PENDAHULUAN
PT. EPJ
Skala 1 : 682.00
Gambar 2.1
Peta lokasi PT. Eka Praya Jaya
Data Curah Hujan dan Hari Hujan Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir di
Daerah Pringgabaya Lombok Timur
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009
Curah Curah Curah Curah Curah
Hari Hari Hari Hari Hari
Bulan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Rata-rata/Tahun 85,5 7,5 56,4 4,8 16,8 1,5 41,1 4,4 0,0 2,9
Gambar 3.2
Dump Truck
Alat Angkut dari Quarry ke Tempat Pengolahan di PT. Eka Praya Jaya
Gambar 3.5
Vibrating Screen di PT. Eka Praya Jaya
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos
lubang ayakan adalah :
3.4. Losses
Losses adalah suatu kehilangan material baik yang terduga maupun yang
tidak terduga pada saat dup truck menumpahkan maerial ke screen grizzly, losses
yang terjadi pada screen grizzly berupa oz batu (over size batu) atau feed, dimana
oz batu ini tida lolos masuk masuk ke grizzly sebagai feed.
Seperti yang kita ketahui pada bab terdahulu, bahwa dalam proses pengolahan
ini berat feed dengan produk berbeda, dan hal ini sudah jelas mengalami losses
(kehilangan) atau biasa disebut dengan loss material yang diakibatkan oleh
beberapa faktor, baik faktor dari bagian-bagian crushing plant maupun faktor
materil, sebab dalam proses pengolahan di PT. Eka Praya Jaya ini selalu mengalami
losses yaitu oz batu seperti batu blondos, batu sorting dan berupa feed ataupun
agregat kasar seperi krakal (lolos screen 36).
Maka dari penjelasan loss material tersebut di atas, dapat diambil
perbandingan antara material umpan/ feed dengan produk yang diperoleh dalam
pengolahan bahan galian yaitu :
Material balance (neraca bahan)
Material balance adalah suatu neraca kesetimbangan pada pengolahan bahan
galian dimana jumlah material umpan yang masuk dalam alat pengolahan
jumlahnya akan sama dengan jumlah material yang keluar.
F=P+L
Keterangan :
F : berat material umpan/ feed (ton)
P : berat produk (ton)
L : berat losses (ton)
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
QUARY
STOCK PILE
HOPPE
R
Belt Conveyor
JAW CRUSHER
Belt Conveyor
Vibrating Screen I
Screen Sabes 6 cm
Screen Tanah 1 cm
Belt Conveyor
Tersier
Over Flow > 36 mm
Vibrating Screen II
36 mm (20-36 mm)
9-20 20 mm
mm
9 mm (-9 mm)
Gambar 4.1
Diagram Alir Proses Pengolahan Batu Andesit Dengan Stone Crusher
Oz batu (loss material) 15% pada skema tersebut terlalu besar untuk diasumsikan
oleh perusahaan, karena pada kenyataannya di lapangan loss material 14% dengan
menambah waktu produksi, dapat mencapai target produksi. Besarnya loss material
ini dipengaruhi oleh jenis bahan baku yang di produksi, karena semakin banyak
sirtu yang diproduksi maka loss materialnya semakin banyak pula.
Pada skema di atas perlu diketahui juga bahwa, oz batu (loss material) ini
berupa batu blondos dan batu sorting (sebutan di lapangan). Berikut ini merupakan
tabel berat jenis (BJ) bahan baku/ feed hasil penambangan dan produk hasil
pengolahan stone crusher.
Tabel 4.1
Berat Jenis Material
No Nama Material Berat jenis (ton/m3)
Agregat 36mm (oz 36) 1,402
Agregat 20 mm (ca 20) 1,404
Agregat 8 mm (fa 8) 1,427
Agregat 25 mm (ca 25) 1,469
Chiping 1,342
Burda 1,404
Pasir laut 1,775
Tanah 1,620
Sirtu 1,812
Batu pecah/ Krokol 1,665
BCA (Base cos A)/ LPA 1,840
BCB (Base cos B)/ LPB 1,870
Sumber : PT. Eka Praya Jaya
Dari tabel di atas material seperti chiping, burda dan Ca 25 mm tidak di
produksi pada stone crusher (tidak ada permintaan konsumen), sedangkan
pasir laut diperoleh dari penambangan di daerah pantai, untuk batu pecah/
krokol mempunyai berat jenis yang sama.
Keterangan :
Gambar 4.1
Fixed Screen (Grizzly)
4.2.2 Hopper
Hopper ini berfungsi untuk menampung batuan/ material setelah mengalami
pengayakan pada screen grizly. Kapasitas dari hopper ini adalah 40m3.
Gambar 4.3
Hopper
Gambar 4.4
Belt Conveyor
Pada Crushing Plant ini terdapat delapan macam Belt Conveyor yaitu :
a. Conveyor Bahan Baku/ Feed berfungsi untuk mengangkat feed dari hopper
menuju vibrating screen pertama (screen batu dan tanah).
b. Conveyor Tanah berfungsi untuk mengangkut tanah yang keluar dari vibrating
screen pertama
c. Conveor Material Pecahan (dua buah) berfungsi untuk mengangkut material/
produk yang keluar dari tertiery menuju vibrating screen yang kedua.
d. Conveyor Fine Agregat (fa) berfungsi untuk mengangkut material/ produk FA
dari hasil screen 8 FA.
e. Conveyor Cruss Agregat (ca) berfungsi untuk mengangkut material/ produk CA
dari hasil screen 20 CA.
f. Conveyor Over size (Oz) berfungsi untuk mengangkut material/produk Oz dari
hasil screen 36 Oz.
g. Conveyor return berfungsi untuk mengangkut material/ produk yang lolos dari
screen 36 Oz, untuk diangkut kembali ke tertiery untuk dihancurkan lagi karena
produk tersebut berukuran +36mm
Gambar 4.5
Vinrating Screen
Keterangan :
1. dalam perhitungan bahan baku dan produk ini dilakukan secara per periode
yaitu Periode 1 dari tanggal 1- 15 Oktober 2010 dan periode 2 dari tanggal 17-
31 Oktober 2010
2. Jumlah material 1 periode ini merupakan jumlah keseluruhan masing-masing
material produk berupa 36 oz, 20 ca, 8 fa dan tanah, dan juga jumlah oz batu
(loss material).
3. Jumlah bahan baku 1 periode ini merupakan jumlah keseluruhan bahan baku
yang di produksi
4. Jumlah bahan baku per hari, ini merupakan jumlah bahan baku selama 1 hari
produksi
Dari rumus tersebut, maka untuk mengetahui jumlah material/ produk 1 peiode dan
jumlah bahan baku per hari ini diketahui melalui perhitungan rit (jumlah angkut
dump truck).
Contoh :
Jumlah bahan baku per hari (batu pecah)
Diketahui : 1 rit = 5,20 m3
Jumlah rit bahan baku per hari = 30 rit
Maka : 5,20 x 30
= 156,00 m3
Begitu juga bahan baku yang lain dan bahan baku ini perhitungan ritnya secara
kontinyue, sedangkan untuk produk dan loss materialnya tidak contonyue. Dan
untuk besarnya angka rit ini tidak konstan, karena tergantung dari jumlah muat
wheel loader ke atas dump truck.
Contoh : WL 04 : 1, 30m3/ bucket
WL 02 : 0,90 m3/ bucket
Diketahui : WL 04 = 4 bucket (jumlah muat ke dump truck)
Maka : 4 x 1, 30
= 5, 20 m3
Jadi 1 rit dump truck = 5, 20 m3
BAB V
PEMBAHASAN
Persentase rata-rata perhari jumlah produk dan loss material yaitu berupa oz
batu :
Tabel
Prosentase rata-rata perhari produksi material
Jumlah Material Prosentase
No Jenis Material
(m3) (%)
1 Agregat 8 Fa 56,11 24,36
2 Agregat 20 Ca 58,31 25,32
3 Mat. Beton/ agregat 36 oz 63,13 27,42
4 Oz Tanah 52,75 22,90
Jumlah 230,30 100,00
5 Oz batu (loss material) 33,15 12,58
Persentase rata-rata perhari jumlah produk dan loss material yaitu berupa oz
batu :
Tabel
Prosentase rata-rata perhari produksi material
Jumlah Material Prosentase
No Jenis Material
(m3) (%)
1 Agregat 8 Fa 44,99 22,86
2 Agregat 20 Ca 46,22 23,50
3 Mat. Beton/ agregat 36 oz 53,29 27,09
4 Oz Tanah 52,23 26,55
Jumlah 196,73 100,00
5 Oz batu (loss material) 32,02 14,00
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan tanggal 1 31 Oktober 2010
pada PT. Eka Praya Jaya, maka hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan umur umur stone crusher/ kondisi yang ada, dimana kemampuan
alat saat ini 70% sehingga, perusahaan ini menargetkan produksi sebanyak 35
m3/ jam atau 175m3/ hari, dengan efektif produksi 5 jam dalam 1 hari. Tetapi
bila dibandingkan dengan kenyataan di lapangan, ternyata membutuhkan waktu
lembur untuk mencapai target produksi, hal ini dipengaruhi oleh bagian-bagian
crushing plant yang tidak efektif, sehingga kemampuan dari 70%, dan juga
dipengaruhi oleh alat pelayanan produksi crushing plant.
2. Tempat terjadinya loss material serta jenis materialnya pada proses pengolahan
yaitu :
a. Fixed screen (grizzly), pada screen ini sering terjadi loss material berupa
sirtu seperti batu blondos (lebih dominant), dan berupa feed.
b. Conveyor bahan baku/ feed, pada conveyor ini loss material yang terjadi
berupa sorting (lebih dominan), dan berupa feed.
c. Conveyor return, pada conveyor ini loss material yang terjadi berupa
material +36 mm, ini merupakan batuan hasil penghancuran tertiery
crushing.
3. Dalam perhitungan pada tabel gabungan produksi material per hari didapatkan
hasil yaitu :
a. periode 1- 15 oktober 2010, target produksi tercapai sebesar 177,55 m 3/ hari,
karena bahan baku sirtu tidak terlalu dominan di produksi sehingga loss
material yang terjadi sebesar 12,58%, dengan rata-rata waktu produksi 7,20
jam/ hari.
b. Periode 17 31 oktober 2010, target produksi tidak tercapai yaitu sebesar
144, 50m3/ hari, karena bahan baku seperti sirtu banyak di produksi
sehingga loss material yang terjadi sebesar 14,00% dengan rata-rata waktu
produksi 6,30 jam/hari.
Dari kenyataan tersebut, semakin banyak sirtu yang di produksi maka loss
materialnya semakin banyak pula, dan loss material 15% terlalu besar untuk
diasumsikan oleh perusahaan.
4. Berdasarkan produksi rata-rata per hari, pada periode 1 oktober 30 oktober
2010 tersebut, produksinya kurang dari tager 175m3/ hari/ hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor teknis maupun non teknis
seperti bagian-bagian crushing plant, operator dan alat pendukung layanan
produksi, maupun faktor non teknis seperti jenis bahan baku dan cuaca.
6.1 Saran
Adapun saran dari hasil pengamatan pada PT. Eka Praya Jaya ini antara lain :
1. Fixed Screen (grizzly) pertama
Perlu dilakukan pemilahan bahan baku khususnya untuk sirtu, dengan cara
membuat fixed screen pertama berukuran 20cm, dimana pemilahan ini
dilakukan setelah bahan baku ditambang dari lokasi penambangan. Sehingga
loss material/oz batu berupa batu blondos dan sortingan material +20cm tidak
terjadi pada saat proses pengolahan berlangsung, hal ini juga bertujuan untuk
meningkatkan produksi bahan baku sehingga akan meningkatkan kuantitas
produk stone crusher.
2. Fixed screen (grizzly)
Apabila saran no. 1 tidak dapat dipenuhi, maka perlu memperbaiki/ mengatur
lebar lubang screen atau mengganti plat screen yang telah mengalami keausan,
hal ini bertujuan untuk menghindari sortingan pada material + 20cm sehingga
meningkatkan kefektifan produksi.
3. Perusahaan perlu meninjau kembali, bahwa untuk mencapai target perlu waktu
lembur/ menambah waktu produksi, karena kondisi stone crusher kurang dari
70%, dan loss material 15% tersebut terlalu besar untuk diasumsikan, karena
kenyataan di lapangan loss material sebesar 14% belum dapat mencapai target
produksi, sedangkan loss material sebesar 12,58% atau di bawah 13% dapat
melebihi target produksi, sehingga nilai tengah yang idela untuk dijadikan
patokan besarnya loss material, yaitu maksimal 13%.
4. Screen produk (36oz, 20 ca, 8 fa)
Mengganti screen secara berkala atau mengganti screen secara langsung apabila
telah diketahui mengalami keausan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan
diameter produk yang seragam sehingga mendapatkan kualitas yang baik.
5. Dump Truck dan Whell Loader
Menambah jumlah dump truck dan wheel loader, hal ini bertujuan untuk untuk
meningkatkan pelayanan produksi crushing plant yaitu pada pengangkutan
bahan baku dan pada pengangkutan atau pemindahan produk ke stock file,
sehingga akan meningkatkan kefektifan produksi material.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mokh Winato Ajie, Ir. PH, dkk, 2000. Bahan Galian Industri. UPN
Veteran : Yogyakarta.
39
No. Tanggal Bahan baku Oz Material hasil produksi Hasil produksi % %
Mat Pass Jam M3/ Ton/ Yield Kehi-
Sirtu Krokol Jumlah Batu Oz tnh CA FA
Beton Size Prod jam jam langan
24 24 Oktober 2010 - - - - - - - - - - - - - -
25 25 Oktober 2010 - - - - - - - - - - - - - -
26 26 Oktober 2010 - - - - - - - - - - - - - -
27 27 Oktober 2010 30.01 - 30.01 2.41 4.16 9.15 7.94 8.13 29.38 4.50 6.66 7.97 97.90 8.03
28 28 Oktober 2010 29.30 - 29.30 3.72 2.19 7.81 9.89 6.30 26.19 4.20 5.63 7.89 89.38 7.23
29 29 Oktober 2010 21.24 18.27 39.51 5.12 3.39 16.86 9.17 8.81 38.23 6.00 6.37 8.97 96.76 8.63
30 30 Oktober 2010 19.99 18.90 38.89 2.10 2.17 12.34 10.80 11.99 37.33 6.00 6.48 8.77 95.98 5.39
Jumlah 1924.83 2125.01 4049,84 111.08 435.82 672.59 683.54 582.47 2296.40 155.80 389.74 512.05 2486.25 131.40
Rata-rata (m3/hari) 74.03 141.67 155,76 4.27 16.76 25.87 26.29 22.40 88.32 5.99 14.99 19.69 95.63 5.05
Sumber : Data produksi PT. Eka Praya Jaya
40
1
LAMPIRAN B
HASIL PERHITUNGAN
2
Hasil produksi bahan baku PT. Eka Praya Jaya menurut periode kerja efektif
6 jam ditambah jam lembur selama 30 hari didapatkan rata-rata perhari dengan
perhitungan seperti di bawah ini :
- Krokol = 2125,01 m3 selama 15 hari kerja
= 2125,01 m3
15 hari
= 141,67 m3/hari
- Sirtu = 1924,83 m3 selama 26 hari kerja
= 1924,83 m3
26 hari
= 74,03 m3/hari
Jumlah Umpan Menjadi = 4049,84 m3 selama 26 hari kerja
= 4049,84 m3
26 hari
= 155,76 m3/hari
Total agregat yang dihitung yakni jumlah Oz tanah, Mat Beton, CA dan FA
sehingga mendapatkan pas size dalam 1 bulan termasuk hari libur dan jam lembur
kerja :
Pas Size = 435,82 m3 + 672,59 m3 + 683,54 m3 +
582,47 m3
= 2296,4 m3
Dengan berat jenis batu pecah 1,6 ton/m3, maka diketahui agregat terkumpul
sebanyak 3674,24 ton dengan uraian sebagai berikut :
= 2296,4 m3 x 1,66 tom/m3
= 3674,24 ton
LAMPIRAN C
TABEL BERAT JENIS MATERIAL
5
LAMPIRAN D
SPESIFIKASI ALAT-ALAT MEKANIS
3. Kapasitas 3 m3
4. Berat Kosong 3300 kg
5. Isi Tengki Bahan Bakar 280 liter
6. Tinggi 225 cm
7. Panjang 560 cm
8. Lebar Keseluruhan 203 cm
9. Tahun Pembuatan 1997