hasil Usaha Pertambangan
II. STRUKTUR

IV. BAB IV : PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN USAHA


PERTAMBANGAN
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Ruang Lingkup Pengawasan

V. BAB V : PENGAWASAN TERHADAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN


a. Bagian Kesatu : Pengawasan terhadap pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang baik
b. Bagian Kedua : Pengawasan terhadap Pelaksanaan Tata Kelola
Pengusahaan Pertambangan

VI. BAB VI : SANKSI ADMINISTRATIF


VII. BAB VII : KETENTUAN LAIN-LAIN
VIII. BAB VIII : KETENTUAN PERALIHAN
IX. BAB IX : KETENTUAN PENUTUP
PERMEN ESDM NO. 26 TAHUN 2018
 Kepala Teknik Tambang yang selanjutnya disingkat KTT adalah seseorang yang
memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi lapangan pertambangan yang
memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya operasional pertambangan sesuai
dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.

 Kepala Tambang Bawah Tanah yang selanjutnya disingkat KTBT adalah seseorang yang
memiliki posisi tertinggi dalam struktur tambang bawah tanah yang bertugas memimpin
dan bertanggung jawab atas terlaksananya operasional tambang bawah tanah sesuai
dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.

 Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat PTL adalah


seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi lapangan yang
bertugas memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan operasional
Pengolahan dan/atau Pemurnian sesuai dengan kaidah teknik Pengolahan dan/atau
Pemurnian.
KEMENTERIAN ESDM
Kewajiban Penerapan untuk IUP

Pasal 3 ayat (1)

Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi dalam
setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan Kaidah pertambangan yang baik.
Kaidah Teknik Pertambangan yang baik meliputi:

Pasal 3 ayat (3)

Teknis Pertambangan
Keselamatan Operasi Pertambangan

Konservasi Mineral dan Batubara Good Mining


Practice Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan, Reklamasi, dan
Pascatambang, serta Pascaoperasi

Keselamatan dan Kesehatan


Kerja Pertambangan

Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancang Bangun, Pengembangan dan


Penerapan Teknologi Pertambangan
Kewajiban Penerapan untuk IUP Olah Murni

Pasal 4 ayat (1)

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian dalam kegiatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan Kaidah Pertambangan yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUJP
Pasal 5

(1)
(2)
Pemegang IUJP wajib melaksanakan
Kaidah Pertambangan yang baik sebagaimana
kaidah pertambangan yang baik sesuai dimaksud pada ayat (1) meliputi:
dengan bidang usahanya a.Kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik,
dan
b.Tata Kelola Pengusahaan Jasa Pertambangan
Kewajiban Penerapan untuk IUJP
Pasal 5

Tata kelola Pengusahaan Jasa

Kaidah Teknik Usaha Jasa yang baik


a. Pengutamaan produk dalam negeri
a. Upaya pengelolaan lingkungan hidup,
b. Pengutamaan subkontraktor lokal sesuai
keselamatan pertambangan, konservasi
mineral dan batubara, dan teknis
dengan kompetensinya
pertambangan sesuai dengan bidang usahanya c. Pengutamaan tenaga kerja lokal
b. Kewajiban untuk mengangkat penanggung d. Pengoptimalan pembelanjaan lokal baik
jawab operasional sebagai pemimpin tertinggi barang maupun jasa pertambangan
di lapangan
RESUME ASPEK PELAKSANAAN
PENERAPAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG
BAIK
IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUP Operasi Produksi khusus
IUPK Ekplorasi dan IUPK Operasi untuk pengolahan dan/atau IUJP
Produksi pemurnian

1. teknis pertambangan; 1. teknis kegiatan Pengolahan 1. upaya pengelolaan lingkungan


2. konservasi sumber daya Mineral dan dan/atau Pemurnian; hidup, keselamatan
Batubara; 2. keselamatan Pengolahan pertambangan, konservasi
3. keselamatan dan kesehatan kerja dan/atau Pemurnian; Mineral dan Batubara, dan
Pertambangan; 3. pengelolaan lingkungan hidup teknis pertambangan sesuai
4. keselamatan operasi Pertambangan; dan pascaoperasi; dan dengan bidang usahanya; dan
5. pengelolaan lingkungan hidup 4. konservasi Mineral dan 2. kewajiban untuk mengangkat
pertambangan, reklamasi, dan Batubara penanggung jawab operasional
pascatambang serta pascaoperasi; sebagai pemimpin tertinggi di
dan lapangan.
6. pemanfaatan teknologi, kemampuan
rekayasa, rancang bangun,
pengembangan dan penerapan
teknologi pertambangan
BAB II BAGIAN KESATU
UMUM

