Anda di halaman 1dari 7

Sistem/Metode dan Tata Cara Penambangan

Zona laterit nikel merupakan hasil pelapukan dari batuan ultrabasa yang
disebabkan oleh perubahan cuaca dalam waktu yang lama. Oleh karena itu endapan
laterit selalu berada dekat dengan permukaan tanah sehingga kedalaman lapisan bijih
nikel relatif dangkal. Dengan bentuk, ketebalan dan kondisi endapan laterit nikel
tersebut di atas maka perlu dipertimbangkan cara penambangan yang aman dan
produktif. Secara umum litologi endapan laterit nikel dari atas ke bawah terdiri dari
lapisan overburden (TP), limonit (LIM), saprolit (SAP) dan bed rock (BR) dengan tebal
tiap lapisan bervariasi.
Untuk menjaga lereng bukaan selama penambangan tetap stabil dan
produktifitas tetap terjaga, maka dibuat sistem tambang terbuka yang menerus
operasionalnya di tiap level front kerja.

Gambar 6.1 Sistem Tambang Terbuka Open Cast

Sebagaimana ilustrasi pada gambar 6.1 pada area penambangan dimana ada
dua level front kerja yang beroperasi secara bersamaan; kegiatan pada level atas
adalah OB stripping dan pada level bawahnya kegiatan ore getting; maka lebar front
kerja pada level atas minimal 50 meter. Bila front level atas sudah tidak ada kegiatan
lagi, maka front kerja dapat maju sampai batas catch berm 3 meter pada lereng level
atas. Penambangan dilakukan dari atas ke bawah atau top-down agar lereng tetap
stabil selama penambangan.
Operasi penambangan dilakukan dengan alat gali muat (excavator) dan alat
angkut (Articulated Dump Truck dan Rigid Dump Truck) yang dibantu dengan alat
dorong (bulldozer), dan beberapa alat penunjang produksi lainnya bila diperlukan
(compactor, grader, water truck).
Aktivitas produksi penambangan dimulai dengan kegiatan land clearing dan top
soil stripping menggunakan bulldozer untuk membersihkan vegetasi dan mengupas
lapisan top soil setebal +30 cm. lapisan top soil yang mengandung humus/unsur hara
kemudian disimpan di area khusus yaitu top soil dumping area untuk nantinya disebar
kembali sebagai lapisan paling atas pada area yang direklamasi setelah selesai
ditambang. Overburden removal dilakukan untuk mengupas lapisan tanah penutup
sebelum menambang lapisan bijih nikel yang berada di bawahnya. Pada tiap-tiap front,
kegiatan penambangan menggunakan excavator, lalu dimuatkan ke DT 28 ton dimana
hasil kupasan OB dari bukaan awal ini akan diangkut ke area penimbunan OB (waste
dump area). Waste/OB dari blok berikutnya akan didorong secara langsung (direct
dozing) ke area mined out terdekat. Backfill dilakukan dengan membentuk jenjang
timbunan dimana kemiringan overall slope maksimalnya adalah 20° dengan tinggi 10 m.
Alat berat yang digunakan untuk kegiatan pengupasan OB dengan direct dozing ini
adalah bulldozer.
Ore getting dilakukan dengan menggunakan alat gali backhoe yang memiliki
kapasitas bucket sebesar 3,1 ton serta alat angkut ADT dengan kapasitas muatan
efektif dari front adalah sekitar 30 ton. Bijih nikel yang ditambang akan diangkut menuju
stockyard. Selanjutnya bijh akan diangkut menuju stockyard jetty kemudian diangkut ke
jetty.
Parameter teknis desain penambangan untuk masing-masing site menggunakan
parameter geoteknik overall slope 24°-30° dan single slope 60° serta tinggi lereng tiap
kemajuan penggalian adalah per 3 meter, sehingga untuk membentuk lereng akhir
setinggi 6 meter dilakukan dua kali penggalian.
Kegiatan penambangan bijih nikel dilakukan sendiri oleh PT Gag Nikel mulai dari
tahap perencanaan hingga pengapalan, sedangkan alat berat yang digunakan untuk
kegiatan penambangan disewa dari pihak ke-3.
Tahapan penambangan bijih nikel secara garis besar dapat dilihat pada diagram
alir pada gambar 6.2.

Gambar 6.2 Diagram Alir Tahap Kegiatan Penambangan

A. Pembersihan Lahan (Land Clearing)


Kegiatan land clearing dilakukan di rencana lokasi pit yang akan ditambang.
Penambangan dimulai dengan pembersihan lahan dari semak menggunakan
bulldozer dan pohon pohon besar ditebang terlebih dahulu. Pembukaan lahan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan rencana kemajuan penambangan.

B. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil)


 Lapisan tanah pucuk (top soil) banyak mengandung bahan organik hasil
pelapukan sehingga kaya akan unsur hara dengan ketebalan 20 – 30 cm dari
permukaan tanah. Kegiatan pengupasan dilakukan dengan cara didorong dan
dikumpulkan pada lokasi tertentu menggunakan bulldozer dan dimuat ke dump
truck menggunakan excavator untuk diangkut dan disimpan di lokasi
penyimpanan tanah pucuk/top soil bank agar tidak tercampur dengan
tanah/batuan lain yang tidak subur. Lokasi tempat penyimpanan tanah pucuk
diatur dekat lokasi tambang. Tanah pucuk ini nantinya akan dimanfaatkan pada
saat reklamasi.
 Sekeliling tumpukan tanah pucuk dibuat tanggul untuk mengantisipasi erosi
saat hujan sehingga kandungan unsur hara yang tertransportasi akibat erosi
dapat diminimalkan. Pembuatan akses menuju lokasi tumpukan dibuat untuk
mempermudah perawatan dan mobilisasi tanah pucuk. Penanaman cover crop
pada tumpukan tanah pucuk dilakukan untuk mempertahankan unsur hara,
apabila tumpukan tanah pucuk direncanakan akan disimpan dalam waktu yang
lama.
 Tempat penimbunan tanah pucuk ditempatkan di lokasi yang berdekatan
dengan area tambang sehingga mudah untuk dikembalikan ke area bukaan
tambang yang telah dinyatakan mine out untuk dimanfaatkan kembali sesuai
dengan peruntukannya.
C. Overburden (OB) Removal
Overburden (OB) removal merupakan material yang harus dibongkar untuk
mendapatkan bijih yang bernilai ekonomis. OB removal ini terdiri dari top soil,
limonit dan waste yang ditempatkan secara terpisah sesuai jenisnya sehingga
mempermudahkan pengambilan saat akan dimanfaatkan kembali terutama untuk
material top soil.

D. Pengupasan tanah penutup (LGO dan Waste)


Pada awal penambangan, OB dikumpulkan di lokasi di luar daerah prospek yang
tidak ada bijih di bawahnya atau diangkut ke lokasi yang perlu diratakan dengan
timbunan (reklamasi). Pada perkembangannya, OB ditimbun di lahan bekas
tambang untuk tujuan rehabilitasi dan revegetasi tambang.untuk OB top soil
diperlakukan sesuai ketentuan di atas. Sedangkan OB LGO ditempatkan di lokasi
terpisah dengan waste agar dapat dimanfaatkan kembali saat bernilai ekonomis.
Untuk waste ditempatkan di lokasi waste dump dimana harus dipelihara
(maintenance) agar tidak terjadi longsoran.

E. Pengawasan Kadar (Grade Control)


Awal kegiatan setelah pembersihan lahan dan pengupasan tanah pucuk dan
overburden dianjurkan melakukan serangkaian pengambilan conto GCS (grade
control sampling).
Conto GCS kemudian dipreparasi dan dianalisis dengan portable analyzer. Hasil
analisis untuk membantu mendefinisikan batas overburden dan bijih atau batas
litologi lainnya. Pengambilan conto GCS pada lokasi penambangan yang front
kerjanya belum terbuka dilakukan dengan metode pemboran atau test pit
menggunakan excavator.

F. Penambangan Bijih
Dengan bantuan hasil analisis conto GCS, dapat diketahui kondisi penyebaran bijih
secara lebih pasti. Pada daerah yang mempunyai penyebaran bijih relatif merata,
proses penggalian dapat dibantu menggunakan bulldozer. Material galian dikupas
dan didorong (downhill dozing) maksimal sejauh 30 meter menuju lokasi
pengumpulan untuk memudahkan pemuatan ke alat angkut sebagaimana ilustrasi
pada Gambar 6.3. Batas kedalaman pengupasan material oleh bulldozer dipandu
oleh tanda patok maupun bendera di lapangan serta petugas pengawas kadar
untuk meminimalisir dilusi kadar.
Gambar 6.3 Konfigurasi Down Hill Dozing

Pada daerah yang penyebaran kadar bijihnya tidak merata, penggalian dilakukan
secara selektif menggunakan excavator dengan ukuran bucket yang sesuai dengan
karakteristik bijih agar pengotoran dapat diminimalkan. Bijih kemudian dimuat ke
dump truck untuk diangkut ke stockyard atau fasilitas penyaring/segregasi alami.
Tinggi lereng tiap kemajuan penggalian adalah per 3 meter, sehingga untuk
membentuk lereng akhir setinggi 6 meter dilakukan dua kali penggalian. Ilustrasi
operasi penggalian tersebut sebagaimana pada Gambar 6.4.

Bijih nikel diangkut oleh dump truck ke tempat penumpukan bijih nikel sesuai
dengan arahan pengawas kadar. Bijih nikel yang berada di dump truck diambil
contonya agar diketahui kadarnya pada setiap tumpukan di stockyard.

Gambar Pemuatan bijih nikel ke dump truck

G. Pengapalan Bijih
Hasil penambangan bijih nikel kemudian dikapalkan, Bijih nikel diangkut ke jetty
pemuatan dari stockyard yang dekat dengan lokasi tambang/lokasi jetty. Pada saat
mainhaul road dalam kondisi tidak aman (unsafe condition) akibat hujan (slippery),
maka pemuatan bijih nikel dilakukan dari stockyard yang berada di dekat lokasi
jetty pemuatan.
Bijih nikel yang akan dikapalkan disiapkan di stockyard dalam bentuk tumpukan-
tumpukan yang telah diketahui jumlah dan kadarnya. Bijih nikel di stockyard dimuat dan
diangkut menggunakan kombinasi dumptruck dan excavator yang selanjutnya dimuat
ke tongkang melalui ramp door. dan bijih tersebut disampling kembali untuk
memastikan kadar bijih nikel yang dikapalkan sesuai dengan pesanan

Anda mungkin juga menyukai