Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Batuan adalah semua bahan penyusun kerak bumi dan biasanya berupa
agregat mineral-mineral yang telah mengeras, (Kosmono). Batuan menurut
genesanya (asal batuan) dibagi menjadi batuan beku, metamorf/malihan, sedimen,
dan piroklastis. Batuan beku berasal dari lava atau lahar, batuan piroklastis berasal
dari material erupsi eksplosif volkan selain lava atau lahar, batuan sedimen
berasal dari materi-materi batuan yang diendapkan pada suatu tempat, batuan
metamorf atau malihan berasal dari perubahan batuan beku, sedimen maupun
piroklastis. Mineral utama selalu terdapat dalam batuan beku terbentuk dari
kristalisasi magma, merupakan mineral yang dominan dan menentukan nama
batuan, misalnya kuarsa (SiO2), K2O, NaSiO2. 7 mineral utama pembentuk batuan
1. Kuarsa, 2. Feldspar, 3. Feldspatoid (feldspathoid), 4. Piroksen (pyroxene), 5.
Horenblende (hornblende), 6. Biotit, dan 7. Olivin. Ke-7 mineral tsb dijumpai
dalam jumlah yang banyak, dan disebut mineral - mineral penting (essen-tial
minerals) ; sedangkan mineral lain yang jumlahnya sedikit, disebut mineral
tambahan/pelengkap (accessory minerals), seperti : magnetit, ilmenit, apatit,
kalsit, dan lain-lain. Mineral diidentifikasi melalui beberapa cara, yaitu dengan
mempelajari sifat fisik, sifat kimia, dan sifat optiknya. Aspek sifat fisik yang
dipelajari adalah : sifat optik (pemantulan dan pembiasan, kilap, warna dan
goresan, dan luminesensi), kekerasan, belahan dan pecahan, Berat Jenis, sifat
magnet, sifat listrik, sifat permukaan, dan radioaktivitas.
Endapan kalsit merupakan hasil retrukturisasi batu gamping yang mengkristal
setelah mengalami proses pelarutan. Umumnya terjadi pada batu gamping atau
marmer dalam masa kristalin yang berlapis dan berupa stalaktit dan stalakmit.
Kalsit yang berkomposisi kimia CaCO3 dapat ditemukan dalam keadaan murni
dan tidak, tergantung kepada kandungan mineral pengotornya. Mineral pengotor
ini terbentuk karena adanya subtitusi unsur Ca oleh unsur logam seperti Mg, Fe,

1
Mn. Dalam prosentase tertentu mineral pengotor kalsit akan membentuk mineral
kapur lain seperti dolomit, ankerit dan kutnakorit.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
a. Bagaimana proses terbentuknya /genesa bahan galian industri kalsit ?
b. Bagaimana metode/tahapan eksplorasi bahan galian industri kalsit ?
c. Bagaimana metode penambangan bahan galian industri kalsit ?
d. Bagaimana pemanfaatan bahan galian industri kalsit ?
e. Dimana persebaran/keterdapatan bahan galian industri kalsit ?

I.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
a. Untuk mengetahui proses terbentuknya /genesa bahan galian industri kalsit.
b. Untuk mengetahui metode/tahapan eksplorasi bahan galian industri kalsit.
c. Untuk mengetahui metode penambangan bahan galian industri kalsit.
d. Untuk mengetahui pemanfaatan bahan galian industri kalsit.
e. Untuk mengetahui persebaran/keterdapatan bahan galian industri kalsit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Genesa Kalsit


Endapan kalsit merupakan hasil restrukturisasi batu gamping yang mengkristal
setelah mengalami proses pelarutan. Umumnya terjadi pada batu gamping atau
marmer dalam masa kristalin yang berlapis dan berupa stalaktit dan stalakmit.
Kalsit dengan komposisi kimia CaCO3 dapat ditemukan dalam bentuk murni dan
juga tidak murni, bergantung pada kandungan mineral pengotornya. Mineral
pengotor ini terbentuk karena adanya subtitusi unsur Ca oleh unsur logam, seperti
Mg, Fe, Mn. Dalam prosentase berat tertentu, mineral pengotor kalsit tersebut
akan membentuk mineral kapur yang lain, seperti dolomit, ankerit dan kunakorit.
Kalsit mempunyai bentuk prismatic, tabular, rhombohedral, massive, berbutir
kasar sampai sangat halus. Berat jenis 2,71 dan akan meningkat sesuai dengan
tingkat substitusi unsur logam. Kalsit tidak berwarna dan transparan. Tingkat
kekerasan kalsit 3 dalam skala Mohs, belahan rhombohedral dengan sudut 75 –
1050.
Endapan kalsit sebagian besar diketemukan dalam bentuk lensa-lensa atau
merupakan asosiasi endapan mineral laindan jarang ditemukan endapan kalsit
murni dalam ukuran besar.
Deskripsi mineral kalsit :
Nama Mineral : Kalsit
Rumus kimia : CaCO3
Berat Jenis (BD) : 2,85
Sistim Kristal : heksagonal
Belahan : sempurna
Warna : bening atau putih
Goresan : putih
Kekerasan : 3

3
II.2 Eksplorasi Kalsit
1. Survei Tinjau, yaitu kegiatan eksplorasi awal terdiri dari pemetaan
geologi regional, pemotretan udara, pengambilan citra satelit dan metode
survei tidak langsung lainnya untuk mengedintifikasi daerah-daerah
anomial atau meneraliasasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut.
Sasaran utama dari peninjauan ini adalah mengedintifikasi derah-daerah
mineralisasi/ cebakan skala regional terutama hasil studi geologi regional
dan analisis pengindraan jarak jauh (remote sensing) untuk dilakukannya
pekerjaan pemboran. Pekerjaan yang dilakukan pada tahap kegiatan ini
adalah pemetaan geologi dengan skala 1 : 25.000 sampai skala 1 : 10.000.
Penyelidikan geologi yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi
diantaranya: pemetaan geologi, parit uji, sumur uji. Pada penyelidikan
geologi dilakukan pemetaan geologi yaitu dengan melakukan pengamatan
dan pengambilan conto yang berkaitan dengan aspek geologi di lapangan.
Adapun pengamatan yang dilakukan meliputi: Jenis litologi, mineralisasi,
ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan conto berupa
batuan terpilih. Disamping itu juga dilakukan pembuatan Sumur Uji,
Survei Geofisika dengan Induced Polarization (IP) yang lebih dikenal
dengan survey geolistrik atau aeromagnetic survey, yaitu survei dari udara
menggunakan pesawat terbang (helicopter atau fixed wing) yang
dilengkapi dengan perekam magnetic. Hasil dari Survei Tinjau ini berupa
sumber daya emas hipotetik sampai tereka.
2. Prospeksi Umum, dilakukan untuk mempersempit dearah yang
mengandung cebakan mineral yang potensial. Kegiatan Penyelidikan
dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan conto awal,
misalnya puritan dan pemboran yang terbatas, studi geokimia dan
geofisika, yang tujuanya untuk mengidentifikasi besaran Sumber Daya
Mineral yang perkiraan dan kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis
kegiatan di atas.
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap Survei Tinjau. Cakupan derah
yang diselidikii lebih kecil dengan skala peta antara 1 : 50.000 sampai
dengan 1 : 25.000. Data yang didapat meliputi morfologi (topografi) dan

4
kondisi geologi (jenis batuan/stratigrafi dan struktur geologi yang
berkembang). Pengambilan contoh pada derah prospek berdasarkan
alterasi dan mineralisasi dilakukan secara sistematis dan terperinci untuk
analisa di laboratorium, sehingga dapat diketahui kadar/kualitas cebakan
mineral suatu daerah yang akan dieksplorasi.
3. Eksplorasi awal, yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang
teridentifikasi.
4. Exsplorasi rinci, yaitu tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci
dalam tiga dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari
dari percontohan singkapan, paritan, dan lubang bor.

II.3 Metode Penambangan


Pada umumnya penambangan kalsit dilakukan dengan metode tambang terbuka
sistem quarry. Pembuangan tanah penutup yang tipis, kemudian tahap selanjunta
adalah penambangan batuan secara berjenjang dengan pengeboran dan peledakan
atau dengan menggunakan peralatan sederhana.
Di Indonesia, penambangan kalsit dilakukan secara tambang terbuka, karena
endapannya berupa perbukitan dan dataran dilingkungan pegunungan kapur. Ada
juga penambangan kalsit didaerah gua-gua kapur yang keberadaanya bersamaan
dengan endapan posfat.

II.4 Pemanfaatan Kalsit


Penggunaan kalsit sekarang ini telah mencakup berbagai sector yang didasarkan
pada sifat fisik dan kimianya. Penggunaan tersebut, diantaranya di sector
pertanian, industry kimia, industry makanan, industry logam dan lainnya.
a. Pertanian
Kalsit di sini bermanfaat sebagai pemupukan tanah, keasaman tanah akan
berkurang dengan cara pengapuran, yaitu menggunakan kapur tohor (quicklime),
kapur padam (hidratedlime), ataupun dalam bentuk tepung yang biayanya lebih
murah dibandingkan dengan jenis lainnya.

5
b. Industry kimia
Di industry kimia, kalsit digunakan memproduksi kaustik soda dan alkali lainnya
dengan menggunakan solvany proses. Light calcite berfungsi sebagai filler,
extender coating pada industry kertas, cat, karet farmasi dan plastic. Heavy calcite
digunakan dalam industry keramik, gelas, barang-barang gelas, kimia, bahan
galian bukan logam, dan sebagainya.
c. Industry makanan
Kalsit digunakan untuk pemurnian gula bit. Digunakan juga untuk mengolah sisa
produk pada pabrik pengawetan, mengurangi keasaman buah kalengan dan
persiapan penggilingannya.
d. Industri metalurgi
Kalsit dengan kualitas tinggi diperlukan dalam pembuatan baja sebagai fluks yang
berfungsi untuk mengikat material pengotor atau sebagai slag, seperti fosfor,
belerang, silica dan alumina.
Dalam peleburan aluminium dengan metode Bayer, kalsit dan kaustik soda
merupakan bagian penting yang berfungsi untuk menghancurkan bijih bauksit.
Kalsit juga digunakan dalam flotasi logam non besi seperti tembaga, seng, timash
hitam, perak dan uranium.
e. Industry konstruksi
Batu kalsit termasuk sebagai material konstruksi, sebagai fondasi jalan atau
bangunan yang menstabilkan tanah.

II.5 Persebaran Kalsit di Indonesia


a. Daerah Istimewa Yogyakarta : Samigaluh Kab. Kulon Progo,
Semanu, Ponjong, dan Tepus Kab. Gunung Kidul.
b. Jawa Timur : Klepu, Beji, Ledok Gelem, Poko Kec. Pringkuku,
Talem, Gn. Tumpuk, Kab. Pacitan, Trenggalek, Tulung agung,
Wonogoro, Kab. Malang.
c. NTB : Desa Sari Kec. Sape Kab. Bima.
d. Sulawesi Selatan : Bojong Kab. Jenoponto.

6
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
a. Endapan kalsit merupakan hasil restrukturisasi batu gamping yang
mengkristal setelah mengalami proses pelarutan. Umumnya terjadi pada
batu gamping atau marmer dalam masa kristalin yang berlapis dan
berupa stalaktit dan stalakmit.
b. Eksplorasi kalsit dapat dilakukan dengan kegiatan pencarian singkapan
kalsit yang biasanya terdapat pada rongga rongga batu gamping.
c. Penambangan kalsit dapat dilakukan dengan metode tambang terbuka
sistem quarry.
d. Pemanfaatan kalsit dapat digunakan diberbagai industri, seperti industri
pertanian, konstruksi, metalurgi, dsb.
e. Persebaran kalsit meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta : Samigaluh
Kab. Kulon Progo, Semanu, Ponjong, dan Tepus Kab. Gunung Kidul,
Jawa Timur : Klepu, Beji, Ledok Gelem, Poko Kec. Pringkuku, Talem,
Gn. Tumpuk, Kab. Pacitan, Trenggalek, Tulung agung, Wonogoro, Kab.
Malang, NTB : Desa Sari Kec. Sape Kab. Bima, Sulawesi Selatan :
Bojong Kab. Jenoponto, dan lain sebagainya.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/182593098/Genesa-dan-mineralogy-kalsit
http://www.geologinesia.com/2016/02/deskripsi-genesa-dan-kegunaan-mineral-
kalsit.html

Anda mungkin juga menyukai