Dalam pelaksanaan kaidah teknik Dalam hal pemegang IUP Dalam pelaksanaan kaidah
Operasi Produksi atau IUPK teknik pengolahan dan./atau
pertambangan yang baik, Pemegang
pemurnian, Pemegang IUP
IUP wajib Operasi Produksi melakukan
OPK Pengolahan dan/atau
Penambangan dengan metode Pemurnian wajib
•Mengangkat KTT sebagai pemimpin
Penambangan bawah tanah, •Mengangkat PTL sebagai
tertinggi di lapangan untuk
Pemegang IUP Operasi Produksi pemimpin tertinggi di
mendapatkan pengesahan dari KaIT
atau IUPK Operasi Produksi lapangan untuk
•Memiliki tenaga teknis wajib menunjuk Kepala mendapatkan pengesahan
pertambangan yang berkompeten dari KaIT
Tambang Bawah Tanah (KTBT) •Memiliki tenaga teknis
sesuai dengan ketentuan untuk mendapatkan pertambangan yang
perundang-undangan pengesahan dari KaIT berkompeten sesuai dengan
ketentuan perundang-
(Pasal 7 ayat 2)
undangan
(Pasal 7 ayat 1)
(Pasal 8 ayat 1)
IUJP wajib Mengangkat PJO PJO dan Tenaga teknis harus memiliki
kompetensi teknis Sesuai bidang usaha IUJP

Memiliki tenaga teknis yang kompeten sesuai


ketentuan peraturan per-UU-an

USAHA JASA?
PASAL 9
RESUME PEMIMPIN TERTINGGI DI LAPANGAN
PENERAPAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN
YANG BAIK

IUP Eksplorasi, IUP Operasi Pemegang IUP Operasi Pemegang IUP Operasi IUJP
Produksi, IUPK Ekplorasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi khusus untuk
dan IUPK Operasi Produksi Produksi yang melakukan pengolahan dan/atau
penambangan bawah tanah pemurnian

Kepala Teknik Tambang Kepala Tambang Bawah Penanggung Jawab Penanggung Jawab
(KTT) Tanah (KTBT) yang Teknik dan Lingkungan Operasional lapangan
bertanggung jawab kepada (PTL)
KTT

Mendapat Pengesahan dari Mendapat Pengesahan dari Mendapat Pengesahan Mendapat Pengesahan
Kepala Inspektur Tambang Kepala Inspektur Tambang dari Kepala Inspektur dari Kepala Teknik
(KaIT) (KaIT) Tambang (KaIT) Tambang (KTT)
BAGIAN KETIGA
PENGELOLAAN KESELAMATAN
PERTAMBANGAN DAN KESELAMATAN
PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN
MINERAL DAN BATUBARA

Paragraf 1 Paragraf 2 Paragraf 3


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengelolaan Keselamatan Sistem Manajemen
dan Keselamatan Operasi Pengolahan dan/atau Pemurnian Keselamatan Pertambangan
Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 16 dan Pasal 17
Pasal 18 dan Pasal 19
Pasal 14 dan Pasal 15
SMKP MINERBA
ELEMEN III
ORGANISASI
DAN
PERSONEL
ELEMEN VI
ELEMEN I DOKUMENTASI
KEBIJAKAN ELEMEN IV ELEMEN VII
IMPLEMENTASI TINJAUAN MANAJEMEN DAN PENINGKATAN

ELEMEN V KINERJA

ELEMEN II
PEMANTAUAN,
PERENCANAAN EVALUASI, DAN
TINDAK LANJUT

• SMKP Minerba tetap meliputi 7 elemen dengan sedikit penambahan nama pada Elemen
IV dan Elemen VII
BAB IV
Pengawasan Terhadap Kegiatan Usaha Pertambangan
Pasal 45

