Keputusan Dirjen
Mineral dan Batubara
Nomor
185/30/DJB/2019
Petunjuk Teknis
Permen ESDM No 26 Tahun 2018 Pelaksanaan Keselamatan
Kepmen ESDM No Pertambangan dan
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan 1827K/30/MEM/2018 Pelaksanaan, Penilaian, dan
Yang Baik dan Pengawasan Pelaporan SMKP Minerba
Pertambangan Mineral dan Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Batubara Teknik Pertambangan yang Baik
Dasar Hukum terbitnya Petunjuk teknis
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan
Mineral dan Batubara
Pasal 15 “Menteri menetapkan pedoman pelaksanaan keselamatan pertambangan...”
Pasal 17 ” Menteri menetapkan pedoman pelaksanaan keselamatan Pengolahan dan/atau
Pemurnian…”
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1827.K/30/MEM/2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.
Lampiran III. (Halaman 183) “Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Keselamatan Operasi
Pertambangan atau Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan batubara ditetapkan lebih lanjut
dalam suatu petunjuk teknis oleh Direktur Jenderal”
Keselamatan pertambangan, meliputi:
Keselamatan
LOREM
Kesehatan Lingkungan
SMKP
Kerja
Kerja
IPSUM
kerja Minerba
DOLOR
Tujuan
1. Terdapat standardisasi dalam pemenuhan persyaratan teknis
Keselamatan Pertambangan minerba
2. Menciptakan keseragaman serta persamaan persepsi dalam
menyusun dan menerapkan pengelolaan Keselamatan
Pertambangan minerba; dan
3. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi Perusahaan
Pertambangan, serta Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan keselamatan operasi Pertambangan minerba.
Ruang Lingkup
Petunjuk Teknis
Keselamatan Operasi
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
(usaha, pembangunan, proyek)
(a) bangunan kantor; Peralatan pertambangan, antara lain
(b) bengkel (workshop); (a) alat berat untuk pemindah tanah mekanis;
(e) bangunan genset; (b) alat penunjang Pertambangan;
(d) gudang penyimpanan (warehouse); (c) alat pemetaan dan pemantauan kestabilan lereng;
(e) bangunan tempat pembuangan sampah; (e) pesawat angkat danjatau angkut;
(f) tangki timbun; (f) peralatan perkakas tangan; dan
(g) bangunan tempat ibadah; (g) peralatan listrik,
(h) bangunan klinik;
(i) jembatan;
(j) menara telekomunikasi; Instalasi pertambangan, antara lain
(k) menara penyalur petir; (a) instalasi ban berjalan;
(l) kolam pengendap (settling pond); (b) instalasi listrik;
(m) mess (camp) dan bangunan pendukung; (c) instalasi pneumatic danjatau hydraulic;
(n) ruang kendali (control room); (d) instalasi bahan bakar cair;
(0) washing plant; (e) instalasi air;
(P) fuel station;
(f) instalasi komunikasi;
(q) jalan tambang;
(r) stockpile; dan (g) instalasi proteksi kebakaran; dan
(s) kolam pengelolaan air limbah; (h) instalasi gas,
#1
Merencanakan program dan jadwal pemeliharaan atau perawatan
Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
Berdasarkan hasil identifikasi jenis dan
karakteristik atau tingkat risiko, dengan melakukan:
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi dan Peralatan Pertambangan setiap tahun disampaikan dalam RKAB,
kemudian Kepala Teknik Tambang melaporkan kepada Kepala Inspektur Tambang hasil pengujiannya.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
Pengaturan keselamatan fasilitas dan kelayakan peralatan dan instalasi paling sedikit
meliputi:
a. perencanaan dan fabrikasi instalasi;
b. pengoperasian peralatan dan/atau instalasi yaitu:
1. Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan oleh tim ahli internal
perusahaan yang kompeten atau perusahaan jasa inspeksi teknis
mempunyai IUJP yang ditunjuk dan disetujui oleh KTT atau PTL. Hasil uji
kelayakan disampaikan kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
dengan kewenangannya.
2. Pemeriksaan dan pengujian kelayakan instalasi dilakukan secara berkala
dalam 1 kali setiap 5 tahun sedangkan untuk peralatan maksimum 3 tahun
sesuai hasil pemeriksaan, dan pemeriksaan secara berkala paling sedikit 1
kali setiap 1 tahun oleh KTT atau PTL.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
a. Dalam rangka mengevaluasi kelayakan tersebut, KaIT
atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan
kewenangannya dapat meminta KTT atau PTL untuk
melakukan presentasi dan/atau menugaskan IT untuk
melakukan verifikasi lapangan.
a. Jenis-jenis Perkakas yaitu perkakas tangan yang digerakkan oleh listrik, hidrolik,
pneumatik dan bertenaga motor bakar;
b. Pengelolaan keselamatan operasi dan kelayakan yaitu dilakukan oleh orang yang
kompeten atau berkemampuan, dilakukan uji kelayakan dari perkakas tersebut,
tersedia tempat penyimpanan (tool room), setiap modifikasi disetujui oleh KTT
atau PTL, pengunaan APD disesuaikan dengan jenis perkakas yang digunakan;
c. Perkakas tangan bertenaga listrik berikut perangkatnya diperiksa dan diuji serta
diberi label secara berkala dan penggantian suku cadang sesuai dengan standar
pabrik pembuatnya.
d. Perkakas tangan bertenaga hidrolik atau pneumatik dihubungkan ke suplai energi
dilengkapi dengan klem pengunci serta dipasang tali pengikat pada selang
tersebut untuk mencegah ayunan yang tidak terkendali.
e. Perkakas tangan bertenaga motos bakar tidak boleh digunakan di ruang terbatas
kecuali dilengkapi dengan ventilasi udara yang memadai.
#4
Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Operasi Ban Berjalan (Conveyor)
a. Ban berjalan di tunnel dan di permukaan hanya untuk keperluan produksi, jika untuk
mengangkut orang perlu mendapat persetujuan KTT atau PTL.
b. Berjalan di sepanjang ban berjalan diizinkan untuk pekerjaan perawatan dan ban
berjalan tersebut telah dimatikan dan dikunci sumber arusnya.
c. Setiap ban berjalan yang dioperasikan dilengkapi dengan tali darurat pada lokasi yang
mudah dijangkau sepanjang ban berjalan, yang fungsinya dapat menghentikan ban
berjalan apabila ditarik.
d. Ban berjalan dilengkapi dengan alat penghenti dalam keadaan darurat dan alat tanda
peringatan.
e. Apabila ban berjalan dioperasikan dengan alat kendali jauh atau otomatis, maka setiap
ban berjalan dilengkapi dengan alat pemberi peringatan sebelum dioperasian
f. Ban berjalan dilengkapi dengan pagar pengaman.
g. Melakukan pemeliharaan dan perawatan.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Pipa Penyalur
a. pembangunan pipa penyalur dilakukan dengan penelaahan
dokumen berupa lokasi, jadwal penyelesaian pembangunan,
spesifikasi perencanaan, spesifikasi prosedur las dan rekaman
kualifikasi prosedur serta catatan kualifikasi unjuk kerja juru
atau operator las, prosedur reparasi, spesifikasi material yang
digunakan, prosedur pengoperasian dan pemeliharaan,
prosedur pembersihan dan pengeringan, serta data piranti
pengaman.
b. KTT atau PTL menjamin bahwa pipa penyalur dalam kondisi
aman saat dioperasikan.
c. KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya dapat menugaskan IT untuk mengevaluasi
kembali kelayakan penggunaan instalasi apabila terdapat
hal-hal yang menyebabkan pipa penyalur tidak laik dan tidak
aman untuk dioperasikan.
#4
Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Bejana Tekan dan Katup Pengaman
Persyaratan Gudang Utama dilhat di Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara KESDM
No. 309.K/30/DJB/2018 hal 24
Persyaratan Gudang Transit dilhat di Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara KESDM
No. 309.K/30/DJB/2018 hal 21
CATATAN :
*) Bangunan yang didiami orang, rumah
sakit, bangunan-bangunan lain/kantor-
kantor.
**) Tempat penimbunan bahan bakar cair,
tangki, bengkel dan jalan umum besar.
***) Rel kereta api, jalan umum kecil.
CATATAN :
Untuk kapasitas yang tidak terdapat
dalam tabel-tabel di atas, maka
penentuan jarak aman dengan melihat
nilai tertinggi dari kapasitas bahan
peledak yang terdekat dan/atau sesuai
dengan hasil evaluasi Inspektur
Tambang.
1. GUDANG UTAMA :
- Gudang Peka Detonator, bangunan maks.150 Ton, kontener maks. 4 ton
- Gudang Peka Primer, bangunan maks. 500 Ton , tangki maks 100 ton, kontener maks.10 ton
- Gudang Bahan Ramuan Bahan Peledak, bangunan maks. 2.000 Ton ,
tangki maks 300 ton, kontener maks. 1.000 ton
UNTUK GUDANG BAWAH TANAH :
- Maksimum 5 Ton atau untuk pemakaian selama 2 x 24 jam
ANFO
Detonator Dinamit AN ANFO AN AN
47
48
Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti
49 SYARAT UMUM TATA CARA PENIMBUNAN
KEMASAN 25-50 Kg
- Tinggi tumpukan paling tinggi 180 cm dari lantai
- Lebar tumpukan 8 kantong
- Panjang tumpukan sesuai panjang gudang
KEMASAN 1000 Kg
- Disimpan dengan paletnya
- Penerimaan dan pengeluaran handak tidak boleh secara manual
- Ruang bebas antara tumpukan dengan dinding 75 cm
- Tinggi tumpukan paling banyak 3 kemasan
- Tersedia lorong untuk operasi alat angkut
- Jarak antara tumpukan sesuai alat angkut dapat manuver dengan aman
- Alat angkut tidak boleh ditinggal di dalam gudang
50
Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti
51
KEMASAN 25-50 Kg
- Tetap dalam kemasan aslinya
- Tinggi tumpukan paling tinggi 180 cm dari lantai
- Lebar tumpukan paling banyak 8 tumpukan
- Panjang tumpukan sesuai panjang gudang
- Jarak antar tumpukan 80 cm
- Ruang bebas antara tumpukan dengan dinding 30 cm
51
52
Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti
53
53
Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti
54 CATATAN BAHAN PELEDAK
FORMAT KARTU
KPP PERTAMA,
KPP MADYA,
DAN KIM
Pengajuan Dokumen
Kelengkapan ke KaIT / Kadis Tindak lanjut temuan
Pengajuan untuk:
Pembangunan 80% 1. Mudah terbakar > 40.000 Liter
(Surat Permohonan Kunjungan IT) 2. Mudah menyala > 10.000 Liter
Alur Proses Kelayakan (Perpanjangan)
Surat Pengajuan Perpanjangan
(3 bulan) sebelum habis masa
berlaku & Dokumen
Kelengkapan ke KaIT / Kadis
Kunjungan IT
• Terbuat dari bahan anti karat atau bagian dalam dan luar tangki penimbunan dilapisi anti karat
dan dilengkapi dengan pipa pengeluaran bahan bakar dan pipa pengeluaran udara (breather);
• Ditanam paling kurang 1 (satu) meter dihitung dari bagian atas tangki pendam dan galian
disekitar tangki penimbunan diisi pasir;
• Mampu menahan tekanan sampai 7 (tujuh) atmosfir;
• Dilarang ditanam di bawah rel kereta api atau jalan lalu-lintas;
• Tempat pengisian berjarak paling kurang 10 (sepuluh) meter dari tempat pengeluaran;
• Tidak boleh ada api atau lampu terbuka di dekat atau di sekitar tempat pengisian; dan
• Harus dilengkapi dengan alat deteksi kebocoran atau sumur pantau untuk mengetahui
kebocoran yang mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Tangki Portable - 1
Laboratorium, dilengkapi
dengan safety shower dan eye
wash, bak cuci, ventilasi, sistem
peringatan dini, dan lain-lain.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#I Permesinan dan Ruang Mesin
a. ruang mesin dipasang penerangan dan ventilasi dan dijaga
kebersihannya
b. Pada mesin yang bergerak, pekerja memakai pakaian yang
pas dan semua kancing terpasang; mengikat rambut yang
panjang dan tidak tergerai; melepas seluruh aksesoris yang
melekat di tubuh; dan dilakukan pengawasan oleh
pengawas operasional dan/atau pengawas teknis.
c. pemeriksaan dilakukan pada semua permesinan dan
peralatan diperiksa secara berkala sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh KTT atau PTL. Hasil pemeriksaan
permesinan dan peralatan dicatat dalam buku atau kartu
catatan.
#8
Keselamatan Eksplorasi
a. Identifikasi bahaya penilaian dan pengendalian d. Pengeboran eksplorasi dengan
risiko pada kegiatan eksplorasi, penyediaan SPIP melakukan persiapan pengeboran
dan tenaga teknis pertambangan yang kompeten, eksplorasi, pengamanan kegiatan
tata cara kerja yang aman, fasilitas perkemahan pengeboran eksplorasi, pelaksanaan
untuk lokasi terpencil. pengeboran eksplorasi, jack up vessel,
b. Pemetaan Geologi Eksplorasi dengan memastikan penetapan daerah berbahaya, dan
tersedia perbekalan, tersedia first aider, dan alat pasca pengeboran eksplorasi.
komunikasi e. pengeboran eksporasi tambang
c. Pembuatan parit dan sumur uji. bawah tanah dilakukan dengan
melakukan upaya pencegahan blow
out, semburan gas berbahaya, bahaya
longsor pada terowongan, pengelolaan
peralatan perlistrikan dan jaringan
kabel.
#9
Keselamatan Tambang Permukaan
1. Rencana tambang berupa kestabilan lereng 3. Operasional tambang permukaan.
penambangan, identifikasi kondisi tidak aman 4. Pembersihan lahan dan pemotongan pohon,
terkait rencana tambang, pengaturan permuka pemindahan tanah pucuk, tanah penutup dan
kerja. penambangan serta pekerjaan penimbunan
2. Timbunan tanah penutup berupa tinggi jenjang tanah penutup.
tunggal timbunan penutup, kajian kestabilan 5. Konstruksi dan pengamanan fasilitas
lereng. penimbunan tailing
6. Pembuatan sumuran, puritan, tanggul dan
bendungan, serta kolam pengendap.
7. Lubang bekas tambang.
8. Jalan tambang dan jalan angkut, dan
pengoperasian kendaraan di jalan tambang dan
jalan angkut, serta Lalu lintas tambang
9. Alat pemindah tanah.
10. Pekerjaan penirisan tambang.
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
a. Administrasi Tambang Bawah d. Penerangan pada lokasi tambang
Tanah dan penunjukan dan lampu pekerja tambang.
pengawas kualifikasi dan
tugasnya.
e. Alat komunikasi dan sistem
b. Jalan Keluar dari tambang komunikasi.
bawah tanah dimana tersedia
dua buah jalan keluar dimana
orang bekerja, peralatan dan alat
bantu apabila peralatan biasa f. Sumuran dan derek berupa
tidak dapat digunakan, kegunaan dari sumuran (raise,
konstruksi dan pemeliharaan winze, drift, dll), untuk angkutan
halan dan tangga, jalan dari orang melalui sumuran, dan buku
tempat kerja. kawat dan buku derek
Membuat lubang bor, pipa penirisan dan Membuat saluran pembuangan gas
keran sebelum dilakukan pembuatan lorong metan dengan perangkap api (flame
maju (development) trap)
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
Pencegahan Terhadap Penyulutan Gas Metan dan Debu Mudah Menyala dilakukan dengan:
1. pemeriksaan gas metan oleh tenaga teknis pada
permuka kerja dari setiap lokasi penggalian, lubang
maju (road head), percabangan jalan aliran udara,
daerah ambrukan atau bekas penggalian, tempat
tertentu yang diperkirakan terakumulasi gas
metan, pipa monitor gas yang dipasang pada
daerah yang telah ditutup kedap.
Bencana Lumpur Basah (Wet Muck) adalah campuran ukuran butir halus dan air
yang mana dapat mengalirkan material secara tiba-tiba keluar akibat dari
penggalian tambang bawah. Penanganan wet muck dilakukan dengan cara:
Perubahan pada Kapal keruk/isap yang dapat mempengaruhi stabilitas kapal tersebut
melalui mekanisme persetujuan dari KTT dan hasil evaluasi terhadap keselamatan operasi
tersebut disampaikan kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya.
Dalam rangka mengevaluasi kelayakan tersebut, KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT
sesuai dengan kewenangannya dapat meminta KTT atau PTL untuk melakukan presentasi
dan/atau menugaskan IT untuk melakukan verifikasi lapangan.