Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
LAPORAN
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Tuhan yang maha Esa yang menciptakan manusia
berpasang-pasang dan membekalinya dengan berbagai karakter berfikir, sehingga
diciptakan mereka sebagai pemimpin di muka bumi ini. Dengan hanya berucap
hamdalah karena atas rahmat Tuhan semata kami berhasil menyelesaikan laporan
pengolahan bahan galian lanjut ini.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembentukan makalah ini, terutama kepada :
Pada akhirnya, kami pun hanya bisa kembali menyandarkan seluruh beban kami
dan cita-cita kami kepada Tuhan semata. Kami menyadari bahwa tulisan kami ini
masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami
butuhkan. Kami berharap semoga proposal kami ini memberi manfaat kepada
semua pihak.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Lokasi Penambangan dan Pengolahan 2
1.5 Pemrakarsa Perusahaan 3
1.6 Profil Perusahaan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Andesit 5
2.1.1 Deskripsi Megaskopis 5
2.1.2 Deskripsi Mineral dan Batuan 6
2.2 Petrogenesa dan Komposisi Andesit 7
2.3 Klasifikasi Thrope and Brown 8
2.4 eksplorasi, Pengeboran, Penambangan dan Peremukan 9
2.4.1 Eksplorasi 9
2.4.2 Pengeboran 9
2.4.3 Penambangan 10
2.4.4 Peremukan 11
2.5 Potensi Andesit di Indonesia dan Kegunaannya 12
BAB III RANCANGAN PENGOLAHAN ANDESIT 16
3.1 Pengolahan dan Penggunaan Alat 16
3.2 Dasar Pemilihan Alat 17
3.2.1 Pemnilihan Alat Hopper 18
3.2.2 Pemilihan Alat Feeder 18
3.2.3 Pemilihan Alat Peremuk 19
3.3 Diagram Alir Pengolahan 19
BAB IV MATERIAL BALANCE 21
BAB V PENJUALAN DAN PEMASARAN 28
5.1 Produk 28
5.2 Pemasaran Produk 28
BAB VI PENUTUP 29
6.1 Kesimpulan 29
6.2 Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bahan galian yang cukup melimpah di indonesia adalah andesit.
Andesit adalah jenis batuan beku vulkanik, ekstrusif, komposisi menengah,
dengan tekstur afanitik hingga porfiritik. Dalam pengertian umum, andesit adalah
jenis peralihan antara basalt dan dasit, dengan rentang silikon dioksida (SiO2)
adalah 57-63%.
1
dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti indonesia. Nama andesit berasal dari
nama pegunungan andes. Andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan
megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman pra
sejarah banyak memakai material ini misalnya, sarkofagus, punden berundak,
lumpang batu, meja batu, arca dan lain-lain. Di zaman sekarang andesit ini banyak
digunakan sebagai material untuk nisan, cobek, lumpang jamu, cungkup atau kap
lampu taman dan arca-arca untuk hiasan.
1.2 Tujuan
Pada laporan ini hanya akan dibahas mengenai processing plant pada PT. Andesit
Parahyangan. Pengolahan andesit juga hanya digunakan untuk suplai bahan
bangunan di wilayah sekitar Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.
2
PT. Andesit Parahyangan terletak Desa Mukapayung, Sukamulya, Nanggerang,
Karyamukti, Burinagara dan Kidangpananjung Kecamatan Soreang Kabupaten
Bandung dengan koordinat 107°29’19” BT dan 6°51’8” LS. Lokasi penambangan
dan pengolahan berlokasi di tempat yang sama.
3
Gambar 1.6 Logo Perusahaan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Andesit
Batu alam Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi
antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi
tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan juga
daerah - daerah di Indonesia dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti di
Majalengka, Cirebon, Tulung Agung dan Bandung Barat. Batu andesit terbentuk
dari pembekuan lava yang keluar ke permukaan bumi saat letusan gunung berapi.
Nama andesit sendiri berasal dari nama Pegunungan Andes di daerah Amerika
Selatan.
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan
piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai
material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu,
arca dan lainnya.
Di zaman sekarang batu andesit ini masih digunakan sebagai material untuk nisan
kuburan orang Tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan
arca-arca untuk hiasan. Salah satu pusat kerajinan dari batu andesit ini adalah
Magelang.
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Bandung
Barat dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat
perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit.
5
2.1.2 Deskripsi Mineral dalam Batuan
6
Kekerasan: 2,5
Cerat: Tidak berwarna
Kilap: Kaca
Pecahan: Uneven
Belahan: Perfect
Transparansi: Opaq
Golongan: Silikat
d) Nama Mineral: Piroksen
Rumus Kimia: (Ca,Mg,Fe,Na,Al,Ti) Si2O6
Warna: Gelap
Bentuk: Prismatik
Kekerasan: 5 – 6
Cerat: Putih
Kilap: Kaca
Pecahan: Uneven
Belahan: Perfect
Transparansi: Opaq
Golongan: Silikat
Andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah sebagai hasil bentukan
lelehan magma diorit. Andesit bertekstur afanitik mikro kristalin dan berwarna
gelap. Mineral yang ada dalam andesit ini berupa kalium felspar dengan jumlah
kurang 10% dari kandungan felspar total, natrium plagioklas, kuarsa kurang dari
10%, felspatoid kurang dari 10%, hornblenda, biotit dan piroksen. Penamaan
andesit berdasarkan kepada kandungan mineral tambahannya yaitu andesit
hornblenda, andesit biotit dan andesit piroksen.
Nama andesit sendiri diambil berdasarkan tempat ditemukan, yaitu di daerah
Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Peranan bahan galian ini penting sekali di
sektor konstruksi, terutama dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya,
gedung, jembatan, saluran air/irigasi dan lainnya. Dalam pemanfaatannya dapat
7
berbentuk batu belah, split dan abu batu. Sebagai negara yang sedang
membangun, Indonesia membutuhkan bahan galian ini yang terus meningkat
setiap tahun.
Jenis magma diorit merupakan salah satu magma terpenting dalam golongan
kapur alkali sebagai sumber terbentuknya andesit. Lelehan magma tersebut
merupakan kumpulan mineral silikat yang kemudian menghablur akibat
pendinginan magma pada temparatur antara 1500 – 2500C membentuk andesit
berkomposisi mineral felspar plagioklas jenis kalium felspar natrium plagioklas,
kuarsa, felspatoid serta mineral tambahan berupa hornblenda, biotit dan piroksen.
Komposisi kimia dalam batuan andesit terdiri dari unsur-unsur, silikat,
alumunium, besi, kalsium, magnesium, natrium, kalium, titanium, mangan, fosfor
dan air. Prosentasi kandungan unsur-unsur tersebut sangat berbeda di beberapa
tempat. Sebagai contoh, dalam Tabel 1.4 diperlihatkan komposisi kimia yang
terdapat di Desa Kalirejo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Andesit berwarna abu-abu kehitaman, sedangkan warna dalam keadaan lapuk
berwarna abu-abu kecoklatan. Berbutir halus sampai kasar, andesit mempunyai
kuat tekan berkisar antara 600 – 2400 kg/cm2 dan berat jenis antara 2,3 – 2,7,
bertekstur porfiritik, keras dan kompak.
8
Menurut Thorpe dan Brown (1985), klasifikasi batuan beku dapat disesuaikan
dengan tabel di bawah.
Gambar 2.3 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Thorpe and Brown (1985)
2.4.1 Eksplorasi
2.4.2 Pengeboran
9
Kegiatan ini dilakukan untuk pengecekan secara rinci data endapan bagi
keperluan perhitungan cadangan:
Pengambilan contoh
Kegiatan ini dimaksudkan untuk keperluan analisis laboratorium dan
mekanika batuan.
Perhitungan cadangan
Perhitungan cadangan yang terdapat di daerah penyelidikan dilakukan dengan
cara metoda penampang (cross section method) yang sangat cocok untuk
batuan yang penyebarannya homogen serta ketebalannya relatif merata.
Volume cadangan dihitung per luas penampang yang dimensinya adalah di
antara dua luas daerah penampang dan ketebalan pada titik-titik eksplorasi di
sekelilingnya. Dengan menjumlahkan volume seluruh penampang yang ada
di daerah penyelidikan tersebut, maka jumlah cadangan dapat diketahui.
2.4.3 Penambangan
Persiapan (development)
Meliputi pembangunan sarana dan prasarana tambang antara lain jalan,
perkantoran, tempat penumpukan (stockpile), mobil-isasi peralatan, sarana
air, work-shop, listrik (genset), serta poliklinik.
Pembersihan permukaan (land clearing)
Perbersihan permukaan lahan yang ditumbuhi pepohonan dan semak belukar
dengan alat konvensional atau buldoser.
Pengupasan lapisan penutup (stripping overburden)
Mengupas tanah penutup dilakukan dengan buldoser atau back hoe. Tanah
penutup didorong dan dibuang ke arah lembah (disposal area) yang terdekat,
namun bila tumpukan hasil pengupasan ini jauh dari disposal area
pembuangan-nya dapat dibantu dengan dump truck.
10
Pembongkaran (loosening).
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari batuan induknya
sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
Untuk melaksanakan pekerjaan ini dilakukan dengan cara pemboran dan
peledakan. Dalam kegiatan pemboran perlu ditentukan geometri lubang
tembak yang meliputi berden, kedalaman, pemampat, subdrilling dan spasi.
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pemboran adalah crawler rock drill
(CRD) dan kompresor.
Sedangkan untuk kegiatan peledakan digunakan bahan peledak ANFO/
damotin. Dalam kegiatan peledakan ini, untuk mendapatkan ukuran produk
yang diinginkan ditentukan melalui perubahan spasi lubang ledak, makin
rapat ukuran semakin kecil ukuran produknya.
Pemuatan (loading)
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis berupa
backhoe untuk memuat hasil kegiatan pembongkaran ke dalam alat angkut
yaitu dump truk.
Pengangkutan (transporting)
Bongkahan andesit diangkut ke lokasi unit peremukan menggunakan dump
truck menuju stockpile.
2.4.4 Peremukan
1. Peremukan dengan primary crusher seperti jaw crusher, cone crusher atau
gyratory crusher yang dilanjutkan dengan Secondary crusher.
2. Pengangkutan menggunakan ban berjalan.
3. Pemisahan menggunakan pengayak (screen).
4. Penghalus ukuran dengan rotopactor.
Dari proses peremukan akan menghasilkan beberapa macam ukuran antara lain :
a. ukuran -700 + 25 mm
11
b. ukuran – 152 + 70 mm
c. ukuran – 70 + 31 mm
d. ukuran – 31 + 19 mm
e. ukuran – 19 + 9 mm
f. ukuran -9 + 6 mm
g. ukuran -6 ( abu/sirtu)
Bagan alir proses peremukan terlihat pada lampiran B. Untuk kepentingan lain
seperti pembuatan hias, lantai, nisan dan peralatan rumah tangga, perlu dilakukan
tahap pengolahan, pemahatan, penghalusan, dan pemolesan.
Krisis ekonomi Indonesia sejak Juli 1997 menyebabkan lumpuhnya dunia usaha
di dalam negeri termasuk pula pembangunan infrastruktur seperti jalan raya,
jembatan, irigasi, dan pengembang sektor perumahan/real estate, sebagai pemakai
utama andesit. Dengan membaiknya kurs rupiah terhadap dolar diharapkan akan
membawa ke arah pemulihan perekonomian Indonesia sehingga dunia usaha akan
bergairah kembali.
Cadangan andesit di Indonesia berjumlah milyaran ton, tersebar merata di seluruh
daerah Indonesia. Dari kenyataan itu, untuk masa mendatang diperkirakan
pengusahaan andesit di Indonesia akan mengalami peningkatan sejalan dengan
12
kembali dimulainya pembangunan perumahan baik RSS, RS maupun real estat,
juga pembangunan sektor konstruksi lainnya seperti jalan, jembatan dsb.
Identifikasi faktor yang mempengaruhi pasar, baik itu sektor pendukung maupun
penghambat pengembangan usaha pertambangan andesit adalah :
cadangan; potensi andesit di Indonesia jelas memungkinkan dengan jumlah
cadangan yang besar dan lokasinya tersebar hampir di seluruh wilayah
Indonesia;
tenaga kerja; cukup melimpah, biaya operasi tenaga kerja murah adalah faktor
yang menguntungkan baik bagi perusahaan maupun pemerintah;
konsumen; perkembangan sektor kontruksi (jalan dan perumahan) dan sektor
industri yang mulai membaik merupakan indikator akan meningkatnya
tingkat kebutuhan andesit di sektor ini. Oleh karena itu pengembangan
pertambangan andesit dengan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan
sektor ini cukup memberikan harapan.
Perkembangan konsumsi andesit di sektor industri dalam kurun waktu 1987 -1997
menunjukkan kecenderungan yang meningkat dengan laju perubahan tahunan
sebesar 0,44%. Jenis industri barang-barang dari semen, genteng, dan barang
bukan logam lainnya merupakan pemakai utama komoditas ini.
Andesit banyak digunakan untuk sektor konstruksi, terutama infrastruktur seperti
sarana jalan raya, jembatan, gedung-gedung, irigasi, bendungan dan perumahan,
landasan terbang, pelabuhan dan lain-lain. Untuk menguji kualitas batuan dapat
dilakukan dengan uji kuat tarik, kuat tekan, kuat geser, densitas, berat jenis dan
lain-lain. Hasil dari uji itu akan diperoleh sifat-sifat elastisitas dari batuan. Sifat
ini berperan penting sehubungan dengan pemanfaatan batuan itu sendiri. Uji kuat
tarik pada prinsipnya adalah dengan memberi beban atau gaya pada sisi contoh
andesit yang berbentuk silinder (penekanan diametral) sampai contoh batuan
tersebut pecah.
Andesit banyak digunakan di sektor kontruksi. Pemanfaatan yang lain adalah
untuk bahan baku pembuatan dimension stone, patung seni dan sebagainya.
a. Kontruksi/bangunan
Dalam bentuk agregat, andesit banyak digunakan untuk pembangunan jembatan,
pembuatan galangan kapal untuk dermaga, pondasi jalan kereta api,
13
bendungan/dam dan sebagainya. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk
kebutuhan konstruksi dan bangunan menurut SII. 0378-80.
b. Dimension stone
Pada pembuatan dimension stone andesit dipotong berdasarkan ukuran tertentu,
dipahat, diampelas/diasah, kemudian dipoles agar dapat dimanfaatkan untuk
keperluan : batu hias, tegel, dan peralatan rumah tangga.
14
Dari sisi teknologi, secara umum penambangan andesit dapat dilakukan secara
sederhana atau mekanis/ peledakan. Jumlah investasi yang dibutuhkan relatif kecil
sehingga turut mendorong pengembangan usaha pertambangan andesit.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pembangunan pertambangan andesit
adalah jumlah pengusahaan andesit non-formal. Selain itu, adanya beberapa
kontraktor konstruksi yang juga merupakan pemasok andesit yang keberadaannya
tersamar dan sulit diketahui, akan menutup peluang pihak lain yang akan berusaha
menjadi pemasok andesit.
Masalah lingkungan dan tata guna lahan juga merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan. Perusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan
penambangan akan terjadi. Penggunaan lahan berpotensi andesit untuk kegiatan
sektor lain akan berakibat areal yang boleh ditambang menjadi terbatas. Pesatnya
kegiatan pembangunan menyebabkan peningkatan pendayagu-naan sumber daya
alam termasuk andesit. Kebutuhan bahan galian tersebut bagi pembangunan
menjadi sangat besar, di sektor konstruksi maupun di sektor industri.
Potensi andesit yang demikian besar patut disyukuri dengan mulai membaiknya
perekonomian di dalam negeri dan diharapkan di waktu mendatang dapat
menarik minat para pengusaha tambang untuk mengembangkan usaha andesit,
yang berarti pula memperluas lapangan kerja dalam rangka pemberdayaan
perekonomian masyarakat.
15
BAB III
RANCANGAN PENGOLAHAN ANDESIT
Secara garis besar kegiatan pengolahan andesit terdapat beberapa tahapan yang
dilakukan yaitu :
a. Feeding (Pengumpanan)
b. Crushing (Peremukan)
Tujuan dari peremukan ini adalah untuk memperkecil ukuran butir sesuai dengan
yang kita inginkan. Adapun untuk menentukan berapa kalii proses peremukan
dapat dilihat dari ukuran umpan terbesar yang masuk dengan produk terbesar
yang diinginkan oleh konsumen. Dari hasil pembagian antara ukuran umpan yang
masuk dengan produk terbesar didapatkan nilai Limiting Reduction Ratio (LRR),
sehingga dilihat dari nilai LRR tersebut maka banyaknya proses peremukan dapat
ditentukan.
16
Gambar 3.2 Jaw crusher
c. Screening (Pengayakan)
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan alat yang akan digunakan
dalam industri pengolahan hasil pertambangan adalah sebagai berikut :
17
Pertimbangan dari segi ekonomis ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan
modal yang tersedia dengan alat yang akan dipilih dan biaya pendukung lainnya.
Jadi dalam hal ini sebuah perusahaan tidak boleh salah dalam menentukan
peralatan yang digunakan.
Feeder merupakan alat yang berfungsi untuk mengatur masuknya umpan ke dalam
peremuk (crusher). Hal-hal yang mempengaruhi dalam pemilihan feeder adalah
sebagai berikut :
18
3.2.3 Pemilihan Alat Peremuk
Y menurut Tagart,
Y menurut Kurimoto
Tc = T x C x M x F x G .................................................... (3)
Berikut ini adalah diagram alir pengolahan andesit PT. Andesit Parahyangan.
19
Gambar 3.3 Diagram Alir Pengolahan Andesit PT. Andesit Parahyangan
20
BAB IV
MATERIAL BALANCE
a. -700 + 100 mm = 40 %
b. -100 + 50 mm = 32 %
c. -50 + 25 mm = 26,1%
d. - 25 mm = 1,9 %
Ukuran produk yang dihasilkan dalam serangkaian unit pengolahan PT. Andesit
Parahyangan adalah sebagai berikut :
a. -31 + 19 mm
b. -19 + 9 mm
c. -9 + 6 mm
d. -6 mm
e. -25 mm
Untuk produk -25 mm merupakan produk dari vibrating grizzly feeder dan tanpa
pengolahan lanjutan sudah menjadi produk penjualan. Selain -25 mm merupakan
produk dari pengolahan lanjutan hingga menjadi produk penjualan.+
1. Peremuk I
21
Jenis crusher yang digunakan adalah Jaw Crusher. Umpan terbesar yang berasal
dari unit sebelumnya (vibrating grizzly feeder) adalah 700 mm dan reduction ratio
yang diinginkan 4,605 sehingga ukuran terbesar produk yang dihasilkan adalah :
RR 4,605
2. Screen I
Screen I yang digunakan adalah double deck vibrating screen yang terdiri atas dua
deck dengan pengaturan sebagai berikut :
a. Deck I
Opening : 70 mm
Effisiensi : 99 %
Berat material yang lolos
Effisiensi = x 100%
22
Tabel 4.1 Distribusi ukuran Deck I Screen I
Produk undersize pada deck I screen I akan dilanjutkan pada deck II screen I
sedangkan produk oversize akan menjadi umpan bagi peremuk II.
b. Deck II
Opening : 31 mm
Effisiensi : 99 %
Produk undersize dari deck II screen I akan dilanjutkan pada screen II sedangkan
produk oversize akan menjadi umpan pada peremuk II.
3. Peremuk II
23
Crusher yang digunakan adalah Cone crusher. Ukuran umpan terbesar yang
berasal dari screen I adalah 70 mm dengan Reduction Ratio (RR) 2,26 sehingga
diperoleh ukuran produk terbesar sebagai berikut :
RR 2,26
a. Deck I
Opening = 19 mm
Effisiensi = 99 %
24
Tabel 4.3 Distribusi ukuran Deck I Screen II
b. Deck II
- 19 + 9 mm = 24,29 tpj
- 9 + 6 mm = 12,47 tpj
- 6 mm = 9,54 tpj
Opening = 9 mm
Effisiensi = 99 %
25
Produk oversize akan menjadi Produk II ukuran - 19 + 9 mm, sedangkan produk
undersize akan dilanjutkan pada deck III.
c. Deck III
Opening = 6 mm
Effisiensi = 99 %
Berat material yang seharusnya lolos = 19,54 tpj
Berat material yang lolos = 0,99 x 19,54 tpj
= 19,34 tpj
Produk oversize akan menjadi Produk III dengan ukuran – 9 + 6 mm, sedangkan
produk undersize menjadi Produk IV dengan ukuran – 6 mm.
26
Tabel 4.6 Produk Hasil Pengolahan Andesit PT. Andesit Parahyangan
Ukuran Tonase
Produk % Berat
(mm) ( tpj )
I - 25 1,9 2,01
II - 31 + 19 47,27 50,1
III - 19 + 9 25,85 27,4
IV - 9+6 13 13,78
V - 6 6,34 6,72
Jumlah Total 94,36 100
Dari jumlah umpan masuk proses pengolahan 100 ton/jam, produk yang
dihasilkan adalah 94,36 ton/jam sehingga recovery dari proses pengolahan adalah
94,36%.
27
BAB V
PENJUALAN DAN PEMASARAN
5.1 Produk
Produk yang diproduksi disesuaikan dengan kegunaan setiap ukuran material . Ukuran
produk disesuaikan dengan aggregat dalam campuran bahan beton. Berikut spesifikasi
harga untuk setiap ukuran :
Tabel 5.1. Daftar harga produk
No Ukuran ( mm ) Produk Harga per Ton
1 Ukuran -31 + 19 Batu Pecah Rp 60,000
2 Ukuran -25 Batu Pecah Rp 64,000
3 Ukuran -19 + 9 Batu Pecah Rp 65,000
4 Ukuran -9 + 6 Batu Pecah Rp 69,000
5 Ukuran -6 (Sirtu) Pasir Batu Rp 90,000
28
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
b. Umpan terbesar dari run of mine berukuran 700 mm dan diproses pada pabrik
pengolahan sehingga menjadi 5 jenis produk dengan ukuran masing-masing.
6.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN A
PENGUPASAN PENGUPASAN
QUARRY
TANAH PENUTUP BATUAN LAPUK
CRUSHING
PENGANGKUTAN PEMASARAN
PLANT
LAMPIRAN B
PETA ADMINISTRASI
PETA TOPOGRAFI
PETA GEOLOGI REGIONAL
PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI
PETA DENAH LOKASI IUP
LAMPIRAN D
3 3V
r =
л tan α
3 3 (73,03)
r = = 4,47 m
3,14 tan 38º
t = 4,47 tan 38º = 3,49 m
L = л r² = 3,14 x (4,47 m )2
= 62,74 m2
2. Stock Pile II (Produk -31+19 mm)
Berat = 47,27 tpj
47,27 tpj
= x 61,5 jam/mgu = 1816,94 m3/minggu
1,6 ton/m3
3 3 (1816,94)
r = = 13,05 m
3,14 tan 38º
t = 13,05 tan 38º = 10,19 m
L = л r² = 3,14 x (13,05 m )2
= 535,02 m2
3 3 (993,61)
r = = 10,67 m
3,14 tan 38º
t = 10,67 tan 38º = 8,34 m
L = л r² = 3,14 x (10,67 m )2
= 357,67 m2
3 3 (499,69)
r = = 8,49 m
3,14 tan 38º
t = 8,49 tan 38º = 6,63 m
L = л r² = 3,14 x (8,49 m )2
= 226,45 m2
5. Stock Pile V (Produk -6 mm)
Berat = 6,34 tpj
6,34 tpj
= x 61,5 jam/minggu = 243,69 m3/minggu
1,6 ton/m3
3 3 (243,69)
r = = 6,68 m
3,14 tan 38º
t = 6,68 tan 38º = 5,22 m
L = л r² = 3,14 x (6,68 m )2
= 140,19 m2
Luas untuk 5 stockpile untuk 5 produk dari PT. Andesit Parahyangan adalah
1322,07 m2.