1) Menteri dan Gubernur sesuai dengan kewenangannya melakukan


pengawasan pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik,
pelaksanaan kaidah teknik pengolahan dan/atau pemurnian, dan
pelaksanaan kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik.
2) Pengawasan dilakukan oleh Inspektur Tambang melalui:
a. Evaluasi terhadap laporan berkala dan laporan khusus
b. Pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu apabila diperlukan
c. Penilaian atas keberahsilan program dan kegiatan
3) Dalam melakukan pengawasan, Inspektur Tambang melakukan
kegiatan inspeksi, penyelidikan, dan pengujian
4) Inspektur Tambang menyusun dan menyampaikan laporan hasil
inspeksi, penyelidikan, dan pengujian kepada KaIT
5) Laporan memuat perintah, larangan, dan petunjuk yang harus
segera ditindaklanjuti oleh pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi
Produksi Khusus pengolahan dan/atau pemurnian dan IUJP
6) Inspektur Tambang melakukan evaluasi terhadap laporan tindak
lanjut hasil inspeksi, penyelidikan, dan pengujian.
BAB IV
Pengawasan Terhadap Kegiatan Usaha Pertambangan
Pasal 46

Dalam melakukan inspeksi, penyelidikan, dan


pengujian, Inspektur Tambang berwenang:
a.Memasuki tempat kegiatan Usaha Pertambangan
setiap saat
b.Menghentikan sementara, sebagian, atau seluruh
kegiatan pertambangan Mineral dan Batubara
apabila kegiatan pertambangan dinilai dapat
membahayakan keselamatan pekerja/buruh
tambang, keselamatan umum, atau menimbulkan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan; dan
c.Mengusulkan penghentian sementara
sebagaimana dimaksud dalam huruf b menjadi
penghentian secara tetap kegiatan pertambangan
mineral dan batubara kepada
The Power ofKaIT.
PowerPoint | thepopp.com 52
BAB VI Sanksi Administratif
Pasal 50

Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Ekplorasi, IUP Operasi Produksi, dan


IUPK Operasi Produksi, Pemegang IUJP, Pemegang IPR yang tidak
mematuhi atau melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dikenakan sanksi administratif

Sanksi Administratif dapat berupa:


•Peringatan tertulis
•Penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha
•Pencabutan izin

Sanksi Administratif diberikan oleh Menteri atau gubernur sesuai


dengan kewenangannya.
Kepmen 1827
K/30/MEM/2018
Kepmen 1827 K/30/MEM/2018

Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV


Pedoman Permohonan, Evaluasi Pedoman Pengelolaan Teknis Pedoman Pelaksanaan Pedoman Penerapan SMKP
dan/atau Pengesahan Kepala Pertambangan Keselamatan Pertambangan dan Minerba
Teknik Tambang, Penanggung Keselamatan Pengolahan dan/atau
Jawab Teknik dan Lingkungan, Pemurnian Minerba
Kepala Tambang Bawah Tanah,
Pengawas Operasional, Pengawas
Teknis, dan/atau Penanggung
Jawab Operasional

Lampiran V Lampiran VI Lampiran VII Lampiran VIII


Pedoman Pelaksanaan Pedoman Kaidah Teknik Usaha
Pedoman Pelaksanaan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pedoman Pelaksanaan
Reklamasi dan Pascatambang Jasa Pertambangan dan
Pertambangan Minerba Konservasi Mineral dan
serta Pascaoperasi pada Evaluasi Kaidah Teknik Usaha
Batubara
Kegiatan Usaha Pertambangan Jasa Pertambangan
Mineral dan Batubara
Pedoman Permohonan, Evaluasi, dan/Atau
Pengesahan KTT, PTL, KTBT, Pengawas
LAMPIRAN I
LORUM IPSUM DOLOR
Operasional, Pengawas Teknis,
dan/atau PJO

Kriteria KTT Kriteria PTL


• KTT Kelas IV • PTL Kelas III
• KTT Kelas III • PTL Kelas II
• KTT Kelas II • PTL Kelas I
• KTT Kelas I
KTT Kelas IV

