Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Geologi Ekonomi dan Bahan Galian
Disusun oleh:
NURUL ELWINDHA
1017007
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Bijih timbal dapat ditemukan pada mineral galena karena memiliki komposisi kimia
PbS. Galena merupakan bijih utama timbal (timah hitam) dan ditambang di banyak negara.
Dalam bisnis perdagangan logam, Timbal (Pb) merupakan salah satu jenis logam yang
banyak dibutuhkan. pemanfaatan timbal banyak digunakan pada baterai, selubung kabel,
manufaktur mesin, galangan kapal, industri ringan, oksida timbal, proteksi radiasi dan
industri lainnya.
logam timbal yang diperkirakan berasal dari 7000–6500 SM telah ditemukan di Turki
bisa jadi ini adalah kali pertama manusia mengekstraksi logam dari bijihnya melalui
teknik peleburan. Bangsa Mesir Kuno adalah bangsa pertama yang menggunakan mineral
timbal sebagai kosmetika, dan praktik inipun menyebar ke Yunani Kuno dan daerah-daerah
lain. Bangsa Mesir Kuno bisa jadi juga menggunakan timbal untuk pemberat jaring
penangkap ikan, kaca, email porselen, dan sebagai hiasan.
Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu (sekitar
6400 SM) hal ini disebabkan logam timbal terdapat diberbagai belahan bumi, selain itu
timbal mudah di ekstraksi dan mudah dikelola. Unsur ini telah lama diketahui dan
disebutkan di kitab Exodus. Para alkemi mempercayai bahwa timbal merupakan unsur tertua
dan diasosiasikan dengan planet Saturnus. Timbal alami, walau ada jarang ditemukan di
bumi.
Bijih logam timbal (Pb) dapat terbentuk dalam cebakan-cebakan seperti stratabound
sulfida massif, replacement, urat, sedimentasi, dan metasomatisma kontak. Dimana timbal
tersebut membentuk jalur di antara rekahan batuan beku dan metamorf. Singkapan mineral
timbal bisa terlihat di lereng bukit atau tepian sungai di daerah batuan metamorf. Genesa
bahan galian timbal secara umum mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses
pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor
pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls). Dalam urat hidrotermal dengan
sfalerit. Seperti impregnations di batu pasir (sedimen). Juga umum di kapur sebagai
contactpneumatotic occurencies.
Timbal didapatkan dari galena (PbS) dengan proses pemanggangan. Melalui proses
geologi, Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Pada umumnya Pb berdisosiasi dengan
Zn, Cu, dan As. Bijih Pb yang pada mulanya diperoleh dari hasil penambangan mengandung
sekitar 3-10% Pb, kemudian dipekatkan lagi hingga 40% sehingga diperoleh logam timbal
murni. Anglesite, cerussite, dan minim adalah mineral-mineral timbal yang lazim
ditemukan.
Provinsi Lokasi
DI. Aceh K. Beureung, K. Isep, Pasir Putih, Lokop, Aceh Timur
Sumatra Utara Bululaga, Nias, Sihajo, Nusa Bargot, Muara Soma, Ulu Aek,
Paneme Estella, Paguran Si Ayu, Bukit Pionggu, Malilir, G.
Marisi, Sidingin.
Sumatra Barat Sumpu, Balung, Batang Bio, Bata Menjulur, Lubuh Selasih, S.
Talang, S. Pagu, Bulangsi, Tepan, Mangani, G. Arum, Pasaman.
Bengkulu S. Ipuh Panjang, G. Batu Berulis, Aer Panejun, Aer Saleh, Aer
Piatu, Aer Bagus, Tabrak Tempilang, Aer Anget, Aer Limpure,
Cepei, Aer Kidurung, Aer Loh, Muara Impu Tanah, Lebong
Simpang, Lebong Donok, Lebong Sulit, Lebong Kandis, Simau,
Tambang Sawah.
Sumatra Selatan S. Tuboh, Aer Kukus, Aer Seri, Bukit Lajah, Kikim Besar.
Lampung Rajabasa, G. Rantai.
Bangka Belitung Tanjung Pandan, Membolang, Dendang, Gantung, Manggar,
Kelapa Kampit.
Banten Cirotan, Cikotok, Panggarangan, Pandeglang, Serang.
Jawa Barat G. Parang, G. Sawal, Tasikmalaya, Cianjur, Sukabumi,
Jawa Tengah Wonogiri
Jawa Timur Janglot, Dawuhan, Kedungpiring, Tegalrejo, Domasan, Kalitelu,
Kasihan, Brungkah, Batu Ulu, Ponorogo.
Kalimantan Barat Mandoe, Bengkayang, S. Samarayak, Ketapang
Kalimantan Tengah Sampit
Kalimantan Timur S. Mara
Sulawesi Selatan Sasak, Masupu, Bobohan.
Nusa Tenggara Barat Desa Rambita, Lentek, Lombok Tengah.
Nusa Tenggara Timur Hulu W. Rango, Omesuri, Laibunggi, Ujung Selatan bag. Barat P.
Sumba, Worgilli-Prabur, Maikawada, Taneman, Kunamen,
Mamenang, Pido, Taramen, Wakapasir.
Sedangkan cadangan timbal di Indonesia, dari data yang dimiliki oleh Pusat Sumber
Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (2019), pada tahun 2018 mencapai 11.53 juta ton
dengan sumber daya 365.52 juta ton.
BAB IV
MANFAAT TIMBAL
Ekstraksi logam Timbal yang secara konvensional adalah lewat jalur Pirometallurgi,
biasanya dapat menghasilkan pencemaran udara dalam bentuk emisi gas SO2, uap, dan debu
logam Timbal. Ada 4 tahap pirometalurgi untuk mendapatkan logam timbal, yaitu:
1. Roasting
2. Smelting
3. Converting
4. Refining
Dengan semakin ketatnya persyaratan ambang batas yang diizinkan untuk polutan,
maka perlu dicari altematif lain. Salah satu alternatif tersebut adalah lewat jalur
hidroelektrometallurgi. Jika menggunakan Hidrometalurgi dalam mengolah Pb dalam
jumlah besar akan banyak menghabiskan biaya, sehingga tidak akan ekonomis. Namun
dengan Pirometalurgi akan bisa menghasilkan gas SO2, uap, dan debu logam Timbal,
sehingga akan bisa menyebabkan polusi. Jadi, untuk mengekstrak dalam jumlah sedang
masih ekonomis dengan menggunakan Pirometalurgi. Belakangan ini, logam timbal sudah
ditekan produksinya. Penelitian untuk pengganti material timbal pada beberapa komponen
sudah sangat digencarkan. Hal ini terkait dengan sifat logam Pb yang tidak ramah
lingkungan. Penelitian lebih lanjut adalah mencari cara mengolah limbah logam Pb tersebut
supaya bisa dimanfaatkan kembali atau setidaknya mengurangi efek buruk bagi
lingkungannya.
Daftar Pustaka
Slide Kuliah Metalurgi Ekstraksi 1, Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi Soedarsono, DEA, Departemen
Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.