Sarana dan
Peralatan
1- Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan
Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan
Pertambangan
Kepdirjen 185 Th 2019, Hal. 75-78
Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, dan
IPR membuat sistem dan melaksanakan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan Pertambangan untuk menjamin kegiatan operasional berjalan dengan aman, efisien dan
efektif. Perencanaan tersebut dibuat dan dilakukan oleh Tenaga Teknis Pertambangan yang
Berkompeten di bidang Keselamatan Operasi, dan ditetapkan oleh KTT atau PTL dengan paling
sedikit meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Membuat daftar sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
Daftar sarana, prasarana, instalasi, dan/ atau peralatan Pertambangan yang disusun paling sedikit
meliputi:
1) peralatan, paling sedikit meliputi:
(a) alat berat untuk pemindah tanah mekanis;
(b) alat penunjang Pertambangan;
(c) alat pemetaan dan pemantauan kestabilan lereng;
(d) kendaraan untuk mobilisasi karyawan dan barang;
(e) pesawat angkat dan/ atau angkut;
(f) peralatan perkakas tangan; dan
(g) peralatan listrik,
2) instalasi, paling sedikit meliputi:
(a) instalasi ban berjalan;
(b) instalasi listrik;
(c) instalasi pneumatic dan/atau hydraulic;
(d) instalasi bahan bakar cair;
(e) instalasi air;
(f) instalasi komunikasi;
(g) instalasi proteksi kebakaran; dan
(h) instalasi gas,
3) bangunan, paling sedikit meliputi:
(a) bangunan kantor;
(b) bengkel ( workshop);
(c) bangunan genset;
(d) gudang penyimpanan (warehouse);
(e) bangunan tempat pembuangan sampah;
(f) tangki timbun;
(g) bangunan tempat ibadah;
(h) bangunan klinik;
(i) jembatan;
(i) menara telekomunikasi;
(k) menara penyalur petir;
(l) kolam pengendap ( settling pond);
(m) mess (camp) dan bangunan pendukung;
(n) ruang kendali (control room);
(o) washing plant;
(p) fuel station;
(q) jalan tambang;
(r) stockpile; dan
( s) kolam pengelolaan air limbah;
b. Mengidentifikasi jenis dan karakteristik atas pemeliharaan atau perawatan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan pertambangan. Identifikasi jenis dan karakteristik atau tingkat risiko
dilakukan untuk perencanaan pemeliharaan dan perawatan terhadap sarana, prasarana, instalasi,
dan/ atau peralatan Pertambangan yang akan digunakan.
c. Menyusun dan menetapkan prosedur pemeliharaan atau perawatan berdasarkan hasil
identifikasi jenis dan karakteristik sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan,
berdasarkan hasil identifikasi jenis dan karakteristik sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
Pertambangan.
d. merencanakan program dan jadwal pemeliharaan atau perawatan sarana, prasarana, instalasi,
dan peralatan pertambangan berdasarkan hasil identifikasi jenis dan karakteristik atau tingkat
risiko sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan Pertambangan; Pemegang IUP, IUPK, IUP
Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/ atau Pemurnian, dan IPR paling sedikit
melakukan hal-hal sebagai berikut.
1) melakukan identifikasi dan pendaftaran sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
Pertambangan;
2) melakukan kajian yang mengacu pada aspek Keselamatan Pertambangan, manual
instruction atau original equipment manufacture atau produsen peralatan asli, dan pengalaman
pengoperasian sebelumnya;
3) menentukan klasifikasi tingkat criticality sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
sebagai dasar penetapan prioritas, frekuensi, dan ketersediaan suku cadang; dan
4) menyusun rencana implementasi program meliputi jadwal, hasil pemeriksaan dan
pengujian, penyelidikan, evaluasi dan analisis pemeliharaan dan perawatan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan Pertambangan.
e. Melaksanakan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan; Apabila program pemeliharaan dan perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan/
atau peralatan Pertambangan yang sudah ditetapkan tidak dilakukan sesuai dengan jadwalnya,
maka dilakukan kajian oleh Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di bidang
Keselamatan Operasi;
f. Evaluasi hasil pelaksanaan pemeliharaan atau perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan. Pelaksanaan evaluasi terhadap hasil rekaman data dan hasil
pelaksanaan pemeliharaan atau perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan/ atau peralatan
Pertambangan dilakukan bersamaan dengan uji kesiapan sebelum sarana, prasarana, instalasi,
dan/ atau peralatan Pertambangan dioperasikan; dan
g. Tindak lanjut hasil evaluasi dan peningkatan kinerja pemeliharaan/perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan.
Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/ atau Pemurnian, dan
IPR melakukan inspeksi dan/ atau monitoring sarana, prasarana, instalasi, dan/ atau peralatan
berupa program untuk mengidentifikasi potensi kerusakan awal, serta menetapkan mekanisme
pelaporan internal terhadap potensi kerusakan dan/ atau kerusakan beserta pelaksanaan tindak
lanjutnya.