• Untuk Pemegang IPR


• Mempunyai sertifikat kualifikasi yang diakui KAIT

KTT Kelas III


a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot, Bor, Terbuka Berjenjang Tunggal, Kuari, dan Kapal
Keruk dan/atau Kapal Isap
b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
1) Tambang terbuka berjenjang tunggal, untuk batubara kurang dari atau sama dengan 150 metrik ton per hari
2) Mineral logam meliputi
i. Tambang semprot kurang dari atau sama dengan 1 ton bijih per hari
ii. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan menggunakan ponton kurang dari atau sama dengan 1 ton bijih
per hari
3) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi:
i. Kuari kurang dari atau sama dengan 250 ton batuan
ii. Mineral bukan logam dengan produksi kurang dari atau sama dengan 250 ton/hari
c. Tanpa menggunakan bahan peledak
d. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 50 orang
e. Memiliki sertifikat POP atau kualifikasi yang diakui KAIT
KTT Kelas II KTT Kelas I
a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot
a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang (hidrolis), Tambang Terbuka, Tambang Bawah Tanah, Kuari,
dan Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap
Semprot (hidrolis), Tambang Terbuka, Kuari, dan Kapal
b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
Keruk dan/atau Kapal Isap
1) Tambang terbuka untuk batubara lebih dari 500 metrik
b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
ton per hari
1) Tambang terbuka batubara kurang dari atau sama 2) Tambang bawah tanah untuk batubara pada semua
dengan 500 metrik ton per hari kapasitas produksi
2) Mineral logam meliputi 3) Mineral logam meliputi
i. Tambang terbuka untuk mineral logam kurang i. Tambang semprot lebih dari dengan 5 ton bijih
dari atau sama dengan 1500 ton bijih per hari per hari
ii. Tambang semprot kurang dari atau sama ii. Tambang terbuka untuk mineral logam lebih dari
dengan 5 ton bijih per hari 1500 ton bijih per hari
iii. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan iii. Tambang bawah tanah untuk mineral logam pada
menggunakan ponton kurang dari atau sama semua kapasitas produksi
dengan 5 ton bijih per hari iv. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap lebih dari 5 ton
3) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi: bijih per hari
i. Kuari kurang dari atau sama dengan 500 ton 4) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi:
ii. Mineral bukan logam dengan produksi kurang i. Mineral batuan atau bukan logam dengan
dari atau sama dengan 500 ton/hari produksi lebih dari 500 ton/hari
c. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 200 orang ii. Tambang bawah tanah mineral bukan logam pada
semua kapasitas produksi
d. Memiliki sertifikat POM atau kualifikasi yang diakui KAIT
c. Jumlah pekerja lebih dari 200 orang
d. Memiliki sertifikat POU atau kualifikasi yang diakui KAIT
PTL KELAS III PTL KELAS II PTL KELAS I
PTL Kelas II memenuhi kriteria PTL Kelas I memenuhi kriteria sebagai
PTL Kelas III memenuhi kriteria
sebagai berikut: berikut:
sebagai berikut:
•Bekerja pada pengolahan dan/atau •Bekerja pada pengolahan dan/atau
•Bekerja pada pengolahan mineral pemurnian mineral logam atau pemurnian mineral logam atau pengolahan
bukan logam dan batuan pengolahan batubara batubara

•Memiliki Sertifikat Kompetensi •Jumlah produksi di bawah 100.000 •Jumlah produksi sama dengan atau lebih
ton per tahun dari 100.000 ton per tahun
POP Pengolahan dan/atau
Pemurnian atau sertifikat kualifikasi •Jumlah pekerja kurang dari 1.000 •Jumlah pekerja sama dengan atau lebih dari
orang 1.000 orang
yang diakui oleh KAIT
•Memiliki Sertifikat POM Pengolahan •Memiliki Sertifikat POU Pengolahan
dan/atau Pemurnian atau sertifikat dan/atau Pemurnian atau sertifikat
kualifikasi yang diakui oleh KAIT
kualifikasi yang diakui oleh KAIT

Kriteria PTL
Bagaimana Persyaratan KTT untuk Warga Negara Asing?

• Memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan


kelas KTT yang diajukan atau memiliki Mine
Manager Certificate atau sertifikat sejenis yang
diterbitkan oleh negara asal dan diakui oleh
KaIT; dan
• Telah memiliki pendidikan dan pelatihan
terkait peraturan perundang-undangan dan
kebijakan mengenai penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik

Bila WNA yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
dengan predikat paling kurang madya dalam jangka 6 (enam) bulan).

KAIT dapat membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
LAMPIRAN IIII
Pedoman Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan
Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian

Bagian A: K3 Bagian B; KO

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Pelaksanaan Keselamatan Operasi


Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau Pertambangan dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian Mineral dan Batubara Pemurnian Mineral dan Batubara
KESELAMATAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN
KERJA PERTAMBANGAN KERJA
PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan


Pelaksanaan Keselamatan Kerja Pertambangan
Meliputi

Pendidikan dan
Manajemen Program Kampanye
Risiko LOREM
Keselamatan IPSUM
Keselamatan
Pelatihan

DOLOR
Kerja Kerja
consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod
tempor incididunt ut labore et dolore magna
aliqua

Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamatan Keadaan Darurat Keselamatan
Kerja dan Kejadian
Kerja
Berbahaya
Kriteria Kecelakaan Tambang
akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan dan/atau pemurnian atau akibat kegiatan penunjang
lainnya

mengakibatkan cidera pekerja terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat
tambang atau orang yang cidera atau setiap saat orang yang diberi izin; dan

diberi izin oleh KTT atau PTL

terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha


benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, pertambangan atau wilayah proyek
tidak direncanakan, dan tanpa unsur
kesengajaan;
Kriteria Cidera Akibat Kecelakaan Tambang

Cidera Ringan Cidera Berat Mati


• cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja
Cidera akibat kecelakaan tambang
tambang tidak mampu melakukan tugas semula selama sama Kecelakaan tambang yang
yang menyebabkan pekerja tambang dengan atau lebih dari 3 (tiga) minggu termasuk hari minggu
tidak mampu melakukan tugas dan hari libur;
mengakibatkan pekerja
semula lebih dari 1 (satu) hari dan • cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang mati akibat
kurang dari 3 (tiga) minggu, tambang cacat tetap (invalid); dan

kecelakaan tersebut
cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari
termasuk hari minggu dan hari
lamanya pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas
libur. semula, tetapi mengalami seperti salah satu di bawah ini:
punggung, pinggul, lengan bawah sampai ruas jari, lengan atas,
paha sampai ruas jari kaki, dan lepasnya tengkorak bagian,
pendarahan di dalam atau pingsan disebabkan kekurangan
oksigen, luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat
mengakibatkan ketidakmampuan tetap; atau persendian yang
lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi.
Pengelolaan Kesehatan Kerja

Program Kesehatan Kerja

Higiene dan Sanitasi

Pengelolaan Ergonomi

Pengelolaan Makanan, Minuman,


dan Gizi Pekerja Tambang

Diagnosis dan Pemeriksaan Penyakit


Akibat Kerja
pengelolaan
pengelolaan pengelolaan pengelolaan pengelolaan kuantitas dan
debu; kebisingan; getaran pencahayaan kualitas udara
kerja

Pengelolaan Lingkungan Kerja

pengelolaan
pengelolaan pengelolaan pengelolaan pengelolaan kebersihan
iklim kerja radiasi faktor kimia faktor biologi lingkungan
kerja
Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan

1 SISTEM DAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN/PERAWATAN


SARANA,PRASARANA, INSTALASI DAN PERALATAN PERTAMBANGAN
2 PENGAMANAN INSTALASI
TENAGA TEKNIS PERTAMBANGAN YANG BERKOMPETEN
3
DI BIDANG KESELAMATAN OPERASI

4
DAN PERALATAN PERTAMBANGANLOREM IPSUM
KELAYAKAN SARANA,PRASARANA, INSTALASI

5 EVALUASI HASIL KAJIAN TEKNIS PERTAMBANGAN

6 KESELAMATAN BAHAN PELEDAK DAN PELEDAKAN

7 KESELAMATAN FASILITAS PERTAMBANGAN

8 KESELAMATAN EXPLORASI

9 KESELAMATAN TAMBANG PERMUKAAN

10 KESELAMATAN TAMBANG BAWAH TANAH

11 KESELAMATAN KAPAL KERUK/KAPAL ISAP

12 KESELAMATAN PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN


LAMPIRAN IV SMKP Minerba

UUD 1945 UUD 1945


Pasal 27 (2) Pasal 33 (2 & 3)

UU Keselamatan Kerja UU Ketenagakerjaan UU Minerba


UU No.1/1970 UU No.13 /2003 UU No.4 /2009
Pasal 86 & 87 Pasal 96 & 141

PP Penerapan SMK3 PP Binwas Minerba


PP No. 50 / 2012 PP No.55 /2010
Pasal 16, 26 & 27
Pasal 4 (2) & 19

PP Keselamatan Kerja
Tambang SMKP Minerba
Pedoman Pelaksanaan Kaidah
PP No.19/1973 Kaidah Pertambangan Yg Teknik Pertambangan Yg Baik
Baik & Pengawasan Minerba Kepmen ESDM 1827.K/2018
Permen ESDM No. 26/2018 Lamp. IV
Pasal 18
LAMPIRAN IV SMKP Minerba
Permen ESDM No. 26 Th. 2018, Pasal 18
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi Produksi
khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan pertambangan.
Kepmen ESDM No. 1827.K/30/MEM/2018 (Lampiran IV)
Elemen SMKP Minerba:
1.Kebijakan
2.Perencanaan
3.Organisasi dan Personel
4.Implementasi
5.Pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut
6.Dokumentasi
7.Tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja

Audit
•Audit Internal wajib 1x dalam 1 Tahun
•Audit Eksternal apabila diperlukan oleh Lembaga Audit yang
ditunjuk Direktur Jenderal
KEPMEN ESDM RI No.
1827/K/30/MEM/2018
LAMPIRAN I
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
KTT/PTL
1.Membuat peraturan internal perusahan mengenai penerapan
kaidah teknik pertambangan yang baik
2.Mengangkat Pengawas Operasional dan Pengawas Teknik
3.Mengesyahkan PJO
4.Mengevaluasi kinerja PJO
5.Menerapkan standar sesuai dengan ketentuan
6.Menyampaikan laporan kegiatan kepada KAIT
7.Memiliki tenagan teknis yang kompeten
8.Melaksanakan manajemen resiko

KEMENTERIAN ESDM 71
KEPMEN ESDM RI No.
1827/K/30/MEM/2018
LAMPIRAN I
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
9.KTT/PTL
Menerapkan SMKP
10. Melaporkan penerapan pelaksanaan kaidah teknik kepada KAIT
11. Melaporkan B3
12. Melaporkan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan
13. Melaporkan adanya gejala pencemaran
14. Menyampaikan laporan kasus lingkungan paling lambat 1 x 24
jam
15. Menyampaikan pemberitahuan awal dan mealporkan kecelakaan
tambang, kejadian berbahaya, penyakit akibat kerja
16. Menetapkan tata cara baku penanggulangan pencemaran, tata
72
KEMENTERIAN ESDMcara baku penerapan kaidah teknik, …… dst
Kepmen ESDM RI No. 1827 Tahun 2018 Lampiran I

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS


OPERASIONAL
1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan
kesehatan semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya;
2. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;
3. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan dari semua orang yang
ditugaskan kepadanya; dan
4. Membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi,
dan pengujian;
Kepmen ESDM RI No. 1827 Tahun 2018 Lampiran I

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS TEKNIS


1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan pemasangan dan
pekerjaan serta pemeliharan yang benar semua sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan pertambangan yang menjadi tugasnya;
2. Merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan
yang telah direncanakan serta semua perbaikan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan pertambangan yang dipergunakan.
3. Mengawasi dan memeriksa semua sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung
jawabnya;
Kepmen ESDM RI No. 1827 Tahun 2018 Lampiran I

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS TEKNIS


4. Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan
pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
5. Melaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan sebelum digunakan,
setelah dipasang kembali, dan/atau diperbaiki; dan
6. Membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan,
dan pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
Keselamatan Pertambangan adalah segala kegiatan yang meliputi
pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan dan keselamatan
operasional pertambangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan adalah segala
kegiatan yang menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat dan sehat
melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan Operasi Pertambangan adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi operasional tambang yang aman, efisien dan produktif
melalui upaya, antara lain pengelolaan sistem dan pelaksanaan
pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan,
pengamanan instalasi, kelayakan sarana, kompetensi tenaga teknik dan evaluasi
laporan hasil kajian teknis pertambangan

KEMENTERIAN ESDM 76
ORGANISASI MANAGEMEN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
External & Internal Audit Komite K3
Kepala Teknik Tambang

Pengawas Pengawas
Teknis Operasional

Manager K3
Program K3 Manager K3

NO
No Zero Accident
Yes
YES

Zero Accident
KEMENTERIAN ESDM 77

Anda mungkin juga menyukai