Anda di halaman 1dari 18

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

BAB VIII
METODE AMBRUKAN
(CAVING METHODS)

Metode ini merupakan metode penambangan yang diterapkan dengan kondisi


batuan samping dan/atau endapan-endapan bijih yang didesain untuk
runtuh/ambruk secara terkontrol pada saat penyanggaan tidak dilakukan.
Akibatnya, akan terjadi amblesan dipermukaan tanah (surface subsidence).
Ada 3 (tiga) metode penambangan, yaitu :
1. Top slicing
2. Sub level caving
3. Block caving
4. Longwall

8.1. TOP SLICING


Top slicing adalah suatu metode penambangan yang digunakan untuk
menambang endapan-endapan bijih dan lapisan penutup (overburden) yang
lemah atau mudah runtuh.
Penambangan dilakukan selapis demi selapis dari atas kebawah pada lombong
yang disangga. Apabila lombong sudah selesai digali, maka penyangga
diatasnya dibiarkan runtuh sedikit demi sedikit atau secara bertahap. Metode ini
akan memungkinkan perolehan tambang yang tinggi, walaupun sering terjadi
dilution.

8.1.1. Syarat Penerapan


Metode penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki karakteristik
seperti berikut :
1. Kekuatan bijih: lemah sehingga akan segera runtuh bila dibuat lubang
galian dibagian bawahnya (undercut).
2. Kekuatan batuan samping: lemah - kuat
3. Bentuk endapan: endapan yang teratur dan jelas batasnya, sehingga tidak

METODE AMBRUKAN VIII-1


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

memerlukan selective mining.


4. Kemiringan endapan: > 600 atau boleh mendatar.
5. Ukuran endapan: berukuran besar. Tetapi untuk ukuran yang tipis, yaitu 2-
3 meter dan kemiringan yang besar, harus mempunyai batuan samping
yang kuat agar tidak terjadi pengotoran (dilution).
6. Kadar bijih: cukup tinggi.
7. Kedalaman: dangkal.

8.1.2. Metode penambangan


Penambangan dimulai dari bagian atas urat-bijih setelah dibuat raise dan cross
cut (lihat Gambar 7.1). Dari ujung-ujung cross cut digali drift sampai batas urat-
bijih.

Gambar 8.1. Metode penambangan top slicing.

8.1.3. Pembahasan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pada penambangan metode top
slicing:
1. Sebaiknya tanah penutupnya cukup tebal, agar tekanan dari atas cukup
besar, sehingga cepat ambruk/runtuh.
2. Endapan bijih harus seragam, agar tidak perlu mengadakan selective
mining.
3. Penyanggaan harus baik walaupun tak perlu memakai kualitas kayu yang
baik. Volume kayu untuk penyangga berkisar antara 5-10% dari volume
endapan bijih yang digali. Penggunaan kayu semakin dalam semakin
berkurang, hal ini dikarenakan adanya mat, yaitu kayu-kayu bekas

METODE AMBRUKAN VIII-2


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

penyangga yang bertumpuk.


4. Proses ambrukan sebaiknya dibuat secara perlahan agar tidak runtuh
sekaligus. Hal ini dapat berbahaya atau mengurangi keselamatan kerja.

Beberapa upaya untuk meningkatkan efisiensi sistem penambangan ini adalah:


1. Untuk memperbesar produksi, daerah penggalian diperbesar di beberapa
permuka kerja (front).
2. Mengurangi jumlah raise, berarti jarak antar raise dapat diperbesar.
3. Mengurangi pekerjaan persiapan harus diimbangi dengan pengangkutan
yang lebih effisien.

8.1.4. Segi Positif Top Slicing


1. Bila endapan bijih teratur dan jelas batas-batasnya, maka perolehan
tambangnya sangat tinggi (90-95%).
2. Bila batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang terjadi.
3. Termasuk metode penambangan bawah tanah yang dapat berproduksi
besar.
4. Dapat mengadakan pengambilan contoh batuan (sampling) didalam
lombong secara teratur untuk mengetahui batas endapan yang tersissa
secara pasti.

8.1.5. Segi Negatif Top Slicing


1. Banyak menggunakan penyanggaan kayu, sehingga dapat menyebabkan:
ƒ Bahaya kebakaran dan penimbunan gas-gas beracun dari proses
pembusukan kayu-kayu penyangga.
ƒ Ongkos penambangan menjadi tinggi.
ƒ Memakan waktu untuk pemasangannya dan membutuhkan tenaga
pemasang yang terampil.
2. Ventilasi di lombong menjadi sukar, sehingga perlu peralatan khusus.
3. Membutuhkan persiapan kerja yang banyak dan lama.
4. Menyebabkan amblesan yang merusak topografi dan tata lingkungan.
5. Pada waktu hujan, penirisan menjadi sibuk karena air hujan masuk dari
retakan-retakan.

METODE AMBRUKAN VIII-3


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

8.2. SUB LEVEL CAVING


Metode ini sering juga disebut juga: sub drift caving, sub level slicing, sub
slicing, slicing and caving atau sub level slicing with ore caving.
Sublevel caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip dengan top
slicing tetapi penambangannya dimulai dari sub level, artinya penambangan
dimulai dari atas kebawah dan tiap penambangan pada suatu level dilakukan
secara lateral atau meliputi seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih diantara dua
sublevel ditambang dengan cara meruntuhkan atau mengambrukan. Suatu
tumpukan bekas penyangga (timber mat) akan terbentuk di bagian atas dari
ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan bijih yang pecah dari lapisan
penutup diatasnya.

8.2.1. Syarat Penerapan


Metode ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki karakteristik
seperti berikut :
1. Kekuatan bijih: lemah tetapi batuan tidak mudah runtuh untuk jangka
waktu tertentu dengan penyanggaan biasa, namun endapan ini akan
runtuh bila penyanggaannya ini diambil.
2. Kekuatan batuan samping: lemah dan dapat pecah menjadi bongkah-
bongkah, dan akan menjadi penyangga batuan terhadap timber di
bawahnya.
3. Bentuk endapan: agak homogen karena selective mining tidak mungkin
dilakukan.
4. Kemiringan endapan: tidak begitu penting.
5. Ukuran endapan: sebaiknya > 3 meter.
6. Kadar bijih: sedang sampai tinggi.
7. Kedalaman: dangkal sampai moderat.

8.2.2. Metode Penambangan


Pada sub-level caving, 15-20% produksi dilaksanakan pada saat development.
Pada umumnya, development adalah membuat lubang bukaan horisontal
seperti level pengangkutan dan sublevel (drift dan crosscut). Level
pengangkutan biasanya diletakkan diluar grid dari drift atau crosscut.

METODE AMBRUKAN VIII-4


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Pada saat membuat sublevel untuk ekstraksi bijih, crosscut dibuat menembus
endapan hingga mencapai hanging wall atau batas caving. Di akhir crosscut,
dibuat lubang tembak ke atas sampai batas atas caving, lalu dibuat juga ke kiri
dan kanan sehingga berbentuk kipas. Ledakan pertama akan memecahkan slot
dan ledakan berikutnya dalam satu round akan menghasilkan muck.
Selanjutnya, beberapa round akan diledakkan secara simultan sehingga
menginisiasi caving sampai sublevel diatasnya.
Sublevel caving juga bisa menggunakan peralatan mekanis. Pemboran dan
peledakan menjadi aktivitas paling dominan dalam menentukan kesuksesan
operasi penambangan. Penentuan titik bor dilakukan dengan surveying dan
peledakannya dikontrol. Pengangkutan muck dilakukan dengan LHD dan
selajutnya ditumpahkan di orepass sehingga sampai di level pengangkutan
(lihat Gambar 8.2 dan 8.3).

Gambar 8.2. Metode sublevel caving (Mining Education Australia, 2007).

METODE AMBRUKAN VIII-5


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Gambar 8.3. Siklus penambangan sublevel caving.

8.2.3. Pembahasan
Metode ini merupakan metode perubahan dari top slicing menjadi block caving,
terutama dilihat dari penyanggaannya. Keterangan tambahan mengenai
metode sublevel caving adalah:
1 Sebaiknya batuan penutup tidak mudah pecah menjadi ukuran-ukuran
kecil karena bisa digunakan sebagai penyangga.
2 Merupakan salah satu tambang bawah tanah yang berproduksi besar
tetapi cukup berbahaya. Umumnya kecelakaan yang terjadi disebabkan
tertimpa oleh penyangganya sendiri.
3 Sulit untuk diubah ke metode penambangan yang lain, kurang luwes.

8.2.4. Segi positif Sublevel Caving


1. Produktivitas atau produksi per man shift besar, lebih besar daripada top
slicing.
2. Metode penambangan ini termasuk metode penambangan yang agak
murah.
3. Ventilasi agak lebih baik dibandingkan dengan top slicing, walaupun banyak
udara bersih yang lolos melewati timber mat, pecahan-pecahan bijih dan
batuan penutup.
4. Kemungkinan terjadi kebakaran kecil karena penggunaan penyangga kayu
sedikit, kecuali pada endapan-endapan sulfida.

METODE AMBRUKAN VIII-6


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

5. Tidak ada pillar bijih yang ditinggalkan.


6. Bisa mengadakan pencampuran dengan memilih penambangan dari
berbagai lombong yang berbeda-beda kadarnya.
7. Pekerjaan persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih, sehingga
sekaligus dapat berproduksi.
8. Metode penambangan ini dapat menjadi lebih murah dan aman untuk
penambangan dibatuan yang mudah runtuh karena memanfaatkan
kecenderungan mudah runtuhnya batuan samping. Lubang-lubang
penghubung tidak perlu dipelihara. Demikian juga untuk level yang sudah
selesai ditambang.

8.2.5. Segi Negatif Sublevel Caving


1. Perolehan tambang tidak tinggi yaitu berkisar 70-80%.
2. Sulit untuk mengadakan tambang pilih (selective mining) karena tidak dapat
ditambang bagian demi bagian.
3. Sulit dalam mengawasi runtuhnya batuan. Oleh karena itu, dilution sering
terjadi sampai 10%. Bila dilution harus rendah, maka mining recovery juga
menurun.
4. Metode penambangan ini merupakan metode penambangan yang kurang
luwes karena terlalu banyak syarat yang harus dipenuhi dan tidak mudah
diubah ke metode yang lain.

8.3. BLOCK CAVING


Blok caving merupakan suatu metode penambangan yang dimulai dengan
membuat suatu undercut terhadap suatu blok endapan bijih. Untuk membuat
awal development berjalan lancar, maka tinggi undercut sebaiknya dibuat
antara 2,5-6,0 m. Sebelum undercut diruntuhkan, blok harus disangga dulu
menggunakan beberapa pillar. Jika pillar ini dibuang, maka blok akan runtuh
secara perlahan.
Corongan bijih (ore chute) harus banyak agar pengambilan bijih yang pecah
(broken ore) dapat merata dan batas antara bijih dan lapisan penutup teratur,
sehingga kemungkinan terjadinya pengotoran (dilution) karena bercampurnya
bijih dengan lapisan penutup dapat dibatasi atau dikurangi.

METODE AMBRUKAN VIII-7


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Diatas cadangan bijih yang ditambang jangan ada bangunan penting, karena
penambangan ini akan menimbulkan amblesan.

8.3.1. Syarat Penerapan


Metode ini cocok diterapkan terhadap endapan bijih yang memiliki karakteristik
seperti berikut:
1. Kekuatan bijih: lemah, sehingga mudah pecah atau runtuh dan dapat
dipisahkan dari blok disebelahnya.
2. Kekuatan batuan samping: lemah sehingga mudah pecah menjadi
bongkah-bongkah yang lebih besar dari pada bongkah bijih, dimana
tekanannya akan membantu memecah endapan bijih dibawahnya.
3. Bentuk endapan: homogen karena tidak mungkin dilakukan tambang pilih.
Sebaiknya antara endapan bijih dan lapisan penutup (capping) terdapat
perbedaan fisik yang mudah dilihat, sehingga pengotoran (dilution) pada
drawpoint dapat dihindari. Endapan bijih sebaiknya tidak mudah bereaksi
dengan udara. Oleh karena itu, metode ini tidak cocok untuk endapan bijih
sulfida.
4. Kemiringan endapan: tidak menjadi persoalan, tetapi jika berbentuk urat
bijih sebaiknya memiliki kemiringan > 650.
5. Ukuran endapan: ketebalan > 3m; tinggi > 35 m.
6. Kadar bijih: tidak perlu bernilai tinggi.
7. Kedalaman: moderate.

8.3.2. Metode Penambangan


Pada metode block caving, bijih tiap blok dipindahkan dengan luas dan volume
tertentu selama proses undercutting. Luas dan volume bijih yang dipindahkan
harus cukup besar untuk menginisiasi ambrukan bijih dan massa batuan
diatasnya. Bijih dan massa batuan tersebut di arahkan ambrukannya ke dalam
drawpoint yang sudah disiapkan dibawah blok yang akan diambrukkan. Ketika
bijih tersebut ambruk ke dalam drawpoint, maka bijih dan massa batuan
diatasnya kehilangan penyangga dan akan terus ambruk. Abrukan dihentikan
apabila kandungan bijih yang ambruk sudah tidak ekonomis lagi (tercampur
dengan massa batuan yang ikut ambruk).

METODE AMBRUKAN VIII-8


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Ore chute pada bagian bawah tiap blok dibuat terlebih dahulu untuk kemudian
diledakkan dan menimbulkan efek ambrukan terhadap material diatasnya.
Setelah peledakan terjadi, batuan samping akan pecah membentuk bongkah
dan ukurannya lebih besar daripada bijih yang ikut hancur. Oleh karena itu, bijih
akan mengalir ke drawpoint, sedangkan batuan samping akan tertahan diatas
sebagai penyangga.
Gambar 8.4 menunjukkan skematik metode block caving pada tambang emas
di North Park, Sydney, Australia. Sedangkan Gambar 8.5 menunjukkan
skematik bentuk drawbell pada tambang tersebut.

Gambar 8.4. Skematik metode block caving, tambang emas North Park,
Sydney, Australia.

METODE AMBRUKAN VIII-9


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Gambar 8.5. Skematik bentuk drawbell pada metode block caving.

8.3.3. Pembahasan
Cara ini dapat memberikan produksi yang besar dengan ongkos penambangan
per ton bijih yang murah, walaupun :
1. Ongkos persiapan besar.
2. Perolehan tambangnya rendah, yaitu antara 70 - 80 %.
3. Sering terjadi pengotoran, sehingga menyulitkan dalam pengolahannya.
Pada umumnya cara ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang berukuran
besar, dan akan sangat mudah dalam penambangannya jika batas antara
endapan bijih dan lapisan penutupnya teratur, tidak banyak kantung bijih
(pockets), ore shoot, dll.
Kondisi pemasaran tidak boleh tersendat-sendat, karena pengambilan bijihnya
harus tetap (konstan).

8.3.4. Segi Positif Block Caving


1. Dapat berproduksi besar, dan hanya memerlukan sedikit pemboran,
peledakan serta penyanggaan, jadi dapat menekan ongkos
penambangannya.

METODE AMBRUKAN VIII-10


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

2. Pekerjaan persiapan penambangan hanya terjadi pada permulaan saja;


setelah ambrukan berjalan, maka pekerjaan persiapan umumnya sudah
berakhir.
3. Produksinya terpusat pada draw point, dan dari draw point terkumpul pada
grizzly level, sehingga produksi mudah dikontrol.
4. Keamanan karyawan lebih terjamin, kecuali yang harus melakukan tugas
perawatan pada draw point.
5. Ventilasi bisa lebih baik, apalagi bila rekahan-rekahan diantara bijih yang
pecah itu tidak tertutup oleh partikel-partikel halus, jadi bisa terjadi ventilasi
alam.

8.3.5. Segi Negatif Block Caving


1. Persiapan penambangan tahap pertama membutuhkan biaya besar dan
waktu yang lama.
2. Perawatan drawpoints dan saluran-saluran yang dilalui bijih (ore passes)
umunya sulit dan mahal.
3. Peroleh tambang rendah (70-80%), dan pengotoran sering terjadi, terutama
menjelang akhir penambangan.
4. Cara ini tidak luwes, dalam arti kata :
a. sukar diubah ke sistem penambangan yang lain.
b. produksinya tak dapat dihentikan terlalu lama, karena dapat menyebabkan
macetnya proses penurunan.
5. Ukuran dari broken ore tak dapat dikontrol.
Kalau ketiga metode ambrukan diatas diperbandingkan, maka urutan
peringkatnya akan terlihat seperti pada Tabel 8.1.

Tabel 8.1 Urutan Peringkat Penambangan Metode Ambrukan


Urutan peringkat
Parameter
1 2 3
Murahnya ongkos penambagan BC SC TS
Clean mining atautotal mining TS SC BC
Besarnya produksi per luas daerah penambangan BC SC TS
Close grading of ore TS SC BC

METODE AMBRUKAN VIII-11


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Urutan peringkat
Parameter
1 2 3
Pemakaian kayu penyangga BC SC TS
Ventilasi alamiah (natural ventilation) BC SC TS
Keluwesan (flexibility) TS SC BC
Pengaturan ambrukan (control of caving) TS SC BC
Perolehan penambangan TS SC BC
Keterangan :
BC = Block caving TS = Top slicing SC = Sublevel caving

8.4. LONGWALL MINING


Longwall merupakan metode yang digunakan untuk menambang lapisan
batubara/bijih yang relatif datar, tipis, dan horisontal tabular. Metode ini
menggunakan shearer untuk mengekstrak batubara/bijih dan
mengumpankannya ke sebuah conveyor system (AFC = Armored Face
Conveyor). Selama penambangannya, shearer akan bergerak maju dan
dilindungi oleh sebuah sistem penyangga yang disebut hydraulic powered
support yang juga bergerak maju dan meninggalkan batuan di atasnya ambruk
dibelakang hydraulic powered support (area ambrukan disebut goaf/gob).
Bentuk layout penambangan dapat dilihat pada Gambar 8.6.

Gambar 8.6. Layout penambangan longwall mining.

METODE AMBRUKAN VIII-12


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

8.4.1. Syarat Penerapan


Metode ini cocok diterapkan terhadap endapan bijih yang memiliki karakteristik
seperti berikut:
1. Kekuatan batubara: lemah ataupun kuat, namun harus hancur saat
mendapat tekanan atap.
2. kekuatan batuan samping: lemah ke moderat, harus hancur dan ambruk.
3. Bentuk endapan: tabular.
4. Kemiringan endapan: rendah (<120) dan seragam.
5. Ukuran endapan: luas (> 260 ha) dengan ketebalan yang merata.
6. kadar endapan: moderat.
7. Keseragaman endapan: seragam.
8. Kedalaman: moderat (150-900 m) dan bahkan bisa lebih dalam untuk
batubara dan nonbatubara (<3,5 km).

8.4.2. Metode Penambangan


Kegiatan penambangan dimulai dengan membangun panel-panel
penambangan yang tegak lurus strike batubara/bijih (lihat Gambar 8.7). Untuk
kegiatan development, biasanya digunakan continuous miner. Di bagian sisi-sisi
panel penambangan, continuous miner akan meninggalkan batubara/bijih
sebagai pilar yang disebut rib. Ketika panel siap untuk ditambang, powered roof
support dan shearer akan dipasang sepanjang panel tegak lurus strike
batubara/bijih (lihat Gambar 8.8 dan 8.9). Shearer yang akan bergerak
mengekstrak batubara/bijih sepanjang panel (air akan disemprot ke shearer
selama proses ini untuk mengurangi debu dan panas) dan mengalirkan material
yang dipotong ke atas AFC yang akan mengalirkan material tersebut ke main
conveyor di luar panel untuk selanjutnya dibawa keluar tambang. Metode
penambangan dapat berupa retreating atau advancing. Retreating adalah
metode yang digunakan saat menambang mundur dari arah panel yang dibuat.
Advancing adalah metode yang digunakan saat menambang maju searah
pembangunan panel penambangan.

METODE AMBRUKAN VIII-13


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Gambar 8.7. Skematik panel-panel penambangan metode longwall mining.

METODE AMBRUKAN VIII-14


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Gambar 8.8. Hydraulic roof support dan shearer.

METODE AMBRUKAN VIII-15


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Gambar 8.9. Longwall mining pada lapisan batubara tebal (shearer


dikendalikan oleh operator menggunakan remote controll).

8.4.3. Pembahasan
Metode longwall merupakan metode penambangan yang sudah lama
digunakan. Metode ini pertama kali digunakan pada penambangan batubara
bawah tanah di Eropa pada abad ke-17. Di Amerika, metode ini sudah
digunakan sejak ± 46 tahun yang lalu dan sekarang sudah lebih dari 100
longwall mining yang sedang beroperasi di Amerika. Di Indonesia, metode ini
pertama kali digunakan pada penambangan batubara di Tanjung Enim oleh PT.
Tambang Batubara Bukit Asam pada tahun 1993.
Walaupun metode ini mengijinkan terjadinya ambrukan, penurunan permukaan
tanah dan rockburst merupakan dua potensi bahaya yang harus diwaspadai.
Penurunan permukaan tanah tergantung pada kedalaman longwall dan area
ambrukan yang dicakupinya. Meskipun penurunan diijinkan, tetapi penurunan
tersebut dapat dikontrol dengan mengaplikasikan kemajuan penambangan
(advance) yang seragam. Sedangkan rockburst merupakan merupakan
fenomena lepasnya energi regangan tingkat tinggi yang biasanya terjadi pada

METODE AMBRUKAN VIII-16


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

kedalaman >750 m. Fenomena rockburst biasanya disertai dengan suara


ledakan tinggi dan dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja dan peralatan.
Pada tambang batubara, rockburst dipicu oleh ledakan gas metana. Sedangkan
pada tambang metal, rockburst dipicu oleh runtuhnya/hancurnya batuan brittle
seperti quartzite.
Masalah seringkali muncul saat atap longwall (overburden di atas roof support)
tidak runtuh bertahap walapun diharapkan untuk ambruk seiring dengan
kemajuan penambangan. Atap yang menggantung ini dapat menimbulkan
masalah besar. Apabila ambrukannya tidak diatur secara bertahap dan sesuai
dengan waktu perkiraan akan ambruk, maka ambrukan atap bisa terjadi secara
tiba-tiba dan melibatkan massa batuan yang sangat besar. Bila hal ini terjadi,
maka fenomena windblast akan terjadi, yaitu ambruknya atap penambangan
yang melibatkan massa batuan dalam jumlah besar dan memunculkan suara
ledakan tinggi di udara (di dalam zona operasi) yang disertai oleh lepasnya
udara bertekanan tinggi keseluruh panel-panel penambangan. Fenomena ini
tentu saja bisa menimbulkan bahaya bagi pekerja dan peralatan. Untuk
mengatasi hal ini, ambrukan yang terkontrol (Gambar 8.10) dan dimensi panel-
panel penambangan yang sesuai merupakan salah satu cara untuk
menghindari windblast.

8.4.4. Segi Positif Longwall Mining


1. Produktivitas tinggi, ± 107 tons/man-shift.
2. Biaya penambangan rendah.
3. Laju produksi tinggi.
4. Produksi yang berkelanjutan dan terus-menerus.
5. Membutuhkan pekerja yang sedikit.
6. Perolehan tambang tinggi (70-90%) dan dilusi rendah (10-20%). Secara
teori, apabila entry chain pillars ikut ditambang, maka perolehan tambang
bisa mencapai 100%.
7. Kegiatan operasi terpusat dan dapat dilakukan pada lapisan dengan
kedalaman yang sangat ekstrim dan kondisi atap yang buruk/lemah.
8. Tingkat keselamatan pekerja dan alat cukup tinggi karena pekerja dilindungi
oleh roof support yang ikut bergerak seiring dengan kemajuan shearer.

METODE AMBRUKAN VIII-17


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Gambar 8.10. Ambrukan yang terkontrol pada longwall mining.

8.4.5. Segi Negatif Longwall Mining


1. Ambrukan dan penurunan permukaan tanah yang terjadi dapat mencakup
area yang luas.
2. Metode ini tidak fleksibel.
3. Laju penambangan harus seragam untuk menghindari masalah roof support
dan penurunan.
4. Membutuhkan modal awal yang tinggi (US$ 59.000-US$ 80.000/m) per
meter muka kerja.
5. Tingginya biaya pemindahan peralatan apabila salah satu panel sudah
ditambang dan akan berpindah menambang ke panel selanjutnya.
6. Kondisi yang panas di daerah gob akan menimbulkan masalah temperatur-
kelembaban.
7. Berpotensi terjadinya windblast dan rockburst.

METODE AMBRUKAN VIII-18

Anda mungkin juga menyukai