Anda di halaman 1dari 15

PT.

Nusantara Arta Mega Sejahtera 1


Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (RIP-PPM)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdiri berdasarkan Undang-
Undang Nomor 27 tahun 2000. Provinsi ini dikenal sebagai daerah
pertambangan, khususnya timah yang sudah dieksploitasi sejak abad 17 yang
lampau sampai hari ini. Sutedjo Sujitno (2005) dalam bukunya menuliskan
bahwa di Indonesia, timah hanya ditemukan di Pulau-pulau Bangka, Belitung,
Singkep, dan Karimun-Kundur, serta di Bangkinang, daratan Sumatera. Pulau-
pulau ini berada pada jalur yang disebut The South East Asia Tin Belt (Sabuk
Timah Asia Tenggara). Dalam literatur, pulau-pulau penghasil timah ini disebut
sebagai The Indonesian Tin Islands.
Dari hulu ke hilir pertambangan melibatkan banyak sumber daya.
Sayangnya sumber daya tersebut belum berpola kemitraan dan pemberdayaan
serta hanya menghidupkan perekonomian berbasis modal besar seperti
penjualan mesin, sewa alat berat, solar, dan lain-lain. Sebaliknya masyarakat
lokal hanya berperan sebagai penambang atau berjualan warungan. Belum ada
upaya serius untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dan wilayah
sekitar tambang.
Pasal 33 ayat (3) dan (4) UUD 1945 telah menegaskan bahwa tata
kelola kekayaan alam, termasuk bahan tambang yang ada diperut bumi Negeri
Serumpun Sebalai ini harus dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat, dan diselenggarakan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Artinya, potensi dan kontribusi timah dan bahan galian lainnya yang sudah
dieksploitasi nasional, tetapi yang paling mendasar dan harus menikmati
hasilnya adalah Bangka Belitung sendiri, khususnya masyarakat terdampak
disekitar areal tambang.
Melihat luasnya izin usaha pertambangan (IUP), sepertinya 82
kelurahan dan 309 desa yang ada di Bangka Belitung bersinggungan dengan
wilayah tambang. Oleh karenanya, diperlukan kebijakan dan program
PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera 2
Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (RIP-PPM)

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat areal tambang yang strategis,


partisipatif, ekonomis, inovatif dan mampu menggerakkan potensi perekonomian
berbasis kearifan dan sumber daya lokal.
Berdasakan permasalahan di atas, Pemerintah Provinsi Bangka
Belitung menyusun sebuah Kerangka Cetak Biru (Blue Print) pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat sehingga memberikan arah yang jelas bagi
perusahaan-perusahaan tambang. Salah satunya menjadi acuan bagi PT.
Nusantara Arta Mega Sejahtera yang merupakan perusahaan pertambangan
timah berlokasi di Desa Tugang Kecamatan Kelapa, Desa Ibul dan Desa Air
Nyatoh Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung untuk membuat Rencana Induk Program
Pemberdayaan Masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di sekitar wilayah Izin Operasi Produksi pertambangannya. Secara
lengkap identitas perusahaan dan penanggung jawab adalah sebagai berikut :
Nama Perusahaan : PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera
Alamat : Kawasan Industri Jl. Ketapang,
Kecamatan Bukit Intan, Kota
Pangkalpinang
Lokasi Pertambangan : Desa Tugang Kecamatan Kelapa, Desa
Ibul dan Desa Air Nyatoh Kecamatan
Simpang Teritip Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
Komoditas : Mineral Logam Timah
Komisaris : Erik Muljono
Direktur : Eddy Mulyono
Pemegang Saham : Y Avicenna Dipayana (39%)
Ekky Zulkarnaen (43%)
Eddy Mulyono (8%)
Erik Muljono (10%)
PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera 3
Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (RIP-PPM)

