BAB I
PENDAHULUAN
1
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
2
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
Mineral dan Batubara. Kajian kelayakan ini dilakukan dengan metode studi pengumpulan
data sekunder, penelitian lapangan, pengujian laboratorium, pengolahan data dan
pembuatan laporan. Dimana untuk lingkup studi oleh pemrakarsa ini meliputi :
3
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
4
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
5
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
i. Kajian Pemasaran
Kajian pemasaran batuan andesit bertujuan untuk mengkaji pangsa pasar dan
kebutuhan deposit batu andesit. Kajian pemasaran ini mencakup :
1. Kebijakan umum pemerintah tentang batuan andesit.
2. Analisa keadaan pasar batuan andesit
3. Analisa permintaan dan penyediaan batuan andesit.
4. Data kebutuhan batuan andesit tiap bulan dari perusahaan penjual batuan
andesit.
5. Jalur dan jaringan pemasaran batuan andesit.
6. Harga pasar batuan andesit.
6
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
4. Asumsi
- Bunga Bank
- Eskalasi pendapatan dan biaya
- Depresiasi dan amortisasi
7
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
8
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
Tabel 1.1
Jadwal Waktu Studi
1.6 K
e
a
d
a
a
n
Umum
Lokasi quarry batu andesit PT Holcim Beton berada di Gunung Maloko yang
secara administratif termasuk wilayah Desa Cipinang dan Desa Sukasari, Kecamatan
Rumpin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Secara geografis, lokasi quarry berada
antara 6027’03” – 6027030” LS dan 106055’24” – 106056’36” BT.
Untuk menuju lokasi perjalanan dilakukan melalui rute Bogor – Ciseeng – Rumpin
– G. Maloko dengan kondisi jalan beraspal relatif baik dari Bogor sampai Rumpin pada
jarak 20 km, sedangkan dari Rumpin ke G. Maloko dengan jarak 5 km, keadaan jalannya
beraspal dengan kondisi rusak, kurang lebih 3 km serta 2 km sisanya adalah jalan beton
9
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
dengan kondisi baik. Perjalanan dapat dilakukan dengan kendaraan mobil ataupun motor
dengan waktu tempuh dari Bogor sekitar 1 jam 30 menit .
Luas wilayah yang dimiliki PT. Holcim Beton, Quarry Maloko sampai tahun 2016
adalah 83.45 Ha, yaitu dengan penambahan lahan baru di th 2009 11.7 Ha, sedang
kepemilikan sebelumnya 71.75 Ha. Lahan tersebut terdiri dari lahan untuk aktivitas
penambangan sesui ijin IUP adalah 42,7 Ha, dan sisanya digunakan untuk sarana
penunjang untuk memperlancar aktivitas penambangan diantaranya : Mess karyawan, jalan
non tambang, disposal area, settling pound.
Gambar 1.1
Peta Lokasi PT. Holcim Beton
a) Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Koopen, maka daerah di sekitar quarry G.
Maloko termasuk daerah tipe AF, yaitu iklim tropik lembab sepanjang tahun dengan suhu
udara lebih besar dari 18 derajat dan curah hujan lebih besar dari 60 mm per bulan.
Sedangkan menurut Schmidt-Ferguson, daerah ini termasuk tipe A atau daerah sangat
10
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
basah yaitu daerah yang mempunyai perbandingan antara rata-rata bulan kering terhadap
rata-rata bulan basah berkisar antara 0 – 14,3%.
Curah hujan rerata tahunan pada tahun 2000 – 2004 daerah G. Maloko dan sekitarnya
berdasarkan catatan Stasiun Klimatologi Dermaga, Bogor sekitar 3723 mm/tahun atau 296,5
mm/bulan dengan hari hujan rerata tahunan 239 hari/tahun. Curah hujan dan hari hujan
terendah terjadi pada bulan Juni s.d Agustus, sedangkan yang tertinggi terjadi pada bulan
Nopember s.d Desember.
Suhu udara rerata adalah 26,2o C, adapun suhu maksimum 31,8o C dan suhu
minimum 22,2o C. Kelembapan udara antara 81% - 86%. Lamanya penyinaran matahari
antara 36,3% (Januari) sampai dengan 79,9% (Agustus).
b) Kondisi Tanah
Tanah di lokasi quarry G. Maloko pada umumnya terbentuk dari pelapukan batu
Andesit dan breksi vulkanik serta bercampur dengan endapan tufa vulkanik yang memiliki
tingkat kesuburan yang rendah dan minim unsur hara seperti N, P dan K. Berdasarkan hasil
uji laboratorium maka pH tanah cenderung alkalin (7.5 – 9,2), C organik dan Nitrogen
sedang, perbandingan C/N yang menyatakan intensitas pelapukan bahan organik antara
sedang sampai tinggi. Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang menggambarkan kemudahan
pertukaran kation unsur hara tanah juga cukup rendah (<15).
Berdasarkan hasil uji diatas, maka tanah di daerah tersebut masih cukup layak
dijadikan lahan pertanian kering dengan tumbuhan buah-buahan seperti rambutan, duren,
mangga, pepaya dan sebagainya. Bahkan untuk jenis tanaman perkebunan seperti kelapa
hibrida pun masih mungkin untuk ditanami.
c) Penggunaan Lahan
Lokasi quarry berada diantara dua desa yaitu Desa Cipinang dan Desa Sukasari
yang termasuk kedalam Kecamatan Rumpin. Di sebelah utara quarry pada sepanjang jalan
menuju quarry dijumpai pemukiman penduduk yang cukup rapat dan padat diperkirakan
ada sekitar 200 kepala keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 1000 orang. Pada halaman
rumah, kebanyakan penduduk memanfaatkan lahannya untuk berkebun, sedangkan di
bagian barat dan timur jalan masuk kuari dijumpai lahan pesawahan tadah hujan yang
cukup luas dengan perkampungan yang pemunculannya relatif baru setelah kegiatan PT.
Holcim Beton berjalan. Pemukiman ini dihuni sekitar 20 – 30 KK.
11
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
Disebelah timur laut quarry dijumpai perladangan penduduk pada lereng perbukitan
dan dataran. Adapun di bagian tenggara quarry terdapat penggalian batu Andesit juga yang
pada saat ini sudah membentuk sumuran (pit) pada kedalaman sekitar 45 meter dpl.
d) Bentang Alam
Pada saat ini memang telah terjadi perubahan bentang alam yang cukup signifikan di G.
Maloko. Semula daerah tersebut merupakan wilayah perbukitan, namun pada saat ini hampir 75
% tubuh bukit G. Maloko tersebut telah terpotong menjadi areal kuari. Puncak bukit setinggi +
200 meter sekarang sudah tidak dijumpai lagi karena telah berubah menjadi jenjang-jenjang
penambangan dengan ketinggian 140 meter. Bilamana penambangan terus berlanjut seiring
dengan meningkatnya permintaan batu, maka bentang alam akan berubah menjadi suatu
cekungan dengan kedalaman sekitar 65 meter dpl.
e) Hidrologi
Daerah penelitian terletak pada dataran tinggi dengan ketinggian 100 – 500 meter dpl
dengan morfologi perbukitan lebih intensif ke arah selatan, sedangkan ke arah utara morfologi
dataran rendah lebih dominan. Pola aliran air permukaan mengarah dari selatan ke utara sesuai
dengan kecenderungan bentuk morfologi tersebut.
Di sebelah barat kuari pada jarak 300 meter mengalir sungai Cijeungir, dimana air
limpasan dari kuari melalui core drain dan juga overflow dari settling pond dialirkan menuju
sungai tersebut. Berdasarkan hasil uji kualitas air sungai Cijeungir dengan menguji parameter
12
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
pH, kekeruhan, daya hantar listrik (DHL), kesadahan, total dissolved solid (TDS), nitrat, nitrit,
amoniak, sulfat, fosfat, klorida dan logam berat, maka keseluruhan parameter tersebut masih
berada dibawah baku mutu air golongan B berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat No.
38/1991. Hal ini berarti air sungai tersebut dapat dijadikan baku air minum melalui pengolahan.
Berdasarkan pengamatan daerah kuari dan sekitarnya termasuk dalam klasifikasi daerah
dengan akifer kurang produktif, hal ini dicirikan dengan tidak dijumpainya lapisan akifer yang
terpotong oleh jenjang-jenjang penambangan. Disamping itu kondisi air sumur penduduk
sangat dalam (>12 meter) dengan imbuhan air yang sangat kurang.
Pengukuran muka air tanah dilakukan di 27 lokasi baik berupa sumur penduduk
maupun mata air yang ditemukan. Pada umumnya konstruksi sumur penduduk merupakan
sumur gali manual dengan kedalaman terbatas dan berhenti pada batuan yang masif sehingga
dapat dikatakan bahwa air tanah yang digunakan adalah air tanah dangkal. Pada saat penelitian
yang dilakukan pada bulan Februari – Maret 2018, pada umumnya muka air tanah sumur
penduduk mempunyai kedalaman yang dangkal. Beberapa lokasi di daerah lembah, muka air
tanah hampir sama dengan permukaan dan ada kecenderungan terkontaminasi oleh air
permukaan. Sumur yang ada saat ini akan berkurang bahkan kering pada saat musim kemarau.
Sebagian mata air ditemukan berada di punggungan dan tidak ditemukan air tanah tertekan.
Lokasi pengamatan data air dapat dilihat pada gambar 1.3.
13
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
14
PT. Holcim Beton Studi Kelayakan Pertambangan Komoditas Batuan
Fauna yang terdapat di lokasi kuari terdiri dari hewan ternak seperti domba,
kambing, ayam, kerbau, sapi dan kuda. Selain itu dijumpai pula hewan liar seperti babi
hutan, musang, tupai, ular (welang dan kobra) dan harimau. Jenis burung yng hidup di
sekitar pesawahan dan semak belukar di perbukitan antara lain gereja, kutilang, pipit, sriti,
tekukur dan elang hitam. Adapun fauna akuatik jenis ikan yang masih hidup di S.
Cijeungir menurut keterangan penduduk adalah lele (Clarias batrachus), belut
(Monopteros albus) dan beunteur (Puntius binoptatus).
15