Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR TEKNOLOGI

MINERAL

Pertambangan
adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta kegiatan pascatambang.
Penambangan
adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi
mineral dan/ atau batubara dan mineral ikutannya.
Penambangan berupa kata kerja yang berarti kegiatan membebaskan/
memberaikan/ menggali bahan tambang kemudian memuatnya ke
atas alat angkut untuk dibawa keluar areal penambangan atau dibawa
ke tempat penyimpanan sementara ( stock pile ).

Ciri-ciri Industri Pertambangan :


Bahan bakunya tidak dapat diperbaharui.
Diketemukannya terpencar ditempat-tempat yang tidak dapat dipilih.
Kandungan bahan galian berharga yang diperoleh sangat kecil bila
dibandingkan dengan seluruh volume bahan galian yang ditambang
dan diolah.
Beresiko tinggi.
Industri yang padat modal dan padat teknologi.
Industri strategis dan vital untuk negara, sehingga:
a. Pengelolaannya sering diintervensi oleh pemerintah
b. Sulit mengendalikan harga produknya.
Dapat menjadi pusat pertumbuhan pembangunan dan pengembangan
wilayah.
Merusak lingkungan hidup.

Hubungan Pertambangan Dengan Bidang Lain


1. Bidang Agraria
Pemanfaatan tanah untuk kepentingan Pertambangan, bagi perorangan maupun badan
hukum.
Pemanfaatan tanah berdasarkan status tanah hak milik, Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna
Bangunan (HGB), hak pakai dan atau tanah Negara.
2. Bidang Kehutanan
Pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan.
Penggunaan kawasan hutan harus sesuai dengan peruntukan ( Hutan konservasi, hutan
lindung, hutan berdasarkan tujuan khusus, hutan berdasarkan pengaturan iklim
makro/estetika/resapan air)
3. Bidang Lingkungan
Setiap kegiatan pertambangan harus atau diwajibkan memelihara kelangsungan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup (pelestarian fungsi lingkungan hidup).
Setiap usaha bergerak dibidang pertambangan diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang
tujuannya untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup, meliputi:
a.
Perusahaan wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
b.
Perusahaan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha/ kegiatan
pertambangan.
c.
Perusahaan wajib melakukan pengolahan bahan berbahaya dan beracun (B3).
d.
Dilarang melanggar baku mutu dan criteria baku kerusakan lingkungan hidup.
e.
Dilarang melakukan impor limbah berbahaya dan beracun.

4. Bidang Perpajakan
Perpajakan merupakan kaidah-kaidah yang mengkaji dan menelaah tentang objek,
subjek dan besarnya pajak yang harus dibayar oleh subjek pajak. Usaha
pertambangan merupakan bidang yang sarat dengan kewajiban untuk membayar
pajak.
Dalam setiap perjanjian pengusahaan pertambangan tidak bisa lepas dengan
kewajiban dan berkaitan dengan perpajakan, misalnya :
a. Penyetoran pajak penghasilan atas segala jenis keuntungan atau yang diperoleh
perusahaan.
b. Menyetorkan pajak penghasilan perorangan.
c. Menyetorkan pajak pertambahan nilai (PPN) atas pembelian dan barang-barang
kena pajak.
d. Menyetorkan pajak bumi dan bangunan (PBB).
e. Menyetorkan pungutan-pungutan, pajak, pembebanan-pembebanan dan biayabiaya dikenakan pemerintah daerah di Indonesia yang telah disetujui oleh
pemerintah pusat.
f. Menyetorkan pajak atas pemindahan hak kepemilikan kendaraan bermotor dan
kapal di Indonesia.

Dasar Hukum
UU No. 11 tahun 1967

UU No. 4 tahun 2009

Tentang ketentuan-ketentuan pokok


pertambangan

Tentang Pertambangan mineral dan batubara

Penguasaan bahan galian :


Penguasaan diselenggarakan pemerintah

Penguasaan mineral dan batubara :


Diselenggarakan oleh pemerintah dan daerah
(sesuai dengan hak otonomi daerah)

Kewenangan pengelolaan :
Kebijakan dan pengelolaan secara nasional

Urusan pengelolaan :
Pemerintah Pusat
Provinsi
Kabupaten/ kota

Penggolongan bahan galian :


Strategis ( bahan galian A )
Vital ( bahan galian B )
Non-strategis dan non-vital ( bahan galian C )

Pengusahaan bahan galian :


Pertambangan mineral
Pertambangan batubara
Penggolongan bahan galian :
Pertambangan mineral radioaktif
Pertambangan mineral logam
Pertambangan mineral bukan logam
Pertambangan batuan.

UU No. 11 tahun 1967

UU No. 4 tahun 2009

Perizinan dan Perjanjian :


Kuasa Pertambangan ( KP )
Surat Ijin Pertambangan Daerah ( SIPD )
Surat Ijin Pertambangan Rakyat ( SIPR )
Kontrak Kerjasama ( KK )
Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara ( PKP2B )

Perizinan :
Izin Usaha Pertambangan ( IUP )
Izin Pertambangan Rakyat ( IPR )
Izin Usaha Pertambangan Khusus ( IUPK

Tata cara perizinan :


Lewat Permohonan

Tata cara perizinan :


Lelang
Lewat permohonan sesuai dengan
penggolongan bahan galian

Pelaku usaha :
Investor domestik ( KP, SIPD, PKP2B )
Investor asing ( KK, PKP2B )

Pelaku Usaha :
Instansi pemerintah ( Radioaktif )
Badan Usaha ( Perusahaan milik asing,
domestik, dan badan koperasi )
Perorangan

UU No. 11 tahun 1967

UU No. 4 tahun 2009

Batas Kadaluarsa Perizinan :


Penyelidikan Umum 1+1 tahun
Eksplorasi 3 tahun + 2 x 1 tahun
Studi kelayakan 1 + 1 tahun
Tahap Konstruksi 3 tahun
Tahap operasi produksi 30 tahun + 2 x 10 tahun

Batas Kadaluarsa Perizinan :


IUP Ekplorasi 8 tahun :
- Penyelidikan umum 1 tahun
- Ekplorasi umum dan rinci 5 tahun
- Studi kelayakan 2 tahun
IUP Operasi Produksi 23 tahun :
- Konstruksi 3 tahun
- Kegiatan penambangan,
pengolahan/pemurnian, pengangkutan dan
penjualan selama 20 tahun

Pengembangan wilayah dan masyarakat :


Tidak diatur

Pengembangan wilayah dan masyarakat :


Kewajiban pemerintah
Keharusan pemegang IUP

Kewajiban pelaku usaha :


Keuangan berdasarkan kontrak
Lingkungan sedikit diatur
Kemitraan sedikit diatur
Nilai tambah sesuai kontrak
Melakukan pendataan dan pelaporan

Kewajiban pelaku usaha :


Keuangan sesuai undang-undang yang berlaku
Analisis lingkungan syarat permohonan izin
Melaksanakan reklamasi dan kegiatan pasca
tambang
Melakukan kemitraan pengembangan usaha lokal
Wajib memiliki nilai tambah
Melakukan pendataan dan pelaporan

UU No. 11 tahun 1967

UU No.4 tahun 2009

Penggunaan tanah :
Pembatasan tanah yang dapat diusahakan

Penggunaan tanah :
Pembatasan tanah yang dapat diusahakan
Apabila telah memasuki tahap operasi produksi,
maka luas WUP operasi produksi tersebut
ditetapkan sebagai kawasan pertambangan

Pembinaan dan pengawasan :


Terpusat

Pembinaan dan pengawasan :


IUP oleh Menteri, Gubernur, Bupati/ Walikota
sesuai kewenangan otonomi daerahnya
IPR oleh Bupati/ walikota

Penyidikan :
Tidak diatur

Penyidikan :
Penyidik Polri
Pejabat pegawai negeri sipil

Ketentuan pidana :
Sanksi pidana kurungan sangat lunak

Ketentuan pidana :
Sanksi cukup keras
Apabila pidana dilakukan oleh badan hukum,
maka sanksi dan denda ditambah 1/3

PROSPEKSI/STUDI TINJAU/PENYELIDIKAN UMUM


EKSPLORASI
STUDI KELAYAKAN
( Secara teknis, ekonomis, dan lingkungan )

ARSIP

LAYAK
TAHAP PERSIAPAN/ KONSTRUKSI
PENAMBANGAN
PENGOLAHAN
PELEBURAN/ METALURGI

PENGANGKUTAN

REKLAMASI DAN CSR/ COMDEV

TIDAK LAYAK

PENUTUPAN TAMBANG
PEMASARAN
KEGIATAN PASCA TAMBANG

GAMBAR DIAGRAM ALIR PERTAMBANGAN

PROSPEKSI & EKSPLORASI


Prospeksi/ Studi tinjau/ Penyelidikan umum adalah kegiatan pencarian
bahan galian:
untuk mengetahui ada atau tidaknya bahan galian disuatu tempat.
memperkirakan kuantitasnya (sumber daya).
Eksplorasi adalah kegiatan untuk menyelidiki:
keberadaan bahan galian dan penyebarannya.
Kualitas bahan galian.
Menghitung kuantitasnya (cadangan).
Sistematika penelitian:
Cara langsung (cara konvensional)
Cara tidak langsung (cara inkonvensional)

Penelitian secara langsung :


1.
Pencarian singkapan
2.
Pendulangan (panning)
3.
Paritan (trenching)
4.
Sumur uji (test pitting)
5.
Dengan tenaga air (hydroulick prospecting)
6.
Pemboran (boring/drilling)
Penelitian secara tidak langsung :
Menggunakan alat bantu untuk melihat anomal sifat fisik dari bumi seperti cepat rambat
gelombang, daya hantar listrik, gaya magnetik dan gaya gravitasi. Nilai dari anomali yang
muncul tersebut kemudian diperkirakan sebagai ragam endapan bahan galian yang
terkandung didalam bumi. Metode yang digunakan sebagai berikut :
1.

Geoseismik

2.

Geolistrik

3.

Geomagnet

4.

Gravimetri

Klasifikasi Sumberdaya dan


Cadangan
KELAYAKAN

(menurut McKelvey, 1973)

Penemuan
Sumberdaya
(Discovered)

CADANGAN
MUNGKIN
(Possible)

CADANGAN
TERKIRA
(Probable)

Sumberdaya

EKONOMIS
Sumberdaya

PARA MARGINAL
MARGINAL

CADANGAN
TERBUKTI
(Proved)

Sumberdaya
Sumberdaya
Umum

Tereka
Terunjuk
(Inferred, Discovered) (Indicated)

TINGKAT KETELITIAN DATA

Terukur
(Measured)

KRITERIA DAN KLASIFIKASI SUMBERDAYA MINERAL DAN CADANGAN


(Diadopsi dari United Nation Internasional Framework Classification for Reserves/Resourses : Solid Fuels and Mineral Commodities, 1996, AMANDEMEN 1
SNI 13-4726-1998/Amd 1: 1999)

Tahap Eksplorasi
EKSPLORASI
RINCI
(Detail Exploration)
Kelayakan

EKSPLORASI UMUM
PROSPEKSI
(General Exploration)
(Prospection)

SURVEI TINJAU
(Reconnais

1.

Cadangan Mineral
Terbukti
STUDI (Proved Mineral Reserve)
KELAYAKAN
(111)
DAN ATAU
LAPORAN
2. Sumber Daya Mineral
PENAMBANGAN
Kelayakan
(211)

STUDI PRA
KELAYAKAN

1. Cadangan Mineral Terkira


(Probable Mineral Reserve)
(121) + (122)
2. Sumber Daya Mineral Pra Kelayakan
(Prefeasibility Mineral Resource)

1-2. Sumber Daya Mineral


Terukur
STUDI
GEOLOGI(Measure Mineral
Resource)
(331)

Tinggi
ori Ekonomis : 1 = ekonomis

1-2. Sumber Daya Mineral


Tertunjuk
(Indicated Mineral
Resource)
(332)

1-2. Sumber Daya


Mineral Tereka
(Inferred
Mineral Resource)
(333)

Tingkat Keyakinan Geologi


2 = berpotensi ekonomis

1-2. Sumber Day


Mineral
Hipotetik
(Reconnaissa
Mineral Resour
(334)

R
1-2 = ekonomis ke berpotensi ekonomis (berintrinsik ekon

Anda mungkin juga menyukai