KATA PENGANTAR
Haji Batto
Direktur
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Koordinat IUP Operasi Produksi PT. Pipit Mutiara Raya ................. I-6
Tabel 2.1 Luas Pelaksanaan Relamasi Kawasan Kegiatan Penambangan..... II-1
Tabel 2.2 Rencana Dan Realisasi Reklamasi 5 (lima ) Tahun ......................... II-4
Tabel 3.1 Lusan Bukaan Tambang Tahun 2017 - 2021.................................. III-1
Tabel 3.2 Lusan Timbunan Tahun 2017 - 2021 .............................................. III-2
Tabel 3.3 Jenis Bibit Tanaman ........................................................................ III-5
Tabel 3.4 Stock Bibit ....................................................................................... III-6
Tabel 3.5 Luas lahan yang direvegetasi .......................................................... III-7
Tabel 3.6 Data Penggunaan Bahan Kimia Roundup dan Meta Furon ............. III-10
Tabel 3.7 Data Penggunaan Pupuk Di PT. PMR Tahun 2021 ......................... III-12
Tabel 4.1 Perhitungan Produktivitas Bulldozer D 85 E - SS ............................ IV-2
Tabel 4.2 Perhitungan Produktivitas Dump Truck Hino DJ 260-TI................... IV-3
Tabel 4.3 Perhitungan Produktivitas Excavator KOMATSU PC 300 – 7 .......... IV-3
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Perusahaan
B. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan perundang -undangan yang berkaitan dengan
kegiatan reklamasi antara lain:
• Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya
Tanaman.
• Undang – Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara.
• Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2001 Tentang Pupuk
Budidaya Tanaman.
• Undang – Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
• Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan kegiatan usaha Pertambangan Mineral dan
Pembeliangan, Kec. Sebuku, Kab. Nunukan, Kalimantan Utara I-2
PT. PIPIT MUTIARA RAYA REALISASI REKLAMASI
Coal Mining Site Pembeliangan PERIODE 2017 - 2021
Batubara.
• Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
• Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi
dan Pasca Tambang.
• Permen Kehutanan Nomor P.60/Menhut-II/2009 Tentang
Pedoman Penilaian Keberhasilan Reklamasi Hutan.
• Permen ESDM Nomor 07 tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Reklamasi dan Pasca Tambang pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Gambar 1.1
Lokasi dan Kesampaian Daerah IUP OP PT. Pipit Mutiara Raya
Gambar 1.2
Tanaman Akasia milik PT. AHL
Gambar 1.3
Tanaman Kelapa Sawit milik PT. SIL
Pelaksanaan Reklamasi Pertambangan Batubara, 2017-2021 I-7
PT. PIPIT MUTIARA RAYA
PT. PIPITDearah
MUTIARA RAYA Kecamatan Seimenggaris, Kabupaten Nunukan
Seimenggaris,
Site Sebakis. Kabupaten Nunukan. Kalimantan Utara
Gambar 1.4
Perbatasan tanaman Acasia PT. AHL dengan tanaman Kelapa Sawit PT.
NJL
2. Tata Guna Lahan Sesudah Kegiatan Penambangan
Pada akhir kegiatan penambangan batubara, diharapkan tingkat
keberhasilan reklamasi dan revegetasi lahan sesuai dengan design
yang telah direncanakan sehingga akan membentuk morfologi yang
mendekati rona awal.
Pada tahap pasca operasi, nantinya yang akan diperhatikan
adalah perawatan vegetasi dan pengembalian lahan. Walaupun
umur tambang relatif pendek, namun proses penutupan tambang
akan berlangsung sampai kegiatan revegetasi berhasil, antara lain
tanaman dapat hidup dengan baik dan kualitas air sudah pulih ke
kondisi semula. Umumnya sekitar 5 tahun beberapa jenis tanaman
seperti ekaliptus, tanaman buah dan tanaman lokal dapat tumbuh
dengan baik.
Reklamasi lahan ditujukan untuk memulihkan kondisi lahan
sehingga mendekati kondisi awal sebelum penambangan. Pada
tahap ini masih terdapat areal bekas tambang yang belum selesai
direklamasi atau rehabilitasi lahan termasuk didalamnya
penanaman kembali (revegetasi).Pada pasca penambangan akan
terbentuk tiga tipe lahan yang harus direklamasi, yaitu timbunan
BAB II
PEMBUKAAN LAHAN
lapisan batubara relatif landai antara 13° -20° dan untuk ketebalan
overburden antara 0 - 77 meter.
Kriteria yang digunakan sebagai dasar pemilihan metoda dan sistem
penambangan batubara oleh PT. Pipit Mutiara Raya adalah:
1. Keadaan endapan batubara yang mempunyai kemiringan antara 12°
- 45°, dengan overburden dan interburden yang lunak sampai
dengan sangat keras, sehingga penggalian tanah penutup
diperkirakan memerlukan ripping atau peledakan sebagai
pemindahan tanah.
2. Kondisi topografi dan morfologi daerah rencana tambang yang
merupakan dataran dan perbukitan bergelombang rendah.
3. Nisbah pengupasan (stripping ratio) yang diinginkan oleh PT. Pipit
Mutiara Raya adalah 1 : 19.0
4. Jarak dari lokasi rencana tambang sampai ke rencana pelabuhan
berjarak lebih kurang ± 9.5 km dari pit pertama sampai ± 12 km dari
PIT terakhir.
Perhitungan Pelaksanaan reklamasi ini didasarkan pada rencana
penambangan dengan cadangan batubara yang telah dihitung yaitu
selama 5 tahun penambangan dengan luas area tambang seperti dapat
dilihat dalam Tabel 2.1. diatas dari total luas IUP Operasi Produksi ± 2.000
Ha dengan Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan ± 1.591,55 Ha. Kegiatan
eksplorasi terus dilakukan untuk menemukan sumberdaya yang baru dan
telah menemukan indikasi adanya cebakan batubara yang lain, dengan
hasil eksplorasi yang dilakukan dibuatlah perencanaan tambang sehingga
PT. Pipit Mutiara Raya melakukan revisi terhadap dokumen jaminan
reklamasi ini disesuaikan dengan rencana penambangan yang baru.
2.2 Timbunan
2.2.1 Penimbunan Material Penutup
Kegiatan pemindahan material penutup ke Outside Waste Dump
akan berlangsung sampai dengan tahun 2017 (satu), diareal PIT 2 Utara
milik PT. Pipit Mutiara Raya. Sedangkan untuk bukaan di tahun kedua
lanjut Outside Waste Dump ke arah rencana bukaan pit tahun 2019 ke
200b dan seterusnya semuanya backfilling, untuk top soil penambangan
tahun ke 2 sampai dengan tahun ke 5 akan langsung di sebar pada lahan
yang sudah di backfilling.
2.2.2 Penimbunan Batubara (CPP) di Crushing Plant and Port
Produksi batubara hasil penambangan diangkut dengan dump
truck berkapasitas ±20 ton menuju lokasi ROM dengan kapasitas
± 60.000 MT atau langsung ke mesin pemecah batubara (crushing plant)
dan langsung ditimbun di stockpile dengan kapasitas ± 100.000 MT,
yang lokasinya berjarak ± 12.0 km dari lokasi tambang. Batubara bersih
siap jual hasil dari pengolahan selanjutnya ditimbun kembali di stock pile
pelabuhan. Luas area CPP kurang lebih 12,04 Ha. (Data PT. Pipit
Mutiaya Raya)
2.3 Jalan
2.3.1 Jalan tambang
Jarak antara toe timbunan dengan pit crest, minimum adalah 2 x
kedalaman pit, untuk mengurangi kemungkinan pembebanan akibat tanah
timbunan. Parameter yang digunakan dalam pembuatan jalan tambang,
juga didasarkan dari rekomendasi geoteknik, dengan ketentuan sebagai
berikut;
Jalan tambang (Mine Road) : 20 ha
Lebar total jalan tambang : 30 m
Lebar bahu jalan safety berm : 1,5 m
Lebar parit : 0.5 m
Grade Jalan : 4% (AASHTO 1994)
Kapasitas muatan truk pengangkut batubara : 20 ton
Kapasitas muatan truk pengangkut OB : 50 ton
2.3.2 Jalan angkut
Untuk jalan pengangkutan batubara dibuat dari lokasi
Gambar 2.1
Bentuk Kolam Pengendapan
BAB III
PELAKSANAAAN REKLAMASI
1 2017 5.28
2 2018 28.04
3 2019 18.87
4 2020
5 2021
Total 52.19
3.1.3. Jalan Tambang dan Non Tambang yang Tidak Digunakan Lagi
Jalan tambang yang merupakan temporary mine road dapat
berubah-ubah mengikuti kemajuan penambangan dan kegiatan backfilling.
Jalan tambang yang tidak digunakan lagi akan segera dilakukan kegiatan
revegetasi lahan dengan tanaman penutup (cover crop) dan tanaman
penghijauan yang cepat tumbuh dengan tujuan untuk mengurangi erosi
tanah.
3.1.4. Bekas Kolam Sedimen
Settling pond di reklamasi setelah kegiatan penambangan selesai
atau paska tambang. Selama masa penambangan, lokasi dan dimensi
akan bergerak dinamis menyesuaikan dengan dimensi pit dan jumlah air
yang akan ditampung.
3.1.5. Fasilitas Penunjang Lainnya
Fasilitas penunjang yang digunakan di areal IUP PT. PMR antara
lain kantor, mess karyawan, penyimpanan BBM, masjid, gereja, bengkel
dan gudang. Fasilitas-fasilitas penunjang ini akan digunakan hingga
kegiatan tambang berakhir dan akan direklamasi di periode pasca
tambang.
3.3. Revegetasi
3.3.1 Kegiatan Revegetasi
Tabel. 3.3
Jenis Bibit Tanaman
No Nama Lokal Nama Latin
1 Sengon Buto Enterolobium cyclocarpum
2 Trembesi Samanea saman
3 Kemiri sunan Reutealis trisperma
4 Tengkawang Shorea pinanga
5 Meranti putih Shorea javanica
6 Bangkirai Shorea laevifolia
7 Jati putih Gmelina arborea
8 Ketapang Terminalia catappa
9 Jarum-jarum Pavetta subvelutina
10 Keruing Shorea pinanga
11 Johar Senna simea
12 Durian Durio zibethinus
13 Marsolok Unidentified
14 Cempedak Artocarpus integer
15 Rambutan Nephelium lappaceum L
16 Sirsak Annona muricata L
17 Duku Lansium domesticum
18 Bawang-bawang Scorodocarpus borneensis Beec
19 Meranti merah Shorea selanica
20 Lampung-lampung Unidentified
21 Randu Cerbapeandra
22 Sengon laut Albizzia falcataria
Tabel 3.4
Stock Bibit
c. Pelaksanaan penanaman
Berikut urutan pelaksanaan penanaman yang dilakukan di PT.
Pipit Mutiara Raya :
1. Distribusi tanaman ke lubang tanaman yang telah diberi pupuk
dan telah ditutup.
2. Selanjutnya dilakukan penanaman dengan membuka kembali
lubang tanaman sesuai dengan ukuran polybag. Jika
penanaman dilakukan pada musim kemarau, ditambahkan
alcosorb.
3. Setelah melakukan penanaman, tanah disekitar bibit kemudian
dipadatkan supaya bibit tidak rebah (posisi berdiri).
4. Jika bibit yang ditanam terlalu tinggi, bibit tersebut akan diikatkan
pada ajir tanaman dan polibagnya dibersihkan.
d. Luas lahan yang di Revegetasi
Lokasi Revegetasi adalah daerah yang telah disiapkan untuk
kegiatan Revegetasi yaitu lokasi yang telah melalui proses
Reklamasi – Penataan Lahan. Luas lahan yang direvegetasi pada
Tabel 3.5
Luas lahan yang direvegetasi
1 2017
2 2018
4 2020
5 2021
Total 33,01
a. Stabilitas Lereng
Stabilitas lereng pada lubang void harus dikaji sebaik mungkin
karena berpotensi menyebabkan longsoran void atau
menyebabkan void jebol. Perhitungan stabilitas lereng ini
menggunakan konsultan Geoteknik untuk menghitung slope lereng
dan langkah-langkap apa yang akan dilakukan untuk menjaga
kestabilan lereng void.
b. Pengamanan Lubang Tambang
Pengamanan lubang tambang harus dilakukan karena
banyak kecelakaan yang terjadi karena tidak adanya pengamanan
lubang tambang. Langkah-langkah yang dilakukan untuk
mengamankan lubang tambang yaitu :
1. Pembuatan tanggul sekeliling void
2. Membuat sign atau tanda peringatan untuk menginformasikan
void tersebut
3. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang void tersebut.
4. Membuat divisi pengamanan khusus melakukan patroli untuk
pengamanan void.
c. Pemulihan dan Pemantauan Air serta Pengelolaan Air Lubang
Bekas Tambang
Sebelum tambang tersebut ditinggal untuk jadi void harus di
desain sebaik mungkin dengan memperhatikan cara pengelolaan
airnya baik untuk mengantisipasi terbentuknya air asam tambang
maupun cara pengelolaannya nanti pada saat terjadi peningkatan
atau penurunan kualitas air di atas maupun di bawah baku mutu
lingkungan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Melakukan kapsulasi terhadap material yang berpotensi
menyebabkan AAT (PAF).
2. Menanam vegetasi di sekitar yang bisa menjaga atau
menetralkan air asam tambang serta mencegah terjadinya erosi
yang akan menyebabkan TSS air di dalam void naik.
3. Membuat drainase dan kolam-kolam untuk mengantisipasi
Tabel 3.6
Data Penggunaan Bahan Kimia Roundup dan Meta Furon
No
JENIS TAHUN
Herbisida 2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Roundup - 21.550 115.900
2 metafuron ( gr) 5.000
3 Garlon 12.530
c. Penyiangan
Tanaman muda (dibawah satu tahun) sangat peka terhadap
persaingan dengan tanaman lain, terutama gulma. Untuk itu maka
penyiangan di sekitar tanaman perlu dilakukan. Penyiangan adalah
kegiatan pengendalian gulma yang dapat dilakukan secara manual,
mekanik dan kimiawi sehingga persaingan gulma dengan tanaman
pokok dapat diperkecil. Dengan demikian ruang tumbuh tanaman
pokok dapat lebih baik yang berdampak langsung pada
pertumbuhan tanaman di lapangan.
d. Pendangiran
Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah di sekitar
tanaman pokok dalam upaya memperbaiki sifat fisik tanah (aerasi
tanah) dan merangsang pertumbuhan akar sehingga
pertumbuhannya dapat terpacu. Kegiatan pendangiran dilakukan
bila terjadi pemadatan tanah di sekitar akar dan terjadinya
penurunan pertumbuhan. Kegiatan pendangiran dan penambahan
topsoil di permukaan akar sangat membantu.
e. Pemupukan
Pemupukan adalah pemberian tambahan unsur-unssur hara
pada komplek tanah yang bertujuan untuk memperbaiki tingkat
kesuburan tanah agar tanaman pokok mendapatkan nutrisi yang
cukup untuk meningkatkan pertumbuhannya. Jika tanaman pokok
telah menunjukkan gejala kekurangan unsur hara (chlorosis,
kekuningan, mati pucuk dan pertumbuhan lambat), maka
pemupukan harus segera dilaksanakan, jika terlambat maka growth
Tabel. 3.7
Data Penggunaan Pupuk di PT. PMR Tahun 2019-2021
TAHUN TOTAL
No JENIS PUPUK
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 NPK PHONSKA 55,58 69,0 529,0 653,6
NPK YARAMILA/
2 496,70 1.097,5 529,0 2.123,2
MUTIARA
3 TSP 387,85 95,5 428,0 911,4
4 ZA 165,30 25,0 160,0 350,3
5 MOP KCL 165,30 15,0 168,0 348,3
6 CIRP 43,25 61,0 90,0 194,3
7 PETRO BIO 39,75 27,5 - 67,3
8 DOLOMIT - 164,4 1.071,5 1.235,9
9 Bayfolan - 110,0 160,0 270,0
10 RHOTMOST - - 430,0 430,0
BAB IV
BIAYA REKLAMASI
Tabel 4.1.
Perhitungan Produktivitas Bulldozer D 85 E - SS
BULLDOZER KOMATSU Column1 BullDozer D 85 E - SS Satuan
Jarak Dorong D 20 m
Kapasitas Blade q1 3,4 m³
Blade Fill Factor a 0,9
Kecepatan jalan kedepan F 145 m/menit
Keepatan Jalan Kebelakang R 175 m/menit
Waktu untuk ganti Z 0,1
Grade Factor e 1
Ketersediaan Mekanis Av 95%
Efisiensi Kerja We 95%
Jam kerja per Tahun 4714,4 jam/tahun
Density Insitu (din) 2,1
Density Losse (dloose) 1,47
Job Efficiency (Av x We) E 90,25%
Produksi Per Cycle time (Q= q1 x a) Q 3,06 m3 BCM
Cycle Time (D/F) + (D/R) + Z Cm 0,35 menit
Rippping Standart Produksi Ps 180,00 BCM/jam
Ripping Efficiency Er 0,90
Swell Factor (dloose / din) SF 0,70
Hourly Ripping Productivity (Ps x Er)/SF Qr 231,43 LCM/jam
Hourly Dozing Productivity (Q x 60/Cm x e x E)/SF Qd 672,07 LCM/jam
Hourly Dozing Productivity (Q x 60/Cm x e x E)/SF Qd 470,45 BCM/jam
Tabel 4.2.
Perhitungan Produktivitas Dump Truck Hino DJ 260-TI
DUMPTRUCK HD DJ 260 - TI KOMATSU PC 300-7 SATUAN
Kapasitas C 9 m3
Factor Koreksi = ketersediaan mekanis x effisiensi CF 72,00% %
Jumlah Tuang excavator Kali 5,00 kali
Cycle time Excavator CTL 0,33 min
Jarak Pengangkutan D 400 m
Kecepatan Truck isi V1 350 m/menit
Keceepatan Truck Kosong V2 600 m/menit
W aktu Dumping T1 0,75 min
W aktu ambil posisi T2 0,75 min
Kondisi mesin 1
Skill Operator 1
Effisiensi Kerja EL 85% %
Density Loose 1,47
Sw ell Factor SF 0,7
Ketersediaan mekanis Av 85%
Produktivitas 108,00 LCM/jam
Produktivitas 75,60 BCM/Jam
Tabel 4.3.
Perhitungan Produktivitas Excavator KOMATSU PC 300 – 7
EXCAVATOR Column1 KOMATSU PC 300 - 7 SATUAN
Kapasitas Bucket (m³) q1 2,3 m³/BCM
Bucket Fill Factor k 0,9
Ketersediaan mekanis Av 90%
Effisiensi kerja EL 90%
Produksi Per Cycle Time = q1 x k q 2,07 min
Effisiensi = Av x El……… (m³) E 81,00% %
Conversion Factor F 1
Standart Cycle Time Cmstd 20 detik
Cycle Time………………..(min) Cm 0,33 menit
Swell Factor (SF) 0,7
Produktivitas = q x (60/cm) x E HP 211,26 BCM/jam
Density Insitu 2,1
Density Loose 1,47
4.1.2. Revegetasi
a. Analisis Kualitas Tanah
Analisis kualitas tanah dilakukan mulai tahun pertama hingga tahun kelima
dengan jumlah total titik sample yang diambil adalah 20 titik. Frekuensi
pemantauan selama 2 kali per tahun. Biaya analisis sebesar Rp 1.872.000,-
/conto. Sehingga total anggaran biaya analisis kualitas tanah selama 5 (lima)
tahun adalah Rp. 37.440.000,-
b. Pemupukan
Biaya pemupukan sebesar Rp. 4,074,888 per hektar. Luas lahan yang
ditanami dan membutuhkan pemupukan yaitu 33,01 Ha sehingga total
anggaran biaya pemupukan sebesar Rp. 134,512,036,-
c. Pengadaan Bibit
Bibit Sengon siap tanam berukuran 40 - 50 Cm seharga Rp. 3.000,-/batang.
Jarak tanam 4 x 4 meter sehingga dibutuhkan 625 batang ditambah 5%,
untuk 1 Hektar lahan yang akan ditanami jadi jumlah tanaman 656,25
batang/ha. Sehingga biaya pembibitan perhektar sebesar Rp. 4,760,313.00
Total biaya pengadaan bibit sebesar Rp 64,988,437.50
d. Penanaman
Unit biaya penanaman antara lain:
1) Gaji dan biaya sosial 9) Membuatan jalur/ tanaman
2) Pengukuran tanah kacangan
3) Memancang kepala 10) Membangun kacangan bulan i
4) Memancang tanam 11) Membangun kacangan bulan ii
5) Gali lobang 12) Membangun kacangan bulan iii
6) Angkut, ecer, tanam 13) Membangun kacangan bulan iv
7) Bambu pancang 14) Membangun kacangan bulan v
8) Menanam/membangun 15) Inventans pohon
kacangan 16) Konsolidasi pohon, dll.
Biaya penanaman sebesar Rp. 2,287,720.00-/ Ha. Total biaya penanaman
seluas 31.22 Ha sebesar Rp. 75.517.637,-
e. Pemeliharaan Tanaman
Biaya pemeliharaan tanaman sebesar Rp. 430,003.15,- /ha . Pemeliharaan
tanaman dengan total luas areal 31.22 Hektar sehingga anggaran biayanya
sebesar Rp. 14,194,404
4.1.3. Pencegahan Dan Penanggulangan Air Asam Tambang
Untuk meningkatkan pH sebesar 1% (standar baku mutu air pH 6 - 9),
dibutuhan kapur sebanyak 35 gram/100 liter. Jika volume rata - rata per tahun
34.200 m3 atau setara 34.200.000 liter air yang harus dikelola, maka dengan harga
Komulatif Realisasi
Realisasi dari awal
DESKRIPSI Rencana 2022
2022 penambangan
hingga Tahun 2022
1 1 6 7
1. Lahan untuk Tambang (ha)
a. Tambang Aktif (ha) 22,94 13,74
b. Tambang Selesai (ha) 358,65
2. Timbunan OB/batuan penutup di bekas tambang (backfilling) (ha)
a. Backfilling aktif 7,74
b. Backfilling selesai 12,24
3. Timbunan OB/batuan penutup di luar tambang (ha)
a. Timbunan Aktif (ha) -
b. Timbunan Selesai (ha) -
4. Timbunan Tanah Pucuk (ha) -
5. Jalan Tambang (ha) 2 13,25
6. Kolam Sedimen/Kendali Erosi (ha) 1 4
7. Fasilitas Penunjang
a. Pabrik Pengolahan dan Pemurnian - - 12,04
b. Kolam/Timbunan Tailing - -
c. Perumahan Karyawan - - 5,31
d. Jalan Non Tambang - - 14,86
e. Gudang - - 1
f. Kantor - -
g. Bengkel - - 3,07
h. Pelabuhan/Emplasement - - -
i. Landfill - - -
Rencana dan Realisasi Reklamasi s/d Tahun 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengisian kembali lahan bekas tambang (backfilling) (ha) 41,65 3,26 5,89 6,32 5,47 315,37
2 Pengaturan Permukaan Lahan (ha)
a. Timbunan tanah/batuan penutup di bekas tambang
-
(inpit)
b. Timbunan tanah/batuan penutup di luar tambang
-
(outpit)
c. Timbunan tailing -
d. Bekas kolam sedimen/sarana pengendali erosi - 1
e. Bekas jalan tambang -
f. Bekas jalan non tambang -
g. Fasilitas penunjang lainnya -
3 Penghijauan (Revegetasi) (ha)
Tahun
Elemen Biaya Satuan Total
2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Elemen Biaya Satuan Total
2017 2018 2019 2020 2021
Luas Kolam m² 5.600 5.600 5.600 - -
Kedalaman Air m 3 3 3 3 3
Volume air m³ 16.800 16.800 16.800 - - 50.400
pH rata-rata 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5
pH target 6
Kenaikan pH (penb 350 gr/m³) 0,007 0,007 0,007 0,007 0,007
Kenaikan pH target
Kebutuhan kapur kg 11.760 11.760 11.760 - - 35.280
Kebutuhan kapur ton 11,76 11,76 11,76 - - 35,28
Harga kapur Rp/ton 1.300.000 1.300.000 1.300.000 1.300.000 1.300.001
Biaya yang diperlukan Rp 15.288.000 15.288.000 15.288.000 - - 45.864.000
Total Rp 15.288.000 15.288.000 15.288.000 - - 45.864.000
Keterangan :
- Harga kapur CaCO3/ton+transpot = 1.800.000/ton
- Kebutuhan kapur 35 gr / 100 liter untuk meningkatkan pH sebesar 1 % (daru uji coba)
Biaya Penatagunaan Lahan Tahun 2017 s/d 2021
Tahun
Elemen Biaya Satuan Total
2017 2018 2019 2020 2021
1) Biaya pengaturan permukaan lahan
- Luas Ha 13,34 24,54 5,16 - - 43,04
-Tebal tanah regrading m 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
-Volume tanah penutup yang di-regrading bcm 40.020 73.620 15.480 - - 129.120
- Kapasitas Buldozer per jam bcm/jam 470,45 470,45 470,45 470,45 470,45 467
- Jam kerja Buldozer jam 85 156 33 - - 274
- Biaya sewa Buldozer per jam Rp/jam 485.000 485.000 485.000 485.000 485.000
- Biaya sewa Buldozer yang diperlukan Rp 41.257.731,96 75.896.907,22 15.958.762,89 - - 133.113.402,06
Sub Total 1 Rp 41.257.731,96 75.896.907,22 15.958.762,89 - - 133.113.402,06
2) Biaya penebaran tanah pucuk 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
- Volume tanah pucuk bcm 66.700 122.700 25.800 - - 215.200
- Kapasitas dump truck per jam bcm/jam 133,33 133,33 133,33 133,33 133,33
- Jam kerja dump truck jam 500 920 194 - - 1.614
- Biaya sewa dump truck per jam Rp/jam 199.000 199.000 199.000 199.000 199.000
- Biaya sewa dump truck total Rp 99.552.238,81 183.134.328,36 38.507.462,69 - - 321.194.029,85
- Kapasitas Buldozer per jam bcm/jam 470 470 470 470 470
- Jam kerja Buldozer jam 142 261 55 - - 457
- Biaya sewa Buldozer per jam Rp/jam 485.000 485.000 485.000 485.000 485.000
- Biaya sewa Buldozer yang diperlukan Rp 68.762.886,60 126.494.845,36 26.597.938,14 - - 221.855.670,10
- Kapasitas Excavator per jam bcm/jam 257 257 257 257 257
- Jam kerja Excavator jam 260 477 100 - - 837
- Biaya sewa Excavator per jam Rp/jam 685.000 685.000 685.000 685.000 685.000
- Biaya sewa Excavator yang diperlukan Rp 177.780.155,64 327.040.856,03 68.766.536,96 - - 573.587.548,64
Sub Total 2 Rp 346.095.281,05 636.670.029,75 133.871.937,80 - - 1.116.637.248,59
3) Biaya Pengendalian erosi dan pengelolaan air
- Biaya yang diperlukan Rp 19.477.840,47 24.021.342,41 23.917.451,36 18.438.929,96 17.593.949,42 103.449.513,62
Total Rp 406.830.853,47 736.588.279,38 173.748.152,04 18.438.929,96 17.593.949,42 1.353.200.164,27
Biaya Revegetasi Tahun 2017 s/d 2021
1 Pemupukan
- Luas Lahan Ha - - 33,01 - -
- Biaya pemupukan Rp/Ha 4.074.888 4.074.888 4.074.888 4.074.888 4.074.888
- Biaya yang diperlukan Rp - - 134.512.036 - -
2 Pengadaan Bibit
- Luas lahan Ha - - 33,01 - -
- jarak tanam m2 16 16 16 16 16
- jumlah bibit /Ha 625 625 625 625 625
- jumlah bibit /Ha + 5% batang 656,25 656,25 656,25 656,25 656,25
- Jumlah bibit yang dibutuhkan - - 21.663 - -
- Harga bibit/batang Rp 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Biaya yang diperlukan Rp - - 64.988.437,50 - -
3 Penanaman
- Luas Lahan Ha - - 33,01 - -
- biaya per heketar Rp 2.287.720,00 2.287.720,00 2.287.720,00 2.287.720,00 2.287.720,00
Biaya yang diperlukan Rp - - 75.517.637 - -
4 Biaya Pemeliharaan
- luas lahan Ha - - 33,01 - -
- Biaya per hektar Rp 430.003,15 430.003,15 430.003,15 430.003,15 430.003,15
Biaya yang diperlukan - - 14.194.404 - -
Biaya Reklamasi Tahun 2017 s/d 2021
Catatan :
2.b. Sesuai Grafik Biaya Perencanaan Reklamasi ( Sumber modifikasi dari "Englemen's Heavy Contruction Cost File"
2.c. Sesuai Grafik Keuntungan dan Biaya Administrasi (Sumber dari "R.S. Means Co. Inc")
2.d. Sesuai Grafik Biaya Supervisi (Reclamation Management)