Pengamanan
Instalasi
2-Pengamanan Instalasi
Kepdirjen 185 Th 2019, Hal. 78
Pemegang IUP, IUPK, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian
melaksanakan pengamanan instalasi dengan paling sedikit melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. membuat daftar instalasi;
b. mengidentifikasi kebutuhan pengaman atas instalasi;
c. menyusun dan menetapkan prosedur pengamanan instalasi;
d. menyusun dan menetapkan desain pengamanan instalasi;
e. menyusun dan menetapkan prosedur proses pemasangan instalasi;
f. menyusun dan menetapkan prosedur pemeliharaan pengamanan instalasi; dan
g. menerapkan, memantau dan mengevaluasi sistem pengamanan instalasi oleh Tenaga Teknis
Pertambangan yang Berkompeten di bidang Keselamatan Operasi;
Tenaga Teknis
Keselamatan
Operasi
3-Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di
Bidang Keselamatan Operasi
Dalam menyusun dan menetapkan prosedur, membuat program dan jadwal, serta melaksanakan
pengujian kelayakan, pengamanan dan pemeliharaan terhadap sarana, prasarana, instalasi dan
peralatan pertambangan dilakukan oleh Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di
bidang Keselamatan Operasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kelayakan Sarana,
Prasarana, Instalasi,
dan Peralatan
Pertambangan
4-Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan
Pertambangan.
Kepmen 1827 Th 2018, Lampiran III, Hal. 155
Kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan dengan melaksanakan uji dan
pemeliharaan kelayakan. Kegiatan pertambangan memerlukan fasilitas penunjang berupa sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan yang dinyatakan layak sesuai dengan tata cara
pengujian sebagai berikut:
a. mengidentifikasi kebutuhan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan sesuai dengan
karakteristik kegiatan pertambangannya;
b. menetapkan daftar sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan yang dibutuhkan sesuai
hasil identifikasi;
c. menyusun dan menetapkan prosedur pengujian kelayakan sarana, prasarana, instalasi,
dan peralatan.
d. melaksanakan pengujian kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan;
e. evaluasi hasil pengujian kelayakan sarana, prasarana, instalasi; dan peralatan terhadap
standar yang menjadi acuan; dan
f. menetapkan daftar sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan yang dinyatakan layak
untuk dioperasikan
Kepdirjen 185 Th 2019, Hal. 79-83
Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/ atau Pemurnian, dan
IPR memastikan keselamatan operasi sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan Pertambangan.
Kelayakan operasi dipastikan melalui pengujian dan pemeliharaan sarana, prasarana, instalasi,
serta peralatan Pertambangan, yang paling sedikit meliputi:
a. Kelayakan Peralatan dan Instalasi
3) terhadap peralatan yang dibuat berdasarkan pesanan dan bukan produksi massal,
Pemegang IUP, IUPK, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/ atau
Pemurnian menyampaikan dokumen teknis peralatan tersebut yang telah dievaluasi oleh
perusahaan jasa inspeksi teknik kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan
kewenangannya.
4) pembongkaran instalasi berupa pekerjaan pelepasan dan pemotongan sebagian atau
keseluruhan instalasi yang sudah tidak dipergunakan serta pemindahan/pengangkutan hasil
pembongkaran ke lokasi yang telah ditentukan paling sedikit dengan ketentuan:
a) pembongkaran instalasi dilaksanakan dengan menggunakan teknologi yang sesuai
dengan standar nasional Indonesia atau standar internasional dan
b) evaluasi dan kajian teknis sebelum melaksanakan pembongkaran oleh KTT atau PTL
yang memenuhi aspek keselamatan operasi Pertambangan.
5) perhitungan sisa umur pakai terhadap peralatan paling sedikit dengan ketentuan:
a) KTT atau PTL melakukan perhitungan sisa umur pakai terhadap peralatan yang akan
digunakan, termasuk peralatan yang tidak memiliki data manufaktur. Hasil perhitungan sisa
umur pakai digunakan untuk menentukan masa pakai peralatan, termasuk jika peralatan telah
melewati masa umur pakai dengan menggunakan spesifikasi material yang terendah atau
melakukan uji mechanical properties atau chemical material.
b) penilaian sisa umur pakai peralatan ini paling sedikit meliputi:
(1) pengumpulan data teknis, riwayat pengoperasian, pemeliharaan, dan data teknis
manufaktur serta kondisi operasi terakhir;
(2) pengujian dengan menggunakan metode tertentu sesuai dengan kondisi peralatan
yang akan diuji, untuk mengetahui kondisi terkini peralatan;
(3) melakukan perhitungan rekayasa sisa umur pakai atau dengan metode lain yang sesuai
dengan standar nasional Indonesia atau standar internasional yang berlaku; dan
(4) menetapkan metode dan frekuensi pemeriksaan dan pengujian yang akan dilakukan
selama sisa umur pakai peralatan.
