1.1
tral hydrous alumunium silicate dengan rumus kimia Al2 Si4 O10 (OH) = Al2O3
4SiO4. H2O. Seperti kaolin, piropilit terbetuk pada zona ubahan argilik lanjut
(hipogen) pada temperature tinggi (250 C) dah PH asam. Pirofilit mempunyai system
Kristal monoklin, pada umumnya memperlihatkan lapisan tipis atau merupakan
agregat foliasi yang radial berwarna kuning-putih, hijau-pucat atau hijau-coklat.
Pirofilit mempunyai tingkat kekerasan rendah (1-2), berat jenis 2, relative ringan,
mempunyai belahan nyata. Dalam keadaan pipih mudah dibentuk (flexible) tetapi
tidak elastic. Kenampakan yang lain mengkilat atau terlihat seperti berminyak tidak
larut dalam air, dan tidak terbakar tetapi apabila dipanaskan akan membentuk serpih.
Secara megaskopis pirofilit sulit dibedakan dengan talk kecuali dengan analisa kimia
atau analisa sinar-X. Apabila diperhatikan rumus kimianya pirofilit termasuk jenis
mineral lempung yang berair dan mempunyai komposisi kimia hampir sama dengan
mineral lempung lainnya. Di Jepang, batuan ubahan yang banyak mengandung
pirofilit disebut sebagai roseki. Berdasarkan jenis mineral lempung yang
dikandungnya pirofilit (roseki) dibedakan menjadi jenis kaolinit [Al2Si2O5(OH)4],
sericit dan roseki pirofilit. Di Indonesia pirofilit terbentuknya berkaitan erat dengan
sebaran formasi Andesit Tua yang berumur Oligo-Miosen, memilki control struktur
dan intesitas ubahan hydrothermal yang kuat atau terbetuk sebagai hasil ubahan
hydrothermal batuan gunung api (tufa riolit atau dasit). Keberadaannya phirofilit ini
memiliki peranan yang sangat penting, berbagai permintaan dari berbagai pihak
meningkat cukup tajam. Seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945
pasal 33, dimana dalam pasal ini disebutkan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam
yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu
harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat. Seperti yang telah diketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya
akan sumber daya alam, salah satunya adalah sumber daya mineral yang lebih banyak
dipergunakan sebagai bahan baku industri. Pemerintah Republik Indonesia sendiri
membagi bahan galian menjadi 3 golongan, antara lain: Bahan galian golongan A
(bahan galian strategis), Bahan galian golongan B (bahan galian vital), bahan galian
golongan C (bahan galian non strategis dan non vital). Salah satunya yang akan
dibahas pada makalah ini adalah mineral pirofilit.
Mineral dominan piropilit sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Piropilit merupakan batuan jenis metamorf yang memiliki sifat dapat teraktifasi
oleh pengaruh asam dan panas. Untuk mengetahui kinerja piropilit secara optimum,
maka piropilit yang nantinya digunakan sebagai agregat dalam campuran HRS
diproporsikan dengan batu pecah. Hal ini dilakukan karena secara fisik piropilit
memiliki tingkat kekerasan yang rendah dan tingkat penyerapan air yang cukup
tinggi. Kemudian diadakan pengujian karakteristik fisik agregat batu piropilit antara
lain:
berat jenis
= 2.591 gr/cm3
keausan
= 40.58%
indeks kepipihan = - 16.512%,
indeks kelonjongan = 3.686%,
ketahanan terhadap tumbukan (Impact) = 35.854%.
Penyebaran Piropilit
Untuk penyebaran mineral piropirit tak menentu karema tergantung pada
berwarna putih, kuning pucat, dan coklat kemerahan. Bahkan ditemukan pula warna
coklat keputihan. Menurut Ketua Program Studi (Prodi) Geofisika, Sunaryo bahwa
piropilit yang baik adalah piropilit yang berwarna putih keabu-abuan dengan kilap
mutiara di permukaan belahannya. Di samping piropilit sebagai dominasi utamanya,
di antara pecahan-pecahan mineral yang ada di lokasi penambangan tersebut,
ditemukan pula pecahan semacam kalkopirit berkadar rendah.
Bengkulu : Sungai Batuintan dan S. Musna, desa Air Kopras, Kec. Lebong
Utara, Kab. Rejang Lebong (berwarna abu-abu muda keputihan, kompak,
agak keras dari tufa dasitis terubah, komposisi SiO2=58,48 65,54%,
Al2O3=13,25 14,37%, FeO3=1,27-2,36%, MgO=0,12-0,48%, CaO=4,034,37%)
Eksplorasi
Metoda eksplorasi dilakukan untuk mengetahui jumlah cadangan dan kualitas
endapan pirofilit didasarkan pada kondisi daerah atau lokasi endapan profilit berada.
Beberapa metoda eksplorasi yang dapat digunakan, di antaranya adalah dengan cara
pemboran (bor tangan atau bor mesin) dan atau dengan pembuatan sumur uji.
Eskplorasi dengan cara pemboran (bor tangan atau mesin) dilakukan dengan alat bor
yang dilengkapi dengan bailer (penangkap conto). Metoda eksplorasi yang
menggunakan sumur uji dilakukan dengan pola empat persegi panjang atau berbentuk
bujur sangkar dengan jarak dari satu sumur 25 - 50 meter. Peralatanbyang dipakai
dalam pembuatan sumur uji diantaranya adalah : Cangkul, linggis, ember, dan tali.
2.3
Penambangan
Endapan piropilit dapat ditambang dengan dua cara, yaitu tambang terbuka
(open pit mining) atau dengan tambang semprot (hydraulicking). Sama halnya dengan
eksplorasi, penerapan metoda penambangan kaolin didasarkan kepada kondisi
endapan. Pengupasan tanah penutup pada tambang terbuka dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sederhana secara manual atau menggunakan alat mekanis, seperti
Pengolahan
Pengolahan piropilit terutama ditujukan untuk membuang mineral-mineral
pengganggu seperti pasir kuarsa, kapur, mineral oksida besi. Selain itu pengolahan
piropilit ditujukan untuk mendapatkan bitur-butir halus dengan kadar air, pH teretentu
dan sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya proses pengolahan bergantung kepada jumlah,
jenis mineral-mineral pengotornya dan spesifikasi penggunaan. Secara umum proses
pengolahan piropilit dapat dilihat pada gambar 2.4.
Piropilit dari
air
Talang dengan
Pasir kasar
Tepung
piropilit
Penggiling
an
Elustrasi
Piropilit
murni
Reagen
Tangki
filterin
g
Pengerin
gan
utama maupun bahan pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat propilit seperti
kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar listrik, dan panas yang rendah, serta sifat-
sifat lainnya. Dalam industri piropilit dapat berfungsi sebagai pelapis (coater), pengisi
(filter), barang-barang tahan api dan isolator. Penggunaan piropilit yang utama dalam
industri-industri keramik, cat, sabun, bahan ternak dan pestesida. Sedang penggunaan
lainnya adalah dalam industri kosmetik, farmasi, pasta gigi, industri logam dan
barang-barang untuk bangunan dan sebagainnya.
2.6
Pemasaran
Statistik (0)
Production, tons
Consumption, tons
Export, tons
Import, tons
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Maka dapat disimpulkan bahwa mineral piropilit belum dilakukan eksploitasi
seperti
kegiatan
pemanfaatannya
eksplorasi,
cara
penambanagan,
dan
pengolahan
serta