Anda di halaman 1dari 104

Herna Rosalin Manullang (Inspektur Tambang)

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA


DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Peraturan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik
“Ketentuan lebih lanjut mengenai Keselamatan Operasi pertambangan dan pengolahan dan/atau pemurnian
mineral dan batubara ditetapkan lebih lanjut dalam suatu petunjuk teknis oleh Direktur Jenderal”.

Keputusan Dirjen
Mineral dan Batubara
Nomor
185/30/DJB/2019

Petunjuk Teknis
Permen ESDM No 26 Tahun 2018 Pelaksanaan Keselamatan
Kepmen ESDM No Pertambangan dan
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan 1827K/30/MEM/2018 Pelaksanaan, Penilaian, dan
Yang Baik dan Pengawasan Pelaporan SMKP Minerba
Pertambangan Mineral dan Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Batubara Teknik Pertambangan yang Baik
Dasar Hukum terbitnya Petunjuk teknis
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan
Mineral dan Batubara
Pasal 15 “Menteri menetapkan pedoman pelaksanaan keselamatan pertambangan...”
Pasal 17 ” Menteri menetapkan pedoman pelaksanaan keselamatan Pengolahan dan/atau
Pemurnian…”

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1827.K/30/MEM/2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.
Lampiran III. (Halaman 183) “Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Keselamatan Operasi
Pertambangan atau Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan batubara ditetapkan lebih lanjut
dalam suatu petunjuk teknis oleh Direktur Jenderal”
Keselamatan pertambangan, meliputi:

Keselamatan dan Kesehatan kerja Pertambangan

Keselamatan
LOREM
Kesehatan Lingkungan
SMKP
Kerja
Kerja
IPSUM
kerja Minerba

DOLOR

Keselamatan Operasi Pertambangan


Maksud dan Tujuan Petunjuk Teknis Keselamatan Operasi Pertambangan Minerba
Maksud
1. sebagai pedoman bagi pemegang IUP, IUPK, IUP OPK Pengolahan dan/atau Pemurnian, atau IPR
dalam pelaksanaan Keselamatan Pertambangan atau keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian
mineral dan batubara,
2. sebagai pedoman dalam melaksanakan Binwas Keselamatan Pertambangan atau keselamatan
pengolahan dan/atau pemurnian minerba

Tujuan
1. Terdapat standardisasi dalam pemenuhan persyaratan teknis
Keselamatan Pertambangan minerba
2. Menciptakan keseragaman serta persamaan persepsi dalam
menyusun dan menerapkan pengelolaan Keselamatan
Pertambangan minerba; dan
3. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi Perusahaan
Pertambangan, serta Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan keselamatan operasi Pertambangan minerba.
Ruang Lingkup
Petunjuk Teknis
Keselamatan Operasi

#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!


Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Keselamatan Operasi
1 Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana,
Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
2 Pengamanan Instalasi
3 Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di Bidang
Keselamatan Operasi
4 Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan
Pertambangan
5 Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan
6 Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan
7 Keselamatan Fasilitas Pertambangan
8 Keselamatan Eksplorasi
9 Keselamatan Tambang Permukaan
10 Keselamatan Tambang Bawah Tanah
11 Keselamatan Kapal Keruk/Isap
12 Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian
#1
Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana, Instalasi,
dan Peralatan Pertambangan

1. Membuat daftar sarana, prasaran, 2. Mengidentifikasi jenis dan


instalasi, dan/atau peralatan karakteristik atas pemeliharaan atau
perawatan

3. Menyusun dan menetapkan 4. Merencanakan program dan


prosedur pemeliharaan atau jadwal pemeliharaan atau
perawatan perawatan

5. Melaksanakan program 6. Melakukan evaluasi hasil


pemeliharaan/perawatan pelaksanaan pemeliharaan atau
perawatan

7. Melaksanakan tindak lanjut hasil Dibuat dan dilakukan oleh


evaluasi dan peningkatan
kinerja pemeliharaan/perawatan
Tenaga Teknis Pertambangan
yang Berkompeten
TERMINOLOGI SARANA, PRASARANA, PERALATAN DAN INSTALASI
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.
 Light Vehicle (LV), Manhaul (bus), Lowboy untuk kepentingan mengangkut bahan non tamabang

Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
(usaha, pembangunan, proyek)
(a) bangunan kantor; Peralatan pertambangan, antara lain
(b) bengkel (workshop); (a) alat berat untuk pemindah tanah mekanis;
(e) bangunan genset; (b) alat penunjang Pertambangan;
(d) gudang penyimpanan (warehouse); (c) alat pemetaan dan pemantauan kestabilan lereng;
(e) bangunan tempat pembuangan sampah; (e) pesawat angkat danjatau angkut;
(f) tangki timbun; (f) peralatan perkakas tangan; dan
(g) bangunan tempat ibadah; (g) peralatan listrik,
(h) bangunan klinik;
(i) jembatan;
(j) menara telekomunikasi; Instalasi pertambangan, antara lain
(k) menara penyalur petir; (a) instalasi ban berjalan;
(l) kolam pengendap (settling pond); (b) instalasi listrik;
(m) mess (camp) dan bangunan pendukung; (c) instalasi pneumatic danjatau hydraulic;
(n) ruang kendali (control room); (d) instalasi bahan bakar cair;
(0) washing plant; (e) instalasi air;
(P) fuel station;
(f) instalasi komunikasi;
(q) jalan tambang;
(r) stockpile; dan (g) instalasi proteksi kebakaran; dan
(s) kolam pengelolaan air limbah; (h) instalasi gas,
#1
Merencanakan program dan jadwal pemeliharaan atau perawatan
Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
Berdasarkan hasil identifikasi jenis dan
karakteristik atau tingkat risiko, dengan melakukan:

melakukan identifikasi dan pendaftaran sarana, prasarana,


instalasi, dan peralatan Pertambangan;

melakukan kajian yang mengacu pada aspek Keselamatan


Pertambangan, manual instruction atau original equipment
manufacture atau produsen peralatan asli, dan pengalaman
pengoperasian sebelumnya;

menentukan klasifikasi tingkat criticality sarana, prasarana,


instalasi, dan peralatan sebagai dasar penetapan prioritas,
frekuensi, dan ketersediaan suku cadang; dan

menyusun rencana implementasi program meliputi jadwal, hasil


pemeriksaan dan pengujian, penyelidikan, evaluasi dan analisis
pemeliharaan dan perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan Pertambangan
#2
Pengamanan Instalasi
• membuat daftar instalasi;
• mengidentifikasi kebutuhan pengaman atas
instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur
pengamanan instalasi;
• menyusun dan menetapkan desain
pengamanan instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur proses
pemasangan instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur
pemeliharaan pengamanan instalasi; dan
• menerapkan, memantau dan mengevaluasi
sistem pengamanan instalasi oleh Tenaga Teknis
Pertambangan yang Berkompeten di bidang
Keselamatan Operasi;
#3
Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di Bidang Keselamatan Operasi

Dalam menyusun dan menetapkan prosedur,


membuat program dan jadwal, serta
melaksanakan pengujian kelayakan,
pengamanan dan pemeliharaan terhadap
sarana, prasarana, instalasi dan peralatan
pertambangan dilakukan oleh Tenaga Teknis
Pertambangan yang Berkompeten di bidang
Keselamatan Operasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
#3
Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di Bidang Keselamatan Operasi
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
• mengidentifikasi kebutuhan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan sesuai dengan karakteristik
kegiatan pertambangannya;
• menetapkan daftar sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan yang dibutuhkan sesuai hasil identifikasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur pengujian
kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan.
• melaksanakan pengujian kelayakan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan;
• evaluasi hasil pengujian kelayakan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan terhadap standar
yang menjadi acuan; dan
• menetapkan daftar sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan yang dinyatakan layak untuk dioperasikan.
#4
# Keselamatan Peralatan dan Instalasi
Lampiran II Lampiran III Lampiran IV Lampiran V

Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi dan Peralatan Pertambangan setiap tahun disampaikan dalam RKAB,
kemudian Kepala Teknik Tambang melaporkan kepada Kepala Inspektur Tambang hasil pengujiannya.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan

Pengaturan keselamatan fasilitas dan kelayakan peralatan dan instalasi paling sedikit
meliputi:
a. perencanaan dan fabrikasi instalasi;
b. pengoperasian peralatan dan/atau instalasi yaitu:
1. Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan oleh tim ahli internal
perusahaan yang kompeten atau perusahaan jasa inspeksi teknis
mempunyai IUJP yang ditunjuk dan disetujui oleh KTT atau PTL. Hasil uji
kelayakan disampaikan kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
dengan kewenangannya.
2. Pemeriksaan dan pengujian kelayakan instalasi dilakukan secara berkala
dalam 1 kali setiap 5 tahun sedangkan untuk peralatan maksimum 3 tahun
sesuai hasil pemeriksaan, dan pemeriksaan secara berkala paling sedikit 1
kali setiap 1 tahun oleh KTT atau PTL.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
a. Dalam rangka mengevaluasi kelayakan tersebut, KaIT
atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan
kewenangannya dapat meminta KTT atau PTL untuk
melakukan presentasi dan/atau menugaskan IT untuk
melakukan verifikasi lapangan.

b. terhadap peralatan yang dibuat berdasarkan pesanan dan


bukan produksi massal, Pemegang Izin menyampaikan
dokumen teknis peralatan tersebut yang telah dievaluasi
oleh perusahaan jasa inspeksi teknik kepada KaIT atau
Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan
kewenangannya.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Instalasi Perlistrikan, meliputi:

a. rencana pemeriksaan, pengujian, pemeliharaan dan perawatan instalasi


listrik yang dibuat oleh ahli listrik dipastikan aman dan ditetapkan oleh
KTT atau PTL.
b. instalasi listrik dipastikan diuji oleh orang yang kompeten atau
berkemampuan sesuai SKKNI dengan mempertimbangkan kompleksitas
operasional
c. setiap perubahan pada instalasi dicatat dalam buku listrik dan pada
bagan instalasi listrik.
d. Peralatan listrik meliputi unit power generator; unit power
transformer; unit switchgear; unit motor control center yang dipastikan
dilakukan uji kelayakan secara berkala.
e. KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan kewenangannya
dapat meminta KTT atau PTL untuk melakukan presentasi dan/atau
menugaskan IT untuk melakukan verifikasi lapangan.
#4
Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Instalasi Kelistrikan
# Keselamatan Instalasi Kelistrikan
1. Pembumian dan/atau tindakan pencegahan lain;
2. Peralatan listrik dan permesinan; Pembumian/
3. Orang yang bertugas dan bertanggung jawab; Grounding
4. Sistem kerja dan alat yang aman;
5. Penyakelaran atau switching;
6. Pengamanan terhadap petir;
7. Baterai;
8. Sambungan dalam sistem; MCB
9. Pengaman arus lebih;
10.Sarana pemutus arus dan pemisah pengaman;
11.Penandaan pada alat listrik;
12.Diagram sirkuit; Penyakelaran/
13.Lampu penerangan umum, lampu darurat, lampu portabel, switching
dll
#4
Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Instalasi Peralatan Hidrolik dan Pneumatik

a. tangki penampungan atau reservoir sistem hidrolik dilengkapi


dengan indikasi level oli, suhu dan tekanan yang dapat terlihat
jelas serta tidak boleh melebihi standar pabrik pembuatnya.
b. pemasangan hidrolik dilengkapi dengan pengaman terhadap
bahaya kebakaran dan terdapat gambar rangkaian hidrolik yang
menjelaskan fungsi dan cara kerja dengan menggunakan simbol
yang standar.
c. selang penyalur tenaga ke sistem dilengkapi dengan pengaman.
d. terdapat titik isolasi yang dapat digunakan untuk mematikan
tenaga hidrolik dan terpasang di dekat system hidrolik tersebut.
e. control panel pneumatik terpasang regulator dan air filter yang
dapat dikunci.
#2
Contoh Pengamanan Instalasi
1. Tidak ada  Pressure
pressure gauge safety
pada pompa valve
tekanan tinggi. dipasang
dengan
2. Hose tekanan kondisi
tinggi pada outletnya
sambungan T joint ditutup.
menggunakan hose
yang bukan
pabrikan/original/cri
mping sehingga harus
memakai rantai
pengikat.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Instalasi Komunikasi

a. pekerjaan instalasi komunikasi dilakukan


oleh orang yang kompeten atau memiliki
kemampuan.
b. dilengkapi dengan penangkal petir pada
saluran antena.
c. radio dipastikan ditempatkan pada
kendaraan atau unit dengan posisi tidak
menghalangi pandangan pengemudi dan
mudah dijangkau.
d. Kekuatan daya pancar mengikuti ketentuan
yang berlaku.
#4
Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Instalasi Perkakas

a. Jenis-jenis Perkakas yaitu perkakas tangan yang digerakkan oleh listrik, hidrolik,
pneumatik dan bertenaga motor bakar;
b. Pengelolaan keselamatan operasi dan kelayakan yaitu dilakukan oleh orang yang
kompeten atau berkemampuan, dilakukan uji kelayakan dari perkakas tersebut,
tersedia tempat penyimpanan (tool room), setiap modifikasi disetujui oleh KTT
atau PTL, pengunaan APD disesuaikan dengan jenis perkakas yang digunakan;
c. Perkakas tangan bertenaga listrik berikut perangkatnya diperiksa dan diuji serta
diberi label secara berkala dan penggantian suku cadang sesuai dengan standar
pabrik pembuatnya.
d. Perkakas tangan bertenaga hidrolik atau pneumatik dihubungkan ke suplai energi
dilengkapi dengan klem pengunci serta dipasang tali pengikat pada selang
tersebut untuk mencegah ayunan yang tidak terkendali.
e. Perkakas tangan bertenaga motos bakar tidak boleh digunakan di ruang terbatas
kecuali dilengkapi dengan ventilasi udara yang memadai.
#4
Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Operasi Ban Berjalan (Conveyor)

a. Ban berjalan di tunnel dan di permukaan hanya untuk keperluan produksi, jika untuk
mengangkut orang perlu mendapat persetujuan KTT atau PTL.
b. Berjalan di sepanjang ban berjalan diizinkan untuk pekerjaan perawatan dan ban
berjalan tersebut telah dimatikan dan dikunci sumber arusnya.
c. Setiap ban berjalan yang dioperasikan dilengkapi dengan tali darurat pada lokasi yang
mudah dijangkau sepanjang ban berjalan, yang fungsinya dapat menghentikan ban
berjalan apabila ditarik.
d. Ban berjalan dilengkapi dengan alat penghenti dalam keadaan darurat dan alat tanda
peringatan.
e. Apabila ban berjalan dioperasikan dengan alat kendali jauh atau otomatis, maka setiap
ban berjalan dilengkapi dengan alat pemberi peringatan sebelum dioperasian
f. Ban berjalan dilengkapi dengan pagar pengaman.
g. Melakukan pemeliharaan dan perawatan.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Pipa Penyalur
a. pembangunan pipa penyalur dilakukan dengan penelaahan
dokumen berupa lokasi, jadwal penyelesaian pembangunan,
spesifikasi perencanaan, spesifikasi prosedur las dan rekaman
kualifikasi prosedur serta catatan kualifikasi unjuk kerja juru
atau operator las, prosedur reparasi, spesifikasi material yang
digunakan, prosedur pengoperasian dan pemeliharaan,
prosedur pembersihan dan pengeringan, serta data piranti
pengaman.
b. KTT atau PTL menjamin bahwa pipa penyalur dalam kondisi
aman saat dioperasikan.
c. KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya dapat menugaskan IT untuk mengevaluasi
kembali kelayakan penggunaan instalasi apabila terdapat
hal-hal yang menyebabkan pipa penyalur tidak laik dan tidak
aman untuk dioperasikan.
#4
Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Bejana Tekan dan Katup Pengaman

a. Setiap bejana tekan dilengkapi dengan katup pengaman yang


sesuai.
b. pada pemeriksaan pertama, dilakukan uji hidrostatik. Pada
pemeriksaan berkala hanya dilakukan pengecekan fisik berupa
pengukuran ketebalan dan kebocoran.
c. KTT atau PTL memastikan bahwa bejana tekan dalam kondisi
aman saat dioperasikan dan melaporkan hasil pengujian
tersebut
d. KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai kewenangannya
dapat menugaskan IT untuk mengevaluasi kembali kelayakan
penggunaan peralatan apabila terdapat hal-hal yang
menyebabkan bejana tekan tidak laik dan tidak aman untuk
dioperasikan.
e. Kompresor, suhu udara tekan tidak boleh lebih tinggi dari 40
derajat celcius.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Pesawat Angkat dan Angkut

a. Mengatur tentang konstruksi, peralatan, dan


pemancangan
b. pemeriksaan dan pengujian kelayakan pesawat angkat
dan/atau angkut dilakukan secara berkala paling lama 3
tahun. Jika ditemukan ketidaksesuaian terhadap spesifikasi,
fungsi, dan pembebanan dari hasil uji kelayakan, KaIT atau
Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai kewenangannya dapat
meminta KTT atau PTL untuk melakukan presentasi
dan/atau menugaskan IT untuk melakukan verifikasi
lapangan.
c. KTT atau PTL melaporkan hasil pengujian tersebut kepada
KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya.
#4
Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Pesawat Angkat dan Angkut
Ketentuan kelayakan operasi pesawat angkat dan/atau angkut:
1. Pesawat angkat dan/atau angkut dilengkapi dengan tanda bunyi dan lampu untuk memperingatkan orang jika sedang
bergerak.
2. Dilengkapi dengan alat pengaman atau rem
3. Dilengkapi dengan marking beban kerja yang aman atau safety working load (SWL)
4. Dilengkapi dengan indikator beban dari pabrikan.
5. Pesawat angkat dan/atau angkut tidak boleh melebihi beban kerja peralatan, kecuali untuk maksud pengujian yang
dilakukan oleh Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten.
6. Apabila pengujian dilakukan kurang dari kapasitasnya, maka penentuan kapasitas mengacu pada kapasitas saat dilakukan
pengujian.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Angkutan Air
a. setiap penggunaan jalan perairan atau dermaga yang
ada pada sistem jalan perairan untuk pengangkutan
orang, bahan, atau komoditas tambang, disampaikan
kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya disertai dengan:
 salinan surat izin yang dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang; dan
 peta yang terinci dan peta situasi dari dermaga
b. IT, KaIT, atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya dapat mengubah peraturan internal
tersebut apabila menurut pendapatnya dapat
meningkatkan pengelolaan keselamatan dari
pengoperasian angkutan tersebut.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Angkutan Udara

a. setiap permohonan untuk menggunakan angkutan udara


untuk keperluan angkutan orang pada pertambangan, atau
barang atau ketentuan tentang fasilitas pelabuhan udara
untuk pesawat terbang atau helikopter disampaikan kepada
KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai kewenangannya
disertai dengan:
 salinan surat izin yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang; dan
 peta yang terinci dan peta situasi dari pelabuhan udara,
b. IT, KaIT, atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya dapat mengubah peraturan internal
tersebut apabila menurut pendapatnya dapat
meningkatkan pengelolaan keselamatan dari pengoperasian
angkutan tersebut.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Angkutan Darat
a. Angkutan Kereta Api
b. Lokomotif
c. Lori Gantung
d. Kendaraan lain yang digerakkan dengan tenaga mekanis
atau yang sejenis, dan lain-lain

peraturan tentang angkutan yang ditetapkan dalam peraturan ini


dapat diperlihatkan kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT
sesuai kewenangannya dan salinannya ditempatkan di kantor
tambang dan salinan diberikan kepada setiap pekerja angkutan
yang bekerja pada sistem tersebut. IT, KaIT, atau Kepala Dinas atas
nama KaIT sesuai kewenangannya dapat mengubah peraturan
angkutan, yang menurut pendapatnya perlu untuk menjamin
keselamatan dari pengoperasian angkutan tersebut.
#5
Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan

Kajian teknis dilakukan pada saat awal kegiatan atau


sebelum dimulainya kegiatan pertambangan. Apabila
terjadi perubahan atau modifikasi terhadap proses,
sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan maka hasil evaluasinya disampaikan
kepada KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT.
Manajemen perubahan dilakukan apabila terjadi
perubahan pada sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan Pertambangan paling sedikit meliputi:
• spesifikasi;
• fungsi; dan/atau
• peralatan keselamatan.
#5
Contoh Kajian Teknis Pertambangan

Man cage tidak ada


tanda angka beban
angkat aman (SWL)

 Pijakan scafolding menggunakan kayu.


#6
Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan

Keselamatan dan kelayakan operasi fasilitas


bahan peledak dan peledakan mengikuti
ketentuan Keputusan Direktur Jenderal
Mineral dan Batubara Nomor
309.K/30/DJB/2018 tentang Petunjuk Teknis
Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan
serta Keselamatan Fasilitas Penimbunan
Bahan Bakar Cair pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara.
35 KLASIFIKASI GUDANG BAHAN PELEDAK MENURUT FUNGSINYA
 Gudang sementara adalah gudang yang dipergunakan untuk
kegiatan pertambangan pada tahap eksplorasi, konstruksi, persiapan
penambangan. Gudang bahan peledak sementara berdasarkan
jenisnya terbagi menjadi:
(a) Gudang Bahan Peledak Peka Detonator
(b) Gudang Bahan Peledak Peka Primer
(c) Gudang Bahan Ramuan

Persyaratan Gudang Sementara dilhat di Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara


KESDM No. 309.K/30/DJB/2018 hal 21

 Gudang utama adalah gudang yang digunakan sebagai tempat


penyimpan bahan peledak yang letaknya tidak terlalu jauh dari
tambang dan dari gudang ini bahan peledak dipakai untuk keperluan
peledakan. Gudang bahan peledak utama berdasarkan jenisnya
dibagi menjadi:
(a) Gudang Bahan Peledak Peka Detonator
(b) Gudang Bahan Peledak Peka Primer
(c) Gudang Bahan Ramuan

Persyaratan Gudang Utama dilhat di Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara KESDM
No. 309.K/30/DJB/2018 hal 24

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


36 KLASIFIKASI GUDANG BAHAN PELEDAK MENURUT FUNGSINYA
 Gudang Transit adalah gudang yang dipergunakan sebagai tempat
penyimpanan sementara sebelum diangkut/ dipindahkan ke gudang
bahan peledak utama dan berada di dalam WIUP dan/atau proyek
area. Gudang bahan peledak transit berdasarkan jenisnya dibagi
menjadi:
(a) Gudang Bahan Peledak Peka Primer
(b) Gudang Bahan Ramuan
Bahan peledak detonator tidak boleh disimpan dalam gudang bahan
peledak transit dan langsung disimpan dalam gudang utama.

Persyaratan Gudang Transit dilhat di Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara KESDM
No. 309.K/30/DJB/2018 hal 21

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


37 JARAK AMAN MINIMUM GD. HANDAK PEKA DETONATOR

CATATAN :
*) Bangunan yang didiami orang, rumah
sakit, bangunan-bangunan lain/kantor-
kantor.
**) Tempat penimbunan bahan bakar cair,
tangki, bengkel dan jalan umum besar.
***) Rel kereta api, jalan umum kecil.

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


38 JARAK AMAN MINIMUM ANTARA GUDANG BAHAN PELEDAK

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


39 JARAK AMAN GUDANG BAHAN RAMUAN

CATATAN :
Untuk kapasitas yang tidak terdapat
dalam tabel-tabel di atas, maka
penentuan jarak aman dengan melihat
nilai tertinggi dari kapasitas bahan
peledak yang terdekat dan/atau sesuai
dengan hasil evaluasi Inspektur
Tambang.

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


40 JARAK AMAN GUDANG BAWAH TANAH

 100 m dari sumuran tambang atau gudang handak lainnya


 25 m dari tempat kerja
 10 m dari lubang naik atau turun untuk orang
dan pengangkutan
 50 m dari lokasi peledakan
 Apabila tidak tersedia gudang dan pemakaian
lebih besar dari 50 kilogram dalam waktu kurang
dari 24 jam, maka harus tersedia tempat untuk
menyimpan sementara yang mendapat persetujuan Kepala
InspekturTambang

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


41 KETENTUAN GUDANG

GDG. BAWAH TANAH


 PERMUKAAN KERING DAN DATAR
 KONSTRUKSI BANGUNAN KUAT
GDG. DI PERMUKAAN  TERLINDUNG DARI KEJATUHAN BATU
 BAHAN TIDAK MUDAH TERBAKAR  TERDAPAT LUBANG VENTILASI DAN
 ATAP SERINGAN MUNGKIN ALIRAN UDARA CUKUP
 DINDING DARI BAHAN YANG PEJAL  MEMENUHI JARAK AMAN TERHADAP
 MEMPUNYAI DUA RUANGAN DAN JALAN UTAMA SHAFT DAN TEMPAT
PINTU MASING-MASING KERJA
 DILENGKAPI LUBANG PERANGINAN  KAPASITAS PEMAKAIAN 2 x 24 JAM
 MEMPUNYAI SATU JALAN (MAKSIMUM 5 TON)
MASUK-KELUAR GUDANG
 DILENGKAPI PENANGKAL PETIR

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


42 KELENGKAPAN GUDANG BAHAN PELEDAK

 Tersedia Thermometer di dalam


gudang
 Tanda dilarang masuk dan merokok
 Tersedia tabung APAR di luar gudang
 Pos penjagaan untuk sekuriti
 Tersedia buku administrasi di dalam gudang
 Penyelenggara administrasi orang yang memiliki sertifikat juru ledak

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


43 KELENGKAPAN GUDANG BAHAN PELEDAK
 Lampu penerangan di luar gudang bahan
peledak
 Pagar pengaman di sekeliling gudang bahan
peledak tinggi min. 2,5 m berjarak 5 m.
 Tanggul tanah di sekeliling gudang peka
detonator dan peka primer
 Pemantauan keamanan/ Closed Circuit
Television (CCTV) yang menjangkau seluruh
area gudang bahan peledak
 Dimensi lubang tidak mudah dilewati orang dan
diberi teralis berjarak paling lebar 9 cm.
 Memasuki gudang menggunakan lampu kedap
gas
 Dilarang memakai sepatu alas besi atau
membawa barang-barang yang dapat
menimbulkan percikan api
 Di dalam gudang AN kap < 5 Ton, dipasang
pemadam api otomatis
 Di dalam gudang kap > 5 Ton, dipasang Hydrant
di luar bangunan gudang

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


44 KAPASITAS GUDANG BAHAN PELEDAK

1. GUDANG UTAMA :
- Gudang Peka Detonator, bangunan maks.150 Ton, kontener maks. 4 ton
- Gudang Peka Primer, bangunan maks. 500 Ton , tangki maks 100 ton, kontener maks.10 ton
- Gudang Bahan Ramuan Bahan Peledak, bangunan maks. 2.000 Ton ,
tangki maks 300 ton, kontener maks. 1.000 ton
UNTUK GUDANG BAWAH TANAH :
- Maksimum 5 Ton atau untuk pemakaian selama 2 x 24 jam

2. GUDANG SEMENTARA : 3. GUDANG TRANSIT :


A. Gd. Peka Detonator A. Gd. Peka Primer
- Berbentuk bangunan : 8 Ton - Berbentuk bangunan : 1.000 Ton
- Berbentuk Kontener : 4 Ton - Berbentuk Kontener : 10Ton
B. Gd. Peka Primer - (kapasitas daerah penyimpanan 1.000 ton)
- Berbentuk bangunan : 20 Ton
- Berbentuk Kontener : 10 Ton B. Gd. Bahan Ramuan Bahan Peledak
C. Gd. Bahan Ramuan - Berbentuk bangunan : 4.000 Ton
- Berbentuk bangunan : 20 Ton - Berbentuk Kontener : 40 Ton
- Berbentuk tangki : 20 Ton - (kapasitas daerah penyimpanan 4.000 ton
- Berbentuk kontener : 20 Ton
44

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


45 SYARAT UMUM TATA CARA PENIMBUNAN

 BAHAN PELEDAK HARUS DISIMPAN DALAM KEMASAN ASLINYA


 DI ATAS BANGKU SETINGGI 30 CM DARI LANTAI
 TERCANTUM TANGGAL PENERIMAAN PADA KEMASANNYA
 DETONATOR DISIMPAN TERPISAH DENGAN BAHAN PELEDAK LAIN
DI DALAM GUDANG PEKA DETONATOR
 BAHAN PELEDAK PEKA DETONATOR TIDAK BOLEH DISIMPAN
DI GUDANG BAHAN PELEDAK PEKA PRIMER ATAU DI GUDANG BAHAN
RAMUAN BAHAN PELEDAK
 BAHAN PELEDAK PEKA PRIMER DAPAT DISIMPAN BERSAMA-SAMA DI
DALAM GUDANG BAHAN PELEDAK PEKA DETONATOR TAPI TIDAK BOLEH
BERSAMA-SAMA DI DALAM GUDANG BAHAN RAMUAN BAHAN PELEDAK
 BAHAN RAMUAN BAHAN PELEDAK DAPAT DISIMPAN BERSAMA-SAMA DI
DALAM GUDANG BAHAN PELEDAK PEKA DETONATOR ATAU DI DALAM
GUDANG BAHAN PELEDAK PEKA PRIMER

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


46 SYARAT UMUM TATA CARA PENIMBUNAN

ANFO
Detonator Dinamit AN ANFO AN AN

Gd. Detonator Gd. Handak Gd. Handak Gd. Bahan Ramuan


Peka Detonator Peka Primer Bahan Peledak

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


47 SYARAT UMUM TATA CARA PENIMBUNAN

TATA CARA PENYIMPANAN HANDAK PEKA DETONATOR

 TINGGI TUMPUKAN PALING TINGGI 180 CM DARI LANTAI


 LEBAR TUMPUKAN PALING BANYAK 4 PETI
 PANJANG TUMPUKAN SESUAI GUDANG
 DIANTARA LAPISAN PETI DIBERI PAPAN PENYEKAT
 JARAK ANTARA TUMPUKAN MINIMUM 80 CM
 RUANG BEBAS ANTARA TUMPUKAN DENGAN DINDING MINIMUM 30 CM
 DALAM GUDANG BERBENTUK KONTAINER KAPASITAS MAKSIMUM 4 TON DAN
DISUSUN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA UDARA DAPAT MENGALIR DENGAN BAIK

47

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


48

48
Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti
49 SYARAT UMUM TATA CARA PENIMBUNAN

TATA CARA PENYIMPANAN HANDAK PEKA PRIMER

 KEMASAN 25-50 Kg
- Tinggi tumpukan paling tinggi 180 cm dari lantai
- Lebar tumpukan 8 kantong
- Panjang tumpukan sesuai panjang gudang

 KEMASAN 1000 Kg
- Disimpan dengan paletnya
- Penerimaan dan pengeluaran handak tidak boleh secara manual
- Ruang bebas antara tumpukan dengan dinding 75 cm
- Tinggi tumpukan paling banyak 3 kemasan
- Tersedia lorong untuk operasi alat angkut
- Jarak antara tumpukan sesuai alat angkut dapat manuver dengan aman
- Alat angkut tidak boleh ditinggal di dalam gudang

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


50

LAYOUT PENUMPUKAN HANDAK PEKA PRIMER

50
Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti
51

TATA CARA PENYIMPANAN BAHAN RAMUAN...(1)

 KEMASAN 25-50 Kg
- Tetap dalam kemasan aslinya
- Tinggi tumpukan paling tinggi 180 cm dari lantai
- Lebar tumpukan paling banyak 8 tumpukan
- Panjang tumpukan sesuai panjang gudang
- Jarak antar tumpukan 80 cm
- Ruang bebas antara tumpukan dengan dinding 30 cm

51

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


52

TATA CARA PENYIMPANAN BAHAN RAMUAN...(2)


 KEMASAN 1000 Kg
- Disimpan dengan paletnya
- Penerimaan dan pengeluaran handak tidak boleh
secara manual
- Ruang bebas antara tumpukan dengan
dinding 75 cm
- Tinggi tumpukan paling banyak 3 tumpukan
- Tersedia lorong untuk operasi alat angkut
- Jarak antara tumpukan sesuai alat angkut dapat
manuver dengan aman
- Alat angkut tidak boleh ditinggal di dalam gudang

52
Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti
53

LAYOUT PENUMPUKAN BAHAN RAMUAN

53
Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti
54 CATATAN BAHAN PELEDAK

1. TERSEDIA BUKU UNTUK MENCATAT NAMA JENIS DAN


JUMLAH SERTA TANGGAL PENERIMAAN BAHAN PELEDAK

2. TERSEDIA DAFTAR PERSEDIAAN DENGAN RINCIAN :


* NAMA DAN TANDA TANGAN PETUGAS
* JUMLAH SETIAP JENIS HANDAK ATAU DETONATOR YANG
KELUAR MASUK DARI GUDANG
* TANGGAL DAN WAKTU PENGELUARAN SERTA
PENGEMBALIANBAHAN PELEDAK
* NAMA DAN TANDA TANGAN PETUGAS YANG MENERIMA BAHAN PELEDAK
* LOKASI PELEDAKAN ATAU TUJUAN PERMINTAAN

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


55 PEMERIKSAAN GUDANG DAN BAHAN PELEDAK

SETIAP SATU KALI DALAM SEMINGGU HARUS


DIPERIKSA MENGENAI ISI GUDANG BAHAN
PELEDAK
HARUS MEMERIKSA PENERIMAAN,
PENYIMPANAN DAN PENGELUARAN BAHAN
PELEDAK

PENANGKAL PETIR HARUS DIPERIKSA SETIAP


6 BULAN SEKALI DAN ATAU SETIAP TERJADI
PETIR YANG HEBAT

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


56 JURU LEDAK
1. Juru Ledak adalah seseorang yang diangkat oleh
Perusahaan Pertambangan atau KTT/PTL yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan peledakan
dan/atau melakukan inisiasi peledakan serta memiliki KIM.
2. Orang yang melakukan pelaksanaan peledakan
dipersyaratkan memiliki KPP dan/atau KIM.
3. KIM yang mencakup pekerjaan, menguji pola peledakan,
menetapkan daerah bahaya peledakan, menyuruh orang
menyingkir dan berlindung, meledakkan lubang ledak,
menangani kegagalan peledakan, menyambung sirkit
peledakan ke sirkit detonator, mengendalikan akibat
peledakan, memastikan hasil peledakan.
4. KIM hanya dapat diberikan kepada seseorang yang
memiliki sertifikat kompetensi juru ledak (kelas II) dan
berumur paling kurang 21 (dua puluh satu) tahun.

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


57 JURU LEDAK
5. KIM hanya berlaku untuk tambang yang tercantum dalam
kartu tersebut dan nama juru ledak didaftarkan dalam Buku
Tambang.
6. Bagi pekerja peledakan yang memiliki KIM tetapi tidak
melaksanakan pekerjaan maka KIM tersebut dikembalikan
kepada KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT dan diganti
menjadi KPP Madya.
7. Setiap sertifikat juru ledak yang diberikan oleh instansi di
dalam ataupun di luar Indonesia dapat diakui oleh KaIT dan
nilainya sama dengan sertifikat juru ledak sehingga dapat
digunakan untuk mendapatkan KIM.
8. Apabila Juru Ledak yang memiliki KIM tidak bekerja lagi di
tempat kerja semula maka KTT mengembalikan KIM yang
bersangkutan kepada KAIT dengan menyertakan surat
pernyataan paling lambat dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan.
Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti
58 JURU LEDAK

9. KPP Pertama yang mencakup pengamanan bahan


peledak dan menyumbat lubang ledak.
10. KPP pertama diberikan kepada orang yang telah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan pengelola
peledakan yang diselenggarakan secara internal oleh
KTT/PTL.
11. KPP Pertama dikeluarkan oleh KTT/PTL sedangkan KPP
Madya dan KIM disahkan oleh KaIT/Kepala Dinas atas
nama KaIT.

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


59 JURU LEDAK

12. KPP Madya yang mencakup pekerjaan mengangkut


bahan peledak peka detonator, detonator, bahan peledak
peka primer dan bahan ramuan ke lokasi peledakan,
administrasi gudang bahan peledak, meramu bahan
peledak, membuat primer, mengisi bahan peledak ke
lubang ledak, merangkai dan menyambung bahan
peledak
13. KPP madya diberikan kepada orang yang telah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan juru ledak (kelas II)
yang diselenggarakan oleh instansi terkait.
14. Kepala Gudang Bahan Peledak dipersyaratkan minimal
mempunyai KPP Madya dan memahami peraturan bahan
peledak dan bertanggung jawab terhadap jumlah bahan
peledak dan memastikan gudang bahan peledak selalu
terkunci.
Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti
60 KIM, KPP PERTAMA DAN KPP MADYA

FORMAT KARTU
KPP PERTAMA,
KPP MADYA,
DAN KIM

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#A Gudang dan Bangunan
1. persyaratan administrasi gedung dan bangunan untuk keselamatan
gedung dan bangunan.
2. Persyaratan teknis terkait gedung dan bangunan yaitu:
a. Proteksi gedung seperti sistem pengendalian terhadap potensi bahaya
dan risiko, alat deteksi kebakaran, jalan masuk dan keluar yang aman
b. Penyalur petir sesuai kaidah perlindungan petir meliputi perlindungan
secara teknis, ketahanan mekanis, ketahanan terhadap korosi
c. Jalan untuk menyelamatkan diri meliputi tangga darurat dan tangga di
luar gedung
d. Perlindungan terhadap terjatuh meliputi pekerjaan dengan ketinggian
minimum 1,8 meter disediakan tempat berpijak yang kokoh, pagar
pengaman/ pegangan tangan, rambu peringatan dan/atau perancah
(scaffold
e. Jembatan kerja (gantri)
f. Jalan bertangga (stairway)
g. Penggunaan tangga portable
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#A Gudang dan Bangunan

a. Lembar Data Keselamatan Bahan (material safety


data sheet) dan dilengkapi dengan label;
b. bak penampung (bunded catchment) yang tahan
air dan tahan bocor; dan
c. eye wash yang sesuai standar, mudah dijangkau,
dan berfungsi dengan baik.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#A Gudang dan Bangunan
3. Kelayakan operasi fasilitas gedung dan
bangunan yaitu:
a. pemeliharaan bangunan gedung dengan
menjaga keandalan bangunan gedung
beserta sarana dan prasarana agar selalu
laik fungsi; dan
b. perbaikan dan/atau penggantian bagian
bangunan gedung, komponen, bahan
bangunan, dan/atau sarana atau
prasarana agar bangunan tetap laik
fungsi.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#B Perbengkelan
a. Pemeliharaan dan perawatan peralatan dan
fasilitas yang tersedia;
b. Tindakan pencegahan terhadap
kebakaran/ledakan
c. Pengaman gas/uap berbahaya dengan
ketentuan pengaturan ventilasi;
d. Pemasangan alat pengaman pada bagian
yang bergerak/berputar
e. Penggunaan mesin penggerak dengan cara
isyarat peringatan sewaktu dinyalakan seperti
over head crane, tersedia emergency stop
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#C Tangki Timbun
# D Tangki Portabel
# E Stasiun Pengisian Bahan Bakar Dalam
Kegiatan Pertambangan Mineral dan
Batubara

Keselamatan dan kelayakan operasi fasilitas


penimbunan bahan bakar cair mengikuti
ketentuan Keputusan Direktur Jenderal
Mineral dan Batubara Nomor
309.K/30/DJB/2018 tentang Petunjuk Teknis
Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan
serta Keselamatan Fasilitas Penimbunan
Bahan Bakar Cair pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Ruang Lingkup

1) Pembangunan dan kelayakan fasilitas penyimpanan/penimbunan bahan


bakar cair.
2) Ketentuan umum dan keselamatan penyimpanan/penimbunan bahan
bakar cair.
3) Perawatan, pemeliharaan, dan penanganan fasilitas penimbunan bahan
bakar cair.
4) Pelaporan dan Pengelolaan Fasilitas Penimbunan/Penyimpanan Bahan
Bakar Cair (bagian pelaporan) bahan bakar cair.
5) Tangki Portable dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Cair.
Istilah & Definisi – 1
 Tangki Timbun adalah suatu tangki penyimpan bahan bakar cair yang
dibangun secara vertikal atau horizontal dan dioperasikan pada kondisi
atmosphiric atau tekanan diatas level volume cairan tangki tersebut.
 Bahan bakar cair yang mudah menyala terdiri atas:
 Bahan Bakar Kelas I A yang mempunyai titik nyala dibawah 22,8 derajat
Celcius dan titik didih dibawah 37,8 derajat Celcius;
 Bahan Bakar Kelas I B yang mempunyai titik nyala di bawah 22,8 derajat
Celcius dan titik didih sama atau diatas 37,8 derajat Celcius; dan
 Bahan Bakar Kelas I C yang mempunyai titik nyala sama atau diatas 22,8
derajat Celcius dan titik didih di bawah 60 derajat Celcius.
Istilah & Definisi - 2
Bahan bakar cair yang mudah terbakar terdiri atas:
 Bahan Bakar Cair Kelas II A mempunyai titik nyala sama atau di atas 37,8
derajat Celcius dan titik didih di bawah 60 derajat Celcius;
 Bahan Bakar Cair Kelas II B mempunyai titik nyala sama atau di atas 60
derajat Celcius dan titik didih di bawah 93 derajat Celcius; dan
 Bahan Bakar Cair Kelas II C mempunyai titik nyala sama atau di atas 93
derajat Celcius.
Persyaratan Pembangunan - 1
• Hanya boleh diajukan oleh pemegang IUP
• Permohonan baru rencana pembangunan di RKAB tahunan
• KTT/PTL menyampaikan dokumen sbb:
a. Salinan persetujuan RKAB;
b. Gambar konstruksi dan peta situasi
c. Detil rencana waktu dan tahapan pembangunan;
d. Salinan pengesahan KTT/PTL;
e. Salinan IPPKH (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan), jika lokasi pembangunan
fasilitas penyimpanan/penimbunan bahan bakar cair termasuk dalam Kawasan
Hutan;
f. Berita Acara Penentuan Lokasi yang diketahui oleh KTT/PTL dan Aparat Desa
Setempat yang menyatakan lokasi tersebut sudah dibebaskan dan disetujui untuk
dibangun fasilitas penyimpanan/penimbunan bahan bakar cair;
Persyaratan Pembangunan - 2
g. Laporan hasil kajian daya dukung tanah dan kestabilan lokasi
fasilitas penyimpanan/penimbunanbahan bakar cair yang akan
dibangun;
h. Rencana jenis/tipe pondasi konstruksi bangunan fasilitas
penyimpanan/penimbunan bahan bakar cair;
i. Kajian teknis meliputi dokumen welding procedure specification/
procedure qualification record (WPS/PQR); dokumen
manufacturing data record (MDR); dan dokumen engineering plan
dari pembuat;
j. Foto situasi permukaan lahan (yang mewakili keadaan lapangan)
dari minimal 4 (empat) sudut yang berbeda;
k. Salinan persetujuan izin lingkungan dan studi kelayakan;
l. Surat pernyataan bermaterai kebenaran dokumen dari
manajemen; dan
m. Soft copy dokumen
Seluruh dokumen wajib disampaikan 14 hari kerja setelah RKAB
disetujui
Persyaratan di Area Timbunan
• rencana pembersihan lahan yang akan ditimbun;
• kontur asli lahan yang akan ditimbun;
• sayatan kontur dan sayatan rencana timbunan;
• kajian daya dukung tanah pada area timbunan dan kestabilan lokasi fasilitas
penyimpanan/penimbunan bahan bakar cair yang menyatakan area tersebut
aman untuk digunakan;
• jenis material asli dan material yang akan ditimbun; dan
• sistem kendali aliran air permukaan.
Standar Acuan Konstruksi
• Standar Nasional Indonesia (SNI) 13-3501-2002 dan perubahannya mengenai
Tangki Timbun,
• Standar Internasional dan American Petroleum Institute (API) 650: Welded
Steel Tanks for Oil Storage, Eleventh Edition, June 2007 dan perubahannya;
• American Petroleum Institute (API) 653: Tank Inspection, Repair, Alteration,
and Reconstruction, Fifth Edition, November 2014
Format Gambar Konstruksi dan Peta Situasi
Jarak Aman Minimum
BAHAN KAPASITAS JARAK MINIMUM JARAK MINIMUM
BAKAR TANGKI DARI PAGAR DARI PAGAR
CAIR PENGAMAN KE PENGAMAN KE
JALAN UMUM BANGUNAN
KELAS (LITER) (METER) (METER)
B 0 - 1.500 1.5 1.5
1.501 – 3.000 3 1.5
3..001 – 46.000 4.5 1.5
46.001 – 115.000 6 1.5
115.001 – 190.000 9 3
190.001 – 380.000 15 4.5
380.001 – 1.900.000 24 7.5
1.900.001 – 3.800.000 30 10.5
3.800.001 – 7.600.000 40.5 13.5
7.600.001 – 49.5 16.5
11.400.000 52.5 18
11.400.001 - keatas

II C 0 - 40.000 1.5 1.5


40.001 – 114.000 3 1.5
114.001 – 190.000 3 3
190.001 – 380.000 4.5 3
380.001 – keatas 4.5 4.5
Alur Proses Kelayakan (Baru)
Persetujuan RKAB Kunjungan IT

Pengajuan Dokumen
Kelengkapan ke KaIT / Kadis Tindak lanjut temuan

Verifikasi Dokumen Oleh Pembangunan 100%


Evaluator (Inspektur Tambang) (Surat Permohonan Kelayakan)

Surat Persetujuan Membangun


SURAT HASIL KELAYAKAN
(KaIT / Kadis)
(Maks. 5 Tahun)

Pengajuan untuk:
Pembangunan 80% 1. Mudah terbakar > 40.000 Liter
(Surat Permohonan Kunjungan IT) 2. Mudah menyala > 10.000 Liter
Alur Proses Kelayakan (Perpanjangan)
Surat Pengajuan Perpanjangan
(3 bulan) sebelum habis masa
berlaku & Dokumen
Kelengkapan ke KaIT / Kadis

Kunjungan IT

Tindak lanjut temuan

SURAT HASIL KELAYAKAN


(Maks. 5 Tahun)
Pengajuan untuk:
1. Mudah terbakar > 40.000 Liter
2. Mudah menyala > 10.000 Liter
Ketentuan Teknis Penyimpanan/Penimbunan - 1

• Tangki harus dipasang tanggul (secondary containment/bund wall) yang dapat


menampung cairan yang bocor.
• Apabila terjadi kebocoran, tanggul harus dilengkapi dengan saluran yang
dilengkapi dengan pompa pengering dan ditampung pada wadah yang dapat
dibuka/ditutup.
• Pembongkaran dan pemuatan bahan bakar cair di tangki harus memenuhi
syarat-syarat standar yang diakui.
• Pengawas wajib mengawasi proses pemindahan cairan dari dan ke dalam
tangki
Ketentuan Kelengkapan Keselamatan - 1
• tanda larangan “Dilarang Merokok” dan “Dilarang Masuk Tanpa Izin”;
• lampu penerangan yang kedap udara dengan instalasi listrik berada di luar
pagar pengaman;
• alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan risikonya;
• hidran dan instalasinya ditempatkan di luar pagar pengaman;
• lembar Data Keselamatan Bahan dan pelaksanaannya;
• penyalur petir dengan tahanan pembumian dengan nilai paling besar 5 (lima)
ohm, dan diukur 6 bulan sekali dan saat terjadi petir yang hebat;
Ketentuan Kelengkapan Keselamatan - 2
• harus dibuat tanggul pengaman yang terbuat dari beton atau
timbunan tanah dan tingginya harus dapat menampung:
 untuk satu tempat fasilitas penyimpanan/penimbunan bahan
bakar cair = maksimum kapasitas + 20 (dua puluh)
centimeter;
 untuk sekumpulan fasilitas penyimpanan/penimbunan
bahan bakar cair = ½ x jumlah seluruh kapasitas tangki + 20
(dua puluh) centimeter;
• dipasang pipa pernapasan (breather) 3 (tiga) lapis kawat kasa
kuningan;
• ditulis nomor, kapasitas, dan jenis bahan bakar cair yang bisa
dibaca dengan jelas;
• titik pengisian paling kurang berjarak 10 (sepuluh) meter dari
titik pengeluaran;
Ketentuan Kelengkapan Keselamatan - 3
• pagar pengaman yang berjarak 5 (lima) meter dari tanggul pengaman dan
pagar tersebut dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci;
• panel listrik, pompa, lampu listrik, dan peralatan listrik lainnya ditempatkan di
luar pagar pengaman;
• apabila sekumpulan, maka jarak antar fasilitas paling kurang 10 (sepuluh)
meter, apabila kurang 10 meter harus ada instalasi penyemprot air;
Pelaporan dan Pengelolaan - 1
• Kepmen ESDM No. 1806.K/30/MEM/2018, laporan triwulan dan RKAB tahunan
Pelaporan dan Pengelolaan - 2
• Pengujian kelayakan fasilitas penyimpanan/penimbunan bahan bakar cair yang terdiri dari
satu fasilitas penyimpanan/penimbunan bahan bakar cair atau sekumpulan fasilitas
penyimpanan/penimbunan bahan bakar cair untuk menimbun bahan bakar cair mudah
terbakar dengan kapasitas di bawah 40.000 liter dan untuk bahan bakar cair mudah
menyala di bawah 10.000 liter dilakukan oleh KTT dan hasilnya dilaporkan kepada KaIT.
Tangki Pendam

• Terbuat dari bahan anti karat atau bagian dalam dan luar tangki penimbunan dilapisi anti karat
dan dilengkapi dengan pipa pengeluaran bahan bakar dan pipa pengeluaran udara (breather);
• Ditanam paling kurang 1 (satu) meter dihitung dari bagian atas tangki pendam dan galian
disekitar tangki penimbunan diisi pasir;
• Mampu menahan tekanan sampai 7 (tujuh) atmosfir;
• Dilarang ditanam di bawah rel kereta api atau jalan lalu-lintas;
• Tempat pengisian berjarak paling kurang 10 (sepuluh) meter dari tempat pengeluaran;
• Tidak boleh ada api atau lampu terbuka di dekat atau di sekitar tempat pengisian; dan
• Harus dilengkapi dengan alat deteksi kebocoran atau sumur pantau untuk mengetahui
kebocoran yang mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Tangki Portable - 1

• Tangki portable statis


 didesain sesuai dengan standar yang berlaku;
 mempunyai tanggul pengaman, lantai dilapisi terpal yang tahan bocor

• Tangki portable dinamis


 Kekuatan material yang digunakan telah memperhitungkan safety factor;
 Konstruksi bangunan tangki apabila dilakukan dengan cara pengelasan
maka kekuatan hasil pengelasan minimal sama atau lebih kuat dari material
dasarnya (base metal);
 Sistem pengereman dan beban muatan pada unit pengangkut harus
menggunakan standar pabrikan;
Tangki Portable - 2

Tangki portable dinamis


 Melakukan pengujian kelayakan tangki dan instalasinya dimulai dari proses
pembuatan oleh pabrik pembuat yang dilengkapi dengan dokumen
manufacturing data record (MDR), sampai digunakan oleh pengguna
akdengan melakukan pengetesan sebagai berikut:
 hydrostatic pressure tes sebesar 1.3 kali tekanan kerja maksimum yang
diizinkan; dan
 leakage tes untuk mendeteksi kebocoran pada sambungan tangki dan
instalasinya.
 Pengujian kelayakan dilakukan secara berkala setiap 2 tahun. Dalam rangka
mengevaluasi kelayakan tersebut, KaIT dapat meminta KTT/PTL untuk
melakukan presentasi dan/atau menugaskan Inspektur Tambang untuk
melakukan verifikasi lapangan.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar – 1
• area pengisian (pump station) minimum terdiri atas fuel dispenser, refuse
container, dan bollard pengaman;
• jalan keluar masuk unit kendaraan yang mengisi bahan bakar mudah untuk
berbelok ke tempat pompa, dan mudah untuk berbelok pada saat keluar dari
tempat pompa tanpa halangan dengan jarak pandang yang baik bagi
pengemudi pada saat keluar area pengisian bahan bakar cair;
• jalur masuk dan keluar unit kendaraan tidak boleh saling bersilangan;
• lebar jalur masuk dan keluar minimal selebar unit kendaraan terbesar yang
dilayani ditambah kelonggaran (allowance) yang memadai;
Stasiun Pengisian Bahan Bakar - 2
• unit kendaraan yang mengisi dan
menggunakan bahan bakar harus
dilengkapi dengan kabel pembumian;
• terdapat instalasi penyalur petir;
• memiliki lantai kedap air;
• terdapat oil trap;
• terdapat pasir sebagai sarana pengendali
bahaya tumpahan hidrokarbon;
• terdapat sarana pencegahan dan
pemadam kebakaran; dan
• terdapat sarana pencegahan dan
pengendalian pencemaran lingkungan.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#F Stockpile

a. Pengaturan sistem drainase, rambu-


rambu, eye wash, dan lampu.
b. volume timbunan tidak melebihi
kapasitas maksimum stockpile, dan
pengelolaan debu terhadap pekerja.
c. Perawatan terhadap crusher, stacker dan
reclaimer dilengkapi alat peringatan
bunyi otomatis saat beroperasi, dan
emergency stop
d. Dilakukan perawatan dan pemeliharaan
berdasarkan jadwal yang ditetapkan dan
tersedia catatan untuk keperluan analisa.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#G Instalasi Pengolahan Air

Instalasi pengolahan air atau


water treatment plant dan
instalasi pegolahan air limbah
atau waste water treatment
plant, dilengkapi dengan APD
yang sesuai, APAR, perlengkapan
P3K, safety shover atau eye wash,
prosedur kerja dan lain-lain.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#H Laboratorium

Laboratorium, dilengkapi
dengan safety shower dan eye
wash, bak cuci, ventilasi, sistem
peringatan dini, dan lain-lain.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#I Permesinan dan Ruang Mesin
a. ruang mesin dipasang penerangan dan ventilasi dan dijaga
kebersihannya
b. Pada mesin yang bergerak, pekerja memakai pakaian yang
pas dan semua kancing terpasang; mengikat rambut yang
panjang dan tidak tergerai; melepas seluruh aksesoris yang
melekat di tubuh; dan dilakukan pengawasan oleh
pengawas operasional dan/atau pengawas teknis.
c. pemeriksaan dilakukan pada semua permesinan dan
peralatan diperiksa secara berkala sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh KTT atau PTL. Hasil pemeriksaan
permesinan dan peralatan dicatat dalam buku atau kartu
catatan.
#8
Keselamatan Eksplorasi
a. Identifikasi bahaya penilaian dan pengendalian d. Pengeboran eksplorasi dengan
risiko pada kegiatan eksplorasi, penyediaan SPIP melakukan persiapan pengeboran
dan tenaga teknis pertambangan yang kompeten, eksplorasi, pengamanan kegiatan
tata cara kerja yang aman, fasilitas perkemahan pengeboran eksplorasi, pelaksanaan
untuk lokasi terpencil. pengeboran eksplorasi, jack up vessel,
b. Pemetaan Geologi Eksplorasi dengan memastikan penetapan daerah berbahaya, dan
tersedia perbekalan, tersedia first aider, dan alat pasca pengeboran eksplorasi.
komunikasi e. pengeboran eksporasi tambang
c. Pembuatan parit dan sumur uji. bawah tanah dilakukan dengan
melakukan upaya pencegahan blow
out, semburan gas berbahaya, bahaya
longsor pada terowongan, pengelolaan
peralatan perlistrikan dan jaringan
kabel.
#9
Keselamatan Tambang Permukaan
1. Rencana tambang berupa kestabilan lereng 3. Operasional tambang permukaan.
penambangan, identifikasi kondisi tidak aman 4. Pembersihan lahan dan pemotongan pohon,
terkait rencana tambang, pengaturan permuka pemindahan tanah pucuk, tanah penutup dan
kerja. penambangan serta pekerjaan penimbunan
2. Timbunan tanah penutup berupa tinggi jenjang tanah penutup.
tunggal timbunan penutup, kajian kestabilan 5. Konstruksi dan pengamanan fasilitas
lereng. penimbunan tailing
6. Pembuatan sumuran, puritan, tanggul dan
bendungan, serta kolam pengendap.
7. Lubang bekas tambang.
8. Jalan tambang dan jalan angkut, dan
pengoperasian kendaraan di jalan tambang dan
jalan angkut, serta Lalu lintas tambang
9. Alat pemindah tanah.
10. Pekerjaan penirisan tambang.
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
a. Administrasi Tambang Bawah d. Penerangan pada lokasi tambang
Tanah dan penunjukan dan lampu pekerja tambang.
pengawas kualifikasi dan
tugasnya.
e. Alat komunikasi dan sistem
b. Jalan Keluar dari tambang komunikasi.
bawah tanah dimana tersedia
dua buah jalan keluar dimana
orang bekerja, peralatan dan alat
bantu apabila peralatan biasa f. Sumuran dan derek berupa
tidak dapat digunakan, kegunaan dari sumuran (raise,
konstruksi dan pemeliharaan winze, drift, dll), untuk angkutan
halan dan tangga, jalan dari orang melalui sumuran, dan buku
tempat kerja. kawat dan buku derek

c. Perlindungan Tempat Kerja


#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
g. Ventilasi tambang bawah tanah memuat:
1. Jumlah udara, berupa O2
5. Jaringan ventilasi untuk jalan
minimal 19,5% dan
masuk udara dan jalan keluar
maksimal CO2 0,5%
udara.
2. Jalan masuk udara ke
tempat kerja. 6. Pencegahan kebocoran udara

3. Peraturan internal 7. Perencanaan ventilasi


perusahaan terkait
ventilasi, petugas sistem
ventilasi, peta ventilasi, 8. Pemantauan kandungan gas
standar ventilasi, dan metan dan alat deteksi gas
lain-lain metan.
4. Kipas angin utama
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
Penirisan gas metan pada tambang bawah tanah dilakukan dengan:

 Pelaksanaan sistem penirisan gas metan,


penunjuk pengawas operasional, dan
pedoman penirisan gas metan

 Membuat bangunan tertutup tempat


pompa isap gas metan di permukaan

 Membuat lubang bor, pipa penirisan dan  Membuat saluran pembuangan gas
keran sebelum dilakukan pembuatan lorong metan dengan perangkap api (flame
maju (development) trap)
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
Pencegahan Terhadap Penyulutan Gas Metan dan Debu Mudah Menyala dilakukan dengan:
1. pemeriksaan gas metan oleh tenaga teknis pada
permuka kerja dari setiap lokasi penggalian, lubang
maju (road head), percabangan jalan aliran udara,
daerah ambrukan atau bekas penggalian, tempat
tertentu yang diperkirakan terakumulasi gas
metan, pipa monitor gas yang dipasang pada
daerah yang telah ditutup kedap.

2. Pengambilan conto debu muda menyala pada jalan


angkutan batubara jalan keluar udara masuk
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah

Bencana Lumpur Basah (Wet Muck) adalah campuran ukuran butir halus dan air
yang mana dapat mengalirkan material secara tiba-tiba keluar akibat dari
penggalian tambang bawah. Penanganan wet muck dilakukan dengan cara:

1. pembuatan rencana dan pelaksanaan pemindahan/ penarikan, pengangkutan,


dan infrastruktur penambangan lumpur basah dilakukan berdasarkan
penggolongan material lumpur basah
2. Menentukan tata cara yang paling aman dengan tidak menimbulkan kerugian
dan/atau menciderai karyawan
3. Melaksanakan upaya penirisan dan penyaliran air dari dalam area wet muck.
#11
Keselamatan Kapal Keruk/Isap
Bagian A dan B Keselamatan operasi kapal keruk dan Kapal Isap Produksi memuat tentang :
 peralatan dan fasilitas keselamatan kerja kapal
keruk/isap, buku peraturan kerja kapal keruk/isap,
ponton, kompartemen dan pemeriksaannya
 Kelaikan operasi kapal keruk/isap yang memuat
 kelaikan operasi Kapal keruk/isap disahkan oleh KTT,
berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan oleh tim ahli
internal perusahaan yang bersertifikasi atau
perusahaan jasa inspeksi teknis terakreditasi yang
mempunyai Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) yang
ditunjuk oleh KTT.
 Batas minimum ketebalan plat ponton yang diizinkan
untuk laik beroperasi adalah paling sedikit 80%
(delapan puluh persen) persen dari tebal plat pada
desain awal (original equipment manufacture).
#11
Keselamatan Kapal Keruk/Isap
Bagian A dan B Keselamatan operasi kapal keruk
dan Kapal Isap Produksi memuat tentang :
 peralatan dan fasilitas keselamatan kerja kapal
keruk/isap, buku peraturan kerja kapal keruk/isap,
ponton, kompartemen dan pemeriksaannya
 Kelaikan operasi kapal keruk/isap yang memuat
 kelaikan operasi Kapal keruk/isap disahkan oleh KTT,
berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan oleh tim ahli
internal perusahaan yang bersertifikasi atau
perusahaan jasa inspeksi teknis terakreditasi yang
mempunyai Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) yang
ditunjuk oleh KTT.
 Batas minimum ketebalan plat ponton yang diizinkan
untuk laik beroperasi adalah paling sedikit 80%
(delapan puluh persen) persen dari tebal plat pada
desain awal (original equipment manufacture).
#11
Keselamatan Kapal Keruk/Isap
A dan B Keselamatan operasi kapal keruk dan Kapal Isap Produksi memuat tentang :

 Perubahan pada Kapal keruk/isap yang dapat mempengaruhi stabilitas kapal tersebut
melalui mekanisme persetujuan dari KTT dan hasil evaluasi terhadap keselamatan operasi
tersebut disampaikan kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya.
Dalam rangka mengevaluasi kelayakan tersebut, KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT
sesuai dengan kewenangannya dapat meminta KTT atau PTL untuk melakukan presentasi
dan/atau menugaskan IT untuk melakukan verifikasi lapangan.

C Ponton Isap Produksi memuat tentang:


 Pekerja Ponton Isap Produksi, Persyaratan Ponton Isap Produksi, Persyaratan operasi ponton
isap produksi, pemeriksaan ponton isap produksi, relokasi ponton isap produksi, kelaikan
operasi ponton isap produksi,
#12
Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian

Perencanaan dan desain


untuk pabrik pengolahan
dan/atau pemurnian
dilakukan dengan analisis
potensi bahaya proses
(prosess hazard
analysis), rencana
pencegahan dan mitigasi.
#12
Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian
Pengaturan terkait keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian mineral dan batubara berupa:
 Pelaksanaan IBPR terhadap area yang memungkinkan terjadinya kontak antara pekerja dengan sumber
bahaya;
 Desain fasilitas pengolahan dan spesifikasi teknik terkait dengan peralatan dan instalasi yang ada serta
pelaksanaan commissioning, parameter tata cara kerja;
 pemeliharaan dan perawatan peralatan dan instalasi oleh personil yang bertanggung jawab;
 Pengelolaan bahan bakar dan bahan berbahaya
 Pemurnian
 Pengelolaan material panas hasil pengolahan
 Bekerja dengan panas
 Pengangkutan cairan logam panas
 Tindakan pencegahan pada tanur
 Pengawasan pekerjaan berbahaya di sekitar tanur
 Wadah terbuka untuk penyimpan zat cair
 Bak/Silo dan Bunker
 meliharaan dan perawatan fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian
 Alat keselamatan
 Inspeksi Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian
 Perlindungan terhadap bahaya terbakar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai