PENDAHULUAN
1.3 Sasaran
Waktu pelaksanaan studi kelayakan selama 1 (satu) bulan yaitu sejak bulan
Januari – februari 2020.
Lokasi IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. ….. yang terletak di
wilayah Kecamatan Minas Barat Kota Siak Propinsi Riau dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan bermotor roda empat atau roda dua dalam waktu sekitar
30 menit, dengan kondisi jalan raya beraspal baik. Sedangkan untuk mencapai
wilayah IUP Eksplorasi PT. ……. harus ditempuh dengan berjalan kaki melewati
jalan setapak sekitar 30-45 menit.
JUMLAH PENDUDUK
1 MINAS 14.655 13.409 28.064 13.937 12.731 26.668 13,804 12,653 26,457
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak , 2018* (semester II)
Tabel 2.2 Jenis Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Minas Barat Kota
Siak Provinsi Riau
Morfologi Wilayah Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran, dan
sebagian kecil terdiri dari perbukitan yang terletak di bagian barat daya.
Morfologi dataran mencakup sekitar 60% Wilayah Kabupaten Siak, morfologi
3.1 Geologi
3.1.1 Litologi / Stratigrafi Daerah Watusampu
Batuan penyusun stratigrafi daerah penelitian berdasarkan kepada
batuan yang tersingkap dapat dibagi menjadi 4 satuan yaitu :
Satuan Intrusi batuan Andesit (Tgr)
Konglomerat (Qcl)
Aluvium (Qa)
Satuan Intrusi Batuan Andesit ini mempunyai penyebaran paling
luas terdapat di bagian barat di daerah penyelidikan. Andesit ini masih
kompak, dan pada bagian permukaan mulai lapuk, berwarna putih-kelabu
berbintik-bintik hitam, dengan komposisi mineral terdiri dari kwarsa,
plagioklas, Orthoklas serta mineral gelap lainnya (biotit, amfibol), bertekstur
porfiritik-phaneritik, dengan bentuknya euhedral-subhedral.
Tabel 3.1 Tingkat Pelapukan Massa Batuan (Modifikasi Irfan dan Dearman, 1978)
Dalam usaha perhitungan potensi bahan galian golongan C/pasir batu (sirtu) di
daerah penelitian, digunakan data-data :
a. Ketebalan lapisan endapan sirtu
Ketebalan lapisan endapan sirtu didapatkan dari hasil pengukuran profil lapisan di
lokasi penelitian, yaitu tebing sungai ataupun tebing hasil galian penambangan.
Apabila tidak didapatkan profil lapisan endapan sirtu, dilakukan test pit (parit uji)
2
dengan cara membuat lubang dengan ukuran 1 m dengan kedalaman disesuaikan
dengan kondisi endapan sirtu. Selain untuk mengetahui penyebaran secara vertikal
dari endapan sirtu, juga untuk mengambil sampel bahan galian untuk dilakukan
analisa laboratorium.
Keterangan :
Luas satuan adalah luas tiap kontur (luasan yang
dihitung adalah kontur atas dan kontur bawah).
V : Volume Cadangan hipotetik
h : Interval kontur
Uji Bahan Tambang
Uji bahan tambang yang dilakukan adalah uji fisik batuan (kuat tekan). Jumlah
sampel dari masing-masing uji diasumsikan sudah mewakili keterdapatan
bahan galian di daerah penelitian.
Jumlah cadangan komposit bahan galian batuan yang terdapat terukur dalam
area seluas 9.5 Ha, dapat diasumsikan sebagai berikut :
Cadangan = Ketebalan x Luas area terukur x C. Mining
(Cofessien Mining)
Dimana : Ketebalan adalah ketinggian Top of Reservoir ( T.O.R) rata – rata
dari permukaan air laut, dikurangi dengan ketinggian ambang batas tambang
rata – rata dari permukaan air laut.
Luas area terukur adalah luas berdasarkan peta yang ditetapkan dalam
kegiatan eksploitasi, dikurang dengan luas daerah yang tidak berpotensii
C.Mining = 0,6 %
Penyelesaian Perhitungan :
= 9,08 ha = 90.800 m2
Keterangan :
A = Ketinggian Maximum
B = Ketinggian Top of Reservior (TOR)
C = Ketinggian Ambang Batas Tambang
D = Luas Area Terukur
RENCANA PERTAMBANGAN
Di dalam pasal 1 butir (6) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara telah di uraikan pengertian usaha pertambangan. Dari uraian tersebut,
dapat dipahami bahwa tahapan penyelidikan sebuah studi eksplorasi bahan galian
menjadi suatu keharusan yang harus dilalui. Tahapan penyelidikan tersebut dilakukan
guna menghindari gagalnya sebuah kegiatan eksploitasi, sehingga biaya penyelidikan
dapat dikendalikan secara proporsional. Artinya, untuk kebanyakan bahan galian,
sangat tidak mungkin kegiatan eksplorasi dilakukan yaitu, tidak mungkin setiap satu
kilometer persegi dilakukan pemboran rinci tanpa acuan, arahan, dan petunjuk data-
data geologis yang menuntunya.
Sebab kegiatan pemboran dalam eksplorasi secara teknis telah termasuk pada
tataran eksploitasi detail, selain itu dalam melaksanakan kegiatan pemboran secara
geologis deposit yang akan dibor terlebih dahulu harus telah diketahui dengan jelas
arah dan kemiringannya. Selanjutnya, tahapan penyelidikan endapan bahan galian
apabila mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI), dimulai dari survai tujuan
atau peninjauan wilayah yang menjadi sasaran sampai kegiatan eksplorasi bersifat
detail atau rinci. Secara teknis yang membedakan kegiatan penyelidikan survai tinjau
dengan eksplorasi detail pada:
1. Metode penyelidikan/penelitian yang digunakan.
2. Jenis percontohan.
3. Tingkat kerapatan contoh yang diambil.
Sistem pertambangan pasir dan kerikil (bahan galian batuan) sudah di atur
dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 43/MENLH/10/ 1996
tentang kriteria kerusakan lingkungan bagi Usaha atau Kegiatan Pertambangan Bahan
Galian Golongan C Jenis Lepas di Daratan (defenisi dalam peraturan tersebut adalah
sirtu/pasir batu). Pada peraturan tersebut sistem pertambangan yang aman untuk
lingkungan adalah sistem pertambangan jenjang/trap (bench system). Hal-hal yang
harus diperhatikan tentang deskripsi sistem pertambangan menurut Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 43/MENLH/10/1996 yaitu:
1. Kedalaman lubang galian
Mengenai jarak vertikal dari permukaan lahan hingga ke dasar lubang
galian.Permukaan adalah awal dari tepi lubang atau garis lurus yang
menghubungkan tepi galian sebelum ada galian, sedangkan dasar galian adalah
lubang yang terdalam.Penentuan batas kedalaman ditentukan oleh letak muka air
tanah.
2. Jarak
Jarak antara titik terluar lubang galian dengan titik terdekat dari batas area
pertambangan yang diizinkan oleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi.
3. Pengurusan Perizinan
Perizinan yang akan dilakukan untuk memenuhi segala legalitas sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku diantaranya adalah :
a. Persetujuan warga
b. Surat Keterangan Domisili Perushaan
c. Rekomendasi Kecamatan
d. Surat Penunjukan Penggunaan Lahan (SPPL)
e. Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
f. Izin Usaha Pertambangan (IUP-Eksplorasi)
g. Rekomendasi UKL-UPL
h. Izin Lingkungan
i. Rekomendasi Andal lalin
j. Izin Usaha Pertambangan (IUP-Operasi Produksi)
Jumlah 12
Sumber : PT. …….
Waktu kerja yang akan ditetapkan adalah mulai pukul 07.00 wib – 16.00 Wib,
kecuali untuk kelompok pekerja pembangunan sarana dan prasarana tambang, dapat
dipekerjakan secara shift kerja tergantung kebutuhan waktu.
Gambar 4.2
7. Potongan Jalan Tambang
Selain jalan angkut batuan Andesit juga akan dibangun jalan kerja yang tidak
permanen untuk menghubungkan antara lokasi pertambangan dengan
pengolahan batuan Andesit dan dari pengolahan batuan Andesit ke jalan
angkut permanen. Pembangunan jalan angkut batuan Andesit tahap kontruksi
ini akan berdampak pada penurunan kualitas udara dan peningkatan
kebisingan.
Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk
Pengupasan tanah pucuk jika ternyata ada dilakukan setebal 30 cm dengan
Beckhoe dan didorong secara horisontal ke lokasi penimbunan sementara di
dalam bukaan tambang. Tanah pucuk yang sudah terkupas dimuat dan
diangkut ke tempat penimbunan dengan menggunakan dump truck. Lapisan
tanah pucuk yang subur dan banyak dibutuhkan oleh timbunan akan disimpan
pada tempat yang aman dari erosi maupun kegiatan penambangan, yaitu
berada diluar daerah pertambangan dan terpisah dengan penimbunan tanah
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 34
Pembangunan jaringan listrik
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 35
Pengadaan air bersih
Kebutuhan air bersih di lokasi tambang batuan Andesit berasal dari air
sumur dangkal dengan kedalaman 15 m. Penggunaan air untuk kegiatan
pertambangan ini hanya ditujukan untuk aktivitas perkantoran. Sementara
untuk kegiatan produksi tidak menggunakan air.
Pembangunan Kantor
Rencana pembangunan kantor akan dibangun pada lokasi areal
tambang yang difungsikan sebagai kantor administrasi, tenaga teknis, dan
managemen. Kantor ini akan dibangun secara permanen dengan luas
bangunan base camp berkisar 16 x 10 meter.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 36
2. Pertambangan dan Pengolahan Bahan Galian Batuan (Andesit)
a. Tahap Pertambangan Batu Andesit
Pertambangan batuan Andesit menggunakan metode open pit dengan
mengikuti tata cara pertambangan yang baik (good mining practices) yang merupakan
metode pertambangan terbuka (surface mining) yang segala aktivitasnya dilakukan
diatas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, sehingga tempat kerjanya
berhungan langsung dengan udara permukaan. Metode ini didasari atas penafsiran
kandungan batuan Andesit yang relatif berada dipermukaan tanah. Perkiraan produksi
batuan Andesit mencapai 15 ton s/d 20 ton per hari.
Metode open pit ini disamping tidak beresiko tinggi dalam bidang
pertambangan, juga mempunyai keuntungan-keuntungan lainnya diantaranya :
Pengawasan mutu lebih mudah.
Relatif aman karena bahaya longsor yang mungkin timbul dapat dikendalikan
sejak dini.
Tidak akan ada gas-gas yang berbahaya dari dalam tanah karena sifat kerjanya
dipermukaan tanah.
Penggunaan alat mekanis relatif mudah dan terjangkau.
Selain itu, pertambangan akan dibuat dalam per blok (Quarry). Pada masing-
masing blok setelah ditambang akan dilakukan reklamasi dan revegetasi secara
bertahap. Tanah galian tambang pada masing-masing blok akan disimpan pada tempat
timbun untuk kemudian dikembalikan pada blok-blok yang telah ditambang.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 48
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 47
Bongkahan Batu
Andesit
Stune Crusser
Batu Ukuran :
1. 1 x 2 cm
2. 2 x 3 cm
3. 3 x 5 cm
4. Screening
5. Abu
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 49
Tersier
Ayakan
Sekunder
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 50
Primer
Stone Crusher
Jenis batuan yang di produksi di lokasi industri pengolahan pasir dan batu adalah
jenis batuan yang umumnya digunakan untuk bahan bangunan, cor dan konstruksi
jalan. Batu yang diproduksi berukuran :
Tabel 4.4. Ukuran dan Karakter Batu
No Jenis Batuan Karakter
1. 1 x 2 cm 1 s/d 2,5 cm
2. 2 x 3 cm 2 s/d 3,5 cm
3. 3 x 5 cm 3 s/d 6 cm
c. Tahap Pem Tahap pemasaran merupakan tahapan akhir dari kegiatan operasi
produksi pertambangan batuan Andesit. Pemasaran dilakukan kepada para
kontraktor yang bergerak di bidang infrastruktur jalan dan ready mix sebagai
campuran beton. Pemasaran dilakukan dengan cara pesanan dan dimobilisasi ke
pihak pemesan dengan menggunakan dump truck kapasitas 8 ton.
Untuk pemesanan material batuan yang berasal dari luar Pulau Sulawesi akan
dikirim dengan menggunakan kapal tongkang melalui dermaga/pelabuhan
khusus yang berada di tepi pantai (Teluk Palu) sekitar 3-4 km dari lokasi IUP.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 51
3. Penggunaan Air
Total 0,825
Sumber : Hasil perhitungan berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya
Dinas PU 199,46
1. Demobilisasi Peralatan
Dalam tahap berakhirnya kegiatan semua peralatan yang tidak diperlukan lagi
dikerahkan keluar areal bekas tambang, kecuali peralatan yang masih diperlukan
untuk kegiatan reklamasi.
2. Pengakhiran hubungan Kerja
Dalam tahap selanjutnya adalah berakhirnya kontrak kerja antara
Perusahaantambang dengan para pekerja tambang.
3. Reklamasi dan Revegetasi
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembalikan kondisi lingkungan ke
kondisi semula sebelum adanya kegiatan pertambangan dan atau menjadi lahan yang
dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Mengingat hal tersebut,
maka kegiatan pasca tambang harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Mempersiapkan rencana reklamasi (menimbun top soil) sebelum pelaksanaan
penambangan, hal ini dikarenakan antara rencana kegiatan pertambangan
harus sesuai dengan rencana reklamasi.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 53
b. Memindahkan lapisan potensi (top soil) dan menempatkan pada tempat
tertentu yang akan ditanami atau dimanfaatkan.
c. Mengatur dan memperbaiki drainase yang rusak.
d. Memperbaiki bentuk lahan sesuai dengan kebutuhan pemanfaatannya.
e. Memperkecil erositas selama dan setelah penambangan.
f. Memindahkan semua peralatan yang digunakan selama penambangan.
g. Melakukan penanaman tanaman pada lahan persiapan reklamasi sesuai
dengan ekosistem daerah sekitar.
h. Mencegah masuknya gulma atau hama yang berbahaya.
i. Memonitor dan mengelola lahan bekas penambangan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada rencana kegiatan
reklamasi secara garis besar adalah :
a. Pengamanan sebagian tanah penutup untuk menunjang revegetasi.
b. Penimbunan tanah penutup di lokasi bekas penambangan.
c. Pengaturan bentuk lahan.
d. Pengamanan areal.
e. Revegetasi/pengendalian erosi.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 54
Kegiatan Pertambangan
Batuan (Andesit)
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 55
A. Ketebalan lapisan endapan sirtu
Ketebalan lapisan endapan sirtu didapatkan dari hasil pengukuran profil
lapisan di lokasi penelitian, yaitu tebing sungai ataupun tebing hasil galian
penambangan. Apabila tidak didapatkan profil lapisan endapan sirtu, dilakukan
2
test pit (parit uji) dengan cara membuat lubang dengan ukuran 1 m dengan
kedalaman disesuaikan dengan kondisi endapan sirtu. Selain untuk mengetahui
penyebaran secara vertikal dari endapan sirtu, juga untuk mengambil sampel
bahan galian untuk dilakukan analisa laboratorium.
B. Kontur Ketinggian
Kontur ketinggian digunakan untuk menentukan ketinggian lokasi penelitian
dan digunakan untuk analisis besarnya cadangan bahan galian. Peta topografi yang
digunakan adalah peta skala 1 : 10.000, 1 :25.000 (sebagai peta dasar) dan 1:
50.000.
C. Metode perhitungan digunakan metode grid dan trapesium. Rumus yang
dipakai seperti berikut ini :
Keterangan :
Luas satuan adalah luas tiap kontur (luasan yang dihitung adalah kontur atas
dan kontur bawah).
V : Volume Cadangan hipotetik
h : Interval kontur
Uji Bahan Tambang
Uji bahan tambang yang dilakukan adalah uji fisik batuan (kuat tekan). Jumlah
sampel dari masing-masing uji diasumsikan sudah mewakili keterdapatan
bahan galian di daerah penelitian.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 56
Jumlah cadangan komposit bahan galian batuan yang terdapat terukur dalam
area seluas 9.5 Ha, dapat diasumsikan sebagai berikut :
C.Mining = 0,6 %
Penyelesaian Perhitungan :
L.A.T = 9.5 ha – 2 ha
= 7.5 ha = 75.000 m2
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 57
A
Keterangan :
A = Ketinggian Maximum
B = Ketinggian Top of Reservior (TOR)
C = Ketinggian Ambang Batas Tambang
D = Luas Area Terukur
Perkiraan kapasitas produksi pertahun berdasarkan hasil kerja pabrik
yang akan direncanakan sesuai dengan dokumen RKAR produksi dengan
kapasitas produksi per tahunnya sebagai beikut :
Jumlah Kapasitas Produksi : 100 m3/ jam x 8 jam = 800 m3/hari
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 58
wilayah kawasan rencana pertambangan bagan galian batuan tersebut memiliki
pembentukan batuan granit dan granodiorit serta memiliki kandungan mineral kuarsa
yang terdapat pada jalur sesar daan/atau intrusi yang menerobos Formasi Tinombo.
Material dari rencana kegiatan pertambangan bahan galian batuan tersebut
sudah dilakukan pengujian sampel batuan melalui badan pengujian UPT Lab.
Pengujian Bahan Bina Marga Palu.
Dari hasil uji sampel batuan diperoleh data sebagai berikut :
Hasil pengujian batupecah/agregat dengan ukuran 1 ½” (38,1 mm) dari lokasi
penelitian maka :
1. Keausan agregat (%) dengan Mesin Los Angeles (Abrasi) SNI
2417:2008 adalah sebesar 10% ;
2. Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir mudah pecah SNI 03-
4141-1996 sebesar 0,04% ;
3. Pengujian Sifat Kekekalan Agregat dengan cara perendaman
menggunakan larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat SNI
3407:2008 sebesar 0,38% dan
4. Pengujian Impact Test IS : 2386-Part IV-1963 sebesar 5,2 %.
(Hasil Uji Lab Kadar dan Kualitas Agregat terlampir).
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 59
Dari keseluruhan hasil test uji sampel agregat batuan di atas dapat disimpulkan
bahwa bahan galian ini sangat layak dan baik kualitas fisiknya bila digunakan sebagai
material konstruksi bangunan maupun jalan raya.
4.4 Peralatan
Tabel 4.7
Jenis-jenis peralatan yang dimobilisasikan pada Tahap Konstruksi
No. Nama Jenis Alat Jumlah (unit)
Peralatan yang dimobilisasi berupa alat-alat berat yang akan digunakan untuk
pengupasan tanah pucuk (top soil) dan lapisan penutup (overburden) serta
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 60
penambangan, pemuatan, dan pengangkutan batuan Andesit. Peralatan yang
dimobilisasi adalah sebagai berikut :
• 3 unit Beckhoe/ Excavator
Beckhoe digunakan untuk mendorong, menghancurkan, dan meremukkan
material-material yang keras seperti batu-batuan besar. Dalam pertambangan
batuan Andesit, Beckhoe termasuk ke dalam alat muat.
• 10 unit Dump Truck
Pada pertambangan batuan Andesit, dump truck tergolong ke dalam alat
angkut material. Pengangkutan dari front tambang ke lokasi stock pile dekat
hopper untuk dilakukan pengolahan dengan menggunakan dump truck
kapasitas 8 m3 sebanyak 10 unit.
• 1 unit Stone Crusher
Stone Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran
yang lebih kecil sesuai dengan spesifikasi (persyaratan gradasi) yang
dibutuhkan. Pada pekerjaan crushing ini biasanya diperlukan beberapa kali
pengerjaan pemecahan, tahap-tahap pekerjaan ini beserta jenis crusher yang
digunakan antara lain : 1. Pemecahan tahap pertama oleh jenis primary
crusher, 2. Pemecahan tahap kedua oleh secondary crusher, dan 3.
Pemecahan-pemecahan selanjutnya jika ternyata diperlukan, oleh tertiary
crusher.
• Wheel Loader
Wheel Loader adalah alat yang digunakan untuk mengangkat material yang
akan dimuat kedalam dumptruck atau memindahkan material ke tempat lain.
Saat loader menggali, bucket didorongkan pada material, jika bucket telah
penuh maka traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya
dipindahkan.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 61
Tabel 4.8.
Data Alat Berat Dump truck
Tabel 4.9
Data Alat Berat Bulldozer
Tabel 4.10
Data Alat Pemecah Batu (Stone Crusher)
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 62
JADWAL RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PRODUKSI
Tabel 4.11
Jadwal Rencana Kegiatan Produksi per bulan dalam tahun 2018
(Produksi tahun pertama )
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 63
Maka Umur Tambang : 9.000.000
249.600
Bahan galian batuan (andesit) dan material urugan umumnya memiliki jenis
dan kualitas yang hampir sama dalam lingkungan pengendapan atau penyebarannya
di permukaan dan di dalam bumi.
Bahan galian andesit ditentukan nilai kualitas batuannya berdasarkan hasil uji
laboratorium dari agregat batuannya, berupa nilai keausan agregat (%), nilai besaran
gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah (%), kekekalan agregat (%) dan
Nilai impact (%). Dalam luasan sebaran batuan andesit di dalam lokasi / wilayah IUP
Eksplorasi di Blok Watusampu diperoleh hasil uji agregat dengan nilai kualitas yang
SANGAT BAIK (Parameter Kualitas Agregat Batuan)
Untuk bahan galian yang nilai kualitasnya tidak memenuhi standar nasional
kualitas agregat halus maka akan dijadikan sebagai material urugan sebagai tanah
pucuk untuk dimanfaatkan pada lahan pasca tambang (lahan reklamasi) sebagai
material timbunan.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 64
4.7 Rencana Pemanfaatan Bahan Galian Lain Mineral Ikutan
Apabila setelah masa umur tambang atau masa berlakunya izin usaha
pertambangan (produksi) bahan galian batuan telah berakhir dan terdapat sisa
cadangan yang belum termanfaatkan, maka bahan galian tersebut tidak akan diolah
oleh pihak perusahaan, melainkan dibiarkan menjadi lahan reklamasi dan selanjutnya
diupayakan lahan tersebut dapat kembali memiliki kemampuan untuk tumbuh dan
berdaya dukung kuat dengan ekosistem baru yang subur dan dapat diperuntukkan
sebagai potensi lahan lainnya.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 65
BAB V
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 66
5.2 Tata cara Pengolahan dan Pemurnian
Jenis alat pemecah batu yang digunakan dalam pengolahan batuan andesit ini
adalah Stone Crusher jenis Jaw dengan kapasitas 300 ton/hari, dengan jam kerja
alat rata-rata 8 jam per hari, maka kapasitas yang diperoleh material sekitar 57.600
ton / bulan.
Fungsi dan Kegunaan Stone Crusher :
Memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan
spesifikasi (persyaratan gradasi) yang dibutuhkan. Selain untuk memecahkan batuan
juga untuk memisahkan butir-butir batuan yang telah dipecahkan menggunakan
screen atau saringan, dengan screen, batuan dapat dikelompokkan sesuai ukuran yang
kita inginkan.
Batu-batu yang besar agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunanan
yang lebih kecil dulu. Pemanfaatan batu koral/ batu split atau agregrat dalam
bangunan sangatlah banyak. Salah satu contoh kegunaannya adalah sebagai campuran
dalam pembuatan beton dan campuran aspal. Selain itu juga berfungsi sebagai dasar
jalan atau permukaan jalan.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 67
Gambar 5.1 Stone Crusher Jenis Jaw Crusher
Pada pekerjaan crushing ini biasanya diperlukan beberapa kali pengerjaan
pemecahan, tahap-tahap pekerjaan ini beserta jenis crusher yang digunakan antara
lain :
1. Pemecahan tahap pertama oleh jenis primary crusher.
2. Pemecahan tahap kedua oleh secondary crusher.
3. Pemecahan – pemecahan selanjutnya jika ternyata diperlukan, oleh tertiary
crusher
Tipe/Jenis Stone Crusher
Beberapa macam peralatan pemecah batu (Stone crusher) meliputi :
1. Primary Crusher, biasanya menggunakan tipe crusher :
a. Jaw crusher (pemecah tipe rahang)
Jaw crusher digunakan untuk mengurangi besar butiran pada tingkat pertama,
untuk kemudian dipecah lebih lanjut oleh crusher lain. Jenis ini paling efektif
digunakan untuk batuan sedimen sampai batuan yang paling keras seperti granit
atau basalt. Jaw crusher merupakan mesin penekan (compression) dengan rasio
pemecahan 6 : 1.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 68
Adapun tahap – tahap pekerjaan pemecahan pada crusher dapat dilihat
pada diagram alir sebagai berikut :
Gambar 5.2 Diagram Alur Pengolahan Batuan dengan Alat Stone Crusher
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 69
dapat diterima. Untuk batuan yang tidak terlalu keras disarankan berukuran 80% dari
feed opening (bukaan).
b. Gyratory Crusher (pemecah giratori)
Crusher ini beroperasi dengan kisaran. Bagian crusher pemecah berbentuk
Conis, karena itu kadang disebut cone crusher. Gyratory crusher hamper sama
dengan Jaw crusher, perbedaannya terletak pada cara pemberian tekanan dimana
untuk gyratory crusher tekanan diberikan dari arah samping. Hasil pemecahan
crusher ini rata – rata berbentuk kubus dan agak uniform hal ini karena bentuk
lengkung dari cone dan bowl yang mempunyai permukaan cekung (concave).
c. Impact Crusher (pemecah tipe pukulan)
Impact crusher disarankan terutama untuk batu kapur atau untuk penggunaan
dengan abrasi lebih rendah. Impact crusher ada 2 jenis yaitu impact breaker dan
hammer mill. Kedua jenis ini pada prinsipnya sama, perbedaannya terletak pada
jumlah rotor dan ukurannya. Impact breaker mempunyai satu atau dua buah rotor dan
ukurannya lebih besar daripada hammer mill. Impact breaker menghasilkan produk
yang bentuknya seperti kubus meskipun semula merupakan batu lempengan serta
meningkatkan kualitas agregat dan mempertinggi kapasitas plant.
2. Secondary Crusher, biasanya menggunakan tipe crusher :
a. Cone Crusher
Selain sebagai crusher sekunder, cone crusher juga dapat digunakan untuk
pasir dan kerikil serta material yang memiliki butir asal (sebelum dipecah) 20 – 25
cm dimana tidak memerlukan lagi crusher primer.
b. Roll Crusher
Roll Crusher diperlukan untuk menghasilkan produk dengan ukuran tertentu.
Crusher jenis tekanan ini menghasilkan variasi pemecahan yang lebih besar
dibanding jenis crusher lainnya. Kapasitas roll crusher tergantung dari jenis batuan,
ukuran crusher primer, ukuran batuan yang diinginkan, lebar roda dan kecepatan roda
berputar.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 70
Ditinjau dari jumlah rollnya ada beberapa macam tipe roll crusher yaitu :
Single Roll (silinder tunggal), biasanya digunakan untuk memecahkan batuan yang
lembab dan tidak menguntungkan jika digunakan untuk memecahkan batuan yang
abrasif. Crusher tipe ini memiliki rasio pemecahan maksimum 7 : 1.
Double Roll (silinder ganda), memiliki rasio pemecahan 2 – 2,5 : 1.
Triple Roll (silinder tiga), memiliki rasio pemecahan 4 – 5 : 1.
c. Hammer Mill (pemecah tipe pukulan)
Hammer Mill digunakan untuk batu kapur berkualitas tinggi, dengan kadar
abrasif kurang dari 5%, menghasilkan jumlah besar material halus. Hammer Mill
dapat menerima feed material berukuran sampai dengan 20 cm dan memiliki rasio
pemecahan 20 : 1.
3. Tertiary Crusher, biasanya menggunakan tipe crusher :
a. Roll Crusher (pemecah tipe silinder)
Selain sebagai crusher sekunder, roll crusher dapat juga digunakan sebagai
crusher tersier.
b. Rod Mill (pemecah tipe batang), dimaksudkan untuk mendapatkan material yang
lebih halus.
c. Ball Mill (pemecah tipe bola), dimaksudkan untuk mendapatkan material yang
lebih halus.
Namun dalam prakteknya di lapangan, pekerjaan crushing dilakukan hanya
sampai pada tahap kedua. Tipe crusher yang dipakai umumnya menggunakan tipe
Jaw to Jaw dimana Jaw pertama sebagai primary crusher (crusher primer) untuk
pemecahan tahap pertama, sedangkan Jaw kedua sebagai secondary crusher (crusher
sekunder) untuk pemecahan tahap kedua. Hal ini disebabkan antara lain karena :
1. Kesederhanaan konstruksinya.
2. Ekonomis dan memerlukan tenaga yang relatif kecil.
3. Kapasitas produksi yang besar tergantung lebar bukaan pada Jaw dan ukuran butir
yang dikehendaki.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 71
Bagian - Bagian Stone Crusher
Bagian - bagian ini dimaksudkan untuk mengatur dan menyalurkan material yang
masuk atau juga material hasil crusher yang dipisah-pisahkan menurut gradasinya.
Beberapa bagian dari crusher antara lain :
1. Feeder dan Hopper
Fedeer dan hopper adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang berfungsi
mengatur aliran dan pemisah bahan – bahan serta penerima bahan baku (raw
material).
Fungsi utama feeder adalah mengatur aliran bahan batuan yang masuk kedalam
pemecah batu. Beberapa tipe dari feeder antara lain :
a. Appron feeder, umumnya dipakai untuk batuan yang akan dimasukkan ke dalam
primary crusher. Feeder ini direncanakan sebagai heavy duty construction untuk
menahan beban kejut dari batuan yang ditumpahkan.
b. Reciprocating plate feeder (plat pengumpan bolak – balik), biasanya dipakai
untuk material yang diambil dari gravel pit, material ini umumnya berukuran kecil
yang kadang – kadang tidak perlu pemecahan sehingga harus dikelurkan dari
material yang besar.
c. Grizzly feeder (saringan pemisah pertama), hampir sama dengan apron feeder,
hanya diberikan penambahan untuk sekedar memilih ukuran batu yang akan
dipecahkan. Pada feeder jenis ini, butiran – butiran yang ukurannya lebih kecil dari
ukuran rongga pada rantai feeder akan berjatuhan keluar.
d. Chain feeder, pada chain feeder batu masuk karena berat sendiri melalui suatu
penyalur.
2. Scalping Unit (saringan kisi – kisi)
Scalping unit sering dipakai sebagai lanjutan feeder, scalping unit ini berupa kisi –
kisi (grid) yang diam (stationery) atau bergetar (vibratiory motion).
3. Grizzly Bar (batang – batang pemisah)
Grizzly bar juga dipakai pada scalping unit, konstruksinya berupa batang-batang
(bars) besi paralel yang satu sama lainnya diberi jarak antara, dipasang miring ke
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 71
arah pit sehingga batu yang ukurannya lebih besar dari jarak antara batang –
batang tadi hanya akan melewatinya, tidak masuk ke dalam crusher.
Jarak antara batang – batang besi tadi dapat diatur sesuai dengan ukuran batu
(feed) yang diinginkan oleh primary crusher.
4. Conveyor atau Bucket Elevator
Adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang berfungsi untuk
memindahkan material secara langsung dalam suatu proses dari satu unit ke unit
lain. Fungsi conveyor pada peralatan pemecah batu biasanya terdiri dari unit joint
conveyor (fungsi penyambung atau perantara), discharge conveyor
(mendistribusikan ke stock pile), feed conveyor (fungsi pemasok), return conveyor
(fungsi balik untuk dipecah lagi).
5. Bin dan Hopper Bawah
Adalah komponen pada peralatan pemecah batu yang berfungsi untuk menampung
sementara, atau sebagai container yang besar untuk penyimpan.
Dari proses pengolahan material galian batuan dengan alat pemecah batu
(stone crusher) maka akan dihasilkan material di lokasi industri pengolahan pasir dan
batu adalah jenis batuan yang umumnya digunakan untuk bahan bangunan, cor dan
konstruksi jalan. Batu yang diproduksi berukuran :
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 72
Tabel 5.1. Ukuran dan Karakter Batu
No Jenis Batuan Karakter
1. 1 x 2 cm 1 s/d 2,5 cm
2. 2 x 3 cm 2 s/d 3,5 cm
3. 3 x 5 cm 3 s/d 6 cm
4. Screening 0,6 s/d 14 ml
5. Abu 0,3 s/d 0,5 ml
Sumber : PT. Bahtera Berkah Abadi Grup.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 73
BAB VI
PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 74
2. Melakukan penimbunan sirtu setebal ± 50 cm dari elevasi +3,2 meter hingga
elevasi +3,7 meter.
3. Melakukan penimbunan paras setebal ±1,5 meter dari elevasi +3,7 meter hingga
elevasi +5,2 meter.
4. Melakukan pekerjaan pemindahan tanah (removal) setebal ± 1 meter ke proyek
lain.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 75
BAB VII
LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
7.1 Lingkungan
Secara deskriptif pelaksanaan rencana kegiatan pertambangan yang
berdampak terhadap lingkungan dibagi menjadi 4 (empat) tahapan yaitu :
7.1.1.1 Sosialisasi
a) Sumber Dampak
Sosialisasi
b) Jenis Dampak
- Persepsi masyarakat baik yang menerima maupun yang menolak
tentang rencana kegiatan pertambangan bahan galian batuan ;
- Keresahan masyarakat tentang kegiatan yang akan menimbulkan
dampak yang negatif dari rencana kegiatan pertambangan bahan
galian batuan ;
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 76
c) Besaran Dampak
Besaran dampak diukur dari jumlah masyarakat yang menerima
atau pun yang menolak terhadap rencana kegiatan pertambangan bahan
galian batuan yang berada di Kelurahan Watusampu.
7.1.1.2 Survey dan Pengukuran
a) Sumber Dampak
Survey dan Pengukuran
b) Jenis Dampak
- Persepsi masyarakat tentang kehadiran tim di lokasi kegiatan rencana
pertambangan bahan galian batuan ;
- Keresahan serta harapan – harapan masyarakat pada saat dilakukan
pengukuran dan survey dari rencana kegiatan pertambangan bahan
galian batuan dikarenakan sebagian lahan dari masyarakat tidak
masuk atau diluar dari lokasi pengukuran ;
c) Besaran Dampak
Survey pengukuran berdasarkan luasan peta kawasan
pertambangan yang telah dikeluarkan oleh Dinas ESDM Propinsi
Sulawesi Tengah sedangkan hasil survey pemantauan persepsi
masyarakat dimana sebagian dari jumlah masyarakat akan menerima
atau menolak dari kegiatan tersebut.
a) Sumber Dampak
Pembebasan dan Pengadaan Lahan
b) Jenis Dampak
- Persepsi masyarakat tentang harga jual/beli lahan di lokasi kegiatan
rencana pertambangan bahan galian batuan ;
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 77
- Keresahan serta harapan – harapan masyarakat pada saat dilakukan
pembebasan dan pengadaan lahan dari rencana kegiatan
pertambangan bahan galian batuan agar kiranya lahan yang akan
dibebaskan dari masyarakat masuk atau diluar dari lokasi rencana
kegiatan pertambangan dapat disetarakan untuk harga jual/beli lahan
tersebut ;
c) Besaran Dampak
Pembebasan dan pengadaan lahan lokasi areal pertambangan
bahan galian batuan disesuaikan dengan kebutuhan lokasi rencana
pertambangan bahan galian batuan yang akan dikelola, mencakup
lokasi areal penambangan, jalan tambang, lokasi pengelolaan batuan,
area pembangunan basecamp serta fasilitas penunjang lainnya.
Keseluruhan lokasi yang akan digunakan sebagai area pertambangan
bahan galian batuan.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 78
sekitar, Besaran dampak berdasarkan indikator banyaknya tenaga
kerja lokal yang akan diterima sebagai karyawan ;
- Keluhan yang timbul bila tenaga kerja yang akan diterima tidak
masuk dalam kriteria tenaga kerja lokal atau setempat ;
- Jumlah tenaga kerja pada tahap konstruksi yang akan dibutuhkan di
perkirakan ± 20 orang berdasarkan kebutuhan di tahap pra
konstruksi.
7.1.2.2 Pembuatan Akses Jalan Tambang dari lokasi TUKS ke Lokasi
Pertambangan
a) Sumber Dampak
Pembuatan Akses jalan Tambang dari Lokasi TUKS Ke Pertambangan
b) Jenis Dampak
- Terganggunya struktur tanah pada saat pembuatan akses jalan
tambang ;
- Peningkatan derajat kebisingan berdasarkan baku mutu tingkat
kebisingan ;
- Perubahan/ peningkatan kualitas udara berdasarkan baku mutu udara
c) Besaran Dampak
- Peningkatan kebisingan, dinilai berdasarkan KepMen LH
NO.48/MENJLH/XI/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
(>70 dB) untuk kawasan indrustri pertambangan ;
- Penurunan kualitas udara, kadar debu dan gas buangan di udara di
nilai berdasarkan PPRI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara ;
- Indeks bahaya erosi di saat pembuatan akses jalan tambang
diperkirakan tidak berdampak penting dikarenakan jalan tersebut
berada di sepanjang pesisir pantai.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 79
7.1.2.3 Pembangunan Basecamp
a) Sumber Dampak
Pembangunan Basecamp
b) Jenis Dampak
- Terganggunya struktur tanah pada saat pembuatan akses jalan
tambang ;
- Peningkatan derajad kebisingan berdasarkan baku mutu tingkat
kebisingan
c) Besaran Dampak
- Perubahan bentang alam dan perubahan morfometri sungai, besaran
dampak di dasarkan pada KEPMEN LH No. KEP –
43/MENLH/1996 tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi
Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan Bahan Galian Batuan ;
- Peningkatan kebisingan, dinilai berdasarkan KepMen LH No.
48/MENLH/XI/1996 tentang Batu Mutu Tingkat Kebisingan (<70
dB) untuk kawasan industri pertambangan ;
- Peningkatan limbah domestik pada setiap blok basecamp masing –
masing.
7.1.2.4 Mobilisasi Peralatan dan Material
a) Sumber Dampak
Mobilisasi Peralatan dan Material
b) Jenis Dampak
- Peningkatan derajad kebisingan berdasarkan baku mutu tingkat
kebisingan ;
- Perubahan/ peningkatan kualitas udara berdasarkan baku mutu udara
c) Besaran Dampak
- Peningkatan kebisingan, di nilai berdasarkan KepMen LH No. 48/
MENLH/ XI/ 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan (<70 dB)
untuk kawasan industri pertambangan ;
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 80
- Penurunan kualitas udara, kadar debu dan gas buangan di udara di
nilai berdasarkan PP RI No. 41 tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 81
b) Jenis Dampak
- Peningkatan derajad kebisingan berdasarkan baku mutu tingkat
kebisingan ;
- Perubahan/ peningkatan kualitas udara berdasarkan baku mutu udara
- Gangguan terhadap air laut dan penurunan kualitas air laut ;
- Gangguan terhadap biota laut.
c) Besaran Dampak
- Peningkatan kebisingan, di nilai berdasarkan Kep Men LH
No. 48/MENLH/ XI/ !996 tentang Baku Mutu Tingkat kebisingn
(<70 dB) untuk kawasan industri pertambangan.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 82
- Peningkatan kebisingan, di nilai berdasarkan KepMen LH No.
48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan (<70 dB)
untuk kawasan industri pertambangan ;
- Penurunan kualitas udara, kadar debu daan gas buangan di udara di
nilai berdasarkan PPRI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara ;
- Penurunan kualitas air sungai (kekeruhan dan TSS) di nilai
berdasarkan : PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air, KEPMEN kependudukan dan
lingkungan hidup No. 02/MENLH/1998 Tentang baku mutu
lingkungan, permen LH No. 03 tahun 2010 tentang baku mutu air
limbah bagi kawasan industri.
- Meningkatnya data kecelakaan kerja.
7.1.3.2 Pengangkutan Material Hasil Produksi
a) Sumber Dampak
Pengangkutan Material Hasil Produksi
b) Jenis Dampak
- Terganggunya struktur tanah ;
- Peningkatan derajad kebisingan berdasarkan baku mutu tingkat
kebisingan ;
- Perubahan / peningkatan kualitas udara berdasarkan baku mutu udara
- Gangguan terhadap aliran air sungai dan penurunan kualitas air
sungai.
c) Besaran Dampak
- Peningkatan kebisingan, di nilai berdasarkan KepMen LH No.
48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan (<70
dB) untuk kawasan industri pertambangan ;
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 83
- Penurunan kualitas udara, kadar debu daan gas buangan di udara di
nilai berdasarkan PPRI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara ;
- Penurunan kualitas air sungai (kekeruhan dan TSS) di nilai
berdasarkan : PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air, KEPMEN kependudukan dan
lingkungan hidup No. 02/MENLH/1998 Tentang baku mutu
lingkungan, permen LH No. 03 tahun 2010 tentang baku mutu air
limbah bagi kawasan industri.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 84
- Penurunan kualitas air sungai (kekeruhan dan TSS) di nilai
berdasarkan : PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air, KEPMEN kependudukan dan
lingkungan hidup No. 02/MENLH/1998 Tentang baku mutu
lingkungan, permen LH No. 03 tahun 2010 tentang baku mutu air
limbah bagi kawasan industri.
- Meningkatnya data kecelaakan kerja.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 85
- Meningkatnya data kecelakaan kerja.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 86
- Pemulihan kondisi lingkungan ;
- Terjadinya kecelakaan kerja.
c) Besaran Dampak
- Keresahan yang akan timbulnya dari kegiatan penutupan lokasi
pertambangan bahan galian batuan ;
- Pulihnya kondisi lingkungan tidak mencapai pemulihan keseluruhan
saat sebelum dilakukan kegiatan pertambangan bahan galian batuan
dilakukan ;
- Meningkatnya data kecelakaan kerja.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 87
b) Jenis Dampak
- Peningkat derajad kebisingan berdasarkan bakumutu tingkat
keseimbangan ;
- Perubahan/peningkatan kualitas udara berdasarkan baku mutu udara
- Terjadinya kecelakan kerja.
c) Besaran dampak
- Peningkatan keseimbangan,di nilai berdasarkan KepMen LH
No.48/MENLH/XIL1996 tentang Baku Mutu Tingkat keseimbangan
( 70 dB ) untuk kawasan industri pertambangan ;
- Penurunan kualitas udara,kadar debu dan gas buangan di udara di
nilai berdasarkan PPRI No.41 Tahun 1999 Tentang pengendalian
Pencemaran Udara ;
- Meningkatnya data kecelakaan kerja.
7.1.4.4 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
a) Sumber Dampak
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
b) Jenis Dampak
- Munculnya keresahan karyawan ;
- Menurunnya pendapatan masyarat setempat khususnya dibidang
usaha mikro ;
- Terjadinya pengangguran.
c) Besaran Dampak
- Dampak yang akan ditimbulkan dari keresahan karyawan
pendapatan dan /atau penghasilan bulanan karyawan yang tidak lagi
menetap dalam setiap bulannya ;
- Munculnya persepsi dari sebagian masyarakat khsusnya di bidang
mikro tentang berkurangnya pendapatan untuk usaha mikro ;
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 88
- Berdasarkan data pengangguran di Kelurahan Watusampu
Kecamatan Ulujadi Kota Palu.
7.2.1 Organisasi K3
MANAGER K3
KEPALA
KEPALA
AUDIT &
OPERASI K3
EVALUASI K3
SUPERVISOR
SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR
IMPLEMENTA
PLANNING EVALUASI AUDIT
SI
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 89
Bagian–bagian yang terlibat langsung dalam manajemen K3 antara lain:
Manajer (Direktur PT. BBAG)
Merupakan tingkat tertinggi dari masing-masing divisi yang mengelola dan
mengambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan produktivitas
divisinya, khususnya dalam hal penanganan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Supervisor ( Para Kepala Divisi PT. BBAG)
Sebagai mengarahkan, membagi, mengawasi dan memberi penilaian setiap
pekerjaan yang dibebankan kepada tiap pelaksana.
Teknisi dan Karyawan PT. BBAG
Merupakan pekerja level terakhir yang bertugas menjalankan kegiatan
untuk menjalankan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Perusahaan.
7.2.2 Peralatan
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 90
1) APD Pernapasan
2) APD Mata dan mulut
3) APD Kepala
4) APD Telinga
5) APD Tangan
Peralatan tersebut di atas harus sudah melalui proses Sertifikasi. Dimana
Sertifikasi peralatan adalah serangkaian kegiatan untuk memastikan kelayakan
peralatan berdasarkan syarat dan standart yang ditentukan pemerintah. Dengan
diberikannya sertifikasi, diharapkan dapat dijamin keselamatan dan kesehatan kerja
bagi tenaga kerja, proses produksi dan terhindarnya kecelakaan serta pencemaran
lingkungan.
Peralatan yang wajib disertifikasi adalah :
1) Pesawat angkat angkut, disertifikasi setiap setahun sekali.
2) Penyalur petir, disertifikasi setiap dua tahun sekali.
3) Bejana tekan, disertifikasi 3-5 tahun sekali.
Tata cara proses sertifikasi peralatan adalah sebagai berikut:
1) Safety departement membuat reminder mengenai alat yang sudah harus dilakukan
sertifikasi kepada pihak plant/divisi 3 (tiga) bulan sebelum waktu sertifikasi.
2) Setelah menerima reminder, plant/divisi mengajukan Service Request.
3) Setelah menerima SR, Safety Departement dapat memilih Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) yang memiliki kompetensi untuk
melakukan sertifikasi peralatan jika dianggap perlu.
4) Setelah menentukan PJK3 terpilih, lalu dibuatlah Job Order.
5) PJK3 melakukan pemeriksaan terhadap alat yang diajukan.
6) Hasil diberikan kepada Safety Departement untuk disimpan. Jika belum
memenuhi aspek sertifikasi maka alat diperbaiki dahulu kemudian diperiksa lagi.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 91
Tabel 7.1.
Standar Alat-alat Pelindung Diri Menurut Keperluannya
Listrik Kepala, jari, tangan, Topi plastik atau karet, sarung tangan karet,
lengan, tubuh, betis, pelindung dari karet.
tungkai, mata kaki, kaki
Panas Kepala, kaki, mata Topi, sarung tangan, sepatu, goggles, perisai
muka, pakaian, pelindung dari asbes atau
bahan lain yang tahan panas.
Sumber data: Buku Pedoman Managemen K3, Wicaksono,2011
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 92
biasanya pelaksanan di lapangan belum sepenuhnya dijalankan oleh sebagian
karyawan karena sanksi yang tidak tegas. Namun diharapkan hal tersebut dapat
diminimalisir terjadi.
Kegiatan Tambang yang akan dilakukan oleh PT. BBAG dalam pengolahan
bahan galian batuan sepenuhnya tidak akan menggunakan Bahan Peledak dan Bahan
Berbahaya lainnya. Hal ini disebabkan pengambilan material yang berupa material
urugan dan batuan andesit hanya membutuhkan alat berat saja seperti exsavator,
bulldozer, dan alat angkut dumptruck.
Untuk tahapan pengolahan material juga tidak akan menggunakan bahan
kimia atau bahan berbahaya lainnya. Pengolahan material hanya berupa pencucian
dan pemisahan ukuran material dengan menggunakan alat pemecah batu (stone
crusher). Namun dalam penanggulangan dan pengamanan kegiatan tambang yang
menggunakan peledakan sebaiknya pihak perusahaan mengacu pada KEPUTUSAN
MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI Nomor : 555.K/26/M.PE/1995
yang ditetapkan tanggal 22 Mei 1995 tentang KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN UMUM dalam isi pada BAB II tentang
BAHAN PELEDAK DAN PELEDAKAN pasal 52.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 93
BAB VIII
LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 94
PT. Bahtera Berkah Abadi Grup, dalam merealisasikan tujuan mempunyai
struktur organisasi yang di dalamnya ditetapkan kedudukan, wewenang, tugas, dan
tanggung jawab masing-masing anggota sehingga mereka bertanggung jawab kepada
tugas yang harus dilaksanakan.
Bagan dari Struktur Organisasi perusahaan PT. Bahtera Berkah Abadi Grup
dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
DEWAN KOMISARIS
GILLAN FADILLAH
DIREKTUR UTAMA
R A J I V
DIREKTUR OPERASIONAL
Ka. MARKETING
FAISAL
CHANDRA
KA. DIV.
EKSPLORASI
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 95
Berikut penjelasan tugas dan wewenang dari masing-masing bagian yaitu :
1. Dewan Komisaris.
Dewan komisaris merupakan wakil pemegang saham yang mempunyai wewenang
tertinggi dalam perusahaan untuk mengatur dan mengawasi jalannya perusahaan.
Adapun tugas dan wewenang Dewan Komisaris antara lain:
1. Melakukan pengawasan atas kebijakan direksi dalam menjalankan perseroan
serta memberikan nasehat kepada anggota direksi.
2. Memeriksa semua pembukuan surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan
mencocokkan keadaan keuangan dan lain-lain.
3. Berhak untuk mengetahui segala kegiatann perusahaan yang telah dijalankan
oleh direksi.
4. Memberhentikan dengan sementara anggota direksi apabila anggota tersebut
bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Direktur Utama.
Direktur Utama merupakan orang yang paling bertanggung jawab penuh atas
kegiatan operasional perusahaan. Tugas-tugas dan tanggung jawab Direktur
Utama adalah sebagai berikut :
1. Memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan secara keseluruhan secara
keseluruhan sehingga semua kegiatan usaha dan pekerjaan tidak menyimpang
dari tugas rutin yang sudah ditentukan.
2. Menandatangani dan memberi persetujuan terhadap usulan kontrak dan surat
penting menyangkut perusahaan.
3. Mengkoordinir secara langsung seluruh kegiatan sehari-hari para staf.
4. Ikut serta dalam pengurusan dan berusaha untuk mendapatkan penawaran
kerja.
5. Melakukan kegiatan koordinasi dengan para manajer dibawahnya serta
mengadakan rapat kerja untuk membicarakan masalah operasional perusahaan
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 96
3. Direktur Operasional
Direktur operasional bertanggung jawab kepada direktur utama. Tugas dan
tanggung jawab direktur operasional adalah:
1. System operasional dibawah naungan Direktur Operasional.
2. Menentukan lulus atau tidaknya karyawan masuk perusahaan.
3. Merangkap operasional.
4. Mengatur system kerja.
5. Menyiapkan standar operasional perusahaan (SOP)
4. Kepala Marketing
Tugas dan tanggung jawab Ka. Marketing adalah:
1. Menetapkan tujuan dan sasaran jalannya operasional perusahaan dan
strategi penjualan kepada konsumen.
2. Membuat analisa terhadap pangsa pasar dan menentukan strategi penjualan
terhadap konsumen atau pelanggan.
3. Menganalisis laporan yang dibuat bawahannya.
4. Mengoptimalkan kerja kerja staf dan administrasi dibawah wewenang
untuk mencapai tujuan perusahaan
5. Bertanggung jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan penggunaan
dana promosi
6. Membina bagian pemasaran dan membimbing karyawan bagian
pemasaran.
5. Marketing
Tugas dan tanggung jawab Marketing adalah:
1. Berperan sebagai promosi sebagai bagian yang memperkenalkan
perusahaan kepada masyarakat, melalui produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
2. Berperan sebagai sales pemasaran yang bertugas menghasilkan pendapatan
bagi perusahaan dengan cara menjual produk perusahaan tersebut.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 97
3. Berperan dalam konsep komunikasi pemasaran. Yaitu menjalin hubungan
baik dengan pelanggan dan masyarakat serta menjembatani antara
perusahaan dan lingkungan eksternal.
4. Berperan dalam pengembangan dan riset yaitu menyerap informasi dan
menyampaikan kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang bermanfaat
untuk meningkatkan kualitas dan penjualan produk.
6. Legal Administrasi.
Tugas dan tanggung jawab Legal Administrasi adalah:
1. Membuat izin yang berhubungan dengan kegiatan di perusahaan.
2. Berkoordinasi dengan pihak pemerintah mengenai legalitas dan mengenai
kegiatan administrasi tenaga kerja dan dampak lingkungan.
3. Memberikan izin untuk setiap departemen di perusahaan untuk dasar
hukum bagi pelaksanaan kegiatan di perusahaan.
7. KTT (Kepala Teknik Tambang)
KTT bertanggung jawab atas pelaksana dalam urusan pertambangan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan atas keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan pada suatu usaha pertambangan di wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya.
8. Kepala. Divisi Tambang
Tugas dan tanggung jawab Ka. Div Tambang adalah:
Ka.Div Tambang memiliki tugas berwewenang terhadap berlangsungnya
kegiatan pertambangan dibawah instruksi dari KTT.
9. ADM (Administrasi)
Tugas dan tanggung jawab Administrasi adalah:
1. Menyelesaikan administrasi secara umum.
2. Mencatat dan mendata semua transaksi pembelian, dan penjualan dalam
perusahaan.
3. Mengeluarkan dana untuk membiayai operasional perusahaan berdasarkan
instruksi direktur.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 98
4. Secara langsung menerima dan mengeluarkan kas kecil perusahaan dalam
transaksi sehari-hari.
10. Ka. Divisi Crusher
Tugas dan tanggung jawab Ka. Divisi Crusher adalah :
Ka. Divisi Crusher memiliki tanggung jawab yaitu mengontrol kegiatan
crusher dan memberi instruksi terhadap operator crusher dalam menjalankan
penggilingan. Serta bertanggung jawab dalam bidangnya.
11. Ka. Divisi Eksplorasi
Tugas dan tanggung jawab Ka. Divisi Eksplorasi adalah :
1. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan seluruh kegiatan survey, pemetaan
geologi, dan kegiatan teknis lainnya yang berhubungan dengan eksplorasi
bahan galian.
2. Membuat laporan kegiatan eksplorasi yang berisikan informasi kualitas
dan besar cadangan bahan galian batuan di lokasi pertambangan.
8.2 Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap
Kebutuhan akan tenaga kerja di perusahaan PT. Bahtera Berkah Abadi Grup
sesuai dengan perencanaan kegiatan produksi atau pengolahan bahan galian batuan,
terdiri dari beberapa tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap untuk kegiatan
operasional. Jumlah keseluruhan tenaga kerja operasional adalah 30 orang. Berikut
daftar kebutuhan tenaga kerja PT. BBAG seperti dalam tabel 8.1.
Berdasarkan jumlah tenaga kerja operasional PT. Bahtera Berkah Abadi Grup,
maka ditetapkan standar atau tingkat gaji dan upah setiap bagian yang setiap tenaga
kerjanya dibayarkan dalam periode bulanan. Sedangkan untuk tenaga kerja tidak tetap
akan dibayarkan sesuai dengan kesepakatan kontrak pada saat kerja, umumnya
dibayarkan per jam atau harian.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 99
Besaran gaji masing-masing telah disesuaikan dengan Standar Upah Minimum
dari Besar UMR (Upah Minimal Regional) Kota Palu dengan memperhitungkan
tingkat jabatan, status, lama kerja, pendidikan dan lain-lain. (Tabel 8.2)
Tabel 8.2 Daftar Tingkat Gaji dan Upah pada PT. Bahtera Berkah Abadi Grup
Divisi / Bagian Jmlh JK Periode bayar Besar Total Gaji per
No. (org) Gaji/ Upah Gaji/Upah tahun
1. Mining / 3 (Rp) per org (Rp) x 12 bln
Pertambangan
KTT 1 L 1 bulan 5,000,000 60,000,000
Mandor / Pengawas 2 L 1 bulan 1.750,000 42,000,000
2. Eksplorasi 2
Ahli Geologi 1 L 1 bulan 4,000,000 48,000,000
Asisten Geologi 1 L 1 bulan 2,000,000 12,000,000
3. Crusher / Pabrik 2
Pengawas/Teknisi 2 L 1 bulan 2,000,000 48,000,000
4. Adm /Keuangan 4
Administrasi 1 P 1 bulan 2,000,000 24,000,000
Akuntan/Bendahara 1 P 1 bulan 3,000,000 36,000,000
Security 1 L 1 bulan 2,000,000 24,000,000
Office Boy 1 L 1 bulan 1.250,000 15,000,000
5. Marketing 1
Marketing 1 L 1 bulan 2,000,000 24,000,000
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG -
100100100
6. Produksi 2
Pengawas/Mandor 2 L 1 bulan 2,000,000 48,000,000
7. Transportasi / 15 Gaji perbulan +
Logistik /Alat upah lembur per
Berat /Warehouse jam (*)
(*) Operator 3 P 1 bulan 2,000,000 24,000,000
(*) Driver (Tetap) 6 P 1 bulan 2,000,000 24,000,000
Driver (Tidak Tetap) 2 P Per hari 150,000 -
Logistik 1 P 1 bulan 2,000,000 24,000,000
Teknisi 3 P 1 bulan 2,000,000 24,000,000
8. Buruh 3
Porter 3 P 1 hari 100,000 -
Jumlah 30 32,000,000 537,000,000
Sumber : (Divisi Keuangan, PT. BBAG, 2017)
Sistem kerja yang diberlakukan di perusahan PT. Bahtera Berkah Abadi Grup,
mengacu pada ketentuan yang tetapkan oleh pemerintah di bidang ketenagakerjaan.
Jam kerja yang berlaku setiap hari kerja adalah 8 jam, dan 1 jam untuk istirahat,
yaitu hari Senin-Jumat, pada pukul 08.00 – 17.00 Wita. Istirahat pada pukul 12.00 –
13.00 Wita setiap hari kerja. Hari Sabtu berlaku 4 jam kerja yakni dari pukul 08.00 –
12.00 Wita. Untuk libur kerja berlaku sesuai sistem libur nasional yaitu hari Minggu
dan hari libur nasional/hari besar keagamaan. Untuk divisi/bagian tertentu dan
beberapa tenaga teknis lainnya yang terkait dengan kegiatan produksi, pengolahan
diberlakukan jam kerja pada hari libur sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak
kerja apabila ada kegiatan produksi yang tidak dapat ditunda pada hari libur tersebut.
Khusus diberlakukan keada tenaga kerja seperti KTT, Eksplorasi, Mandor, Pengawas,
Teknisi, Operator dan Driver.
Sistem Kerja yang ditetapkan dalam perusahaan adalah sistem kerja kontrak,
dimana untuk tenaga kerja tetap akan ditetapkan masa kerja selama 1 (satu) tahun,
dan akan diperpanjang selanjutnya sesuai aturan / prosedur administrasi perusahaan.
Hak dan kewajiban para tenaga kerja dan perusahaan sendiri akan diatur
kemudian dalam surat perjanjian kerja karyawan pada saat recruitmen.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG -
101101101
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Subagyo. 2008. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Husein Umar. 2005. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 2. Kencana, Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi 11. Indeks, Jakarta.
Lathifan Yusuf. 2008. “Analisis Kelayakan Investasi Usaha PT. Istindo Mitra
Perdana”. Universitas Gunadarma, Bekasi.
Tri Hartanti. 2004. “Evaluasi Kelayakan Leasing Sepeda Motor Pada Koperasi
Karyawan Maxus”. Universitas Gunadarma, Jakarta.
Literatur
Ibrahim, Johnny. 2008. Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang:
Bayumedia.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG -
102102102
N.H.T.Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG -
103103103
LAMPIRAN ;
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG -
104104104
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 105
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 106
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 107
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 108
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 109
Laporan Studi Kelayakan IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan PT. BBAG - 110