Anda di halaman 1dari 61

BAB I

RENCANA EKSPLORASI TAMBANG

1.1. Tahapan Kegiatan


Tahapan kegiatan penambangan batubara yang diterapkan untuk
penambangan oleh perusahaan ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan (Preparing)
Pada tahap ini akan dibangun jalan tambang (acces road),
stockpile, dll.
2. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan
ditambang mulai dari semak belukar hingga pepohonan yang
berukuran besar. Alat yang biasa digunakan adalah buldozer ripper
dan dengan menggunakan bantuan mesin potong chainsaw untuk
menebang pohon dengan diameter lebih besar dari 30 cm.
3. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil)
Kegiatan pemindahan tanah pucuk bertujuan untuk
menyelamatkan tanah tersebut agar tidak rusak sehingga masih
mempunyai unsur tanah yang masih asli, sehingga tanah pucuk ini
dapat digunakan dan ditanami kembali untuk kegiatan reklamasi.
Tanah pucuk yang dikupas tersebut akan dipindahkan ke tempat
penyimpanan sementara atau langsung di pindahkan ke timbunan.
4. Pengupasan Tanah Penutup (Stripping Overburden)
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan material tanah yang
terdapat di lingkungan penambangan. Bila material tanah penutup
merupakan material lunak (soft rock) maka tanah penutup tersebut
akan dilakukan penggalian bebas. Namun bila materialnya merupakan
material kuat, maka terlebih dahulu dilakukan pembongkaran dengan
peledakan (blasting) kemudian dilakukan kegiatan penggalian.
5. Penimbunan Tanah Penutup (Overburden Removal)
Overburden Removal yang dilakukan adalah dengan cara
backfilling.
6. Penambangan Batubara (Coal Getting)

PT. ISEN MULANG COAL MINING 1


Untuk melakukan penambangan batubara (coal getting), terlebih
dahulu dilakukan kegiatan coal cleaning. Selanjutnya dilakukan
kegiatan coal getting hingga pemuatan ke alat angkutnya. Untuk
lapisan batubara yang keras, maka terlebih dahulu dilakukan
penggarukan.
7. Pengangkutan Batubara (Coal Hauling)
Setelah dilakukan kegiatan coal getting, kegiatan lanjutan adalah
pengangkutan batubara (coal hauling) dari lokasi tambang (pit)
menuju stockpile kemudian ke unit pengolahan.
8. Pengupasan Parting (Parting Removal)
Parting batubara yang dilakukan adalah dengan memisahkan dua
lapisan atau lebih batubara perlu dipindahkan agar tidak mengganggu
dalam penambangan batubara.
9. Perataan dan Rehabilitasi Tanah (Spreading)
Terdiri dari pekerjaan penimbunan dengan cara backfilling,
perataan, pembentukan, dan penebaran tanah pucuk diatas disposal
overburden yang telah di backfilling, agar daerah bekas tambang dapat
ditanami kembali untuk pemulihan lingkungan hidup (reclamation).
10. Penghijauan (Reclamation)
Merupakan proses untuk penanaman kembali lahan bekas
tambang, dengan tanaman yang sesuai atau hampir sama seperti pada
saat tambang belum dibuka.
11. Kontrol (monitoring)
Kegiatan ini ditujukan untuk pemantauan terhadap aplikasi
rencana awal penambangan. kontrol akan dilakukan terhadap lereng
tambang, timbunan, ataupun lingkungan, baik terhadap pit yang
sedang aktif maupun pit yang telah ditambang.
Pada tahap penambangan akan dilakukan pekerjaan
pembangunan jalan, pelabuhan dan sarana penunjang lainnya.

1.2. Sistem/Metode dan Tata Cara Penambangan

PT. ISEN MULANG COAL MINING 2


Berdasarkan karakteristik dan bentuk endapan batubara dengan dip
yang relatif landai dan terdiri dari multiple seam maka areal penelitian
direkomendasikan untuk tambang terbuka open pit mine dengan metode
penambangan, yaitu penggalian dan penimbunan kembali areal bekas
tambang back fill digging method. Metode dan urut-urutan penambangan
dapat dilihat pada bagan alir sebagai berikut :

PRA PENAMBANGAN
PRA PENAMBANGAN
MOBILISASI
MOBILISASI
KONSTRUKSI SARANA DAN PRASARANA.
KONSTRUKSI SARANA DAN PRASARANA.
LAND CLEARING
LAND CLEARING
PEMINDAHAN TANAH PUCUK
PEMINDAHAN TANAH PUCUK

PENGUPASAN BATUAN PENUTUP


PENGUPASAN BATUAN PENUTUP
STRIPPING OVERBURDEN
STRIPPING OVERBURDEN

PENAMBANGAN DAN PENGANGKUTAN DESAIN PASCA TAMBANG DAN TATA GUNA


PENAMBANGAN DAN PENGANGKUTAN DESAIN PASCA TAMBANG DAN TATA GUNA
BATU BARA LAHAN
BATU BARA LAHAN

PENANAMAN KEMBALI DENGAN


REKLAMASI AREAL BEKAS TAMBANG PENANAMAN KEMBALI DENGAN
REKLAMASI AREAL BEKAS TAMBANG TANAMAN CEPAT TUMBUH
TANAMAN CEPAT TUMBUH

Gambar 1.1. Urut-Urutan Kegiatan Penambangan

Metode Penambangan yang dilakukan adalah Strip Mine. Strip Mine


adalah Tipe penambangan terbuka yang diterapkan pada endapan batubara
yang lapisannya datar dan dekat dengan permukaan tanah. Kegiatan
penambangan dilakukan dengan cara menggali tanah penutup yang dibuang
pada daerah yang tidak di tambang. Setelah endapan batubara dari hasil
galian pertama diambil, kemudian disusul dengan pengupasan berikutnya

PT. ISEN MULANG COAL MINING 3


yang sejajar dengan pengupasan pertama dan tana penutupnya dibuang
ketempat penggalian pertama. Untuk pemilihan metode ini perlu
diperhatikan bahwa :
Bahan galian relatif mendatar
Bahan galian cukup kompak
Bahan galian tabular, berlapis
Kemiringan relatif, lebih cocok untuk horizontal atau sedikit mirin
Kedalaman kecil (nilai ekonomi tergantung stripping ratio, teknologi
peralatan)

Gambar 1.2. Penambangan Strip Mine

1.3. Pemilihan Daerah Penambangan


Dari hasil survey lokasi rencana jalan dan pelabuhan maka dapat
disimpulkan bahwa sistem dan metode konstruksi akan diterapkan
tergantung kondisi-kondisi sebagai berikut :
Dari km 0 -13 terdiri dari bukit-bukit yang relatif rendah oleh arekan itu
harus dilakukan Cut dan Fill, sistem pengupasan bukit sebagian akan
didorong langsung dengan Dozer dan untuk timbunan lebih jauh akan
menggunakan pengangkutan Dump Truck.
PT. ISEN MULANG COAL MINING 4
Dari km 13-45 sudah pernah ada jalan angkut yang telah dibuat
perusahaan kayu sebelumya dan kini telah tertutup semak belukar,
permukaan jalan relatif datar, badan jalan terdiri dari pasir, oleh karena
itu pekerjaannya relatif mudah yaitu hanya diperlukan peningkatan
(pelebaran, penimbunan, pembuatan parit dan pemasangan gorong-
gorong jika diperlukan).
Lokasi stockpile dan pelabuhan cukup tinggi dari permukaan air sungai
Barito maka tidak perlu penimbunan, namun perlu dibentuk sesuai
dengan desain dan layout lokasi peruntukan lahan yang akan dibangun di
areal tersebut.
Bentuk, Karakteristik Endapan, dan Tanah Penutup
Berdasarkan data singkapan, pemboran dan korelasi geologi serta
kegiatan eksplorasi detail yang dilakukan diketahui bahwa lapisan
pembawa batubara di wilayah Izin Usaha Penambangan PT. Breaking
Dawn Coal adalah Formasi Tanjung Cekungan Barito yang berumur
Oligosen.
Lapisan batubara seam yang dijumpai pada lokasi penelitian berjumah
2 seam dengan ketebalan hasi pemboran 2,5-3,3 meter.Batubara yang
dijumpai pada daerah penelitian, ditinjau dari kondisi fisik di lapangan
dengan dip yang relatif landai dan kondisi topografi tidak begitu
terganggu oleh perubahan struktur yang berarti.
Lapisan tanah penutup dibagi menjadi 2 yaitu Lapisan tanah penutup
yang lunak dan lapisan tanah penutup yang keras.Lapisan tanah penutup
yang terdapat setelah lapisan tanah penutup adalah lapisan tanah penutup
yang lunak. Pada lapisan ini terdapat tanah yang cukup lunak terdiri dari
batulempung dan batupasir yang lunak. Lapisan tanah penutup yang
lunak ini termasuk ke dalam lapisan tanah penutup (Overburden), tetapi
mudah dikupas sehingga tidak memerlukan aktivitas peledakan. Lapisan
tanah penutup yang lunak ini mempunyai ketebalan bervariasi. Kegiatan
pengupasan lapisan tanah lunak ini menggunakan alat mekanis Excavator
Komatsu. Pengupasan lapisan tanah penutup yang lunak ini disebut
dengan Free Dig (Penggalian bebas). Lapisan tanah penutup selanjutnya

PT. ISEN MULANG COAL MINING 5


yang menjadi lapisan tanah penutup sebelum lapisan batubara adalah
lapisan tanah penutup yang keras.Lapisan tanah penutup yang keras
adalah lapisan tanah penutup yang paling dekat dengan lapisan batubara.
Lapisan tanah penutup yang melapisi batubara ini dibagi menjadi 3,
yaitu: Top soil (Lapisan tanah penutup bagian atas) Lapisan Overburden
(OB) adalah lapisan tanah diatas lapisan batubara, inter burden.

1.4. Sistem Penambangan


Secara umum beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk
menentukan sistem penambangan batubara di Wilayah KP PT. Isen Mulang
Coal Mining adalah sebagai berikut :
Kondisi Endapan Batubara
Berdasarkan karakteristik dan endapan batubara, maka areal
penambangan direkomendasikan menggunakan sistem tambang
terbuka dengan metode back fill digging method. Dengan kondisi
kemiringan lapisan batubara antara 20o dan mempuyai ketebalan 3,3
meter.
Kondisi Matrial Overburden dan Interburden
Menurut standar klasifikasi masa batuan oleh Bieniaskwi (1989),
batuan overbarden di daerah studi terdiri dari batupasir, batulempung,
dan lanau dikelompokan pada matrial yang sangat lemah. Berdasarkan
kondisi tersebut, secara umum pengalian matrial overburden dapat
dilakukan dengan metode gali bebas. Akan tetapi daam
pelaksanaannya nanti ditemukan matrial yang agag keras-keras
pengalian tersebut dapat dilakukan dengan bantuan peledakan.
Status Lahan
Daerah rencana tambang PT. Isen Mulang Coal Mining bukan
merupakan kawasan hutan lindung maupun daerah yang digunakan
sebagai cagar alam.
Berdasarkan faktor-faktor diatas dipertimbangkan bahwa endapan
batubara relatif dekat dengan permukaan tanah, maka metode
penambangan yang akan diterapkan PT. Isen Mulang Coal Mining

PT. ISEN MULANG COAL MINING 6


adalah tambang terbuka (Open pit mining) sistem backfilling
(penutupan bekas bukaan tambang dengantanah penutup pada
penambangan berikutnya).

1.5. Strategi Penambangan


Berdasarkan metode penambangan yang akan diterapkan PT. Isen
Mulang Coal Mining yaitu tambang terbuka dengan sistem backfilling,
parameter yang digunakan untuk membuat desain tambang diperoleh dari
hasil studi geoteknik yang telah dilakukan pada daerah rencana tambang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pada strategi penambangan adalah
sebagai berikut :
Nisbah Pengupasan
Berdasarkan pertimbangan kualitas batubara PT. Isen Mulang Coal
Mining, kemiringan apisan batubara, jenis matrial penutup serta jarak lokasi
tambang ke pelabuhan maka straping ratio nya 1:13
Geometri Lereng Penambangan
Geometri lereng pada pembuatan desain tambang berdasarkan
perhitungan analisis kemantapan lereng yang telah dilaksanakan pada studi
geoteknik pada daerah rencana tambang. Berdasarkan analisis geoteknik,
dengan pemotogan lereng setinggi 10 meter, lebar jenjang 5 meter serta
dengan sudut lereng antara 60o-70o umumnya memiliki angka keamanan
lereng lebih dari 1,3 sehingga lereng aman.
Batas Level Penambangan
Batas level penambangan yang telah ditentukan harus berdasarkan
hasil Geoteknik tamang yang telah dilakukan pada rencana lokasi tambang.
Sehingga pengalian lereng penambangan mempuyai kodisi yang aman dan
mantab.
Kondisi Alam
Kondisi alam dalam hal ini adalah keadaan di sekitar lokasi tambang
maupun pada areal tambang sendiri, meliPuti topografi dan hidrologi daerah
rencana tambang. kondisi alam daerah rencana tambang dapat menjadi
masalah teknis dalam penentuan desain tambang yang akan digunakan,

PT. ISEN MULANG COAL MINING 7


seperti daerah tepi sungai, rawa jalan serta kampung yang berada di sekitar
lokasi rancana tmbang. Batas yang ditetepkan dari tepi sungai maupun jalan
dari kampung yang terdapat di sekitar lokasi tambang sejauh 200 meter.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada perancangan geometri
yang dapat ditambang dengan masukan dari geometri pit yang dihasilkan
oleh program floating cone.
SUDUT LERENG
geometri jenjang
1. tinggi jenjang
2. sudut lereng jenjang
3. lebar jenjang penangkap
Geometri jenjang terdiri dari tinggi jenjang, sudut lereng jenjang
tunggal, lebar dari jenjang penangkap (Catch Bench). Rancangan geoteknik
jenjang biasanya dinyatakan dalam bentuk parameter-parameter untuk
ketiga aspek ini. Dalam pelaksanaan penambangan, pengontrolan sudut
lereng biasanya dilakukan dengan menandai lokasi pucuk jenjang (crest)
sesuai dengan desain yang telah dibuat menggunakan bendera kecil.
Operator alat mekanis diharapkan dapat menggali sampai batas lokasi
bendera tersebut. Lokasi lobang tembak dapat pula menjadi pedoman.
Penggalian sebaliknya dilakukan dari bagian atas material, agar berada pada
posisi kerja yang aman (untuk menghindari longsoran saat penggalian
material). Komponen dasar pada tambang terbuka adalah jenjang.
Bagian jenjang adalah sebagai berikut :
a) Crest dan Toe

PT. ISEN MULANG COAL MINING 8


Gambar Bagian-bagian Jenjang

b) Jenjang kerja (working bench)

Gambar Jenjang Kerja dan Safety Bench

Sudut lereng inter ramp vs overall


1. Sudut lereng antar jalan (inter ramp slope angle)
2. Sudut lereng keseluruhan (overall slope angle)
Sudut lereng antar jalan (inter-ramp slope angle) adalah sudut lereng
gabungan beberapa jenjang diantara dua jalan angkut. Sudut lereng
keseluruhan (overall slope angle) adalah sudut yang sebenarnya dari

PT. ISEN MULANG COAL MINING 9


dinding pit keseluruhan, dengan memperhitungkan jalan angkut,
jenjang penangkap dan semua profil lain di dinding jenjang.
Berikut ini adalah definisi overall slope dan interramp slope angle:
a) Overall slope angle
Overall slope angle merupakan sudut kemiringan dari keseluruhan jenjang
yang dibuat pada front penambangan. Kemiringan ini diukur dari crest
paling atas
1. sampai dengan toe paling akhir dari front penambangan.

Gambar Overall slope angle

b) Overall slope angle with ramp


Pengertiaannya sama, namun pada bagian pertengahan Overall slope diberi
salah satu jenjang yang dimensi ukurannya lebih lebar dan digunakan
sebagai jalan angkut.

Gambar Overall slope angle with ramp

PT. ISEN MULANG COAL MINING 10


c) Inte ramp slope angle
Inte ramp slope angle merupakan sudut yang berada diantara ramp yang
diukur dari crest sampai dengan toe pada ramp.

Gambar Inter ramp slope angle

d) Inter slope angle dengan satu working bench


Kemiringan jenjang diukur dari crest pada bench yang sejajar jenjang kerja
sampai toe.

Gambar Inter slope angle dengan satu working bench

e) Overall slope angle dengan working bench dan ramp


Kemiringan sudutnya diukur dari crest jenjang yang terletak diatas jenjang
kerja sampai toe pada jenjang paling akhir.
PT. ISEN MULANG COAL MINING 11
Gambar Overall slope angle dengan working bench dan ramp

f) Inter ramp slope angle dengan working bench dan ramp


Kemiringan jenjang diukur dari masing-masing crest dan toe pada working
bench dan ramp.

Gambar Inter ramp slope angle dengan working bench dan ramp

g) Overall slope angle dengan dua working bench

PT. ISEN MULANG COAL MINING 12


Overall slope yang pada beberapa (dua) bagian jenjangnya diguanakan
sebagai working bench. Kemiringan sudutnya diukur dari crest paling atas
sampai toe paling bawah dari jenjang yang ada.

Gambar Overall Slope Angle dengan Dua Working Bench

1.6. Perhitungan Eksplorasi


1. Lewis (Element Mining)
tinggi jenjang :
untuk cara hydraulicking yang baik 200 ft dan maksimum 600 ft
untuk dregging kedalaman ideal antara 50-80 ft tetapi ada sampa
130 m
untuk open cut antara 12-75 ft yang baik adalah 30 ft, tambang
bijih maksimum 225 ft
Dalam Perusahaan ini tinggi jenjang dengan cara hydraulicking adalah
450 ft, dengan cara dregging adalah 70 ft, dan dengan cara open cut
adalah 30 ft.
2. L. Shevyakov (Mining of Mineral Deposit)
Di bawah ini adalah data yang telah diambil oleh Perusahaan ini :
a. material lunak B = (1,00 1,50 ) Ro + L + L1 + L2
b. material keras B = N + L + L1 + L2
Keterangan :
B : lebar jenjang
Ro : digging radius dari alat muat

PT. ISEN MULANG COAL MINING 13


L : jarak anatara sisi jenjang (bench) dengan rel 3-4 m
L1 : lebar lori 1,75-3,00 m
L2 : jarak untuk menjaga agar tidak longsor
N : lebar yang dibutuhkan untuk broken material
3. Melinkov and Chevnokov (Safety in Open Cast Mining)
a. lapisan lunak (soft strata) B = 2R + C + C1 + L
b. lapisan keras (hard starata) B = a + C + C1 + L + A
Keterangan :
B : lebar jenjang
a : lebar broken material
A : lebar pemotongan pertama
R : digging radius alat muat
C : jarak sisi jenjang broken matarial ke garis tenaga rel
L : lebar yang terselesaikan untuk pengamanan
4. Popov (The Working of Mineral Deposit)
Di bawah ini adalah data yang telah diambil oleh Perusahaan ini :
a. tinggi jenjang dan kemiringan
1. kemiringan jenjang tergantung dari kandungan air pada material,
material yang kering memungkinkan kemiringan jenjang yang
lebih besar
2. umumnya tinggi jenjang 12-15 m dengan kemiringan
batuan beku 70-80%
batuan sedimen 50-60%
pasir kering 40-50%
batuan yang argilaceous 35-45 %
b. lebar jenjang
lebar jenjang antara 40-60 m bisa juga sampai 80-100 m dengan
memakai multi row hole lebar minimum batuan keras : Vr = A + C
+ C1 + L + B
Keterangan :
Vr : lebar jenjang minimum
A : lebar broken material

PT. ISEN MULANG COAL MINING 14


C : jarak sisi timbunan ke garis tengah rel
C1: 0,5 lebar lori = 2-3 m
5. Young (Element of Mining)
Di bawah ini adalah data yang telah diambil oleh Perusahaan ini :
a. tinggi jenjang
tambang bijih besi : 20-40 ft
tambang bijih tembaga : 30-70 ft
limestone max : 200 ft
b. lebar jenjang : 50-250 ft
c. kemiringan jenjang : 45-65
6. E. P. Pfieider (Surface Mining)
tinggi jenjang L = Lm x Sf
Keterangan :
L : tinggi jenjang
Lm : maximum cutting height dari alat muat
Sf : swell factor 1/3 untuk cara corner cut
0,5 untuk cara box cut.

1.7. Tahapan Kegiatan Penambangan


Tahap kegiatan penambangan batubara ini meliputi land clearing, stripping
ovearburden, coal mining, pengangkutan batubara, reklamasi dan revegetasi.

1.8. Pembersihan Tempat Kerja (Land Clearing)


Pembersihan lahan dilakukan secara bertahap sesuai dengan areal yang
diperlukan untuk kemajuan tambang.Pekerjaan tersebut meliputi
pembersihan tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan dan semak belukar di
lokasi penambangan. Alat yang digunakan adalah chain saw dan
Bulldozer dan hasil pembersihan lahan tersebut untuk pohon yang besar
akan dipilah-pilah dan diambil oleh masyarakat dan dimanfaatkan untuk
bangun pondok sedangkan sisanya akan ditumpuk di lembah.

1.9. Pengupasan Tanah Pucuk (Overburden Removal)


Tanah pucuk adalah lapisan tanah atas yang mengandung humus dan
memiliki kapasitas untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Tanah pucuk
dikupas dan ditumpuk dengan menggunakan bulldozer, kemudian dimuat

PT. ISEN MULANG COAL MINING 15


dan diangkut dengan dump truck ke lokasi penimbunan atau langsung
ditebar ke areal yang siap direhabilitasi dan telah ditata ulang.
Tanah pucuk dikupas sampai ketebalan 0,5 - 1,0 meter atau tergantung
tebal perlapisan karena pada umumnya bervariasi dari tempat satu dengan
yang lainnya, demikian juga sub-soil dengan tebal sekitar 2,5 3,3 meter
meskipun tidak begitu subur juga diambil dan dipindahkan ke areal
rehabilitasi lahan sebagai lapisan dasar sebelum ditebari tanah pucuk.

1.10. Penambangan Batubara


Penambangan batubara dilakukan dengan membuat jenjang bench
kerja pada lapisan tanah penutup dengan ketinggian maksimum 10 meter
untuk single bench dibuat dengan kemiringan 60, diperkirakan
kedalaman penggalian akan mencapai 100 - 125 meter atau paling tidak ada
15 jenjang yang akan terbentuk.
Pengambilan batubara coal getting dilakukan dengan memberai,
menumpuk dan memuat ke dump truck dengan mempergunakan alat bantu
Excavator. Untuk menjaga kualitas dan menghindari terjadinya kontaminasi
maka penambangan batubara harus memenuhi kaidah penambangan yang
baik dan benar antara lain melakukan pembersihan permukaan batubara
coal cleaning baik sisa batuan penutup maupun batuan pengotor lainnya
seperti black shale dan menyisakan lantai sekitar 5 cm pada bagian bawah
perlapisan batu bara yang diperkirakan terkontaminasi dengan landasan
floor batubara.

PT. ISEN MULANG COAL MINING 16


Gambar Tahapan Penambangan Batubara

PT. ISEN MULANG COAL MINING 17


Gambar Tahapan Operasi Penambangan

1.11. Rencana dan Jadwal Produksi

PT. ISEN MULANG COAL MINING 18


Jadwal kegiatan penambangan dapat dibagi menjadi dua yaitu jadwal
pra-penambangan yaitu meiputi semua kegiatan sebelum dilakukan
penambangan dan jadwal produksi yang terdiri dari jadwal pada saat
dilakukan penambangan.
Kegiatan penambangan terdiri dari pra-penambangan dan
penambangan, oleh karena itu perlu disusun penjadwalan yang ketat
sehingga pelaksanaan kegiatan dapat tepat waktu dan memenuhi target
sesuai yang direncanakan.

Bulan
No. Deskripsi Pekerjaan
1 2 3 4
1 Persiapan/Mobilisasi alat
2 Konstruksi Mess & Kantor
Pembangunan jalan angkut dan
3
jembatan
Cut and fill stockpile dan
4
pelabuhan
Pemasangan Crushing Plant
5
dan load out conveyor

Tabel Jadwal Kegiatan Persiapan dan Penambangan

BAB II
BAHAN GALIAN YANG DITUJU

PT. ISEN MULANG COAL MINING 19


Batubara merupakan batuan hidrokarbon padat yang terbentuk dari
tetumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen, serta terkena pengaruh tekanan dan
panas yang berlangsung sangat lama. Proses pembentukan (coalification)
memerlukan jutaan tahun, mulai dari awal pembentukan yang menghasilkan
gambut, lignit, subbituminus, bituminous, dan akhirnya terbentuk antrasit.
Reaksi pembentukan batubara dapat diperhatikan sebagai berikut:
5(C6H10O5) C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + CO
Cellulosa lignit gas metan
Cellulosa (senyawa organik), merupakan senyawa pembentuk batubara.
Unsur C pada Lignit jumlahnya relatif lebih sedikit dibandingkan jumlah C
pada bitumina, semakin banyak unsur C pada Lignit, semakin baik
kualitasnya.
Unsur H pada lignut jumlahnya relatif banyak dibandingkan jumlah unsur
H pada bitumena. Semakin banyak unsur H pada Lignit, semakin
rendah kualitassnya.
Senyawa gas metan (CH4) pada lignit jumlahnya relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan pada bitumena, semakin banyak CH4 lignit
semakin baik kualitasnya.
Batubara merupakan terminologi masyarakat yang dipergunakan untuk
menyebut semua sisa tumbuhan yang telah menjadi fosil, bersifat padat, berwarna
gelap dan dapat dibakar. Apabila batubara tersebut mudah dibakar dan
menghasilkan kalori tinggi, disebut batubara, tetapi apabila batubara tidak mudah
dibakar dan menghasilkan kalori rendah, disebut sebagai batubara muda.
Secara umum batubara digolongkan menjadi beberapa bagian (dari
tingkat yg paling tinngi hingga tingkat yg rendah). Penggolongan ini
menekankan pada kandungan relative antara unsur C dan H2O, diantaranya:
a.Antrasite
Warna : Hitam, sangat mengkilat
Kekompkan : kompak
Kandungan Karbon : sangat tinggi
Kandungan air : sangat sedikit
Kandungan abu : Sangat sedikit

PT. ISEN MULANG COAL MINING 20


Kandungan sulfur: Sangat sedikit
b.Bituminous
Warna : Hitam mengkilap
Kekompkan : kurang kompak
Kandungan Karbon : relatif tinggi
Kandungan air : sedikit
Kandungan abu : sedikit
Kandungan sulfur : sedikit
c.Sub-Bituminous
Warna : Hitam
Kekompkan : kurang kompak
Kandungan Karbon : sedikit
Kandungan air : tinggi
Kandungan abu : banyak
Kandungan sulfur: sedikit
d.lignite (brown coal)
Warna : Hitam
Kekompkan : sangat rapuh
Kandungan Kabon : sedikit
Kandungan air : tinggi
Kandungan abu : banyak
Kandungan sulfur : sedikit

2.1. Klasifikasi Batubara


1. Pengklasifikasian Batu bara berdasarkan Volatile matter,terdiri atas
dua :
Long Flaming Coal : Batubara dengan volatile matter tinggi,
apabila batubara dalam keadaan serbuk dibakar dalam tanur putar,
maka akan terurai dengan segera dan menghasilkan nyala yang
pendek dan suhunya juga rendah.
Short Flaming Coal : Batubara dengan Volatile matter rendah.

PT. ISEN MULANG COAL MINING 21


Di dunia juga dikenal istilah hard coal : yaitu batu bara yang dapat
mengghasilkan Gross Calorific value lebih dari 5.700 Kkal /Kg
(kalornya lebih tinggi dari batu bara jenis bituminous dan sub
bituminous). Jenisnya dibagi dua :
Jika kandungan zat terbang/volatile matter hingga 33% ( 33%)
termasuk kelas 1-5. Jika kandungan Zat terbang/volatile matter (>
33%). termasuk kelas 6-9.
2. Klasifikasi Batubara berdasarkan atas nilai kalornya :
Batubara tingkat tinggi (high rank) : meta anthtacite, anthracite,
semi anthracite)
Batubara tingkat menengah (moderate rank) : low volatile
Bituminous coal, high volatile bituminous.
Batubara tingkat rendah (low rank): Sub bituminous coal, lignit.

2.2. Kualitas Batubara


Batubara yang diperoleh dari hasil penambangan pasti mengandung
bahan pengotor (impurities). Dikenal dua jenis impurities yaitu
a. Inherent Impurities : merupakan pengotor bawaaan yang terdapat
dalam batubara. ketika batubara dibakar habis, maka akan
menyisahkan abu, pengotor bawaan ini terjadi bersama-sama pada
waktu proses pembentukan batubara. diantara pengotor tersebut ;
gypsum (CaSO42H2O), anhidrit (CaSO4), Pyrit (FeS2), Silika (SiO2)
dapat juga berupa tulang binatang (yg diketahui adanya kualitas
Phosfor pada abu). Pengotor bawaan ini tidak dapat dihilangkan sama
sekali tetapi dapat dikurangi dengan pembersihan (teknologi batu bara
bersih)
b. External Impurities : Pengotor yg berasal dari luar, terjadi pada saat
proses penambangan, antara lain terbawanya tanah dari hasil
penambanganyg berasal dari tanah penutup. Batu bara merupakan
endapan organic yg mutunya sangat ditentukan oleh beberapa faktor:
tempat terdapatnyacekungan, umur, banyaknya pengotor/kontaminasi.
Dalam memperhatikan mutu batubara perlu diperhatikan beberapa hal :

PT. ISEN MULANG COAL MINING 22


Heating Value (Calorofic value/nilai kalor) ; dinyatakan dalam
Kkal/Kg. banyaknya jumlah kalori yang dihasilkan oleh batubara tiap satuan
berat (dalam Kg). Dikenal nilai kalor dalam net (Net calorific value atau low
heating calorific value) yaitu nilai kalor dari hasil pembakaran dimana
semua air dihitung dalam keadaan gas. Nilai kalor gross (gross calorific
value atau high heating value) yaitu nilai kalor hasil pembakaran dimana
semua air dihitung dalam keadaan ujud cair. semakin tinggi nilai Heating
Value (HV), maka makin lambat jalannya batubara yg diumpan sebagai
bahan bakar setiap jamnya. oleh karena itu kecepatan umpan batubara (coal
feeder) perlu disesuaikan.
Moisture Content (kandungan lengas) : Jumlah lengas dalam
batubara akan mempengaruhi penggunaan udara primer. semakin tinggi
jumlah lengasnya akan memerlukan lebih banyak udara primer untuk
mengeringkan batu bara tersebut. Lengas batu bara ditentukan oleh jumlah
kandungan air yang terdapat dalam batu bara. jenis air yang terdapat dalam
batubara :
Air Internal (air senyawa/unsur) yaitu air yg terikat secara kimiawi. jenis air
ini sulat untuk dilepaskan tapi dapat dikurangi dgn cara memperkecil ukuran
butir batubara.
Air external (mekanikal) : air yg menempel pada permukaan batu bara. Satu
hal yang menguntungkan bahwa batubara memeiliki sifat hydrophobic:
apabila batubara dikeringkan, maka batubara tersebut sulit menyerap air,
sehingga tidak akan menambah air internal.
Ash Content (kandungan Abu): Komposisi batubara bersifat
heterogen, terdiri dari unsur organic (berasal dari tumbuhan) dan senyawa
anorganik yang merupakan hasil rombakan batuan yang ada disekitarnya,
bercampur selama proses transportasi, sedimentasi dan proses
pembatubaraan (coalification). Apabila batubara dibakar senyawa anorganik
yang ada diubah menjadi senyawa oksida berukuran butir halus dalam
bentuk abu, Abu hasil batubara ini dikenal dengan ash content (kandungan
abu). Abu ini merupakan kumpulan dari bahan-bahan pembentuk batubara
yg tidak dapat terbakar (non conbusitible materials) atau yang dioksidasi

PT. ISEN MULANG COAL MINING 23


oleh oksigen. Bahan sisa dalam bentuk padatan ini antara lain: senyawa
SiO2, AlO3, TiO2, Mn3O4, CaO, Fe2O3, MgO, K2O, Na2O, P2O, SO3 dan
oksida unsur lain, selain itu terdapat juga abu dari bahan organic yg
terbakar. kualitas abu sangat berperan dalam penggunaannya pada industri
misalnya pada industri semen jika abu (dalam bentuk padatan) bercampur
dengan klinker dan akan mempengaruhi kualitas semen yg dihasilkan,
apabila abu ini bercampur dengan udara maka akan menimbulkan
korosi/karatan pada peralatan yg dilaluinya.
Sulfur Content (kandungan belerang) : Belerang dalam batubara
dibedakan menjadi 2; dalam bentuk senyawa anorganik (Mineral pirit
(FeS2), markasit (Fes2)) dan senyawa organik yang terbentuk selama
terjadinya proses coalification. Adanya S dalam batubara akan berpengaruh
terhadap tingkat korosi sisi dingin (bagian luar) yg terjadi pada element
pemanas udara, juga berpengaruh terhadap efektivitas peralatan penangkap
abu (electrostatic presipitator). adanya kandungan S di atmosfir dipicu oleh
keberadaan air hujan yg mengakibatkan terbentuknya air asam (dlm dunia
pertambangan batu bara dikenal sbgai air asam tambng, dgn pH < 7).
Volatille Matter (bahan mudah menguap) : Kandungan VM terkait
dengan proses pembatubaraan akibat adanya overburden pressure,
kandungan air dalam batubara akan berkurang, sebalinya calorific
value akan meningkat. pada saat bersamaan batubara mengalami
proses devolatisation, diman semua sisa oksigen, hydrogen, sulfur dan
nitrogen berkurang sehingga kandungan VM juga berkurang. Kandungan
VM akan mengurangi kesemournaan pembakaran dan intensitas nyala api.
Kesempurnaan nyala api dinyatakan oleh Fixed carbon.
Hubungan antara Fuel ratio, fixed carbon dan VM.
Fixed carbon
Fuel Ratio =
Volatile matter

nilai FR Untuk anthracite = (10-60); semi anthrachite = (6-10),, semi


bituminous =(3-7), bituminous =(0,5-3).

PT. ISEN MULANG COAL MINING 24


Fixed Carbon : merupakan material yg tersisa setelah berkurangnya
moisture, VM dan ash. hubungan ketiganya ditunjukkan sebagai berikut :
Fixed Carbon (%) = 100 % - moisture content ash content
Apabila nilai moisture content dan ash disamakan dgn nilai VM, persamaan
tersebut diats mnjadi :
Fixed Carbon (%) = 100 - Volatile matter (%)
Dari rumus diatas tampak bahwa makin berkurang kandungan air
berarti moisture content makin kecil, nilai FC makin tinggi.
Hardgrove Grindability Index (HGI): Suatu bilangan yg menunjukkan
mudah atau sukarnya batubara digiling/digerus menjadi bahan bakar serbuk.
makin kecil nilai HGI maka makin keras keadaan batubaranya :
HGI + 13,6 + 6,93 W
dimana W adalah berat (gram) dari batubara halus berukuran 200 mesh,
sebagai catatan harga HGI di Indonesia berkisar antara 35-60. Dalam
penelitian Amperiadi (2005) terhadap batubara dari daerah sebulu,
Kalimantan Timur didapatkan nilai HGI antara 41-45
Ash Fusion Character of Coal: Batubara apabila dipanaskan
bersama-sama terutama material anorganik impurities akan melebur/meleleh
apabila hal ini sampai terjadi akan berpengaruh pada tingkat pengotor
(fouling) , pembentukan terak (slagging) dan akan terjadi gangguan
pad blower.

PT. ISEN MULANG COAL MINING 25


2.3. Batubara Mulai Ditambang
Land clearing, dalam proses ini batubara akan bnyak bercampur dengan tanah
pengotor. Pada saat penambangan berlangsung, masih terikut kotoran dalam bentuk
fragmen batu lempung, fragmen batu pasir,. pengetor tersebut pasa saat proses grinding
batubara akan menjadi debu yang akan mengotori butiran batubara. Penambangan batubara
dapat dilakukan secara terbuka (surface mining) atau tambang bawah tanah (underground
mining. satu hal yg perlu diperhatikan dalam tambang bawah tanah adalah pengadaan
ventilasi udara untuk para penambang batubara, sebab jika tidak maka akan terjadi tekanan
gas metana (CH4) yang terakumulasi dan ketika akumulasi gas itu bereaksi dengan oksigen
maka itulah yang menyebabkan timbulnya ledakan, disamping itu sangat mungkin
timbulnya gas CO2 yang beracun dan mematikan.
2.4 Pengangkutan Batubara
Dari tempat penambangan, fragmen batubara dengan berbagai ukuran diangkut
dengan truk ke tempat penimbunan (stock pile). biasanya batubara yamg diangkut dengan
truk akan ditutup oleh terpal agar batubara tidak berceceran dijalan, sebab fragmen batu
bara di jalan apabila diinjak oleh kendaraan akan hancur dan menghasilkan debu. di stock
pile batubara akan digiling dengan mesin penggiling/penghancur (crusher) yang bekerja
dengan ayakan (sieve), batubara yang dihasilkan dengan ukuran tertentu sesuai permintaan
buyer. Apabila batubara hasil penggilingan belum diangkut disarankan agar timbunan
batubara tersebut diaduk dengan wheel loader, agar udara dalam tumpukan batubara dapat
dikendalikan sehingga tidak timbul panas, jika hal itu tidak dilakukan boleh jadi akan
timbulnya kebakaran sebab salah satu sifat batubara adalah Self Ignition (terbakar
sendirinya). Batubara yang digiling, diangkut oleh belt conveyor kemudian dicurahkan ke
pontoon. jarak vertical ujung akhir belt conveyor ke pontoon antara 5-10 m. pada jarak
tersebut saat batubara dicurahkan, maka debu batubara secara alamiah tertiup angin, hasil
yang diperoleh batubara yang tertampung di ponton menjadi bersih.
Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier,
yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan),
pada umumnya endapan batubara tersebut tergolong usia muda, yang dapat dikelompokkan
sebagai batubara berumur Tersier Bawah dan Tersier Atas.
Potensi batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau
Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batubara walaupun dalam jumlah
kecil, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.
Tabel 1.1. Sumberdaya Batubara di Kalimantan Tengah
N
O TERTUNJ TERUKU
. KABUPATEN TEREKA UK R
(indicated) (Measurd) Jumlah

1,445,927, 319,175,69 327,695,3 2,092,798,


1 Murung Raya 182 3 98 273

493,776,6 679,795,88 611,679,7 1,785,252,


2 Barito Utara 32 7 83 302

54,661,54 106,372,38 66,243,22 227,277,14


3 Barito Timur 1 1 4 6

51,507,53 44,119,09 156,168,74


4 Barito Selatan 0 60,542,123 4 7

360,915,5 279,871,87 204,417,6 845,205,07


5 Kapuas 64 5 34 3

Kotawaringin 306,334,79 104,294,4 410,629,21


6 Barat - 5 17 2

Kotawaringin 17,400,00
7 Timur 0 - - 17,400,000

17,485,49
8 Katingan 1 - - 17,485,491
9 Gunung Mas - -

PT. ISEN MULANG COAL MINING 27


21,540,00
0 21,540,000

2,463,213, 1,752,092, 1,358,449, 5,573,756,


Jumlah 940 754 550 244

catatan :
Harap hati-hati dalam melihat data sumberdaya (resources) tersebut karena :
- Sumberdaya batubara tersebut belum tentu semuanya ekonomis untuk ditambang dan
datanya pun akan selalu berubah setiap saat tergantung dari kemajuan kegiatan eksplorasi
dan produksi dari para pengusaha yang bergerak dibidang pertambangan.
- Keekonomisan suatu sumberdaya tergantung dengan harga batubara, letak geografi,
posisi/kedalaman endapan, metode penambangan, sarana dan prasarana transportasi yang
tersedia, serta kewajiban-kewajiban yang harus dibayar.
- Untuk lebih memahami kriteria sumberdaya dan cadangan harap pembaca memahami dulu
kriteria sumberdaya dan cadangan yang dikutip berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI) berikut:
- Sumberdaya batubara (Coal Resources) adalah bagian dari endapan batu bara yang
diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya batu bara ini dibagi dalam kelas-kelas
sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh
kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi.
Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian
kelayakan dinyatakan layak.
- Cadangan batubara adalah bagian dari sumber daya batu bara yang telah diketahui dimensi,
sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan di nyatakan layak
untuk ditambang.
- Sumber daya batubara tereka adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian
dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi. Penyelidikan Prospeksi adalah bagian
dari kegitan eksplorasi yang dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran endapan batu
bara yang akan menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini, di antaranya, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran
PT. ISEN MULANG COAL MINING 28
penampang stratigrafi, pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout
drilling), pencontohan, dan analisis. Metode eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan
geofisika, dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu. Dewan Riset Nasional pernah
mendefinisikan Sumberdaya Tereka tingkat keyakinan geologinya hanya berkisar 20-40%.
- Sumber daya batubara tertunjuk adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau
bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-
syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluna. Eksplorasi pendahuluan adalan
bagian dari kegiatan eksplorasi yang dimaksudkan untuk mengetahui gambaran awal
bentuk tiga-dimensi endapan batu bara yang meliputi ketebalan lapisan, bentuk, korelasi,
sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas. Kegiatan yang dilakukan antara lain, pemetaan
geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran dengan jarak yang
sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, pembuatan
sumuran/paritan uji, dan pencontohan yang andal. Dewan Riset Nasional pernah
mendefinisikan Sumberdaya Tertunjuk tingkat keyakinan geologinya berkisar 40-60%.
- Sumber Daya Batubara Terukur (Measured Coal Resoured) Sumber daya batu bara terukur
adalah jumlah batubara di daerah peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang
dihitung berdasarkan data yang memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan untuk tahap
eksplorasi rinci. eksplorasi rinci adalah bagian dari kegiatan eksplorasi yang dimaksudkan
untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta model tiga-dimensi endapan batu bara secara
lebih rinci.Kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan geologi dan topografi dengan
skala minimal 1:2.000, pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang
sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, serta pengkajian
geohidrologi dan geoteknik. Pada tahap ini perlu dilakukan penyelidikan pendahuluan pada
batu bara, batuan, air dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan pengkajian
lingkungan yang berkaitan dengan rencana kegiatan penambangan yang diajukan. Dewan
Riset Nasional pernah mendefinisikan Sumberdaya Terukur tingkat keyakinan geologinya
berkisar 50-80%.

PT. ISEN MULANG COAL MINING 29


BAB III
TENAGA KERJA

No. Deskripsi Pendidikan Jumlah yang Dibutuhkan


1 Direktur S3 1
2 General Manager S3 1
3 Kepala Teknik Tambang S2 1
4 Senior Manager S2 2
5 Manager S1 12
6 Sekretaris S1 15

PT. ISEN MULANG COAL MINING 30


7 Super Intendent S1 5
8 Super Visior S1 5
9 Foreman D3 5
10 Operator SMA/Sederajat 6
11 Admin & Kasir S1 4
12 Karyawan Tambang Tidak Ditentukan 1000
13 Logistik S1 5
14 Satpam SMA/Sederajat 10
15 Koki/Juru masak Tidak Ditentukan 10

BAB IV
MOBILISASI PERALATAN

Untuk menunjang kegiatan tambang, memerlukan alat-alat penunjang sebagai berikut:

4.1. Peralatan Tambang

Metode penambangan yang digunakan adalah sistem tambang terbuka Strip mine
dikarenakan lapisan endapan batubara yang akan ditambang secara umum tersingkap

PT. ISEN MULANG COAL MINING 31


dipermukaan tanah sebagai out-crop dengan kemiringan berkisar antara 10-20, dan ketebalan
rata-rata lebih dari 3,3 m. Penambangan dibuat berdasarkan data hasil eksplorasi detil endapan
batubara di daerah penelitian.
Kegiatan penambangan dengan cara strip mine terdiri dari serangkaian kegiatan yaitu
pembersihan lahan yang sekaligus dilakukan pengupasan dan pemindahan tanah pucuk, operasi
ini dilakukan pada lokasi dimana tambang akan dibuka yang kemudian diikuti dengan
penggalian dan pemindahan lapisan penutup berupa overburden dan interburden yang dilakukan
dengan menggunakan backhoe dibantu dengan bulldozer.
Untuk material lemah sampai sedang langsung dilakukan penggalian dan pemuatan ke
dump truck, dan bila ditemukan material keras, terlebih dahulu diberaikan dengan bulldozer.
Kegiatan terakhir yaitu penggalian dan pemindahan batubara yang dilakukan dengan
menggunakan backhoe dan bulldozer. Untuk batubara yang memiliki kekuatan lemah sampai
sedang langsung digali dan dimuat kedalam dump truck. Sedangkan batubara yang keras, akan di
berai dahulu dengan bulldozer, kemudian digali dan dimuat dengan backhoe.

4.2 Kebutuhan Peralatan


Peralatan yang diperlukan adalah terdiri dari peralatan tambang utama yang digunakan
untuk kegiatan pengupasan, penambangan, pembuangan, dan pengangkutan sedangkan peralatan
penunjang digunakan untuk pemeliharaan jalan, penerangan, dan pengeringan air tambang.
Kebutuhan alat-alat tambang dihitung berdasarkan target produksi per tahun, produktivitas
alat dan jam kerja efektif. Disamping hal tersebut di atas ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan untuk pemiihan peralatan sebagai berikut:
1. Kapasitas Produksi
2. Umur tambang
3. Jarak angkut
4. Metode Penambangan
5. Karakteristik dan bentuk endapan batubara
6. Biaya investasi
7. Biaya perbaikan
8. Ketersediaan suku cadang

PT. ISEN MULANG COAL MINING 32


Rencana peralatan yang akan digunakan adaah milik sendiri dan akan dikeola langsung
dalam bentuk kerja sama antara pemilik KP dan investor sekaligus pelaksana penambangan.
Demikian juga peralatan untuk pemeliharaan jalan akan dikerjakan sendiri, namun boleh jadi
sebagian pekerjaan akan diberikan ke sub kontraktor yang profesional tetapi secara prinsip
pemilihan peralatan akan mengikuti kaidah tersebut di atas.
Untuk menunjang produksi 922,28 MT per-tahun dengan stripping ratio 1 : 13 maka

diperlukan peralatan sebagai berikut :

No Jenis Alat Kapasitas Kegunaan


Peralatan Utama
Excavator PC- Membongkar, menyetok dan
1 1.7 2.4 M3
400 memuat batuan penutup
Membongkar, menyetok dan
Excavator PC- 3
2 1.4 1.7 M memuat batubara ke atas
300
truck
Mendorong tanah di disposal
3 Bulldozer D-85 200 HP
land dan clearing
Mengangkut batuan penutup
4 Dump Truck 20 Ton dan batubara ke ROM
Stockpile
Mengumpan Crushing Plant
3
5 Wheel Loader 2.3 M dilokasi Stockpile dan
memuat ke dump truck
Pemeliharaan Jalan Tambang
6 Motor Grader 150 HP
dan Pengangkutan
7 Vibrator Roller 20 Ton Pemeliharaan Jalan
1 Water Pump -- Pemompaan Air Tambang
2 Genset 30 KPA Penerangan di lokasi tambang
Pengangkutan Tenaga Kerja
3 Kendaraan --
dan Pengawas
Penyiraman Jalan Secara
4 Truck Tangki Air 20.000 Liter
Reguler
Truck Tangki Mengangkut dan mengisi
5 10.000 Liter
Minyak BBM ke alat berat
Tabel 5. 1 Daftar peralatan yang digunakan

4.3. Peralatan
PT. ISEN MULANG COAL MINING 33
4.3.1. Alat yang digunakan pada penambangan batubara
Parameter pemilihan alat :
Kondisi tanah dan bantuan
Target produksi
Karakteristik material
Tebalan dan kemiringan ore
Jarak angkut
Topography
Cuaca
Pada dasarnya perkembangan teknologi peralatan tambang terbuka bertujuan untuk
mempermudah pengoperasian dalam arti agar lebih efisien, dan untuk memperbesar jumlah
produksi. Perkembangan-perkembangan terbaru dari peralatan tambang terbuka antara lain :
a) Dump Truck
- Dump truck istilah lain adalah truk jungkit.
- Dump Truck dipakai untuk menangani/ mengangkut tanah, seperti bongkahan
(aggregat), batuan (rock), bijih (ore), batubara (coal) dan material lainnya.

Gambar 5.1 Dump Truck


- Keuntungan dump truck antara lain :
* "capasity yang cukup besar
* Kecepatan yang cukup tinggi
* Ongkos angkut rendah
*high degree of flexibiliity
- Kapasitas truck dinyatakan dalam :
* tonage

PT. ISEN MULANG COAL MINING 34


* Struck Volume dalam cu yd
* Struck Capasity adalah kapasitas volume truck yang diisikan peres dengan
bagian teratas dari bak, dan tidak ada material yang munjung.
* Heaped Volume dalam cu yd adalah kapasitas volume truk yang akan diangkur
dengan dimuatkan secara munjung. Kemunjungannya tergantung pada jenis
material yang dimuat

b) Hydraulic excavator
-. Pengontrolan yang diperbaharui (misalnya : dilengkapi dengan Mistral Electronic
Control System)
-. Pemilihan penggunaan boom (terdapat 3 pilihan) :
-. Mass excavation
-. Reach

Gambar 5.2 Excavator


-. Variabel geometri
-. Misalnya untuk dipper terdapat 7 pilihan yang dapat menggali hingga 15,7m dan
angkatan 18,82 m.
-. Umur mesin yang lama
-. Unjuk kerja yang baik dalam waktu edar
c). Bulldozer
Merupakan alat gali yang biasa digunakan dalam pekerjaan perintisan. Jenis alat
ini banyak membantu pekerjaan-pekerjaan alat muat. Bila ditinjau dari roda
penggeraknya, maka terbagi atas dua jenis, yaitu:

PT. ISEN MULANG COAL MINING 35


Bulldozer yang meggunakan roda penggerak karet (rubber tired), jenis ini memiliki
gerakan lebih lincah dan gesit, namun hanya cocok untuk daerah kerja yang kering
dan landasan yang keras.
Bulldozer dengan roda penggerak rantai (crawler tired), buldozer ini memiliki
gerakan lambat namun daya gusurnya meyakinkan dan dapat bekerja pada daerah
yang kering maupun becek hal ini dikarenakan roda penggeraknya mampu
mencengkram landasan kerjanya sehingga tidak mudah selip.

Gambar 5.3 Bulldozer


Saat ini, kriteria pemilihan alat pada tambang terbuka lebih banyak dan lebih detail
menyangkut :
a. Ukuran dan berat
b. Kenyamanan bagi operator
c. Kapasitas dan ukuran blade
d. Penyediaan suku cadang yang cepat dan ekonomis
e. Harga
f. Sistem kerja mesin yang menghemat bahan bakar
d) Rope excavator
Pengembangan-pengembangan berikut dilakukan oleh masing-masing perusahaan alat-alat berat
dengan informasi timbal balik dengan perusahaan tambang :
-.Sistem elektronik yang canggih, menggantikan sistem elektronik yang lama (Santa Fe)
-.Meningkatkan kemampuan rata-rata pemuatan sejak dihidupkan (Syncrude Canada
Ltd.)
-. Optimasi bucket dan boom (maroko)

PT. ISEN MULANG COAL MINING 36


-. Pengembangan BWE (yang berwawasan lingkungan)
e) Truk
Pengembangan-pengembangannya antara lain :
-.Pengaturan kemiringan dan letak titik berat untuk memperbaiki kestabilan (Caterpillar)
-.Penambahan kemampuan dan pengurangan penggantian suku cadang (Carter)
-. Penambahan pada Range Articulated (Caterpillar)
-.Perbaikan interior, elektronik dan pilihan sistem perhitungan pemuatan (Komatsu)

4.3.1. Alat-alat Transportasi Darat


Type truck ini digunakan untuk pengupasan Over Bourden, bagian belakang pada bagian
baknya tidak menggunakan penutup.

Gambar 5.4 Dump Truck

Yang kedua adalah type dump truck yang digunakan untuk pengankutan batubara,
perbedaanya terdapat pada type bak yang memiliki tutup.

PT. ISEN MULANG COAL MINING 37


Gambar 5.5 Dump Truck

Secara lebih jelas, mobilisasi peralatan tambang sebagai berikut:


1. Penyelidikan Umum (propeksi)

PT. ISEN MULANG COAL MINING 38


Dalam melakukan suatu penyelidikan, pencarian, serta untuk menemukan adanya bahan
galian dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu tracing float dan pemetaan
geologi dan bahan galian.
2. Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan suatu
bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang endapan
bahan galian tersebut. Eksplorasi memiliki dua tahapan yaitu eksplorasi pendahuluan dan
eksplorasi detail.
Eksplorasi pendahuluan
Dalam kegiatan eksplorasi pendahuluan pada perusahaan ini dilakukannya kegiatan
studi literature, survey dan pemetaan. Dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan
conto namun tidak secara detail. Dalam keegiatan ini diperlukannya sebuah alat yang
dapat menunjang yaitu berupa kompas dalam jumlah 4 buah, GPS 4 buah, TS 4 buah,
serta alat-alat yang mendukung untuk pengambilan conto berupa wacca Drill .
Eksplorasi detail
Eksplorasi detail merupakan kegiatan memperbanyak sampling dengan jarak yang lebih
dekat, yaitu memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang
lebih teliti. Dalam kegiatan pemboran ini perusahaan ini menggunakan alat berupa
Reverse circulation drilling (RC Drilling) dan Diamond core drilling. Dalam perusahaan
ini memiliki 2 RC Drilling dan 1 diamond core drilling.
3. Studi kelayakan
Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal dari perusahaan ini yang
dilakukan sebelumnya sebagai penentu apakah kegiatan penambangan endapan bahan galian
tersebut layak dilakukan atau tidak. Dan ternyata perusahaan ini layak untuk dilakukan
penambangan.
4. Pembangunan (Development)
Dalam perusahaan ini kegiatan persiapan penambangan dilakukan dengan pembuatan jalan,
stockpile, mes karyawan, pembuatan pelabuhan, sumber daya listrik yang dapat mendukung
kelancaran kegiatan pertambangan. Pada pembuatan jalan digunakan alat Bulldozer dengan
jumlah 5 buah yang nantinya digunakan pula sebagai pengupasan lapisan penutup.
5. Pembersihan lahan (land clearing)
Kegiatan ini dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang mulai dari semak
belukar hingga pepohonan yang berukuran besar. Pada perusahaan ini memerlukan alat
yang dapat menunjang yaitu berupa bulldozer sejumlah 6 buah, dan chainsaw 3 buah.
6. Pengupasan Tanah Pucuk (top soil)
Kegiatan pengupasan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan bulldozer, serta
bucket dari Excavator. Pada perusahaan ini menggunakan 3 buah bulldozer dan 3 buah
excavaktor.
7. Pemindahan Tanah Penutup (Overburden)
Pada perusahaan ini pemindahan tanah penutup menggunakan alat Bulldozer 5 buah, Dump
Truck Hino Dutro 130 HD 5 buah, Excavator 5 buah, Winch & ripper 4 buah.

PT. ISEN MULANG COAL MINING 39


8. Penggalian
Penggalian merupakan kegiatan untuk pengambilan bahan galian. Penggalian dapat
dilakukan setelah dilakukan peledakan, peralatan yang digunakan pada saat penggalian
berupa excavator 5 buah dan setelah batuan diledakkan kemudian digusur menggunakan alat
bulldozer 5 buah, yang kemudian dikumpulkan di tepi batas penambangan atau tepi jalan
tambang tiap blok.
9. Pengolahan
Pengolahan bahan galian yaitu proses pemisahan mineral berharga dengan mineral tidak
berharga. Pada perusahaan ini menggunakan alat berupa crusher dengan jenis hammer
crusher doble rotor. Dan perusahaan ini memiliki 2 buah hammer.
10. Pemuatan (loading)
Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau mengisikan material atau
endapan bahan galian hasil pembongkaran ke dalam alat angkut. Pemuatan pada perusahaan
ini dilakukan dengan menggunakan alat muat Wheel Loader dengan jumblah 5 buah, Belt
conveyor dengan jumblah 4 buah , Generator izuzu dengan jumblah 3 buah dan diisikan ke
dalam alat angkut Dump Truck Hino Dutro 130 berjumblah 4 buah . Kegiatan pemuatan
juga dapat digunakan menggunakan alat bertujuan untuk memindahkan batuan hasil
pembongkaran kedalam alat angkut. Pengangkutan dilakukan dengan sistem siklus, artinya
truck yang telah dimuati langsung berangkat tanpa harus menunggu truck yang lain dan
setelah membongkar muatan langsung kembali ke lokasi penambangan untuk dimuati
kembali.
11. Pengangkutan (Dumping)
Pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkut atau membawa material
atau endapan bahan galian dari front penambangan dibawa ke tempat pengolahan untuk
proses lebih lanjut.
Kegiatan pengangkutan pada perusahaan ini menggunakan Dump Truck sejumlah 5 buah
yang kemudian dibawa ke tempat pengolahan untuk dilakukan proses peremukan (crushing),
jumlah truk yang akan digunakan tergantung dari banyaknya material batugamping hasil
peledakan yang akan diangkut.

PT. ISEN MULANG COAL MINING 40


PT. ISEN MULANG COAL MINING 41
PT. ISEN MULANG COAL MINING 42
BAB V
SARANA DAN PRASARANA
PT. ISEN MULANG COAL MINING

Dalam suatu perusahaan sarana dan prasarana merupakan bagian terpenting untuk
menjalankan perusahaan pertambangan, sehingga dapat membantu dan memudahkan aktivitas
pertambangan. PT Isen Mulang Coal Mining memilki berbagai sarana dan prasarana yang
menunjang aktivitas pertambanagan diantaranya, sebagai berikut :
5.1. Port Facilities (Fasilitas Pelabuhan)
Fasilitas pelabuhan laut di Kabupaten Kuala Kapuas ada 1 (yaitu pelabuhan RRD).
Pelabuhan RRD merupakan pelabuhan umum milik Pemerintah Kabupaten Kuala Kapuas
yang digunakan untuk kegiatan bongkar muat barang dan penumpang, merupakan fasilitas
utama dalam urat nadi perekonomian di Kabupaten Kuala Kapuas, sedangkan pelabuhan
ini juga difungsikan untuk aktivitas bongkar muat barang-barang milik perusahaan
pertambangan PT Isen Mulang Coal Mining Indonesia. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan dalam keadaan emergency pelabuhan ini dapat digunakan untuk kepentingan
umum.
5.2. Rumah Makan (Kantin)
Fasilitas rumah makan yang ada di Kapuas Kabupaten Kuala Kapuas menyediakan
berbagai jenis masakan tradisional dan juga masakan cepat saji lainnya. Kantin di
perusahaan ini memberikan fasilitas yang cukup bagi karyawan dan staf-stafnya.
5.3. Housing (Perumahan)
Keadaan pemukiman dan perumahan karyawan dan stafnya di PT Isen Mulang Coal
Mining, sebagian besar masih terkonsentrasi di sekitar perusahaan pertambangan tersebut
yang merupakan bagian dari lingkungan perusahaan PT Isen Mulang Coal Mining.
Perumahan di perusahaan digunakan untuk karyawan dan staf perusahaan.

5.4. Camp

PT. ISEN MULANG COAL MINING 43


Camp di perusahaan ini digunakan untuk tinggal sementara para karyawan dan
stafnya saat melakukan aktivitas. Camp ini juga berfungsi sebagai tempat berlindung
apabila diperlukan pada saat tertentu dan darurat.
5.5. Sumber Listrik
Suatu perusahaan sangat memerlukan sumber listrik atau penerangan untuk
menjalankan semua operasi dan kegiatan di perusahaan ini.
5.6. Distributor Stores (Sarana Toko Distributor)
Toko Distributor di perusahaan sudah cukup banyak, lalu lintas barang dagangan dan
bahan pangan pokok (Sembako) ditangani oleh beberapa kalangan masyrakat yang
diijinkan perusahaan.
5.7. Medical Facilities (Fasilitas Pelayanan Kesehatan)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pada dasarnya Konstitusi Indonesia Pasal 27 ayat
(2) Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa: Setiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, hal ini mengindikasikan
bahwa Negara memberikan jaminan perlindungan total bagi Rakyat Indonesia. Secara lebih
tegas lagi pasal 27 ayat (2) ini konkritkan pada pasal 9 UU No. 14/1969 yakni: Setiap
tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan
moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
Selanjutnya UU No. 1/1970 memberikan perlindungan hukum kepada tenaga kerja yang
bekerja agar tempat dan peralatan produksi senantiasa berada dalam keadaan selamat dan
aman bagi mereka. UU No. 1/1970 tidak menghendaki sikap kuratif dan korektif atas
kecelakaan kerja, melainkan menentukan bahwa kecelakaan kerja itu harus dicegah jangan
sampai terjadi, dan lingkungan kerja harus memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Khusus untuk Keselamatan Kerja pada usaha Pertambangan ada beberapa dasar hukum
yang perlu menjadi rujukan bagi pihak manajemen usaha, antara lain :
1. UU No. 11/1967 terutama pasal 29 dan PP No. 32/1969 pasal 64, dan 65
2. UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
3. PP No. 19/1973 tentang pendelegasian wewenang pengawasan Keselamatan Kerja dari
Menaker kepada Mentamben
4. Peraturan Umum Tenaga Listrik (PUIL)

PT. ISEN MULANG COAL MINING 44


5. Peraturan Menteri Tamben No. 1/P/M/Pertamb/1978 tentang pengawasan Keselamatan
Kerja Kapal Keruk
6. Kepmen No. 555 K/26/M.PE/1995. Tentang K3 Pertambangan Umum. Perundang-
undangan atau peraturan-peraturan yang telah dibuat itu dapat memberikan suatu
dorongan bagi pihak manajemen usaha pertambangan untuk mengatur dan
mengendalikan masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara baik
Fasilitas pelayanan kesehatan di PT Isen Mulang Coal Mining cukup memadai, baik
fasilitas, klinik, dan dokter praktek yang dikelola oleh pihak swasta (yayasan) maupun oleh
pihak pemerintah yang ada di kota Kapuas dan sekitarnya. Semuanya diperuntukan untuk
masyarakat umum, sesuai dengan kemampuan ekonomi pasien masing-masing.
5.8. Education Facilities (Fasilitas Pendidikan)
Sarana Pendidikan Formal di perusahaan PT Isen Mulang Coal Mining cukup
menunjang, tingkat pendidikan yang ada diantaranya Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum/Kejuruan
(SMU/SMK), dan Perguruan Tinggi.
5.9. Available Bottled Water (Ketersediaan Air Minum)
Penyedian air bersih bagi karyawan dan staf di PT Isen Mulang Coal Mining yang
dikelola oleh pihak perusahaan itu sendiri dengan menggunakan sumber air di sekitar
perusahaan dan dialirkan melalui pipa-pipa. Sedangkan penyediaan air minum sebagian
masih memanfaatkan sumur bor dan ada pula sebagian karyawan memanfaatkan air hujan.
Fasilitas dan pemanfaatan sarana air bersih yang sudah ada diantaranya :
a. Pembuatan Sumur Bor (artesis)
b. Sterialisasi air bersih oleh perusahaan penyedia air minum yang dikemas dalam
botol/gallon
c. Air minum kemasan botol yang di datangkan dari kota (VIT, Aqua, Ades, dll )
5.10. Timbangan
Sarana ini terdapat dalam perusahaan yang berfungsi untuk mengukur berat dari hasil
batubara yang didapat setelah melakukan proses. Kapasitas timbangan bernilai maksimal
1000 ton setiap melakukan penimbangan.
5.11. Bengkel

PT. ISEN MULANG COAL MINING 45


Penyediaan sarana ini tidak dapat ditinggalkan dalam pembuatan perencanaan
penambangan karena tidak dapat dipungkiri bahwa di dalam perusahaan tersebut terdapat
berbagai jenis peralatanperalatan yang sewaktuwaktu dapat mengalami kerusakan
sehingga dapat meminimaliskan waktu apabila di perbaiki di luar lingkungan perusahaan.
5.12. Jalan Tambang
Dasar Perancangan Jalan Tambang
Geometri jenjang ditentukan berdasarkan peralatan yang dipakai, oleh karena itu
diperlukan rancangan jalan yang benar, pada suatu tambang yang baru letak jalan (ramp)
keluar tambang sangat penting untuk diperhitungkan. Jalan tambang umunya merupakan
akses kelokasi pembuangan tanah penutup (waste dump) dan peremuk (crusher). Faktor
topografi merupakan pertimbangan utama untuk membuat rancangan ramp. Umumnya
lebar jalan yang aman adalah 4 kali lebar dump truck, berdasarkan dimensi tersebut
memungkinkan untuk lalu linas dua arah, ruangan untuk truck yang akan menyusul,
selokan penyaliran, dan tanggul pengaman.
Kemiringan jalan angkut didalam tambang biasanya dirancang pada kemiringan 8 %
atau 10 %. Rancangan kemiringan jalan untuk tambang-tambang besar umunya sekitar 8
%. Rancangan ini dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam perancangan dan
memudahkan dalam akses ke jenjang-jenjang penambangan. Kemiringan maksimum yang
masih praktis pada jalan tambang yang panjangnya 10%. Umumnya tambang-tambang
skala kecil merancang kemiringan jalan sebesar 10 %. Rancangan spiral dan swichback
biasanya dihindari karena cenderung melambatkan arus lalulintas. Pertimbangan lain
adalah ban akan cepat aus, perawatan ban menjadi lebih besar dan faktor keamanan.
Apabila swichback tidak mungkin dihindari, jalan akan dirancang lebih panjang
dengan bagian sebelah dalam dari tikungan dirancang tidak terlalu terjal. Apabila geometri
memungkinkan dan mempertimbangkan keamanan dibeberapa lokasi jalan tamabang dapat
dibuat belokan tanjakan darurat (runaway ramps) untuk menghentikan laju dump truck
yang tidak terkendali. Selain itu perlu dibuat tanggul pemisah (straddle berm) ditengan
jalan. Pembuatan jalan tambang dapat memiliki tampak pada volume penggalian material
yang sangat besar sehingga aspek ekonomik dari pembuatan jalan tambang cukup
signifikan.
1. Letak Jalan Keluar Tambang
PT. ISEN MULANG COAL MINING 46
a. Untuk suatu tambang yang baru, penting diperhitungkan dimana letak jalan-jalan
keluar dari tambang. Biasanya kita ingin akses yang baik ke lokasi pembuangan
tanah penutup (waste dump) dan peremuk bijih (crusher)
b. Topografi merupakan faktor yang penting, akan sulit sekali bagi truk untuk keluar
dari pit ke medan yang curam
2. Lebar Jalan
a. Tergantung pada lebar alat angkut, biasanya 4 kali lebar truk.
b. Lebar jalan seperti di atas memungkinkan lalu lintas dua arah, ruangan untuk truk
yang akan menyusul, juga cukup untuk selokan penyaliran dan tanggul pengaman.
Untuk truk tambang yang paling besar saat ini (240 ton) lebar jalan biasanya 30 -
35 meter.

Truck Approx 4x Design width


size * width, m width, m M Ft

35 ton 3.7 14.8 15 50
85 ton 5.4 21.6 23 75
120 ton 5.9 23.6 25 85
170 ton 6.4 25.6 30 100
Tabel 5. 1. Minimum Road Design Widths for Various Size Rear Dump Truck

3. Kemiringan jalan
a. Jalan angkut di dalam tambang biasanya dirancang pada kemiringan 8% atau 10%
b. Untuk tambang-tambang yang besar, kemiringan jalan 8% paling umum. Ini akan
memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pembuatannya, serta memudahkan
dalam pengaturan masuk ke jenjang tanpa menjadi terlalu terjal di beberapa tempat
c. Untuk jalan-jalan angkut yang panjang, kemiringan 10% adalah kemiringan
maksimum yang masih praktis. Tambang-tambang kecil banyak yang dirancang
dengan kemiringan jalan 10%
4. Rancangan Spiral vs Switchback

PT. ISEN MULANG COAL MINING 47


a. Pada umumnya switchback ingin dihindari sebisa mungkin, karena cenderung
melambatkan lalu lintas. Juga ban akan lebih cepat aus dan perawatan ban akan
lebih besar. Faktor lain adalah keamanan
b. Tetapi jika ada sisi tambang yang jauh lebih rendah dari dinding lainnya di
sekeliling pit, switchback di sisi ini sering lebih murah daripada membuat jalan
angkut spiral mengelilingi dinding pit
c. Jika switchback harus dipakai, buatlah cukup panjang sehingga di bagian sebelah
dalam dari tikungan kemiringannya tidak terlalu terjal
5. Pertimbangan Keamanan
a. Di lokasi jalan tambang dapat dibuat belokan tanjakan darurat (runaway ramps)
untuk menghentikan truk yang tak terkontrol, bila geometri pit memungkinkan.
Melakukan pengupasan ekstra yang besar hanya untuk membuat fasilitas ini tidak
umum dilakukan.
b. Tanggul pemisah di tengah jalan dapat dibuat di beberapa tempat untuk tujuan ini.
Straddle berm semacam ini cukup murah biayanya.
6. Dampak Penggalian Untuk Membuat Jalan
a. Baik di batuan bijih atau waste, material yang di atasnya menjadi jalan tambang
(atau yang harus digali untuk membuat jalan), volumenya luar biasa besarnya.
Dampak ekonomik dari pembuatan jalan tambang cukup berarti.
b. Sering ada kecenderungan untuk membuat studi kelayakan awal dengan tahap-
tahap penambangan tanpa memperhitungkan jumlah material untuk membuat jalan
angkut. Kesalahan yang diperoleh biasanya cukup besar. Dampak jalan angkut
pada tahap-tahap awal penambangan (yaitu tahap-tahap yang menghasilkan uang
untuk mengembalikan modal) biasanya jauh lebih besar daripada dampaknya pada
rancangan akhir penambangan.
Jalan Angkut (Ramp)
Letak Jalan Keluar
Suatu tambang yang baru, penting diperhitungkan dimana letak jalan-jalan keluar dari
tambang untuk akses yang baik kelokasi pembuangan tanah penutup (waste dump) dan
permukaan biji crusher). Topografi merupakan faktor penting akan sangat sulit sekali bagi truk
untuk keluar dari pit kemedan yang curam.
PT. ISEN MULANG COAL MINING 48
Rancangan Spiral dan Switchback
Pada umumnya swickbackingin dihindari sebisa mungkin karena cenderung melambatkan
lalulintas, juga ban akan cepat aus dan perawatan ban akan lebih besar pertimbangan lain ialah
keamanan. Apabila ada sisi tambang yang jauh lebih rendah dari dinding lainnya disekeliling pit,
switchback disisi ini sering lebih murah dari pada membuat jalan angkut spiral mengelilingi
dinding pit.
Jarak Pandang
Jarak pandang adalah jarak yang diperlukan oleh operator untuk melihat kedepan secara
bebas. Pada tambang batbara jarak pandang ini perlu, karena dalam operasi penggalian batubara,
menghasilkan banyak debu, yang akan menganggu jarak pandang dari operator dump truck.
Lebar Jalan
Tergantung pada lebar alat angkut, biasanya 4 kali lebar truk. Lebar jalan seperti diatas
memungkainkan lalulintas dua arah, ruangan untuk truk yang akan menyusul, juga cukup untuk
selokan penyaliran dan tanggul pengaman.
a) Lebar Jalan Lurus
L =n.Wt + (n+1).(0.5.Wt)
L : lebar jalan angkut minimum, (meter)
n : jumlah jalur
Wt : lebar alat angkut, (meter)

PT. ISEN MULANG COAL MINING 49


( Ir.Awang Suwandi, 2004 )
Gambar 5.1. Lebar Jalan Angkut Lurus
Nilai 0,5 pada rumus diatas menunjukan bahwa ukuran aman kedua kendaraan berpapasan
adalah sebesar 0,5 wt, yaitu setengah lebar terbesar dari alat angkut yang bersimpangan. Ukuran
0,5 wt juga digunakan untuk jarak dari tepi kanan atau kiri jalan kealat angkut yang melintasi
secara berlawanan. Apabilah tidak sesuai dengan ketentuan menurut perhitungan, maka harus
dilakukan perubahan karena selain dapat menghambat dalam kegiatan pengangkuatan juga
berbahaya bagi keselamatan operator dan kendaraan yang beroperasi.
b) Lebar Jalan pada Tikungan
Lt = n(U + Fa + Fb + Z) + C
Z = C= (U + Fa + Fb )
Keterangan :
Lt : Lebar jalan angkut pada tikungan, (meter).
U : Jarak jejak roda, (meter).
Fa : Lebar juntai depan, (meter).
Fb: Lebar juntai belakang, (meter).
C : Jarak antara alat angkut saat bersimpangan,(meter).

( Ir.Awang Suwandi, 2004 )


Gambar 5.2. Lebar Jalan Angkut pada Tikungan
c) Radius Putar Truck
Jari-jari tikungan (belokan) berhubungan langsung dengan bentuk dan kontruksi
alat angkut yang digunakan. Disini digunakan ukuran alat angkut maksimum. Dalam
PT. ISEN MULANG COAL MINING 50
penerapan jari-jari lingkaran yang dijalankan oleh roda belakang dan roda depan
berpotongan dipusat C dengan sudut yang sama terhadap penyimpangan roda.
Penentuan besarnya jari-jari tikungan, rumus yang digunakan
adalah :

Gambar 5.3. Radius Tikungan Jalan

Kemiringan Jalan
Super elevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk oleh batas antara
tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan kemiringan. Tujuan dibuat super
elevasi pada daerah tikungan jalan angkut yaitu untuk menghindari atau mencegah kendaraan
kergelincir keluar jalan atau terguling. Atau berguna untuk mengimbangi gaya sentrifugal (gaya
mendorong keluar) sewaktu kendaraan melintasi tikungan, dan menambah kecepatan.

PT. ISEN MULANG COAL MINING 51


Gambar Superelevasi Tikungan Jalan Angkut

Berdasarkan teori ankintos D.I.C. pada kondisi jalan kering, nilai super elevasi merupakan
harga maksimum yaitu 60 mm/m sedangkan pada kondisi jalan penuh lumpur atau licin, nilai
super elevasi terbesar adalah 90 mm/m. kemiringan tikungan tersebut tergantung tajamnya
tikungan dan kecepatan maksimal kendaraan yang diijinkan pada waktu melintasi tikungan.
Secara matematis kemiringan tikungan jalan angkut merupakan perbandingan antara tinggi jalan
dengan lebar jalan.
Untuk menentukan besarnya kemiringan tikungan jalan dihitung berdasarkan kecepatan
rata-rata kendaraan dengan koefisien friksinya.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung superelevasi yaitu:
tan = V2/R.G
dengan :
V : Kecepatan kendaraan saat melewati tikungan
R : Radius tikungan
G : Gravitasi bumi = 9,8 m/s2
Kemiringan jalan angkut (grade) merupakan suatu faktor penting yang harus diamati
secara detail dalam kegiatan kajian terhadap kondisi jalan tambang. Hal ini dikarenakan
kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut, baik dalam
pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan
dalam persen (%) yang dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut:

PT. ISEN MULANG COAL MINING 52


Grade () = (h/ x)X 100%
Dengan:
h : Beda tinggi antara dua titik yang diukur
x : Jarak antara dua titik yang diukur
Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik dan aman oleh
alat angkut saat menaiki atau turun dari ketinggian maksimum 8- 10%.
Cross slope dari Jalan Masuk Permuka Kerja
Maksud dari pembuatan cross slope adalah agar jika terdapat air pada jalan, maka air
tersebut akan mengalir pada tepi jalan (Gambar 5.10). cross slope didapat dari perbandingan y:x
untuk jalan yang tidak berlapis salju atau jalan yang materialnya masih bisa meresap air, maka
cross slope dibuatb 1: 25. Jika jalan belum memenuhi cross slope diatas, maka perlu menimbun
bagian tengah jalan, sehingga memenuhi persyaratan cross slope.

Gambar 5.4. Penampang Cross Slope

BAB VI

ANGGARAN BIAYA

6.1. BIAYA PRODUKSI

TOTAL
NO. DESKRIPSI JENIS ALAT HARGA ALAT TOTAL BIAYA
ALAT
1,00 OVERBURDEN BULLDOZER D-85 2.365.000.000,00 5 11.825.000.000,00
DUMP TRUCK HINO DUTR0 208.000.000,00 4 832.000.000,00
PT. ISEN MULANG COAL MINING 53
130 HD
EXCAVATOR PC-400 4.842.300.000,00 5 24.211.500.000,00
WINCH & RIPPER 165.000.000,00 4 660.000.000,00
2,00 BATUBARA BULLDOZER D-85 2.365.000.000,00 5 11.825.000.000,00
DUMP TRUCK HINO
9
DUTRO 130 HD 208.000.000,00 1.872.000.000,00
EXCAVATOR PC 300 4.842.300.000,00 5 24.211.500.000,00
HAULLING TO DUMP TRUCK HINO FM 500
3,00 5
PORT JD 690.000.000,00 3.450.000.000,00
EXCAVATOR PC 600SE-8 4.842.300.000,00 5 24.211.500.000,00
STOCKPILE &
4,00 4
PELABUHAN GENERATOR SET IZUZU 175.000.000,00 700.000.000,00
WHELL LODER 1.650.000.000,00 5 8.250.000.000,00
BELT CONVEYOR 4
PEMELIHARAAN
5,00 5
JALAN MOTOR GRADER GD511A-1 1.540.000.000,00 7.700.000.000,00
VIBRATOR ROLLER
4
BOMAG BW213DH 1.320.000.000,00 5.280.000.000,00
WATER TANK 550.000.000,00 6 3.300.000.000,00
PERALATAN
6,00 4
PENUNJANG TRUCK TANGKI MINYAK 345.000.000,00 1.380.000.000,00
WATER PUMP 55.000.000,00 5 275.000.000,00
GENERATOR SET IZUZU 175.000.000,00 3 525.000.000,00
BUS KARYAWAN 450.000.000,00 8 3.600.000.000,00
MOBIL STRADA TRITON
363.000.000,00 6 2.178.000.000,00
(KENDARAAN PENGAWAS)
TRAILER 20 TON 1.760.000.000,00 4 7.040.000.000,00
Total Harga Alat 143.326.500.000,00

6.2. JUMLAH BIAYA PRODUKSI (BBM, OLI DAN PERAWATAN)

Satuan BIAYA TOTAL


O. DESKRIPSI JENIS ALAT PRODUKSI/JAM 1 TAHUN (Rp)
ALAT
Rp./Liter (Rp)
9.500, 2.029.500.000,
5
1 OVERBURDEN BULLDOZER D85ESS-2A 00 422.812,50 00
DUMP TRUCK HINO 9.500, 1.347.000.000,
4
DUTRO 130 HD 00 280.625,00 00
9.500, 660.143 3.168.686.400,
5
EXCAVATOR PC 600-6E 00 ,00 00
9.500, 270.000 519.750.000,
4
WINCH & RIPPER 00 ,00 00

PT. ISEN MULANG COAL MINING 54


9.500, 2.029.500.000,
5
2 BATUBARA BULLDOZER D85ESS-2A 00 422.812,50 00
DUMP TRUCK HINO 9.500, 280.625 1.347.000.000,
9
DUTRO 130 HD 00 ,00 00
9.500, 660.143 819.897.606,
5
EXCAVATOR PC 600-6E 00 ,00 00
HAULLING TO DUMP TRUCK HINO FM 9.500, 386.875 1.857.000.000,
5
3 PORT 500 JD 00 ,00 00
9.500, 660.143 3.168.686.400,
5
EXCAVATOR PC 600-6E 00 ,00 00
9.500, 313.437 1.504.500.000,
4
4 STOCKPILE & GENERATOR SET IZUZU 00 ,50 00
9.50 265.432 1.274.073.600,
5
PELABUHAN WHELL LODER 0,00 ,00 00
9.50 873.276 4.191.724.800,
4
BELT CONVEYOR 0,00 ,00 00
MOTOR GRADER GD511A- 9.500, 316.250 1.518.000.000,
5
5 PEMELIHARAAN 1 00 ,00 00
VIBRATOR ROLLER 9.500, 323.125 1.551.000.000,
4
JALAN BOMAG BW213DH 00 ,00 00
9.500, 206.250 990.000.000,
6
WATER TANK 00 ,00 00
9.50 12.062 23.220.312,
4
6 PERALATAN - TRUCK TANGKI MINYAK 0,00 ,50 50
9.500, 12.062 57.900.000,
5
PENUNJANG WATER PUMP 00 ,50 00
9.500, 313.437 1.504.500.000,
3
GENERATOR SET IZUZU 00 ,50 00
9.50 274.321 1.316.740.800,
8
BUS KARYAWAN 0,00 ,00 00
MOBIL STRADA TRITON
9.50 80.511, 386.452.800,
(KENDARAAN 6
0,00 00 00
PENGAWAS)
9.500, 350.625 1.683.000.000,
4
TRAILER 20 TON 00 ,00 00
32.288.132.718,
Total Biaya Produksi
7.384.969,00 50

6.3. PROYEKSI BIAYA ADMINITRASI DAN UMUM

Deskripsi Gaji Rekrut Gaji / Bulan Gaji / Tahun


( Rp ). ( Rp )
Direktur 1 25.000.000,00 300.000.000,00
Kepala teknik 1 15.000.000,00 180.000.000,00

PT. ISEN MULANG COAL MINING 55


Supervisor 5 7.000.000,00 84.000.000,00
Admin dan kasir 3 2.000.000,00 24.000.000,00
Sekretaris 1 3.500.000,00 42.000.000,00
Satpam 10 1.500.000,00 18.000.000,00
Mekanik 4 3.000.000,00 36.000.000,00
Helper mekanik 8 1.500.000,00 18.000.000,00
Tukang masak 10 1.000.000,00 12.000.000,00
Biaya Lain - lain 400.000.000,00
Total 43 59.500.000,00 1.114.000.000,00

6.4. DAFTAR GAJI & UPAH

Jumlah
No Jabatan Gaji / Bulan Gaji / Tahun
Pekerja
( Rp ) ( Rp )
1 Manager Operasi 1 10.000.000 120.000.000,00
2 Supervisor 1 7.000.000 84.000.000,00
3 Quality Control 1 7.000.000 84.000.000,00
4 Port Captain 1 7.000.000 84.000.000,00
5 Mekanik 1 5.000.000 60.000.000,00
6 Helper mekanik 1 2.000.000 24.000.000,00
7 Kasir 1 2.000.000 24.000.000,00
8 Administrator 1 2.000.000 24.000.000,00
9 Satpam 1 1.500.000 18.000.000,00
10 Checker 1 1.500.000 18.000.000,00
11 Operator Genset 2 1.500.000 18.000.000,00
Operator Load Out
12 1 2.000.000 24.000.000,00
Conveyor
13 Helper LOC 1 1.500.000,00 18.000.000,00
14 Tukang masak 10 1.000.000 12.000.000,00
Total gaji 24 51.000.000 612.000.000,00

6.5. BIAYA INVESTASI JALAN, SARANA DAN PRASARANA

NO VOLUME HARGA TOTAL BIAYA


DESKRIPSI SATUAN
. TOTAL SATUAN Dalam Rupiah
1 Perizinan (KP, Jalan dan Pelabuhan)

PT. ISEN MULANG COAL MINING 56


Perizinan peningkatan ke Eksplorasi 1.500.000.000,00

Jalan dan Pelabuhan 1.000.000.000,00


Biaya konsultan (surveyor, desain dan
monitoring) 1.500.000.000,00
2 Pembebasan Lahan
10
Pembebasan Lahan untuk stockpile Ha 150.000.000,00 1.500.000.000,00
6
pembebasan lahan untuk jalan (2900mx20m) Ha 100.000.000,00 600.000.000,00
15
pembebasan lahan untuk jalan (700mx20m) Ha 100.000.000,00 1.500.000.000,00
3 Konstruksi dan up-grade jalan
6
cut and fill untuk stockpile dari port 0 M 20.000,00 1.200.000,00
58.00
cut and fill untuk jalan 0 M 20.000,00 1.160.000.000,00
140.00
cut and fill untuk jalan 0 M 20.000,00 2.800.000.000,00
90.00
material perkerasan jalan 0 M 70.000,00 6.300.000.000,00
10.00
seting pond 0 M 30.000,00 300.000.000,00
Pemasangan crushing plant dan conveyor
4 loading

crushing plant 2 Unit 2.500.000.000,00 5.000.000.000,00

load out conveyor 1 Unit 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00

Jetty 2 Unit 500.000.000,00 1.000.000.000,00


5 pembangunan Sarana dan prasrana
1.00
mess, camp dan kantin 0 M 1.500.000,00 1.500.000.000,00
30
bengkel dan gudang 0 M 1.000.000,00 300.000.000,00
10
rumah genset 0 M 1.000.000,00 100.000.000,00

timbangan 1 Unit 250.000.000,00 250.000.000,00

instalasi listrik 100.000.000,00


6 inventaris kantor
komputer/laptop 5 Unit
PT. ISEN MULANG COAL MINING 57
10.000.000,00 50.000.000,00
10
Printer Unit 1.000.000,00 10.000.000,00
10
power supply Unit 500.000,00 5.000.000,00
10
radio rig dan assesoris Unit 8.000.000,00 80.000.000,00
3
HP untuk pengawas Unit 8.000.000,00 24.000.000,00
20
kursi dan meja Unit 500.000,00 10.000.000,00

peralatan dapur 10.000.000,00


6
white board Buah 250.000,00 1.500.000,00
4
GPS Buah 4.000.000,00 16.000.000,00
4
Kompas Buah 5.000.000,00 20.000.000,00
4
Shunto Buah 2.000.000,00 8.000.000,00
7 Kendaraan
6
Roda Dua Buah 15.000.000,00 90.000.000,00
8 Biaya Umum
2 Buah
Sewa Rumah 10.000.000,00 10.000.000,00
Jumlah Total Investasi 29.245.700.000,00

6.7. REKAPITULASI PRODUKSI PER TAHUN

NO KETERANGAN JUMLAH
1 BIAYA PRODUKSI 143.326.500.000,00

2 JUMLAH BIAYA 32.288.132.718,50


PRODUKSI (BBM, OLI
DAN PERAWATAN)

3 PROYEKSI BIAYA 1.114.000.000,00


ADMINITRASI DAN

PT. ISEN MULANG COAL MINING 58


UMUM

4 DAFTAR GAJI & UPAH 612.000.000,00

5 BIAYA INVESTASI JALAN, 29.245.700.000,00


SARANA DAN
PRASARANA

JUMLAH 206.586.332.718,50

6.8. INCOME PERUSAHAAN PT. ISEN MULANG COAL MINING PER TAHUN (Dengan tebal Batubara 30
meter)

Tebal Batubara 30 meter


Volume OB (bcm) 63.738.200,00
Tonase BB 4.611.402,00
MT 0,907
MT BB 4.182.541,61
Harga BB/ton ($) 100,00
Harga BB/ton (Rp) 900.000,00
Nilai 1 Dollar ke Rupiah ( Rp ) 9.000,00
Income ( Rp ) 4.150.261.800.000,00
Total Biaya BBM ,Oli & Perawatan Alat ( Rp ) 791.630.718.400,00
Total Biaya Adminitrasi & Umum ( Rp ) 13.368.000.000,00
Total Gaji Pegawai ( Rp ) 7.344.000.000,00

Total Investasi ( Rp ) 29.245.700.000,00


Target Produksi ( mt/tahun) 1.000.000
Umur Tambang ( tahun ) 4,182541614
Total Harga Alat ( Rp ) 143.326.500.000,00
Waktu Kerja / Bulan ( jam ) 400,0
Waktu Kerja / Tahun 4.800,0
Waktu Efektif ( hari/bulan) 25
Shift 2 Shift / hari , 8 jam / shift
167.289.660.000,
Biaya Pengupasan OB ( Rp ) 0
Biaya Penutupan Lahan ( Rp )

PT. ISEN MULANG COAL MINING 59


167.289.660.000,0
Biaya Produksi ( Rp ) 984.914.918.400,00

Stripping Cost 1.269.536.538.400,0


BESR 2 2,49
Jadi Nilai BESR2 = 1 :

Tebal Batubara 3,3 meter


Income 691.710.300.000,00
Biaya Produksi ( Rp) 984.914.918.400,00

Stripping Cost 1.269.536.538.400,0


BESR 2 (0,23)
Jadi Nilai BESR2 = 1 :

BAB VII
KESIMPULAN

PT Isen Mulang Coal Mining adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan
kegiatan penambangan di wilayah Dadahup Raya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas,
Propinsi Kalimantan Tengah, memiliki total luas sebesar 3225 ha dan kode Wilayah KTN 2011
3135 OP. Seluruh infrastruktur pendukung operasional penambangan, seperti jalan angkut
batubara, perkantoran, perbengkelan, mess atau tempat tinggal karyawan, pelabuhan khusus
batubara, dan lainnya berada di daerah Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah.
Usaha pertambangan batubara mempunyai prospek sebagai sektor andalan pengganti
migas dalam membangun perekonomian Kalimantan Tengah di masa mendatang. Hal ini
didasarkan pada sumber daya dan potensi batubara yang tersedia, prospek pemasaran, serta
dukungan kebijakan pemerintah daerah.

PT. ISEN MULANG COAL MINING 60


PT Isen Mulang Coal Mining juga telah mendapat persetujuan untuk melakukan aktivitas
penambangan dan penjualan hasil galian dengan Keputusan Bupati Kapuas Nomor :
551/3135/IUPOP/MB-PBAT/XII/2011 mengenai pemberian Ijin Usaha Pertambangan (KTN
2011 3135 OP) tertanggal 04 Januari 2011 dan juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1082
orang Kontraktor tambang yang digunakan adalah PT Isen Mulang Coal Mining. Penambangan
yang dilakukan adalah dengan sistem tambang terbuka (surface open pit mining) dengan metode
truck dan shovel.
Metode Penambangan yang dilakukan adalah Strip Mine. Setelah endapan batubara dari
hasil galian pertama diambil, kemudian disusul dengan pengupasan berikutnya yang sejajar
dengan pengupasan pertama dan tana penutupnya dibuang ketempat penggalian pertama. Untuk
pemilihan metode ini perlu diperhatikan bahwa :
Bahan galian relatif mendatar
Bahan galian cukup kompak
Bahan galian tabular, berlapis
Kemiringan relatif, lebih cocok untuk horizontal atau sedikit miring
Kedalaman kecil (nilai ekonomi tergantung stripping ratio, teknologi peralatan)
Berdasarkan metode penambangan yang akan diterapkan PT Isen Mulang Coal Mining
yaitu tambang terbuka dengan sistem backfilling, parameter yang digunakan untuk membuat
desain tambang diperoleh dari hasil studi geoteknik yang telah dilakukan pada daerah rencana
tambang dengan batas dari tepi sungai maupun jalan dari kampung yang terdapat di sekitar lokasi
tambang adalah sejauh 200 meter. Berdasarkan analisis geoteknik, dengan pemotogan lereng
setinggi 10 meter, lebar jenjang 5 meter serta dengan sudut lereng antara 60 o-70o umumnya
memiliki angka keamanan lereng lebih dari 1,3 sehingga lereng aman.
Produk batubara yang dihasilkan dengan kalori rata-rata 6500 GAR dengan Total Sulphur
(TS) di bawah 1%. Sehingga, dengan kualitas batubara demikian cukup memenuhi permintaan
pasar yang menginginkan batubara dengan sulphur rendah.
Berdasarkan perencanaan tambang, dapat diperoleh hasil atau perincian dari keuangan proses
penambangan batubara.

Berdasarkan rincian biaya selama 1 tahun, PT ISEN MULANG COAL MINING


menghasilkan income pertahunnya sebanyak : 4.611.402 ton batubara dalam 1 tahun dengan
penghasilan sebanyak Rp 4.150.261.800.000,00/tahun. Dengan harga batubara 1 ton adalah Rp
900.000,00.

PT. ISEN MULANG COAL MINING 61

Anda mungkin juga menyukai