Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Profil PT. Fachrie Permata Indonesia (PT FPI)


PT FPI merupakan anak mega perusahaan Fachrie Abadi Group yang

bergerak dibidang pembangunan dan telah lebih dari 30 tahun menguasai bidang
pembangunan infrastruktur di Indonesia. Saat ini Fachrie Abadi Group
mengembangkan sayap bisnisnya menuju langit-langit Kalimantan dimana
batubara menjadi komoditas utama sebagai penggerak ekonomi Indonesia.
Fachrie Abadi Group milik Muh. Fachrie Anggriawan S.T., M.Eng
memutuskan untuk membuka usaha pertambangan di daerah kecamatan
kotabangun

dan

muarawis,

dikarenakan

sumberdaya

kabupaten

baatubara

kertanegara,

yang

dinilai

Kalimantan

dapat

Timur

mendatangkan

keuntungan setelah dianalisis dalam bidang ekonomi. Selain itu permintaan


batubara di Indonesia maupun pasar global yang meningkat mendasari Fachrie
Abadi Group membentuk PT FPI ini.
Dikarenakan PT FPI merupakan perusahaan baru maka untuk sementara
waktu akan berkantor pusat di kantor pusat Fachrie Abadi Group Jl. Rasuna
Said, no. 13 Jakarta Selatan. Pemegang saham sepenuhnya dari PT FPI ialah
Fachrie Abadi Group.

1.2

Perizinan Tambang
Kegiatan yang dilakukan di wilayah PT Fachrie Permata Abadi,

Kecamatan Kotabangun & Muarawis, Kabupaten Kertanegara, Kalimantan Timur


berpedoman pada :

Peninjauan potensi batubara di wilayah PT. FPI di Kota Bangun,


Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimanta Timur.

Penyelidikan umum bahan galian di Kota Bangun, Kabupaten Kutai


Kartanegara, Kalimanta Timur.

Ijin kuasa pertambangan eksplorasi kepada PT. FPI, sesuai keputusan


Bupati Kutai Kartanegara.

1.3

Persetujuan Dokumen Lingkungan Hidup


Kegiatan operasi pertambangan dan mengenai rencana rekalamasi yang

akan dilakukan oleh PT FPI ini telah disetujui dan disahkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dengan Nomor Izin No. 13/14.02/KLH/2014 tentang
Lingkungan Hidup.

BAB II
PEMBUKAAN LAHAN

2.1

Area Penambangan
Area Izin Usaha Pertambangan PT Fachrie Permata Indonesia memiliki

luas 1844.867 Ha yang berlokasi di Kecamatan Kotabangun & Muarawis,


Kabupaten Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Dengan luas IUP tersebut
estimasi cadangan yang dimiliki ialah sebanyak 130333.1938 m3 dengan volume
tanah penutup sebanyak 17666254.39 m3.
Pada daerah ini cadangan batubara yang terkandung didominasi oleh
jenis bituminous dengan kalori berkisar antara 6000-7000 calories. Endapan
batubara tersebut berada pada kondisi geologi dengan indicator moderate
berdasarkan penyelidikan geologi eksplorasi. Indicator tersebut didapatkan dari
beberapa indikasi yang menandakan bahwa terjadi percabangan pada lapisan
batubara. Selain itu juga variasi ketebalan yang besar mempengaruhi kondisi
geologi tersebut.
Perencanaan awal yang akan dilakukan oleh PT FPI ialah membuka
lahan tambang dengan luas 14.94 Ha yang akan dikerjakan selama 1-2 tahun.
Diestimasikan pada tahun pertama akumulasi pembongkaran tanah penutup
sebesar 4039705.042 m3 dengan cadangan yang akan didapatkan sebanyak
103889.39 m3. Stripping ratio yang menjadi pegangan perusahaan untuk tahun
pertama ini sebesar 39. Walaupun nilai SR termasuk besar namun operasi tetap
berjalan dikarenakan oleh harga acuan batubara dengan kalori yang dimiliki
termasuk tinggi sehingga masih ekonomis untuk ditambang.

2.2

Area Penimbunan
Area penimbunan merupakan area yang keberadaannya sangat penting

dan menjadi titik pengumpulan material tanah penutup maupun endapan bahan
galian sebelum masuk kedalam proses selanjutnya.

Area penimbunan di IUP PT FPI terdiri atas :


a) Disposal

: dengan luas 14.42 Ha

b) Stockpile

: dengan luas 25.30 Ha

c) Nursary

: dengan luas 20.413 Ha

Untuk timbunan disposal memiliki ketentuan tersendiri yakni sudut lereng


sebesar 500 dan dengan ketinggian maksimal 30 m sesuai dengan analisis
kestabilan lereng yang telah dilakukan.

2.3

Jalan
Jalan menjadi akses utama yang menghubungkan antara lokasi-lokasi

yang berada dalam IUP PT FPI. Luas lahan bukaan keseluruhan yang
dibebeaskan untuk membuat jalan tambang ini ialah seluas 27.23 Ha dengan
metode jalan yang digunakan ialah Tapper dan Constant.

2.4

Kolam Sedimen
Kolam sedimentasi atau bisa juga disebut dengan setting pond berada

pada sebelah utara pabrik pengolahan dengna luas 12.6 Ha. Kolam sedimentasi
ini

diperuntukkan pada

air

hasil

pengolahan

maupun

air

yang

telah

terkontaminasi oleh endapan batubara. Hasil yang diharapkan setelah partikelpartikel diendapkan ialah air yang memiliki standar-standar tertentu agar dapat
dilepas kembali atau dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar dan atau digunakan
lagi demi keperuan perusahaan.

2.5

Fasilitas Penunjang
Industri pertambangan merupakan lahan yang tergolong cukup besar dan

memerlukan banyak tenaga kerja dan pendukung. Oleh sebab itu maka industry
pertambangan ini akan menyerap banyak sumber daya manusia. Untuk
memberikan rasa nyaman kepada para pekerja maka pasti akan dibutuhkan
fasilitas-fasilitas penunjang.
Fasilitas-fasilitas penunjang yang diberikan oleh PT FPI ialah seperti
berikut :

Tabel 2.1
Fasilitas Penunjang PT FPI

Fasilitas Penunjang
kantor dan perumahan
Sport Field
bengkel
fasilitas pengolahan dan/atau
pemurnian
Total

Luas (m2)
115.557295
27.826063
17.075111
48.416873
208.875342

BAB III
PELAKSANAAN REKLAMASI

3.1

Lahan Reklamasi
Reklamasi sesuai dengan kaidahnya merupakan pengembalian fungsi

lahan seperti pada sebelum dibebaskan. Namun hal tersebut kembali pada
kesepakatan dengan pemerintah daerah.
Rencana reklamasi yang digunakan oleh PT FPI yang mengembalikan
fungsi lahan yang dibebaskan sebagai daerah hutan dengan pohon akasia
sebagai tanaman dominasinya. Untuk jalan tambang tidak akan dibongkar
namun dibiarkan karena akan digunakan oleh masyarakat sekitar sesuai dengan
permintaan daerah setempat. Begitupula dengan fasilitas bangunan lainnya akan
ditinggalkan dan digunakan untuk fasilitas masyarakat umum sekitar. Lahan yang
akan direklamasi terdiri dari berikut :
Tabel 3.1
Lahan Reklamasi PT FPI

Reklamasi lahan
Lahan Bekas Disposal
lahan Bekas Pit
Lahan Bekas Pabrik Pengolahan
Lahan Nursary
Settling Pond
Lubang Limbah

3.2

Bentuk reklamasi
Vegetasi Pohon Akasia
Danau Buatan
Vegetasi Pohon Akasia
Vegetasi Pohon Akasia
Vegetasi Pohon Akasia
Vegetasi Pohon Akasia

Keteknikan yang Digunakan


Keteknikan yang digunakan dalam kegiatan reklamasi ialah pengupasan

lahan, perataan lahan, penataan lahan, pengamanan lereng dll. Kegiatan


tersebut akan menggunakan bantuan alat mekanis berupa PC-200 Komatsu, PC200 Breaker dan Bulldozer.

3.3

Penataan Lahan
Untuk mengembalikan fungsi lahan seperti sebelum dibebaskan tingkat

keberhasilannya cukup tinggi namun tidak akan 100% kembali seperti semula.

Hal yang dapat kita perbuat ialah hanya berusaha mengembalikan peruntukkan
fungsi, dan kemanannya bagi pengguna lahan selanjutnya. Dalam perusahaan
kami penataan lahan akan dilakukan dengan merapihkan kembali bentang alam
lahan yang telah dibebaskan menjadi lokasi pertambangan.
Penataan lahan ini dapat berupa pengisian kembali lubang-lubang bekas
tambang oleh top soil yang ditimbun sebelumnya pada nursery field seperti pada
lubang bekas limbah disebelah utara pabrik pengolahan batubara. Penataan
lahan juga dapat berupa pengamanan lereng bekas pit agar pada pemanfaatan
selanjutnya tidak menimbulkan suatu hal yang tidak diinginkan.

3.4

Revegetasi
Revegetasi yang akan dilakukan sesuai dengan rencana yakni dengan

menanamkan pohon akkasia pada lahan reklamasi seluas 122.16344 Ha.


Dengan luasan tersebut estimasi jumlah pohon yang akan ditanam sebanyak
48866 batang sesuai dengan diameter batang dan luas jangkauan satu pohon 25
m2. Lokasi yang akan ditanami oleh vegetasi tersebut ialah disposal, nursery
field, pabrik pengolahan batubara, stockpile.

3.5

Pekerjaan Sipil Peruntukkan Pascatambang


Tidak ada pekerjaan sipil yang dilakukan.

3.6

Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang


Lubang bekas tambang yang dibuat memiliki lereng-lereng dengan sudut

tertentu. Setelah tinggalkan lereng-lereng tersebut diharapkan tetap aman untuk


digunakan oleh pengguna lahan selanjutnya. Oleh karena itu dilakukannya
kegiatan pengamanan kembali lereng-lereng lubang yang dibentuk dengan
menggunakan PC-200 atau PC-200 Breaker.
Lubang yang dibentuk mengganggu kestabilan muka air tanah oleh sebab
itu penanganan air tanah serta pemantauan kualitas air tanah dilakukan setiap 6
bulan sekali agar air tanah aman bagi masyarakat sekitar. Untuk pemanfaatan
lubang bekas fasilitas maupun tambang akan ditanami pohon akasia.

3.7

Pemeliharaan
Setiap vegetasi yang ditanam akan dipelihara selama kurang lebih 1

tahun agar tanam tersebut dapat dipastikan kelestariannya hingga dapat


menyokong hidupnya sendiri. Selain vegetasi pohon air juga dipelihara dari
pencemaran akibat industry pertambangan. Pemantauan juga dilakukan
terhadap vegetasi, air dan kestabilan laereng tiap 6 bulan.

BAB IV
KRITERIA KEBERHASILAN

Terdapat beberapa kriteria yang menandakan kegiatan reklamasi berhasil


atau tidak dilakukan. Dan apakah telah mencapai target atau tidak. Berikut ini
beberapa kriteria yang menjadi penilaian :
a. Tapak Bekas Tambang
Maksud dari kriteria ini ialah kenampakan bekas tambang yang masih
ada atau tambang yang digunakan sebelumnya. Berikut ini poin-poin
yang sudah harus dilakukan :
1. Pembokaran fasilitas tambang
2. Reklamasi lahan bekas tambang
3. Pembongkaran dan reklamasi tambang
4. Reklamasi lahan bekas kolam pengendap
5. Pembongkaran dan reklamasi jalan tambang
b. Fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian
1. Pembongkaran fasilitas pengolahaan dan/atau pemurnian
2. Reklamasi lahan bekas fasilitas
3. Reklamasi lahan bekas kolam tailing dan upaya stabilisasinya
4. Reklamasi lahan bekas timbunan komoditas tambang
5. Pemulihan tanah yang terkontaminasi bahan minyak, serta bahan
berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun
c. Fasilitas Penunjang
1. Reklamasi lahan landfill
2. Pembongkaran sisa bangunan
3. Reklamasi lahan bekas bangunan
4. Pembongkaran peralatan, mesin, serta tangki bahan bakar minyak dan
pelumas

BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI

5.1

Biaya Langsung
Biaya berikut ini merupakan biaya teknis dan non teknis yang akan

dikeluarkan dalam proses reklamasi. Harga yang dipakai yakni sesuai dengan
harga terbaru untuk tahun 2014. Berikut ini ialah biaya yang perlu dihitung :
a. Biaya penatagunaan lahan dan revegetasi
Asumsi biaya penataan lahan dan revegetasi oleh outsourcing
(termasuk tenaga kerja yang digunakan) adalah Rp 3.000.000/3.5 Ha.
Maka biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan adalah :

b. Biaya penanggulangan air asam tambang


Biaya diakumulatif bersama penanggulangan kolam sedimen yang
akan

dikerjakan

oleh pihak

ke-3 (outsourcing)

sejumlah

Rp

9,820,000/1.6 Ha. Maka perhitungan biaya sebagai berikut :

5.2

Biaya Ttidak Langsung


Biaya langsung berarti biaya yang akan dikeluarkan kepada oleh pihak

ketiga yan akan menjalankan kegiatan reklamasi ,terdiri dari berikut :


a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2.5%
(

b. Perencanaan reklamai tambang akan dilakukan oleh pihak ketgia


(

10

c. Administrasi dan keuntungan


Biaya ini diambil 10 % dari total biaya langsung
(

d. Supervisi
Biaya supervise ini diambil dari 6% biaya langsung
(

Berikut ialah tabel rekapitulasi dana rencana reklamasi yang akan


dikeluarkan oleh PT FPI.
Tabel 5.1
Rincian Biaya Reklamasi

NO.
1.

DESKRIPSI BIAYA

TAHUN 2014
LUAS (ha)
BIAYA (RP)

KETERANGAN

Biaya langsung
a. Biaya pada tapak bekas tambang :
1) pembongkaran fasilitas tambang
2) reklamasi lahan bekas fasilitas
tambang (ha)
3) pembongkaran dan reklamasi
tambang (ha)
4) reklamasi tambang permukaan
(pit, waste dump) (ha)
5) reklamasi lahan bekas kolam
pengendapan (ha)
6) pengamanan semua lahan
bekas tambang dengan sistem
bawah tanah yang berpotensi
bahaya terhadap manusia
b. Biaya pada fasilitas pengolahan
dan/atau pemurnian, terdiri atas :
1) pembongkaran fasilitas
pengolahan dan/pemurnian
2) reklamasi lahan bekas fasilitas
pengolahan dan/pemurnian (ha)
3) reklamasi lahan bekas kolam
tailing dan upaya stabilitasinya
(ha)
4) reklamasi lahan bekas timbunan
komoditas tambang (ha)

Fasilitas
Pengolahan

54.681841

IDR
203,103,980.86

12.61121

IDR
13,000,000.00

48.416873

IDR
10,000,000.00

48.416873

IDR
297,158,558.04

13.600362

IDR
83,472,221.78

25.307263

IDR
155,323,326.66

11

5) pemulihan tanah yang


terkontaminasi bahan kimia,
minyak, serta bahan berbahaya
dan beracun dan limbah bahan

13.600362

berbahaya dan beracun


c. Biaya pada fasilitas penunjang :
1) reklamasi lahan bekas landfill (ha)

IDR
10,000,000.00

2) pembongkaran sisa bengunan


transmisi listrik, pipa, pelabuhan

Fasilitas
bangunan
diminta oleh
pemerintah
setempat

(udara dan air), dan fasilitas lain


3) reklamasi lahan bekas bangunan
transmisi listrik, pipa, pelabuhan
(udara dan air) dan fasilitas lain
4) pembongkaran peralatan, mesin,

0.5

serta tangki, bahan bakar minyak

IDR
3,359,375.00

dan pelumas
5) penanganan sisa bahan bakar
minyak, pelumas, serta bahan
kimia

6) reklamasi lahan bekas sarana

transportasi (ha)
7) reklamasi lahan bekas bangunan
dan pondasi beton (ha)
8) pemulihan tanah yang
terkontaminasi bahan kimia,
minyak, serta bahan berbahaya
dan beracun dan limbah bahan
berbahaya dan beracun
d. Pengembangan sosial, budaya, dan
ekonomi
e. Pemeliharaan
f. Pemantauan

2.

Akan
digunakan
oleh
masayarakat

IDR
775,417,462.33

SUBTOTAL 1 (RP)
Biaya tidak langsung :

IDR
19,385,436.56
IDR
38,770,873.12
IDR

a. Mobilisasi dan demobilisasi alat*)


b. Perencanaan pascatambang**)
c. Administrasi dan keuntungan pihak

12

77,541,746.23

ketiga sebagai pelaksana


pascatambang***)

IDR
46,525,047.74
IDR
182,223,103.65
IDR
957,640,565.98

d. Supervisi ****)
SUBTOTAL 2 (RP)
TOTAL (RP)

13

BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan laporan reklamasi yang telah dibuat ini menurut Permen No.
7 Tahun 2014 telah mengestimasikan biaya keseluruhan proses reklamasi yang
harus dikeluarkan. Biaya tersebut didapat dari harga-harga saat ini yang
disesuaikan dengan lahan bukaan tambang. Biaya yang harus keluarkan ialah
sebesar IDR 957,640,565.98. Jumlah ini dinilai sepadan dengan banyaknya
pekerjaan reklamasi yang harus dikerjakan melihat luas fasilitas dan IUP yang
PT FPI miliki.
Dalam rencana reklamasi PT FPI tidak banyak menghancurkan bangunan
karena asumsi bahwa pemerintah daerah ingin menggunakan fasilitas bangunan
PT FPI nantinya sebagai sarana dan prasarana social masyarakat setempat.
Bentuk reklamasi yang dilakukan oleh PT FPI berupa revegetasi lahan
bekas menjadi pepohonan akasia. Selain itu untuk kebanyakan lubang yang
dibuat oleh PT FPI akan dialihfungsikan sebagai danau buatan yang dapat
digunakan masyarakat sekitar sebagai sarana wisata.

14

Anda mungkin juga menyukai