1.2. Maksud dan Tujuan


Adapun tujuan Rencana Induk PPM yang tertuang dalam Cetak Biru
(Blue Print) ini adalah:
1. Merumuskan visi dan misi, arah kebijakan, sasaran, strategi, program
dan kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah
Sekitar Tambang
2. Memberikan pedoman kepada stakeholder dan perusahaan tambang
dalam pengelolaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di
wilayah sekitar tambang agar dijalankan dengan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Dilakukan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel,
parsitipatif, terukur, berkeadilan, berwawasan lingkungan serta
sesuai dengan norma dan budaya kearifan lokal.
b. Meningkatkan indeks pembangunan manusia provinsi dan/atau
kabupaten/ kota setempat, dan Pembangunan ekonomi masyarakat
sekitar tambang sampai dengan pelaksanaan kegiatan
pascatambang.
c. Meningkatkan Pengembangan sosial budaya dan lingkungan
kehidupan masyarakat sekitar tambang yang berkelanjutan.
d. Meningkatkan Pengembangan kelembagaan komunitas masyarakat
dalam menunjang kemandirian PPM dan Pembangunan
infrastruktur yang menunjang PPM.

1.3. Dasar Hukum


1. Pasal 33 Undang-Undang Dasar tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
3. Undang-Undang Nomer 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
4. Peraturan Menteri BUMN No.5 Tahun 2007 Tentang Program Kemitraan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan
5. Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batu Bara
PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera 4
Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (RIP-PPM)

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup
7. Peraturan Pemerintah 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan
9. Peraturan Pemerintah 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
11. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun
2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2014-2034
12. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral
13. Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 101 tahun 2017
tentang Pembentukan dan Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja Cabang Dinas Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
14. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun
2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara
15. Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 tahun 2018 tentang Pelaksanaan
Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan
Mineral dan Batubara
16. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1824 tahun 2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.
PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera 5
Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (RIP-PPM)

BAB II
PROFIL WILAYAH

Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi PT. Nusantara Arta Mega
Sejahtera berada di Desa Tugang Kecamatan Kelapa, Desa Ibul dan Desa Air
Nyatoh Kecamatan Simpang Teritip, sedangkan fasilitas pengolahan dan
peleburan bekerja sama dengan PT Prima Timah Utama yang berada di Jl.
Ketapang Kawasan Industri, Kota Pangkalpinang.

Kabupaten Bangka Barat


Kabupaten Bangka Barat terletak di Pulau Bangka dengan luas kurang lebih
288,370.00 Ha. Secara administratif berbatasan langsung dengan Kabupaten
Bangka. Kabupaten Bangka Barat beribukota Mentok, terdiri dari 6 kecamatan,
yaitu: Jebus, Kelapa, Mentok, Tempilang, Parittiga dan Simpang Teritip.

Jumlah penduduk Kabupaten Bangka Barat hasil Proyeksi Penduduk pada tahun
2020 sebesar 199.823 jiwa bertambah 5,38% dari tahun 2017 yang jumlah
penduduknya sebesar 189.621 jiwa.
Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2020 sebanyak 102.750 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 97.073 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten
Bangka Barat tahun 2020 mencapai 69.3 orang per km2. Kecamatan Muntok
memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu 110 orang per km2.

Wilayah Kabupaten Bangka Barat merupakan wilayah pesisir yang panjang dan
dikelilingi pulau-pulau kecil di sekitarnya. Selain memiliki perairan laut yang
cukup luas, Kabupaten Bangka Barat juga memiliki perairan payau, rawa, sungai
dan kolong (eks galian timah). Mengingat Pulau Bangka dikelilingi oleh lautan,
maka Kabupaten Bangka Barat memiliki potensi sumber daya laut yang relatif
besar untuk dikembangkan. Perairan laut Kabupaten Bangka Barat juga
menyimpan potensi non ikan seperti pengembangan wisata bahari atau
penambangan lepas pantai.
PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera 6
Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (RIP-PPM)

Kecamatan Kelapa
Kecamatan Kelapa adalah salah satu dari 6 kecamatan di Kabupaten Bangka
Barat;. Secara administratif sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Parittiga dan Kecamatan Jebus dan sebelah timur berbatasan Kabupaten
Bangka; sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tempilang; dan
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Simpang Teritip. Luas wilayah
Kecamatan Kelapa 593,89 Km², yang terdiri dari 1 Kelurahan dan 13 Desa yaitu:
Kelurahan Kelapa (42,13 Km²); Desa Mancung (15,00 Km²); Desa Pusuk (35,00
Km²); Desa Dendang (99,00 Km²); Desa Kayu Arang (31,01 Km²); Desa Kacung
(61,00 Km²); Desa Beruas (28,17 Km²); Desa Tebing (26,00 Km²); Desa Air
Bulin (48,00 Km²); Desa Sinar Sari (17,35 Km 2); Desa Terentang (52,41 Km2);
Desa Tugang (55,13 Km2); Desa Tuik (17,33 Km2); Desa Pangkal Beras (66,27
Km2).
Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Kelapa sebanyak 34.106 jiwa,
dengan rincian sebagai berikut: Kelurahan Kelapa berjumlah 6.918 jiwa; Desa
Mancung berjumlah 1.529 jiwa; Desa Kayu Arang berjumlah 1.778 jiwa; Desa
Pusuk berjumlah 2.043 jiwa; Desa Dendang berjumlah 4.556 jiwa; Desa Kacung
berjumlah 2.372 jiwa; Desa Sinar Sari berjumlah 1.518 jiwa; Desa Beruas
berjumlah 1.706 jiwa; Desa Tebing berjumlah 1.367 jiwa; Desa Terentang
berjumlah 2.695 jiwa; Desa Tuik berjumlah 725 jiwa; Desa Tugang berjumlah
3.305 jiwa; Desa Air Bulin berjumlah 1.797 jiwa dan Desa Pangkal Beras
berjumlah 1.797 jiwa.
Mata pencarian pendduk menurut jenis pekerjaan adalah: Petani (4.619), Buruh
Bangunan (1.201), Pedagang (1.085), Nelayan (513) dan sektor pertambangan
(433). Sisanya sebagai PNS (223), transportasi (156), bidang industri (97),
TNI/Polri, bidang kunstruksi, pensiunan dan peternak.

Kecamatan Simpang Teritip


Kecamatan Simpang Teritip adalah salah satu dari 6 kecamatan di Kabupaten
Bangka Barat;. Secara administratif sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Kelapa dan Kecamatan Muntok. Luas wilayah Kecamatan Simpang
Teritip 972,52 Km², yang terdiri dari 13 Desa yaitu: Desa Pelangas (46,38 Km²);
PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera 7
Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (RIP-PPM)

Desa Kundi (98,26 Km²); Desa Mayang (7,20 Km²); Desa Paradong (40,00
Km²); Desa Air Nyatoh (71,50 Km²); Desa Berang (24,84 Km²); Desa Rambat
(240,00 Km²); Desa Simpang Gong (26,00 Km²); Desa Simpang Tiga (132,60
Km²); Desa Ibul (30,00 Km2); Desa Pangek (32,00 Km2); Desa Bukit Terak
(25,00 Km2); Desa Air Menduyung (198,74 Km2).
Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Simpang Teritip sebanyak 29.728
jiwa, dengan rincian sebagai berikut: Desa Pelangas berjumlah 2.217 jiwa; Desa
Kundi berjumlah 2.664 jiwa; Desa Mayang berjumlah 3.198 jiwa; Desa Paradong
berjumlah 1.878 jiwa; Desa Air Nyatoh berjumlah 2.781 jiwa; Desa Berang
berjumlah 3.606 jiwa; Desa Rambat berjumlah 1.199 jiwa; Desa Simpang
Gong berjumlah 1.306 jiwa; Desa Simpang Tiga berjumlah 2.120 jiwa; Desa
Ibul berjumlah 2.817 jiwa; Desa Pangek berjumlah 2.312 jiwa; Desa Bukit Terak
berjumlah 1.920 jiwa; Desa Air Menduyung berjumlah 1.710 jiwa.
Mata pencarian pendduk menurut jenis pekerjaan adalah: Petani (4.619), Buruh
Bangunan (1.201), Pedagang (1.085), Nelayan (513) dan sektor pertambangan
(433). Sisanya sebagai PNS (223), transportasi (156), bidang industri (97),
TNI/Polri, bidang kunstruksi, pensiunan dan peternak.

Desa Tugang
Desa Tugang adalah salah satu dari 14 desa yang ada di Kecamatan Kelapa,
berbatasan dengan Desa Pangkal Beras dan Terentang. Desa Tugang
berpenduduk 3.305 jiwa terdiri dari 1.734 laki-laki dan 1.571 perempuan, dengan
luasan sekitar 55,13 Km². Desa Tugang memiliki 4 dusun yaitu Dusun Sungkai,
Dusun Bujang, Dusun Pisang dan Dusun Tugang dengan Jumlah KK yang tidak
mampu sebanyak 108 KK.
Penduduk mayoritas berprofesi sebagai petani lada, karet dan sawit. Karena
desa ini memiliki cadangan timah yang tersebar di beberapa wilayah, maka
penambangan timah menjadi alternatif mata pencaharian penduduk.

Desa Ibul dan Desa Air Nyatoh


Desa Ibul dan Desa Air Nyatoh adalah dua desa dari 13 desa yang ada di
Kecamatan Simpang Teritip. Desa Ibul berpenduduk 2.817 jiwa (1.474 laki-laki
dan 1.343 perempuan), dengan luasan sekitar 30,00 Km². Desa Air Nyatoh
berpenduduk 2.781 jiwa (1.421 laki-laki dan 1.360 perempuan), dengan luasan
PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera 8
Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (RIP-PPM)

sekitar 71.50 Km2


Penduduk mayoritas berprofesi sebagai petani lada, karet dan sawit. Karena
desa ini memiliki cadangan timah yang tersebar di beberapa wilayah, maka
penambangan timah menjadi alternatif mata pencaharian penduduk. Meski
memiliki wilayah pantai, namun tidak banyak warga yang memilih menjadi
nelayan.

Citra Satelit Desa Tugang Citra Satelit Desa Ibul

Citra Satelit Desa Air Nyatoh


PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera 9
Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (RIP-PPM)

BAB III
HASIL KONSULTASI
DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN

Program dan Kegiatan Prioritas Program Pengembangan dan


Pemberdayaan Masyarakat (PPM)

Program dan Kegiatan Prioritas Program Pengembangan dan Pemberdayaan


Masyarakat (PPM) PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera telah disusun sesuai
dengan “Cetak Biru Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Pada
Kegiatan Usaha Pertambangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2019 -
2024” yang diterbitkan oleh Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Secara garis besar tujuan kegiatan program dan kegiatan prioritas yang menjadi
usulan PPM (Program Pemberdayaan Masyarakat), yaitu:

a. Meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat di sekitar kawasan


tambang
b. Mendorong kemandirian ekonomi melalui pengembangan sektor pariwisata,
perikanan dan perkebunan.
c. Penguatan modal sosial dalam mendorong kohesi sosial dan kesadaran
partisipatif masyarakat.
d. Pelembagaan komunitas lokal yang berbasis pada adat, budaya, dan kerifan
lokal masyarakat setempat.
e. Meningkatkan fasilitas pelayanan publik yang mendorong pada pemenuhan
kebutuhan penunjang PPM.

Program dan Kegiatan Prioritas PPM Desa Ibul, Kecamatan Simpang Teritip
1. Beasiswa Perusahaan (BESWAN)
2. Pengembangan Program Pendidikan Kesetaraan (PRODIKES)
3. Pengembangan Kawasan Wisata (BANGKAWIS)
4. Pengembangan Budidaya Perikanan (BUDIKAN)
PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera 10
Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (RIP-PPM)

5. Pengembangan Kebun dan Ternak Terpadu (BUNTERPADU)


6. Pengembangan Produk Unggulan (PRUNGGU)
7. Transfer Teknologi Perusahaan (TRANS-TEPE)
8. Bantuan Inventaris Seni Budaya dan Olahraga (SIBOLGA)
9. Bantuan dan Fasilitas Pengembangan Rumah Ibadah (RUIDAH)
10. Kajian Identitas Wilayah (KAIDA)
11. Pembentukan dan Pemberdayaan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS)
12. Pembangunan Balai Budaya (BANG BAYA)
13. Pembangunan Galeri (BANG GALE)
14. Pembangunan Zona Hijau Desa (BANG ZOHIJA)
15. Jaringan Internet (JARINGNET)
16. Digitalisasi Produk (DIGRPO)

Program dan Kegiatan Prioritas PPM Desa Cit, Riau Silip


1. Beasiswa Perusahaan (BESWAN)
2. Pengelolaan Rumah Literasi (RULIT)
3. Pengembangan Posyandu Remaja (POSRAJA)
4. Pengembangan Budidaya Perikanan (BUDIKAN)
5. Pengembangan Kebun dan Ternak Terpadu (BUNTERPADU)
6. Transfer Teknologi Perusahaan (TRANS-TEPE)
7. Kajian Identitas Wilayah (KAIDA)
8. Bantuan Inventaris Seni Budaya dan Olahraga (SIBOLGA)
9. Bantuan dan Fasilitas Pengembangan Rumah Ibadah (RUIDAH)
10. Pembangunan Prasarana Pendukung Pelayanan Publik (BANG P4)
11. Jaringan Internet (JARINGNET)
12. Digitalisasi Produk (DIGPRO)
PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera 11
Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (RIP-PPM)
Rencana Program dan Kegiatan Prioritas PPM Tahun 2021-2025

Desa, Program dan Kegiatan Prioritas PPM Rencana Anggaran Pelaksanaan (x1.000)
Kecamatan Program Program dan Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025
Program Peningkatan Layanan Pendidikan Beasiswa Perusahaan 5.000 10.000 5.000
Bantuan prasarana Kesehatan untuk Pencegahan
Program Pelayanan Kesehatan Covid-19 ( Masker, Handsanitizer dan Fasilitas cuci 4.000
tangan)
Perkebunan Pengadaan Bibit Lada, Padi 10.000 5.000 5.000
Desa Ibul, Air
Peternakan Bantuan Ternak 5.000 5.000
Nyatoh
Kecamatan Kemandirian Ekonomi Pemberian Modal Usaha untuk UMKM 5.000
Simpang Teritip Sosial dan Budaya Sumbangan Untuk Rumah Ibadah 5.000 5.000 5.000
Pembentukan Kelembagaan komunitas masyarakat
Pembentukan UMKM 5.000 5.000
dalam menunjang kemandirian PPM
Kepemudaan dan olah raga Partisipasi Kegiatan Tarang Taruna 4.000 5.000
Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pengembangan Budidaya Perikanan 2.000 5.000
Sub Total 28.000 22.000 25.000 15.000 10.000
Grand Total 100.000
BAB IV

RENCANA INDUK PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT (RIP-PPM)

Sasaran kegiatan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat


(PPM) PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera adalah masyarakat sekitar wilayah
operasional penambangan dan area sekitar pabrik peleburan dan pemurnian
yang terkena dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lokasi operasional penambangan relatif jauh dari perumahan penduduk,


sehingga dampak secara langsung relatif kecil. Justru masyarakat sekitar
dilibatkan sebagai tenaga kerja operasional penambangan sesuai kebutuhan dan
kemampuan. Sedangkan pabrik peleburan dan pemurnian berada di Kawasan
Industri sesuai dengan peruntukan, sehingga dampak yang ditimbulkan selalu
dikontrol sesuai aturan yang berlaku.

Penerima Manfaat PPM

Mempedomani “Cetak Biru Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat


Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2019-
2024” yang diterbitkan oleh Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
penerima manfaat PPM PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera dikelompokkan
menjadi 2 kategori, yakni kategori radius 5 km yang terdiri dari Desa Ibul dan
Desa Air Nyatoh, Kecamatan Simpang Teritip.

Lokasi Kegiatan PPM

Lokasi kegiatan PPM tahun 2021 diprioritaskan pada Desa Ibul dan tahun 2022 –
2025 disalurkan ke Desa Air nyatoh dan Tugang Kabupaten Bangka Barat
Waktu Pelaksanaan PPM

Waktu pelaksanaan PPM tahunan direncanakan secara berkala antara bulan


Januari sampai dengan November setiap tahunnya, dengan mempertimbangkan
kondisi keuangan perusahan, kebutuhan masyarakat dan program pemerintah
setiap tahunnya.

Rencana Pembiayaan PPM

Pembiayaan PPM dialokasikan dari biaya operasional PT. Nusantara Arta Mega
Sejahtera, seperti yang tercantum dalam RKAB. Apabila ada alokasi dana yang
belum terpakai pada tahun tersebut, maka dana tersebut akan ditambahkan
pada dana program tahun berikutnya.
BAB V

KRITERIA KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN DAN


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PPM)

Indikator keberhasilan yang dipakai oleh PT. Nusantara Arta Mega Sejahtera
untuk mengukur pelaksanaan program PPM adalah:

1. Terlaksananya program yang sudah direncanakan.


2. Jumlah kehadiran warga dalam tiap kegiatan yang dilaksanakan.
3. Jumlah dana yang terserap untuk menunjang pelaksanaan program kegiatan.
4. Meningkatnya hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan
perusahaan.
5. Meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai