Anda di halaman 1dari 19

TAMBANG TERBUKA

METODE STRIP MINE


Strip Mine
Strip Mining adalah salah satu jenis metode tambang
permukaan yang umumnya digunakan untuk
menambang endapan batubara yang letaknya mendatar
atau sedikit miring.
Dalam metode ini yang harus diperhitungkan adalah
cara nisbah pengupasan (stripping ratio) dari endapan
yang akan ditambang, yaitu perbandingan banyaknya
volume tanah penutup (m3 atau BCM)yang harus
dikupas untuk mendapatkan 1 ton endapan.
LANGKAH-LANGKAH STRIP MINE
Membersihkan dan memindahkan (land
clearing) tumbuhan dan tanah pucuk yang
akan dipakai kembali untuk reklamasi
tambang dengan menggunakan buldozer dan
alat lainnya.

Kemudian diikuti dengan pengupasan


lapisan penutup (over burden) yang terletak
antara lapisan tanah pucuk dan lapisan
batubara. Biasanya menggunakan peledakan.

Waste tersebut akan ditempatkan pada lokasi


penumpukan hingga batubara yang akan
digali terlihat, setelah itu maka dimulailah
pengambilan batubara.

Pengambilan dilakukan di satu baris/strip, dan sejalan dengan pengambilan di strip pertama,
kegiatan pengambilan tanah penutup di strip kedua dilakukan, dan tanah penutup pada strip
kedua akan di timbun di area yang sudah diambil batubaranya pada strip pertama. Kegiatan ini
dilakukan berulang hingga strip terakhir. Alat yang digunakan yaitu shovel atau dragline.
Pembagian Metode Srip Mine

Sistem penambangan ini pada dasarnya


terbagi dua, yaitu :
1. Area Mining Methode
2. Contour Mining Methode
Area Mining Method
Sistem ini pada umumnya diterapkan untuk endapan
batubara yang letaknya kurang lebih horizontal
(mendatar)serta daerahnya juga merupakan dataran.
Tahapan Penambangan Area Mining Methode
Kegiatan penambangan dimulai dengan
pengupasan tanah penutup dengan cara membuat
paritan besar yang biasanya disebut box cut dan
tanah penutupnya dibuang ke daerah yang tidak di
tambang.

Setelah endapan batubara dari galian pertama


diambil, kemudian disusul dengan pengupasan
berikutnya yang sejajar dengan pengupasan
pertama dan tanah penutupnya ditimbun atau
dibuang ke tempat bekas penambangan atau
penggalian yang pertama (back filling digging
method).

Demikianlah selanjutnya penggalian demi


penggalian dilanjutkan sampai penggalian yang
terakhir. Penggalian yang terakhir akan
meninggalkan lubang memanjang yang di satu
sisi lainnya oleh tanah penutup yang tidak digali.
Seirama dengan kemajuan penambangan, secara
bertahap timbunan tanah penutup juga diratakan.
Jenis Jenis Area Mining Methode

A. CONVENTIONAL AREA MINING METHOD


Pada cara ini, penggalian dimulai pada daerah penambangan awal sehingga
penggalian lapisan tanahbpenutup dan penimbunannya tidak terlalu
mengganggu lingkungan. Kemudian lapisan tanah penutup ini ditimbun di
belakang daerah yang sudah ditambang.
B. AREA MINING WITH STRIPPING SHOVEL
Cara ini digunakan untuk batubara yang terletak 10-15 m di bawah
permukaan tanah. Penambangan dimulai dengan membuat bukaan
berbentuk segi empat. Lapisan tanah penutup ditimbun sejajar dengan
arah penggalian, pada daerah yang sedang ditambang. Penggalian
sejajar ini dilakukan sampai seluruh endapan tergali.
C. BLOCK AREA MINING
Cara ini hampir sama dengan conventional area mining method, tetapi daerah
penambangan dibagi menjadi beberapa blok penambangan. Cara ini terbatas
untuk endapan batubara dengan tebal lapisan tanah penutup maksimum 12 m.
Blok penggalian awal dibuat dengan bulldozer, Tanah hasil penggalian
kemudian didorong pada daerah yang berdekatan dengan daerah penggalian
Contour Mining Methode
Sistem penambangan ini biasanya diterapkan untuk cadangan
batubara yang tersingkap di lereng pegunungan atau bukit.

Terdapat empat cara penambangan contour mining, yaitu :


a. Conventional contour mining
b. Block-cut contour mining
c. Haulback contour mining
d. Box-cut contour mining
Tahapan Kontour Mining
Tahap Tahap Kontour Mining
Kegiatan penambangan diawali dengan pengupasan tanah penutup di
daerah singkapan (outcrap) di sepanjang lereng mengikuti garis
kontur sekeliling bukit atau pegunungan tersebut.
Lapisan batuan penutup batubara dibuang kearah lereng bukit dan
selanjutnya batuan yang telah tersingkap diambil dan diangkut,
kemudian diikuti dengan penggalian endapan batubaranya.
Penggalian kemudian dilanjutkan ke arah tebing sampai mancapai
batas penggalian yang masih ekonomis, mengingat tebalnya tanah
penutup yang harus dikupas untuk mendapatkan batubaranya.
Karena keterbatasannya daerah yang biasanya digali, maka daerah
menjadi sempit tetapi panjang sehingga memerlukan alat-alat yang
mudah berpindah-pindah dan umur tambang biasanya pendek.
Jenis jenis metode contour mine
a. Conventional contour mining
Pada metode ini, penggalian awal dibuat sepanjang sisi bukit pada
daerah dimana batubara tersingkap.
Pemberaian lapisan tanah penutup dilakukan dengan peledakan dan
pemboran atau menggunakan dozer dan ripper serta alat muat front end
leader kemudian langsung didorong dan ditimbun di daerah lereng yang
lebih rendah. Pengupasan dengan contour stripping akan menghasilkan
jalur operasi yang bergelombang, memanjang dan menerus mengelilingi
seluruh sisi bukit.
Jenis jenis metode contour mine
b. Block-cut contour mining

Pada cara ini daerah penambangan dibagi menjadi blokblok penambangan


yang bertujuan untuk mengurangi timbunan tanah buangan pada saat
pengupasan tanah penutup di sekitar lereng.
Pada tahap awal blok 1 digali sampai batas tebing (highwall) yang diijinkan
tingginya. Tanah penutup tersebut ditimbun sementara, batubaranya kemudian
diambil.
Setelah itu lapisan blok 2 digali kira-kira setengahnya dan ditimbun di blok 1.
Sementara batubara blok 2 siap digali, maka lapisan tanah penutup blok 3 digali
dan berlanjut ke siklus penggalian blok 2 dan menimbun tanah buangan pada
blok awal.
Pada saat blok 1 sudah ditimbun dan diratakan kembali, maka lapisan tanah
penutup blok 4mdipidahkan ke blok 2 setelah batubara pada blok 3 tersingkap
semua. Lapisan tanah penutup blok 5 dipindahkan ke blok 3, kemudian lapisan
tanah penutup blok 6 dipindahkan ke blok 4 dan seterusnya sampai selesai.
Penggalian beruturan ini akan mengurangi jumlah lapisan tanah penutup yang
harus diangkut untuk menutup final pit.
Gambar Block Contour mine
Jenis Jenis Contour Mine
c. Haulback contour mining Metode
Haulback ini merupakan modifikasi dari konsep block-cut,
yang memerlukan suatu jenis angkutan overburden,
bukannya langsung menimbunnya. Jadi metode ini
membutuhkannperencanaan dan operasi yang teliti untuk
bisa menangani batubara dan overburden secara efektif.
Jenis Jenis Contour Mine
d. Box-cut contour mining
Pada metode box-cut contour mining ini lapisan tanah penutup yang sudah
digali, ditimbun pada daerah yang sudah rata di sepanjang garis singkapan
hingga membentuk suatu tanggul-tanggul yang rendah yang akan membantu
menyangga porsi terbesar dari tanah timbunan. Penambangan mendatar
batubara, memperlihatkan mesin penggali beroda Bucket Wheel Excavator
(BWE) sedang memindahkan batuan penutup dan mesin penggali berantai
sedang memindahkan batubara.
Alat Yang Digunakan Pada Penambangan Metode Strip Mining

Penambangan yang akan dilakukan difokuskan dengan menggunakan


peralatan mekanis. Adapun alat yang digunakan diperlukan untuk
menunjang kegiatan penambangan, yaitu :

- Bulldozer - Bucket Wheel Excavator


- Loading Shovel - Stripping Shovel
- Dragline - Truck Shovel

- Front end loader - Scrapper


- Riper - Off Highway Dump Truck
- Wheel Loader - Track Loader
- Backhoe
Keuntungan metode penambangan Strip Mining
Beberapa keuntungan yang diperoleh bila menggunakan Strip Mining :
1. Produksi tinggi
2. Relatif lebih aman
3. Ongkos penambangan per ton atau per bcm endapan mineral/bijh
lebih murah karena tidak perlu adanya penyanggaan, ventilasi dan
penerangan.
4. Kondisi kerjanya baik, karena berhubungan langsung dengan
udara luar dan sinar matahari.
5. Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih
leluasa, sehingga produksi bisa lebih besar.
6. Pemakaian bahan peledak bisa lebih efisien, leluasa dan hasilnya
lebih baik, karena di daerah yang terbuka.
Kerugian metode penambangan Strip
Mining :
Kerugian metode penambangan Strip Mining :
1. Para pekerja langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana
hujan yang lebat atau suhu yang tinggi mengakibatkan efisiensi
kerja menurun, sehingga hasil kerja juga menurun.
2. Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam
penggalian akan semakin banyak tanah penutup (overburden)
yang harus digali.
3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah yang
jumlahnya cukup banyak.
4. Alat-alat mekanis letaknya menyebar.
5. Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai