Anda di halaman 1dari 7

Nama : AYU DITANIA

NPM : 153610217

MINERAL UBAHAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan orthomagma ?


Orthomagma adalah proses pengkristalan magma hingga mencapai 90%.Dimana
orthomagma disebut juga sebagai pengasingan mineral-mineral bijih seperti kromit dan
silikat dalam magma itu sendiri. Mineral bijih pada endapan ini selalu berasosiasi dengan
batuan beku plutonik ultrabasa dan basa dan terakumulasi sebagai padatan serta tidak ada
mobilitas setelah akumulasi. Unsur – unsur yang terkandung dalam magma biasanya terdiri dari
unsur – unsur PGM ( Ni, Cu, Ti, V, Cr, intan, dan sedikit Fe) dan unsur – unsur REE ( Nb, Zr, Li,
Be, B, U, W, Sn, dan Ta) dari unsur – unsur inilah yang menghasilkan mineral bijih dari tipe
endapan early magmatic.

2. Jelaskan Tahapan orthomagma !


 Disseminasi (Kristalisasi sederhana tanpa konsentrasi)
Terjadi pada magma dalam yang kemudian akan menghasilkan batuan beku granular,
dimana kristal yang terbentuk di awal akan tersebar seluruhnya,. Bentuk endapan yang
dihasilkan intrusif seperti dike, pipa atau stock. Contoh endapan ini adalah diamond
pipe pada batuan kimberlite di Afrika Selatan.

 Segregasi
Dimana konsentrasi awal magma dari hasil diferensiasi mengalami pemisahan karena
tenggelamnya kristal berat yang terbentuk ke bagian bawah magma chamber, seperti
yang terjadi pada chromite. Endapan segregasi early magmatic umumnya lenticular dan
relative berukuran kecil, biasanya berupa disconnected pod-shape lenses, stringer &
buches dan kadang membentuk layer dalam hostrock (contohnya stratiform band of
chromite pada Bushveld Igneous Complex, Afrika Selatan) Contoh lainnya endapan
segregasi early magmatic ada pada Stillwater Complex di Montana.

 Injeksi
Dimana mineral bijih terkonsentrasi oleh diferensiasi kristalisasi lebih awal atau
berbarengan dengan batuan yang berasosiasi dengan mineral silikan. Mineral bijih
tersebut diinjeksikan ke dalam host rock atau batuan sekitarnya, sebagai mush kristal
oksida yang fluidanya dari residual magma. Mineral bijih tersebut memotong struktur
batuan termasuk fragmen batuan, atau terjadi sebagai dike atau tubuh intrusi lainnya.
Contoh endapan ini adalah Titaniferous magnetite dike di Cumberland, Rhode Island,
Magnetite di Kiruna, Swedia, Platinum pipes dan beberapa Bushveld Complex di Afrika
Selatan, Ilmenite of Allard Lake, Quebec.

[Type text]
3. Hasil dari proses orthomagma (ubahan mineral) yaitu berupa
Hasil dari proses orthomagma ini berupa Endapan early magmatic, yaitu endapan mineral yang
berasal dari pembekuan magma, jadi endapan mineral bijih ini berasal dari unsur – unsur yang
terkandung dalam magma lalu magma tersebut mengalami pembekuaan sehingga unsur – unsur
metal tersebut terakumulasi sehingga menjadi endapan mineral yang ekonomis. Mineral bijih yan
dihasilkan oleh tipe endapan ini contohnya adalah kromit, magnetit, mineral PGM, intan, dll.
 Endapan Kromit, adalah suatu mineral oksida dengan bentuk oktahedral yang terbentuk akibat
proses kristalisasi magma. Kromit merupakan mineral oksida dari besi kromium dengan
komposisi kimia (FeCr2O3) dengan bijih logam kromium. Mineral ini terdapat di dalam batuan
beku ultrabasa seperti peridotit yang berasosiasi dengan intrusi magma. Selain itu, terdapat pula
pada serpentin dan batuan metamorf lainnya yang terbentuk dari alterasi batuan beku ultrabasa.
Mineral ini terbentuk pada temperatur yang sangat tinggi dan pada bagian bawah dari tubuh
magma, dimana proses kristalisasi terjadi. Mineral kromit ini memiliki ciri – ciri warna hitam dan
coklat kehitaman, gores coklat gelap, kilap logam, mineral opak yang tidak memiliki belahan,
kekerasannya 5.5 - 6 dan berat jenisnya 4.5 - 4.8 (gambar 2). Kromit digunakan sebagai bijih
utama dari kromium. Sekitar 76% produksi kromit dunia digunakan untuk industri logam terutama
metal alloy dan sisanya untuk industry refraktory, foundry, kimia dan industri keramik. Kromit
juga digunakan dalam pembuatan batu bata tahan api.

[Type text]
 Endapan stratiform merupakan lapisan (gambar 3) pengkayaan kromit, yang
ketebalannya berkisar dari beberapa sentimeter sampai dengan beberapa meter, dimana
lapisannya saling berselingan secara teratur dengan urut – urutan lapisan tipis olivin
atau piroksen. Sebagai contoh adalah di Bushveld barat yang mencapai ketebalan
1.10 m sampai dengan 1.30 m dan dapat ditelusuri sampai beberapa kilometer tanpa
ada perubahan yang berarti baik dalam komposisi mineral maupun ketebalannya.
Secara umum batas antara pengkayaan kromit dan lapisan dibawahnya sangat tajam.
Lapisan kromit makin keatas berubah menjadi bintik - bintik kromit sebagai akibat
bertambahnya silikat.

[Type text]
 Endapan porliform merupakan badan kromit yang berbentuk kantong sampai bentuk
tabung, biasanya berhubungan dengan arahmagmatic stratification, sebagai contoh
bagian paling bawah bijih kromit masif, pada lapisan atasnya, merupakan bentuk jalur
papan atau bijih berbintik - bintik. Struktur dalam badan kromit bervariasi. Kristal kromit
padat rapat di dalam formasi bijih masif mengandung 75% sampai dengan 85% volume
kromit. Bijih bulat atau berbintik bintik yang terdiri dari kristal bulat khromit
berdiameter 0.5 - 2 cm di dalam massa dasar silikat seperti olivin, piroksen, serpentinit,
merupakan ciri khas dari endapan karung bijih kromit. Bijih berbentuk pita berhubungan
erat dengan bijih masif, tetapi lebih kaya silikat dan kemudian membentuk mata rantai
dengan bijih berbintik - bintik (belang seperti leopard)

 Kimberlite-ecoglite : Diamond, dan garnet


 Peridotite-piroksen : kromit, platinum metals, chrisotile asbestos, nikel – copper
sulphies
 Norit gabro – anhortosite : titaniiferous magnetite, ilmenite, dan native copper

[Type text]
4. Pendugaan Mineral Kromit dengan Metode Electricalresistivity Tomography di Daerah Wosu-
Morowali Sulawesi Tengah

Mineral kromit di daerah Wosu, Bungku Barat, Morowali terdapat pada endapan plaser. Penyebaran
mineral kromit di daerah penelitian dapat diketahui dengan menggunakan Metode Electrical
Resistivity Tomography (ERT). Metode ERT adalah metode pengukuran resistivitas dipermukaan
tanah dengan menggunakan banyak elektroda, agar diperoleh variasi distribusi resistivitas bawah
permukaan secara lateral dan vertikal, sehingga didapatkan citra bawah permukaan. Konfigurasi
elektroda yang digunakan dalam akuisisi data ERT yaitu Konfigurasi Wenner. Pengolahan data
menggunakan program inversi Earth Imager 2D/3D. Berdasarkan hasil pengukuran ERT yang telah
dikorelasikan dengan hasil test pit, mineral kromit terdapat pada lapisan pasir dengan fragmen
batuan peridotit, rijang dan fragmen batu gamping dengan nilai resistivitas (73 – 188) Ohm.m,
sedangkan nilai resistivitas (16 – 72) Ohm.m di duga pasir dengan fragmen kerikil kerakal,sedangkan
bedrock diduga terdapat pada lapisan yang memiliki nilai resistivitas < 16 Ohm.m

1. Pendahuluan
Daerah Wosu, Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah
(Gambar 1) merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumber daya alam
diantaranya mineral kromit. Mineral kromit (FeCr2O3)merupakan mineral oksida dari besi
kromium dengan bijih logam kromium. Mineral ini terdapat dalam batuan beku ultramafik
seperti batuan peridotit yang berasosiasi dengan komplek ofiolit. Endapan kromit di daerah
Morowali diperkirakan berkaitan dengan keberadaan ofiolit di bagian baratdaya-baratlaut
Sulawesi.

Gambar 1. Lokasi penelitian di daerah Wosu, Bungku Barat, Morowali, Sulawesi Tengah

Menurut Simandjuntak, dkk (1993), stratigrafi daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi
4satuan batuan, terdiri atas :

Aluvium (Qa), merupakan endapan paling muda berumur Holosen, terdiri dari : lumpur, lempung,
pasir, kerikil, dan kerakal. Formasi Tomata (Tmpt), berumur Plistosen, terdiri dari : perselingan antara
batupasir, konglomerat, batulempung, dan tuf dengan sisipan lignit, Komplek Ultramafik, berumur
Kapur terdiri dari : sepentinit, dunit, gabro, peridotit, harzburgit, wehrlit dan diabas, Formasi Tokala,

[Type text]
berumur Trias, terdiri dari : perselingan batugamping klastik, serpih, napal, batupasir sela wake, dan
lempungpasiran dengan sisipan argilit.

Endapan kromit sekunder terdapat dua jenis, yaitu pasir hitam dan tanah laterit.Proses pelapukan
terhadap batuan yang mengandung kromit mengakibatkanterjadinya akumulasi butirbutir kromit
yang berbentuk pasir berwarna hitam. Hal ini dapat terjadi karena kromit mempunyai berat jenis
tinggi dan tahan terhadap pelapukan. Pada daerah tropis, pelarutan mineral silikat yang terdapat
dalam batuan ultramafik dapat menghasilkan tanah laterit yang mengandung kromit walaupun kecil.
Berdasarkan penelitian terdahulu keterdapatan endapan kromit di daerah Bungku Barat,
SulawesiTengah diperkirakan merupakan endapan yang terbentuk dari akumulasi hasil desintegrasi
fragmen batuan konglomerat dengan komponen batuan beku ultrabasa (peridotit,harzburgite) yang
mengalami pelapukan kemudian tertransportasi oleh media air, baik oleh aliransungai maupun arus
gelombang laut sepanjang pantai sehingga membentuk endapaan alluvial pantai (Toreno, 2010).
Berdasarkan kajian geologi dan penelitian terdahulu, maka dilakukan penelitian lanjutan dengan
metode Geolistrik Electrical Resistivity Tomography (ERT). Metode ini dipilih karena kemampuannya
dalam membedakan resistivitas mineral kromit dengan resistivitas batuan disekitarnya. Hasil
pengukuran ERT dapat mencitrakan sebaran resistivitas bawah permukaan daerah penelitian secara
lateral dan vertikal. Setelah dikorelasikan dengan data geologi setempat dan data test pit, citra
resistivitas mineral.

2. Metode
Metode Geofisika yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode GeolistrikElectrical
Resistivity Tomography (ERT). Metode ERT adalah Metode pengukuran resistivitas
dipermukaan tanah / batuan dengan menggunakan banyak elektroda, agar diperoleh variasi
distribusi resistivitas bawah permukaan secara lateral dan vertikal, sehingga didapatkan citra
bawah permukaan (Santoso,B.,dkk, 2016). Metode ERT merupakan salah satu metode
geolistrik yangsering digunakan untuk eksplorasi mineral logam (Reynolds, 1998). Pemilihan
metode ERT didasarkan atas hipotesis bahwa mineral kromit memiliki kontras resistivitas
terhadap batuan di sekitar lingkungan pengendapan mineral, seperti : pasir, lempung,
fragmen batuan peridotit, dan fragmen batugamping. Adanya kontras resistivitas
memungkinkan pendugaan keberadaan mineral kromit dapat di deteksi menggunakan
metode ERT. Dalam metode ERT, sifat aliran listrik yang dipelajari adalah resistivitas batuan.
Resistivitas batuan merupakan besaran fisika yang berhubungan dengan kemampuan suatu
batuan dalam menghantarkan arus listrik. Lapisan batuan yang mempunyai nilai resistivitas
rendah berarti mudah menghantarkan arus listrik, sebaliknya jika lapisan batuan mempunyai
nilai resistivitas tinggi berarti sulit menghantarkan arus listrik. Pada Gambar 2 ditunjukkan
skema pengukuran resistivitas,arus listrik di injeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda
arus (C1 dan C2), kemudian respon beda potensial antara dua titik dipermukaan yang
diakibatkan oleh aliran arus tersebut, diukur melalui dua elektroda potensial (P1 dan P2).
Berdasarkan nilai arus listrik (I) yang diinjeksikan dan beda potensial (ΔV) yang ditimbulkan,
besarnya resistivitas ( )dapat dihitung dengan persamaan rumus dibawah ini :

[Type text]
I V K (1)
Parameter K disebut faktor geometri. Faktor geometri merupakan besaran koreksi terhadap
perbedaan letak susunan elektroda arus dan potensial. Oleh karena itu, nilai faktor geometri
ini sangat ditentukan oleh jenis konfigurasi elektroda yang digunakan.

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai