Anda di halaman 1dari 76

STANDARISASI PERTAMBANGAN

MINERAL DAN BATUBARA

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI MINERAL DAN BATUBARA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
UNIT KOMPETENSI POM

Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab sebagai Pengawas Operasional Madya (POM)

Mengelola Keselamatan Pertambangan

Mengelola Lingkungan Pertambangan

Mengelola Keadaan Darurat Pertambangan

Melaksanakan Upaya Penerapan Konservasi Mineral dan Batubara

Mengelola Penerapan Kaidah Teknis Pertambangan Mineral dan Batubara

Mengawasi Kegiatan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara

Mengawasi Standardisasi Pertambangan Mineral dan Batubara

3
ELEMEN KOMPETENSI

Memahami standar pada kegiatan


pertambangan mineral dan batubara

Membuat standar pada kegiatan


pertambangan mineral dan batubara

Menerapkan standar pada kegiatan


pertambangan mineral dan batubara

4
POKOK BAHASAN

I. Standar Pada Keg. III. Penerapan


II. Pembuatan
Pertambangan Standar
Standar
Minerba
• Pengertian • Identifikasi tahapan • Sosialisasi standar
• Jenis pada area kerja • Pelaksanaan
• Pengembangan • Penentuan standar standar
• Pemeliharaan • Perumusan standar • Pengawasan
pelaksanaan
standar

5
TUJUAN INTRUKSIONAL

1. Menjelaskan standardisasi pada kegiatan pertambangan


minerba
2. Membuat standar pada kegiatan pertambangan minerba
3. Menerapkan standardisasi pada kegiatan pertambangan
minerba
4. Mengevaluasi standardisasi pada kegiatan usaha
pertambangan minerba

6
TUJUAN INTRUKSIONAL

I. Standardisasi Pada Kegiatan


Pertambangan Minerba
• Pengertian
• Jenis
• Pengembangan
• Pemeliharaan
7
PROLOG

Mengapa diperlukan adanya standar


pada kegiatan pertambangan
minerba?

8
PENGERTIAN
STANDAR
Persyaratan teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata
cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua
pihak/Pemerintah/keputusan internasional yang terkait dengan
memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pengalaman, serta perkembangan masa kini dan masa
depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
STANDARDISASI
Proses merencanakan, merumuskan, menetapkan, menerapkan,
memberlakukan, memelihara, dan mengawasi Standar yang
dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan semua
Pemangku Kepentingan.
10
DASAR HUKUM
§ Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
§ Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara
§ Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi
dan Penilaian Kesesuaian
§ Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang
Standardisasi Nasional
§ Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan 11
DASAR HUKUM

§ Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2016 tentang


Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
§ Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata
Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional lndonesia
§ Peraturan Menteri ESDM Nomor 42 Tahun 2016 tentang Standardisasi
Kompetensi Kerja di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara
§ Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2016 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Khusus Pengawas
Operasional di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara

12
JENIS STANDAR

SNI

STANDAR
STANDAR INTER
NASIONAL NASIONAL
SKKK SKKNI

Berdasarkan cakupannya
Kompetensi Kerja mengacu kepada:*
SKK
01 SKKNI 02 SKKK 03
INTERNASIONAL
INTERNASION
R u m u s a n adalah rumusan standar kompetensi
kemampuan kerja kemampuan kerja yang k e r j a y a n g
mencakup aspek dikembangkan dan
yang mencakup
p e n g e t a h u a n ,
aspek pengetahuan, ditetapkan oleh suatu
keterampilan, dan/atau
keterampilan dan/ keahlian serta sikap kerja o r g a n i s a s i multi
atau keahlian serta yang relevan dengan nasional dan
sikap kerja yang pelaksanaan tugas dan digunakan secara
relevan dengan s ya r a t j a b a t a n ya n g internasional.
ditetapkan sesuai dengan
pelaksanaan tugas ketentuan peraturan
dan syarat jabatan perundang-undangan
yang ditetapkan yang dikembangkan
sesuai dengan dan digunakan khusus
ketentuan perundang- d i b i d a n g
pertambangan minerba.
undangan.
Contoh : SKKK Bidang
*)Pasal 4 ayat (2) Pertambangan, Bidang
Permen ESDM No 42/2016 Tentang Migas, Bidang Panas
Standardisasi Kompetensi Kerja di Bumi
Bidang Pertambangan Mineral dan .
Batubara
KOMPETENSl

KNOWLEDGE SKlLLS

PENGETAHUAN LAN

ATTlTUDE
SlKAP
SNI
Standar y a n g d i t e t a p k a n o l e h Badan
Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku di
wilayah Negara Kesatuan Republik lndonesia.
Update : 158 SNl pada kegiatan pertambangan
minerba

Badan Standardisasi Nasional (BSN)


merupakan Lembaga Pemerintah Non
Departemen dengan tugas pokok
mengembangkan dan membina kegiatan
standardisasi di lndonesia.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian


16
PENGEMBANGAN STANDAR

Proses penyusunan dan/ atau pengembangan


standardisasi :
q Pemetaan kebutuhan
q Pengusulan standar berdasarkan prioritas
q Perumusan standar
q
Verifikasi
q
q Validasi
q Penetapan standar
q Penerapan standar
Kaji ulang standar
17
PENGEMBANGAN STANDAR
Pengembangan SNI memperhatikan beberapa hal, yaitu :
q Kebijakan nasional di bidang standardisasi
q Kebutuhan pasar
q Perkembangan standardisasi internasional
q Kesepakatan regional dan internasional
q Kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 01: 2007
menetapkan program pengembangan SNl yang meliputi
program nasional perumusan SNl : pelaksanaan
perumusan, penetapan, publikasi dan pemeliharaan
SNl.
18
PENGEMBANGAN STANDAR

19
PENGEMBANGAN STANDAR
Proses Perumusan SNl berdasarkan Perka BSN No.08 tahun 2015

20
PENGEMBANGAN STANDAR

Rancangan Akhir SNI

Proses Perumusan SNl berdasarkan Perka BSN No.08 tahun 2015


21
PENGEMBANGAN STANDAR
PEMELIHARAAN SNI
(PEDOMAN STANDARISASI NASIONAL NO.
01/2007)
q Panitia teknis atau subpanitia teknis berkewajiban memelihara SNI dengan
melaksanakan kaji ulang sekurang-kurangnya satu kali dalam 5 (lima)
tahun setelah ditetapkan
q Panitia teknis harus melaporkan program kaji ulang setiap akhir tahun
bersamaan dengan usulan Program Nasional Perumusan SNI (PNPS).
q Dalam hal suatu sni terdapat kondisi tertentu yang memerlukan
perubahan sebelum 5 tahun maka kaji ulang terhadap SNI tersebut dapat
diusulkan kepada BSN atau panitia teknis untuk ditindaklanjuti.
q Hasil kaji ulang dapat ditindaklanjuti dengan menerbitkan ralat,
amandemen, revisi, abolisi atau tetap tanpa perubahan terhadap SNI
tersebut.

22
PENGEMBANGAN STANDAR

TUJUAN PEMELIHARAAN SNI


q Menjaga kesesuaian SNl terhadap kepentingan
nasional dan kebutuhan pasar
q Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,
inovasi dan teknologi
q Menilai kelayakan dan kekinian
q Menjamin ketersediaan SNl

23
PENGEMBANGAN STANDAR
KEWAJIBAN PENERAPAN SNI
q Berdasarkan Pasal 12 ayat (2) PP 102/2000, SNl bersifat sukarela untuk
ditetapkan oleh pelaku usaha.
q Dalam hal SNl berkaitan dengan kepentingan keselamatan, keamanan,
kesehatan masyarakat atau pelestarian fungsi lingkungan hidup dan/atau
pertimbangan ekonomis, instansi teknis dapat memberlakukan secara
wajib sebagian atau seluruh spesifikasi teknis dan atau parameter dalam
SNl (Pasal 12 ayat [3] PP 102/2000).
q SNl Wajib di Bidang Minerba adalah :
Ø SNl 5015:2011 Pedoman pelaporan Sumberdaya dan Cadangan
Batubara
Ø SNl 4726:2011 Pedoman pelaporan Sumberdaya dan Cadangan
Mineral
Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara No.569.K/30/
DJB/2015
24
PENGEMBANGAN STANDAR
Proses Penyusunan SKKNI/SKKK
1. Penyusunan : Konseptor, Stakeholder
2. Pra Konvensi : Konseptor, Stakeholder
3. Konvensi : Konseptor, Stakeholder,
Kemnaker
4. Penetapan SKKNI : Kemnaker

Inisiasi pengembangan SKKNI berasal dari masyarakat, asosiasi


industri, asosiasi profesi, lembaga sertifikasi profesi, lembaga
pendidikan vokasi/keterampilan, lembaga pelatihan kerja, instansi
PENGEMBANGAN SKKNI
NO PER ATURA N ISI
1 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO 2 TAHUN 2 O16 TENTANG SISTEM
STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
PASAL 3 1 Pe n ge m b a n ga n SKKNI diarahkan pada tersediany a S K K N I
yang memenuhi prinsip:
a. Relevan dengan kebutuhan pengguna, dunia usaha atau
industri di masing-masing sektor atau kategori
lapangan usaha
b. Valid t e r h a d a p a c u a n d a n / a t a u pembanding y ang s a h
c. Akseptabel oleh p a r a p e m a n g k u kepentinga n
d. Fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan
pemangku kepentingan; dan
e. Mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau
disetarakan dengan standar kompetensi lain, baik
secara nasional maupun internasional
PENGEMBANGAN SKKNI/SKKK
RIP
PEMETAAN SKKNI
KEBUTUHAN
SKKNI
KAJI ULANG SKKNI PERUMUSAN RSKKNI

PENERAPAN SKKNI VERIFIKASI RSKKNI =


RSKKNI 1

PENETAPAN SKKNI VALIDASI > PRA KONVENSI


= RSKKNI 2

PEMBAKUAN > KONVENSI = VERIFIKASI – RSKKNI 2


RSKKNI 3

27
KAJI ULANG SKKNI
NO PER ATURA N ISI
1 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO 2 TAHUN 2O16 TENTANG
SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
PASAL 2 2 1 Un t u k me me l i ha ra validitas d a n reliabilitas
t e r h a d a p SKKNI y a n g telah diterapkan , di l a kuka n
kaji ulang SKKNI
2 Kaji ulang SKKNI dilakukan paling lama 5 (l i ma )
tahun
3 Hasil kaji ulang SKKNI digunakan untuk keperluan
perubahan SKKNI
KAJI ULANG SKKNI
NO PER ATURA N ISI
1 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO 3 TAHUN 2O16 TENTANG TATA
CARA PENETAPAN SKKNI
PASAL 3 2 1 Un t u k me me l i ha ra validitas d a n reliabilitas
t e r h a d a p SKKNI y a n g telah diterapkan , di l a kuka n
kaji ulang
2 Kaji ulang SKKNI dilakukan paling sedikit 1 ( s a t u )
kali dalam 5 (lima) tahun atau sesuai kebutuhan
3 Hasil kaji ulang SKKNI da pa t b e r u p a r e k omendasi :
a. Pe r u b a h a n
b. Pencabutan
c. Tanpa p e r u b a h a n
KAJI ULANG SKKNI
NO PER ATURA N ISI
1 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO 3 TAHUN 2O16 TENTANG TATA
CARA PENETAPAN SKKNI
PASAL 3 3 1 Hasil kaji ulang SKKNI b e r u p a r e k omendasi
p e r u b a h a n , da pa t b e r u p a :
a Kesalahan redaksional
b Perbaikan atau penambahan substansi yang
sifatnya terbatas
c Perubahan substansi yang cukup luas atau
menyeluruh
KAJI ULANG SKKNI
NO PER ATURA N ISI
1 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO 3 TAHUN 2O16 TENTANG TATA
CARA PENETAPAN SKKNI
PASAL 3 4 1 Hasil kaji ulang SKKNI b e r u p a r e k omendasi
pe nc a but a n , dilakukan bila:
a Perubahan substansi lebih dari 5O%; atau
b Tidak diperlukan lagi
PASAL 3 5 Hasil kaji ulang b e ru p a rekome nda si t a n p a
p e ruba ha n , dilakukan apabila SKKNI t e r s e b u t
m a s i h diny atakan valid d a n reliabel
PENGEMBANGAN STANDAR
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
9
KKNl adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
8
kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara 7
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja 6
serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian 5
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan di berbagai sektor. 4
Sumber: Perpres No. 8 tahun 2012 tentang 3
Kerangka Kualifikasi Nasional lndonesia. 2
1
Data SNI/ SKKNI/ SKKK
S N I (158)
• KT 13.05 Perlindungan Lingkungan 15 SNI
• KT 13.06 K3 Pertambangan 24 SNI 158 SNI
• KT 73.01 Komoditas Pertambangan 95 SNI
• KT 73.02 Teknik Pertambangan 24 SNI
S K K N I (15)
• 12 SKKNI Sudah Ditetapkan
• 3 RSKKNI Sedang Proses Penetapan
SKKK
Pengawas Operasional di Bidang Pertambangan Minerba
(POP, POM, POU)
STANDARDISASI
1. Berkiblatlah 2. Kalau tidak ada,
kepada regulasi minta referensi dari
ESDM ESDM

3. Kalau tidak ada, bisa memakai:


a. Standar Nasional Indonesia
(SNI),
b. Standar internasional, atau
c. Standar yang dibuat oleh KTT
sendiri
KETERPADUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
PROFESI
PENDIDIKAN & PELATIHAN SERTIFIKASI REGISTRASI/ LISENSI
BERBASIS KOMPETENSI KOMPETENSI PROFESI

MEMASTIKAN
MEMASTIKAN
KESESUAIAN
MENGEMBANGKAN DAN UNTUK
KOMPETENSI TUJUAN
MEMELIHARA
KOMPETENSI PENERAPAN WAJIB

Ijazah (pendidikan)
Sertifikasi Kompetensi Registrasi/Lisensi Personil
& Sertifikat Pelatihan
LEMBAGA PENDIDIKAN LSP OTORITAS KOMPETEN36
& LEMBAGA PELATIHAN
PROSES SERTIFIKASI KOMPETENSI
6 MEMBENTUl
3
5

8
MENUNJUl

K OMPETENSI
PEMBERIAN SERTIFIK AT
7 RElOMENDASI ASSESSOR LSP
LAPORAN
ASSESSMEN

4 ASSESSMEN
TIM ASSESSOR KOMPETENSI
KOMITE TEKNIK*

1 MENGAJUlAN
PESERTA di TUK
PERMOHONAN
9
2 SURVAILEN
Memilih TUl
37
II. PEMBUATAN STANDAR
PADA KEGIATAN PERTAMBANGAN
MINERBA
• ldentifikasi Tahapan Kegiatan
• Penentuan
• Perumusan
Identifikasi Tahapan Kegiatan Di Area Kerja
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan
kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi:
1. Penyelidikan umum
2. Eksplorasi
3. Studi kelayakan
4. Konstruksi
5. Penambangan
6. Pengolahan dan pemurnian
7. Pengangkutan dan penjualan
8. Pascatambang.
39
PROSEDUR
OPERASIONAL
STANDAR/ SOP
Rangkaian intruksi
tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai
p r o s e s
penyelenggaraan
aktifitas organisasi,
bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana
dan oleh siapa
dilakukan.

40
Prinsip Penyusunan SOP
1. Kemudahan dan kejelasan è mudah dimengerti dan dapat
diterapkan
2. Efisiensi dan efektifitas è Prosedur paling efektif & efisien dalam
pelaksanaan Tugas
3. Keselarasan è selaras dengan prosedur yang lain
4. Keterukuran è standar kualitas dan mutu baku yang dapat diukur
pencapaiannya
5. Dinamis è dapat disesuaikan dengan kebutuhan peningkatan
kualitas
6. Berorientasi pada pengguna è kepuasan pengguna
7. Kepatuhan hukum è memenuhi ketentuan peraturan
8. Kepastian hukum è disahkan

41
MANFAAT SOP
1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan karyawan
dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya.
2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang
mungkin dilakukan oleh karyawan dalam melaksanakan
tugas.
3. Mengurangi tingkat kesalahan yang mungkin dilakukan
karyawan dalam melaksanakan tugas.
4. Meningkatkan efsiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab individual karyawan dan organisasi
secara keseluruhan.
5. Membantu karyawan menjadi lebih mandiri dan tidak
bergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan
mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan
42
proses sehari-hari.
MANFAAT SOP
6. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas.
7. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan
memberikan karyawan cara konkrit untuk memperbaiki
kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah
dilakukan.
8. Memastikan pelaksanaan tugas sehari-hari dapat
berlangsung dalam berbagai situasi.
9. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi
yang harus dikuasai oleh karyawan dalam melaksanakan
tugasnya.
10. Memberikan informasi bagi upaya peningkatan
kompetensi karyawan.
43
MANFAAT SOP

11. Memberikan informasi mengenai beban tugas yang


dipikul oleh seorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya.
12. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.
13. Membantu penelusuran terhadap kesalahan prosedural
dalam menjalankan tugas.
14. Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam
penyusunan standar kerja, sehingga sekaligus dapat
memberikan informasi bagi kinerja tugas sehari-hari

44
TUJUAN SOP
1. Untuk memberikan panduan bagi seluruh karyawan dalam
mengidentifikasi, menyusun, mendokumentasikan, mengembangkan,
memonitor serta mengevaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan
visi dan misi organisasi.
2. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
3. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi
dalam organisasi.
4. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas/pegawai terkait.
5. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari
malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
6. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi, dan
inefsiensi.
45
FUNGSI SOP

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.


2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan
mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama
berdisiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

46
JENIS-JENIS SOP
1. SOP teknis
Ciri-ciri SOP teknis
Ø pelaksanaan berjumlah satu orang atau satu kesatuan tim kerja atau
jabatan meskipun dengan pemangku yang lebih dari satu.
Ø Berisi langkah rinci atau cara melakuakan pekerjaan atau langkah detail
pelaksanaan kegiatan.

2. SOP administratif
Ciri-ciri SOP administratif
Ø Pelaksanaan berjumlah banyak atau lebih dari satu karyawan atau lebih
dari satu jabatan dan bukan merupakan satu kesatuan yang tunggal.
Ø Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan atau langkah-langkah pelaksanaan
kegiatan yang bersifat makro ataupun mikro yang tidak menggambarkan
cara melakukan kegiatan

47
JENIS-JENIS SOP

Berikan contoh sop teknis dan administrasi


yang dimiliki/ada pada area anda!

48
PENENTUAN

Bagaimana tata cara penentuan standar yang


dibutuhkan pada area Kerja anda?

49
PERUMUSAN

Bagaimana proses perumusan SOP pada area


Kerja anda?

50
PERUMUSAN

51
PERUMUSAN

Tim penyusun

52
PERUMUSAN

7 Langkah dalam penyusunan SOP


1. Menentukan tujuan yang ingin dicapai
2. Membuat rancangan awal.
3. Melakukan evaluasi internal.
4. Melakukan evaluasi eksternal
5. Melakukan uji coba.
6. Menempatkan prosedur pada unit terkait.
7. Menjalankan prosedur yang sudah dibuat 53
PERUMUSAN

`ormat umum dalam SOP


1. Langkah Sederhana (Simple Steps)
2. Tahapan Berurutan (Hierarchical Steps)
3. Grafik (Graphic Steps)
4. Diagram Alir (Flowchart)

54
PERUMUSAN
Simple Steps
· Format Simple St ep

Tanggal 4 Mar et 2012


Standard Operating Procedure
Pengajuan Cuti Tahunan
Dasar hukum:
1. Pegawai yang akan mengajukan cuti tahunan, harus meng isi formulir cuti tahunan,
dan menyerahkan formulir yang telah diisi kepada Bag ian Kepegawaian untuk diteliti
mengenai hak cuti yang tersisa;
2. Pegawai yang m e n g a ju k a n cut i menandatangi formulir p e n g a ju a n dan
m e n ya m p a ik a n k e p a d a a ta s a n la n g s un g y a n g ber san g k u t an d a n p e ja b a t yan g
berwenang memberikan cuti untuk ditandatangani;
3. Atasan langsung menyerahkan kepada pegawai yang bersangkutan;
4. Pe g a w ai y a n g m e la k s a n a k a n cut i w a jib m e la p o r k e p a d a a ta s a n la n g s un g set ela h
melaksanakan cuti.

Disahkan oleh:
Kepala

55
PERUMUSAN
Hierarchical Steps

56
PERUMUSAN
Graphic Steps

57
PERUMUSAN
Graphic Steps

58
PERUMUSAN
Flowchart
Bagan Alir (Flowchart)

Enqneer Tearn Leac:ter P e mb e r i T � lnstan$1 ter1tad

.L ,
1 1 n g . - 1 a n SUrwy
clan-
==>
pe,ray.:w•t.an

r
"-"luan langg,111 Pembuatan aur•t ltm k• aurwit •'" ke � tan:M
1ark8,I
pelakNnaan al..WYey � instanst ter'kait -i


Pel•k-nsurvey

i
P engamb i... .. 1 -
survey
I
1
Pembuatan Lapo,an
I
59
PERUMUSAN

`aktor Dasar Penentuan `ormat


1. Banyaknya keputusan yang akan dibuat dalam
suatu prosedur
2. Banyaknya langkah dan sub langkah yang
diperlukan dalam suatu prosedur
3. Siapa yang dijadikan target sebagai pelaksana
sop
4. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan SOP
60
III. Penerapan Standar
Pada Kegiatan Pertambangan
Minerba
• Sosialisasi
• Pelaksanaan
• Pengawasan

61
SOSIALISASI STANDAR
METODE SOSIALISASI:
1. Kampanye
2. Pertemuan
3. Pendidikan dan pelatihan

FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN
METODE SOSIALISASI:
1. `aktor peserta
2. `aktor Materi
3. `aktor Waktu
4. `aktor Media Penyampaian
62
Pelaksanaan Standar
Proses penetapan harus sesuai dengan tujuan
pemberlakuan SOP, yaitu :
1. Setiap pelaksana mengetahui SOP yang baru/diubah
dan mengetahui alasan perubahannya
2. Salinan/copy sop disebarluaskan sesuai kebutuhan dan
siap diakses oleh smeua pengguna yang potensial
3. Setiap pelaksana memahami perannya dalam SOP dan
dapat menggunakan semua pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki dalam menerapkan SOP
4. Terdapat sebuah mekanisme untuk memonitor/
memantau kinerja, mengidentifikasi masalah-masalah
yang mungkin muncul dan menyediakan dukungan
dalam proses penerapan SOP.
Pelaksanaan Standar
STRATEGI PENERAPAN STANDAR
1. Perencanaan penerapan SOP
Rencana penerapan memberikan kesempatan setiap anggota
organisasi untuk mempelajari dan memahami semua tugas,
arahan, dan jadwal serta kebutuhan sumber daya yang terkait.
2. Pemberitahuan/ penyebarluasan informasi perubahan
3. Distribusi dan aksesbilitas
Salinan/copy dari berbagai SOP yang dikembangkan harus
tersedia untuk semua pelaksana terkait
4. Pelatihan pemahaman SOP
5. supervisi
Pelaksanaan Standar
Prinsip Pelaksanaan SOP
1. Konsisten
2. Komitmen
3. Perbaikan berkelanjutan
4. Mengikat è baku/ mengikat pelaksana dan
pelaksanaan tugasnya
5. Seluruh unsur memiliki peran penting è jika
satu peran tidak melaksanakan maka akan
mengganggu proses
6. Terdokumentasi dengan baik
Pengawasan Pelaksanaan Standar

1. Pengawasan Administratif
dilaksanakan dalam bentuk klarifikasi data awal yang
telah disiapkan/disampaikan oleh obyek pengawasan
kepada tim pengawas sebelum dan/ atau pada saat
pengawasan di lapangan.

2. Pengawasan Teknis
dilaksanakan dalam bentuk pemeriksaan langsung kondisi
di lapangan untuk memastikan dan mengevaluasi
terhadap penerapan dan pengembangan standardisasi
pertambangan mineral dan batubara.
Pengawasan Pelaksanaan Standar
OBYEK PENGAWASAN
1. Standar
a. Sistem manajemen (lSO, OHSAS, SMKP/ SMK3, dan
lainnya);
b. Penerapan standar (SNl Sektor Pertambangan Minerba,
Standar lnternasional, dan lainnya);
c. Penerapan dokumen standar kerja operasional (SOP,
JSA, Wl, format daftar periksa/checklist);
d. Sistem dokumentasi dan kontrol dokumen standar
kerja operasional (misal revisi dan pembuatan baru).
Pengawasan Pelaksanaan Standar
OBYEK PENGAWASAN
2. Standar Kompetensi Kerja
a. Penerapan Standar Kompetensi Kerja (SKKNl, Standar Kompetensi
Kerja Khusus, Standar Kompetensi Kerja lnternasional)
b. Sistem dokumentasi dan kontrol dokumen standar kompetensi kerja
(jika ada yang digunakan
c. Struktur Organisasi (struktural dan fungsional)
d. Skema rekruitmen
e. Tenaga kerja bersertifikat
f. Program diklat
g. Modul diklat
h. Pelatih
i. Tempat diklat dan sarana pendukungnya
j. Kerjasama
k. TKA
l. TKl Pendamping
Pengawasan Pelaksanaan Standar
DAFTAR PERIKSA PENGAWASAN
Pengawasan Pelaksanaan Standar
DAFTAR PERIKSA PENGAWASAN
PENERAPAN MANAJEMEN - PDCA
Plan
Merencanakan suatu proses yang akan dilakukan dengan mencari akar masalah
sehingga didapatkan hasil yang sesuai.

Do
Aktivitas yang telah direncanakan segera di-execute agar tidak hanya menjadi
wacana atau retorika belaka, karena inti dari PDCA adalah tindakan (act).
Kegiatan planning implementation menjadi langkah utama keberhasilan PDCA

Check
Menguji keberhasilan dan menganalisa sebab tidak tercapainya target yang
ditetapkan di awal.

Action
Tindakan lanjutan sehingga proses PDCA akan terus memberikan hasil yang
semakin baik di tahapan kegiatan organisasi selanjutnya. Action adalah next
target setelah terwujudnya target awal, dan ini merupakan ujung pangkal
continuous improvement process.
PENERAPAN MANAJEMEN - POAC
Planning (perencanaan) adalah proses mendefinisikan tujuan dan strategi untuk
mencapai tujuan itu serta mengembangkan rencana aktivitas kerja dalam
sebuah organisasi. Perencanaan harus mempertimbangkan specific,
measurable, achievable, realistic dan time.

Organizing (pengorganisasian) adalah proses kegiatan dalam menyusun


struktur organisasi (tim) sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber dan
lingkungannya.

Actuating ( pelaksanaan ) adalah suatu tindakan yang mengusahakan agar


semua perencanaan dan tujuan organisasi (tim) bisa terwujud dengan baik dan
seperti yang diharapkan.

Controlling (pengawasan) adalah proses pengamatan, penentuan standar yang


akan diwujudkan, menilai kinerja pelaksanaan, dan jika diperlukan mengambil
tindakan korektif, sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan semaksimal
mngkin dalam mencapai tujuan organisasi (tim).
ACTION PLAN
Nama :
Jabatan :
Area Kerja :

Identifikasi Tahapan Kegiatan Pertambangan pada Area Kerja :


................................................................................................................................................
.
................................................................................................................................................
.
................................................................................................................................................
.
................................................................................................................................................
.

Identifikasi Kebutuhan Standar :


................................................................................................................................................
.
................................................................................................................................................
EVALUASI
1. J e l a s k a n p e n g e r tian s ta n d a rd is a s i
sesuai d e n g a n p e ra turan p e r undang-
u n d a n ga n !
Proses m e r e n c a n a k a n , m e r u m u s k a n ,
menetapkan, menerapkan, memberlakukan,
memelihara, dan mengawasi Standar yang
dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama
dengan semua Pemangku Kepentingan.

UU 20/2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN


EVALUASI
2. Sebutkan dan jelaskan jenis s t a n d a r
p a d a kegiatan p e rt a m b a n ga n sesuai
dengan p e r a t u r a n perundang -undanga n!

SNI
STANDAR
INTER
STANDAR NASIONAL
NASIONAL

SKKK SKKNI
EVALUASI
3. B a gaimana m e ru m u s k a n s t a n d a r di
area pekerjaan anda!

1. Pemetaan kebutuhan
2. Pengusulan berdasarkan prioritas
3. Perumusan standar
4. Verifikasi
5. Validasi
6. Penetapan standar
7. Penerapan standar
8. Kaji ulang
EVALUASI
4. Berapa lama jangka waktu suatu standar
dapat dikaji ulang dan sebutkan alasannya!
NO PER ATURA N ISI
1 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO 2 TAHUN 2O16 TENTANG
SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
PASAL 2 2 1 Un t u k me me l i ha ra validitas d a n reliabilitas
t e r h a d a p SKKNI y a n g telah diterapkan , di l a kuka n
kaji ulang SKKNI
2 Kaji ulang SKKNI dilakukan paling lama 5 (l i ma )
tahun
3 Hasil kaji ulang SKKNI digunakan untuk keperluan
perubahan SKKNI

Anda mungkin juga menyukai