e. Kelayakan Perkakas
3) alat penghenti dalam keadaan darurat dan alat tanda peringatan paling sedikit dengan
ketentuan:
a) setiap ban berjalan yang dioperasikan dilengkapi dengan tali darurat pada lokasi yang
mudah dijangkau sepanjang ban berjalan, yang fungsinya dapat menghentikan ban berjalan
apabila ditarik.
b) apabila panjang keseluruhan ban berjalan dapat terlihat, baik dari tempat untuk
menghidupkan, maka operator melihat untuk memastikan bahwa semua orang berada pada
tempat yang aman sebelum ban berjalan dioperasikan. Dalam hal ini, sistem peringatan bunyi
atau visual dipasang dan dibunyikan atau dinyalakan sebelum ban berjalan dioperasikan.
c) apabila ban berjalan dioperasikan dengan alat kendali jauh atau secara otomatis, maka
ban berjalan tersebut secara berurutan dari ujung pengirim ke ujung penerima dari sistem
tersebut dan setiap ban berjalan dilengkapi dengan alat pemberi peringatan sebelum
dioperasikan dan dipasang tanda peringatan yang menjelaskan bahwa ban berjalan dapat
beroperasi secara otomatis beroperasi.
d) semua alat kendali otomatis, tele-otomatis dan sistem pengendali jarak jauh dilengkapi
dengan alat yang dapat saling mengunci untuk memutuskan arus apabila terjadi kerusakan
dalam pengoperasian.
e) area disekitar roda penggerak atau head pulley dan roda pembalik atau tail pulley dari
ban berjalan dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran.
4) pagar pengaman paling sedikit dengan ketentuan:
a) roda penggerak (head pulley) dan roda pembalik (tail pulley) dari ban berjalan dilengkapi
pagar pengaman dengan tinggi minimum sama dengan tinggi roda penggerak atau roda
pembalik.
b) ban berjalan yang tinggi diberi pagar pengaman, apabila tidak ada pengaman, orang
yang masuk dibatasi hanya untuk keperluan perawatan dan pembersihan.
c) konstruksi pengimbang berat atau counter weight dari ban berjalan agar dilengkapi
dengan pagar pengaman.
d) pagar pengaman tidak boleh dilepas pada saat ban berjalan dalam keadaan beroperasi.
6) instalasi anjungan ban berjalan dan alat penyebar tanah penutup atau spreader paling sedikit
dengan ketentuan:
a) bagian dari instalasi anjungan ban berjalan, alat penyebar tanah penutup, mesin gali
beserta seluruh tangga dan lantainya rutin dibersihkan sebelum dimulainya gilir kerja.
b) instalasi anjungan ban berjalan dan alat penyebar tanah penutup dilengkapi dengan
instrumen pengukur, tombol pengaman, sinyal dan alat komunikasi yang selalu berfungsi
dengan baik. Sebagai tambahan rem otomatis maka undercarriage dilengkapi dengan rem
tangan.
c) instalasi anjungan ban berjalan dan alat penyebar tanah penutup dilengkapi dengan
instrumen otomatis yang mengukur kecepatan dan arah angin secara terus menerus yang
dihubungkan dengan sistem sinyal keadaan darurat dan dengan sistem pengendali roda atau
rantai penyangga dari alat penyebar tanah penutup.
d) jalur ban berjalan pada instalasi anjungan ban berjalan dan alat penyebar tanah
penutup dilengkapi dengan lantai pijakan yang mempunyai pagar pengaman di kedua sisinya.
Setiap penyeimbang berat yang letaknya dekat ke jalan atau jalur lalu lintas diberi pagar
pengaman secara ef ektif.
e) apabila alat penyebar tanah penutup, baik dari jenis yang berjalan di atas tanah maupun
di atas rel sedang bergerak tidak diperkenankan kendaraan pengangkut, mesin atau peralatan
lainnya atau orang melintas di kolong jembatan gantungnya.
f) instalasi anjungan ban berjalan tidak boleh dekat dengan bangunan atau alat-alat
tambang atau alat angkut dalam jarak kurang dari 1 (satu) meter atau beroperasi pada posisi di
atas alat kerja tambang dan alat angkut lainnya.
g) jarak tegak lurus antara ujung jembatan penumpah pada instalasi anjungan ban berjalan
dengan puncak dari timbangan minimum 3 (tiga) meter. Untuk alat penyebar tanah penutup
dari jenis yang mempunyai ban berjalan dengan jembatan gantung yang bergerak secara
berkala, jarak tersebut tidak kurang dari 1,5 (satu koma lima) meter. Apabila terdapat tanda-
tanda longsornya timbunan, jembatan gantungnya segera dipindahkan dari daerah bahaya
tersebut.
h) pada saat cuaca buruk, badai, hujan lebat atau kabut, jarak pandang kurang dari 25 (dua
puluh lima) meter, maka lalu lintas Pekerja atau pekerjaan pada instalasi anjungan ban berjalan
dihentikan. Menjalankan roda atau rantai penyangga instalasi anjungan ban berjalan tidak
diperkenankan apabila roda atau rantai penyangga tersebut terendam air.
i) pada saat melakukan perbaikan pada instalasi anjungan ban berjalan, membongkar rem
otomatis dan rem bawah tanah secara bersamaan tidak diperkenankan.
a) pipa penyalur merupakan bentang pipa berikut fasilitasfasilitas terkait yang di luar pagar
fasilitas instalasi atau tidak terkontrol yang digunakan untuk mengalirkan dan menyalurkan
material.
b) persyaratan pemasangan pipa penyalur mengacu pada standar nasional Indonesia atau
standar International.
c) pembangunan pipa penyalur dilakukan dengan penelaahan dokumen berupa lokasi, jadwal
penyelesaian pembangunan, spesifikasi perencanaan, spesifikasi prosedur las dan rekaman
kualifikasi prosedur serta catatan kualifikasi unjuk kerja juru atau operator las, prosedur
reparasi, spesifikasi material yang digunakan, prosedur pengoperasian dan pemeliharaan,
prosedur pembersihan dan pengeringan, serta data piranti pengaman
e) hasil rancang bangun pipa penyalur mi sebelum dilakukan instalasi dilakukan pemeriksaan
teknis oleh pihak independen yang kompeten yang ditunjuk oleh KTT atau PTL.
2) Commissioning pipa penyalur meliputi:
1) sebelum pipa penyalur dioperasikan, maka dilakukan pemeriksaan fisik meliputi identifikasi
material yang akan digunakan, paling sedikit dengan ketentuan:
a) pemeriksaan lokasi jalur pipa penyalur untuk memastikan klasifikasi area;
b) tipe konstruksi dari jarak aman yang tersedia;
c) pemeriksaan persiapan pengelasan dan kesamaan sumbu serta kelurusan sambungan
pipa;
d) pemeriksaan sistem penyangga pipa dan perparitan untuk pipa bawah tanah;
e) penelaahan hasil uji tidak merusak (rwn destructive test);
f) kondisi dan rekaman hasil uji sistem pengendalian korosi serta pemberat pipa (khusus
pipa penyalur lepas pantai);
g) pemeriksaan pelaksanaan pembersihan dan pengeringan dalam pipa penyalur;
h) pemeriksaan kelengkapan piranti pengaman; dan
i) pemeriksaan pelaksanaan uji tekan dan kelengkapan peralatan uji.
3) sebelum dioperasikan pipa penyalur dilakukan pemeriksaan dan pengujian teknis oleh pihak
independen yang yang kompeten dan ditunjuk KTT atau PTL.
5) pemeriksaan pipa penyalur dilakukan secara periodik oleh KTT atau PTL dan/ atau
perusahaan jasa yang ditunjuk, mengacu kepada standar yang berlaku.
f) IT dapat mengambil conto (sampel) minyak pelumas bekas dari kompresor untuk pengujian
titik nyalanya, dengan biaya Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/ atau Pemurnian, dan IPR yang bersangkutan.
4) konstruksi dan alat keselamatan bejana tekan paling sedikit dengan ketentuan:
a) bejana udara yang bertekanan sangat tinggi, dipastikan mempunyai faktor keamanan
minimum 5 (lima) kali tekanan maksimum yang diizinkan.
b) semua konstruksi pipa dan sambungannya dipastikan selalu mampu menahan tekanan
dan aliran udara.
c) pada setiap kompresor dan bejana dipastikan dipasang perlengkapan pengaman untuk
menjaga kestabilan pada tekanan maksimum yang diizinkan. Perlengkapan tersebut meliputi
pengukur tekanan, pengukur temperatur dan keran pengaman yang dapat melepaskan
tekanan yang berlebihan.
d) KTT atau PTL menetapkan tekanan udara kerja maksimum dan tertulis jelas pada setiap
kompresor dan bejana udara tekan.
Kajian teknis dilakukan pada saat awal kegiatan atau sebelum dimulainya kegiatan pertambangan.
Apabila terjadi perubahan atau modifikasi terhadap proses, sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan maka hasil evaluasinya disampaikan kepada KaIT / Kepala Dinas atas
nama KaIT.
Manajemen perubahan dilakukan apabila terjadi perubahan pada sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan Pertambangan paling sedikit meliputi:
a. spesifikasi;
b. fungsi; dan/ atau
c. peralatan keselamatan